METODE KOKAIN 2
DALAM MENINGKATKAN PERCAYA DIRI
SERTA MEMPERKUAT KARAKTER DAN POTENSI
SISWA BERKEBUTUHAN KHUSUS
Disusun Oleh:
NUNING SAPTA RAHAYU, S.Pd.
NUPTK 1551765669300003
METODE KOKAIN 2
DALAM MENINGKATKAN PERCAYA DIRI
SERTA MEMPERKUAT KARAKTER DAN POTENSI
SISWA BERKEBUTUHAN KHUSUS
Disusun Oleh:
NUNING SAPTA RAHAYU, S.Pd.
METODE KOKAIN 2
DALAM MENINGKATKAN PERCAYA DIRI
SERTA MEMPERKUAT KARAKTER DAN POTENSI
SISWA BERKEBUTUHAN KHUSUS
ABSTRAK
Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah Swt., karena atas
rahmat dan karuniaNya Alhamdulillah penulis dapat menyelesaikan artikel
pendidikan Inklusif ini sesuai harapan. Artikel ini melaporkan penggunaan
metode Kokain2 yang memiliki pengaruh besar dalam meningkatkan
percaya diri, memperkuat karakter dan memotivasi siswa berkebutuhan
khusus untuk terus mengembangkan potensi yang dimilikinya.
Penggunaan metode Kokain2 terbukti dapat mempersiapkan memasuki
sekolah inklusi, melanjutkan pendidikan ke jenjang universitas maupun
dalam kehidupan bermasyarakat.
Metode Kokain2 merupakan pelayanan terbaik dari penulis sebagai
guru sekolah khusus, dalam menangani banyaknya kasus perpindahan
siswa berkebutuhan khusus dari sekolah inklusi ke sekolah khusus serta
dalam mempersiapkan siswa yang ingin melanjutkan ke universitas
maupun sebagai bekal bagi siswa dalam kehidupan bermasyarakat.
Awalnya metode ini diterapkan dalam 3 kelas dimana di dalamnya
terdapat siswa yang berencana pindah ke sekolah inklusi dan berkuliah,
namun keberhasilan penerapannya membuat metode Kokain 2 kemudian
diberikan di seluruh kelas di sekolah kami sebagai salah satu metode
dalam penguatan pendidikan karakter. Ke depannya penulis berharap
metode ini dapat disosialisasikan untuk dapat digunakan oleh sekolah-
sekolah inklusi guna meningkatkan karakter dan potensi siswa
berkebutuhan khusus dan mengubah pandangan masyarakat termasuk
warga sekolah inklusi akan eksistensi dan potensi siswa berkebutuhan
khusus.
Penulis berharap artikel ini dapat bermanfaat bagi semua pihak,
khususnya bagi peningkatan mutu pendidikan siswa berkebutuhan khusus,
sehingga dapat membantu mereka untuk mampu hidup lebih mandiri,
mampu bersosialisasi serta berkompetisi dalam kehidupan bermasyarakat.
iv
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
LEMBAR PENGESAHAN
ABSTRAK
KATA PENGANTAR........................................................................................ iv
DAFTAR ISI ................................................................................................. v
I. PENDAHULUAN …………………………………………………………………………………….. 1
Latar Belakang………………………………………………………………………………………. 1
Rumusan Masalah …………………………………………………………………………………. 4
Tujuan …………………………………………………………………………………………………. 4
Manfaat ……………………………………………………………………………………………….. 4
II.LANDASAN TEORI ………………………………………………………………………………… 5
Kajian Pustaka ………………………………………………………………………………………. 5
Kerangka Pemikiran ………………………………………………………………………………. 7
Hipotesis ……………………………………………………………………………………………… 9
III.PEMBAHASAN ……………………………………………………………………………………… 10
Alasan Pemilihan Metode Kokain2 Sebagai Pemecahan masalah ………………… 10
Langkah-Langkah Penggunaan Metode Kokain2 ……………………………………….. 12
Hasil atau dampak yang dicapai ……………………………………………………………… 15
Kendala-kendala yang dihadapi dalam Penggunaan Metode Kokain2 …………… 16
Faktor Pendukung …………………………………………………………………………………. 16
Alternatif Pengembangan ………………………………………………………………………. 17
IV.SIMPULAN DAN SARAN ………………………………………………………………………… 18
Simpulan ……………………………………………………………………………………………… 18
Saran …………………………………………………………………………………………………… 19
DAFTAR PUSTAKA 20
LAMPIRAN 21
v
I. PENDAHULUAN
Latar Belakang
Pendidikan Inklusif merupakan suatu sistem layanan pendidikan
yang mengatur agar siswa berkebutuhan khusus dapat dilayani di sekolah-
sekolah terdekat, di kelas reguler bersama-sama teman seusianya. Tanpa
harus dikhususkan kelasnya, siswa dapat belajar bersama dengan
aksesibilitas yang mendukung untuk semua siswa, tanpa terkecuali siswa
berkebutuhan khusus. Hal tersebut sejalan dengan apa yang diungkapkan
Jauhari, Auhad (2017:29) bahwa “Pendidikan inklusif merupakan suatu
pendekatan pendidikan yang inovatif dan strategis untuk memperluas
akses pendidikan bagi semua anak berkebutuhan khusus.” Hildegun
Olsen dalam Jauhari, Auhad (2017:29) menambahkan “Dalam pendidikan
inklusif sekolah harus mengakomodasi semua anak tanpa memandang
kondisi fisik, intelektual, sosial, emosional, linguistic atau kondisi lainnya.”
Sesuai dengan amanat Undang-undang Dasar 1945 pasal 31 ayat 1
dan Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional Bab 2 IV pasal 5 ayat 1 dinyatakan bahwa setiap warga negara
mempunyai kesempatan yang sama dalam memperoleh pendidikan yang
bermutu, dalam hal ini termasuk di dalamnya adalah siswa berkebutuhan
khusus. Sistem Pendidikan Inklusif memberikan kesempatan belajar pada
siswa berkebutuhan khusus bersama dengan siswa reguler pada
umumnya, sehingga mereka dapat menyesuaikan diri dengan kehidupan
nyata sehari-hari. Penyelenggaraan Pendidikan inklusif diharapkan dapat
memberikan kesempatan seluas-luasnya bagi siswa berkebutuhan khusus
untuk belajar di sekolah umum yang dekat dengan tempat tinggalnya, dan
diharapkan upaya menuntaskan wajib belajar yang di dalamnya termasuk
siswa berkebutuhan khusus dapat terlaksana.
