56-66
Wiwik Suprihatin
Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Daerah Provinsi Nusa Tenggara Barat
suprihatinwiwik21@gmail.com
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis perilaku konsumen wisatawan di era pandemi Covid-19,
dengan mengambil kasus pariwisata Nusa Tenggara Barat, sebagai salah satu dari sepuluh destinasi
wisata prioritas Indonesia. Kekhawatiran akan terpapar dan pemberlakuan Pembatasan Sosial
Berskala Besar, membuat wisatawan baik domestik maupun mancanegara membatalkan
perjalanannya. Keterpurukan ekonomi ditengah ancaman penyebaran pandemi yang belum
diketahui kapan akan berakhirnya ini, menjadi tantangan bagi masyarakat untuk meyesuaikan diri
dengan kondisi yang ada. Kini, kegiatan ekonomi kembali dibuka dengan menerapkan protokol
kesehatan guna mencegah dan mengendalikan penyebaran virus. Mengembalikan lagi kepercayaan
wisatawan sangat dibutuhkan, ditengah kecemasan dan kebutuhan untuk berwisata. Penelitian ini
dilakukan dengan menggunakan pendekatan kualitatif untuk menganalisa perilaku konsumen,
mengidentifikasi perilaku yang dapat merubah industri pariwisata mengerti akan kebutuhannya.
Proses pencatatan atas pola perilaku wisatawan sebagai konsumen dalam masa pandemi Covid-19
dilakukan dengan menggunakan analisa konten yang bersumber dari beberapa dokumen yang
relevan. Melalui analisa perilaku konsumen wisatawan di era pandemi Covid-19, diperoleh hasil
bahwa dengan memiliki pemahaman dan kepekaan yang baik terhadap motivasi konsumen
wisatawan, akan memudahkan produsen untuk mengidentifikasikan kebutuhan wisatawan yang
ditunjukkan dengan keputusan pembelian sebagai cerminan perilaku konsumen.
This study aims to analyze the behavior of tourist consumers in the era of the Covid-19 pandemic, by taking the
case of West Nusa Tenggara Tourism, as one of Indonesia's ten priority tourist destinations. Fears of exposure
and the imposition of large-scale social restrictions have made tourists, both domestic and foreign, cancel their
trips. The economic downturn in the midst of the threat of the spread of the pandemic, which is not yet known
when it will end, is a challenge for the community to adapt to existing conditions. Now, economic activities are
re-opening by implementing health protocols to prevent and control the spread of the virus. Restoring the trust
of tourists is very much needed, amidst the anxiety and need for travel. This research was conducted using a
qualitative approach to analyze consumer behavior, identify behaviors that can change the tourism industry to
understand its needs. The process of recording the behavior patterns of tourists as consumers during the Covid-
19 pandemic was carried out by using content analysis sourced from several relevant documents. Through the
analysis of tourist consumer behavior in the Covid-19 pandemic era, the results show that having a good
understanding and sensitivity to the motivation of tourist consumers will make it easier for producers to identify
tourist needs as indicated by purchasing decisions as a reflection of consumer behavior.
56
Jurnal Bestari
Volume 01 Nomor.01,Agustus 2020, P.56-66
57
Jurnal Bestari
Volume 01 Nomor.01,Agustus 2020, P.56-66
yang menjaga keseimbangan keuntungan wisata yang tidak begitu dikenal dan jauh
dalam berbisnis dan dampak sosial yang dari kerumunan, peduli akan kesehatan
positif terhadap lingkungan secara dan kebersihan, memilih perjalanan
berkelanjutan, sehingga mampu mengatasi pribadi daripada dengan group, asuransi
masalah-masalah sosial yang ada di perjalanan menjadi penting. Loanides &
masyarakat. Saufi (2020) saat Webinar Dimitri (2020) dalam “The COVID-19 crisis
Pascasarjana Universitas Mataram “Where as an opportunity for escaping the
to Start Tourism From Past Pandemic unsustainable global tourism path”
Outbreak”, menyampaikan hasil menyampaikan bahwa dengan adanya
penelitiannya dengan menanggapi Covid-19 pola wisata berkelanjutan akan
perubahan perilaku konsumen ke dalam terjadi dengan sendirinya karena
dua skenario, yaitu bila pemberlakuan berkurangnya aktivitas manusia.
