BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
FORMAT PENILAIAN
Nama Kelompok :
Presentasi kasus :
Tgl Presentase :
Ket :
Nilai 3 : Lengkap
POKOK BAHASAN I
1.1 Pengertian Dan Sejarah Perkembangan Antropologi.
Pengertian Antropologi. Antropologi adalah studi tentang semua aspek manusia di
semua waktu dan semua tempat di muka bumi. Antropologi adalah disiplin yang relatif
muda. Para antropolog baru mulai hidup dengan orang-orang di tempat-tempat yang jauh
di akhir 1800-an. Dibandingkan dengan pengetahuan kita tentang hukum-hukum fisika
alam, kita tahu lebih sedikit tentang orang, tentang bagaimana dan mengapa mereka
berperilaku seperti yang mereka lakukan. Antropologi itu dan ilmu-ilmu lain yang
berurusan dengan manusia mulai mengembangkan hanya relatif baru-baru ini tidak dengan
sendirinya sebuah alasan yang cukup untuk pengetahuan kita kurang dari pada ilmu fisika.
Mengapa, dalam pencarian kita akan pengetahuan. Dari semua jenis, apakah kita
menunggu begitu lama untuk belajar sendiri?
Leslie White telah menyarankan fenomena itu paling jauh dari kami dan paling tidak
signifikan penentu perilaku manusia adalah yang pertama dipelajari. Alasannya, dia
menduga, adalah karena manusia suka menganggap diri mereka sebagai benteng kehendak
bebas, tidak tunduk pada hukum alam. Karena itu, White menyimpulkan, tidak perlu
melihat diri kita sebagai benda yang akan dijelaskan. Gagasan bahwa tidak mungkin
untuk memperhitungkan perilaku manusia secara ilmiah, baik karena tindakan kita dan
kepercayaan terlalu individualistis dan kompleks atau karena manusia hanya dapat
dimengerti di istilah dunia lain, adalah gagasan pemenuhan diri. Kita tidak dapat
menemukan prinsip yang menjelaskan perilaku manusia jika kita tidak percaya prinsip-
prinsip seperti itu ada juga tidak repot-repot mencari mereka. Hasilnya dipastikan dari
awal; tidak percaya pada prinsip-prinsip perilaku manusia akan diperkuat oleh kegagalan
untuk menemukan mereka. Jika kita ingin meningkatkan pemahaman kita tentang
manusia, pertama kita harus percaya itu mungkin untuk melakukannya.
Jika kita bertujuan untuk memahami manusia, itu penting kami mempelajari manusia
di segala waktu dan tempat. Kita harus mempelajari manusia purba dan manusia modern.
Kita harus mempelajari budaya dan biologinya. Bagaimana lagi dapatkah kita memahami
apa yang benar dari manusia pada umumnya atau bagaimana mereka dapat bervariasi? Jika
kita belajar saja masyarakat kita sendiri, kita hanya bisa membuat penjelasan yang terikat
budaya, bukan umum atau berlaku untuk sebagian besar atau semua manusia. Antropologi
adalah berguna, kemudian kita, pada tingkat yang berkontribusi pada pemahaman
manusia di mana-mana.
Sejarah perkembangan Antropologi, awali dengan sepintas penjelasan tentang
Lahirnya Ilmu Pengetahuan.
1.1.1 Lahirnya Ilmu Pengetahuan
Ilmu pengetahuan bermula dari pemahaman manusia terhadap ilmu alam dan filsafat.
Pemahaman manusia terhadap ilmu alam menimbulkan revolusi atau perubahan cepat
dalam segala aspek kehidupan manusia. Revolusi dimaksud diantaranya adalah: a)
revolusi industri (di Inggris). b) Revolusi Prancis. Lahirnya kedua revolusi tersaebut
menyebabkan terjadinya perubahan cepat dalam kehidupan manusia, dan melahirkan
banyak dampak yang negatif yang tidak dapat diselesaikan secara filsafat. Kedua revolusi
itu merupakan faktor langsung lahirnya terorisasi sosiologi. Dampak yang di timbulkan
oleh revolusi itu tehadap begitu besar dan munculnya perubahan-perubahan positif. Pada
masa revolusi inilah awal lahirnya kapitalisme. Lahirnya kapitalisme tidak semua
membawa manusia ke arah perubahan yang yang positif. Timbullah gagasan terhadap
perlunya ilmu sendiri yang khusus membahas manusia, disebut Sosiologi.
1.1.2 Lahirnya Sosiologi
Pemuka pemikiran sosiologi adalah Auguste Comte, Emile Durkheim, Maximilian
Weber (Max Weber), Claude Henri de Rouvroy, comte de Saint-Simon, sering disebut
sebagai Henri de Saint-Simon, Karl Marx, Pitirim Alexandrovich Sorokin, George Herbert
Mead, Charles Horton Cooley dan sebagainya. Menurut Comte suatu ilmu pengetahuan
bersifat positif apabila ilmu pengetahuan tersebut memusatkan perhatian pada gejala-
gejala dan konkret, tanpa ada halangan dan pertimbangan-pertimbangan lainnya. Sejarah
sosiologi berasal dari ilmu filsafat yang lahir pada saat-saat terakhir ilmu pengetahuan.
Sosiologi menjadi ilmu yang berdiri sendiri karena meningkatnya perhatian terhadap
kesejahteraan masyarakat dan perubahan yang terjadi di masyarakat. Sosiologi menurut
Comte, harus di bentuk berdasarkan pengamatan terhadap masyarakat bukan merupakan
spekulasi. Sosiologi lahir pada abad 19 yaitu pada saat transisi menuju lahirnya masyarakat
baru yang ditandai beberapa peristiwa atau perubahan besar.
Dalam situasi masyarakat baru terjadi berbagai gejolak di dalam kehidupan
bermasyarakat, termasuk peperangan-peperangan. Secara garis besarnya, terjadinya
masyarakat baru dimaksud disebabkan oleh revolusi kehidupan manusia, adalah sebagai
berikut.
A. Revolusi industri merupakan periode antara tahun 1750-1850 dimana terjadi
perubahan secara besar-besaran di bidang pertanian, manufaktur, pertambangan,
transportasi, dan teknologi serta memiliki dampak yang mendalam terhadap kondisi
sosial, ekonomi, dan budaya di dunia;
B. Revolusi Prancis; terjadi pada 1789–1799), adalah suatu periode sosial radikal dan
pergolakan politik di Prancis yang memiliki dampak abadi terhadap sejarah Prancis
dan lebih luas lagi, terhadap Eropa secara keseluruhan.
1.1.3 Lahirnya Antropologi
Antropologi sebagai ilmu pengetahuan memisahkan diri dari Sosiologi setelah Bronislaw
Kasper Malinoswki seorang tentara Inggri yang dibuang di Kepulaun Trobrian di
Samudera Pasifik. Malinoswki sendirian memperhatikan perilaku keseharian oranmg-
orang di sana sangat berbeda dengan perilaku keseharian orang-orang Inggris. Malinoski
belajar bahasa lokal, mencatat perilaku, sikap, persepsi, kepercayaan, harapan/cita-cita,
tentang evolusi atau perubahan dari budaya mereka. Antropologi meneliti topik-topik
seperti bagaimana orang hidup, apa yang mereka pikirkan, apa yang mereka hasilkan, dan
bagaimana mereka berinteraksi dengan lingkungan tempat tinggal mereka, perilaku apa
yang harus dipelajari oleh anggota masyarakat, gagasan (termasuk kepercayaan, sikap,
nilai, dan cita-cita) yang merupakan karakteristiknya. Malinoswki mengamati terus
menerus hingga 24 jam kurang lebih 4 tahun (antara tahun 1915 sampai 1918). Jika
dilarang mengamatinya, dia kembali ke kosnya untuk membaca novel kesukaannya.
Setelah dibolehkan untuk mengamati, Malinowski kembali mengikuti perjalanan hidup
orang-orang Trobrian. Yang paling menarik bagi Malinowski adalah sekali satahun
orang-orang secara bersama-sama dengan taatnya berlayar mengelilingi kepulauan
Trobrian berlawanan dengan arah jarum jam. Malinoswki bertanya tentang maksud
perjalanan itu, dia mendapatkan informasi bahwa kegiatan mengelilingi kepulauan
adalah Berdagang Kula. Malinoswki terheran-heran. Malinoswki bertanya tentang maksud
Berdagang Kula itu. Malinoswki mendapatkan informasi bahwa Berdagang Kula bukan
untuk mendapatkan keuntungan melainkan untuk mendapatkan gengsi. Gengsi diperoleh
melalu perebutan perhiasan yang terbuat dari kerang-kerangan yang disebut Mwali dan
Sulava.
Malinoswki bertanya, mengapa berdagang di Inggris berbeda dengan berdagang di
Trobrian? Berdagang di Inggris harus ada barang, ada jasa, ada penyusutan barang, ada
keuntungan, ada nilai barang, dan sampai pada sebuah kesimpulan bahwa berbeda suku
bangsa berbeda pula kebudayaan. Untuk menemukan kebudayaan suatu suku bangsa
harus melakukan penelitian dengan metode wawancara mendalam dan pengamatan
berperanserta. Jika hanya dengan cara-cara metode sosiologi selama ini melalui teknik
pengumpulan data dengan menyebarkan kuesioner lalu jawabannya diolah dengan
angka-angka statistik akan sulit menemukan kebudayaan suku bangsa yang dipelajari.
Para ilmuwan sosial pengikut Malinowski bersepakat memisahkan diri dari Sosiologi
dengan berdiri sendiri diberi nama Antropologi. Kata Antropologi diambil darari
bahasa Yunani: anthropos = manusia/orang; logos = ilmu. Antropologi telah berdiri
sendiri sebagai ilmu pengetahuan karena telah memiliki metode penelitian sendiri disebut
etnografi. Kata etnos = suku bangsa; graphy = pelukisan. Kata etnografi artinya
adalah pelukisan suku bangsa.
