OLEH :
NURUL REZQI AMALIAH
C111 11 314
PEMBIMBING :
dr. Nildawati
SUPERVISOR:
dr. Husaini Umar, Sp.PD, K-EMD
Supervisor Pembimbing
1.1 DEFINISI
Menurut American College of Rheumatology, gout adalah suatu penyakit dan
potensi ketidakmampuan akibat radang sendi yang sudah dikenal sejak lama,
gejalanya biasanya terdiri dari episodik berat dari nyeri infalamasi satu sendi.1
Penyakit artritis gout adalah salah satu penyakit inflamasi sendi yang paling
sering ditemukan, ditandai dengan penumpukan kristal monosodium urat di dalam
ataupun di sekitar persendian. Monosodium urat ini berasal dari metabolisme purin.
Hal penting yang mempengaruhi penumpukan kristal adalah hiperurisemia dan
saturasi jaringan tubuh terhadap urat. Apabila kadar asam urat di dalam darah terus
meningkat dan melebihi batas ambang saturasi jaringan tubuh, penyakit artritis gout
ini akan memiliki manifestasi berupa penumpukan kristal monosodium urat secara
mikroskopis maupun makroskopis berupa tophi (Mandel, 2008).1
Dua etiologi yang menyebabkan keadaan hiperurisemia adalah ekskresi asam
urat menurun (90% pasien) atau sintesis asam urat meningkat (10% pasien). Keadaan
ekskresi asam urat yang menurun terdapat pada pasien-pasien dengan penyakit ginjal,
penyakit jantung, terapi obat-obatan seperti diuretik, dan penurunan fungsi ginjal
karena usia. Sedangkan keadaan sintetis asam urat meningkat terdapat pada pasien-
pasien dengan predisposisi genetik, diet tinggi purin, dan konsumsi alkohol.1
B. ANAMNESIS
Keluhan Utama : Bengkak dan nyeri pada persendian
Anamnesis Terpimpin :
Bengkak dan nyeri pada persendian dialami sejak 2 hari yang lalu. Nyeri pada
sendi kedua tangan, lutut dan kaki terutama bila digerakkan. Nyeri sebelumnya
ada, tapi tidak berat semenjak 3 tahun yang lalu. Riwayat demam ada, dialami 2
hari yang lalu, bersamaan dengan timbulnya nyeri pada sendi-sendi. Saat ini nyeri
kepala (-). batuk (-) batuk darah (-), sesak nafas (-), nyeri dada (-), riwayat sesak
dan nyeri dada sebelumnya (-), mual (-), muntah (-), nyeri ulu hati (-), riwayat
nyeri ulu hati (-), nafsu makan biasa. Buang air besar saat ini lancar 2 kali sehari
berwarna kuning konsistensi lunak. Buang air kecil lancar berwarna kuning
jernih.
Riwayat asam urat tinggi (+) sejak 3 tahun yang lalu. Riwayat penyakit
rematik dan asam urat dalam keluarga (-)
Riwayat batu ginjal ada (+) sejak 1 bulan yang lalu. Pasien sedang menjalani
hemodialisa sejak 1 bulan yang lalu, 3 kali seminggu.
Riwayat DM tidak diketahui. Riwayat DM pada keluarga (-). Riwayat jika
mendapatkan luka sukar sembuh (-)
Riwayat Hipertensi (-).
Riwayat penyakit jantung (-). Riwayat penyakit jantung pada keluarga (-)
Riwayat batuk lama (-), Riwayat OAT (-)
Riwayat minum obat diuretik (+)
Riwayat minum anti-purin (-)
Riwayat merokok (-)
Riwayat penyakit maag (-)
Riwayat minum minuman beralkohol (-)
Riwayat penyakit kuning (-)
Riwayat benjolan (+) pada kedua tangan, lutut, dan kaki.
