Anda di halaman 1dari 11

Volume /Nomor 01, Agustus 2020, P.

56-66

Analisis Perilaku Konsumen Wisatawan Era Pandemi Covid-19 (Studi


Kasus Pariwisata di Nusa Tenggara Barat)

Wiwik Suprihatin
Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Daerah Provinsi Nusa Tenggara Barat
suprihatinwiwik21@gmail.com

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis perilaku konsumen wisatawan di era pandemi Covid-19,
dengan mengambil kasus pariwisata Nusa Tenggara Barat, sebagai salah satu dari sepuluh destinasi
wisata prioritas Indonesia. Kekhawatiran akan terpapar dan pemberlakuan Pembatasan Sosial
Berskala Besar, membuat wisatawan baik domestik maupun mancanegara membatalkan
perjalanannya. Keterpurukan ekonomi ditengah ancaman penyebaran pandemi yang belum
diketahui kapan akan berakhirnya ini, menjadi tantangan bagi masyarakat untuk meyesuaikan diri
dengan kondisi yang ada. Kini, kegiatan ekonomi kembali dibuka dengan menerapkan protokol
kesehatan guna mencegah dan mengendalikan penyebaran virus. Mengembalikan lagi kepercayaan
wisatawan sangat dibutuhkan, ditengah kecemasan dan kebutuhan untuk berwisata. Penelitian ini
dilakukan dengan menggunakan pendekatan kualitatif untuk menganalisa perilaku konsumen,
mengidentifikasi perilaku yang dapat merubah industri pariwisata mengerti akan kebutuhannya.
Proses pencatatan atas pola perilaku wisatawan sebagai konsumen dalam masa pandemi Covid-19
dilakukan dengan menggunakan analisa konten yang bersumber dari beberapa dokumen yang
relevan. Melalui analisa perilaku konsumen wisatawan di era pandemi Covid-19, diperoleh hasil
bahwa dengan memiliki pemahaman dan kepekaan yang baik terhadap motivasi konsumen
wisatawan, akan memudahkan produsen untuk mengidentifikasikan kebutuhan wisatawan yang
ditunjukkan dengan keputusan pembelian sebagai cerminan perilaku konsumen.

Kata kunci: Perilaku Konsumen , Wisatawan, Covid-19, Nusa Tenggara Barat

Analysis of Tourist Consumer Behavior in the Covid-19 Pandemic Era


(Case Study of Tourism in West Nusa Tenggara)
Abstract

This study aims to analyze the behavior of tourist consumers in the era of the Covid-19 pandemic, by taking the
case of West Nusa Tenggara Tourism, as one of Indonesia's ten priority tourist destinations. Fears of exposure
and the imposition of large-scale social restrictions have made tourists, both domestic and foreign, cancel their
trips. The economic downturn in the midst of the threat of the spread of the pandemic, which is not yet known
when it will end, is a challenge for the community to adapt to existing conditions. Now, economic activities are
re-opening by implementing health protocols to prevent and control the spread of the virus. Restoring the trust
of tourists is very much needed, amidst the anxiety and need for travel. This research was conducted using a
qualitative approach to analyze consumer behavior, identify behaviors that can change the tourism industry to
understand its needs. The process of recording the behavior patterns of tourists as consumers during the Covid-
19 pandemic was carried out by using content analysis sourced from several relevant documents. Through the
analysis of tourist consumer behavior in the Covid-19 pandemic era, the results show that having a good
understanding and sensitivity to the motivation of tourist consumers will make it easier for producers to identify
tourist needs as indicated by purchasing decisions as a reflection of consumer behavior.

Keywords: Consumer Behavior, Tourists, Covid-19, West Nusa Tenggara

56
Jurnal Bestari
Volume 01 Nomor.01,Agustus 2020, P.56-66

PENDAHULUAN antara US$910 miliar hingga US$1,2 triliun.


