Anda di halaman 1dari 5

Nama : Supriani

Semester : 4 (Empat)
Prodi : PAK
Matkul : Antropologi

Judul Buku : Antropologi Budaya


Penulis : Prof. Dr. I Gede A. B. Wiranata, S.H., M.H.
Tahun Terbit : 2011
Jumlah Halaman: 182 Hal
BAB I
MENGENAL ANTROPOLOGI ITU?
A. APAKAH ANTROPOLOGI?
Salah satu ilmu yang mempelajari manusia dari sudut cara berpikir dan pola berperilaku
adalah antropologi (sering juga disebut antropologi sosial dan budaya). Ariyono Suyono (1985)
memberikan Batasan tentang antropologi sebagai berikut: Antropologi berasal dari kata Latin;
Anthropos yang berarti manusia dan logos atau akal. Dengan begitu, anthropology dapat
diartikan sebagai suatu ilmu yang berusaha mencapai pengertian tentang makhluk manusia
dengan mempelajari aneka warna bentuk fisik, kepribadian, masyarakat, serta kebudayaannya.
Antropologi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari umat manusia sebagai makhluk
masyarakat.
Secara global dapat diungkapkan ruang lingkup ilmu ini sebagai berikut:
1. Antropologi Fisik
Mempelajari manusia dari sudut keanekawarnaan tubuhnya sehingga disebutjuga ilmu
Antropo-biologi.
2. Antropologi Budaya
Mempelajari manusia dari sudut keanekawarnaan tingkah laku dan cara berpikirnya.
Selanjutnya menurut Harsoyo (1984) antropologi fisik berkembang dalam bagian-bagian
kajian berupa:
1. Paleontologi Primata
2. Evolusi Manusia
3. Antropometri
4. Somatologi
5. Antropologi Rasial
6. Studi Perbandingan tentang Pertumbuhan Organik dan Antropologi Konstitusional
Antropologi budaya yang merupakan cabang dari antropologi menyelidiki kebudayaan
pada umumnya dan berbagai kebudayaan pada bangsa di muka bumi, menyelidiki bagaimana
manusia mampu berkebudayaan dan mengembangkan kebudayaannya sepanjang zaman.

B. SEJARAH PERKEMBANGAN ANTROPOLOGI


1. Fase Pertama (Sebelum 1800)
Fase pertama ini ada yang menyebutnya fase penemuan, ada juga yang menyatakan sebagai era
pencatatan atau deskripsi tentang bangsa-bangsa dan laporan kisah-kisah perjalanan.
2. Fase Kedua (Pertengahan Abad Ke-19)
Perkembangan fase kedua ini dimulai dengan tahap penyusunan dan penganalisisan bahan
etnografi pada fase I di atas. Dalam babakan ini sudah muncul konsep cara pikir evolusi
masyarakat, yang secara garis besar intinya adalah bahwa masyarakat dan kebudayaan manusia
telah berevolusi dengan sangat lambat dalam jangka waktu ribuan tahun lamanya dari tingkat
yang rendah dan melalui beberapa tingkat antara sehingga sampai ke tingkat tertinggi serta
kompleks.
3. Fase Ketiga (Permulaan Abad Ke-20)
Perkembangan pada fase ini sangat erat kaitannya dengan eksistensi Kkolonialisme-
imperalisme negara-negara Eropa dan Amerika Serikat (walaupun negara ini bukan negara
colonial, mereka berkuasa atas negara-negara bagian).
4. Fase Keempat (Sesudah Kira-Kira 1930)
Fase keempat sering juga disebut sebagai fase ilmiah antropologi, tetapi ada pula yang
menyebutnya sebagai era pembaharuan dan penemuan ilmu antropologi yang sesungguhnya.
Beberapa hal yang menjadi sebab ilmu ini berkembang sangat pesat, diantaranya:
a. Bertambahnya koleksi bahan pengetahuan akibat dilakukan dengan cara yang jauh lebih
teliti.
b. Ketajaman metode ilmiah yang digunakan dalam penelitian.
c. Timbul rasa antipasti terhadap kolonialisme khususnya sesudah Perang Dunia II usai.
d. Hilangnya bangsa-bangsa primitive (dalam arti bangsa-bangsa asli dan terpencil dari
pengaruh kebudayaan Eropa-Amerika).