Selain terdapatnya perbedaan dalam sistem ekonomi pada masyarakat di muka bumi,
ternyata juga terjadi perbedaan kepribadian.
Contoh lain yang mendukung perbedaan masyarakat berbeda kebudayaan adalah
terjadi bantahan terhadap teori Psikoanalisis Sigmund Freud. Psikoanalisis adalah
cabang ilmu yang dikembangkan oleh Sigmund Freud dan para pengikutnya, sebagai
studi fungsi dan perilaku psikologis manusia. ... suatu ilmu pengetahuan sistematis
mengenai perilaku manusia, suatu metode perlakuan terhadap penyakit psikologis atau
emosional. Salah satu teorinya adalah Kompleks Oidipus (Oedipus Complex). Dalam
aliran Psikoanalisis Sigmund Freud merujuk pada suatu tahapan perkembangan
psikoseksual pada masa anak-anak ketika hasrat anak untuk secara seksual memiliki orang
tua dengan jenis kelamin berbeda (misalnya laki-laki tertarik kepada ibunya dan
menganggap ayahnya sebagai saingan/oedipus kompleks, sedangkan perempuan tertarik
kepada ayahnya dan menganggap ibunya sebagai saingan/oedipus elektra). Nama ini
diambil dari mitos Yunani tentang Oidipus yang tanpa diketahui membunuh ayahnya,
Laios. Kemudian ia menikahi ibunya, Iokaste. Teori itu dibantah oleh para tokoh
antropologi, diantaranya Ruth Furton Benedict, Margart Mead, dan lain-lain. Ruth
Benedict dengan teorinya Patterns of Cultue (poal-pola kebudayaan). Maksudnya bahwa
pola-pola tingkah lahu anak-anak pada sebuah masyarakat tergantung pada pola
pengasuhannya. Pola pengasuhan anak pada masyarakat barat adalah ayah sebagai kepala
keluarga dan berlaku otoriter di dalam keluarga. semua anggota keluarga harus tunduk
dan patuh kepada ayah tanpa diskusi.
Murid Benedict diantaranya Margaret Mead dengan teorinya tentang masalah aqil
balig. Mead memusatkan studinya pada masalah-masalah asuhan terhadap anak,
kepribadian dan kebudayaan. Temuan-temuannya yang ditulisnya dalam bukunya yang
pertama, Coming of Age in Samoa (Menjadi Dewasa di Samoa) (1928), salah satu contoh
adalah masyarakat Samoa tidak terjadi Oedipus Complex dan Oedipus elektra pada anak-
anak laki-laki dan perempuan karena menganut sistem kekerabatan matrilineal yaitu
kepala kelaurga adalah Ibu. Posisi/status ayah sama dengan posisi status anak-anak hanya
sebagai anggota keluarga biasa. Ayah biasa bermain dengan anak-anak sebagai teman
biasa dalam satu keluarga.
Di desa Heliconia yang di teliti di Colombia, menemukan bahwa manusia baru mencapai
tinggi maksimum setelah umur 26 tahun (Stini 1971 : 1025). Walaupun laki-laki maupun
wanita mencapai proporsi tubuh yang normal, penduduk tersebut di tandai oleh
“miniaturisasi umum” yaitu pengurangan yang proporsional dalam ukuran tubuh pada
semua warga populasi yang mempunyai sumber-sumber protein yang amat terbatas akan
bersifat adaptif. Berkurangnya ukuran tubuh sperti yang terdapat di kalangan banyak
petani di daerah tropik. “lebih nampak sebagai suatu contoh dari evolusi yang sedang
dalam proses, yakni suatu contoh tentang penyesuaian atau plastisitas manusia, dari pada
sebagai adaptasi murni dalam artian genetik” (Ibid, 1027).
Tahun 1849 Rudolf Virchow, ahli patologi Jerman terkemuka, yang pada tahun 1849
menulis apabila kedokteran adalah ilmu mengenai manusia yang sehat maupun yang
sakit, maka apa pula ilmu yang merumuskan hukum-hukum sebagai dasar struktur
sosial, untuk menjadikan efektif hal-hal yang inheren dalam manusia itu sendiri
sehingga kedokteran dapat melihat struktur sosial yang mempengaruhi kesehatan dan
penyakit, maka kedokteran dapat ditetapkan sebagai antropologi. Namun demikian
tidak dapat dikatakan bahwa Vichrow berperan dalam pembentukan asal-usul bidang
Antropologi Kesehatan tersebut., munculnya bidang baru memerlukan lebih dari
sekedar cetusan inspirasi yang cemerlang.
Tahun 1953
Tahun 1963
Budaya lahir akibat adanya interaksi dan pemikiran manusia. Manusia akan selalu
berkembang seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang
mereka hasilkan. Budaya manusia juga akan ikut berkembang dan berubah dari masa
ke masa. Hal ini terjadi pula pada budaya kesehatan yang ada pada masyarakat.
Budaya kesehatan akan mengalami perubahan. Dengan kemajuan ilmu pengetahuan
yang pesat dan teknologi yang semakin canggih, budaya kesehatan di masa lalu
berbeda dengan kebudayaan kesehatan di masa sekarang dan mendatang.
Perkembangan teknologi menjadi salah satu faktor perubahan budaya kesehatan dalam
masyarakat. Sebagai contoh, masyarakat dahulu saat akan melakukan persalinan minta
bantuan oleh dukun bayi dengan peralatan sederhana, namun saat ini masyarakat lebih
banyak yang mendatangi bidan atau dokter kandungan dengan peralatan yang serba
canggih. Bahkan mereka bisa tahu bagaimana keadaan calon bayi mereka di dalam
kandungan melalui USG. Saat ini masyarakat lebih memaknai kesehatan. Banyaknya
informasi kesehatan yang diberikan melalui penyuluhan dan promosi kesehatan
membuat masyarakat mengetahui pentingnya kesehatan. Dengan kesehatan kita bisa
melakukan berbagai macam kegiatan yang bermanfaat, baik untuk diri sendiri maupun
orang lain.
Antropologi berasal dari kata anthropos yang berarti “manusia”, dan logos yang
berarti ilmu. Menurut Koentjaraningrat (1981 : 11) antropologi berarti “ilmu
tentang manusia.” Antropologi kesehatan adalah studi tentang pengaruh unsur-
unsur budaya terhadap penghayatan masyarakat tentang penyakit dan kesehatan
(Solita Sarwono, 1993).
Antropologi Kesehatan adalah disiplin yang memberi perhatian pada aspek-aspek
biologis dan sosio-budya dari tingkahlaku manusia, terutama tentang cara-cara
interaksi antara keduanya disepanjang sejarah kehidupan manusia, yang
mempengaruhi kesehatan dan penyakit pada manusia (Foster/Anderson, 1986; 1-3).
PALEOPATOLOGI
Ahli-ahli patologi, anatomi dan ahli-ahli antropologi fisik sudah mempelajari banyak
mengenai penyakit-penyakit dan luka-luka pada manusia purba. Pada umumnya, hanya
penyakit-penyakit yang menunjukkan bukti-bukti yang nyata pada tulang saja yang
dapat di identifikasikan. Teknik terbaru dalam penyaki-penyakit manusia purba adalah
penggunaan kotoran manusia (coprolites) yang apabila disusun kembali dapat
memberikan informasi yang tiada ternilai mengenai ada atau tidaknya parasit-parasit
intestin. Coprolite juga memberikan informasi yang menarik mengenai jenis makanan
manusia purba, terutama mengenai biji-bijian dan jenis gandum lain yang dimakannya.
Penyebab timbulnya sakit dari manusia purba yaitu oleh jenis-jenis patogen dan faktor-
faktor lingkungan yang jumlahnya lebih sedikit dari yang dialami manusia modern.
Dan juga disebabkan oleh hubungan manusia yang akrab dengan ternak-ternak, yang
mungkin sekali menularkan patogen baru.
Pendahuluan
Weaver, (1968)
Antropologi Kesehatan adalah cabang dari antropologi terapan yang menangani
berbagai aspek dari kesehatan dan penyakit.
Fabrga (1972)
Antropologi Kesehatan adalah studi yang menjelaskan berbagai faktor yaitu
mekanisme dan proses yang memainkan peranan didalam atau mempengaruhi cara-cara
dimana individu-individu dan kelompok-kelompok terkena oleh atau berespons terhadap
sakit dan penyakit, dan juga mempelajari masalah-masalah sakit dan penyakit dengan
penekanan terhadap pola-pola tingkahlaku.
Lieban (1977)
Antropologi Kesehatan adalah studi tentang fenomena medis yang dipengaruhi oleh
sosial dan kultural, dan fenomena sosial dan kultural diterangi oleh aspek-aspek medis.
Faktor-faktor sosial dan kultural membantu menentukan etiologi penyakit dan
penyebaran melalui pengaruh mereka dalam hubungan antara populasi manusia dan
lingkungan alamnya, atau melalui pengaruh langsung pada kesehatan populasi.
Dalam pemahaman Lieban, kesehatan dan penyakit adalah pengukuran efektivitas
dengan dimana kelompok manusia menggabungkan sumber daya kultural dan biologikal,
menyesuaikan dengan lingkungan mereka. Lieban menyebutkan bahwa pada hakekatnya
ada empat macam area utama dalam atropologi kesehatan yaitu ekologi dan
epidemi, ethnomedicine, aspek medis dari sistem sosial, dan perubahan medis dan kultural.
Landy (1977)
Antropologi Kesehatan adalah studi mengenai konfrontasi manusia dengan penyakit
dan keadaan sakit, dan mengenai susunan adaptif (yaitu sistem medis dan obat-obatan)
dibuat oleh kelompok manusia untuk berhubungan dengan bahaya penyakit pada manusia
sekarang ini.