New Normal tetap terjadi maka akan ada
penyesuaian atas perilaku konsumen METODE
wisatawan, yaitu wisatawan akan Metodologi menunjukkan cara
mengkonsumsi produk pariwisata dengan untuk memperoleh kebenaran melalui
cara yang berbeda, pasar produk penelusuran dengan tata cara tertentu
pariwisata akan mengalami penurunan sesuai dengan realitas yang sedang dikaji.
karena terjadi peningkatan harga produk Penelitian konsumen dapat didefinisikan
yang diakibatkan adanya penambahan sebagai pengumpulan, pencatatan, dan
biaya produksi untuk hygienitas dan penganalisisan data secara sistematis
penambahan space yang disertai dengan tentang konsumen. Dengan pendekatan
pengurangan kapasitas konsumen dalam kualitatif, penelitian perilaku konsumen
mengatasi penerapan physical distancing, yang dilakukan ini bersifat penelitian
terjadinya peningkatan investasi fasilitas tentang kesimpulan konsumen yang dapat
pariwisata, wisatawan akan mencari digunakan untuk menentukan dan
daerah terdekat (domestik) untuk mengidentifikasikan apa yang dipengaruhi
berwisata artinya kunjungan wisatawan konsumen dalam hal ini perubahan
mancanegara akan berkurang. Skenario perilaku wisatawan mempengaruhi
kedua adalah pandemi Covid-19 ini hanya strategi pemasaran yang dilakukan oleh
bersifat sementara (occasionally), akan industri pariwisata selaku penyedia
berakhir saat antivirus Covid-19 ini layanan wisata (Setiadi, 2015).
ditemukan, sehingga wisatawan akan Merujuk pada Sangadji dan Sopiah
kembali ke pola wisata yang lama (old (2013) penelitian ini menggunakan metode
normal) dimana social dan physcal observasi yang ditunjukkan dengan
distancing sudah tidak diperlukan lagi. adanya proses pencatatan atas pola
Penelitian secara mendalam mengenai perilaku wisatawan sebagai konsumen
dampak perilaku konsumen dilakukan melalui analisis konten (content analysis)
Chebli (2020), The Impact of Covid-19 on terhadap isi atau pesan dari suatu
Tourist Consumption Behaviour A Perspective dokumen yang diperoleh dari beberapa
Article dengan menggunakan alat analisis data sekunder. Dokumen-dokumen terkait
Uji Chi-Square dan uji statisik Goodness of perubahan perilaku konsumen wisatawan
Fit. Peneliti mencoba melakukan explorasi dalam masa pandemi Covid-19 yang
uji kesesuaian dampak Covid-19 dengan terkait dengan pernyataan, pemberitaan,
perilaku konsumen wisatawan dan hasil dari penelitian yang tertuang dalam
mengidentifikasikan motivasi dari jurnal akan dianalisa berdasarkan
perubahan perilaku wisatawan. Penemuan beberapa teori dan literatur yang relevan.
hasilnya adalah Covid-19 sangat
berpengaruh signifikan terhadap HASIL DAN PEMBAHASAN
perubahan perilaku wisatawan Sensitivitas Pariwisata
diantaranya, memilih destinasi yang dekat, Karakteristik pariwisata yang
wisatawan akan lebih memilih obyek cenderung sensitive, membuat pariwisata
60
Jurnal Bestari
Volume 01 Nomor.01,Agustus 2020, P.56-66
pariwisata unggulan Nusa Tenggara Barat selama saat berkunjung, sehingga muncul
dan fasilitas umum lainnya akibat gempa kebutuhan untuk memuaskan rasa
yang melanda NTB tahun 2018. Dengan empatinya dengan keputusan pembelian
target mendatangkan 4.500.000 wisatawan ulang produk pariwisata yaitu perjalanan
mancanegara dan nusantara atau kembali ke destinasi yang pernah
domestik, hanya terealisasi 3,706,352 dikunjungi. Meskipun dalam keadaan
orang, dengan rincian 2.251.561 orang situasi yang tidak kondusif; 2) untuk
wisatawan nusantara, dan kunjungan memenuhi pencapaian kepuasan atas
wisatawan mancanegara sejumlah kebutuhannya melakukan kegiatan wisata,
1.550.791 orang. Jika dibandingkan dengan berekreasi.