Latar Belakang UNWTO (2020) mencatat pada bulan April
World Health Organization (WHO) tahun 2020 terjadinya penurunan
sudah mengumumkan status pandemi perjalanan internasional sebesar 97%
global untuk penyakit virus Corona 2019 dengan kisaran kerugian sebesar $195
atau yang juga disebut corona virus disease milyar, yang menandakan adanya
2019 (Covid-19) pada 11 Maret 2020. pembatasan perjalanan secara global
Tindakan tersebut dilakukan sebagai sebagai langkah untuk menekan
bentuk keprihatinan dunia atas penyebaran dampak penyebaran pandemi.
penyebaran virus dan dampak yang Berdasarkan hasil survey yang
mengkhawatirkan, serta mengingatkan dilakukan oleh Kementerian Pariwisata
semua negara untuk mengaktifkan dan dan Ekonomi Kreatif, secara nasional
meningkatkan mekanisme respon darurat. pandemi Covid-19 ini telah
Dalam waktu yang bersamaan seluruh mengakibatkan 92% dari 5.242 orang
warga dunia berpotensi terkena infeksi pekerja sektor pariwisata merasakan
penyakit Covid-19. Penyebarannya yang kehilangan pekerjaannya dan jenis usaha
masif dan mengakibatkan tingginya angka yang paling terdampak adalah akomodasi
kematian membuat sebagian belahan sebesar 87,3%, transportasi 9,4% , restoran
dunia lumpuh dari segala aktivitas. sebesar 2,4% dan sisanya 0,97% adalah
Beberapa negara melakukan penguncian jenis usaha lain-lain yang merasakan
wilayahnya dan menonaktifkan semua kerugian atas pandemi Covid-19 seperti
aktivitas masyarakat dengan pelarangan souvenir shops, griya spa dan jasa
keluar rumah. pariwisata lainnya.
Bagi Indonesia, saat awal terjadi Tak terkecuali, Nusa Tenggara
pandemi, dengan mempertimbangkan Barat sebagai salah satu dari 10 destinasi
Pembatasan Sosial Berskala Besar menjadi Prioritas Indonesia, turut merasakan
ketetapan yang dilakukan dengan dampak ekonomi yang ditunjukkan
membatasi pergerakan orang dan atau dengan dirumahkannya 15.000 pekerja
barang jasa untuk pengendalian pariwisata, yang terdiri dari pekerja
penyebaran virus, sebagaimana telah perhotelan, pekerja pariwisata yang
diatur sebelumnya dalam Undang-undang tergabung dalam Kelompok Sadar Wisata,
Nomor 6 Tahun 2018 tentang Karantina guide dan pekerja travel, IKM, boatman ,
Kesehatan. Pertimbangannya adalah tenaga kebersihan dan juga tenaga
penyebaran Covid-19, semakin meningkat asongan (Dinas Pariwisata Provinsi Nusa
dan meluas dalam jumlah kasus dan/atau Tenggara Barat, 2020). Masih belum
kematian, mencakup lintas wilayah dan termasuk jenis usaha lainnya yang
lintas negara serta berdampak pada aspek mengalami dampak ikutan sebagai sektor
politik, ekonomi, sosial, budaya, pendukung pariwisata, diantaranya seperti
pertahanan dan keamanan, serta supplier sandang dan pangan untuk hotel
kesejahteraan masyarakat di Indonesia. dan restoran, event organizer, transportasi,
Atas dasar penerapan pembatasan- property dan sebagainya
pembatasan tersebut, aktivitas berwisata Pemerintah menyadari adanya
juga mengalami penurunan secara global. tuntutan ekonomi yang semakin melemah
UNWTO (United Nation World Trading dengan lumpuhnya berbagai sektor
Organization) memperkirakan jumlah perekonomian. Pembatasan dunia kerja
wisatawan internasional di tahun 2020 tidak dapat dilakukan terus menerus, roda
berkurang antara 850 juta hingga 1,1 miliar perekonomian harus tetap berputar.
orang akibat wabah virus corona. Keinginan kuat juga muncul dari
Berkurangnya jumlah wisatawan masyarakat untuk kembali melakukan
diperkirakan menimbulkan kerugian kegiatan sebagaimana fitrah manusia

57
Jurnal Bestari
Volume 01 Nomor.01,Agustus 2020, P.56-66

sebagai mahkluk sosial yang dipahami oleh seluruh pemangku


membutuhkan orang lain. Setelah WHO kepentingan industri pariwisata.
(2020) memberikan pedoman transisi Dalam Sangadji (2013), memahami
menuju the new normal atau kehidupan perilaku konsumen sangat penting bagi
baru, pertanggal 29 Mei 2020 secara resmi perusahaan. Tujuannya adalah untuk
Indonesia mengumumkan pemberlakuan memprediksi, menjelaskan dan
masa New Normal dan ditandai dengan mengendalikan konsumen. Dengan
pelonggaran aktivitas sosial yang ada di memprediksi perilaku konsumen,
daerah-daerah dan tetap menekankan perusahaan dapat merancang pola yang
penerapan physical distancing. Namun tepat untuk mempengaruhi konsumen dan
dengan masih tingginya angka kasus dapat memproduksi barang sesuai dengan
terpapar Virus Covid-19, kebijakan ini selera konsumen. Perusahaan juga dapat
diluruskan sebagai “Adaptasi Kebiasaan menjelaskan mengapa, siapa dan apa yang
Baru” ditengah pandemi Covid-19 yang mempengaruhi konsumen , kapan dan
penyebarannya begitu kompleks dengan bagaimana konsumen mau membeli suatu
ketidakpastian kapan berakhirnya barang atau jasa sesuai dengan
(Kemenkes RI , 2020) kebutuhannya. Kecakapan dalam
Menghadapi keterpurukan memprediksi dan mengendalikan
industri pariwisata yang berimplikasi pada konsumen selanjutnya akan memudahkan
terhambatnya perkembangan sektor lain perusahaan untuk mengendalikan
serta memperhatikan keberlangsungan konsumennya agar tetap loyal terhadap
tenaga kerja yang terlibat dalam kegiatan produk yang telah dibeli. Mengadaptasi
pariwisata, pemerintah mengambil peran pemahaman tersebut, penelitian ini
untuk mempertahankan perekonomian dilakukan untuk menganalisa perilaku
negara dengan munculnya pelonggaran konsumen wisatawan pada era pandemi
aktivitas masyarakat untuk kembali Covid-19, mengidentifikasi sehingga akan
menggiatkan ekonomi. Kegiatan didapatkan pemahaman yang utuh
pariwisata kembali dibuka namun dengan terhadap perubahan perilaku konsumen
tetap mengadaptasi protokol kesehatan pariwisata di era pandemi Covid-19 ini.
Kenormalan Baru sektor Industri dan Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat
Usaha Pariwisata (Kemenparekraf RI, memberikan rekomendasi pelaku industri
2020). pariwisata dan pemerintah khususnya di
Meskipun pelonggaran aktivitas Nusa Tenggara Barat sebagai pengambil
telah ditetapkan, kekhawatiran terinfeksi kebijakan pembangunan.
di saat melakukkan kegiatan wisata
termasuk proses transfer in-out saat Pariwisata
perjalanan menuju dan dari daerah tujuan Terminologi pariwisata adalah
juga menjadi pertimbangan bagi suatu perjalanan yang dilakukan untuk
wisatawan untuk tidak melakukan berekreasi liburan atau termasuk segala
kegiatan wisata. Pandemi ini telah persiapan yang dilakukan untuk
merubah perilaku konsumen dalam melakukan kegiatan ini. Kepariwisataan
menentukan pembelian produk dan jasa tidak lepas dari dua hal yaitu wisatawan
pariwisata. Wisatawan membutuhkan sebagai orang yang melakukan kegiatan
kenyamanan dalam berwisata berupa wisata dan produk pariwisata berupa
terjaminnya kebersihan, kesehatan, dan barang/jasa yang akan dinikmati oleh
keselamatan dari infeksi covid-19. Tidak wisatawan. Produk pariwisata dapat
hanya konsumen tetapi pekerja dan ditemui di daerah tujuan wisata atau
lingkungan masyarakat. Perubahan disebut sebagai destinasi pariwisata.
perilaku dalam berwisata harus dapat Produk pariwisata merupakan sesuatu
diantisipasi oleh seluruh pemangku yang dapat ditawarkan kepada wisatawan
kepentingan industri pariwisata. Tuntutan ketika mengunjungi destinasi pariwisata
pasar yang demikian, harus mampu (supply). Itulah mengapa salah satu tolak
58
Jurnal Bestari
Volume 01 Nomor.01,Agustus 2020, P.56-66