Dalam sebuah jurnal pendidikan khusus, Praptiningrum (2010:32)
menyebutkan bahwa “penyelenggaraan pendidikan inklusif bagi anak
berkebutuhan khusus seharusnya dapat menciptakan lingkungan yang
ramah, menyenangkan fleksibel, menumbuhkan rasa nyaman, sehingga
menimbulkan percaya diri siswa.” Namun pada kenyataannya,
pelaksanaan pendidikan inklusif tak semudah dan seindah tujuannya.
“Kenyataan di lapangan penyelenggaraan pendidikan inklusif belum
semuanya sesuai dengan pedoman penyelenggaraan baik dari segi kondisi
siswa, kualifikasi guru, sarana dan prasarana dan lain sebagainya”
(Praptiningrum, 2010:32). Ditambah dengan kenyataan bahwa mayoritas
vi
masyarakat termasuk sebagian warga sekolah inklusi pada umunya belum
sepenuhnya dapat menerima siswa berkebutuhan khusus. Dari hasil
pengamatan yang dilakukan sebagian warga sekolah inklusi baik siswa
maupun guru masih belum bisa menunjukkan faham kesetaraan atau
menerima seutuhnya siswa berkebutuhan khusus di antara mereka.
Berbagai bullying dan diskriminasi terhadap siswa berkebutuhan khusus
masih sering dikeluhkan. Hal tersebut sejalan dengan apa yang dituturkan
Syafrida dkk. (2013:2) “Meski Undang-undang telah secara tegas
mengatur pemerataan hak dan kewajiban bagi setiap warga Negara untuk
mengakses pendidikan, kasus diskriminasi dalam bidang pendidikan masih
kerap terjadi khususnya terhadap anak berkebutuhan khusus.”
Sebagai seorang guru pendidikan khusus yang telah mengabdi lebih
dari 13 tahun, penulis menemukan banyak kasus berkenaan dengan siswa
berkebutuhan khusus. Salah satunya yaitu banyaknya kasus siswa
berkebutuhan khusus dari sekolah inklusi yang pindah ke sekolah khusus
kami di setiap tahunnya. Berbagai keluhan diungkapkan orang tua, mulai
dari anak yang menjadi semakin rendah diri, pendiam, pemurung, menjadi
korban bullying, merasa kurang nyaman belajar di sekolah inklusi dan lain
sebagainya dan setelah bersekolah di SLB terlihat progress yang sangat
baik dari mulai sikap, keceriaan maupun dalam hal prestasi belajar.
Ada pula beberapa kasus orang tua siswa dengan ketunaan ringan
yang dengan berbagai alasan dan pertimbangan merasa ingin
memindahkan anak mereka ke sekolah penyelenggara pendidikan inklusif,
namun pada akhirnya membawa kembali anak mereka ke sekolah khusus
semula dengan berbagai hal yang dikeluhkan. Hal tersebut membuat
penulis sering berfikir sebenarnya apa yang harus lebih dioptimalkan? Tata
cara pembelajarannya kah? Atau Penguatan Pendidikan karakter yang
ditanamkan kepada siswa? Lalu apa solusi yang bisa dilakukan?
Pemerintah pusat maupun pemerintah daerah terus menerus
melakukan berbagai upaya dan pengembangan demi terlaksananya
pendidikan inklusif. “Sekolah inklusi dimaksudkan untuk memperpendek
akses pendidikan bagi ABK yang bertempat tinggal jauh dari pusat kota
dimana terdapat SLB.” (Iriani, Ade dkk, 2017:2). Sayang sekali jika ada
anak dengan ketunaan ringan dan memiliki akses yang lebih dekat dengan
sekolah inklusi harus bersekolah di sekolah khusus. Disamping itu stigma
yang masih melekat kuat di masyarakat membuat lulusan sekolah inklusi
lebih dapat diterima dan diperhitungkan di masyarakat dari pada lulusan
sekolah khusus atau SLB.
2
Setelah dilakukan pengamatan dan wawancara terhadap siswa, orang
tua siswa, beberapa guru (baik GPK maupun non) dan siswa regular di
sekolah inklusif dapat disimpulkan bahwa penyebab utama
ketidaknyamanan dan perpindahan siswa berakar dari kurangnya percaya
diri serta kurangnya karakter dan kesadaran siswa akan potensi yang
dimilikinya, ditambah dengan fenomena masih kurangnya kesadaran dan
penerimaan warga sekolah maupun masyarakat terhadap keberadaan dan
kesetaraan hak siswa berkebutuhan khusus. Hal tersebut membuat
mereka merasa sangat berbeda dan semakin terasing. Diperlukan suatu
metode untuk dapat membentuk rasa percaya diri serta memperkut
karakter dan potensi yang dimiliki siswa sehingga tercipta siswa
berkebutuhan khusus yang percaya diri, bermental dan berkarakter kuat
serta memiliki potensi. Dengan semua itu diharapkan mereka dengan
percaya diri dapat beradaptasi, berbaur dan berkompetisi dengan siswa
regular lainnya.
Hal tersebut di atas melatarbelakangi penulis sebagai guru sekolah
khusus melakukan upaya pelaksanaan pendidikan penguatan karakter,
khususnya untuk membentuk percaya diri serta memperkuat karakter dan
potensi siswa berkebutuhan khusus sebagai persiapan atau bekal dalam
memasuki pendidikan inklusif, jenjang pendidikan perkuliahan maupun
kehidupan bermasyarakat pada umumnya melalui penggunaan metode
KOKAIN2. Metode kokain2 merupakan metode penguatan pendidikan
karakter dan pengembangan potensi siswa berkebutuhan khusus melalui
metode dan media yang merupakan akronim dari kata kokain. Adapun
tahapan dan medianya adalah sbb:
1 Tahapan
K -> Kenalkan siswa pada dirinya
O -> Optimalisasi penghargaan diri
K -> Kuatkan karakter dan potensi siswa
A -> Aktualisasi diri
IN-> Interaksi (biasakan mealui Interaksi)
2 Media
KO-> Kotak
KA-> Karakter
IN-> Individu
Penggunaan media kokain2, diharapkan mampu meningkatkan rasa
percaya diri serta memperkuat karakter dan potensi siswa berkebutuhan
khusus agar mereka menjadi siswa yang handal, percaya diri, berkarakter
3
kuat dan memiliki potensi unggul sehingga mampu hidup lebih mandiri
dan mampu bersosialisasi dan berkompetisi dalam kehidupan
bermasyarakat dimana pun mereka berada.