C. PEMERIKSAAN FISIS
Status Present:
Sakit Sedang/Gizi Cukup/ Compos mentis
BB= 50 kg; TB= 160 cm; LLA=22 cm; IMT=19,53 kg/m2 (normal)
Tanda Vital:
Tensi : 110/60 mmHg
Nadi : 88 kali/ menit (Reguler, kuat angkat)
Pernapasan : 20 kali/ menit (Thoracoabdominal)
o
Suhu : 37 C (axilla)
Kepala:
Ekspresi : Normal
Simetris Muka : Simetris kiri dan kanan
Deformitas : (-)
Rambut : Hitam, lurus, sulit dicabut
Mata:
Eksoptalmus/ Enoptalmus: (-)
Gerakan : Kesegala arah
Tekanan Bola Mata : Tidak dilakukan pemeriksaan
Kelopak Mata : Edema palpebra (-), ptosis (-)
Konjungtiva : Anemis (+)
Sklera : Ikterus (-)
Kornea : Jernih, reflex kornea (+)
RCTL +/+
Telinga:
Tophi : (-)
Pendengaran : Tidak ada kelainan
Nyeri Tekan di Proc. Mastoideus : (-)
Hidung:
Perdarahan : (-)
Sekret : (-)
Mulut:
Bibir : Kering (-), stomatitis (-)
Gigi Geligi : Karies (-)
Gusi : Candidiasis oral (-), perdarahan (-)
Farings : Hiperemis (-)
Tonsil : T1 – T1, hiperemis (-)
Lidah : Kotor (-)
Leher:
Kel. Getah Bening: Tidak teraba, nyeri tekan (-)
Kel. Gondok : Tidak ada pembesaran, nyeri tekan (-)
DVS : R+2 cmH2O
Pembuluh Darah : Bruit (-)
Kaku Kuduk : (-)
Tumor : (-)
Dada:
- Inspeksi : Simetris hemithoraks kiri dan kanan
- Bentuk : Normothoraks
- Pembuluh Darah : Bruit (-)
- Buah Dada : Tidak ada kelainan
- Sela Iga : Tidak ada pelebaran
- Lain-lain : Barrel chest (-), pigeon chest (-),
massa tumor (-)
Paru:
o Palpasi:
Fremitus Raba : Kiri = Kanan
Nyeri Tekan : (-)
o Perkusi:
Paru Kiri : Sonor
Paru Kanan : Sonor
Batas Paru Hepar : ICS V-VI anteriordextra
Batas Paru Belakang Kanan :Vertebra thorakal X dextra
Batas Paru Belakang Kiri :Vertebra thorakal XI sinistra
o Auskultasi:
Bunyi Pernapasan :Vesikuler
Bunyi Tambahan :
Ronkhi - - Wheezing - -
- - - -
- - - -
Jantung:
o Inspeksi : Ictus cordis tidak tampak
o Palpasi : Ictus cordis tidak teraba
o Perkusi : Pekak, batas jantung kesan normal (batas jantung
kanan:linea parasternalis dextra, batas jantung kiri: linea
midclavicularis sinistra)
o Auskultasi :
BJ I/II : Murni reguler
Bunyi Tambahan : Bising (-)
Perut:
o Inspeksi : Datar, ikut gerak napas
o Palpasi : Massa tumor (-), nyeri tekan epigastrik (-)
Hati : Tidak teraba
Limpa : Tidak teraba
Ginjal : Ballotement (-)
Lain-lain : Kulit tidak ada kelainan
o Perkusi : Timpani (+) , Shifting dullness (-)
o Auskultasi : Peristaltik (+) kesan normal
Alat Kelamin : Tidak dilakukan pemeriksaan
Anus dan Rektum : Tidak ada kelainan
Punggung : Skoliosis (-), kifosis (-), lordosis (-)
o Palpasi : Gibbus (-)
o Nyeri Ketok : (-)
o Auskultasi : Rh -/- Wh -/-
o Gerakan : Dalam batas normal
Ekstremitas
- Tampak benjolan pada manus dextra sinistra, kontraktur digiti
I,II,III,IV,V manus dextra, genu dextra sinistra, dan pedis dextra sinistra.