ukur keberhasilan pariwisata adalah dan keinginan, kemudian berusaha


jumlah kunjungan wisatawan, mengingat mendapatkan produk yang diinginkan
akan ada siklus ekonomi berupa penjualan dengan melakukan pembelian,
produk pariwisata yang terjadi dari mengonsumsinya dan berakhir dengan
keberangkatan wisatawan termasuk proses tindakan pasca pembelian yaitu perasaan
yang terjadi selama di tujuan, puas atau tidak puas. Perilaku konsumen
persinggahan dan kembali ke tempat asal dipengaruhi oleh motivasi. Motivasi
wisatawan. Produk pariwisata terbentuk menunjukkan suatu perilaku yang
dari beberapa elemen yaitu: obyek/daya diarahkan untuk mencapai sasaran
tarik kepariwisatan; fasilitas; suasana yang kepuasan. Dalam Setiadi (2003 ), motivasi
kondusif; kenang-kenangan dan kenangan. konsumen merupakan sesuatu yang
Untuk mendapatkan produk mendorong seseorang untuk berperilaku
pariwisata sebagai bentuk kebutuhan, tertentu. Motivasi sebagai proses untuk
para wisatawan akan mengeluarkan biaya pemenuhan kebutuhan. Motivasi
tertentu sebagai bentuk permintaan konsumen bertujuan untuk meningkatkan
(demand), wisatawan bertindak sebagai kepuasan, mempertahankan loyalitas,
konsumen. Pihak penyedia produk efisiensi, efektivitas, mencipta suatu
pariwisata disebut sebagai produsen yakni hubungan yang harmonis antara produsen
industri pariwisata yang terdiri dari dan konsumen. Perilaku yang termotivasi
bidang-bidang usaha kepariwisataan dan menimbulkan pengaktifan kebutuhan
pemerintah sebagai penyelenggara dengan pengenalan kebutuhan. Motivasi
pembangunan. timbul karena adanya kebutuhan yang
belum tercapai. Kebutuhan yang
Perilaku Konsumen diaktifkan akhirnya diekspresikan dalam
Engel et al (2006) mendefinisikan bentuk perilaku keputusan pembelian
perilaku konsumen sebagai tindakan yang serta konsumsi. Kebutuhan menunjukkan
langsung terlibat dalam pemerolehan, kekurangan yang dialami seseorang pada
pengonsumsian, dan penghabisan suatu waktu tertentu, kebutuhan
produk/jasa, termasuk proses yang dipandang sebagai penggerak dan
mendahului terjadinya penyebab perilaku pembangkit perilaku
konsumen dan dampak yang ditimbulkan.
Lebih detail lagi, Schiffman dan Kanuk Penelitian Terdahulu
(2000) mendefinisikan perilaku konsumen Terdapat beberapa penelitian yang
sebagai perilaku yang diperlihatkan relevan terkait perubahan perilaku
konsumen untuk mencari, membeli, konsumen sebagai dampak dari Covid-19
menggunakan, mengevaluasi dan yang mendasari penelitian ini diantaranya
menghabiskan produk dan jasa yang adalah adalah Sigala (2020) “Tourism and
mereka harapkan akan memuaskan COVID-19: Impacts and implications for
kebutuhan mereka. Secara lebih mendalam advancing and resetting industry and
Kotler (2005) menjelaskan perilaku research” penelitian ini membahas dampak
konsumen sebagai suatu studi tentang unit utama, perilaku dan pengalaman yang
pembelian baik perorangan, kelompok dimiliki oleh tiga pemangku kepentingan
maupun organisasi yang nantinya unit utama pariwisata yaitu : penyedia
tersebut akan membentuk pasar sebagai penawaran pariwisata, permintaan serta
pasar individu atau pasar konsumen, unit pemerintah selaku pembuat kebijakan.
pembelian kelompok, dan pasar bisnis Penelitian yang dilakukan
yang dibentuk organisasi. Atas dasar menggambarkan sisi optimisme peneliti
pendapat para ahli tersebut Sangadji dan atas wabah Covid-19 yang meskipun
Sopiah (2013) menambahkan definisi cenderung berdampak negatif terhadap
perilaku konsumen sebagai tindakan atau perekonomian, namun dapat dijadikan
perilaku yang dilakukan konsumen yang peluang bagi wirausaha berbasis sosial
dimulai dari merasakan adanya kebutuhan untuk berkembang sebagai model usaha
59
Jurnal Bestari
Volume 01 Nomor.01,Agustus 2020, P.56-66

