Oleh :
Nama Kelompok :
Puji dan syukur penulis haturkan kehadirat Allah SWT karena atas izin Nyalah makalah
kecil ini dapat di susun tepat pada waktunya, tak lupa pula terimah kasih kepada dosen
pembimbing karena telah mamberikan pengetahuan yang sudah pernah di jalankan tetapi
belum sepenuhnya mengetahui, terimah kasih juga di ucapkan kepada seluruh pihak yang
telah membantu sehingga makalah ini dapat tersesun sesuai dengan yang di harapkan.
Begitu pentingnya pengetahuan Alat Tangkap yang harus melihat strategia penangkapan
agar tidak merusak ekosistem laut. Untuk itu telah jauh-jauh hari negara mengatur kewajiban
untuk memelihara kelestarian fungsi lingkungan hidup (laut) serta mencegah dan
menanggulangi pencemaran dan perusakan lingkungan hudup yang berada didalam laut.
Oleh sebab itulah makalah ini dapat di jadikan satu rekomendasi positif kepada masyarakat
maupun mahasiswa sendiri agar dapat meningkatkan pengetahuan, sekligus menambahkan
pemahaman tentang Alat Tangkap Purse Seine.
Maka dari itu di butuhkan kritik dan saran yang sipatutnya membangun demi melengkapi
makalah ini dan makalah selanjutnya.
Selamat belajar dan mengaplikasikannya di lingkungan kampus dan masyarakat.
KATA PENGANTAR.........................................................................................................iii
DAFTAR ISI........................................................................................................................xiii
BAB I PENDAHULUAN...................................................................................................1
A. Latar Belakang..............................................................................................................1
B. Rumusan Masalah.........................................................................................................1
C. Tujuan Penulisan...........................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN.....................................................................................................3
A. Definisi Purse Seine.......................................................................................................3
B. Sejarah Purse Seine........................................................................................................3
C. Prospektif Purse Seine....................................................................................................4
D. Bahan dan Spesifikasinya...............................................................................................4
E. Hasil Penangkapan..........................................................................................................5
F. Daerah Penagkapan.........................................................................................................5
G. Alat Bantu Penangkapan................................................................................................5
H. Teknik Penangkapan......................................................................................................7
I. Hal-hal yang Mempengaruhi Hasil Penangkapan...........................................................8
Purse Seine disebut juga “pukat cincin” karena alat tangkap ini dilengkapi dengan cincin
untuk mana “tali cincin” atau “tali kerut” di lalukan di dalamnya. Fungsi cincin dan tali
kerut / tali kolor ini penting terutama pada waktu pengoperasian jaring. Sebab dengan adanya
tali kerut tersebut jaring yang tadinya tidak berkantong akan terbentuk pada tiap akhir
penangkapan.
Prinsip menangkap ikan dengan purse seine adalah dengan melingkari suatu gerombolan ikan
dengan jaring, setelah itu jaring bagian bawah dikerucutkan, dengan demikian ikan-ikan
terkumpul di bagian kantong. Dengan kata lain dengan memperkecil ruang lingkup gerak
ikan. Ikan-ikan tidak dapat melarikan diri dan akhirnya tertangkap. Fungsi mata jaring dan
jaring adalah sebagai dinding penghadang, dan bukan sebagai pengerat ikan.
Di Jepang purse seine dapat dapat dikelompokkan sebagai berikut :
Dari keenam macam purse seine di atas no (2), (3), (5) merupakan purse seine yang banyak
digunakan.
Dalam paper ini akan dibahas purse seine dengan menggunakan 1 kapal.
c. Pemberat
Terbuat dari timah sebanyak 700 buah dipasang pada tali pemberat.
d. cincin
Terbuat dari besih dengan diameter lubang 11,5 cm, digantung pada tali pemberat dengan
seutas tali yang panjangnya 1m dengan jarak 3m setiap cincin. Kedalam cincin ini dilakukan
tali kolor (purse seine).
e. Pelampung
Ada 2 pelampung dengan 2 bahan yang sama yakni synthetic rubber. Pelampung Y-50
dipasang dipinggir kiri dan kanan 600 buah dan pelampung Y-80 dipasang ditengah sebanyak
400 buah. Pelampung yang dipasang dibagian tengah lebih rapat dibandingkan dibagian
pinggir.