Landy juga menyatakan bahwa terdapat tiga generalisasi yang pada umumnya
disetujui oleh ahli antropologi, yaitu: 1) penyakit dalam beberapa bentuk merupakan
kenyataan universal dari kehidupan menusia. Ini terjadi dalam keseluruhan waktu, tempat
dan masyarkaat, 2) kelompok manusia mengembangkan metode dan peran-peran yang
teralokasi, sama dengan sumber daya dan struktur mereka untuk meniru dengan atau
merespon penyakit, 3) kelompok manusia mengembangkan beberapa set kepercayaan,
pengertian dan persepsi yang konsisten dengan matriks budaya mereka, untuk menentukan
atau menyadari penyakit. Menurut Landy, Masyarakat yang berbeda, dengan budaya yang
berbeda, memiliki pandangan yang berbeda pula terhadap kesehatan dan penyakit, dan
juga berbeda ketika memperlakukan si pasien.
Kesimpulan
Antropologi Kesehatan berdasarkan definisi dari beberapa ahli bisa ditarik
kesimpulan bahwa antropologi kesehatan adalah studi tentang kesehatan manusia berupa
pencegahan, pengobatan dan penyembuhan penyakit baik masa lalu maupun masa kini
yang berhubungan dengan kultural dan biologis dan melibatkan berbagai macam disiplin
ilmu (interdisipliner).
Antropologi kesehatan mempelajari sosio-kultural dari semua masyarakat yang
berhubungan dengan sakit dan sehat sebagai pusat dari budaya baik sakit yang
berhubungan dengan kepercayaan (misfortunes), kekuatan supranatural/penyihir,
penyembuhan penyakit.
Tugas utama ahli antropologi kesehatan adalah bagaimana individu di masyarakat
mempunyai persepsi dan beraksi terhadap ill dan bagaimana tipe pelayanan kesehatan
yang akan dipilih, untuk mengetahui mengenai budaya dan keadaaan sosial di komunitas
tempat tinggal. Di dalam Antropologi Kesehatan mencakup berbagai disiplin ilmu yang
saling berhubungan dan keterkaitan.
Bahan Bacaan
Pada tahun-tahun terakhir, orang Amerika telah membaca penyakit baru bagi mereka
yang dikenal sebagai anemia sel-sabit (sickle-cell anemia). Penyakit tersebut di tandai
oleh sel darah merah yang mengambil bentuk sabit (sickle), tidak bulat seperti biasanya
dan bersifat genetik. Mereka mengalami hal itu karena gigitan nyamuk anopheles.
setelah berangkhirnya Perang Dunia II. Ilmu ini membahas sistem kesehatan
secara transkultural. Masalah lain yang dibahas adalah faktor bioekologi dan
memberi perhatian pada aspek-aspek biologis dan sosial budaya dari tingkah
budaya.
Etnomedisin
tradisionil, pengobatan primitif, tetapi etnomedisin terasa lebih netral (Foster dan
Anderson, 1986:62).
Pertama penyakit yang disebabkan oleh agen (tokoh) seperti dewa, lelembut,
seperti panas dan dingin dan sebagainya. Kajian tentang ini disebut kajian natural
magi.
2. Ayurveda India
Konsep ini berdasarkan konsep humor (cairan) dalam tubuh manusia yang
muncul sejak abad ke-6 Sebelum Masehi. (Chadwick dan Mann, 1950:5).
unsur, yaitu api, tanah, air, udara, dan eter. Terganggunya keseimbangan kelima
1969:562). Konsep pengobatan tradisional kuna Cina didasarkan pada konsep yin
dan yang. Yin dan yang adalah dua kekuatan yang berinteraksi secara seimbang
dan terus menerus di dalam alam. Apabila terjadi ketidakseimbangan, maka alam
akan tergoncang. Bila ketidakseimbangan terjadi dalam tubuh, maka tubuh akan
sakit. Konsep ini berkembang sejak abad 2-3 sebelum Masehi. Jadi, konsep yin
Humoralisme
Keempat humor (cairan) dari kedokteran Hippokratik ini adalah cairan empedu hitam
(bahasa Yunani: µέλαινα χολή, melaina chole), cairan empedu kuning (bahasa
Yunani: χολή, chole), lendir atau flegma (bahasa Yunani: φλέγμα, phlegma), dan darah
(bahasa Yunani: αἷμα, haima), dan masing-masingnya sesuai dengan salah satu
temperamen dalam teori empat temperamen. Suatu humor juga disebut sebagai
suatu cambium (pl. cambia or cambiums).
Empat humor
Tabel berikut menunjukkan keempat humoral dengan elemen-elemen yang sesuai dengannya
beserta musim, tempat pembentukan, dan temperamen yang dihasilkan bersama dengan
penafsiran modern yang setara dengannya:
Nama Karakteristik
Humor Musim Elemen Organ Kualitas Temperamen
kuno temperamen
berani, penuh
panas
musim harapan,
Darah udara jantung dan Sanguis sanguin
semi menyenangkan,
lembab
tanpa beban
ambisius, suka
panas
Empedu musim memimpin,
api hati dan Kholé kolerik
kuning panas tidak bisa diam,
kering
mudah marah
dingin pemurung,
Empedu musim melas
tanah limpa dan melankolik pendiam,
hitam gugur kholé (?)
kering analitis, serius
tenang, penuh
dingin
musim Phlégm pertimbangan,
Flegma air otak dan flegmatik
dingin a sabar, cinta
lembab
damai
ANTROPOLOGI KESEHATAN
SEJARAH
Tahun 1849
Rudolf Virchow, ahli patologi Jerman terkemuka, yang pada tahun 1849 menulis
apabila kedokteran adalah ilmu mengenai manusia yang sehat maupun yang sakit,
maka apa pula ilmu yang merumuskan hukum-hukum sebagai dasar struktur sosial,
untuk menjadikan efektif hal-hal yang inheren dalam manusia itu sendiri sehingga
kedokteran dapat melihat struktur sosial yang mempengaruhi kesehatan dan penyakit,
maka kedokteran dapat ditetapkan sebagai antropologi. Namun demikian tidak dapat
dikatakan bahwa Vichrow berperan dalam pembentukan asal-usul bidang Antropologi
Kesehatan tersebut., munculnya bidang baru memerlukan lebih dari sekedar cetusan
inspirasi yang cemerlang.
Tahun 1953
Tahun 1963
Budaya merupakan hasil karya manusia. Budaya lahir akibat adanya interaksi dan
pemikiran manusia. Manusia akan selalu berkembang seiring dengan perkembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi yang mereka hasilkan. Budaya manusia juga akan ikut
berkembang dan berubah dari masa ke masa. Hal ini terjadi pula pada budaya
kesehatan yang ada pada masyarakat. Budaya kesehatan akan mengalami perubahan.
Dengan kemajuan ilmu pengetahuan yang pesat dan teknologi yang semakin canggih,
budaya kesehatan di masa lalu berbeda dengan kebudayaan kesehatan di masa
sekarang dan mendatang.
Perkembangan teknologi menjadi salah satu faktor perubahan budaya kesehatan dalam
masyarakat. Sebagai contoh, masyarakat dahulu saat akan melakukan persalinan minta
bantuan oleh dukun bayi dengan peralatan sederhana, namun saat ini masyarakat lebih
banyak yang mendatangi bidan atau dokter kandungan dengan peralatan yang serba
canggih. Bahkan mereka bisa tahu bagaimana keadaan calon bayi mereka di dalam
kandungan melalui USG. Saat ini masyarakat lebih memaknai kesehatan. Banyaknya
informasi kesehatan yang diberikan melalui penyuluhan dan promosi kesehatan
membuat masyarakat mengetahui pentingnya kesehatan. Dengan kesehatan kita bisa
melakukan berbagai macam kegiatan yang bermanfaat, baik untuk diri sendiri maupun
orang lain.
Antropologi Kesehatan
Antropologi berasal dari kata anthropos yang berarti “manusia”, dan logos yang
berarti ilmu. Menurut Koentjaraningrat (1981 : 11) antropologi berarti “ilmu
tentang manusia.” Antropologi kesehatan adalah studi tentang pengaruh unsur-
unsur budaya terhadap penghayatan masyarakat tentang penyakit dan kesehatan
(Solita Sarwono, 1993).
PALEOPATOLOGI
Ahli-ahli patologi, anatomi dan ahli-ahli antropologi fisik sudah mempelajari banyak
mengenai penyakit-penyakit dan luka-luka pada manusia purba. Pada umumnya, hanya
penyakit-penyakit yang menunjukkan bukti-bukti yang nyata pada tulang saja yang
dapat di identifikasikan. Teknik terbaru dalam penyaki-penyakit manusia purba adalah
penggunaan kotoran manusia (coprolites) yang apabila disusun kembali dapat
memberikan informasi yang tiada ternilai mengenai ada atau tidaknya parasit-parasit
intestin. Coprolite juga memberikan informasi yang menarik mengenai jenis makanan
manusia purba, terutama mengenai biji-bijian dan jenis gandum lain yang dimakannya.
Penyebab timbulnya sakit dari manusia purba yaitu oleh jenis-jenis patogen dan faktor-
faktor lingkungan yang jumlahnya lebih sedikit dari yang dialami manusia modern.
Dan juga disebabkan oleh hubungan manusia yang akrab dengan ternak-ternak, yang
mungkin sekali menularkan patogen baru.
Pada tahun-tahun terakhir, orang Amerika telah membaca penyakit baru bagi mereka
yang dikenal sebagai anemia sel-sabit (sickle-cell anemia). Penyakit tersebut di tandai
oleh sel darah merah yang mengambil bentuk sabit (sickle), tidak bulat seperti biasanya
dan bersifat genetik.
setelah berangkhirnya Perang Dunia II. Ilmu ini membahas sistem kesehatan
secara transkultural. Masalah lain yang dibahas adalah faktor bioekologi dan
memberi perhatian pada aspek-aspek biologis dan sosial budaya dari tingkah
antropologi medis adalah sebuah kajian interdisiplin antara ilmu kesehatan dan
budaya.
Etnomedisin
tradisionil, pengobatan primitif, tetapi etnomedisin terasa lebih netral (Foster dan
Anderson, 1986:62).
Pertama penyakit yang disebabkan oleh agen (tokoh) seperti dewa, lelembut,
personalistik.
karena unsur-unsur tetap dalam tubuh seperti panas dingin dan sebagainya.