yang menjaga keseimbangan keuntungan wisata yang tidak begitu dikenal dan jauh
dalam berbisnis dan dampak sosial yang dari kerumunan, peduli akan kesehatan
positif terhadap lingkungan secara dan kebersihan, memilih perjalanan
berkelanjutan, sehingga mampu mengatasi pribadi daripada dengan group, asuransi
masalah-masalah sosial yang ada di perjalanan menjadi penting. Loanides &
masyarakat. Saufi (2020) saat Webinar Dimitri (2020) dalam “The COVID-19 crisis
Pascasarjana Universitas Mataram “Where as an opportunity for escaping the
to Start Tourism From Past Pandemic unsustainable global tourism path”
Outbreak”, menyampaikan hasil menyampaikan bahwa dengan adanya
penelitiannya dengan menanggapi Covid-19 pola wisata berkelanjutan akan
perubahan perilaku konsumen ke dalam terjadi dengan sendirinya karena
dua skenario, yaitu bila pemberlakuan berkurangnya aktivitas manusia.
New Normal tetap terjadi maka akan ada
penyesuaian atas perilaku konsumen METODE
wisatawan, yaitu wisatawan akan Metodologi menunjukkan cara
mengkonsumsi produk pariwisata dengan untuk memperoleh kebenaran melalui
cara yang berbeda, pasar produk penelusuran dengan tata cara tertentu
pariwisata akan mengalami penurunan sesuai dengan realitas yang sedang dikaji.
karena terjadi peningkatan harga produk Penelitian konsumen dapat didefinisikan
yang diakibatkan adanya penambahan sebagai pengumpulan, pencatatan, dan
biaya produksi untuk hygienitas dan penganalisisan data secara sistematis
penambahan space yang disertai dengan tentang konsumen. Dengan pendekatan
pengurangan kapasitas konsumen dalam kualitatif, penelitian perilaku konsumen
mengatasi penerapan physical distancing, yang dilakukan ini bersifat penelitian
terjadinya peningkatan investasi fasilitas tentang kesimpulan konsumen yang dapat
pariwisata, wisatawan akan mencari digunakan untuk menentukan dan
daerah terdekat (domestik) untuk mengidentifikasikan apa yang dipengaruhi
berwisata artinya kunjungan wisatawan konsumen dalam hal ini perubahan
mancanegara akan berkurang. Skenario perilaku wisatawan mempengaruhi
kedua adalah pandemi Covid-19 ini hanya strategi pemasaran yang dilakukan oleh
bersifat sementara (occasionally), akan industri pariwisata selaku penyedia
berakhir saat antivirus Covid-19 ini layanan wisata (Setiadi, 2015).
ditemukan, sehingga wisatawan akan Merujuk pada Sangadji dan Sopiah
kembali ke pola wisata yang lama (old (2013) penelitian ini menggunakan metode
normal) dimana social dan physcal observasi yang ditunjukkan dengan
distancing sudah tidak diperlukan lagi. adanya proses pencatatan atas pola
Penelitian secara mendalam mengenai perilaku wisatawan sebagai konsumen
dampak perilaku konsumen dilakukan melalui analisis konten (content analysis)
Chebli (2020), The Impact of Covid-19 on terhadap isi atau pesan dari suatu
Tourist Consumption Behaviour A Perspective dokumen yang diperoleh dari beberapa
Article dengan menggunakan alat analisis data sekunder. Dokumen-dokumen terkait
Uji Chi-Square dan uji statisik Goodness of perubahan perilaku konsumen wisatawan
Fit. Peneliti mencoba melakukan explorasi dalam masa pandemi Covid-19 yang
uji kesesuaian dampak Covid-19 dengan terkait dengan pernyataan, pemberitaan,
perilaku konsumen wisatawan dan hasil dari penelitian yang tertuang dalam
mengidentifikasikan motivasi dari jurnal akan dianalisa berdasarkan
perubahan perilaku wisatawan. Penemuan beberapa teori dan literatur yang relevan.
hasilnya adalah Covid-19 sangat
berpengaruh signifikan terhadap HASIL DAN PEMBAHASAN
perubahan perilaku wisatawan Sensitivitas Pariwisata
diantaranya, memilih destinasi yang dekat, Karakteristik pariwisata yang
wisatawan akan lebih memilih obyek cenderung sensitive, membuat pariwisata
60
Jurnal Bestari
Volume 01 Nomor.01,Agustus 2020, P.56-66

mudah terpengaruh dalam Bom Bali dan beberapa serangan terorisme


perkembangannya, membawa dampak lainnya dibeberapa daerah, dan musibah
positif atau bahkan menuju keterpurukan. besar Tsunami Aceh pada 2014. Namun
Kasus pandemi Covid-19, yang terjadi tidak semua musibah membawa dampak
secara global saat ini, berpengaruh sangat negatif terhadap pariwisata Indonesia,
besar terhadap perekonomian dan sosial seperti saat tsunami Aceh kunjungan
kultural masyarakat. Mengacu kepada wisatawan mancanegara malah mengalami
data penelitian yang telah dilakukan oleh peningkatan dengan kedatangan para
Chebli (2020), sebagaimana tersaji dalam volunteer yang juga berlaku sebagai
gambar : wisatawan (Khodyat, 2011).
Mengambil kasus yang terjadi di
Nusa Tenggara Barat, sebagai daerah yang
kaya destinasi wisata dan secara geografis
berdekatan dengan Bali, juga tidak lepas
dari dampak fluktuasi pariwisata seperti
dampak Bom Bali I ditahun 2002 menyusul
insiden yang ke dua ditahun 2005. Bencana
alam gempa dahsyat Tahun 2018 yang
melanda pulau Lombok dan sebagian
Sumber : Data Chebli (2020) besar wilayah Nusa Tenggara Barat juga
berdampak pada perkembangan
Data tersebut mencatat adanya pariwisata. Tahun berikutnya (2019)
lima peristiwa besar dalam kurun 20 tahun terdampak juga oleh tarif penerbangan
terakhir yang mengakibatkanya dari dan ke Lombok yang dinilai relatif
terpuruknya pariwisata dunia ditunjukkan mahal.
dengan rendahnya penerimaan sektor Berikut data tren data kunjungan
pariwisata yaitu Terorisme pada tahun wisatawan ke Nusa Tenggara Barat :
2001, Epidemic SARS, Krisis Ekonomi Gambar 2: Kunjungan Wisatawan Ke NTB
Global ditahun 2009, dan yang saat ini Tahun 2015-2019
sedang berlangsung tahun 2020 adalah
merebaknya Covid-19. Sebagaimana tersaji
dalam data, pandemi Covid-19 berdampak
paling signifikan terhadap penerimaan
sektor pariwisata yaitu berada dibawah
level -30%, gap yang sangat jauh jika
dibandingkan dengan dampak yang
ditimbulkan saat merebaknya virus SARS
yaitu pada kisaran -1,4%, juga jika
dibandingkan saat terjadinya Global Sumber: Dinas Pariwisata Prov. NTB (2020)
Economic Crisis, kemerosotan penerimaan
sektor pariwisata dunia berada pada -5%. Berdasarkan data yang tersaji
Data tersebut menunjukkan, pandemi dalam tabel diatas, Dinas Pariwisata
Covid-19 sangat mempengaruhi Provinsi Nusa Tenggara Barat mencatat
perkembangan ekonomi global. terjadinya penurunan jumlah kunjungan
Masih mengacu pada data yang wisatawan di tahun 2019 sebesar 19,15%
sama, pada skala domestik, fluktuasi jika dibandingkan dengan tahun 2017,
kegiatan wisata juga tidak lepas dari terkonfirmasi lebih rendah 19,85% dari
berbagai peristiwa besar yang target kunjungan wisatawan sebesar
mengakibatkan terpuruknya performance 4.000.000 orang wisatawan pada tahun
sektor pariwisata Indonesia, diantaranya 2019. Rendahnya pencapaian target
kerusuhan politik pada bulan Mei 1998, disebabkan oleh, masih berlangsungnya
masa recovery sebagian besar destinasi
61
Jurnal Bestari
Volume 01 Nomor.01,Agustus 2020, P.56-66

