Anda di halaman 1dari 113

MODUL

1. DETEKSI DINI TUMBUH KEMBANG ANAK


(DDTK) DI RAUDHATUL ATHFAL
(SK Dirjen Pendis Nomor 2767 Tahun 2019 tanggal 17 MEI 2019)
2. PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN INKLUSIF
DI RAUDHATUL ATHFAL
(SK Dirjen Pendis Nomor 2768 Tahun 2019 tanggal 17 MEI 2019)
3. PROGRAM PEMBERDAYAAN ORANGTUA
(PARENTING) DI RAUDHATUL ATHFAL
(SK Dirjen Pendis Nomor 2769 Tahun 2019 tanggal 17 MEI 2019)

Subdirektorat Kurikulum dan Evaluasi


Direktorat KSKK Madrasah
Direktorat Jenderal Pendidikan Islam
Kementerian Agama Republik Indonesia
2019
Tujuan Pelatihan……

Melakukan Stimulasi,
Memahami Memahami
Deteksi, Intervensi
Tumbuh Jenis-jenis
Tumbang
Kembang Anak ABK

Memahami Program Menyusun


Pemberdayaan setting inklusi
Orangtua bagi ABK
(Parenting)
CIRI KHAS ANAK

TUMBUH
TUMBUH BERKEMBANG
KEMBANG

•Bertambahnya
ukuran, jumah sel, • Anak dapat tumbuh kembang •Bertambahnya
melalui tahapan yang sesuai kemampuan
jaringan interseluler
struktur & fungsi
•Bertambah ukuran Stimulasi ,Deteksi,Intervensi tubuh yang lebih
fisik, struktur tubuh kompleks

•KUANTITATIF •KUALITATIF3
Siapakah anak itu ?

4
Faktor-faktor Tumbuh Kembang

1. Faktor Internal

2. Faktor eksternal
Ciri-ciri Tumbuh Kembang AUD

1. Menimbulkan perubahan
2. Menentukan perkembangan selanjutnya
3. Mempunyai kecepatan yang berbeda
4. Mempunyai pola yang tetap
5. Memiliki tahap yang berurutan
6. Berpengaruh pada perkembangan
selanjutnya / pada usia dewasa
MENGAPA USIA DINI DISEBUT MASA
EMAS (GOLDEN PERIODE)

• Otak berkembang pesat 80% sampai usia 3 tahun


• Dasar (fondasi) kemampuan anak
• Tumbang usia dini menentukan selanjutnya
• Masa peka dan kritis
• Usia dini hanya ada satu kali dalam kehidupan seseorang,
karena jika gagal akan bersifat permanen

7
…Tugas perkembangan
Usia 48-60 bulan

 Berdiri 1 kaki 6 detik


 Melompat1 kaki
 Menari
 Menggambar tanda silang
 Menggambar lingkaran
 Menggambar orang dengan 3 bagian tubuh
 Mengancing baju atau pakaian boneka
 Menyebut nama lengkap tanpa dibantu
 Senang menyebut kata-kata baru
 Senang bertanya tentang sesuatu
 Menjawab pertanyaan dengan kata-kata yang benar
 Bicaranya mudah dimengerti
 Bisa membandingkan sesuatu dari ukuran dan bentuknya
 Menyebur angka, menghitung jari
 Menyebur nama-nama hari
 Berpakaian sendiri tanpa dibantu
 Menggosok gigi tanpa dibantu
 Bereaksi tenang dan tidak rewel ketika ditinggal ibu
…Tahap perkembangan
Umur 60-72 bulan

 Berdiri dengan 1 kaki selama 11 detik


 Berjalan lurus
 Menggambar dengan 6 bagian, menggambar orang lengkap
 Menggambar segi empat
 Menangkap bola kecil dengan kedua tangan
 Mengerti arti lawan kata
 Mengerti pembicaraan yg menggunakan 7 kata atau lebih
 Menjawab pertanyaan tentang benda terbuat dari apa dan
kegunaannya
 Mengenal angka, bisa menghitung angka 5-10
 Mengenal warna-warni
 Mengungkap simpati
 Mengikuti aturan permainan
 Berpakaian sendiri tanpa dibantu
stimulasi
Prinsip dasar stimulasi
 Rasa cinta dan kasih sayang
 Perilaku yang baik, anak suka meniru
 Stimulasi sesuai kelompok umur
 Cara menyenangkan, jangan terpaksa  bermain,
bernyanyi, bervariasi
 Bertahap sesuai usia anak, terhadap 6 aspek
perkembangan
 Gunakan alat bantu/ permainan sederhana dan aman
 Beri kesempatan yang sama untuk anak laki-laki &
perempuan
 Anak diberi pujian/ hadiah atas keberhasilannya
CARA MENSTIMULASI TUMBUH KEMBANG

