Anda di halaman 1dari 41

KONSELING

No. Dokumen 001


No Revisi
SOP
Tanggal Terbit
0/0AN
Halaman 3 Halaman
Pengertian Proses komunikasi antara seorang konselor dengan orang
lain (klien) untuk membantu kllen melihat
pemasalahannya supaya lebih jelas sehingga klien dapat
membuat keputusan atas masalah yang ada
Tujuan Sebagai acuan dalam proses konseling
Referensi I. Kemenkes RI, 2014,Modul Pelatihan Jabatan
Fungsional Bidan Ahli, Jakarta.
2. Saraswati I., Tarigan LH., 2002, Komunikasi Efektff : lbu
Selamat, Bayi Sehat, Keluarga Bahagia, Maternal and
Neonatal Health, Jakarta.
3. Uripni CL, Sujianto U, Indrawati T, 2002, Komunikasi
Kebidanan. EGC Jakarta.
Prosedur A. Langkah Awal
1. Menunjukkan sikap yang baik
2. Memberi salam
3. Menyapa klien penuh sopan dengan nada suara
yang baik
4. Menanyakan identitas klien
5. Menanyakan maksud kedatangan klien

B. Penghampiran (Attending Skiff)


1. Menampilkan diri dengan postur yang meyakinkan
2. Melakukan gerakan fisik yang disertai dengan perhatian
secara menyeluruh
3. Memberi pengakuan, sentuhan, dan kontak fisik yang
sederhana, pertuh perhatian, dan penuh makna
4. Memelihara kontak mata secara menyeluruh dan tepat
sesuai dengan situasi dan topik bahasan
5. Mengamati dan menyimak dengan penuh perhatian

C. Proses Felaksanaan
I. Menerima dan memahami ungkapan klien (gerak mata
angguken, gerak langan, air muka, dsb)
2. Memberikan perhatian yang mendalam terhadat
ungkapan klien
3. Memberi pernyataan yang menggambarkan ungkapa
suasana perasaan n diungkapkan
4. Memberikan dukungan terhadap ungkapan
tertentu
5. Memberikan kesempatan kepada klien untu\
mengungkapkan perasaannya dengan lengkap
6. Menunjukkan sikap memberikan perhatian dan
menyimaknya dengan penuh perhatian 7. Membuat
catatan — catatan seperlunya untuk merangkum
pembicaraan 8. Memberikan respon dalam bentuk
menyampaikan rangkuman pembicaraan
9. Memperhatikan suasana konseling dan klien
10. Menguasai materi konseling yang berkaitan dengan
pertanyaan
11. Menggunakan alat/media peraga dalam konseling
12. Mengajukan pertanyaan dengan cara jelas dan terarah,
serta tidak keluar dari topik pembahasan 13. Bertanya
dengan menggunakan pertanyaan terbuka, pertanyaan
refleksi, klarifikasl sesekali pertanyaan teŔutup untuk
pertanyaan — pertanyaan tertentu 14. Memberikan
respon balik terhadap jawaban pertanyaan yang
diajukan dengan sikap baik dan empatik
15. Melakukan kontak mata yg baik
16. Mengidentifikasi masalah
17. Memahami masalah
18. Membatasi masalah
19. Menjabarkan alternatif (brainstoming)
20. Mengevaluasi alternatif
21. Memilih alternatif terbaik
22. Menyepakati penerapan alternatif terbaik
23. Menerapkan strategi diam yang tepat
24. Melakukan reaksi dengan baik
25. Mengajukan pernyataan
26. Mengatakan bahwa waktu telah habis
27. Merangkum isi pembicaraan
28. Berdiri
29. Menyepakati pertemuan selanjutnya
30. Memberikan Isyarat gerak tangan
31. Menunjukkan cetatan — catatan singkat
32. Mernberikan tugas — tugas tertentu (jika dipedukan)
PENGUKURAN BERAT BADAN
No. Dokumen 002
No Revisi
SOP
7 Tanggal Terbit