pariwisata unggulan Nusa Tenggara Barat selama saat berkunjung, sehingga muncul
dan fasilitas umum lainnya akibat gempa kebutuhan untuk memuaskan rasa
yang melanda NTB tahun 2018. Dengan empatinya dengan keputusan pembelian
target mendatangkan 4.500.000 wisatawan ulang produk pariwisata yaitu perjalanan
mancanegara dan nusantara atau kembali ke destinasi yang pernah
domestik, hanya terealisasi 3,706,352 dikunjungi. Meskipun dalam keadaan
orang, dengan rincian 2.251.561 orang situasi yang tidak kondusif; 2) untuk
wisatawan nusantara, dan kunjungan memenuhi pencapaian kepuasan atas
wisatawan mancanegara sejumlah kebutuhannya melakukan kegiatan wisata,
1.550.791 orang. Jika dibandingkan dengan berekreasi.
angka kunjungan tahun 2018, terjadi Atas contoh perilaku konsumen di
peningkatan kunjungan sebesar 31,79%. atas, sensitivitas pariwisata meski dalam
Meskipun lebih rendah 16,64% dari target kondisi krusial, kecemasan, dan ketidak-
yang telah ditetapkan, minat wisatawan nyaman, tidak selalu membawa hal negatif
untuk datang ke Nusa Tenggara Barat terhadap pembelian produk pariwata,
sangat baik, terlihat dari tren peningkatan tetapi kepiawaian produsen
yang terjadi. . memanfaatkan adanya peluang motivasi-
Serupa dengan musibah Tsunami motivasi yang ada menjadi suatu
Aceh tahun 2014, rasa empati sebagai kebutuhan hingga terjadi keputusan
sesama umat manusia dan berbagai pembelian sebagai cerminan perilaku
kemudahan mengakses informasi konsumen.
mendorong para relawan (volunteer) yang Kebutuhan konsumen yang
sebagian besar adalah para wisatawan dipandang sebagai penggerak dan
yang pernah datang berwisata untuk pembangkit perilaku keputusan pembelian
datang kembali, membantu proses serta konsumsi. Merujuk pada Setiadi
recovery wilayah terdampak bencana di (2003), kebutuhan konsumen pariwisata
Nusa Tenggara Barat. meskipun dengan didominasi oleh a) Fisiologis, sebagai
keterbatasan akomodasi yang telah rusak kebutuhan dasar; b) Keamanan,
oleh musibah gempa yang terjadi. Rasa berkenaaan dengan kelangsungan hidup
solidaritas yang tinggi dan kesan yang fisik dan keamanan; c) Apresiasi dan
baik atas performance pariwisata Nusa Pemilikan, kebutuhan untuk diterima
Tenggara Barat, membuat kondisi orang lain; d) Ekspresi diri; e) Aktualisasi
pariwisata daerah berangsur membaik. diri; f) Pencarian variasi, pemeliharaan
Sebagaimana contoh-contoh kasus tingkat kegairahan fisiologis dan stimulasi
di atas, menunjukkan sensitivitas yang dipilih kerap diekpresikan secara
pariwisata yang mudah terpengaruh oleh variasi.
berbagai fenomena. Data Chebli (2020) Jika pada masa sebelum pandemi
menunjukkan belum adanya motivasi Covid-19 kebutuhan konsumen pariwisata
wisatawan untuk melakukan keputusan didasarkan atas pemenuhan kebutuhan
pembelian produk wisata, karena belum fisiologis (rekreasi), maka saat pandemi ini
diaktifkannya kebutuhan wisatawan oleh kebutuhan akan keamanan dan
produsen (produsen tidak melakukan keberlangsungan hidup fisik menjadi
aktivitas penawaran). Sedangkan pada prioritas. Pembatasan-pembatasan dalam
kasus bencana gempa NTB dan Aceh menghindari penyebaran virus ini
bahwa keputusan pembelian produk membuat kebutuhan keamanan
wisata didasarkan atas masih adanya mendominasi sebagai suatu kebutuhan.
motivasi yang mempengaruhi perilaku Saat kebijakan pemerintah pada posisi
konsumen, yaitu : 1) adanya motivasi Pembatasan Sosial Berskala Besar, industri
untuk menciptakan suatu hubungan yang pariwisata juga tidak membuka ruang
harmonis antara produsen dan konsumen penawaran produk. Wisatawan
yang didasarkan atas pengalaman, membatalkan dan menunda
kepuasan yang pernah diperolehnya pembeliannya. Mengadaptasi Sangadji dan
62
Jurnal Bestari
Volume 01 Nomor.01,Agustus 2020, P.56-66

