Anda di halaman 1dari 3

KEJANG DEMAM setelah 1 mimggu setelah cedera

kepala.
 Kejang demam : bangkitan Karakteristik kejang
yang terjadi pada kenaikan 1. Kejang sederhana:Berlangsung
suhu tubuh suhu rectal di atas singkat <15 menit umumnya
38ºc yang disebabkan oleh berhenti sendirikejang
berbentuk tinik klonik tanpa ada
proses extra kranial
gerakan fokal dan tidak berulang
(Nugroho,2011 hal.51)
dalam waktu 24 jam
ETIOLOGI 2. Kejang kompleks : berlangsung
Kejang demam disebabkan oleh >15 menit kejang fokal atau
hipertemia yang muncul seacara partial satu sisi kejang berulang
cepat akibat infeksi virus atau atau lebih dari 1x dalam 24 jam.
bakteri umumnya berlangsung cepat 3. Kejang mioklonik:berlangsung <5
detik kedutan pada daerah otot
dan ada kemungkinan
yang terjadi secara mendadak
adanyapredisposisi familiar.
serta hilang kesadaran sesat.
resiko terjadinya kejang adalah: 4. Kejang tonik :berlangsung < 1
1. Riwayat dalam keluarga menit disertai hilangnya kontrol
2. Usia kurang dari 18 bulan pada kandung kemih dan usus
3. Tingginya suhu badan sebelum adanya gerakan klonik pada
kejang ekkstremitas adanya letargi kaku
pada otot ekstremitas bagian
4. Lamanya demam sebelum
tubuh dan wajah
kejang 5. Kejang atonik : tanpa ada
peringatan kehilangan tonus
penyebab demam sebagai berikut:
secara mendadakl sehingga
1. Faktor genetika Faktor menyebabkan kelopak mata
keturunan menurun
2. Penyakit Infeksi, bakteri,virus 6. Kejang absense:Tidak terjadi
3. Demam kejang dapat terlihat kedutan
4. Gangguan metabolismeGangguan pada otot wajah kelopak mata
metabolisme seperti uremia, bergetar serting berkedip atau
hiperglikemia, hipoglikemia beberapa detik menatap ke suatu
kadar gula darah <30mg% pada ruang.
neonatus cukup bulan dan
<20%mg pada neonatus pada Pemeriksaan diagnostik
bayi berat badan rendah. 1. Pemeriksaan laboratorium :
5. Neoplasma :ketika neoplastik sumber infeksi yang
meningkat menyebabkan demam bukan
6. Trauma Kejang pada bayi dapat untuk menentukan kejang
:cedera baik pada saat demam.
persalinan. Sedangkan pada 2. Pungsi lumbal :indikasi tanda
anak anak bisa terjadi dan gejala menginitis.
akibat trauma biasanya 3. EEG
4. Ctscan dalam 24 jam ertama pada
kondisi demam
Ada 3 penanganan kejang (nurafif Diagnosa keperawatan
& kusuma,2015) 1. Hipertermi b.d proses infeksi
1. pemberian diazepam supp 2. Perfusi jaringan tidak efektif
sangat efektif dalam b.d 02 ke otak menurun
pencegahan kejang dengan 3. Peningkatankoping keluarga b.d
dosisi 5mg untuk anak 1- resiko tinggi berulang
3th, 7,5mg untuk Asma bronchial
usia>3th.,atau 5 mg intravena
untuk BB < 10 kg dan 10mg penyakit obstruksi saluran pernafasan
untuk anak>10kg. akibat penyempitan saluran nafas yang
Diazepam intravena dapat di sifatnya reversibel (penyempitan
berikan juga dengan dosisi dapat hilang dengan sendirinya) yang
0,2-0,5mg/kgbb dengan ditandai oleh episode obstruksi
kecepatan 0,5-1mg/mnt pernafasan diantara dua interval
untuk menhindari depresi asimtomatik (Djojodibroto, 2017).
perafasanbila kejang
berhentisebelumobat habis Pembagian asma:
hentikan penyuntikan dapat di 1. Asma episode yang
ulang sebanyak 2x dengan jarang:Biasanya terdapat pada anak
jarak5 menit bila anak masih umur 3 –8 tahun. Serangan umumnya
kejang. Bila masih kejang dicetuskan oleh infeksi virus saluran
dapat dinberikan dengan dosisi nafas bagian atas. Banyaknya
15mg/kgbb pelan pelan bila serangan 3 –4 kali dalam 1