Nyeri tekan pada benjolan (+)
Hasil Pemeriksaan Laboratorium
E. PROGNOSIS
Ad Vitam : Dubia et malam
Ad Functionem : Dubia et malam
Ad Sanationem : Dubia et malam
FOLLOW UP HARIAN
Tanggal Perjalanan Penyakit Instruksi Dokter
H-1 Perawatan Hari I P:
- Diet rendah purin,
7/4/2015 S: bengkak dan nyeri pada sendi kedua
garam, kalium, dan
T :110/60 tangan, lutut dan kaki (+), Demam (-)
protein 1 gr/ kgBB/
N: 88x batuk (-),sesak (-) Mual (-) muntah (-)
hari
P:20x nyeri ulu hati (-).
- Meloxicam
S: 37°C BAK : Lancar kesan normal berwarna
7,5mg/12jam/oral
kuning jernih - Recolfar
BAB : Biasa, warna kuning konsistensi 0,5mg/8jam/oral
- Paracetamol
lunak.
1gr/8jam/drips
O: SS/GC/CM
- Ceftriaxon
Kep: Anemis (+), ikterus (-),
2gr/24jam/intravena
sianosis(-) - Cosmofer 100mg,
DVS : R+2 cmH2O 2x/minggu
- HD reguler
Thorax: Rh (-/-), Wh (-/-)
3x/minggu
Cor: BJ I/II murni reguler
Abd:H/L TTB, NT epigastrik (-),
peristaltik (+) N
Ext: Tampak benjolan pada manus
dextra sinistra, kontraktur digiti
I,II,III,IV,V manus dextra, genu dextra
sinistra, dan pedis dextra sinistra. Nyeri
tekan pada benjolan (+)
A: - Arthritis Gout Eksaserbasi Akut
dd/ Arthritis Septik
- End Stage Renal Disease G5A3 et
causa Nefropati Obstruksi on HD
reguler
- Anemia causa penyakit kronik +
defisiensi Fe
H-2 Perawatan Hari II P:
8/4/2015 - Diet rendah purin,
S: bengkak dan nyeri pada sendi kedua
T : 120/80
garam, kalium, dan
N: 80x/i tangan, lutut dan kaki (+), Demam (-)
P: 20x/i protein 1 gr/ kgBB/
batuk (-),sesak (-) Mual (-) muntah (-)
S: 36.7°C
hari
nyeri ulu hati (-).
- Meloxicam
BAK : Lancar kesan normal berwarna
7,5mg/12jam/oral
kuning jernih - Recolfar
BAB : Biasa, warna kuning konsistensi 0,5mg/8jam/oral
- Paracetamol
lunak.
1gr/8jam/drips
O: SS/GC/CM
- Ceftriaxon
Kep: Anemis (+), ikterus (-),
2gr/24jam/intravena
sianosis(-) - Cosmofer 100mg,
DVS : R+2 cmH2O 2x/minggu
- HD reguler
Thorax: Rh (-/-), Wh (-/-)
3x/minggu
Cor: BJ I/II murni reguler
Abd:H/L TTB, NT epigastrik (-),
peristaltik (+) N
Ext: Tampak benjolan pada manus
dextra sinistra, kontraktur digiti
I,II,III,IV,V manus dextra, genu dextra
sinistra, dan pedis dextra sinistra. Nyeri
tekan pada benjolan (+)
A: - Arthritis Gout Eksaserbasi Akut
dd/ Arthritis Septik
- End Stage Renal Disease G5A3 et
causa Nefropati Obstruksi on HD
reguler
- Anemia causa penyakit kronik +
defisiensi Fe
H-3 Perawatan Hari III P:
9/4/2015
S: bengkak dan nyeri pada sendi kedua - Diet rendah purin,