E. HASIL TANGKAPAN
Ikan yang menjadi tujuan utama penangkapan dari purse seine adalah ikan-ikan yang
“Pelagic Shoaling Species”, yang berarti ikan-ikan tersebut haruslah membentuk shoal
(gerombolan), berada dekat dengan permukaan air (sea surface) dan sangatlah diharapkan
pula agar densitas shoal itu tinggi, yang berarti jarak antara ikan dangan ikan lainnya haruslah
sedekat mungkin. Dengan kata lain dapat juga dikatakan per satuan volume hendaklah jumlah
individu ikan sebanyak mungkin. Hal ini dapat dipikirkan sehubungan dengan volume yang
terbentuk oleh jaring (panjang dan lebar) yang dipergunakan.
Jenis ikan yang ditangkap dengan purse seine terutama di daerah Jawa dan sekitarnya adalah :
Layang (Decapterus spp), bentang, kembung (Rastrehinger spp) lemuru (Sardinella spp),
slengseng, cumi-cumi dll.
o Rumpon
Rumpon merupakan suatu bangunan (benda) menyerupai pepohonan yang dipasang
(ditanam) di suatu tempat ditengah laut. Pada prinsipnya rumpon terdiri dari empat
komponen utama, yaitu : pelampung (float), tali panjang (rope) dan atraktor (pemikat) dan
pemberat (sinkers / anchor).
Rumpon umumnya dipasang (ditanam) pada kedalaman 30-75 m. Setelah dipasang
kedudukan rumpon ada yang diangkat-angkat, tetapi ada juga yang bersifat tetap tergantung
pemberat yang digunakan.
Dalam praktek penggunaan rumpon yang mudah diangkat-angkat itu diatur sedemikian rupa
setelah purse seine dilingkarkan, maka pada waktu menjelang akhir penangkapan, rumpon
secara keseluruhan diangkat dari permukaan air dengan bantuan perahu penggerak (skoci,
jukung, canoes)
Sementara itu bisa juga digunakan tanpa sama sekali mengubah kedudukan rumpon yaitu
dengan cara mengikatkan tali slambar yang terdapat di salah satu kaki jaring pada pelampung
rumpon, sedang ujung tali slambar lainnya ditarik melingkar di depan rumpon. Menjelang
akhir penangkapan satu dua orang nelayan terjun kedalam air untuk mengusir ikan-ikan di
sekitar rumpon masuk ke kantong jaring. Cara yang hampir serupa juga dapat dilakukan yaitu
setelah jaring dilingkarkan di depan rumpon maka menjelang akhir penangkapan ikan-ikan di
dekat rumpon di halau engan menggunakan galah dari satu sisi perahu.
• Pertama-tama haruslah diketemukan gerombolan ikan terlebih dahulu. Ini dapat dilakukan
berdasarkan pengalaman-pengalaman, seperti adanya perubahan warna permukaan air laut
karena gerombolan ikan berenang dekat dengan permukaan air, ikan-ikan yang melompat di
permukaan terlihat riak-riak kecil karena gerombolan ikan berenang dekat permukaan. Buih-
buih di permukaan laut akibat udara-udara yang dikeluarkan ikan, burung-burung yang
menukik dan menyambar-nyambar permukaan laut dan sebagainya. Hal-hal tersebut diatas
biasanya terjadi pada dini hari sebelum matahari keluar atau senja hari setelah matahari
terbenam disaat-saat mana gerombolan ikan-ikan teraktif untuk naik ke permukaan laut.
