Anda di halaman 1dari 7

Jurnal Media Ilmu Keolahragaan Indonesia

Volume 5. Nomor 1. Edisi Juli 2015. ISSN: 2088-6802


http://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/miki

Artikel Penelitian

Nasionalisme Olahraga

Anirotul Qoriah*

Diterima: Mei 2015. Disetujui: Juni 2015. Dipublikasikan: Juli 2015


© Universitas Negeri Semarang 2015

Abstrak Salah satu nilai Olimpisme menyebutkan bahwa gaimana yang diberitakan di berbagai media,
olahraga seharusnya bebas dari kepentingan dan keterli- gelar juara ganda campuran ini menyelamat-
batan tujuan-tujuan politik dan dilakukan demi kesenan-
gan partisipannya. Meski demikian, kenyataan di dunia kan muka Indonesia. Menteri Pemuda dan
olahraga tidaklah seperti itu. Fenomena nasionalisme olah- Olahraga RI sangat mengapresiasi pencapaian
raga menunjukkan bagaimana olahraga dan kepentingan tersebut. Menurutnya, keduanya karena sudah
politik saling berhubungan erat. Olahraga sering dijadikan mengharumkan nama Indonesia di All Eng-
alat pemerintah suatu negara untuk membangun nasion-
alisme bangsa dan sebaliknya pula, olahraga pun dimaju- land 2016 (Praveen / Debby Juara).
kan dengan suntikan jiwa nasionalisme sebagai motivasi Kemenangan ini kemudian dimaknai
para olahragawan dan atlet. Tulisan ini merupakan kajian sebagai momentum yang membangkitkan
literatur tentang fenomena nasionalisme olahraga.Penulis semangat nasionalisme Indonesia dan diang-
membahas tentang konsep nasionalisme dan nasionalisme
olahraga, kaitan nasionalisme dengan olahraga dan mani- gap sebagai tonggak perbaikan pembinaan
festasinya di lapangan, persoalan-persoalan nasionalisme atlet-atlet Indonesia yang memperjuangkan
olahraga, dan bagaimana memanfaatkan olahraga untuk Indonesia melalui olahraga dan pembenahan
membangun nasionalisme dan pula memanfaatkan na- kebijakan olahraga di Indonesia. Harapan pe-
sionalisme untuk membangun olahraga di Indonesia.
merintah dan seluruh warga Indonesia adalah
Kata kunci: nasionalisme, olahraga, nasionalisme olahraga melalui prestasi olahraga, bangsa Indonesia
dapat memperkuat rasa percaya dirinya bah-
wa Indonesia adalah bangsa besar yang memi-
Abstract One of Olympic values suggests that sport should
be free from any political agenda and involvement and be liki rekam jejak prestasi yang membanggakan
done for the enjoyment of the participants, not political (Kemenangan Praveen/Debby)
goals. However, reality in the sport world shows the op- Peristiwa kedua adalah keberhasilan Rio
posite. Phenomenon of sport nationalism is evidence how Haryanto menjadi pembalap Indonesia perta-
sport and politics are intertwined. Sport is often used by
government to build nationalism and vice versa, sport is ma yang berlaga di Formula 1 (F1), lomba balap
also promoted with the spirit of nationalism of the sports- paling bergengsi sedunia. Bagian terpenting
men and athletes. This article is literature review about dari peristiwa tersebut bukanlah pada keber-
phenomenon of sport nationalism. It will discuss about the hasilan itu, melainkan perjalanan bagaimana
concept of nationalism and sport nationalism, the interac-
tion between nationalism and sport, manifestation of sport Rio akhirnya dapat ikut serta dalam lomba itu.
nationalism in the eld, problems regarding sport nation- Kementerian Pemuda dan Olahraga mengada-
alism, and how to use sport as tool to build nationalism kan program penggalangan dana“Solidaritas
and also how to use nationalism to promote sport in con- Merah Putih untuk Rio Haryanto” untuk mem-
text of Indonesia.
bantu biaya keikutsertaannya. Program terse-
Key words: nationalism, sport, sport nationalism but adalah bentuk dari semangat nasionalisme
demi mendukung anak bangsa berprestasi di
ajang kompetisi internasional. Rio dipandang
PENDAHULUAN akan membawa imbas positif bagi Indonesia
Di awal tahun 2016 ini, bangsa Indone- dan menyemangati anak-anak muda Indone-
sia disuguhi dua peristiwa penting dari dunia sia (Dukung Rio Haryant).
olahraga. Pertama adalah kemenangan ganda Adanya persoalan melemahnya iden-
campuran Praveen/Debby dikejuaraan bulu- titas Indonesia dan kendurnya semangat ke-
tangkis internasional All England 2016. Seba- bangsaan, prestasi olahraga tersebut ibarat an-
gin segar yang meniupkan kembali rasa bangga
*Jurusan Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi
Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri dan cinta tanah air di seluruh masyarakat In-
Semarang, Email: anirotulqoriah@mail.unnes.ac.id donesia. Khusus kasus Rio, ribuan masyarakat
2 Jurnal Media Ilmu Keolahragaan Indonesia 5 (1) 2015