Kajian tentang ini disebut kajian natural atau nonsupranatural. Di dalam realitas,
kedua prinsip tersebut saling tumpang tindih, tetapi sangat berguna untuk
1986:63-64).
2. Ayurveda India
Konsep ini berdasarkan konsep humor (cairan) dalam tubuh manusia yang
muncul sejak abad ke-6 Sebelum Masehi. (Chadwick dan Mann, 1950:5).
Menurut konsep Ayurveda, alam terdiri dari 5 unsur, yaitu api, tanah, air, udara,
Konsep pengobatan tradisional kuna Cina didasarkan pada konsep yin dan yang .
Yin dan yang adalah dua kekuatan yang berinteraksi secara seimbang dan terus
Konsep ini berkembang sejak abad 2-3 sebelum Masehi. Jadi, konsep yin dan
Humoralisme
Keempat humor (cairan) dari kedokteran Hippokratik ini adalah cairan empedu hitam
(bahasa Yunani: µέλαινα χολή, melaina chole), cairan empedu kuning (bahasa
Yunani: χολή, chole), lendir atau flegma (bahasa Yunani: φλέγμα, phlegma), dan darah
(bahasa Yunani: αἷμα, haima), dan masing-masingnya sesuai dengan salah satu
temperamen dalam teori empat temperamen. Suatu humor juga disebut sebagai
suatu cambium (pl. cambia or cambiums).[5]
Empat humor
Tabel berikut menunjukkan keempat humoral dengan elemen-elemen yang sesuai dengannya
beserta musim, tempat pembentukan, dan temperamen yang dihasilkan bersama dengan
penafsiran modern yang setara dengannya:
Nama Karakteristik
Humor Musim Elemen Organ Kualitas Temperamen
kuno temperamen
berani, penuh
panas
musim harapan,
Darah udara jantung dan Sanguis sanguin
semi menyenangkan,
lembab
tanpa beban
ambisius, suka
panas
Empedu musim memimpin,
api hati dan Kholé kolerik
kuning panas tidak bisa diam,
kering
mudah marah
dingin pemurung,
Empedu musim melas
tanah limpa dan melankolik pendiam,
hitam gugur kholé (?)
kering analitis, serius
tenang, penuh
dingin
musim Phlégm pertimbangan,
Flegma air otak dan flegmatik
dingin a sabar, cinta
lembab
damai
Sejarah
Meskipun kemajuan dalam ilmu kimia dan patologi mendiskreditkan humoralisme sebagai
suatu teori yang dapat diterima secara ilmiah pada abad ke-19, teori ini telah mendominasi
pemikiran kedokteran Barat selama lebih dari 2.000 tahun. Hanya dalam beberapa kasus teori
humoralisme memudar dalam ketidakjelasan. Salah satu contoh seperti terjadi pada abad ke-
6 dan 7 dalam Kekaisaran Bizantium ketika tradisi budaya Yunani yang sekuler memberi jalan
pada pengaruh Kekristenan. Meskipun penggunaan pengobatan humoralis berlanjut selama
periode tersebut, pengaruhnya berkurang demi agama. Kebangkitan humoralisme Yunani,
sebagian dikarenakan perubahan faktor ekonomi dan sosial, belumlah dimulai sampai awal
abad ke-9. Penggunaan istilah ini di jaman modern adalah pseudosains.
Beck, Brenda. 1969. Colour and Heat in South India Ritual. dalam Majalah Man Edisi 4
Chadwick, John dan w.N. Mann. 1950. Medical Works of Hipocrates. Oxford:
Blackwell Scientific Publication.
Foster, George M dan Anderson. 1978. Medical Anthropology . New York: John Wiley
& Sons.
Jellife, Derrick B. 1957. “Social Culture and Nutrition: Cultural Blockks and Protein
Malnutrion in Early Childhood in Rural west Bengal”. dalam Majalah Pediatrics Edisi
20.
EPIDEMIOLOGI
Para ahli epidemiologi, memandang tugas mereka sebagai
“membuat korelasi-korelasi dalam hal insiden penyakit dalam
usaha menetapkan petunjuk tentang pola-pola penyebab penyakit
yang kompleks, atau tentang kemungkinan-kemungkinan dalam
pengawasan penyakit” (Clausen 1963 : 142). Korelasi antara
penyakit-penyakit terutama ditetapkan melalui sarana berbagai
survei penduduk, untuk menemukan hubungan antara timbulnya
penyakit dengan adanya faktor-faktor biologi, fisik dan sosial.
Tujuan utama dari epidemiologi adalah untuk meningkatkan
derajat kesehatan, mengurangi timbulnya semua ancaman
kesehatan.
MISTERI KURU
DAFTAR PUSTAKA
1. http://www.kompasiana.com/
3. http://www.anneahira.com/artikel-kesehatan-antropologi-
kesehatan.htm
Pendahuluan
Weaver, (1968)
Antropologi Kesehatan adalah cabang dari antropologi terapan yang menangani
berbagai aspek dari kesehatan dan penyakit.
Fabrga (1972)
Antropologi Kesehatan adalah studi yang menjelaskan berbagai faktor yaitu
mekanisme dan proses yang memainkan peranan didalam atau mempengaruhi cara-cara
dimana individu-individu dan kelompok-kelompok terkena oleh atau berespons terhadap
sakit dan penyakit, dan juga mempelajari masalah-masalah sakit dan penyakit dengan
penekanan terhadap pola-pola tingkahlaku.
Lieban (1977)
Antropologi Kesehatan adalah studi tentang fenomena medis yang dipengaruhi oleh
sosial dan kultural, dan fenomena sosial dan kultural diterangi oleh aspek-aspek medis.
Faktor-faktor sosial dan kultural membantu menentukan etiologi penyakit dan
penyebaran melalui pengaruh mereka dalam hubungan antara populasi manusia dan
lingkungan alamnya, atau melalui pengaruh langsung pada kesehatan populasi.
Dalam pemahaman Lieban, kesehatan dan penyakit adalah pengukuran efektivitas
dengan dimana kelompok manusia menggabungkan sumber daya kultural dan biologikal,
menyesuaikan dengan lingkungan mereka. Lieban menyebutkan bahwa pada hakekatnya
ada empat macam area utama dalam atropologi kesehatan yaitu ekologi dan
epidemi, ethnomedicine, aspek medis dari sistem sosial, dan perubahan medis dan kultural.
Landy (1977)
Antropologi Kesehatan adalah studi mengenai konfrontasi manusia dengan penyakit
dan keadaan sakit, dan mengenai susunan adaptif (yaitu sistem medis dan obat-obatan)
dibuat oleh kelompok manusia untuk berhubungan dengan bahaya penyakit pada manusia
sekarang ini.
Landy juga menyatakan bahwa terdapat tiga generalisasi yang pada umumnya
disetujui oleh ahli antropologi, yaitu: 1) penyakit dalam beberapa bentuk merupakan
kenyataan universal dari kehidupan menusia. Ini terjadi dalam keseluruhan waktu, tempat
dan masyarkaat, 2) kelompok manusia mengembangkan metode dan peran-peran yang
teralokasi, sama dengan sumber daya dan struktur mereka untuk meniru dengan atau
merespon penyakit, 3) kelompok manusia mengembangkan beberapa set kepercayaan,
pengertian dan persepsi yang konsisten dengan matriks budaya mereka, untuk menentukan
atau menyadari penyakit. Menurut Landy, Masyarakat yang berbeda, dengan budaya yang
berbeda, memiliki pandangan yang berbeda pula terhadap kesehatan dan penyakit, dan
juga berbeda ketika memperlakukan si pasien.
Kesimpulan
Antropologi Kesehatan berdasarkan definisi dari beberapa ahli bisa ditarik
kesimpulan bahwa antropologi kesehatan adalah studi tentang kesehatan manusia berupa
pencegahan, pengobatan dan penyembuhan penyakit baik masa lalu maupun masa kini
yang berhubungan dengan kultural dan biologis dan melibatkan berbagai macam disiplin
ilmu (interdisipliner).
Antropologi kesehatan mempelajari sosio-kultural dari semua masyarakat yang
berhubungan dengan sakit dan sehat sebagai pusat dari budaya baik sakit yang
berhubungan dengan kepercayaan (misfortunes), kekuatan supranatural/penyihir,
penyembuhan penyakit.
Tugas utama ahli antropologi kesehatan adalah bagaimana individu di masyarakat
mempunyai persepsi dan beraksi terhadap ill dan bagaimana tipe pelayanan kesehatan
yang akan dipilih, untuk mengetahui mengenai budaya dan keadaaan sosial di komunitas
tempat tinggal. Di dalam Antropologi Kesehatan mencakup berbagai disiplin ilmu yang
saling berhubungan dan keterkaitan.
Bahan Bacaan
Salah satu pendekatan dalam ilmu sosiologi adalah teori Evolusi, dimana
manusia berkembang membutuhkan waktu yang sangat lama. Tetapi
perkembangan dalam satu bidang belum tentu diiringi dengan
perkembangan bidang yang lain. Contoh perkembangan di bidang ilmu
kesehatan dan kedokteran belum tentu diimbangi dengan perilaku sehat
dan perilaku sakit masyarakat. Seseorang yang menderita sakit infeksi
saluran napas atas ( ISPA ) belum tentu mau berobat ke dokter dan
meminum obat paten yang diresepkan oleh dokter, karena ia tidak tau
kegawatan penyakitnya dan seberapa besar dia membutuhkan pertolongan
medis. Pola pencarian pengobatan setiap orang bisa berbeda-beda sesuai
dengan tingkat pengetahuan yang dimilikinya tentang bidang kesehatan
dan pengobatan.
Konsep sehat menurut WHO secara garis besar adalah suatu keadaan seseorang yang
terbebas dari gangguan fisik, mental, sosial, spiritual serta tidak mengalami kecacatan.