T: 110/70
N: 84x/i tangan, lutut dan kaki (+), Demam (-) garam, kalium, dan
P: 20x/i
batuk (-),sesak (-) Mual (-) muntah (-) protein 1 gr/ kgBB/
S: 37°C
nyeri ulu hati (-). hari
- Meloxicam
BAK : Lancar kesan normal berwarna
7,5mg/12jam/oral
kuning jernih
- Recolfar
BAB : Biasa, warna kuning konsistensi
0,5mg/8jam/oral
lunak. - Paracetamol
O: SS/GC/CM 1gr/8jam/drips
- Ceftriaxon
Kep: Anemis (+), ikterus (-),
2gr/24jam/intravena
sianosis(-)
- Cosmofer 100mg,
DVS : R+2 cmH2O
2x/minggu
Thorax: Rh (-/-), Wh (-/-) - HD reguler
Cor: BJ I/II murni reguler 3x/minggu
Abd:H/L TTB, NT epigastrik (-),
peristaltik (+) N
Ext: Tampak benjolan pada manus
dextra sinistra, kontraktur digiti
I,II,III,IV,V manus dextra, genu dextra
sinistra, dan pedis dextra sinistra. Nyeri
tekan pada benjolan (+)
A: - Arthritis Gout Eksaserbasi Akut
dd/ Arthritis Septik
- End Stage Renal Disease G5A3 et
causa Nefropati Obstruksi on HD
reguler
- Anemia causa penyakit kronik +
defisiensi Fe
H-4 S: bengkak dan nyeri pada sendi kedua P:
9/4/2015
tangan, lutut dan kaki (+), Demam (-) - Diet rendah purin,
T : 120/60
N: 84x/i batuk (-),sesak (-) Mual (-) muntah (-) garam, kalium, dan
P: 24x/i
nyeri ulu hati (-). protein 1 gr/ kgBB/
S: 36,5°C
BAK : Lancar kesan normal berwarna hari
- Meloxicam
kuning jernih
7,5mg/12jam/oral
BAB : Biasa, warna kuning konsistensi
- Recolfar
lunak.
0,5mg/8jam/oral
O: SS/GC/CM - Paracetamol
Kep: Anemis (+), ikterus (-), 1gr/8jam/drips
- Ceftriaxon
sianosis(-)
2gr/24jam/intravena
DVS : R+2 cmH2O
- Cosmofer 100mg,
Thorax: Rh (-/-), Wh (-/-)
2x/minggu
Cor: BJ I/II murni reguler - HD reguler
Abd:H/L TTB, NT epigastrik (-), 3x/minggu
peristaltik (+) N
Ext: Tampak benjolan pada manus
dextra sinistra, kontraktur digiti
I,II,III,IV,V manus dextra, genu dextra
sinistra, dan pedis dextra sinistra. Nyeri
tekan pada benjolan (+)
A: - Arthritis Gout Eksaserbasi Akut
dd/ Arthritis Septik
- End Stage Renal Disease G5A3 et
causa Nefropati Obstruksi on HD
reguler
- Anemia causa penyakit kronik +
defisiensi Fe
H-5 S: bengkak dan nyeri pada sendi kedua P:
10/4/2015
tangan, lutut dan kaki (+), Demam (-) - Diet rendah purin,
T: 120/60
N: 88x/i batuk (-),sesak (-) Mual (-) muntah (-) garam, kalium, dan
P: 24x/i
nyeri ulu hati (-). protein 1 gr/ kgBB/
S: 36,7°C
BAK : Lancar kesan normal berwarna hari
- Meloxicam
kuning jernih
7,5mg/12jam/oral
BAB : Biasa, warna kuning konsistensi
- Recolfar
lunak.