C. KONSEP, TEORI, DAN METODE ILMIAH ILMU ANTROPOLOGI


Kesatuan pengetahuan dalam ilmu antropologi dicapai melalui:
1. Pengumpulan Fakta
Melalui kegiatan pengumpulan data peneliti memperoleh pengetahuan tentang berbagai
kejadian, gejala dari suatu kebudayaan masyarakat untuk kemudian diolah. Aktivitas
pengumpulan data ini berupa kegiatan observasi, pencatatan, pengolahan, dan pelukisan fakta
yang terjadi dalam masyarakat yang hidup.
1. Penentuan Ciri-ciri Umum dan Sistem
Dari data yang telah terkumpul dilakukan upaya pemilahan atas dasar spesifikasi ciri
khas masing-masing fakta yang ada.
2. Verifikasi
Verifikas merupakan metode pengujian dalam kenyataan terdiri atas cara-cara yang
harus menguji kaidah-kaidah yang telah dirumuskan atau yang harus memperkuat “pengertian”
yang telah dicapai.

Dengan pengkajian masalah-masalah khusus tersebut yang kemudian diimbangi oleh


ketajaman model penelitian dan penganalisisisan datanya, maka muncul ilmu-ilmu bagian
antropologi berupa:
1. Paleoantropologi
2. Antropologi Fisik (Antropologi Fisik Khusus)
3. Etnolinguistik
4. Prehistori
5. Etnologi

BERBAGAI CABANG KAJIAN ILMU ANTROPOLOGI


1. Antropologi Ekonomi (Pedesaan)
2. Antropologi Pendidikan
3. Antropologi Psikologi
4. Antropologi Politik
5. Antropologi Hukum
6. Antrologi Kesehatan
7. Antropologi Agama

Dengan demikian, dari sudut pandang ilmu antropologi, manusia dipandang dari sisi manusia
sebagai makhluk primate (biologi) dan manusia sebagai makhluk sosiobudaya.
BAB II
MAKHLUK MANUSIA

A. KONSEP DASAR KAJIAN EVOLUSI


Makhluk manusia, menjadi sasaran kajian ilmu antropologi selain perilaku budayanya.
Dari sudut biologi, ia merupakan salah satu makhluk di antara lebih dari sejuta makhluk lain
termasuk di dalamnya makhluk yang pernah atau masih mendiami muka bumi. Kajian tentang
evolusi primata dan makhluk manusia khususnya diawali dari konsep berpikir evolusi
masyarakat pada masa fase ke-2 dalam perkembangan ilmu antropologi.

BAB III
KEHIDUPAN KOLEKTIF
A. CIRI-CIRI KEHIDUPAN KOLEKTIF
Ciri kehidupan kolektif yang melekat
a. Adanya Pembagian Kerja yang Tetap
b. Kebergantungan
c. Kerjasama
d. Komunikasi
e. Diskriminasi

Proses perubahan pola tingkah laku yang berlangsung selama beberapa generasi
kelompok manusia secara kolektif tidak selalu berjalan dalam rentang waktu yang sama dengan
kelompok kehidupan kolektif lainnya dimuka bumi.

BAB IV
KEPRIBADIAN DAN KEBUDAYAAN
Peneliti sosiologi, antropologi, dan psikologi yang mulanya semata-mata
mengemukakan “pola kelakuan” akhirnya telah mengarah pada “pola tindakan” dari individu
atau makhluk manusia yaitu:
a. Pola kelakuan
Pola perilaku manusia yang prosesnya telah terencana dalam gennya dan merupakan milik
dirinya tanpa melalui suatu proses belajar disebut pola kelakuan.
b. Pola Tindakan
Pola tindakan adalah pola perilaku manusia yang prosesnya tidak terencana dalam
gennya, tetapi merupakan milik diri pribadinya dengan melalui proses belajar.
Deskripsi tentang sistem organisasi dalam suatu spesies binatang, perilaku serta kebiasaannya
cenderung dapat dikenali secara mudah. Kelompok binatang tersebut memiliki kekhususan
yang cenderung sama dalam berbagai tingkah lakunya.