Mendengar, melihat
(dari orangtua, pengasuh, kakak, adik, teman,
TV, guru, tetangga)

Merasakan Meniru
Mengingat Mencoba
Membayangkan
Melakukan

Mengulang, Membiasakan

Kebebasan berkreasi

Perilaku, Kecerdasan dan Kreatifitas


…stimulasi anak usia 36 - 48 bulan

 Sebutkan nama benda, sifat, guna benda


 Bacakan cerita, tanya jawab, bercerita
 Menonton TV didampingi, menyanyi
 Cuci tangan, cebok, berpakaian, rapikan mainan
 Makan dengan sendok garpu, masak-masakan
 Menggunting, menempel, menjahit
 Puzzle, balok, menggambar, mewarna, menulis
 Mengelompokkan benda sejenis
 Mencocokan gambar dan benda
 Menghitung, mengenal angka, huruf
 Melempar, menangkap, berlari, melompat
 Memanjat, merayap, main sepeda roda 3
 Main lalu lintas, ular naga dengan teman
…stimulasi anak usia 48-60 bulan

 Sebutkan nama benda, sifat, guna benda


 Bacakan buku, tanya jawab, bercerita
 Menonton TV didampingi, menyanyi
 Cuci tangan, cebok, berpakaian, rapikan mainan
 Makan dengan sendok garpu, masak-masakan
 Menggunting, menempel, menjahit
 Puzzle, balok, menggambar, mewarna, menulis
 Mengelompokkan dan mencocokkan benda
 Mengingat, menghafal, menerti aturan
 Membandingkan besar kecil, banyak sedikit
 Menghitung, konsep satu dan setengah
 mengenal angka, huruf, simbol, musim
 Melempar, menangkap, berlari, melompat
 Memanjat, merayap, sepeda roda 3, ayunan
 bermain, makan dgn teman
…stimulasi anak usia 60-72 bulan

 Mengenal nama, fungsi benda-benda


 Bacakan buku, tanya jawab, bercerita
 Menonton TV didampingi, menyanyi
 Cuci tangan, cebok, berpakaian, rapikan mainan
 Makan dengan sendok garpu, masak-masakan
 Menggunting, menempel, menjahit,
 Puzzle, balok, menggambar, mewarna, menulis nama
 Mengingat, menghafal, mengerti aturan, urutan
 Membandingkan besar kecil, banyak sedikit
 Menghitung, konsep satu dan setengah
 mengenal angka, huruf, simbol, jam, hari, tanggal
 Melempar, menangkap, berlari, melompat
 Memanjat, merayap, sepeda roda 3, ayunan
 “berjualan”, “bertukang”, mengukur
 Mengenal uang, rambu lalu lintas
Worksheet I…..

 Peserta dibagi menjadi 5 atau 6 kelompok


 Diskusikan stimulasi apa saja yang dapat
diberikan pada anak usia 4 s.d 5 dan 5 s.d 6
tahun, memenuhi tugas perkembangannya
 Tuliskan hasil diskusi dalam flipchart
 Presentasikan hasil diskusinya
 Nilai Kelompok diberikan oleh kelompok lainnya
ANAK
berkebutuhan
khusus
17
Mengapa perlu dikenali?

Identifikasi
karakteristik Optimalkan
kebutuhan, intervensi
cara belajar, dan proses
dan minat pembelajaran
anak

Melakukan
penyesuaian-
penyesuain agar
dapat memenuhi
haknya
(UU Sisdiknas Pasal 32 Ayat 1)

6.Spektr
um
autistik

1.Keberbak 5.Masalah
atan perkemba-
ngan fisik
PAHAM
konsep Mampu
ABK dan Mengidentifi
-kasi
Penanga- ABK dalam
nannya Kategori:

2.Kesulit 4.Keterbel
an akangan
belajar mental

3.Ganggu
an
emosional
dan
perilaku
Faktor Penyebab ABK

Penyebab Anak
Berkebutuhan Khusus

Internal Eksternal

Faktor
Faktor Gen:
Kelainan
Kehamilan:
Asupan Kondisi Kualitas
Kromosom, Infeksi, Usia Ibu Gizi Lingkungan Pengasuhan
Transformasi Hamil,
Keracunan
TUNA NETRA/ Gangguan
Penglihatan
World Health Organization (WHO)

Ada dua katagori, yaitu blind atau buta dan low


vision atau penglihatan kurang.

 Buta : penglihatan tidak bisa lagi digunakan


meskipun sudah menggunakan alat bantu sehingga
bergantung pada alat-alat indera lain.