0,5mg/8jam/oral
O: SS/GC/CM - Paracetamol
Kep: Anemis (+), ikterus (-), 1gr/8jam/drips
- Ceftriaxon
sianosis(-)
2gr/24jam/intravena
DVS : R+2 cmH2O
- Cosmofer 100mg,
Thorax: Rh (-/-), Wh (-/-)
2x/minggu
Cor: BJ I/II murni reguler - HD reguler
Abd:H/L TTB, NT epigastrik (-), 3x/minggu
peristaltik (+) N
Ext: Tampak benjolan pada manus
dextra sinistra, kontraktur digiti
I,II,III,IV,V manus dextra, genu dextra
sinistra, dan pedis dextra sinistra. Nyeri
tekan pada benjolan (+)
A: - Arthritis Gout Eksaserbasi Akut
dd/ Arthritis Septik
- End Stage Renal Disease G5A3 et
causa Nefropati Obstruksi on HD
reguler
- Anemia causa penyakit kronik +
defisiensi Fe
BAB III
DISKUSI
Pasien laki-laki, 56 tahun, MRS dengan keluhan utama bengkak dan nyeri pada
persendian memberat dialami sejak 2 hari yang lalu. Nyeri pada sendi kedua tangan,
lutut dan kaki terutama bila digerakkan. Nyeri sebelumnya ada, tapi tidak berat
smenjak 3 tahun yang lalu. Terdapat tofus di manus dextra sinistra, kontraktur digiti
I,II,III,IV,V manus dextra, genu dextra sinistra, dan pedis dextra sinistra. Nyeri tekan
pada tofus (+)
Saat ini nyeri kepala (-). batuk (-) batuk darah (-), sesak nafas (-), nyeri dada (-),
riwayat sesak dan nyeri dada sebelumnya (-), mual (-), muntah (-), nyeri ulu hati (-),
riwayat nyeri ulu hati (-), nafsu makan biasa. Buang air besar saat ini lancar 2 kali
sehari berwarna kuning konsistensi lunak. Buang air kecil lancar berwarna kuning
jernih.
Riwayat asam urat tinggi (+) sejak 3 tahun yang lalu. Riwayat penyakit
rematik dan asam urat dalam keluarga (-). Riwayat batu ginjal ada (+) sejak 1 bulan
yang lalu. Pasien sedang menjalani hemodialisa sejak 1 bulan yang lalu, 3 kali
seminggu. Riwayat minum obat diuretik (+). Riwayat minum anti-purin (-). Riwayat
benjolan (+) pada kedua tangan, lutut, dan kaki. Riwayat penyakit lain tidak ada.
Pada pemeriksaan fisis didapatkan anemis (+).
Pada pemeriksaan laboratorium didapatkan peningkatan leukosit tanda-tanda
infeksi, peningkatan kadar asam urat dan peningkatan ureum dan kreatinin
menandakan adanya gangguan fungsi ginjal.
Pada foto pedis, foto genu bilateral, dan foto thorax tidak ditemukan adanya
kelainan.
Berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisis, dan pemeriksaan penunjang lainnya,
maka pasien ini didiagnosis sebagai Gout artritis kronik bertofus eksaserbasi akut +
End Stage Renal Disease on Hemodialisa Reguler.
Diagnosis Artritis gout pada pasien ini didasarkan pada Kriteria Diagnosis Gout
Arthritis oleh subkomite The American Rheumatism Association, dimana kriteria
diagnostik untuk gout arthritis adalah:
1) Adanya kristal urat yang khas dalam cairan sendi.
2) Tofi terbukti mengandung kristal urat berdasarkan pemeriksaan kimiawi dan
mikroskopik dengan sinarterpolarisasi.
3) Sekurang-kurangnya harus memenui 6 gejala di bawah ini
a. Lebih dari sekali mengalami serangan arthritis akut
b. Terjadi peradangan secara maksimal dalam satu hari
c. Oligoarthritis (jumlah sendi yang meradang kurang dari 4)
d. Kemerahan di sekitar sendi yang meradang
e. Sendi metatarsophalangeal pertama (ibu jari kaki) terasa sakit atau membengkak
f. Serangan unilateral (satu sisi) pada sendi metatarsophalangeal pertama
g. Serangan unilateral pada sendi tarsal (jari kaki)
h. Tofi (deposit besar dan tidak teratur dari natrium urat) di kartilago artikular
(tulang rawan sendi) dankapsula sendi
i. Hiperurisemia (kadar asam urat dalam darah pria lebih dari 7,5 mg/dL dan pada
wanita lebih dari 6mg/dL)
j. Pembengkakan sendi secara asimetris (satu sisi tubuh saja)
k. Serangan arthritis akut berhenti secara menyeluruh.
Diagnosis gout ditetapkan ketika didapatkan kriteria 1 dan/atau kriteria 2 dan/atau 6
atau lebih poin pada kriteria 3.3
Pada pasien ini memenuhi kriteria 3a,b,c,d,e,f,h,i,k (memenuhi lebih dari 6 poin
pada kriteria 3).