BAB V
PERUBAHAN MASYARAKAT DAN KEBUDAYAAN
Dalam kaitan mempertahankan pola, maka efektifitas perilaku dalam struktur
kehidupan ini tidak jarang memunculkan penolakkan nilai-nilai, perubahan, juga peniadaan dan
bentuk baru akan kebiasaan, adat istiadat para pendukung sistem kehidupan. Misalnya dengan
berakhirnya perang dunia kedua, sistem penjajahan cepat hilang. Sebagian besar penduduk
yang semula merupakan daerah jajahan khususnya di Afrika, sebagian Asia, dan Lautan Pasifik
kemudian membentuk negara baru dan memisahkan diri dari kekuasaan pemerintah lama.
Upaya pembangunan ini tanpa disadari membawa konsekuensi perubahan dan unsur
perubahan itu cenderung berasal dari pihak luar tidak semata-mata dari pengaruh kebudayaan
asli.
BAB V
PERUBAHAN MASYARAKAT DAN KEBUDAYAAN
Kehidupan kelompok masyarakat adalah suatu proses antara perorangan dalam
kelompoknya yang didukung atau diperkuat oleh sistem nilai yang dapat berupa pembenaran,
penguasaan, penghukuman, dan penolakan. Sistem ini akan mengayomi mereka secara
bersama-sama untuk menuju tatanan kehidupan damai dan sejahtera. Misalnya, melalui
pertemuan ekonomi. Unsur-unsur kebudayaan asing secara tidak sengaja atau dipaksa turut
bersama datangnya para pedagang. Masuknya kebudayaan Hindu, di antaranya, karena
masuknya pedagang Hindu, di antaranya, karena masuknya pedagang Hindia dan Gujarat.
Sedangkan pengaruh lainnya adalah kebudayaan tembikar dan keramik yang di negara mereka
sudah sangat maju.
Perubahan kebudayaan umat manusia terjadi karena proses evolusi, yaitu proses
perubahan yang lambat dari tingkat kebudayaan yang sederhana hingga ke tingkat yang lebih
tinggi.

BAB VI
ANTROPOLOGI DAN MODERNISASI
Istilah modern berasal dari akar kata adverbia dalam Bahasa Latin dan berarti “just
now” sementara dalam Bahasa Inggris kata “modern” dihadapkan pada kata “ancient”. Namun,
dalam sejarah peradaban Barat, kata modern memiliki arti yang lebih jelas. Modernisasi dalam
konteks ilmu sosial memiliki dua efek praktis.
Efek-efek ini diantaranya dapat bersifat:
1. Konservatif
Efek yang bersifat masih mempertahankan prinsip dan tujuan lama dengan suatu penyesuaian
dengan tatanan baru sehingga terjadi kompromistis paradigma antara konsep lama dan konsep
baru.
2. Revolusioner
Efek yang bersifat prontal dengan mengikis habis tatanan lama dan mengganti dengan
sesuatu produk baru.
Sebagian pengkaji antropologi tidak secara mendasar mengikuti atau menolak fenomena
modernisasi. Namun, mereka justru membentuk komunitas sendiri dalam mempertegas dan
mengembangkan metode kajian antropologis sehingga bagi mereka tidaklah terlalu penting ada
dalam struktur hegemoni masyarakat mana pun, tetapi cenderung mendeskripsikan bagaimana
struktur pemikiran manusia.
Pendekatan perilaku dan personifikasi masyarakat secara keseluruhan dan pendukung
hukum khususnya, misalnya memberikan peluang kajian baru bagi pengkaji antropologi.

Kesimpulan
Antropologi adalah ilmu pengetahuan yang mengkaji umat manusia sebagai makhluk
masyarakat. Perhatiannya terutama ditujukan pada sifat khas ragawi, cara produksi, tradisi, dan
nilai-nilai yang membuat pergaulan hidup yang satu berbeda dari pergaulan hidup lainnya.
Dengan demikian, dari sudut pandang ilmu antropologi, manusia dipandang dari sisi manusia
sebagai makhluk primate (biologi) dan manusia sebagai makhluk sosiobudaya.
Antropologi kebudayaan terdiri dari adat istiadat, peraturan yang terdiri dari suatu
kelompok tertentu, sehingga itu akan menjadi sebuah kebiasaan yang akan secara terus
menerus untuk dilakukan. agar bisa memperoleh proses penyesuaian biologi dan budaya
terhadap alam dan lingkungannya yang dimana itu akan menjadi sebuah pola hidup oleh
masyarakat tersebut, baik itu ras, etnis dan lain sebagainya dalam beberapa kebudayaan yang
saling berhubugan atau saling bertemu untuk kepentingan bersama dalam menjalankan
interaksi sosial.

Anda mungkin juga menyukai