membantu menggalang dana, menyemangati studi literatur, tulisan ini akan membahas fe-
via media sosial, dan mendoakan keberhasilan nomena nasionalisme olahraga: bagaimana
dan kesuksesannya. Dengan dukungan penuh akarnya pada nasionalisme sebagai gagasan
publik tanah air, ia bertekad terus memberikan politik, apa peran nasionalisme bagi olahraga
yang terbaik, membanggakan dan membawa dan peran olahraga bagi negara, contoh-con-
nama Indonesia di pentas dunia ke ajang lebih toh nasionalisme olahraga dari beberapa ne-
tinggi bersama dengan prestasi pribadinya se- gara, dan yang tak dapat ditinggalkan adalah
bagai pebalap. potensi-potensi nasionalisme olahraga dalam
Salah satu nilai dalam Olimpisme me- pembangunan suatu bangsa, sisi positif mau-
nyebutkan bahwa olahraga seharusnya bebas pun negatifnya.
dari politik. Namun demikian, di kenyataan,
pertemuan antara olahraga dan politik tidak- NASIONALISME OLAHRAGA: HUBU-
lah bisa dihindari. berdasarkan contoh di atas NGAN OLAHRAGA DAN MASYARAKAT
tampak bagaimana nasionalisme, gagasan cin- Peran Olahraga dalam Masyarakat
ta dan bangga pada tanah air, mempengaruhi Olahraga bukanlah semata-mata aktivi-
dunia olahraga baik pada diri atlet maupun tas sik untuk tujuan kesehatan dan rekreasi,
orang-orang di sekitarnya. Olahraga diman- melainkan pula suatu aktivitas sosial yang
faatkan oleh pemerintah untuk membangun mempengaruhi jiwa dan kehidupan bany-
nasionalisme dalam diri masyarakat dan seba- ak orang, baik yang berkecimpung langsung
liknya pula, olahraga berkembang dan prestasi maupun tidak di dalam olahraga tersebut.
olahraga dicapai karena nasionalisme para at- Studi dalam sosiologi olahraga menunjukkan
let. Mimpi banyak atlet atau olahragawan pun bagaimana aktivitas olahraga telah berevo-
hampir tidak pernah terpisah dari cita-citanya lusi bersama dengan perkembangan masy-
sebagai warga negara: untuk bisa membangga- arakat; dikomersialisasikan dan dijadikan
kan dan mengharumkan nama negaranya. pertunjukan hiburan. Olahraga pun memiliki
Pertandingan olahraga layaknya sebuah kontribusi politik dalam relasi internasional
perang di mana tidak hanya para atlet, masya- bangsa-bangsa dan menjadi alat pembangu-
rakat yang menjadi pun menjadi pejuang pem- nan nasional (Frey & Eitzen, 1991).
bela tanah airnya. Ada banyak contoh suporter Olahraga merupakan aspek dari kehi-
membawa bendera negara ke stadion kompe- dupan sosial yang sangat penting. Olahraga
tisi olahraga nasional, mengenakan kostum memiliki andil besar dalam proses sosialisasi
nasional, dan mengecat wajah dengan warna seseorang untuk menjadi warga negara yang
bendera negara, meneriakkan yel-yel untuk baik. Olahraga adalah aktivitas yang dibutuh-
mendukung atlet atau tim olahraga kesayan- kan untuk pergaulan yang sehat, dan keter-
gannya. Ketika menikmati olahraga, warga libatan seseorang dalam olahraga membantu
negara dari latar belakang yang berbeda-beda membentuk karakter, perkembangan moral,
dapat bersatu demi membela atlet atau tim orientasi pada tim dan jiwa kompetitif, sikap
yang mewakili negaranya. kewarganegaraan yang baik, dan sifat-sifat
Nasionalisme olahraga adalah fenomena baik lainnya (Frey & Eitzen, 1991).
yang menarik untuk dikaji untuk melihat po- Olahraga adalah media yang efektif (tan-
tensinya bagi pengembangan dunia olahraga pa ada kesan paksaan) untuk menanamkan
dan pembinaan atlet di Indonesia. Nasiona- nilai-nilai hidup, salah satunya adalah nasio-
lisme adalah aspek krusial dalam revitalisasi nalisme. Pertandingan olahraga, secara tidak
olahraga Indonesia. Selama ini, keolahragaan langsung masyarakat diajarkan arti penting
Indonesia tidak begitu menggembirakan lan- kerja keras, keunggulan kemampuan dan kete-
taran berbagai macam kasus. Persoalan diha- rampilan, dan kebanggaan nasional. Olahraga
rapkan menemukan titik temu ketika semua juga merupakan kendaraan bagi negara untuk
pihak kembali pada tujuan mengembangkan mencapai stabilitas internal dalam negeri dan
dan berkiprah dalam olahraga demi memaju- status atau pengakuan eksternal dari bangsa-
kan bangsa dan negara, bukan demi kepentin- bangsa lain di dunia(Frey & Eitzen, 1991).
gan pribadi atau kelompok. Olahraga memiliki kontribusi yang besar
Nasionalisme olahraga telah banyak di- bagi pembentukan identitas nasional dan rasa
kaji dalam bidang sosiologi olahraga di luar nasionalisme dengan secara temporer menghi-
negeri, tetapi tampaknya masih asing bagi ka- langkan perbedaan-perbedaan di antara masy-
langan ilmuwan dan pengajar di bidang ilmu arakat ketika semua fokus pada pertandingan.
keolahragaan di Indonesia. Berdasarkan hasil Olahraga berperan pula dalam pembentukan
Anirotul Qoriah - Nasionalisme Olahraga 3