Halaman 2 halaman
Pengertian Prosedur mengkaji berat badan pasien menggunakan alat
timbangan badan
Tujuan Sebagai acuan dalam pengukuran berat badan
Referensi 1. Ambarwati ER, 2009, KDPK Kebidanan. Nuha Medika,
Jakarta.
2. Hidayat AA, 2015, Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia,
Edisi 2, Buku 2, Gudang Penerbit, Jakarta.
Prosedur A. Persiapan Alat
I. Timbangan badan (Berdiri, Duduk, Tidur)
2. Handuk kertas

B. Prosedur Pelaksanaan
Timbangan berdiri
I. Jelaskan kepada pasien tentang tindakan dan
prosedur yang akan dilakukan
2 Atur timbangan sehingga jarum menunjukan angka 0 (not)
dan seimbang
3. Anjurt,an pasien berdiri diatas timbangan tanpa
sepatu/sandal, pakaian jangan tedalu tebal.
4. Memperhatikan jarum penunjuk berhenti dari arah
depan tegas lurus dengan angka
5. Bantu pasien turun dari timbangan 6. Kembalikan
timbangan ke posisi semula

Timbangan tidur
1. Jelaskan kepada keluarga pasien tentang tindakan
dan prosedur yang akan dilakukan
2. Letakan timbangan pada alas yang rata dan kuat
3. Pasang alas timbangan yang bersih dan tipis
4. Pastikan bahwa jarum berada pada angka nol
5. Sebelum ditimbang lepaskan alas kaki, baju dan topi
bayi.
Bayi sebaiknya ditimbang tanpa pakaian
6. Tidurkan bayi pada timbangan
7. Ketika menimbang tangan petugas diletakan diatas
tubuh bayi (tidak menempel) untuk mencegah bayi
Jatuh saa ditimbang
B. Prosødur Pelaksanzan
Bila memakal meteran
1. Memasang meteran
2. Meminta pasien melepas alas kaki dan tutup kepala
3. Meminta pasien berdiri tegak dan menempelkan
punggungnya pada dinding
4. Meletakan penggaris dialas ubun ubun ibu sejajar tempat
pijakan
5. Memperhatikan angka yang ditunJuk oleh penggaris
PENCUKURAN TINGGI BADAN
No. Dokumen
No Revisi
SOP Tanggal Terttt
Halaman 2 Halaman
Pengertian Prosedur mengkaji tinggi badan pasien mengglnakan a
pengukuran
Tujuan Sebagai acuan dalam pengukuran tinggi badan
Referensi 1. Ambarv,rati ER. 2009, KDPK Kebidanan. Nuha Med
Jakarta.
2. Hidayat AA. 2015, Pengantar Kebutuhan DasarMan
Edisi 2, Buku 2, Gudang Penerbit, Jakarta.
A Persiapan Alat
Prosedur
1. Ajat pengukur tinggi badan
6. Menginformasikan has!l pengukuran pada pasien
Bila memakai statumeter
1. Meminta pasien melepas alas kakl dan tutup kepala
(topi)
2. Meminta pasien berdiri tegak dan menempel pada tjang
pengukur
3. Menarik statumeter kemudian meletakan tepat diatas ubun
ubun pasien.
4. Memerhatikan angka yang ditunjukan oleh statumeter
5. Menginformasikan hasil pengukuran pada pasien
6. Mencatat pada status atau buku
PEMASANGAN INFUS
No. Dokumen 004
No Revisi
SOP Tanggal Terbit
Halaman 3 Halaman
Pengertian Suatu cara atau tlndakan infasif yang dilakukan untuk
memasukan sejumlah cairan dengen cara menusukkan
jarum/IV kateter ke pembuluh darah vena agar dapat
menggantikan cairan atau zat — zat makanan yang ada di
dalam tubuh
Tujuan Sebagai acuan dalam pemasangan Infus
Referensi 1. Novieastari E. Supartini Y. 2015, Keperawatan Dasar:
Manual Keterampilan KJjnis, fed. Elsevier, Singapura.
2. Potter, Perry, 2009, Fundamental of Nursing: 7th
Edition. Mosby Elsevier, Singepura.
Prosedur A. Persiapan Alat
1. Baki beserta alasnya
2. Standar Infus
3. Set infus
4. Cairan sesuai program medik
5. Jarum kateter
6. Pengalas
7. Tomiket
8. Kapas alkohol 70%
9. Plester 10. Gun-ting