Menurut pandangan para ahli sosiologi, yang disebut sehat sangatlah bersifat subyektif,
bukan obyektif. Persepsi masyarakat tentang sehat/sakit ini dipengaruhi oleh unsur
pengalaman masa lalu, disamping unsur sosial budaya. Jika individu merasa bahwa
penyakitnya disebabkan oleh makhluk halus, maka dia akan memilih untuk berobat kepada
“ orang pandai “ yang dianggap mampu mengusir makhluk halus tersebut dari tubuhnya
sehingga penyakitnya akan hilang ( Jordan, 1985; Sudarti, 1988; dalam Solita, 1997).
Para ahli medis sepakat bahwa penyakit ( disease ) itu diartikan sebagai gangguan fungsi
fisiologis dari suatu organisme. Sedangkan sakit ( illness ) adalah penilaian individu
terhadap pengalaman menderita suatu penyakit, ditandai dengan perasaan tidak enak
badan. Mungkin saja terjadi bahwa secara obyektif individu terserang penyakit dan salah
satu organ tubuhnya terganggu fungsinya, namun dia tidak merasa sakit dan tetap
menjalankan tugasnya sehari-hari. Sebaliknya seseorang mungkin merasa sakit tetapi dari
pemeriksaan medis tidak diperoleh bukti bahwa dia sakit.
Foster dan Anderson (1978) membagi etiologi penyakit menjadi dua yaitu : etiologi
personalistik dan etiologi naturalistik. Dalam etiologi personalistik keadaan sakit
dipandang sebagai sebab adanya campur tangan agen seperti makhluk halus, jin, hantu dan
roh tertentu. Seseorang jatuh sakit akibat usaha orang lain ( dukun ) yang menjadikan
dirinya sebagai sasaran agen tersebut. Konsep etiologi naturalistik berpandangan bahwa
sakit adalah akibat gangguan sistem dalam tubuh manusia atau antara tubuh manusia
dengan lingkungannya.
Teori Suchman memberikan batasan perilaku sakit sebagai tindakan untuk menghilangkan
rasa tidak enak ( discomfort ) atau rasa sakit sebagai dari timbulnya gejala tertentu.
Suchman melihat pola perilaku sakit dipandang dari dua sisi yaitu dari sisi pasien dan
petugas kesehatan. Menurut Suchman terdapat lima macam reaksi dalam proses mencari
pengobatan, yaitu Shopping, adalah proses mencari alternatif sumber
pengobatan.Fragmentation adalah proses pengobatan oleh beberapa fasilitas kesehatan
pada lokasi yang sama. Procrastination adalah proses penundaan pencarian pengobatan
meskipun gejala penyakitnya sudah dirasakan. Self medication adalah pengobatan sendiri
dengan menggunakan berbagai ramuan atau obat yagn dinilainya tepat
baginya. Discontinuity adalah penghentian proses pengobatan.
Ahli antropologi kesehatan melihat bahwa perilaku sakit seseorang mengacu pada etiologi
atau sebab dari penyakit itu sendiri. Masyarakat yang relatif lebih sederhana seperti di
pedesaan Indonesia, orang cenderung menganut etiologi personalistik, sehingga
masyarakat akan pergi ke dukun/orang pintar. Sedang di daerah perkotaan sebaliknya,
terdapat kecenderungan terhadap etiologi naturalistik. Bila masyarakat meyakini bahwa
mereka terserang suatu penyakit akibat virus atau kuman maka dia akan pergi ke dokter.
Dalam berbagai laporan penelitian antropologi, yang ditulis oleh Sinuraya( 1988 ) dapat
ditemukan bahwa etiologi penyakit yang personalistik dan naturalistik dapat berlaku dalam
masyarakat urban ( perkotaan ) dan rural ( pedesaan ) sekaligus.
Koentjaraningrat ( 1984 ) menyatakan bahwa pada masyarakat Jawa ada beberapa teori
tradisional mengenai penyakit yang diyakini mereka disebabkan oleh faktor personalistik
dan sekaligus naturalistik ( Sianipar, Alwisol dan Yusuf, 1992 ), sehingga yang tampak
pertama-tama masyarakat akan pergi ke dokter. Bila penyakitnya tidak berkurang juga
maka dia akan pergi ke dukun.
Etiologi penyakit naturalistik dan personalistik selamanya akan tetap hidup di masyarakat
baik perkotaan maupun pedesaan. Tidak ada lagi pembeda bahwa makin modern
masyarakat akan lebih memandang penyakit sebagai naturalistik saja. Hal ini dibuktikan
oleh penelitian Sianipar ( 1986 ) yang membuktikan bahwa di daerah Sumatera Utara,
dukun banyak tinggal di daerah perkotaan, karena pasiennya kebanyakan berasal dari kota
dibandingkan dari desa.Seseorang yang telah memilih sistim pengobatan tertentu terhadap
penyakit yang dideritanya akan menerima seluruh proses pengobatan secara penuh.
Referensi:
Markamah, Sunanda, A., & P., Harun Joko, ( 2001 ), Ilmu Budaya Dasar,
Surakarta, Universitas Muhammadiyah Surakarta.
ANTROPOLOGI KESEHATAN
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
DESCRIPTION
antropologi
TRANSCRIPT
Patologi humoral berdasarkan atas konsep ”humor” (cairan ) dalam tubuh manusia
ditemukan dalam teori yunani mengenai empat unsur (Tanah, Air, Udara, Api). Patologi
humoral dikenal sejak Abad Ke 6 .S.M. Teori keseimbangan mengenai kesehatan telah
berkembang dimasa Yunani. Hal itu dibuktikan oleh diskripsi ‘Hipocrates’ tentang
penyakit: tubuh manusia mengandung darah, flegma , empedu kuning, dan empedu hitam.
Unsur-unsur inilah yang membentuk tubuh manusia dan menyebabkan tubuh merasakan
sakit atau sehat, penyakit akan timbul pada waktu tertentu pada setiap tahun. Penyakit akan
menonjol pada musim yang cocok dengan sifat-sifatnya. Penyakit yang disebabkan oleh
kelebihan makanan diobati dengan puasa. Penyakit disebabkan karena kekurangan
makanan disembuhkan dengan memberi makanan. Penyakit akibat kerja keras diobati
dengan istirahat. Dokter harus menanggulangi penyakit dengan prinsip oposisi terhadap
penyebab prenyakit, sesuaqi dengan bentuknya, pengaruh musimnya, dan pengaruh
usianya, menghadapi ketegangan dengan kesantaiannya. Keseimbangan berbeda-beda
terlihat pada wajah. Wajah kemerah-merahan wajah sehat, gembira, optimis. Flegmatis,
tenang dapat mengendalikan diri, lamban, apatis. masam, cepat marah, bertemperamen
buruk, murung atau melankoli, depresi, sedih, melankolis.
a. Penyakit Yang Disebabkan Panas Di obati dengan ramuan obat yang dingin dan
makanan yang dingin dilakukan tindakan – tindakan yang mendinginkan.
b. Penyakit Yang disebabkan Oleh Dingin. Di obati dengan ramuan panas dan makanan
panas. diberikan tindakan anti panas pengobatan pada umumnya campuran mdari unsur
dingin dan unsur panas.
Patologi adalah salah satu cabang ilmu kedokteran yang berperan penting dalam
mendiagnosa penyakit, terutama kanker. Secara umum, patologi adalah ilmu yang
mempelajari penyakit, analisis, dan pengambilan sampel jaringan, sel, dan cairan
tubuh. Patolog biasanya akan memeriksa sampel darah, air mani, air liur, cairan pleura
yang diambil dari paru-paru, cairan perikard yang diambil dari jantung, cairan asites
yang diambil dari hati, dan cairan serviks. Sampel-sampel ini akan dilihat melalui
mikroskop, lalu patolog akan mencari setiap kelainan seluler. Pertumbuhan abnormal
dalam tubuh juga akan diperiksa untuk memastikan apakah bersifat kanker atau non-
kanker.
Bidang Patologi
Patologi klinik – Patologi klinik menangani analisis urin, sampel jaringan, dan
darah, serta memberikan banyak informasi penting mengenai masing-masing sampel,
seperti elektrolit urin, analisa darah, dan sebagainya.
Patologi anatomi – Cabang patologi anatomi bisa memeriksa seluruh tubuh
dalam suatu proses otopsi, atau spesimen jaringan tubuh yang diambil melalui
pembedahan. Bidang patologi ini digunakan untuk menentukan perubahan susunan
anatomi, jejak kimiawi sel, dan penampilan sel.
Patologi umum – Patologi umum adalah ilmu yang mempelajari cara suatu
penyakit dalam mempengaruhi atau menyebabkan kelainan pada fungsi dan struktur
setiap bagian tubuh. Cabang ini menentukan penyebab, mekanisme, dan kemungkinan
perkembangan penyakit. Bidang ini juga menganalisis kelainan klinis sebagai tanda
khas penyakit tertentu. Ilmu ini juga melibatkan berbagai cabang ilmu lainnya seperti
kimia, mikrobiologi, dan hematologi.
Cabang Patologi
Komponen Penyakit
Spesialis: Patolog
Patolog adalah seorang praktisi medis yang telah mengambil spesialisasi di bidang
patologi, seorang dokter yang mengambil spesialisasi untuk mendiagnosa penyakit
berdasarkan pemeriksaan jaringan. Persyaratan perizinan untuk patolog berbeda untuk
setiap negara, tetapi kebanyakan diperlukan empat tahun pendidikan sarjana
kedokteran, empat tahun pelatihan di sekolah kedokteran (kepaniteraan klinik), dan
dua sampai empat tahun pendidikan spesialisasi, antara patologi anatomi atau patologi
klinik. Pendidikan spesialisasi yang dijalani oleh seorang dokter patologi anatomi
sampai mendapatkan sertifikat kompetensinya berbeda dengan pendidikan spesialisasi
untuk seorang dokter patologi klinik (sampai mendapatkan sertifikat kompetensinya).
Karena bidang pekerjaannya, para patolog akan bekerja sama dengan praktisi medis
lainnya. Pendapat mereka biasanya akan dipertimbangkan untuk perencanaan tata
laksana penyakit yang tepat.