Secara umum penatalaksanaan atritis gout adalah memberikan edukasi,
pengaturan diet, istirahat sendi dan pengobatan farmakologis. Pengobatan dilakukan
secara dini agar tidak terjadi kerusakan sendi ataupun komplikasi lain, misalnya pada
ginjal. Pengbatan arthritis gout akut bertujuan menghilangkan nyeri sendi dan
peradangan dengan obat-obat antara lain dengan kolkisin, obat anti-inflamasi non-
steroid (OAINS), kortikosteroid, atau hormon ACTH. Obat penurun asam urat seperti
alopurinol atau obat urikosurik tidak boleh diberikan pada stadium akut. Namun pada
pasien yang telah rutin mendapatkan obat penurun asam urat, sebaiknya tetap
diberikan. Pemberian kolkisin dosis standar utnuk arthritis gout akut secara oral 3-4
kali, 0,5-0,6 mg per hari dengan dosis maksimal 6 mg. Pemberian OAINS dpaat pula
diberikan. Dosis tergantung dari jenis OAINS yang dipakai. Di samping efek anti
inflamasi obat ini juga mempunyai efek analgetik. Jenis OAINS yang banyak
digunakan pada arthritis gout adalah indometasin. Dosis obat ini adalah 150-
200mg/hari selama 2-3 hari dan dilanjutkan 75-100mg/hari sampai minggu
berikutnya atau sampai nyeri atau peradangan berkurang. Kortikosteroid dan ACTH
diberikan apabila kolkisin dan OAINS tidak efektif atau merupakan kontraindikasi
pada gout dapat diberikan oral atau parenteral. Indikasi pemberian adalah pada
arthritis gout yang akut yang mengenai banyak sendi (poliartikular). Pada stadium
interkritik dan menahun tujuan pengobatan adalah untuk menurunkan kadar asam urat
sampai kadar normal guna mencegah kekambuhan. Penurunan kadar asam urat
dilakukan dengan pemberian diet rendah garam dan pemakaian obat allopurinol
bersama dengan obat urikosurik yang lain.4
Nyeri merupakan keluhan utama pasien rematik, dalam hal ini gout arthritis.
Nyeri pada penyakit rematik umumnya karena inflamasi. Untuk menghilangkan dan
meringankan keluhan ini digunakanlah obat yang mampu menghambat proses
inflamasi dan memiliki efek analgesik serta anti piretik yang diklasifikasikan sebagai
Obat Anti Inflamasi Non Steroid (OAINS). Penggunaan OAINS yang kurang
tepat dapat menyebabkan gastropati.4
OAINS dikenal sebagai salah satu faktor yang dapat menyebabkan
kerusakan mukosa lambung baik secara lokal maupun sistemik. Lesi mukosa
lambung tersebut di kenal dengan gastropati . Pasien yang mengalami gastropati
dapat mengalami dispepsia tanpa adanya ulkus, ulkus dengan atau tanpa sindrom
dispepsia, atau bahkan komplikasinya yang berupa perdarahan atau perforasi.4
Dari hasil penelitian didapatkan bahwa pasien yang mendapatkan terapi OAINS
bersamaan dengan obat sitoproteksi tidak ada yang mengalami gejala klinis
gastropati.3 Sehingga terapi pada pasien ini digunakan kombinasi Paracetamol sebagai
OAINS dan omeprazole yang merupakan golongan Proton Pump Inhibitor yang
direkomendasikan oleh FDA (Food and Drug Administration) sebagai terapi dan
pencegahan ulkus lambung akibat penggunaan OAINS jangka panjang.4
BAB IV
TINJAUAN PUSTAKA
1.1 Definisi
Menurut American College of Rheumatology, gout adalah suatu penyakit dan
potensi ketidakmampuan akibat radang sendi yang sudah dikenal sejak lama,
gejalanya biasanya terdiri dari episodik berat dari nyeri infalamasi satu sendi.1