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, rumusan masalah yang diajukan
adalah "Apakah penggunaan metode kokain2 mampu meningkatkan
percaya diri serta memperkuat karakter dan potensi siswa berkebutuhan
khusus sebagai persiapan atau bekal dalam memasuki dunia pendidikan
inklusif, jenjang pendidikan yang lebih tinggi serta dalam kehidupan
bermasyarakat?”
Tujuan
Adapun tujuan penggunaan metode kokain2 melalui penguatan
pendidikan karakter dan pengembangan potensi bagi siswa berkebutuhan
khusus adalah menciptakan siswa berkebutuhan khusus yang bermental
kuat, handal, berkarakter kuat dan memiliki potensi sehingga dapat
berbaur, bersosialisasi dan berkompetisi baik bersama siswa reguler
lainnya di sekolah inklusif, di jenjang pendidikan yang lebih tinggi
(universitas) maupun di lngkungan masyarakat
Manfaat
Penggunaan metode Kokain2 diharapkan dapat memberikan manfaat
bagi pihak-pihak yang terkait, diantaranya sebagai upaya pemecahan
masalah guna meningkatkan rasa percaya diri serta memperkuat karakter
dan potensi siswa berkebutuhan khusus, mempersiapkan siswa
berkebutuhan khusus dalam memasuki pendidikan inklusif, menempuh
pendidikan yang lebih tinggi (universitas) atau pun dalam kehidupan
bermasyarakat, sebagai bahan untuk menambah wawasan keilmuan
mengenai pengembangan pembelajaran penguatan pendidikan karakter
bagi siswa berkebutuhan khusus, serta sebagai bahan pertimbangan dan
rujukan bagi sekolah dalam meningkatkan mutu layanan pendidikan bagi
anak berkebutuhan khusus.
4
II. LANDASAN TEORI
Kajian Pustaka
Metode Kokain2. Pada dasarnya kokain merupakan salah satu jenis
obat terlarang atau narkotika yang memiliki efek paling kuat dan banyak
digunakan dalam dunia medis. Saat mendengar kata kokain, pasti kata
narkotika, sabu atau obat terlarang lah yang kemudian muncul di benak
kita. “Kokain adalah senyawa sintetis yang memicu metabolism sel
menjadi sangat cepat.” (Wikipedia, 2019:1). Kokain termasuk zat adiktif
yang penggunaannya banyak di salah gunakan sehingga menjadi
berbahaya bagi penggunanya, namun ia akan sangat bermanfaat jika
digunakan sesuai dengan kegunaannya, contohnya sebagai anestetik lokal
dalam pembedahan. Namun metode kokain2 disini bukanlah metode
dengan memberikan obat terlarang pada siswa. Kata kokain dalam
metode kokain2 merupakan gabungan dari tahapan (teknik) dan media
yang keduanya merupakan akronim dari kata kokain. Kokain pertama
merupakan tahapan atau kepanjangan dari Kenalkan siswa pada dirinya,
Optimalisasi penghargaan diri, Kuatkan karakter dan Potensi siswa,
Aktualisasi diri dan INteraksi, sementara kokain kedua yang merupakan
media pengukur keberhasilan penerapan metode yang merupakan
kepanjangan dari KOtak KArakter INdividu.
Metode kokain2 merupakan metode penguatan pendidikan karakter
untuk membentuk percaya diri serta memperkuat karakter dan kesadaran
siswa akan potensi yang dimilikinya. Metode ini dibuat sebagai solusi atas
banyaknya kasus perpindahan siswa dari sekolah inklusi ke sekolah khusus
tempat penulis mengemban tugas maupun beberapa kasus perpindahan
siswa dari sekolah khusus ke sekolah inklusi tetapi kemudian kembali lagi
ke sekolah khusus (SLB) semula. Selain itu stigma yang melekat kuat di
masyarakat yang menjadikan lulusan sekolah inklusi lebih diterima dan
diperhitungkan melandasi perancangan dan penggunaan metode dalam
mempersiapkan siswa dengan ketunaan ringan yang dengan berbagai
pertimbangan berencana untuk pindah ke sekolah inklusi maupun
melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Disamping itu
penggunaan metode juga diharapkan dapat menjadi bekal bagi siswa
untuk dapat bersosialisasi dan berinteraksi dengan baik dengan
masyarakat dimana pun mereka berada.
Percaya diri. Menurut kamus besar Bahasa Indonesia (2019:1)
“Percaya diri berarti yakin benar atau memastikan akan kemampuan atau
kelebihan seseorang atau sesuatu (bahwa akan dapat memenuhi harapan-
5
harapannya).” Rasa percaya diri berkaitan dengan konsep diri, maka saat
seseorang memiliki konsep positif pada dirinya ia akan menjadi pribadi
yang handal yang percaya akan eksistensi dan kemampuan dirinya,
sebaliknya jika ia memiliki konsep negatif maka akan menyebabkan ia
tidak percaya pada dirinya sendiri, dan selalu ragu dalam melakukan apa
pun. Siswa berkebutuhan khusus pada umumnya identik dengan karakter
rendah diri, tertutup dan sensitif, sehingga perlu diberikan banyak
motivasi dan berbagai kegiatan positif yang dapat memupuk rasa percaya
dirinya. Rasa percaya diri erat kaitannya dengan penguatan pendidikan
karakter.