Pasien biasanya sangat jarang untuk harus menemui patolog secara langsung,
meskipun peran patolog dalam tim medis sangat penting dan kontribusi mereka sangat
nyata dalam perencanaan tata laksana. Karena pengaruh patolog sangat besar terhadap
penanganan suatu penyakit, sangatlah penting bagi pasien dan dokter yang
merawatnya agar percaya pada hasil patologis. Namun demikian, karena peran utama
patolog berbasis di laboratorium, kebanyakan pasien tidak mengetahui apapun
mengenai patolog yang mendiagnosa penyakit mereka. Karena sulit bagi pasien untuk
mendapatkan informasi seperti latar belakang pendidikan dan pelatihan, dan juga
pengalaman klinik patolog yang menangani sampel jaringan mereka, beberapa pasien
atau bahkan dokter meminta pendapat dari patolog lain, terutama jika diagnosanya
kurang meyakinkan.
Referensi:
Robbins, Stanley. (2010). “Robbins and Cotran Pathologic Basis of
Disease.”
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Antropologi Kesehatan adalah cabang dari
antropologi terapan yang menangani berbagai aspek dari kesehatan dan penyakit (Weaver, 1968;1).
Antropologi kesehatan sebagai ilmu akan memberikan suatu sumbangan pada pengemban pelayanan
kesehatan, termasuk didalamnya obstetri ginekologi sosial. Bentuk dasar sumbangan keilmuan tersebut
berupa pola pemikiran, cara pandang atau bahkan membantu dengan paradigma untuk menganalisis
suatu situasi kesehatan, berdasarkan perspektif yang berbeda dengan sesuatu yang telah dikenal para
petugas kesehatan saat ini. Dalam era globalisasi seperti sekarang ini, berbagai ilmu yang menunjang
profesi sangat diperlukan guna mendukung tenaga kerja yang profesional. di dalam bidang kesehatan
itu sendiri, khususnya perawat berbagai bidang ilmu yang mencakup bidangnya sangat penting untuk
dikuasai dan dipahami. salah satunya yaitu antropologi kesehatan. Di dalam antropologi kesehatan itu
sendiri tercakup materi mengenai perkembangan antropologi kesehatan dimana di dalam
perkembangannya menyangkut hal-hal yang penting untuk dipelajari, yaitu : hubungan antara sosial
budaya dan biologi yang merupakan dasar dari perkembangan antro kesehatan, perkembangan antro
kesehatan dari sisi biological pole, perkembangan antro kesehatan darsi sisi sosiocultural pole, beda
antara perkembangan antro kesehatan biological pole dan sosiocultural pole, dan kegunaan antro
kesehatan. Maka dari itu kami membuat makalah yang menyangkut tentang antropologi kesehatan.
1. 2. 2 B. Rumusan Masalah 1. Apakah pengertian antropologi kesehatan? 2. Apakahhubungan
antara sosial budaya dan biologi yang merupakan dasar dari perkembangan antro kesehatan? 3.
Bagaimana perkembangan antro kesehatan dari sisi biological pole? 4. Bagaimana
perkembangan antro kesehatan dari sisi biological pole? 5. Apakah beda antara perkembangan
antro kesehatan biological pole dan sosiocultural pole? 6. Apakah kegunaan antro kesehatan?
C. Tujuan Penulisan 1. Mengetahui pengertian antropologi kesehatan. 2. Mengetahui hubungan
antara sosial budaya dan biologi yang merupakan dasar dari perkembangan antro kesehatan. 3.
Mengetahui perkembangan antro kesehatan dari sisi biological pole. 4. Mengetahui
perkembangan antro kesehatan dari sisi sosiocultural pole. 5. Mengetahui beda antara
perkembangan antro kesehatan biological pole dan sosiocultural pole. 6. Mengetahui kegunaan
antro kesehatan.
2. 3. 3 BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian Antropologi Kesehatan Antropologi berasal dari
kata anthropos yang berarti "manusia", dan logos yang berarti ilmu.Menurut Koentjaraningrat
(1981 : 11) antropologi berarti “ilmu tentang manusia.” Antropologi kesehatan adalah studi
tentang pengaruh unsur-unsur budaya terhadap penghayatan masyarakat tentang penyakit dan
kesehatan (SolitaSarwono, 1993). Antropologi Kesehatan adalah disiplin yang memberi
perhatian pada aspek-aspek biologis dan sosio-budya dari tingkahlaku manusia, terutama
tentang cara-cara interaksi antara keduanya disepanjang sejarah kehidupan manusia, yang
mempengaruhi kesehatan dan penyakit pada manusia (Foster/Anderson, 1986; 1-3).
Antropologi Kesehatan adalah studi mengenai konfrontasi manusia dengan penyakit dan
keadaan sakit, dan mengenai susunan adaptif (yaitu sistem medis dan obat-obatan) dibuat oleh
kelompok manusia untuk berhubungan dengan bahaya penyakit pada manusia sekarang ini.
(Landy, 1977).Landy juga menyatakan bahwa terdapat tiga generalisasi yang pada umumnya
disetujui oleh ahli antropologi, yaitu: 1. Penyakit dalam beberapa bentuk merupakan kenyataan
universal dari kehidupan menusia. Ini terjadi dalam keseluruhan waktu, tempat dan
masyarkaat, 2. Kelompok manusia mengembangkan metode dan peran-peran yang teralokasi,
sama dengan sumber daya dan struktur mereka untuk meniru dengan atau merespon penyakit,
3. Kelompok manusia mengembangkan beberapa set kepercayaan, pengertian dan persepsi
yang konsisten dengan matriks budaya mereka, untuk menentukan atau menyadari penyakit.
Menurut Landy, Masyarakat yang berbeda, dengan budaya yang berbeda, memiliki pandangan
yang berbeda pula terhadap kesehatan dan penyakit, dan juga berbeda ketika memperlakukan si
pasien. Uraian sejarah muncul dan perkembangan antropologi kesehatan dibuat menurut urutan
waktu cetusannya:
3. 4. 4 1. Tahun 1849 Rudolf Virchow, ahli patologi Jerman terkemuka, yang pada tahun 1849
menulis apabila kedokteran adalah ilmu mengenai manusia yang sehat maupun yang sakit,
maka apa pula ilmu yang merumuskan hukum-hukum sebagai dasar struktur sosial, untuk
menjadikan efektif hal-hal yang inheren dalam manusia itu sendiri sehingga kedokteran dapat
melihat struktur sosial yang mempengaruhi kesehatan dan penyakit, maka kedokteran dapat
ditetapkan sebagai antropologi. Namun demikian tidak dapat dikatakan bahwa Vichrow
berperan dalam pembentukan asal-usul bidang Antropologi Kesehatan tersebut., munculnya
bidang baru memerlukan lebih dari sekedar cetusan inspirasi yang cemerlang. 2. Tahun 1953
Sejarah pertama tentang timbulnya perhatian Antropologi Kesehatan terdapat pada tulisan yang
ditulis Caudill berjudul “Applied Anthropology in Medicine”. Tulisan ini merupakan tour the
force yang cemerlang , tetapi meskipun telah menimbulkan antusiasme, tulisan itu tidaklah
menciptakan suatu subdisiplin baru. 3. Tahun 1963 Sepuluh tahun kemudian, Scoth memberi
judul “Antropologi Kesehatan” dan Paulmembicarakan “Ahli Antropologi Kesehatan” dalam
suatu artikel mengenai kedokteran dan kesehatan masyarakat. Setelah itu baru ahli-ahli
antropologi Amerika benar- benar menghargai implikasi dari penelitian-penelitian tentang
kesehatan dan penyakit bagi ilmu antropologi. Pengesahan lebih lanjut atas subdisiplin
Antropologi Kesehatan ini adalah dengan munculnya tulisan yang dibuat Pearsall (1963) yang
berjudul Medical Behaviour Science yang berorientasi antropologi, sejumlah besar (3000
judul) dari yang terdaftar dalam bibliografi tersebut tak diragukan lagi menampakan
pentingnya sistem medis bagi Antropologi. B. Hubungan antara Sosial Budaya dan Biologi
yang merupakan Dasar dari Perkembangan Antropologi Kesehatan. Hubungan antara social
budaya dan biologi yang merupakan dasar dari perkembangan antropologi kesehatan yaitu
masalah kesehatan merupakan masalah kompleks yang merupakan
4. 5. 5 resultant dari berbagai masalah lingkungan yang bersifat alamiah maupun masalah buatan
manusia, social budaya, perilaku, populasi penduduk, genetika, dan sebagainya. Derajat
kesehatan masyarakat yang disebut sebagai psycho socio somatic health well being ,
merupakan resultante dari 4 faktor yaitu : 1. Environment atau lingkungan 2. Behaviour atau
perilaku, Antara yang pertama dan kedua dihubungkan dengan ecological balance 3. Heredity
atau keturunan yang dipengaruhi oleh populasi, distribusi penduduk, dan sebagainya 4. Health
care service berupa program kesehatan yang bersifat preventif, promotif, kuratif, dan
rehabilitative. Dari empat faktor tersebut di atas, lingkungan dan perilaku merupakan faktor
yang paling besar pengaruhnya (dominan) terhadap tinggi rendahnya derajat kesehatan
masyarakat. Tingkah laku sakit, peranan sakit dan peranan pasien sangat dipengaruhi oleh
faktor-faktor seperti kelas social, perbedaan suku bangsa dan budaya. Maka ancaman kesehatan
yang sama (yang ditentukan secara klinis), bergantung dari variable-variabel tersebut dapat
menimbulkan reaksi yang berbeda di kalangan pasien. Misalnya dalam bidang biologi,
antropologi kesehatan menggambarkan teknik dan penemuan ilmu-ilmu kedokteran dan
variasinya, termasuk mikrobiologi, biokimia, genetik, parasitologi, patologi, nutrisi, dan
epidemiologi. Hal ini memungkinkan untuk menghubungkan antara perubahan biologi yang
didapatkan dengan menggunakan teknik tersebut terhadap faktor- faktor sosialdan budaya di
masyarakat tertentu. Contoh : penyakit keturunan albinism di suatu daerah di Nusa Tenggara
Timur ditransmisikan melalui gen resesif karena pernikahan diantara anggota keluarga. C.