solidaritas nasional, yaitu ketika semua pihak tanah airnya, 2) termotivasi untuk membantu
mulai dari atlet sampai penonton bersatu padu negaranya, 3) memperoleh rasa identitas dan
membela negara (Frey & Eitzen, 1991). harga diri lewat identikasi diri dengan ne-
garanya, dan 4) menginternalisasikan norma-
Nasionalisme norma dan harapan negaranya pada dirinya
Nasionalisme adalah salah satu nilai terkait peran yang dimainkannya sebagai war-
dalam olahraga, meski awalnya ini adalah ga- ga (Druckman, 1994). Bagi seorang atlet atau
gasan dalam ilmu sosial dan politik. Nasiona- olahragawan, nasionalisme ini termanifestasi
lisme memiliki arti yang bermacam-macam. dalam adanya rasa cinta pada tanah air, me-
Nasionalisme dapat dipahami sebagai kecin- rasa bangga menjadi atlet Indonesia, termoti-
taan pada tanah air yang menimbulkan jiwa vasi bertanding untuk mengabdi pada negara,
patriotisme, yaitu siap sedia membela negara dan berusaha menjadi atlet yang berprestasi
dengan segala cara. Nasionalisme negara di- sebagaimana yang diharapkan oleh negaranya.
bangun atas dasar suatu identitas nasional,
yang mana itu dapat bersumber dari identitas Nasionalisme Olahraga (Sporting Nasiona-
etnis (persamaankesamaan ras, darah, etnis, lism)
dan agama) ataupun konstruksi bermacam- Nasionalisme olahraga adalah fenome-
macam orang yang memiliki pengalaman his- na sosial yang kompleks, yang diciptakan oleh
toris, tujuan dan cita-cita yang sama dan ingin ikatan antara negara bangsa dengan olahraga-
hidup bersama (Kusumawardani & Faturoch- olahraganya (Tosa, 2015). Peran olahraga bagi
man, 2004; Uchiumi, 2010). nasionalisme suatu negara di antaranya ada-
Bedasarkan perspektif psikologi sosial, lah:
nasionalisme berkenaan dengan perasaan, ke- 1. Olahraga memiliki andil dalam kon-
terikatan dan kesetiaan yang terbangun dalam struksi dan reproduksi identitas nasi-
diri individu (warga negara) terhadap kelom- onal banyak orang. Ada hubungan an-
poknya (negaranya) (Druckman, 1994). Nasio- tara olahraga dengan identitas nasional,
nalisme berfungsi memberikan identitas dan yang mana hubungan ini melemah di
peran bagi seseorang, apakah ia termasuk war- beberapa negara sebagai akibat dari pe-
ga suatu negara dan jika ya, maka apa tang- rubahan masyarakat dunia dan global-
gung jawabnya sebagai warga negara tersebut. isasi (Beirner, 2001).
Nasionalisme adalah salah satu faktor pendo- 2. Olahraga adalah arena untuk meray-
rong seseorang untuk sedia berpartisipasi da- akan identitas nasional. Fenomena orang
lam pembangunan negaranya (Kusumawarda- membawa bendera negara ke stadion
ni & Faturochman, 2004) kompetisi olahraga nasional, mengena-
Semangat nasionalisme seseorang dapat kan kostum nasional, dan mencat wajah
terlihat dari seberapa besar rasa terikat, rasa dengan warna bendera Negara (Beirner,
memiliki, dan kesetiannya pada negaranya. 2001).
Setiap orang, rasa terikat pada kelompok atau 3. Olahraga menjadi sarana orang-orang
dalam hal ini negara bersifat mendasar. Bagi memikirkan identitas nasionalnya
individu, kelompoknya adalah keberadaan sendiri, yang mungkin selama ini telah
yang penting.Kelompok dikelola sedemikian meluntur karena pengaruh globalisasi
rupa untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan (Bairner, 2001).
manusia. Pada level negara, kelompok meme- 4. Olahraga memberikan kesempatan bagi
nuhi kebutuhan ekonomi, sosiokultural, dan wakil-wakil dari negara-negara yang
politik, memberi individu rasa aman, rasa me- berbeda untuk terlibat dalam kompetisi
miliki, dan kebanggaan/ prestise (Druckman, yang jujur, dan bagi para penggemarnya
1994). Nasionalisme seseorang karena itu di- untuk bertemu bersama-sama dalam
pengaruhi oleh seberapa besar manfaat yang perhelatan internasional dan saling
ia peroleh dari negaranya. Kelompok yang mengenal satu-sama lain.
pencapaiannya tinggi akan membuat diri ang- 5. Olahraga dapat menjadi indikator rasa
gota yang mengidentikasikan diri kepadanya kebangsaan; merupakan medium yang
merasa bangga, sementara kelompok yang pe- efektif untuk menanamkan rasa kebang-
capaiannya rendah membuat anggotanya me- saan, menyediakan sebentuk aksi sim-
rasa malu. bolis yang menyatakan keadaan negara
Orang yang jiwa nasionalismenya ting- itu sendiri.
gi bercirikan: 1) secara emosional terikat pada Nasionalisme olahraga dapat dikatego-
4 Jurnal Media Ilmu Keolahragaan Indonesia 5 (1) 2015