11. Kasa steril


12. Sarung tangan
13. Bengkok
14. Lembar catatan
15. Tempat sampah kering
16. Tempat sampah basah
17, Tempat sampeh benda taJam

B. Petaksanaan
1. Memberitahukan kllen mengenal Undakan yang
akan
dilakukan
2. Bantu ibu dalam poslBI supine atau duduk
nyaman
3. Mencucl tangan dengan menggunakan sabun dan
air
mengallr
4. Mengatur peralatan dan membuka kemasan
steril dan buang Kemasan di tempat oampah
kerlng
5. Memasang klem rol sekitar 2-4 cm di
6. Menusukan set infus ke dalam botol
7. Menusukan set infus dengan membuka klem rol
8. Memakai sarung tangan yang borsih
9. Memilih vena yang akan ditusuk
IO. Me;etakan torniquet 10 — 12 cm di atas (proximal)
tempat yang akan ditusuk
11. Membersihkan tempat penusukan dengan gerakan
memutar menggunakan kapas alkohol
12. Memegang jarum dengan sudut 20-30 derajat dengan
tangan yang dominan
13. Menahan vena yang ditusuk 2-3 cm dibawah tempat
penusukan dengan tangan non dominan lalu
menusukan Jarum perlahan — lahan
14. Pastikan masuk pembuluh darah vena, ditandai darah
keluar dari jarum
15. Menarik sedikit jarum dan memasukan sisa abbochath
yang belum masuk sampai batas
16. Menekan abbocath (darl luar) sambil menarik jarum
hingoa keluar seluruhnya, pastikan plester kupu-kupu
pada daerah tusukan untuk mencegah jarum abbochat
keluar.
17. Melepaskan tabung suntik dan menghubungkan
pangkal abbochat dengan ujung selang infus
18. Membuka klem rol dan memastikan infus dapat
menetes dengan baik
19. Menstabilisasi kateter IV dengan plester
20. Mengatur kecepatan aliran sesuai kebutuhan
21. Membilas darah yang ada pada tabung elstik dengan
menggunakan spuit yang barisi larutan NaCl 0,9%
22. Membereskan alat
23. Melepaskan sarung tangan dan mencuci tangan
24. Mencatat di lembar tindakan (tanggal, jam
pemasangan, jenis cairan dan kecepatan tetesan).
7. Membersihkan sekitar kemaluan jika terlihat kotor
dengan kapas DTT, selanjutnya pasang perlak dan duk
bolong
8. Mempersiapkan set kateter
9. Menyiapkan jelly di kassa (untuk persiapan pengolesan
pada kateter)
10. Menyiapkan spuit yang sudah terisi aquabides
1 1 . Menyiapkan urine bag.
12. kepada klien untuk tarik nafas dalam
disaat memasukkan kateter
13. Memakai hand scoon steril
14. Memasukkan kateter perlahan — lahan dengan pinset
15. Jika kateter sudah terpasang, masukkan aquabides
dengan spuit pada kateter guna mengunci kateter agar
tidak lepas, sambungkan dengan urin bag
16. Melakukan fiksasi dengan plester
17. Melakukan evaluasi subjektif dan objektif (respon klien
dan pastikan pemasangan kateter berhasil dengan tanda
urin mengalir ke urin bag)
18. Merapihkan pasien kembali dengan kondisi senyaman
mungkin
19. Merapihkan alat dan melakukan dekontaminasi alat yang
telah digunakan
20. Dokumentasikan kegiatan yang telah dilakukan.
PENGUKURAN SUHU TUBUH
No. Dokumen 006
No Revisi
SOP
Tanggal Terbit
'OAN
Halaman 2 Halaman
Pengertian Mengukur suhu tubuh dengan menggunakan thermometer
yang dipasangkan di aksila
Tujuan Sebagai acuan dalam pengukuran suhu tubuh
Referensi 1. Novieastari E, Supartini Y, 2015, Keperawatan Dasar
Manual Keterampi/an Klinis, 1 et ed. Elsevier, Singapura.
2. Potter, Perry, 2009, Fundamental of Nursing: 7th
Edition. Mosby Elsevier, Singapura.
Prosedur A. Persiapan Alat
1 . Baki beserta alasnya
2 Temometer
3. Kassa
4. Tissue
5. Larutan Chlorin
6.
7. Bengkok
8. Tempat Sampah