Perkembangan Antropologi Kesehatan dari Sisi Biological Pole Antropologi kesehatan dari sisi
Biological Pole berusaha untuk memahami jasad/fisik manusia melalui evolusi, kemampuan
adaptasi, genetika populasi, dan primatologi (studi tentang makhuk primate / binatang yang
menyerupai manusia).Sisi biologi adalah hal penting dalam kesehatan. Sisi biologi adalah
kesatuan sistem organ tubuh yang saling menunjang, apabila
5. 6. 6 terdapat gangguan dari salah satu organ tubuh maka juga akan menggangggu keseluruhan
sistem fungsi. Sisi biologi, melalui tubektomi, dilihat dari sudut budaya oleh Haryati (1990)
dalam penelitiannya tentang penerimaan masyarakat desa terhadap cara ini untuk ber-KB.
Kajian yang dilakukan Haryati selangkah lebih maju dari dua peneliti sebelumnya dengan lebih
banyak menggali sisi biologi (tubektomi) dan kemudian memasukan ke dalam wacana
kesehatan pada masyarakat yang diteliti dengan melibatkan sistem pengetahuan mereka untuk
memilih cara ini dalam ber-KB. Terdapat ahli-ahli antropologi yang pokok perhatiannya adalah
tentang pertumbuhan dan perkembangan manusia, peranan penyakit dalam evolusi manusia
dan paleopatologi(studi mengenai penyakit-penyakit purba). Ahli-ahli antropologi yang
memiliki minat tersebut mempunyai kesamaan perhatian dengan ahli-ahli genetika, anatomi,
sorologi, biokimia dan sejenisnya. Hal ini memungkinkan untuk menghubungkan antara
perubahan biologi yang didapatkan dengan menggunakan teknik tersebut terhadap faktor-faktor
sosial dan budaya di masyarakat tertentu. Ada beberapa ilmu yang memberikan sumbangan
terhadap antropologi kesehatan, antara lain : 1. Antropologi fisik/biologi/ragawi, Contoh:
nutrisi mempengaruhi pertumbuhan, bentuk tubuh, variasi penyakit. Selain itu juga
mempelajari evolusi penyakit sebagai akibat faktor budaya, migrasi dan urbanisasi. 2.
Etnomedisin, awalnya mempelajari tentang pengobatan pada masyarakat primitif atau yang
masih dianggap tradisional, meski dalam perkembangan lebih lanjut stereotipe ini harus
dihindari karena pengobatan tradisional tidak selamanya terbelakang atau salah. 3. Kepribadian
dan budaya, adalah observasi terhadap tingkah laku manusia di berbagai belahan dunia.
Misalnya: perawatan schizophrenia di suatu daerah untuk mencari penyembuhan yang tepat
dapat digunakan untuk mengevaluasi pola perawatan penyakit yang sama. 4. Kesehatan
Masyarakat, dimana beberapa program kesehatan bekerjasamadengan antropologi untuk
menjelaskan hubungan antara kepercayaan dan praktek kesehatan.
6. 7. 7 D. Perkembangan Antropologi Kesehatan dari Sisi Sosiocultural Pole Antropologi
kesehatan mempelajari sosio-kultural dari semua masyarakat yang berhubungan dengan sakit
dan sehat sebagai pusat dari budaya, di antaranya objek yang menjadi kajian disiplin ilmu ini
adalah: 1. Penyakit yang berhubungan dengan kepercayaan (misfortunes). 2. Beberapa
masyarakat misfortunes disebabkan oleh kekuatan supranatural maupun supernatural atau
penyihir, 3. Kelompok healers ditemukan dengan bentuk yang berbeda disetiap kelompok
masyarakat. 4. Healers yang mempunyai peranan sebagai penyembuh. 5. Perhatian terhadap
suatu keberadaan sakit atau penyakit tidak secara individual, terutama illness dan sickness pada
keluarga ataupun masyarakat. Jauh sebelum apa yang disimpulkan ahli-ahli antropologi pada
akhir abad 20, pada tahun 1924 W.H. R. River, seorang dokter, menyebutkan bahwa
kepercayaan medis dan prakteknya tidak dapat dipisahkan dari aspek budaya dan organisasi
sosial yang lain. Ia menyatakan “praktek medis primitif mengikuti dari dan membuat
pengertian dalam syarat-syarat yang mendasari kepercayaan medis. Ia juga menyatakan
keberadaan 3 padangan dunia yang berbeda (gaib, religi, dan naturalistik) dan menghubungkan
sistem-sistem kepercayaan, dan tiap-tiap pandangan memilki model perilaku medis yang
sesuai. Ackerkencht, seorang dokter dan ahli antropologi, orientasi teoritisnya diungkapkan
dalam bentuk lima generalisasi yaitu: 1. Studi signifikan dalam antropologi medis bukanlah
sifat tunggal melainkan konfigurasi budaya secara keseluruhan dai masyarakat dan temapt
dimana pola medis berada dalam totalitas tersebut, 2. Ada begitu banyak pengobatan primitif,
3. Bagian dari pola medis, seperti yang ada pada keseluruhan budaya, secara fungsional saling
berkaitan, 4. Pengobatan primitif paling baik dipahami dalam kaitan kepercayaan dan definisi
budaya,
7. 8. 8 5. Manifestasi pengobatan primitif yang bervariasi seluruhnya merupakan pengobatan
gaib. Penelitian-penelitian dan teori-teori yang dikembangkan oleh para antropolog, perilaku
sehat (health behavior ), perilaku sakit (illness behavior) perbedaan antara illness dan disease,
model penjelasan penyakit explanatory model ), peran dan karir seorang yang sakit (sick role),
interaksi dokter-perawat, dokter-pasien, perawat-pasien, penyakit dilihat dari sudut pasien,
membuka mata para dokter bahwa kebenaran ilmu kedokteran modern tidak lagi dapat
dianggap kebenaran absolut dalam proses penyembuhan. Terdapat ahli-ahli antropologi dengan
pokok perhatian pada sistem medis tradisional (etnomedisin), masalah petugas-petugas
kesehatan dan persiapan profesional mereka, tingkah laku sakit, hubungan antara dokter-pasien
serta dinamika dari usaha memperkenalkan pelayanan kesehatan Barat kepada masyarakat-
masyarakat tradisional. E. Beda antara Perkembangan Antropologi Kesehatan Biological Pole
dan Sosiocultural Pole Antropologi kesehatan tidak boleh dipandang sebagai penggabungan
dari dua disiplin yang longgar, biologi dan sosial-budaya, karena seringkali masalah-masalah
yang dihadapi kedua disiplin ilmu tersebut saling membutuhkan data maupun teori-teori dari
kedua bidang yang bersangkutan. Penyakit jiwa, misalnya, tidaklah semata-mata dapat
dipelajari dalam kerangka faktor fisiologis atau biokimia belaka, atau faktor-faktor psiko-
sosial-budaya yang bersumber pada stres; kedua jenis data tersebut penting untuk memperoleh
pemahaman yang mendalam dari faktor-faktor yang berpengaruh. Serupa halnya dengan
makanan, dimana kebiasaan makan dan makanan yang dipilih berkaitan dengan tingkatan
nutrisi. Demikian pula teori epidemiologi yang didasarkan atas pengetahuan bahwa tingkahlaku
manusia sangat mempengaruhi vektor yang menularkan banyak pennyakit. Pokok perhatian
biological pole : 1. Pertumbuhan dan perkembangan manusia. 2. Peranan penyakit dalam
evolusi manusia. 3. Paleopatologi (studi mengenai penyakit-penyakit purba) Pokok perhatian
sociocultural pole :
8. 9. 9 1. Sistem medis tradisional (etnomedisin). 2. Masalah petugas-petugas kesehatan dan
persiapan profesional mereka. 3. Tingkah laku sakit. 4. Hubungan antara dokter pasien. 5.
Dinamika dari usaha memperkenalkan pelayanan kesehatan barat kepada masyarakat
tradisional. Jadi perbedaannya terletak pada masing-masing disiplin ilmu yang bersangkutan,
dalam memandang suatu fenomena baik dari bidang biologi maupun bidang sosial-budaya.
Contoh: dari segi biologi, penyakit merupakan suatu kondisi patologis yang dibuktikan dengan
hasil-hasil tes laboratorium atau bentuk-bentuk pemeriksaan klinis lainnya. Namun dari
pandangan budaya, penyakit adalah pengakuan sosial bahwa seseorang itu tidak bisa
menjalankan peran normalnya secara wajar, dan bahwa harus dilakukan sesuatu terhadap
situasi tersebut. Dengan kata lain harus dibedakan antara penyakit (disease) sebagai suatu
konsep patologis, dan penyakit (illness) sebagai suatu konsep kebudayaan. F. Kegunaan
Antropologi Kesehatan Secara umum, antropologi kesehatan senantiasa memberikan
sumbangan pada ilmu kesehatan lain sebagai berikut : 1. Memberikan suatu cara untuk
memandang masyarakat secara keseluruhan termasuk individunya. Dimana cara pandang yang
tepat akan mampu untuk memberikan kontribusi yang tepat dalam meningkatkan kesejahteraan
suatu masyarakat dengan tetap bertumpu pada akar kepribadian masyarakat yang membangun.
Contoh ; pendekatan sistem, holistik, relativisme yang menjadi dasar pemikiran antropologi
dapat digunakan untuk membantu menyelesaikan masalah dan mengembangkan situasi
masyarakat menjadi lebih baik. 2. Memberikan suatu model yang secara operasional berguna
untuk menguraikan proses sosial budaya bidang kesehatan. Memang tidak secara tepat
meramalkan perilaku individu dan masyarakatnya, tetapi secara tepat bisa memberikan
kemungkinan luasnya pilihan yang akan dilakukan bila masyarakat berada pada situasi yang
baru. 3. Sumbangan terhadap metode penelitian dan hasil penelitian. Baik dalam merumuskan
suatu pendekatan yang tepat maupun membantu analisis dan iterpretasi hasil tentang suatu
kondisi yang ada di masyarakat.