rikan menjadi dua tipe, yaitu: wajah nasiona- pertandingan berlangsung, atau ketika mereka
lisme yang “tenang” dan yang “panas”. menonton televisi yang mana media mena-
1. Wajah nasionalisme yang tenang di- yangkan pertandingan.Olahraga beregu lebih
dasarkan pada proses-proses budaya sukses meningkatkan nasionalisme ketimbang
dan sosial yang makro yang terjadi ber- olahraga individual karena olahraga tersebut
sama dengan modernitas dan industrial- menarik lebih banyak pendukung dan penon-
isasi dan peran media dan sistem pendi- ton yang lebih luas.Semakin besar penonton,
dikan yang menciptakan bahasa bersama semakin besar ritualnya, maka semakin simbo-
dan budaya yang terhomogenisasi. lik olahraga tersebut (Uchiumi, 2010).
2. Wajah panas nasionalisme berasal dari
“luka” kekuasaan dan pendudukan as- Nasionalisme Olahraga di Beberapa Negara
ing, serta bentuk-bentuk penghinaan Nasionalisme olahraga di berbagai ne-
kolektif. Ia cenderung dipicu oleh emosi gara memiliki kualitas yang berbeda-beda.Be-
yang terbakar, yang selanjutnya dapat rikut ini adalah contoh fenomena nasionalisme
menyebabkanya berkembang menjadi olahraga di beberapa negara di dunia.
bentuk-bentuk perilaku yang sangat ira- 1. United Kingdom (UK)
sional. Nasionalisme ini menggembor- Nasionalisme di Inggris Raya mengha-
gemborkan pengorbanan diri, identi- dapi persoalan yang kompleks mengingat ne-
kasi dengan negara, dan rasa memiliki gara tersebut terdiri atas empat negara, yaitu
yang kolektif, yang mana dapat meng- Inggris, Skotlandia, Wales, dan Irlandia Utara,
hasilkan “pemujaan diri”(Tosa, 2015). yang masing-masing memiliki nasionalisme-
nya sendiri. Inggris Raya saat ini menghadapi
Faktor Pendukung Nasionalisme Olahraga krisis identitas nasional.Meskipun masa lalu-
Nasionalisme olahraga muncul uta- nya sangat gemilang, negara tersebut sekarang
manya selama ajang olahraga internasional adalah negara multirasial dengan banyaknya
(Uchiumi, 2010). Ajang olahraga internasio- imigran.Selain itu, identitasnya pun meluntur
nal seperti ASEAN GAMES, ASIAN GAMES, karena keiikutsertaannya dalam Uni Eropa
Olympic Game, dan Piala Dunia FIFA, setiap (Uchiumi, 2010). Nasionalisme lokal di Ingg-
orang biasanya secara instan menjadi seorang ris Raya memecah persatuan negara tersebut
nasionalis ketika mendukung atlet nasional- termasuk di dunia olahraganya. Ajang seperti
nya. Orang-orang dari latar belakang agama Piala Dunia FIFA, masing-masing negara men-
dan politik yang berbeda dapat bersatu men- daftarkan diri secara terpisah. Dalam Olim-
dukung atlet nasionalnya dan terintegrasi piade, Irlandia Utara memisahkan diri dari
menjadi satu bangsa. Inggris Raya dan bergabung dengan Repub-
Jika nasionalisme olahraga terjadi di da- lik Irlandia. Tingkat lokal, terjadi persaingan
lam negeri, maka ia berkombinasi dengan na- ketat antara Inggris dan Skotlandia di cabang
sionalisme yang sudah ada. Terdapat dua hal sepakbola dan rugbi. Penggemar olahraga pun
yang merupakan premis dasar nasionalisme saling bermusuhan dan tidak jarang terjadi
olahraga, yaitu: 1) nasionalisme dan 2) olahra- perkelahian (Uchiumi, 2010).
ga (yang dianggap merupakan khas) nasional. 2. Negara-negara di Asia Timur
Kenyataan di lapangan tidak selalu nasiona- Regional Asia Timur, nasionalisme Ko-
lisme terdiri atas dua hal itu secara bersama- rea dan nasionalisme Tiongkok meningkat te-
sama (Uchiumi, 2010). rutama jika ajang olahraga internasional yang
Sebagai contoh adalah cabang olahraga diikuti keduanya juga diikuti oleh Jepang. Per-
balap mobil di Indonesia. Balap mobil bukan- musuhan mereka pada pendudukan Jepang
lah cabang yang populer di Indonesia jika di- selama Perang Dunia II berlanjut menjadi an-
bandingkan dengan sepakbola atau badmin- tipati, persaingan, dan keinginan mendomi-
ton, tetapi ketika Rio Harianto menjadi orang nasi Jepang dan orang Jepang.Ajang olahraga
Indonesia pebalap pertama, nasionalisme ma- internasional menjadi ruang yang ideal untuk
syarakat meningkat.Cabang olahraga angkat memuaskan frustrasi dari masa lalu (Uchiumi,
besi pun demikian. Meski bukan yang populer, 2010). Negara Jepang sendiri, nilai nasionalis-
prestasi atlet angkat besi di Olimpiade tetap me di sana cenderung rendah. Sebabnya adalah
membanggakan seluruh Indonesia. ambiguitas nasionalisme politik dan olahraga
Level nasionalisme warga meningkat bukanlah hal yang penting secara kultural.
secara domestik maupun internasional ketika Anak muda di Jepang banyak yang tidak men-
mereka menonton olahraga di stadion di mana genal latar belakang sosial dan sejarah dari
Anirotul Qoriah - Nasionalisme Olahraga 5