Gout adalah bentuk inflamasi arthritis kronis, bengkak dan nyeri yang paling
sering di sendi besar jempol kaki. Namun, gout tidak terbatas pada jempol kaki, dapat
juga mempengaruhi sendi lain termasuk kaki, pergelangan kaki, lutut, lengan,
pergelangan tangan, siku dan kadang di jaringan lunak dan tendon. Biasanya hanya
mempengaruhi satu sendi pada satu waktu, tapi bisa menjadi semakin parah dan dari
waktu ke waktu dapat mempengaruhi beberapa sendi. Gout merupakan istilah yang
dipakai untuk sekelompok gangguan metabolik yang ditandai oleh meningkatnya
konsentrasi asam urat (hiperurisemia).1
1.2 Epidemiologi
Dalam beberapa dekade terakhir, prevalensi penyakit ini meningkat hampir 2
kali lipat di Amerika. Di Cina, penduduk Cina yang mengalami keadaan
hiperurisemia berjumlah hingga 25%. Hal ini mungkin disebabkan karena gaya hidup
seperti diet purin tinggi, konsumsi alkohol yang berlebihan, dan medikasi-medikasi
lain (Wortman, 2002).5
Alexander (2010) menyatakan prevalensi asam urat (gout) di Amerika serikat
meningkat dua kali lipat dalam populasi lebih dari 75 tahun antara 1990 dan 1999,
dari 21 per 1000 menjadi 41 per 1000. Dalam studi kedua, prevalensi asam uratpada
populasi orang dewasa Inggris diperkirakan 1,4%, dengan puncak lebih dari 7% pada
pria berusia 75 tahun.5
Data yang diperoleh dari Rumah Sakit Nasional Cipto Mangunkusumo Jakarta,
penderita penyakit goutdari tahun ke tahun semakin meningkat dan terjadi
kecenderungan diderita pada usia yang semakin muda. Hal ini tebukti dengan hasil
rekam medik RSCM pada tahun 1993-1995 mengalami kenaikan yaitu padatahun
1993 tercatat 18 kasus, pria 13 kasus dan wanita 5 kasus (1kasus umur 2-25 tahun, 12
kasus umur 30-50 tahun, dan 5 kasus umur >65 tahun). Pada tahun 1995 jumlah
kasus yang tercatat adalah 46 kasus, 37 pria dan 9 wanita, 2 kasus umur 2-25 tahun,
40 kasus umur 30-50 tahun dan 4 kasus umur > 65 tahun (Krisnatuti, 1997).5
Prevalensi penderita asam urat tertinggi di Indonesia berada pada penduduk di
daerah pantai dan yang paling tinggi di daerah Manado – Minaha sebesar 29,2 %
pada tahun 2003dikarenakan kebiasaan atau pola makan ikan dan mengonsumsi
alkohol. Alkohol dapat menyebabkan pembuangan asam urat lewat urine berkurang
sehingga asam uratnya tetap bertahan di dalam darah (Anonim, 2009).5
1.3 Etiologi
1.2.1 Hiperurisemia dan Gout Primer
Hiperurisemia primer adalah kelainan molekular yang masih belum jelas
diketahui. Berdasarkan data ditemukan bahwa 99% kasus adalah gout dan
hiperurisemia primer. Gout primer yang merupakan akibat dari hiperurisemia primer,
terdiri dari hiperurisemia karena penurunan ekskresi (80-90%) dan karena produksi
yang berlebih (10-20%). Hiperurisemia karena kelainan enzim spesifik diperkirakan
hanya 1% yaitu karena peningkatan aktivitas varian dari enzim
phosporibosylpyrophosphatase (PRPP) synthetase, dan kekurangan sebagian dari
enzim hypoxantine phosporibosyltransferase (HPRT). Hiperurisemia primer karena
penurunan ekskresi kemungkinan disebabkan oleh faktor genetik dan menyebabkan
gangguan pengeluaran asam urat yang menyebabkan hiperurisemia.6
1.3.4 Penyakit-Penyakit
Penyakit-penyakit yang sering berhubungan dengan hiperurisemia. Mis.