Penguatan Pendidikan Karakter (PPK). Penguatan Pendidikan
Karakter merupakan kebijakan pendidikan yang tujuan utamanaya
mengimplementasikan nawacita Presiden dalam Sistem Pendidikan
Nasional. “PPK merupakan program pendidikan di sekolah untuk
memperkuat karakter siswa melalui harmonisasi olah hati, olah rasa, olah
fikir dan olah raga dengan dukungan pelibatan pubik dan kerjasama
antara sekolah, keluarga dan masyarakat yang merupakan bagian dari
Gerakan Revolusi Mental” (Mulyana, Aina, 2018:1). Penguatan Pendidikan
Karakter berfokus dalam mengembangkan nilai utama yakni religius,
nasionalis, mandiri, gotong royong dan integritas. Kelima nilai tersebut
harus dikembangkan di sekolah sehingga menjadi karakter kuat yang
melekat dalam diri siswa. Di sekolah kami, PPK dilaksanakan melalui
berbagai kegiatan secara menyeluruh baik dalam kegiatan intrakurikuler
dan ko-kulikuler maupun dalam kegiatan ekstrakurikuler dan non
kurikuler.
Potensi. Menurut kamus besar Bahasa Indonesia (2019:1) “potensi
adalah kemampuan yang mempunyai kemungkinan untuk dikembangkan”.
Potensi juga dapat diartikan sebagai kekuatan, kesanggupan atau daya.
Potensi merupakan kemampuan dasar seseorang yang dapat
dikembangkan sehingga dapat menjadi lebih baik dan lebih baik lagi. Pada
dasarnya setiap manusia memiliki potensi masing-masing. Potensi setiap
orang berbeda-beda, maka akan lebih baik jika setiap orang dapat
mengenal potensi khusus pada dirinya agar potensi tersebut dapat
dikembangkan dengan lebih optimal. Begitu pun bagi siswa berkebutuhan
khusus, mereka perlu diperkenalkan dengan potensinya masing masing,
sehingga timbul penghargaan pada dirinya dan motivasi untuk terus
mengembangkan potensi yang ada.
6
Siswa Berkebutuhan Khusus. Menurut Mulyono dalam Triyanto
dkk. (2016:177) “ Anak berkebutuhan khusus diartikan sebagai anak yang
mempunyai kecacatan atau menyandang ketunaan dan juga anak lantib
dan berbakat.” Sedangkan Mangunsong (2009:10) mendefinisikan anak
berkebutuhan khusus sebagai “anak yang mempunyai perbedaan dalam
hal; ciri-ciri mental, kemampuan sensorik, fisik dan neuromaskular,
perilaku sosial dan emosional, kemampuan komunikasi maupun campuran
dari dua atau lebih hal-hal di atas dari rata-rata anak normal”. Dari kedua
definisi diatas dapat disimpulkan jika anak berkebutuhan khusus
merupakan anak yang memiliki ciri khas dibanding anak pada umumnya,
dimana perbedaan tersebut merujuk pada ciri mental, fisik, sensorik,
perilaku sosial dan emosional, kemampuan komunikasi, keterbatasan
yang melibatkan fungsi indera, maupun tingkat IQ di bawah maupun
diatas anak-anak normal pada umumnya, sehingga mereka membutuhkan
sistem pengajaran yang berbeda pula.
Pendidikan Inklusif. Pendidikan inklusif merupakan alternatif
layanan pendidikan yang ditawarkan pemerintah bagi siswa berkebutuhan
khusus disamping sekolah khusus atau SLB. Pendidikan Inklusif
merupakan suatu sistem layanan pendidikan yang mengatur agar siswa
berkebutuhan khusus dapat dilayani di sekolah-sekolah terdekat, di kelas
reguler bersama-sama teman seusianya. Tanpa harus dikhususkan
kelasnya, siswa dapat belajar bersama dengan aksesibilitas yang
mendukung untuk semua siswa tanpa terkecuali siswa berkebutuhan
khusus. Hal tersebut sejalan dengan apa yang diungkapkan Jauhari,
Auhad (2017:29) “Pendidikan inklusif merupakan suatu pendekatan
pendidikan yang inovatif dan strategis untuk memperluas akses
pendidikan bagi semua anak berkebutuhan khusus.” Sementara Hildegun
Olsen dalam Jauhari, Auhad (2017:29) menambahkan “Dalam pendidikan
inklusif sekolah harus mengakomodasi semua anak tanpa memandang
kondisi fisik, intelektual, sosial, emosional, linguistik atau kondisi lainnya.”
Kerangka Pemikiran
Berdasarkan latar belakang masalah dan kajian teori yang dipaparkan
kita dapat memahami pentingnya tujuan pendidikan inklusif bagi siswa
berkebutuhan khusus walaupun pada kenyataannya praktik pendidikan
inklusif belum sepenuhnya berjalan sesuai yang diharapkan. Fenomena
perpindahan siswa berkebutuhan khusus yang banyak terjadi maupun
stigma yang melekat kuat di masyarakat yang menganggap lulusan
7
sekolah inklusi lebih dapat diterima dan diperhitungkan (berkaitan dengan
peluang pekerjaan) menjadi dasar pemikiran penulis dalam mencari
alternatif pemecahan masalah yang terjadi. Jika ada siswa dengan
ketunaan ringan, orang tuanya menginginkan siswa pindah dengan
berbagai pertimbangan diantaranya karena memiliki akses yang lebih
dekat dengan sekolah inklusi, mengapa ia tidak bersekolah di sekolah
inklusi saja? Menjadi salah satu tugas kami sebagai guru sekolah khusus
dalam mempersiapkan siswa yang berencana melanjutkan ke sekolah
inklusi, melanjutkan pendidikan ke jenjang universitas maupun memberi
bekal pada setiap siswa berkebutuhan khusus agar mereka dapat
bersosialisasi dan berinteraksi dengan masyarakat dimana pun mereka
berada.