bendera nasional dan lagu kebangsaan mereka. dari negara lain. Seorang dengan nasionalisme
Karena itu di Jepang, olahraga kini memiliki yang seperti ini cenderung bersikap kompeti-
peran yang penting di mana kemenangan tim- tif dan mendukung tindakan-tindakan agresif
tim Jepang di kompetisi internasional dijadi- serta ilegal demi negaranya (Druckman, 1994).
kan sarana untuk menguatkan identitas nasio- Nasionalisme yang berlebihan seperti itu
nal Jepang. Nasionalisme olahraga di Jepang tidak dianjurkan dalam olahraga karena dapat
meningkat terutama karena fakta beberapa merusak relasi sosial harmonis yang ingin di-
pemain Jepang menjadi pemain sepakbola di capai lewat olahraga dan prinsip menjunjung
berbagai liga sepakbola Eropa dan tim Jepang tinggi fairplay, moral dan etika. Tantangannya
beberapa kali masuk kualikasi Piala Dunia. adalah semangat nasionalisme memang lebih
Performa olahraga yang baik dari atlet-atlet sering terpancing dalam situasi kompetitif an-
Jepang berperan besar mendorong dan mem- tarkelompok, yang mana merupakan situasi
perkuat identitas nasional Jepang(Uchiumi, yang umum dalam olahraga. Karena itu, yang
2010). Sejarah olahraga di Korea Selatan ada- perlu dipupuk dalam diri seorang atlet dan
lah sejarah kolonialisasi Jepang. Meskipun seluruh masyarakat tidak hanya jiwa nasiona-
pemerintah kolonial menekan perkembangan lisme, melinkan juga patriotisme yang berjiwa
olahraga masyarakat Korea, olahraga membe- besar, yakni komitmen dan kesediaan rela ber-
rikan negara itu kesempatan untuk menantang korban demi negara tanpa sikap merendahkan
Jepang secara setara. Pertandingan sepak bola dan memusuhi orang-orang dari negara lain.
dan baseball melawan Jepang misalnya adalah Ketika seseorang diminta menjadi wakil
ajang mengekspresikan kebanggaan dan keja- suatu kelompok dan menjadi andalan kelom-
yaan nasional (Tosa, 2015). Ketika atlet Korea pok, maka kesetiaannya pada kelompok akan
berprestasi di kompetisi olahraga nasional, membatasi perilakunya, ketimbang jika ia ber-
masyarakat Korea cenderung menganggap itu buat demi dirinya sendiri. Sebagai wakil, tin-
sebagai kompensasi atas penderitaan di masa dakannya akan menjadi kurang bebas untuk
lalu dan sebagai pertanda keberuntungan ne- mencari solusi atas permasalahannya karena ia
gara di masa depan. Olahraga bukanlah kese- jadi mempertimbangkan apa yang diinginkan