kejang berkelanjutan dapati tahun.
berikan phenobarbital 50mg im 2. Asma episode yang sering : Pada
keluhan utama : 2/3 golongan ini serangan pertama
kejang demam pada bayi dan terjadi pada umur sebelum 3 tahun.
anak di dahului suhu yang Pada permulaan, serangan
tinggi. bangkitan kejang berhubungan dengan infeksi saluran
kebanyakan di sertai suhu nafas akut. Pada umur 5 –6 tahun
tubuh yang tinggi dan cepat dapat terjadi serangan tanpa
dan disebabkan oleh infeksi di infeksi yang jelas. Frekwensi
luar susunan saraf serangan 3 –4 kali dalam 1 tahun,
pusatkejang yang berlangsung tiap serangan beberapa hari sampai
cepat sifat bangkitan beberapa minggu. Frekwensi
berbentuk tonik serangan paling tinggi pada umur
klonik,klonik,fokal,akinetikbegitu 8 –13 tahun
kejang berhenti anak tidak 3. Asma kronik atau persisten: Pada
bereaksi apapun tetapi umur 5 –6 tahun akan lebih jelas
beberapamenit seelah kejang terjadinya obstruksi saluran nafas
berhenti anak terbangun sadar yang persisten dan hampir selalu
akan sendirinyatanpa adanya terdapat mengi setiap hari; malam
kelainan saraf kejang terjadi
hari terganggu oleh batuk dan mengi.  Dahak lengket dan sulit
Aktivitas fisik sering menyebabkan dikeluarkan
mengi  Suara napas melemah bahkan tak
Etiologi ASMA terdengar (silent chest)
Obstruksi jalan napas pada asma  Thorak seperti barel chest
disebabkan oleh:  Tampak tarikan otot
-Kontraksi otot sekitar bronkus stenorkleidomastoideus
sehingga terjadi penyempitan nafas.  Sianosis
-Pembengkakan membrane bronkus  BGA Pa O2 kurang dari 80%
-Bronkus berisi mucus yang kental  Terdapat peningkatan gambaran
Adapun faktor predisposisi pada bronchovaskuler kiri dan kanan
asma yaitu: padaRo paru.
1. Genetik:  Hipokapnea dan alkalosis bahkan
a. alergen (Inhalan: debu),ingestan asidosis respiratorik
(masuk melalui mulut yaitu Pemeriksaan penunjang
makanan dan obat-obatan 1. Pemeriksaan Sputum,
tertentu seperti penisilin, 2. Pemeriksaan darah(Analisa Gas
salisilat, beta blocker, kodein,) Darah pada umumnya normal akan
Kontaktan, seperti perhiasan, tetapi dapat terjadi hipoksemia,
logam, jam tangan, dan hipercapnia, atau sianosis.-Kadang
aksesoris lainnya yang masuk pada darah terdapat peningkatan
melalui kontak dengan kulit. SGOT dan LDH-Hiponatremia dan
2. Infeksi saluran pernapasan (v. kadar leukosit kadang diatas
Influenza) 15.000/mm3yang menandakan adanya
3. Perubahan cuaca (lembab/dingin) infeksi.-Pemeriksaan alergi
4. Lingkungan kerja menunjukkan peningkatan IgE
5. Olahraga pada waktu serangan dan menurun
6. Stress pada saat bebas serangan asma
3. Tes Fungsi Paru :Menunjukkan
Manifestasi KlinisAsma Bronchial adanya obstruksi jalan napas
1. Stadium Dini: reversible, cara tepat diagnosis
 Batuk berdahak disertai atau asma adalah melihat respon
tidak dengan pilek pengobatan dengan bronkodilator.
 Ronchi basah halus pada 4. Pemeriksaan Radiologi
serangan kedua atau ketiga, 5. Pemeriksaan Tes Kulit :Dilakukan
sifatnya hilang timbul untuk mencari faktor alergen yang
 Wheezing belum ada dapat bereaks
 Belum ada kelainan bentuk 6. Scanning paru:Melalui inhilasi dapat
thorak dipelajari bahwa redistribusi udara
 Ada peningkatan eosinofil darah selama serangan asma tidak
dan IgE-BGA belum patologis\ menyeluruh pada paru-paru.
2. Stadium lanjut/kronik:
 Batuk, ronchi
 Sesak napas berat dan dada
seolah-olah tertekan

Anda mungkin juga menyukai