Sopiah (2013), perilaku konsumen meskipun masih dengan menerapkan


wisatawan yang ditunjukkan dengan pembatasan atau protokol kesehatan pada
keputusan pembelian dipengaruhi oleh tempat dan fasilitas umum.
faktor psikologis, atas dasar perubahan Pemberlakuan New Normal mengakibatkan
sikap atas respon yang ditunjukkan oleh perilaku konsumen wisatawan kembali
produsen sebagai pihak penawar produk mengalami perubahan. Dengan dibukanya
yang ditanggapi oleh perubahan sikap kembali sisi penawaran dari industri
konsumen dalam merespon produsen pariwisata, konsumen wisatawan kembali
industri pariwisata. merespon sebagai kebutuhan untuk
Di era pandemi Covid-19 ini, faktor melakukan kegiatan wisata yang
situasional berpengaruh saat melakukan diaktifkan. Menurut Setiadi (2003),
keputusan pembelian, konsumen sedang kebutuhan yang diaktifkan tersebut
dalam kondisi mengalami kecemasan atas diekspresikan kepada keputusan perilaku
dampak pandemi yang mengancam diri dan pembelian sehingga diperoleh dua
dan keluarga mereka. Intervensi manfaat yaitu dari manfaat utilitarian dan
pemerintah untuk melindungi hedonik. Keputusan membeli yang
masyarakatnya, dengan mengeluarkan didasarkan atas manfaat yang diperoleh
aturan untuk melakukan pembatasan sesuai dengan apa yang dibutuhkan
sosial, menjadi faktor sosial yang disebut sebagai manfaat utilitarian,
mempengaruhi keputusan pembelian. sedangkan manfaat lainnya yaitu hedonik
Menurut Pitana dan Diarta (2009), diperoleh dari pengalaman yang telah
salah satu aspek dari perilaku konsumen akan mendapatkan tambahan manfaat
yang berkaitan dengan keputusan untuk berupa pengakuan dari orang lain, karena
membeli produk pariwisata adalah faktor telah mampu menunjukkan expresi dan
resiko dari produk itu sendiri. Calon prestige dirinya. Industri pariwisata
wisatawan akan melakukan pembatalan mampu menganulir kedua manfaat
pembelian produk wisata bila mengetahui tersebut, terutama dengan berkembangnya
barang/jasa yang ditawarkan tersebut media sosial dengan cepat pengalaman
mengancam keselamatan dan wisata yang dilakukan ter-broadcast dan
kenyamanannya. Artinya calon wisatawan diketahui orang banyak.
telah memiliki kepedulian yang baik akan Pada era pandemi Covid-19, calon
risiko mengenai produk yang akan wisatawan melakukan keputusan
dipilihnya. Produk pariwisata berbeda pembelian dengan didasarkan kebutuhan
dari produk-produk yang lainnya karena untuk merasakan manfaat berwisata baik
berbentuk intangible, tidak berbentuk dari segi utilitas dan hedoniknya.
barang nyata, tidak dapat dilihat, dicoba, Berdasarkan beberapa penelitian dan
dipastikan atau dibandingkan sebelum artikel yang relevan dengan perilaku
dikonsumsi atau dijalani. Hanya bisa konsumen dimasa pandemi Covid-19,
dirasakan dan dievaluasi bila sudah keputusan konsumen wisatawan didasari
mengalami atau membeli. Perilaku atas motivasi untuk memperoleh kepuasan
konsumen wisatawan dilakukan atas dasar produk pariwisata yang concern pada
pemahaman yang baik untuk perlindungan kenyamanan yaitu berupa
memproteksi diri akan resiko terpapar. kebersihan, kesehatan, dan keselamatan
Sehingga mempengaruhi dan sebagai tujuan yang utama dalam
menunjukkan keputusan pembelian yaitu memutuskan pembelian.
dengan pembatalan pembelian dan Berdasarkan beberapa motivasi
berdiam diri di rumah saja. yang dibentuk atas kebutuhan konsumen,
Menyikapi pelemahan ekonomi keputusan pembelian konsumen
yang terjadi dan ketidakpastian pariwisata akan mendasari perilaku
berakhirnya masa pandemi Covid-19 ini, konsumen pariwisata diantaranya adalah :
pemerintah melakukan pelonggaran untuk a) Wisatawan menuntut jaminan standar
membuka kembali aktivitas ekonomi kesehatan yang lebih tinggi. Dalam
63
Jurnal Bestari
Volume 01 Nomor.01,Agustus 2020, P.56-66