B. Pelaksanaan
Termometer Elektronik
a. Tutup tirai di sekeliling tempat tidur klien dan atau
tutup pintu kamar
b. Posisikan ibu berbaring atau duduk
c. Sisikan pakaian ibu yang menutupi bahu dan lengan
d. Angkat lengan dan mengelap ketiak ibu dengan tissue
kering
e. Arnbil terrnometer, masukkan thermometer ke lengah
aksila, ujung thermometer di bawah lengan dan
tempatkan lengan menyilang di dada ibu
f. Biarkan ujung thermometer pada tempatnya hingga
terdengar bunyi dan suhu klien muncul pada iayar digitai
g. Lepaskan thermometer dari aksila
h. Tekan tombol "lepas/ejec!' dari batang therrnometer
dan buang plastic sekali usap ujung thermometer
dengan menggunakan larutan chlorin, usap kembali
dengan air DIT j, Keringkan menggunakan tissue
k. Menginformasikan hasil pemeriksaan pada ibu
l. Mencatat hasil pengukuran
m. Merapikan dan membereskan alat

Termometer Air Raksa


a. Tutup tirai di sekeliling tempat tidur klien dan atau
tutup pintu kamar
b. Posisikan ibu berbaring atau duduk
c. Sisikan pakaian ibu yang menutupi bahu dan lengan
d. Angkat lengan dan mengelap ketiak ibu dengan
tissue Rering
e. Memastikan termometer pada skala 0
f. Memasukkan termometer pada ketiak ibu kemudian
meminta ibu menjepit termometer, lengan pasien
diiipat ke dada
g. Menunggu selama 5 menit dan memastikan
termometer aman dan pada posisi yang tepat
h. Mengambil temometer dari ketiak ibu
Membaca hasil dengan melihat skala yang
ditunjukkan air raksa pada termometer, membaca
dengan posisi sejajar mata bidan
j. Menurunkan skala temometer pada skala 00 C
k. Usap ujung thermometer dengan menggunakan
larutan chlorin, usap kembali dengan air DTT
Keringkan menggunakan tissue
m. Menginformasikan hasil pemeriksaan pada ibu
n. Mencatat hasil pengukuran
o. Merapikan dan metnbereskan alat
PENGUKURAN TEKANAN DARAH
No. Dokumen 007
No Revisi
SOP
Tanggal Terbit
O'OAN
Halaman 2 Halaman
Pengertian Melakukan pengukuran tekanan darah dengan menggunakan
spignomanometer
Tujuan Sebagai acuan dalam pengukuran tekanan darah
Referensi I . Novieastari E, Suparöni Y, 2015, Keperawatan Dasar
Manual Keterampilan Klinis, l 't ed. Elsevier, Singapura.
2. Potter, Perry, 2009, Fundamental of Nursing: 7th
Edit/on. Mosby Elsevier, Singapura.
Prosedur A. Persiapan Aiat
1. Baki beserta alasrjya
2. Tensimeter (Sphygmomanometer aneroid atau air raksa dan
manset)
3. Stetoskop
4. Pulpen
5. Lembar Observasi