angka kunjungan tahun 2018, terjadi Atas contoh perilaku konsumen di
peningkatan kunjungan sebesar 31,79%. atas, sensitivitas pariwisata meski dalam
Meskipun lebih rendah 16,64% dari target kondisi krusial, kecemasan, dan ketidak-
yang telah ditetapkan, minat wisatawan nyaman, tidak selalu membawa hal negatif
untuk datang ke Nusa Tenggara Barat terhadap pembelian produk pariwata,
sangat baik, terlihat dari tren peningkatan tetapi kepiawaian produsen
yang terjadi. . memanfaatkan adanya peluang motivasi-
Serupa dengan musibah Tsunami motivasi yang ada menjadi suatu
Aceh tahun 2014, rasa empati sebagai kebutuhan hingga terjadi keputusan
sesama umat manusia dan berbagai pembelian sebagai cerminan perilaku
kemudahan mengakses informasi konsumen.
mendorong para relawan (volunteer) yang Kebutuhan konsumen yang
sebagian besar adalah para wisatawan dipandang sebagai penggerak dan
yang pernah datang berwisata untuk pembangkit perilaku keputusan pembelian
datang kembali, membantu proses serta konsumsi. Merujuk pada Setiadi
recovery wilayah terdampak bencana di (2003), kebutuhan konsumen pariwisata
Nusa Tenggara Barat. meskipun dengan didominasi oleh a) Fisiologis, sebagai
keterbatasan akomodasi yang telah rusak kebutuhan dasar; b) Keamanan,
oleh musibah gempa yang terjadi. Rasa berkenaaan dengan kelangsungan hidup
solidaritas yang tinggi dan kesan yang fisik dan keamanan; c) Apresiasi dan
baik atas performance pariwisata Nusa Pemilikan, kebutuhan untuk diterima
Tenggara Barat, membuat kondisi orang lain; d) Ekspresi diri; e) Aktualisasi
pariwisata daerah berangsur membaik. diri; f) Pencarian variasi, pemeliharaan
Sebagaimana contoh-contoh kasus tingkat kegairahan fisiologis dan stimulasi
di atas, menunjukkan sensitivitas yang dipilih kerap diekpresikan secara
pariwisata yang mudah terpengaruh oleh variasi.
berbagai fenomena. Data Chebli (2020) Jika pada masa sebelum pandemi
menunjukkan belum adanya motivasi Covid-19 kebutuhan konsumen pariwisata
wisatawan untuk melakukan keputusan didasarkan atas pemenuhan kebutuhan
pembelian produk wisata, karena belum fisiologis (rekreasi), maka saat pandemi ini
diaktifkannya kebutuhan wisatawan oleh kebutuhan akan keamanan dan
produsen (produsen tidak melakukan keberlangsungan hidup fisik menjadi
aktivitas penawaran). Sedangkan pada prioritas. Pembatasan-pembatasan dalam
kasus bencana gempa NTB dan Aceh menghindari penyebaran virus ini
bahwa keputusan pembelian produk membuat kebutuhan keamanan
wisata didasarkan atas masih adanya mendominasi sebagai suatu kebutuhan.
motivasi yang mempengaruhi perilaku Saat kebijakan pemerintah pada posisi
konsumen, yaitu : 1) adanya motivasi Pembatasan Sosial Berskala Besar, industri
untuk menciptakan suatu hubungan yang pariwisata juga tidak membuka ruang
harmonis antara produsen dan konsumen penawaran produk. Wisatawan
yang didasarkan atas pengalaman, membatalkan dan menunda
kepuasan yang pernah diperolehnya pembeliannya. Mengadaptasi Sangadji dan
62
Jurnal Bestari
Volume 01 Nomor.01,Agustus 2020, P.56-66
keputusan pembeliannya calon wisatawan tahun 2018 dan tahun 2019 oleh Lembaga
akan memastikan aturan protokol Pemeringkat Mastercard-Crescent Rating,
kesehatan dalam rangka pencegahan dan predikat 15 pulau terindah di dunia oleh
pengendalian virus Covid-19 pada tempat majalah perjalanan Travel+Leisure yang
umum dan tempat usaha pariwisata telah berbasis di New York dan dinobatkan
diterapkan dengan baik dan benar, sebagai salah satu dari 10 pulau terbaik di
sebagaimana yang ditetapkan pemerintah; Asia tahun 2020, serta rencana
b) Daerah tujuan wisata dengan status penyelenggaraan gelaran salah satu serial
zona hijau dengan jumlah kasus yang MotoGP 2021 di Kawasan Mandalika.
