Visualisasi Berita COVID-19
Visualisasi Berita COVID-19
.
Seorang warga sedang menikmati pagi, lalu Ia menyirami tanamannya.
Warga 1 :”Arrgghhh… Alhamdulillah”
Warga 2 :”Monggo Pak!”
Warga 1 :”Nggih… Monggo”
Warga 1 :”Isuk-isuk hawane ngene, Nduwe bojo ora pangerten. Haaahhhh..!!! Dek”
Istri Warga 1 :” Opo mas?”
Warga 1 :”Kopine”
Istri Warga 1 :”Nggih/Yo sek mas”
Selang beberapa waktu
Istri Warga 1 :”Nyoh kopi”
Warga 1 :”Ya Allah, pintere bojoku. Dikon gawekno wedang kopi malah dijupukno
kopi mentah”
Istri Warga 1 :”Ngomong opo kuwe! Iki lak kopi a, jare kon jupukno kopi”
Warga 1 :”Maksudku a dek, tak kon gawekno wedang kopi ora kopine tok. Yowis,tak
mlebu sek”
Istri Warga 1 :”Lapo mlebu, wong tanduranmu durung mbok sirami”
Warga 1 :”Arep gawe kopi sek!”
Dalam hati, Warga 1 berkata “Bojoku tumben kok ngene, biasane dibengoki
langsung metu wedang kopine”.
Lalu,warga 1 keluar membawa kopinya, lalu duduk di kursi depan teras rumah dan
menikmati kopi dengan sebatang rokok. Beberapa waktu kemudian, Ia berkata-kata sambil
melangkahkan kakinya ke taman untuk menyirami tanamannya. Saat Ia menyirami
tanamannya, Ia menyadari ada sesuatu yg hilang.
Warga 1 :”lho, potku sing ono gambare nogo/pitik kok ilang!
Pemulung lewat didepan rumahnya,melihat pemulung tsb keluar dari gang
Warga 1 :”lho.. saben ono wong kuwi lewat kok ono barangku sing ilang. Opo wong
iku yo sing jupuk. (Warga 1 menuduh pemulung tadi)
Warga 1 pun langsung mengirim pesan ke grup WA. Setelah itu, diadakanlah rapat
pengurus RT.
Ketua RT :”Assalamualaikum wr wb.
Pengurus RT :”Walaikumsalam wr wb.”
Ketua RT :”dinten niki, jenengan kulo kumpulaken kengge keperluan rapat ingkang
bahas keluhan saking Pak Warga 1. Monggo Pak Warga 1 ngajuke keluhane”
Warga 1 :”dadi ngeten, kulo niki a.. mpun kelangan barang bolak balek ning jobo omah
la kedadedanne niku pas wonten pemulung lewat ning ngarep omh e kulo”
Ketua RT :”kiro kiro niku barang nopo sing ilang??”
Warga 1 :”sing niku lho pak, pot sing ning ngajeng omah, sing ono gambare nogo”
Ketua RT :”oalah nggh ngertos kulo”
Warga 1 :”kulo bade usul, kepiye seumpama pemulung,pengemis,pengamen,dll”
Warga 2 :”setuju dhe, nek ra ngono ngko marai tuman”
Ketua rt :”monggo yang mau usul bapak2 sekalian”
Warga 3 :”kulo usul, niki kan usum covid 19, kulo kwatire nk pemulung dan
sebagainya iku gowo virus covid 19. Soale awak dewe iki gak ngerti pemulung kuwi seko
daerah zona merah utowo zona hijau”
Seorang warga menanyakan apa yang dibahas di dalam rapat tersebut.
Warga 4 :”iku mau bahas opo???” (bahasa isyarat)
Warga 5 :”iku mau bahas tentang pemulung gak ntuk mlebu komplek, karo corona”
Warga 4 :”aku gak setuju, iku ora adil,wong golek nafkah kok bok larang, cobo wae
nek kwe dilarang golek nafkah piye perasaanmu, semua kembali pada diri sendiri, nek ancen
kwe dokwatir yo sediakan tempat cuci tangan, masker, karo handsanitizier kanggo wong
jobo” (bahasa isyarat)
Warga 5 menjelaskan apa yang disampaikan warga 4
Warga 5 :”nek ancen sampean do kwatir pemulung dll gowo virus yo bagi lah de e
masker, trus sosialisasikan bahaya virus iki opo lan efek sampinge kepada pemulung dll”
Warga 1 :”Justru itu, untuk mencegah penyebaran covid-19 masuk ke komplek kita
dengan cara melarang pemulung dll masuk ke komplek kita ini. Lha wong di daerah lain aja
di lockdown,mosok komplek kita gak?”