B. Pelaksanaan
I . Tutup tirai di sekeliling tempat tidur klien dan atau tutup
Pintu kamar.
2. Posisikan ibu hamil dalam keadaan duduk
3. Sisikan pakaian ibu yang menutupi lengan
4. Memasang manset tensimeter pada (engan atas,
kirakira 3 cm di atas fossa Cubitl dengan Pipa karet
diletakkan di sebelah luar lengan, dan tensimeter
diletakkan di atas tempat tidur
5. Memakai stetoskop untuk mendengarkan denyut nadi
arteri brakhialis
6. Meraba denyut arteri brakhialis dengan ujung jari tengah
dan jari telunjuk, ibu tidak diper%enankan menggenggarn
atau mengepalkan tangan
7. Meletakkan piring stetoskop pada arten brakhta/is
8. Mengunci skrup balon udara
g. Memompa manset melalui balon udara sampai denyut
arteri brakhialis tidak terdengar lagi
10. Mendengarkan bunyi denyutan arteri sambil membuka
skrup balon udara untuk menurunkan manset pada
lengan, dilakukan secara pedahan
1 1 . Menentukan bunyi jantung sístole dan diasole
dengan cara:
a. Bunyi denyut arteri pertama yang terdengar
adalah sistole

b. Bunyi denyut arteri yang terakhir terdengar


adalah diastole
c. Menganalisis hasil pemeriksaan
d. Merapihkan lengan baju ibu
12. Menjelaskan hasil pemeriksaan kepada ibu
13. Merapihkan atat
14. Mencatat hasil pemeriksaan ke dalam status ibu
PEMERIKSAAN RESPIRASI
No. Dokumen 008
No Revisi
SOP
Tanggal Terbit
Halaman 1 Halaman
Pengertian Menghitung jumlah pernafasan (inspirasi yang diikuti
ekspirasi salama 1 menit)
Tujuan Sebagai acuan dalam pemeriksaan respirasi
Referenßi 1. Novieastari E, Supartini Y, 2015, Keperawatan Dasar
Manual Keterampilan Klinis, ed. Elsevier, Singapura.
2. Potter, Perry, 2009, Fundamental of Nursing: 7th
Edition. Mosby Elsevier, Singapura.
Prosedur A. Persiapan Alat
1. Jam Tangan dengan penunjuk detik atau jam digital
2. Lembar Observasi
B. Petaksanaan
1 . Meminta ibu meletakkan tangan diatas dada ibu
2. Memegang pergelangan tangan ibu sambil merasakan
gerakan dada ketika ibu melakukan inspirasi dan
ekspjrasi
3. Menghitung jumlah pemafasan selama Imenit
4. Menginfomasikan hasil pemeriksaan pada ibu
5. Mencatat hasii pengukuran
6. Merapikan dan membereskan alat
PEMERIKSAAN NADI
No. Dokumen 009
No Revisi
SOP
Tanggal Terbit
Halaman 2 Halamen
Pengertian Menghitung frekuensi denyut nadi ( loncatan aliran darah yang
dapat teraba) yang terdapat di berbagai tjtjk anggota
tubuh melalui perabaan pada nadi, yang lazim diperiksa
atau diraba pada brakhialis
Tujuan Sebagai acuan dalam pemeriksaan nadi
Referensi I. Novieastari E, Supartini Y, 2015, Keperawatan Dasar.
Manual Keterampilan KJinis, 1%d. Elsevier, Singapura.
2. Potter, Pemj, 2009, Fundamental ofNursIng.' 7th Edition.
Mosby Elsevier, Singapura.
Prosedur A. Persiapan Alat
1. Jam Tangan dengan penunjuk detik atau jam digital
2. Lembar Observasi

B. Pelaksanaan 'l. Mempersilahkan ibu duduk di


tempat yang telah disediakan
2. Mempersilahkan ibu duduk di tempat Yang telah
disediakan
3. Pemeriksa berada di sebelah kanan ibu
4. Meraba denyut arteri brakhialis dengan ujung Jari
tengah dan jari telunjuk , ibu tidak diperkenankan
menggenggam atau mengepallqan tangan
5. Melakukan tekanan secara pedahan, kemudian lakukan
perhitungan dengan menggunakan jarum detik selama
1 menit, Menganalisis hasil pemeriksaan:
a. Normal: 70-90 x/ menit
b. Takikardia: > 90 x/menit
c. Bradikardia; < 60 x/menit
6. Menginformasikan hasil pemeriksaan pada ibu
7. Mencatat hasil pengukuran
Merapikan dan membereskan alat
. Mencatat hasil emoriksaan ada status lbu

Anda mungkin juga menyukai