Tetapi dewasa ini dengan adanya berbagai alat bantu (fish finder, dll) waktu operasipun tidak
lagi terbatas pada dini hari atau senja hari, siang haripun jika gerombolan ikan diketemukan
segera jaring dipasang.
• Pada operasi malam hari, mengumpulkan / menaikkan ikan ke permukaan laut dilakukan
dengan menggunakan cahaya. Biasanya dengan fish finder bisa diketahui depth dari
gerombolan ikan, juga besar dan densitasnya. Setelah posisi ini tertentu barulah lampu
dinyalakan (ligth intesity) yang digunakan berbeda-beda tergantung pada besarnya kapal,
kapasitas sumber cahaya. Juga pada sifat phototxisnya ikan yang menjadi tujuan
penangkapan.
4. Musim
Untuk daerah tertentu bentuk teluk dapat memberikan dampak positif untuk penangkapan
yang menggunakan lampu, misalnya terhadap pengaruh gelombang besar, angin dan arus
kuat. Penangkapan dengan lampu dapat dilakukan di daerah mana saja maupun setiap musim
asalkan angin dan gelombang tidak begitu kuat.
A. KESIMPULAN
• Disebut pukat cincin karena alat tangkap ini dilengkapi dengan cincin untuk mana “tali
cincin” (purs line) atau tali “kerut” dilakukan di dalamnya. Fungsi cincin dan tali kerut
tersebut jaring yang semula tidak berkantong akan terbentuk kantong pada tiap akhir
penangkapan (Subani dan Barus, 1989).
• Purse seine dapat dibedakan atas berbagai segi. Ada yang membedakan berdasarkan ada
tidaknya kantong, sehingga dikenal ada purse seine berkantong dan purse seine tanpa
kantong. Akan tetapi, ada juga yang membedakan berdasarkan jumlah kapal yang digunakan
sehingga dikenal one boat purse seine dan two boat purse seine. Ada pula yang
menggolongkan berdasarkan jenis ikan yang menjadi tujuan penangkapan sehingga kita kenal
tuna purse seine, sardine purse seine, dan sebagainya.
• Dalam pengoperasian purse seine dikenal dua cara yaitu (1) purse seine dioperasikan
dengan mengejar gerombolan ikan, hal ini biasanya dilakukan pada siang hari; (2)
menggunakan alat Bantu penangkapan seperti rumpon, cahaya dan fish finder. Hal ini dapat
dilakukan pada siang hari dan malam hari.
B. SARAN
• Pemilihan netting material haruslah hati-hati dengan melihat edan mempertimbangkan
kekuatan arus dan keadaan stabil tidaknya arus tersebut. Jaring harus mempunyai sinking
speed yang tinggi sehingga tidak dihanutkan oleh arusdan dapat pula mencegah ikan
melarikan diri. Untuk itu pada purse seine kita perlukan twine yang halus dan berat, dengan
permukaan yang licin (lunak).
• hal lain yang juga penting diperhatikan adalah ukuran benang (twinw size). Seluruh
bagian dari purse seine kecuali pada bagian bunt (kantong) dibuat dari netting dengan ukuran
twine yang sama besar. Badan utama merupakan bagian terbesar dari jaring (70 – 80 %),
harus dibuat dari netting dengan twine yang tipis sehingga bisa lebih ringan. Sedangkan pada
bagian bunt dibuat dengan twine yang tebal dan lebih besar dari pada twine yang terdapat
pada lajur netting yang berdekatan dengan bunt.
DAFTAR PUSTAKA
Au. Ayodya. DASEN FAKULTAS PERIKANAN. Cetakan Pertama. Penerbit :Yayasan
Dewi Sri. IPB. Bogor.
Waluyo Subani dan H.R Barus.1989.ALAT PENANGKAPAN IKAN DAN UDANG LAUT
DI INDONESIA. Balai Penelitian Perikanan Laut. Jakarta.
WWW. MAINE AQUARIUM.COM
WWW.FISHERIES.COM
Email : afiq_mbo@yah