9. 10. 10 BAB III PENUTUP A. Kesimpulan 1. Antropologi Kesehatan adalah disiplin yang
memberi perhatian pada aspek-aspek biologis dan sosio-budya dari tingkahlaku manusia,
terutama tentang cara-cara interaksi antara keduanya disepanjang sejarah kehidupan manusia,
yang mempengaruhi kesehatan dan penyakit pada manusia (Foster/Anderson, 1986; 1-3). 2.
Hubungan antara social budaya dan biologi yang merupakan dasar dari perkembangan
antropologi kesehatan yaitu masalah kesehatan merupakan masalah kompleks yang merupakan
resultant dari berbagai masalah lingkungan yang bersifat alamiah maupun masalah buatan
manusia, social budaya, perilaku, populasi penduduk, genetika, dan sebagainya. 3. Sisi biologi
adalah kesatuan sistem organ tubuh yang saling menunjang, apabila terdapat gangguan dari
salah satu organ tubuh maka juga akan menggangggu keseluruhan sistem fungsi. 4.
Antropologi kesehatan mempelajari sosio-kultural dari semua masyarakat yang berhubungan
dengan sakit dan sehat sebagai pusat dari budaya. 5. Perbedaanperkembangan antropologi
kesehatan biological pole dan sosiocultural pole yaitu biological pole pokok perhatian adalah
pertumbuhan dan perkembangan manusia, peranan penyakit dalam evolusi manusia dan
paleopatologi (studi mengenai penyakit-penyakit purba). Pokok perhatian sociocultural pole
adalah sistem medis tradisional (etnomedisin), masalah petugas-petugas kesehatan dan
persiapan profesional mereka, tingkah laku sakit, hubungan antara dokter pasien dan dinamika
dari usaha memperkenalkan pelayanan kesehatan barat kepada masyarakat tradisional. 6.
Kegunaan antropologi kesehatan adalah memberikan suatu cara untuk memandang masyarakat
secara keseluruhan termasuk individunya, memberikan suatu model yang secara operasional
berguna untuk menguraikan proses sosial budaya bidang kesehatan dan sumbangan terhadap
metode penelitian dan hasil penelitian.
10. 11. 11 B. Saran Demikian makalah yang telah kami susun, semoga dengan makalah ini dapat
menambah pengetahuan serta lebih bisa memahami tentang antropologi kesehatan yang
merupakanstudi tentang pengaruh unsur-unsur budaya terhadap penghayatan masyarakat
tentang penyakit dan kesehatan.
11. 12. 12 DAFTAR PUSTAKA
Drs. Naffi Sanggenafa, MA. 2002. Jurnal Antropologi Papua. Jayapura. Laboratorium
Antropologi Jurusan Antropologi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas
Cenderawasih.
Gutomo Priyatmono. 2007. Bermain dengan Kematian. Yogyakarta. Kanisius.
Saifudin. 2005. Antropologi Kontemporer, Suatu Pengantar Kritis Mengenai Paradigma.
Jakarta: Prenata Media Tedi Sutardi. 2007. Antropologi :mengungkap Keragaman Budaya
untuk Kelas XI Sekolah Menengah Atas, Program Bahasa. Bandung. PT Setia Purna Inves.
http://sayedmuddasir.wordpress.com/2014/05/01/pandangan-ahli-antropologi-terhadap-
penyakit/ http://www.anneahira.com/artikel-kesehatan-antropologi-kesehatan.htm
Recommended
Pendahuluan
Antropologi kesehatan mempelajari sosio-kultural dari semua masyarakat yang berhubungan dengan sakit
dan sehat sebagai pusat dari budaya, di antaranya objek yang menjadi kajian disiplin ilmu ini adalah: 1)
penyakit yang berhubungan dengan kepercayaan (misfortunes), 2) dibeberapa masyarakat misfortunes
disebabkan oleh kekuatan supranatural maupun supernatural atau penyihir, 2) kelompok healers ditemukan
dengan bentuk yang berbeda disetiap kelompok masyarakat, 3) healers mempunyai peranan sebagai
penyembuh, dan 4) adapun perhatian terhadap suatu keberadaan sakit atau penyakit tidak secara individual,
terutama illness dan sickness pada keluarga ataupun masyarakat.
Jauh sebelum apa yang disimpulkan ahli-ahli antropologi pada akhir abad 20, pada tahun
1924 W.H. R. River, seorang dokter, menyebutkan bahwa kepercayaan medis dan prakteknya
tidak dapat dipisahkan dari aspek budaya dan organisasi sosial yang lain. Ia menyatakan “praktek
medis primitif mengikuti dari dan membuat pengertian dalam syarat-syarat yang mendasari
kepercayaan medis. Ia juga menyatakan keberadaan 3 padangan dunia yang berbeda (gaib, religi,
dan naturalistik) dan menghubungkan sistem-sistem kepercayaan, dan tiap-tiap pandangan
memilki model perilaku medis yang sesuai.
Ackerkencht, seorang dokter dan ahli antropologi, orientasi teoritisnya diungkapkan dalam
bentuk lima generalisasi yaitu 1) studi signifikan dalam antropologi medis bukanlah sifat tunggal
melainkan konfigurasi budaya secara keseluruhan dai masyarakat dan temapt dimana pola medis
berada dalam totalitas tersebut, 2) ada begitu banyak pengobatan primitif, 3) bagian dari pola
medis, seperti yang ada pada keseluruhan budaya, secara fungsional saling berkaitan, 4)
pengobatan primitif paling baik dipahami dalam kaitan kepercayaan dan definisi budaya, dan 5)
manifestasi pengobatan primitif yang bervariasi seluruhnya merupakan pengobatan gaib.
Weaver, (1968)
Antropologi Kesehatan adalah cabang dari antropologi terapan yang menangani berbagai
aspek dari kesehatan dan penyakit.
Fabrga (1972)
Antropologi Kesehatan adalah studi yang menjelaskan berbagai faktor yaitu mekanisme dan
proses yang memainkan peranan didalam atau mempengaruhi cara-cara dimana individu-individu
dan kelompok-kelompok terkena oleh atau berespons terhadap sakit dan penyakit, dan juga
mempelajari masalah-masalah sakit dan penyakit dengan penekanan terhadap pola-pola
tingkahlaku.
Lieban (1977)
Antropologi Kesehatan adalah studi tentang fenomena medis yang dipengaruhi oleh sosial
dan kultural, dan fenomena sosial dan kultural diterangi oleh aspek-aspek medis.
Faktor-faktor sosial dan kultural membantu menentukan etiologi penyakit dan penyebaran
melalui pengaruh mereka dalam hubungan antara populasi manusia dan lingkungan alamnya, atau
melalui pengaruh langsung pada kesehatan populasi.
Dalam pemahaman Lieban, kesehatan dan penyakit adalah pengukuran efektivitas dengan
dimana kelompok manusia menggabungkan sumber daya kultural dan biologikal, menyesuaikan
dengan lingkungan mereka. Lieban menyebutkan bahwa pada hakekatnya ada empat macam
area utama dalam atropologi kesehatan yaitu ekologi dan epidemi, ethnomedicine, aspek medis
dari sistem sosial, dan perubahan medis dan kultural.
Landy (1977)
Antropologi Kesehatan adalah studi mengenai konfrontasi manusia dengan penyakit dan
keadaan sakit, dan mengenai susunan adaptif (yaitu sistem medis dan obat-obatan) dibuat oleh
kelompok manusia untuk berhubungan dengan bahaya penyakit pada manusia sekarang ini.
Landy juga menyatakan bahwa terdapat tiga generalisasi yang pada umumnya disetujui oleh
ahli antropologi, yaitu: 1) penyakit dalam beberapa bentuk merupakan kenyataan universal dari
kehidupan menusia. Ini terjadi dalam keseluruhan waktu, tempat dan masyarkaat, 2) kelompok
manusia mengembangkan metode dan peran-peran yang teralokasi, sama dengan sumber daya
dan struktur mereka untuk meniru dengan atau merespon penyakit, 3) kelompok manusia
mengembangkan beberapa set kepercayaan, pengertian dan persepsi yang konsisten dengan
matriks budaya mereka, untuk menentukan atau menyadari penyakit. Menurut Landy, Masyarakat
yang berbeda, dengan budaya yang berbeda, memiliki pandangan yang berbeda pula terhadap
kesehatan dan penyakit, dan juga berbeda ketika memperlakukan si pasien.
Kesimpulan
Antropologi Kesehatan berdasarkan definisi dari beberapa ahli bisa ditarik kesimpulan
Bahan Bacaan
Allan Yooung. 1980. An Anthropological Perspective on Medical Knowledge. The Journal of
Medicine and Philosophy.
Chapter 1: Intoduction. The Field of Medical Anthropology
Foster/Anderson. 2009. Antropologi Kesehatan, terj. UI-Press: Yogyakarta
The Field of Medical Anthropology
• Definisi
• Ruang lingkup
• Sejarah
• Manfaat
Sejarah
Rudolf Virchow (1849) ahli patologi Jerman terkemuka, pada tahun 1849
Kedokteran adalah ilmu mengenai manusia yang sehat maupun yang sakit
https://www.researchgate.net/publication/
286692131_Ethnomedicine_in_A_Companion_to_Medical_Anthropology diakses 15 - 8 -2019.
Referensi[sunting | sunting sumber]
Catatan
Bibliografi
Kategori:
Humoralisme
Kedokteran Yunani Kuno
Elemen klasik
Teks tersedia di bawah Lisensi Atribusi-Berbagi Serupa Creative Commons;
ketentuan tambahan mungkin berlaku. Lihat Ketentuan Penggunaan untuk lebih
jelasnya.