keputusan pembeliannya calon wisatawan tahun 2018 dan tahun 2019 oleh Lembaga
akan memastikan aturan protokol Pemeringkat Mastercard-Crescent Rating,
kesehatan dalam rangka pencegahan dan predikat 15 pulau terindah di dunia oleh
pengendalian virus Covid-19 pada tempat majalah perjalanan Travel+Leisure yang
umum dan tempat usaha pariwisata telah berbasis di New York dan dinobatkan
diterapkan dengan baik dan benar, sebagai salah satu dari 10 pulau terbaik di
sebagaimana yang ditetapkan pemerintah; Asia tahun 2020, serta rencana
b) Daerah tujuan wisata dengan status penyelenggaraan gelaran salah satu serial
zona hijau dengan jumlah kasus yang MotoGP 2021 di Kawasan Mandalika.
rendah akan lebih dipilih wisatawan untuk Beberapa predikat positif tersebut menjadi
dikunjungi; c) Pemberian potongan harga modal lanjutan yang kuat untuk
akan menjadi pertimbangan konsumen membangkitkan minat wisatawan
untuk mengalami kegiatan pariwisata berkunjung kembali (repeater) dan
didasarkan atas motivasi untuk mencapai memunculkan persepsi positif bagi calon
efisiensi pembelian; d) Flexibilitas wisatawan yang belum pernah berkunjung
pemesanan, mengingat pandemi ini belum (new visitors).
menunjukkan tanda-tanda ke arah yang Menjadi tugas industri pariwisata
lebih baik calon wisatawan membutuhkan yang akan menyesuaikan dan
pelonggaran pemesanan sehingga membutuhkan peran pemerintah yang
rencananya bisa berubah-ubah; e) akan menguatkan dengan kebijakan yang
Staycation atau perjalanan domestik relevan. Sebagai pengusaha dan penyedia
dengan jarak tempuh yang tidak terlalu layanan produk wisata, tentulah tidak
jauh dengan menghindari keramaian akan membiarkan kondisi ini berlarut-
sebagai penerapan physical distancing larut untuk menyelamatkan usahanya dari
dipandang efektif untuk mengatasi kebangkrutan. Produsen harus siap
kecemasan . beradaptasi dan mengaktifkan motivasi
Mencermati fenomena yang terjadi, konsumen wisatawan dengan
perilaku konsumen wisatawan akan menyesuaikan kebutuhan wisatawan,
tercermin dari kepuasan atas tercapainya mengubah apa yang dipikirkan wisatawan
kebutuhan sesuai dengan motivasi yang memahami perubahan perilaku konsumen
mendasarinya. Disinilah peran industri yang ada. Peran produsen yang adalah
pariwisata dan pemerintah selaku untuk mengaktifkan motivasi konsumen,
pemasar untuk menyesuaikan produk atau mengubah apa yang dirasakan sehingga
jasanya hingga tercapai kepuasan menjadi suatu kebutuhan yang harus
konsumen. berakhir dengan keputusan pembelian.
Memahami perilaku konsumen
Peran Produsen dalam menghadapi memungkinkan para pemasar untuk
Perilaku Konsumen Wisatawan meramalkan bagaimana konsumen
Tren pariwisata yang selalu bereaksi terhadap berbagai pesan yang
menunjukkan kedinamisan dipengaruhi disampaikan produsen dalam memahami
oleh pola perilaku konsumen wisatawan. cara konsumen mengambil keputusan
Sebagai konsumen tentunya wisatawan pembelian untuk memberikan kepuasaan
akan berusaha mendapatkan produk atas pemenuhan kebutuhannya.
pariwisata sesuai dengan kebutuhannya. Kepuasaan yang dirasakan oleh wisatawan
Nusa Tenggara Barat telah dipengaruhi oleh pengalaman atas kualitas
memiliki modal yag kuat sebagai dasar produk yang telah mereka dapatkan.
untuk mengaktifkan kebutuhan Dalam masa pandemi Covid-19 ini, industri
konsumen, yaitu Branding kuat Pulau pariwisata dapat mengadaptasi
Lombok sebagai destinasi pariwisata pendekatan berbasis pengguna (user-based
berkelas dunia yang dibuktikan dengan approach) sebagai upaya untuk
Anugerah The Best World’s halal Destination meningkatkan kualitas produk dengan
oleh Global Muslim Travel Index (GMTI) menyesuaikan selera wisatawan yang
64
Jurnal Bestari
Volume 01 Nomor.01,Agustus 2020, P.56-66