Adapun solusi yang diajukan adalah dengan penggunaan metode
kokain2 dalam penguatan pendidikan karakter juga pengembangan potensi
siswa berkebutuhan khusus. Kelebihan dari metode Kokain2 adalah
merupakan sebuah metode peningkatan percaya diri, penguatan karakter
dan pengembangan potensi yang dibuat berdasarkan analisis studi kasus
dan karakteristik siswa berkebutuhan khusus pada umunya sehingga
dapat diterapkan bagi seluruh siswa berkebutuhan khusus apapun jenis
ketunaannya baik di sekolah khusus (SLB) maupun di sekolah-sekolah
inklusi. Kelebihan lainnya adalah penggunaan metode kokain2 dan
medianya tidak memerlukan banyak biaya. Hanya diperlukan komitmen
yang kuat dan sebuah buku Kotak karakter individu sebagai pengukur
keberhasilan dari setiap tahapan dan deskripsi pengembangan yang
dicapai oleh siswa. Adapun kerangka pemikiran penelitian ini adalah
sebagai berikut:
8
Gambar Alur 1 Kerangka Berfikir
Permasalahan:
- Berbagai kasus perpindahan siswa dari sekolah inklusi ke sekolah khusus (SLB),
dari SLB ke sekolah inklusi namun kembali lagi ke SLB
- Berbagai keluhan orang tua berkaitan dengan keadaan anaknya di sekolah inklusi
(semakin rendah diri, pendiam, adanya Bullying, tidak nyaman, tidak berkembang)
- Rendahnya percaya diri siswa (masih kurangnya karakter dalam diri siswa)
- Kurangnya kesadaran siswa akan potensi dalam dirinya
- Stigma negatif mengenai ABK di masyarakat & anggapan bahwa lulusan sekolah
inklusi lebih dapat diterima di masyarakat dari pada lulusan SLB
Kajian Teori
Metode Kokain2
Hipotesis
Berdasarkan kajian teori dan pengamatan yang dilakukan diajukan
sebuah metode yang didasarkan penguatan pendidikan karakter dan
pengembangan potensi siswa berkebutuhan khusus yang didasarkan pada
studi kasus dan karakteristik siswa berkebutuhan khusus yakni metode
kokain2. Hipotesis dapat diartikan sebagai jawaban sementara terhadap
9
suatu penelitian. Hal tersebut sejalan dengan apa yang diungkapkan
Arikunto, Suharsimi (2016:22) bahwa “Hipotesis merupakan kebenaran
sementara yang ditentukan oleh peneliti, tetapi masih harus dibuktikan
atau diuji kebenarannya.”Adapun hipotesis yang diajukan yaitu
penggunaan metode kokain2 efektif dalam meningkatkan percaya diri
serta memperkuat karakter dan potensi siswa sebagai upaya
mempersiapkan siswa dalam memasuki dunia pendidikan inklusif maupun
jenjang pendidikan yang lebih tinggi serta dalam kehidupan
bermasyarakat.
III. PEMBAHASAN
Alasan Pemilihan Metode Kokain2 Sebagai Pemecahan masalah
Pemerintah menawarkan pendidikan inklusif sebagai alternatif layanan
pendidikan bagi siswa berkebutuhan khusus disamping sekolah khusus
atau SLB. Pendidikan inklusif mengusung faham kesetaraan antara siswa
berkebutuhan khusus dengan siswa regular pada umumnya. Pendidikan
Inklusif merupakan suatu sistem layanan pendidikan yang mengatur agar
siswa berkebutuhan khusus dapat dilayani di sekolah-sekolah terdekat, di
kelas reguler bersama-sama teman seusianya. Tanpa harus dikhususkan
kelasnya, siswa dapat belajar bersama dengan aksesibilitas yang
mendukung untuk semua siswa tanpa terkecuali siswa berkebutuhan
khusus. Namun kenyataannya pelaksanaan pendidikan inklusif tak
semudah dan seindah tujuannya. Banyaknya kasus siswa berkebutuhan
khusus yang pindah dari sekolah inklusi ke sekolah khusus atau pun siswa
dari sekolah khusus yang pindah ke sekolah inklusi namun kembali lagi ke
sekolah khusus (SLB) semula, agaknya memerlukan perhatian dan
penanganan khusus.
Fenomena tersebut terjadi di sekolah khusus tempat penulis
mengemban tugas mengajar, terdapat sekitar 6-8 siswa dari berbagai
jenjang pendidikan inklusif yang memutuskan pindah ke sekolah khusus
kami per tahunnya, bahkan sebagian tidak dapat kami terima dan
diusulkan ke sekolah khusus lainnya disebabkan keterbatasan ruang dan
juga guru/pengajar. Berikut merupakan data siswa pindahan dari sekolah
inklusi selam tiga tahun terakhir:
10
Tabel 1. Data siswa pindahan sekolah Inklusi
Jenjang SDLB SMPLB SMALB Keterangan
Tahun
2017 3 2 3 Tahun 2018 2 orang siswa
2018 3 3 3 tidak diterima dikarenakan
2019 3 2 1 keterbatasan ruang &
guru
Ada pula siswa dengan yang dengan berbagai pertimbangan
memutuskan untuk pindah ke sekolah inklusif namun tak lama kemudian
kembali lagi dengan sejumlah alasan yang dikeluhkan. Setelah dilakukan
pengamatan dan wawancara dengan beberapa siswa, orang tua siswa
maupun guru dan siswa sekolah inklusi ditemukan bahwa faktor utama
penyebabnya adalah rendahnya percaya diri, karakter dan kesadaran
siswa akan potensi yang dimiliki sehingga membuat ia rendah diri dan
rentan menganggap hal-hal tertentu sebagai bullying yang menjatuhkan
mental mereka, ditambah lagi fenomena masih kurangnya penerimaan
dan faham kesetaraan yang ditunjukan sebagian warga sekolah inklusi
dan masyarakat terhadap siswa berkebutuhan khusus, sehingga
diperlukan sebuah metode pembentuk percaya diri serta penguatan
karakter dan potensi siswa berkebutuhan khusus agar mereka menjadi
pribadi yang handal, berkarakter, berpotensi dan siap dalam menghadapi
berbagai situasi. Berdasarkan hasil analisis, studi kasus dan karakter siswa
berkebutuhan khusus itu sendiri maka di rancanglah metode kokain2.