rendah akan lebih dipilih wisatawan untuk Beberapa predikat positif tersebut menjadi
dikunjungi; c) Pemberian potongan harga modal lanjutan yang kuat untuk
akan menjadi pertimbangan konsumen membangkitkan minat wisatawan
untuk mengalami kegiatan pariwisata berkunjung kembali (repeater) dan
didasarkan atas motivasi untuk mencapai memunculkan persepsi positif bagi calon
efisiensi pembelian; d) Flexibilitas wisatawan yang belum pernah berkunjung
pemesanan, mengingat pandemi ini belum (new visitors).
menunjukkan tanda-tanda ke arah yang Menjadi tugas industri pariwisata
lebih baik calon wisatawan membutuhkan yang akan menyesuaikan dan
pelonggaran pemesanan sehingga membutuhkan peran pemerintah yang
rencananya bisa berubah-ubah; e) akan menguatkan dengan kebijakan yang
Staycation atau perjalanan domestik relevan. Sebagai pengusaha dan penyedia
dengan jarak tempuh yang tidak terlalu layanan produk wisata, tentulah tidak
jauh dengan menghindari keramaian akan membiarkan kondisi ini berlarut-
sebagai penerapan physical distancing larut untuk menyelamatkan usahanya dari
dipandang efektif untuk mengatasi kebangkrutan. Produsen harus siap
kecemasan . beradaptasi dan mengaktifkan motivasi
Mencermati fenomena yang terjadi, konsumen wisatawan dengan
perilaku konsumen wisatawan akan menyesuaikan kebutuhan wisatawan,
tercermin dari kepuasan atas tercapainya mengubah apa yang dipikirkan wisatawan
kebutuhan sesuai dengan motivasi yang memahami perubahan perilaku konsumen
mendasarinya. Disinilah peran industri yang ada. Peran produsen yang adalah
pariwisata dan pemerintah selaku untuk mengaktifkan motivasi konsumen,
pemasar untuk menyesuaikan produk atau mengubah apa yang dirasakan sehingga
jasanya hingga tercapai kepuasan menjadi suatu kebutuhan yang harus
konsumen. berakhir dengan keputusan pembelian.
Memahami perilaku konsumen
Peran Produsen dalam menghadapi memungkinkan para pemasar untuk
Perilaku Konsumen Wisatawan meramalkan bagaimana konsumen
Tren pariwisata yang selalu bereaksi terhadap berbagai pesan yang
menunjukkan kedinamisan dipengaruhi disampaikan produsen dalam memahami
oleh pola perilaku konsumen wisatawan. cara konsumen mengambil keputusan
Sebagai konsumen tentunya wisatawan pembelian untuk memberikan kepuasaan
akan berusaha mendapatkan produk atas pemenuhan kebutuhannya.
pariwisata sesuai dengan kebutuhannya. Kepuasaan yang dirasakan oleh wisatawan
Nusa Tenggara Barat telah dipengaruhi oleh pengalaman atas kualitas
memiliki modal yag kuat sebagai dasar produk yang telah mereka dapatkan.
untuk mengaktifkan kebutuhan Dalam masa pandemi Covid-19 ini, industri
konsumen, yaitu Branding kuat Pulau pariwisata dapat mengadaptasi
Lombok sebagai destinasi pariwisata pendekatan berbasis pengguna (user-based
berkelas dunia yang dibuktikan dengan approach) sebagai upaya untuk
Anugerah The Best World’s halal Destination meningkatkan kualitas produk dengan
oleh Global Muslim Travel Index (GMTI) menyesuaikan selera wisatawan yang
64
Jurnal Bestari
Volume 01 Nomor.01,Agustus 2020, P.56-66