membutuhkan rasa aman dari konsumsi. Kebutuhan menunjukkan


kekhawatiran terpapar virus Covid-19, kekurangan yang dialami seseorang pada
mengingat pariwisata sudah menjadi suatu waktu tertentu, kebutuhan
kebutuhan dan gaya hidup. Meskipun dipandang sebagai penggerak dan
berada pada keterbatasan dengan pembangkit perilaku yang selanjutnya
pembatasaan aktivitas, wisatawan sebagai disebut sebagai perilaku konsumen.
pengguna produk wisata tentunya Berdasarkan analisa yang
memilih produk yang dapat memuaskan dilakukan dalam penelitian ini, pelemahan
kebutuhan mereka dengan tetap kebutuhan wisatawan disebabkan karena
beradaptasi dengan batasan aturan yang kekhawatiran dan kecemasan terpapar
ditetapkan pemerintah untuk menjamin virus yang mematikan dan belum
kenyamanan wisatawan di era Covid-19. diketahui kapan akan berakhirnya
Industri pariwisata sebagai produsen pandemi ini. Motivasi untuk memenuhi
melakukan usaha-usaha yang maksimal kepuasan masih tinggi. Wisatawan
dengan menyesuaikan produk wisata membutuhkan jaminan kenyamanan
dengan kondisi pandemi ini sehingga dalam berwisata yang ditandai
akan terbentuk persepsi konsumen yaitu terpenuhinya protokol kebersihan,
berupa kepuasan atas pemanfaatan kesehatan dan keselamatan sebagaimana
produk wisata yang ditawarkan. kebijakan yang yang telah dikeluarkan
Menyesuaikan dengan kebutuhan oleh pemerintah dalam menyikapi
konsumen di era pandemi Covid-19, pandemi Covid-19 ini.
beberapa hal yang dapat dilakukan untuk Dengan melakukan analisa
mengaktifkan kebutuhan konsumen perilaku konsumen wisatawan di era
wisatawan adalah: a) Penerapan protokol pandemi Covid-19, diperoleh hasil bahwa
kesehatan sesuai dengan kebijakan yang dengan memiliki pemahaman dan
telah dikeluarkan pemerintah untuk kepekaan yang baik terhadap motivasi
menjamin kesehatan, kenyamanan, dan konsumen wisatawan, akan memudahkan
keselamatan wisatawan; b) Virtual Tourism produsen untuk mengidentifikasikan
yang menjadi salah satu rekomendasi kebutuhan wisatawan. Untuk meraih
untuk menyikapi perilaku wisatawan kepuasan pembeli dan berimplikasi pada
dalam social distancing; c) Segmentasi pasar keberlangsungan usahanya, produsen
domestik, dengan memperbanyak paket harus siap melakukan adaptasi,
wisata perorangan wisata jarak pendek mengaktifkan kebutuhan wisatawan,
dan rombongan keluarga, wisatawan sehingga akan terbentuk perilaku
dalam usia muda 45 tahun kebawah d) konsumen yang ditandai dengan
Penyiapan ruang umum dan terbuka keputusan pembelian.
dengan space yang lebih luas; e) Re-
branding produk, untuk menarik empati Rekomendasi
dan simpati bagi repeater maupun new Penelitian perilaku konsumen ini
visitors. sangat menarik untuk dikaji lebih dalam
lagi, sehingga akan diperoleh argumen
PENUTUP yang lebih kuat untuk ditindaklanjuti oleh
Simpulan produsen kepariwisataan baik itu bagi
Perilaku konsumen terbentuk dari industri pariwisata dan pemerintah selaku
adanya motivasi konsumen atas penentu kebijakan pengembangan
pemenuhan kebutuhan yang belum pariwisata.
terpenuhi. Perilaku yang termotivasi Pandemi Covid-19 ini akan menjadi
menimbulkan pengaktifan kebutuhan kesempatan baik untuk menguatkan
yang diperoleh dari pengidentifikasian pengembangan pariwisata berkelanjutan
kebutuhan. Kebutuhan yang diaktifkan berbasis lingkungan (Sustainable
akhirnya diekspresikan dalam bentuk Ecotourism) yang didasarkan pada
perilaku keputusan pembelian serta kebutuhan akan lingkungan yang sehat
65
Jurnal Bestari
Volume 01 Nomor.01,Agustus 2020, P.56-66

dan bersih dan kebutuhan space ruang https://www.tandfonline.com/doi/fu


yang lebih luas dan terbuka. ll/10.1080/14616688.2020.1763445
Kecenderungan wisatawan untuk lebih Pitana, I Gde dan I Ketut Surya Diarta. 2009.
memilih melakukan perjalanan wisata Pengantar Ilmu Pariwisata. Yogyakarta
: Andi Offset
dalam kelompok kecil atau perorangan
Sangadji, Etta Mamang dan Sopiah .2013.
dan juga rombongan akan meminimalkan Perilaku Konsumen: Yogyakarta: Andi
kerusakan lingkungan. Offset
Momentum pandemi Covid-19 Saufi, Akhmad (2020) Webinar #04
merupakan saat yang tepat untuk Pascasarjana Unram “Where to Start
melakukan percepatan proses verifikasi Tourism From Past Pandemic
Sertifikasi Destinasi Pariwista yang Outbreak”
didasarkan tidak hanya sebatas CHS https://www.youtube.com/watch?v=
(Clean, Healthy dan Safety) tetapi juga dari vn3YGV40D
sisi Environment. Acuan protokol Setiadi, Nugroho.2003. Perilaku Konsumen:
Jakarta: Prenamedia Group
Kesehatan di era pandemi Covid-19 ini
Sigala, Mariana (2020) “Tourism and COVID-
dapat menambah acuan instrumen 19: Impacts and implications for
penilaian atas verifikasi Sertikasi Destinasi advancing and resetting industry and
Pariwisata dimaksud. research”, Journal of Business
Research 117 pp. 312-321,
DAFTAR PUSTAKA https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/
Bakri W. (2020) https://osf.io/36tz4 Bunga articles/PMC7290228/pdf/main.pdf
Rampai Pandemi WHO Situation Report-10 updated 3 Juni
Chebli, Amina (2020) “The Impact Of Covid-19 (2020)
On Tourist Consumption Behaviour : A https://www.who.int/docs/default-
Perspective Article, Journal of Tourism source/searo/indonesia/covid19/who
Management Research Vol. 7. No. 2 pp. -situation-report-
196-207 10.pdf?sfvrsn=a9ceb157_
https://www.researchgate.net/public WHO Situation Report-10 updated 3 Juni
ation/343058098 (2020)
Kementerian Kesehatan (2020), “Keputusan https://www.who.int/docs/default-
Menteri Kesehatan source/searo/indonesia/covid19/who
NoHK.01.07/MENKES/382/2020” -situation-report-
http://hukor.kemkes.go.id/uploads/p 10.pdf?sfvrsn=a9ceb157_
roduk_hukum/KMK_No__HK_01_07- UNWTO (2020), International Tourism and
MENKES-382- Covid-19
2020_ttg_Protokol_Kesehatan_Bagi_Ma https://www.unwto.org/international
syarakat_di_Tempat_dan_Fasilitas_Um -tourism-and-covid-19
um_Dalam_Rangka_Pencegahan_COV
ID-19.pdfS
Kemenparekraf (2020), “Siaran Pers Kunjungan
Wisma Ke Indonesia Akibat Pandemi
Covid Sesuai Perkiraan”
https://www.kemenparekraf.go.id,/p
ost/siaran-pers-penurunan-
kunjungan-wisman-ke-indonesia-
akibat-pandemi-covid-19-sesuai-
perkiraan
Kodhyat. 2011. Cara Mudah Memahami
Kepariwisataan Indonesia:
Kementerian Kebudayaan dan
Pariwisata:LPSI
Loanides, Dimitri (2020) “The COVID-19 crisis
as an opportunity for escaping the
unsustainable global tourism path”,
Journal Tourism Geographies Vol.22
66

Anda mungkin juga menyukai