Metode kokain2 merupakan metode pendidikan penguatan karakter
untuk membentuk percaya diri serta memperkuat karakter dan kesadaran
siswa akan potensi yang dimilikinya. Kata kokain dalam metode kokain 2
merupakan gabungan dari tahapan (teknik) dan media yang keduanya
merupakan akronim dari kata kokain. Kokain pertama merupakan tahapan
atau kepanjangan dari Kenalkan siswa pada dirinya, Optimalisasi
penghargaan diri, Kuatkan karakter dan Potensi siswa, Aktualisasi diri dan
INteraksi, sementara kokain kedua yang merupakan media pengukur
keberhasilan penerapan metode yang merupakan kepanjangan dari KOtak
KArakter INdividu. Adapun Rancangan metode kokain2 adalah sebagai
berikut:
11
Gambar 2. Rancangan Metode Kokain2
12
tunarungu. Terdapat juga sebuah keluarga menginspirasi dimana mereka
sangat menyayangi anak mereka yang tunadaksa tetapi sering memanggil
atau menggunakan kata cacat dan ternyata hal itu malah membuat
mental anak menjadi kuat dan tetap percaya diri di balik ketunaan yang
disandangnya. Tetapi di balik semua itu jelaskan pula dengan penuh
makna bahwa pada hakikatnya manusia adalah sama baik di hadapan
Tuhan maupun sebagai warga Negara. Besarkan hati mereka dan
kemudian terapkan tahapan kedua dari kata kokain yaitu Optimalisasi
penghargaan diri.
Dalam tahap optimalisi penghargaan diri, kita berusaha untuk
membuat siswa mencintai dan menghargai dirinya, bahwa ia layak
dicintai, dihargai, dihormati hak-haknya. Karena bagaimana mungkin
orang lain akan menghargai seseorang jika ia sendiri tidak memiliki
penghargaan akan dirinya, jika ia jelas-jelas merasa dirinya lebih kurang
atau berbeda. Lakukan hal ini terus menerus agar rasa percaya diri dan
penghargaan dirinya kemudian tumbuh. Lakukan hal ini melalui motivasi
dan berbagai kisah para difabel hebat yang mampu meraih berbagai
prestasi dan mengungguli orang yang dianugerahi kesempurnaan fisik
oleh Tuhan. Cara lainnya yakni dengan melanjutkan tahapan ketiga dari
metode kokain yakni Kuatkan karakter dan potensi yang ada pada diri
siswa.
Dalam melakukan tahapan ketiga ini, sebelumnya guru terlebih
dahulu melakukan analisis karakter dan potensi yang telah dimiliki oleh
setiap siswa, karena karakter dan potensi satu siswa dengan lainnya jelas
akan berbeda. Dalam tahap ini kita mulai dengan mengungkapkan
karakter dan potensi apa sajakah yang telah terlihat ada dalam diri siswa
dan apa yang harus ditingkatkan. Dalam tahapan ini diperlukan kerjasama
yang baik antara guru dan orang tua, agar mereka tahu karakter dan
potensi yang dimiliki oleh putera atau puteri mereka dan berkomitmen
untuk memperkuat dan mengembangkannya baik melalui berbagai
kegiatan pengembangan potensi atau keterampilan di sekolah maupun
melalui berbagai kegiatan atau pun les di luar sekolah. Di sekolah kami
mengembangkan seni lukis, seni musik, keterampilan membatik dan
beberapa keterampilan lainnya seperti tata boga dan tata rias. Minta juga
orang tua untuk terus memantau dan membiasakan anak melakukan
perilaku yang mencerminkan kelima karakter dalam PPK yang telah ada
dan membiasakan karakter yang perlu dikembangkan pada diri siswa
13
melalui berbagai kegiatan sehari-hari saat mereka berada di rumah dan di
lingkungan sekitar.
Selama tahapan ketiga terus berlangsung, dilakukan pula tahapan
selanjutnya dari metode kokain yakni tahap keempat atau aktualisasi diri
atau pengaktualan diri yang siswa lakukan berdasarkan penguatan
karakter dan pengembangan potensi yang telah dilakukan. Dalam tahap
ini buat siswa melakukan berbagai upaya aktualisasi diri meraka melalui
berbagai kegiatan dari mulai kegiatan unjuk potensi atau latihan yang bisa
ditonton oleh orang tua atau siapa saja, kesempatan untuk menampilkan
kreasi mereka dalam kegiatan-kegiatan sekolah seperti saat bazar atau
pesta akhir tahun sekolah, mengikuti berbagai perlombaan baik di dalam
maupun luar sekolah, mengisi berbagai kegiatan umum (seperti mengisi
kegiatan hiburan dalam kegiatan TNI, dinas pendidikan, institusi um um
dsb karena dalam hal ini sekolah kami memiliki link yang luas), maupun
dalam kegiatan-kegiatan siswa dengan keluarga dan lingkungan
sekitarnya. Beri motivasi dan kesempatan bagi siswa agar dapat
mengaktualisaikan dirinya seluas-luasnya.
Tahapan terakhir dari metode kokain adalah interaksi. Dalam tahap
ini segala sesuatu yang telah tumbuh dan dikembangkan diperkuat melalui
berbagai kegiatan yang melibatkan banyak interaksi antara siswa dengan
masyarakat di luar keluarga dan sekolah. Dalam tahap ini guru dan orang
tua berkomitmen memberikan kesempatan sebanyak-banyaknya kepada
kepada siswa untuk terbiasa melakukan interaksi dengan masyarakat di
luar keluarga dan lingkungan sekolah seperti melalui pembelajaran di luar
kelas, kegiatan wawancara dengan warga atau pihak tertentu (sesuai
kurikulum tentunya), melakukan kunjungan ke pusat kerajinan atau home
industry tertentu, mengikuti berbagai kegiatan di masyarakat seperti
kegiatan bakti sosial, keagamaan dan lain sebagainya. Melalui kelima
tahapan kokain tersebut diharapkan akan tumbuh rasa percaya diri,
mental dan karakter siswa yang lebih kuat serta kesadaran siswa akan
potensi yang ada pada dirinya sehingga ia akan mengembangkan dan
terus mengembangkan potensi yang dimilikinya. Selanjutnya ia pun akan
menjadi pribadi yang kuat dan siap untuk berbaur dan berkompetisi
bersama siswa regular lainnya atau pun dalam kehidupan bermasyarakat.
Setiap langkah atau tahapan memiliki beberapa indikator yang
ketercapaiannya di ukur melalui sebuah media atau instrument yang juga
merupakan akronim dari kata kokain yakni Kotak Karakter Individu. Setiap
siswa memilki buku kotak karakter individu sebagai record ketercapaian
14
setiap indikator. Saat siswa mampu mencapai indikator yang ditentukan,
ia akan diberikan bintang untuk direkatkan pada kotak tersedia. Tetapi
ketika siswa melakukan hal yang bertolak belakang dengan indikator yang
telah diraih, bintang tesebut bisa saja diambil kembali. Mengapa bintang
yang dipilih? Mengingat metode ini diberikan juga di kelas tunanetra dan
bintang tersebut dapat dengan mudah diraba dan dihitung oleh mereka.
