NIM : 2108112
2. Politik
Munculnya organisasi internasional, yang anggotanya berasal dari berbagai negara di dunia.
Misalnya ASEAN yang anggotanya berasal dari negara di Asia Tenggara, PBB yang
anggotanya berasal dari berbagai negara di dunia, dan lainnya. Kerja sama internasional
Selain organisasi internasional, globalisasi di bidang politik juga menimbulkan kerja sama
internasional. Kerja sama ini dapat terjalin secara bilateral ataupun multilateral.
3. Ekonomi
Kebebasan berinvestasi Era globalisasi menyebabkan banyak pengusaha bisa berinvestasi
secara bebas di bidang usaha dan di negara manapun. Contohnya perusahaan makanan asal
luar negeri yang membuka cabangnya di Indonesia. Mengonsumsi barang impor Adanya
globalisasi memudahkan masyarakat untuk bisa membeli dan mengonsumsi barang dari luar
negeri
4. Sosial-Budaya
Pertukaran budaya Globalisasi menyebabkan adanya pertukaran budaya. Artinya budaya di
suatu negara dapat mudah masuk ke negara lainnya. Apabila tidak disikapi dengan baik,
budaya asli suatu negara dapat tergerus atau hilang. Masyarakat semakin heterogen
Globalisasi dalam bidang sosial budaya membuat masyarakat semakin heterogen. Artinya
masyarakat berasal dari berbagai latar belakang berbeda, tidak hanya dari golongan atau
kelompok tertentu.
Dampak Negatif:
2. Politik
Dampak Positif:
Masyarakat dapat menggunakan hak berpolitik dengan bebas.
Hak Asasi Manusia semakin diakui keberadaannya.
Masyarakat dapat menggunakan haknya secara langsung
Dampak Negatif:
Dampak Negatif:
Ketimpangan Pendapatan
Monopoli dan Oligopoli di Tingkat Global
Penurunan Standar Lingkungan Persaingan
Produk Lokal Kalah Saing
4. Sosial-Budaya
Dampak Positif:
Masyarakat sangat menghargai hak asasi manusia.
Semakin tinggi rasa solidaritas antar negara.
Meningkatnya taraf pendidikan suatu negara.
Meningkatnya keinginan untuk meningkatkan kualitas diri di kalangan masyarakat.
Ilmu pengetahuan dan teknologi mengalami globalisasi.
Dampak Negarif:
5. Pertahanan-Keamanan
Dampak Positif :
Supremasi hukum, demokratisasi semakin menguat
Supremasi sipil dengan menempatkan polisi dan tentara sebagai penjaga keamanan,
kedaulatan, dan ketertiban negara yang profesional semakin kuat
Timbulnya hubungan kerja sama antar bangsa, terutama di bidang pertahanan dan
keamanan baik kerja sama regional, bilateral, ataupun internasional
Dampak Negatif :
Peran masyarakat dalam upaya menjaga keamanan, kedaulatan, serta ketertiban negara
semakin menipis karena masyarakat menganggap itu sudah menjadi tanggung jawab
polisi dan tentara
Pesatnya proses perubahan dunia membuat pola pikir masyarakat terpengaruh,
Teknologi yang terus menerus mengalami kemajuan digunakan oleh kelompok penjahat
internasional untuk menjalankan misinya diberbagai negara untuk mencapai tujuan
dengan mudah.
Kerugian globalisasi
Memicu terjadinya offshoring
Mendorong penyebaran dan penularan penyakit
Menciptakan sistem politik baru
Memicu kesenjangan konsumsi sumber daya
Berdampak negatif terhadap lingkungan
3. Ekonomi
Sistem ekonomi dikembangkan untuk memperkuat produksi dalam negeri
sehingga perekonomian rakyat bisa menguat.
Sektor pertanian dijadikan prioritas utama. Sebab sebagian besar penduduk
Indonesia bermata pencaharian sebagai petani.
Perkonomian harus berorientasi pada kesejahteraan rakyat.
Tidak menggantungkan diri pada organisasi multilateral, seperti IMF dan bank
dunia. Mengoptimalkan bahan baku yang ada di dalam negeri sehingga tidak
bergantung pada impor.
4. Sosial-Budaya
Penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi yang diimbangi dengan penguatan
iman dan taqwa.
Penguatan tentang budaya dan wawasan nusantara melalui pendidikan formal.
Meningkatkan rasa nasionalisme dan menguatkan konsep Bhinneka Tunggal Ika.
Melakukan penyaringan budaya dengan menggunakan nilai-nilai yang terkandung
dalam pancasila.
5. Pertahanan-Keamanan
Upaya mengatasi ancaman di bidang pertahanan dan keamanan tidak hanya menjadi
tanggung jawab aparat keamanan, tetapi merupakan tanggung jawab seluruh warga
negara Indonesia. Untuk mengatasi ancaman militer, Indonesia menggunakan sistem
pertahanan bersifat semesta. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23
Tahun 2019, sistem pertahanan bersifat semesta melibatkan seluruh sumber daya
nasional yang dipersiapkan secara dini oleh pemerintah untuk menegakkan kedaulatan
negara, menjaga keutuhan wilayah, dan keselamatan segenap bangsa dari segala
bentuk ancaman.