Obesitas, diabetes melitus, penyakit ginjal, hipertensi, dislipidemia, dsb. Adipositas
tinggi dan berat badan merupakan faktor resiko yang kuat untuk gout pada laki-laki,
sedangkan penurunan berat badan adalah faktor pelindung. (Purwaningsih, 2005)6
1.3.5 Obat-Obatan
Beberapa obat-obat yang turut mempengaruhi terjadinya hiperurisemia. Mis.
Diuretik, antihipertensi, aspirin, dsb. Obat-obatan juga mungkin untuk memperparah
keadaan. Diuretik sering digunakan untuk menurunkan tekanan darah, meningkatkan
produksi urin, tetapi hal tersebut juga dapat menurunkan kemampuan ginjal untuk
membuang asam urat. Hal ini pada gilirannya, dapat meningkatkan kadar asam urat
dalam darah dan menyebabkan serangan gout. Gout yang disebabkan oleh pemakaian
diuretik dapat "disembuhkan" dengan menyesuaikan dosis. Serangan Gout juga bisa
dipicu oleh kondisi seperti cedera dan infeksi.hal tersebut dapat menjadi potensi
memicu asam urat. Hipertensi dan penggunaan diuretik juga merupakan faktor risiko
penting independen untuk gout. (Luk, 2005)6
Aspirin memiliki 2 mekanisme kerja pada asam urat, yaitu: dosis rendah
menghambat ekskresi asam urat dan meningkatkan kadar asam urat, sedangkan dosis
tinggi (> 3000 mg / hari) adalah uricosurik.(Doherty, 2009)6
1.5 Diagnosis
Gold standard dalam menegakkan gout arthritis adalah ditemukannya kristal
urat MSU (Monosodium Urat) di cairan sendi atau tofus. Untuk memudahkan
diagnosis gout arthritis akut, dapat digunakan kriteria dari ACR (American College
Of Rheumatology) tahun 1977 sebagai berikut :
A. Ditemukannya kristal urat di cairan sendi, atau
B. Adanya tofus yang berisi Kristal urat, atau
C. Terdapat 6 dari 12 kriteria klinis, laboratoris, dan radiologis sebagai berikut :
1. Terdapat lebih dari satu kali serangan arthritis akut
2. Inflamasi maksimal terjadi dalam waktu 1 hari
3. Arthritis monoartikuler
4. Kemerahan pada sendi
5. Bengkak dan nyeri pada MTP-1
6. Arthritis unilateral yang melibatkan MTP-1
7. Arthritis unilateral yang melibatkan sendi tarsal
8. Kecurigaan terhadap adanya tofus
9. Pembengkakan sendi yang asimetris (radiologis)
10. Kista subkortikal tanpa erosi (radiologis)
11. Kultur mikroorganisme negative pada cairan sendi7
Yang harus dicatat adalah diagnosis gout tidak bisa digugurkan meskipun
kadar asam urat normal.(Hidayat, 2009)7
1.6 Penatalaksanaan
Secara umum, penanganan gout arthritis adalah memberikan edukasi,
pengaturan diet, istirahat sendi dan pengobatan. Pengobatan dilakukan secara dini
agar tidak terjadi kerusakan sendi ataupun komplikasi lain. Pengobatan gout arthritis
akut bertujuan menghilangkan keluhan nyeri sendi dan peradangan dengan obat-obat,
antara lain: kolkisin, obat antiinflamasi nonsteroid (OAINS), kortikosteroid atau
hormon ACTH. Obat penurun asam urat penurun asam urat seperti alupurinol atau
obat urikosurik tidak dapat diberikan pada stadium akut. Namun, pada pasien yang
secara rutin telah mengkonsumsi obat penurun asam urat, sebaiknya tetap diberikan.
Pada stadium interkritik dan menahun, tujuan pengobatan adalah menurunkan kadar
asam urat, sampai kadar normal, guna mencegah kekambuhan. Penurunan kadar asam
urat dilakukan dengan pemberian diet rendah purin dan pemakaian obat alupurinol
bersama obat urikosurik yang lain. (Putra, 2009)8
Penelitian terbaru telah menemukan bahwa konsumsi tinggi dari kopi, susu
rendah lemak produk dan vitamin C merupakan faktor pencegah gout.(Doherty,
2009)8
DAFTAR PUSTAKA