Pak RT :”pripun iki sidone?”
Warga 2 :”Ngiih kulo setuju pak”
Warga 3 :”Sami, kulo setuju pak”
Pak RT :”pripun pak warga 4&5 setuju nopo mboten?”
Warga 5 menanyakan ke Warga 4 lalu menjelaskan apa yg diutarakan warga
1.setuju atau tidak mengenai masalah tadi.
Warga 4 :”Saya tidak setuju pak,
Warga 5 :”Kulo nggih mboten setuju pak, menurut saya di situasi seperti ini
kemanusiaan lah yg harus diutamakan. Tapi, kami akan menerima hasil keputusannya”
Pak RT :”Baiklah, berdsarkan hasil musyawarah tadi, dapat saya simpulkan
bahwa komplek kita tidak membolehkan pemulung dll masuk ke komplek kita. Bagaimana
kalau kita membuat spanduk yg berisi larangan bagi pemulung dll untuk masuk ke komplek.
Warga 1,2,3 :”Nggih sae”
Warga 5 :”Biaklah kalau begitu pak, kami menerima hasil keputusan tsb.”
Keesokan harinya dibuatlah spanduk dan dipasang di depan gang.
Dengan wajah gembira.Dalam hati, si anak mendoakan pembeli tadi supaya selalu
di berikan rahmat yg melimpah
~~~~~~~~~~
Langit mulai berwarna jingga di ufuk barat. Pertanda sang surya akan segera
hilang ditelan bumi. sampailah ia di komplek X tadi. Awalnya timbul keraguan di hatinya
untuk masuk ke komplek itu. Dengan menghela nafas panjang sambil memejamkan
matanya, ia memberanikan dirinya untuk berjualan di komplek itu. Setelah berkeliling, Ia
bertemu dengan warga 2 yg ingin membeli dagangan anak itu.
Warga 2 :”le, rene o”
Anak :” oh nggih pak”
Warga :” Iki bendera sing cilik-cilik piro nan le?
Anak :”Niku, 1 bungkus 15.000, pak”
Warga 2 :”Isine piro?”
Anak :”Isine 20,pak”
Warga 2 :”Yowis, tuku sak bungkus le, arep tak nggo hias omah.”
Anak :”Nggih.” (sambil membungkus bendera yg dibeli)
Warga 2 sedikit penasaran, kenapa ada seorang anak berjualan di situasi seperti
ini.
Warga 2 :”Aku meh takon le”
Anak :”badhe tangklet nopo nggih pak?
Warga 2 :”Aku iki asline rodok was-was nek ono wong seko jobo deso mlebu komplek
iki. Wedi nek iso nularke virus corona. Kenopo kue kok gak nganggo masker?
Anak :”saiki aku raiso tuku pak, keadaan ekonomi keluargaku lagi gak apik. Bapak
penghasilane turun drastis. Aku berharap iso bantu bapak semampuku pak. Alhamdulillah
ndek mau ntuk rejeki iso dienggo tuku masker lan iso bantu bapak.
Warga 2 :”Bapakmu kerjo opo le?
Anak :”bapakku mbiyen sering rene, tapi saiki gak ntuk mlebu nek desa-desa.
Alhasil penghasilane mudun.Orang-orang seperti kami di situasi seperti ini harus bekerja
lebih keras, yg kami harapkan hanyalah bisa makan untuk hari-hari selanjutnya. Tapi.
Syukurlah kami masih bisa makan pak, karena ada bantuan dari berbagai pihak
Warga 2 terdiam sejenak, di dalam pikirannya merenung dan merefleksikan hasil
keputusan rapat sebelumnya. Akhirnya timbul lah perasaan iba dalam hatinya.
Warga 2 :”Iki duite le, pas yo 20.000.”
Anak :”Nggih, matur nuwun pak”
Saat si anak ingin mengayuh sepedanya lagi, warga 2 menyuruh si anak untuk
berhenti sejenak. Warga 2 masuk ke dalam rumah untuk mengambil masker, lalu
memberikannya ke anak tadi. Si anak senang mendapat 3 masker karena bisa dipakai juga
oleh bapaknya, lalu ia berterima kasih kepada warga 2, lalu mengayuh sepedanya lagi.
Sesampainya di depan gang, si anak mendapat maker lagi. Kali ini dari warga 4.
~~~~~
Warga 2 bertemu dengan warga 1 dan menceritakan pengalamannya tadi. Warga 1
tetap keras kepala, teguh pada pendiriannya bahwa pemulung dll dilarang masuk.