nangan yang sederhana; olahraga adalah ritual oleh kelompoknya dan akan diminta pertang-
yang penuh khidmat yang mempengaruhi tak- gungjawaban atas itu. Semakin besar tanggung
dir dan masa depan negara dan bangsa (Tosa, jawabnya, dan semakin penting hasilnya bagi
2015) kelompok, maka orang yang menjadi wakil
dan dianggap merupakan pembela negara
SISI GELAP NASIONALISME akan semakin merasa terikat pada kemauan
Para atlet yang bertanding dapat ber- kelompok. Akibatnya, semakin kecil ruang
buat curang dan sering secara resmi diminta baginya untuk melakukan manuver-manuver
demikian untuk mempromosikan kekuatan (Druckman, 1994).
olahraga suatu negara. Kekacauan penon- Tekanan nasionalisme pada atlet di satu
ton dapat mirip dengan perang karena ketika sisi dapat memotivasi mereka untuk melaku-
pertandingan berlangsung dan para penon- kan yang terbaik demi bangsa dan negara, te-
ton mendukung jagoannya, suasananya dapat tapi di sisi lain, itu justru dapat menghambat
sungguh-sungguh emosional. Pertandingan performa di lapangan. Atlet akan lebih bero-
olahraga internasional dapat menyebabkan rientasi dan lebih mengkhawatirkan hasil akhir
pesta kebencian. Kompetisi olahraga pada das- karena merasa dituntut untuk menang demi
arnya dapat mengarah pada perilaku obsesif, membanggakan negaranya. Bagi atlet, bahkan
terutama jika segala hal dibungkus dengan na- yang elit sekalipun, hal ini dapat menjadi sum-
sionalisme yang menuntut kemenangan presti- ber stres, yaitu jika prestasi dianggap meru-
sius (Orwell, dalam Bairner, 2015). pakan bukti nasionalisme dan jika setiap kali
atlet tidak mencapai prestasi yang diharapkan,
Pengaruh Nasionalisme pada Performa Atlet maka nasionalismenya akan dipertanyakan.
Sisi negatif nasionalisme adalah keseti- Nasionalisme sering disertai dengan
aan yang berlebihan dapat menyebabkan si- perasaan bangga pada kelompok atau negara
kap bermusuhan, konik, sampai kekerasan sendiri.Perasaan bangga diri ini dapat mem-
pada kelompok lain. Hal tersebut terjadi jiwa buat seseorang cenderung melakukan salah
rasa cinta pada tanah air disertai dengan ke- persepsi dan salah perhidupan terhadap pi-
sombongan (merasa negara lebih superior/ hak-pihak yang menjadi lawan. Kebanggaan
unggul) dan prasangka terhadap orang-orang diri yang berlebihan menyebabkan estimasi
6 Jurnal Media Ilmu Keolahragaan Indonesia 5 (1) 2015