Disediakan juga kotak deskripsi untuk diisi dengan uraian ketercapaian
siswa dan ditandatangani oleh guru orang tua. Guru mengumumkan hasil
pencapaian siswa setiap bulannya. Selain itu ada juga reward bagi siswa
dengan bintang terbanyak atau pencapaian tertinggi di setiap akhir
semester.
15
serta mengembangkan potensi siswa sesuai bakat dan minat yang
dimilikinya.
Faktor Pendukung
Keberhasilan penerapan suatu metode tentunya tak lepas dari peranan
berbagai faktor pendukung di dalamnya. Faktor pendukung penerapan
metode Kokain2 dalam meningkatkan percaya diri serta memperkuat
karakter dan potensi siswa berkebutuhan khusus antara lain:
- Dukungan penuh sekolah dalam penggunaan metode
- Adanya kerjasama dan komitmen yang baik dengan orang tua
- Tingginya motivasi siswa untuk dapat meningkatkan potensi yang
- dimiliki
Adanya berbagai wadah pengembangan potensi yang disediakan
sekolah (kelas lukis, kelas music, kelas tari, keagaamaan,
- kewirausahaan telur asin, keterampilan membatik, ketampilan dari
bahan bekas dan lain sebagainya)
16
- Sekolah memiliki link yang cukup luas di kota kami sehingga dapat
terlibat mempromosikan siswanya dalam berbagai kegiatan di luar
sekolah
Keseriusan/ komitmen guru-guru dalam melaksanakannya
Alternatif Pengembangan
Pada mulanya metode Kokain2 dibuat sebagai solusi atas kasus
perpindahan siswa berkebutuhan khusus dari sekolah inklusi ke sekolah
khusus (SLB) kami yang banyak terjadi, dan pada suatu ketika sekolah
kami tidak dapat menerima dan diusulkan ke sekolah lain dikarenakan
keterbatasan kelas dan guru. Padahal pemerintah Kota tasikmalaya telah
menunjukkan dukungan yang baik akan pengembangan pendidikan
inklusif. Kota Tasikmalaya sejak dulu mencanangkan sedikitnya 1 sekolah
inklusi di setiap kecamatan pada setiap jenjangnya. Metode Kokain 2
merupakan metode penguatan pendidikan karakter dan pegembangan
potensi siswa berkebutuhan khusus yang pada awalnya dibuat sebagai
persiapan bagi siswa dengan ketunaan ringan yang atas berbagai
pertimbangan merencanakan pindah atau melanjutkan ke sekolah inklusi.
Selain itu metode ini pun diberikan di kelas dimana terdapat siswa yang
ingin melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi (Universitas).
Di luar dugaan dampak dari penggunaan metode ternyata
menunjukkan hasil yang sangat baik. Terlihat adanya peningkatan rasa
percaya diri dikarenakan telah adanya penghargaan diri siswa terhadap
dirinya yang diikuti dengan lebih kuatnya karakter yang ditunjukkan siswa
dan tingginya motivasi siswa untuk terus mengembangkan potensi yang
dimilikinya. Beberapa siswa bahkan meraih prestasi atas pengembangan
potensi yang dilakukannya.
Sejalan dengan keberhasilan penerapannya, metode Kokain2
kemudian mulai diterapkan di hampir semua kelas di sekolah kami,
dengan harapan dapat meningkatkan percaya diri, memperkuat karakter
serta mengembangkan potensi yang dimilikinya, sehingga di balik
kekurangannya mereka dapat menjadi sosok yang percaya diri,
berkarakter, memiliki potensi yang unggul yang belum tentu dimiliki siswa
reguler sekali pun. Penerapan metode ini pun menekankan pada
aktualisasi diri dan interaksi yang seluas-luasnya sehingga dapat menjadi
bekal bagi siswa berkebutuhan khusus untuk dapat bersosialisasi dan
berinteraksi dengan masyarakat dimana pun mereka berada.
17
Kedepannya metode Kokain2 diharapkan dapat disosialisasikan untuk
dapat diterapkan di sekolah-sekolah penyelenggara pendidikan inklusif.
Penerapannya diharapkan dapat meningkatkan percaya diri, memperkuat
karakter dan mengenali serta mengembangkan potensi khusus yang
dimiliki siswa berkebutuhan khusus. Selain itu penerapannya diharapkan
dapat mengubah pandangan guru dan siswa reguler serta masyarakat
(yang masih memiliki pandangan negatif akan siswa berkebutuhan
khusus) akan eksistensi, kesetaraan hak dan juga potensi siswa
berkebutuhan khusus. Sehingga kedepannya tak ada lagi pandangan
negatif terhadap mereka, tak ada lagi orang tua yang malu memiliki anak
berkebutuhan khusus. Karena setiap manusia adalah sama. Mereka adalah
karunia Tuhan yang harus dijaga dan dididik sebaik mungkin seperti anak
normal pada umumnya.
18
tidak lagi terjadi. Keempat siswa dari tiga kelas yang menjadi subjek
utama penggunaan metode menjalani pendidikan mereka tanpa adanya
kendala yang sering banyak dikeluhkan sebelumnya. Sementara siswa
lainnya di kelas itu tampak lebih memiliki kepercayaan diri dan motivasi
untuk mengembangkan potensi mereka jika dibandingkan dengan kelas
lain yang belum diberikan metode tersebut.
Metode kokain2 sangat efektif dalam meningkatkan percaya diri,
memperkuat karakter dan potensi siswa berkebutuhan khusus dan
mempersiapkan mereka memasuki pendidikan inklusif, jenjang pendidikan
yang lebih tinggi atau pun dalam bermasyarakat. Penggunaan metode
kokain2 agaknya juga dapat digunakan bagi siswa berkebutuhan khusus di
sekolah inklusi agar siswa tidak merasa terasing dan berbeda dan tujuan
pendidikan inklusif dapat tercapai dengan lebih optimal.