berlebihan terhadap kekuatan kelompok dan menangan (Dixon, 2000). Selain kemenangan
sikap meremehkan kelompok lain. Ketika dan kepentingan negara, terdapat hal-hal lain
orang menilai berlebihan kekuatan diri me- yang lebih penting, yaitu moralitas dan sikap
reka, mereka dapat melakukan kesalahan, se- adil termasuk pada lawan. Sikap menjunjung
perti salah membuat strategi dan kebijakan, tinggi bela negara perlu dibersihkan dari si-
atau memperuncing persaingan menjadi kon- kap-sikap negatif terhadap kelompok lain dan
ik (Druckman, 1994). Nasionalisme dalam pelanggaran hak-hak orang lain.
pertandingkan, yang seperti ini perlu diwas- Olahraga tidak dapat dilepas dari nilai-
padai. Rasa bangga dan puas pada diri sendiri nilai moral dan agama. Nasionalisme yang ber-
dapat mengganggu pencapaian prestasi yang lebihan dapat dimoderasi dengan menanam-
maksimal karena dibangun dari sikap mere- kan nilai-nilai Olimpisme yang menjunjung
mehkan lawan. Sikap seperti ini dapat terjadi tinggi keunggulan, persahabatan, dan respek,
ketika atlet mendapatkan lawan dari negara yang mana isinya sangat bersesuaian dengan
yang tidak diunggulkan. Mereka mengira ke- nilai-nilai agamadan. Kejayaan dan kebesaran
tidakunggulan suatu negara berarti pula keti- suatu negara seharusnya tidak diukur hanya
dakunggulan atlet-atletnya secara individual. dari kemenangan-kemenangan olahraganya,
Sikap meremehkan ini dapat membuat atlet tetapi sikapnya menjunjung tinggi prinsip-
tidak waspada, tidak fokus, atau membuat ke- prinsip moral dan etika Pancasila (Qoriah,
salahan-kesalahan lainnya. 2016). Pancasila sebagai pandangan hidup
bangsa Indonesia memberikan batasan bahwa
Mendukung Nasionalisme yang Moderat nasionalisme Indonesia menentang segala ben-
Unsur utama nasionalisme adalah jiwa tuk penindasan seorang manusia terhadap ma-
patriotisme atau semangat menjadi patriot nusia lain, oleh satu negara terhadap negara
yang membela negara.Semangat ini jika berle- lain (Kusumawardani & Faturochman, 2004).
bihan dapat berubah menjadi hasrat menjun-
jung tinggi kesejahteraan kelompok sendiri SIMPULAN
saja secara eksklusif. Niat baik pada negara Nasionalisme adalah nilai yang tidak
sendiri ini pun dapat disertai rasa permusu- dapat ditawar harus tertanam dalam diri sia-
han pada negara lain. Pada suporter,misalnya, papun yang mengaku sebagai warga negara.
nasionalismenya dapat mendorongnya untuk Jiwa nasionalisme mencerminkan rasa cinta
meluapkan emosinya di tempat di mana lagu tanah air, bangga sebagai bangsa, dan sedia
kebangsaan dimainkan dengan menghancur- berkorban untuk membela dan mendukung
kan properti umum atau menyerang suporter tanah airnya agar memiliki nama yang harum
lawan, atau melakukan kekerasan rasial pada di antara bangsa-bangsa lain di dunia. Berba-
pemain dari tim lawan (Dixon, 2000). gai negara, studi di bidang sosiaologi olahraga
Semangat nasionalisme juga dapat beru- terutama mendapati bahwa olahraga dan na-
bah menjadi hasrat meraih kemenangan yang sionalisme berkaitan erat. Olahraga memiliki
menghalalkan segala cara. Dalam pengejaran manfaat yang luas, tidak hanya bagi pengem-
kemenangan tersebut, atlet dan pelatih dapat bangan diri individu, tetapi juga masyarakat.
bertindak melampaui batas dengan menggu- Karena itu, olahraga sering dijadikan peme-
nakan obat-obatan terlarang dalam turnamen- rintah alat untuk mewujudkan kepentingan
turnamen internasional.Selain itu, nasionalis- nasional.
me pun dapat berkembang menjadi jingoisme, Nasionalisme di bidang olahraga men-
di mana negara mengeksploitasi atlet untuk gambil berbagai macam bentuk. Pada atlet,
kepentingan kejayaan negara (national glory) nasionalisme dapat menjadi sumber motivasi
dengan mengabaikan risikonya pada kesejah- untuk mencapai prestasi terbaik sebagai per-
teraan dan kesehatan jangka panjang atlet (Di- sembahan bagi bangsa dan negara. Nasiona-
xon, 2000). lisme juga justru dapat membuat atlet berpe-
Hal-hal yang berlebihan akan membe- rilaku melampaui batas dengan menghalalkan
rikan dampak buruk. Karena itu, dalam olah- segala cara demi kemenangan. Hal yang sama
raga, yang dibutuhkan adalah nasionalisme terjadi pula di kalangan penonton, ketika na-
yang moderat. Nasionalisme yang moderat, at- sionalisme diserta perasaan dan sikap negatif
let berusaha sebaik mungkin untuk berprestasi terhadap kelompok lawan, nasionalisme da-
demi negara, tetapi dengan menolak bertin- pat memancing permusuhan dan agresivitas.
dak tak bermoral dalam upaya mewujudkan Karena itu, dianjurkan untuk menjaga nasio-
kepentingan-kepentingan untuk meraih ke- nalisme di level yang moderat, dengan mem-
Anirotul Qoriah - Nasionalisme Olahraga 7

perhatikan nilai-nilai lain seperti Olimpisme, gious%20Conflict/2%20National%20Identity/


agama, dan Pancasila yang menjunjung tinggi Druckman%20nationalism.pdf
Dukung Rio Haryanto, Menpora Luncurkan Program Galang
perdamaian. Dana.7 Maret 2016.http://sport.viva.co.id/news/
Di Indonesia, belum ada penelitian yang read/744905-dukung-rio-haryanto--menpora-lun-
mengkaji dengan sungguh-sungguh hubungan curkan-program-galang-dana
olahraga dan masyarakat ini untuk memahami Frey, J. H. & Eitzen, S. 1991. Sport and Society.Annu-
al Review of Sociology. 17, 503-533. Diunduh
nasionalisme olahraga di Indonesia. Di nega- dari: http://www.pages.drexel.edu/~rosenl/
ra yang masyarakatnya sangat majemuk ini, sports%20Folder/Sport%20and%20Society.pdf
olahraga diharapkan memainkan peran yang Kemenangan Praveen/Debby Gelorakan Nasionalisme.15 Maret
lebih besar lagi sebagai pemelihara persatuan 2016.http://www.suarakarya.id/2016/03/15/
kemenangan-praveendebby-gelorakan-nasional-
dan kesatuan serta pemupuk jiwa nasionalis- isme.html
me warga negara. Kusumawardani, A. & Faturochman. 2004. Nasionalisme.
Buletin Psikologi, 12(2), h. 61-72. Diunduh dari:
DAFTAR PUSTAKA http://jurnal.ugm.ac.id/buletinpsikologi/arti-
Bairner, A. 2001.Sport, Nationalism, and Globalization: Euro- cle/download/7469/5808
pean and North American Perspectives. Albany: State Praveen/Debby Juara, Ini Komentar Menpora. 14 Maret
University of New York Press. 2016.http://bola.liputan6.com/read/2457932/
Bairner, A. (2015).Assessing the sociology of sport: On praveen-debby-juara-ini-komentar-menpora
national identity and nationalism.International Re- Qoriah, A. 2016.Nilai-nilai Islam dalam Olimpisme.Makalah.
view for the Sociology of Sport, 50(4-5), 375-379. doi: Dalam Prosiding Seminar Nasional Keolahragaan
10.1177/1012690214538863 dalam Rangka Dies Natalis Unnes Ke-51 Tahun
Dixon, N. 2000.A Justication of Moderate Patriotism 2016 dengan Tema “Konservasi Nilai-nilai Keolah-
in Sport.Chapter 5.T. Dalam Tännsjö & C. Tam- rgaan Melalui Olympic Movement”, h. 263-270
burrini.Values in Sport: Elitism, Nationalism, Gender Tosa, M. (2015). Sport nationalism in South Korea: An eth-
Equality, and The Scientic Manufacture. London: E nographic study. SAGE Open, October-December,
& FN Spon, hal. 74-86 1-13. doi: 10.1177/2158244015604691
Druckman, D. 1994. Nationalism, Patriotism, and Group Uchiumi, K. (2010). On sporting nationalism: Research
Loyalty: A Social Psychological Perspective. Mer- methodology. Hitotsubashi Journal of Arts and Sci-
shon International Studies Review, 38, 43-68. Diun- ences, 51, 1-17. Diunduh dari: https://hermes-ir.
duh dari: http://bev.berkeley.edu/Ethnic%20 lib.hit-u.ac.jp/rs/bitstream/10086/18949/1/
Religious%20Conflict/Ethnic%20and%20Reli- HJart0510100010.pdf

Anda mungkin juga menyukai