Saran
Berdasarkan penerapan metode Kokain2 yang dilakukan, maka dapat
diberikan saran baik kepada para guru pendidikan khusus maupun guru
pendidikan inkusif untuk terus berupaya melakukan peningkatan layanan
pendidikan kepada siswa berkebutuhan khusus. Memang bukan suatu hal
yang mudah bagi kita dalam mendidik dan mengajar siswa berkebutuhan
khusus dengan masing-masing ketunaan dengan tingkatan yang berbeda-
beda pula. Diperlukan kesadaran dan keikhlasan agar mengajar anak-anak
berkebutuhan khusus menjadi suatu kewajiban mulia bukan menjadi
beban atau semacamnya.
Bagaimana pun dan apa pun kondisinya, ketunaannya,
keterbatasannya, jika diberikan pelayanan dan metode yang tepat, siswa
berkebutuhan khusus pun dapat bekembang bahkan melampaui apa yang
kita perkirakan (baik dari segi sikap maupun berkaitan dengan akademik).
Metode kokain2 adalah metode yang dibuat atas dasar rasa tanggung
jawab dan kepedulian atas banyaknya kasus perpindahan siswa
berkebutuhan khusus dari sekolah inklusi ke sekolah khusus. Saat ini
metode Kokain digunakan di hampir semua kelas di sekolah kami.
Kedepannya metode Kokain2 diharapkan dapat disosialisasikan untuk
dapat diterapkan di sekolah-sekolah penyelenggara pendidikan inklusif.
Penerapannya diharapkan dapat meningkatkan percaya diri, memperkuat
karakter dan mengenali serta mengembangkan potensi khusus yang
dimiliki siswa berkebutuhan khusus.
19
DAFTAR PUSTAKA
20
LAMPIRAN
Lampiran 1. Biodata Guru
BIODATA GURU
21
6. Penggunaan Media Boardgame untuk
meningkatkan kemampuan siswa tunagrahita pada
materi notice & Caution – PTK (2015)
7. Media English Boardgame – Media Pembelajaran
(2015)
22
Lampiran 2. Pernyataan Aktif Mengajar
Yang bersangkutan sampai dengan bulan September 2019 masih aktif mengajar
dan tercatat sebagai Guru Tetap Yayasan di SLB Yayasan Bahagia, Kota
Tasikmalaya.
23
Lampiran 3.
Pernyataan Hasil Karya Sendiri
24
Lampiran 4. Daftar Indikator Tahapan Metode Kokain2
1 Kenalkan Siswa Pada Dirinya
Siswa dapat mengenali ketunaan pada dirinya
Siswa dapat menyebutkan jenis ketunaannya
Siswa terbiasa dengan kata-kata yang berkaitan dngan ketunaannya
Tidak merasa tersinggung dengan hal-hal yang berkaitan dengan
ketunannya
2 Optimalisasi Penghargaan Diri
Siswa memahami makna kesamaan sebagai mahluk ciptaan Tuhan
Siswa memahami kesamaan hak sebagai warga negara
Siswa menerima keadaan dirinya
Siswa memahami arti penghargaan diri
Siswa menunjukkan perilaku yang menunjukkan penghargaan pada
dirinya sendiri
Siswa memiliki rasa percaya diri
3 Kuatkan karakter dan Kembangkan Potensi Siswa
Karakter
Siswa mengenali apa itu karakter
Siswa mengetahui berbagai karakter baik yang ada dalam dirinya
Siswa mengetahui apa itu penguatan pendidikan Karakter
Siswa memahami makna harmonisasi olah hati, olah rasa, olah fikir
dan olah raga dalam konteks yang paling sederhana
Siswa dapat menyebutkan 5 karakter dari PPK
Siswa menyebutkan contoh dari setiap karakter dalam PPK
Siswa menunjukkan perilaku yang menunjukkan nilai religius
Siswa menunjukkan perilaku yang menunjukkan nilai nasionalis
Siswa menunjukkan perilaku yang menunjukkan nilai mandiri
Siswa menunjukkan perilaku yang menunjukkan nilai gotong royong
Siswa menunjukkan perilaku yang menunjukkan nilai integritas
Siswa menunjukkan adanya peningkatan nilai (karakter) secara
berkelanjutan
Potensi
Siswa mengenali potensi dalam dirinya
Siswa mengetahui arah pengembangan dari potensinya
Siswa memiliki motivasi untuk mengembangkan potensinya
Siswa mengikuti kegiatan pengembangan potensi di sekolah
Siswa mengikuti kegiatan pengembangan potensi di luar sekolah
25
4 Aktualisasi Diri
Siswa aktif mengikuti kegiatan pengembangan potensi
Siswa berani menunjukkan potensinya saat latihan
Siswa berani tampil atau menampilkan kreasi dalam acara-acara
sekolah
Siswa berani tampil atau menampilkan kreasi dalam acara-acara luar
sekolah
Siswa berani tampil atau menampilkan kreasi dalam kegiatan di
lingkungan keluarga
Siswa berani tampil atau menampilkan kreasi dalam kegiatan di
lingkungan masyarakat sekitar
5 Interaksi
Siswa memahami makna interaksi
Siswa memahami pentingnya interaksi
Siswa aktif berinteraksi dengan warga sekolah dan masyarakat
sekitar dalam kegiatan pembelajaran di luar kelas
Siswa aktif berinteraksi dengan masyarakat sekitar dalam kegiatan
wawancara
Siswa aktif berinteraksi saat melakukan acara kunjungan ke home
industry tertentu
Siswa berinisiatif aktif mengikuti kegiatan bakti sosial di masyarakat
Siswa berinisiatif aktif mengikuti kegiatan keagamaan di masyarakat
Siswa berinisiatif aktif mengikuti kegiatan-kegiatan kemasyarakatan
lainnya
Siswa terbiasa berinteraksi dengan masyarakat sekitar
26
Lampiran 5. Foto Kegiatan Siswa berkaitan dengan Metode Kokain 2
27
Salah satu Lukisan karya siswa Mendapatkan Gitar dalam kompetisi
keg Luar sekolah
kami
28
Fashion Show karakter (Tasik Penampilan (Tasik Oktober Festival)
Oktober Festival)
29
Melukis Tingkat Jawa Barat Melukis Tingkat Jawa Barat
30
Fashion Show keg umum Fashion Show keg umum
(tunarungu) (tunarungu)
31