 Penglihatan kurang : penglihatan dengan ketajaman


yang kurang, daya tahan rendah dan mempunyai
kesulitan dengan tuga-tugas utama yang menuntut
fungsi penglihatan tetapi masih dapat berfungsi
dengan alat bantu khusus namun terbatas.
TUNA RUNGU/ Gangguan
Pendengaran
CIRI-CIRI/ Karakteristiknya:

 Tidak mampu dengar


 Terlambat perkembangan bahasa
 Sering menggunakan isyarat dalam berkomunikasi
 Kurang / tidak tanggap bila diajak bicara
 Ucapan kata tidak jelas
 Kualitas suara aneh/monoton.
 Sering memiringkan kepala dalam usaha mendengar
 Banyak perhatian terhadap getaran
 Keluar nanah dari kedua telinga
 Terdapat kelainan organis telinga
Tuna Grahita/
Keterbelakangan Mental
KARAKTERISTIK
 Ganguan Intelektual yang ditandai dengan sub
fungsi intelektual <70 sampai 75),
dikombinasikan dengan keterbatasan:
 Penampilan fisik tidak seimbang, misalnya
kepala terlalu kecil/besar
 Tidak dapat mengurus diri sendiri sesuai usia
 Perkembangan bicara/bahasa terlambat
 Tidak ada/kurang sekalai perhatiannya
terhadap lingkungan (pandangan kosong)
 Koordinasi gerakan kurang (gerakan sering
tidak terkendali)
 Sering keluar ludah (cairan) dari mulut
(ngiler)
Down Syndrom penyebab utamanya
adalah kerusakan kognitif.terlihat
dari fitur wajah yang khas dan suara
bernada awal masa kanak-kanak,
dan ciri2:
 wajah dan hidung rata,
 leher pendek, kadang mulut kecil
 Menonjolkan lidah yang besar,
 mata yang miring ke atas,
mungkin
 memiliki lipatan kulit, bintik2
 kecil di sudut bagian dalam putih
 tangan yang pendek dan lebar
 dengan jari-jari pendek, dan
lipatan tunggal di telapak tangan.
Gangguan Berbicara

 Gangguan ini mengacu pada gangguan


komunikasi seperti gagap, gangguan
artikulasi, gangguan bahasa, gangguan suara
yang berdampak pada pembelajaran anak.
Karakteristik:

 Sulit menangkap isi pembicaraan orang lain


 Memiliki perhatian yang pendek untuk berfikir
 Kadang-kadang tatapan kosong saat bicara
 Sering menggunakan isyarat dalam berkomunikasi
 Suara parau
 Tidak fasih mengucapkan kata-kata tertentu
 Dapat atau tidak disertai ketidak lengkapan organ bicara
/ sumbing.
 Mengulang-ulang pertanyaan daripada merespon
 Cenderung mengajukan pertanyaan kurang jelas
 Menggunakan kalimat pendek setiap waktu
 Banyak menggunakan kata “ums” berhenti, mengulang
kesulitan Belajar
1. kesulitan di bidang matematika atau berhitung
(diskalkulia),
2. kesulitan membaca (disleksia),
3. kesulitan berbahasa (disphasia), dan
4. kesulitan menulis (disgraphia).
 Tanda-tanda disleksia, antara lain, tidak lancar atau
ragu-ragu dalam membaca, membaca tanpa irama
(monoton), dan kesulitan mengeja. Tanda-tanda
disgraphia, misalnya, tulisan sangat jelek, terbalik-
balik, dan sering menghilangkan atau malah
menambah huruf. Tanda-tanda diskalkulia, misalnya
kesulitan memahami simbol matematika. Tanda-tanda
disphasia, misalnya kesulitan memahami bahasa
Gangguan Spektrum Autis
KARAKTERISTIK/ Ciri-cirinya:
 Terlambat bicara atau tidak dapat berkomunikasi
 Meniru atau membeo, seperti robot
 Mengeluarkan kata-kata yang tidak dapat dimengerti
 Menolak atau menghindar untuk bertatap mata
 Merasa tidak senang dan menolak bila dipeluk
 Tidak ada usaha melakukan interaksi dengan orang
lain
 Bermain sangat monoton, stereotipik
 umumnya ia seperti tidak mengerti cara bermain.
 Ada keterpakuan pada mainanan/benda tertentu
Gifted Children
(Anak Cerdas Berbakat/ CIBI)

 Sense of Justice
 Altruism and idealism
 Selera humor
 Intensitas emosional
 Perfeksionisme
 Tingkat energi yang tinggi
 Memiliki kelekatan dan komitmen yang
kuat
 Sensitivitas estetika
ADHD
(Attention Deficit Hyperactive Disorder)
ADHD adalah….

 Gangguan pada proses memusatkan perhatian


dan perilaku hiperaktivitas dan impulsivitas
yang tidak sejalan dengan tingkat usia
perkembangan anak.

 ADHD bukan semata-mata gangguan perhatian,


namun lebih kepada kegagalan perkembangan
fungsi sirkuit otak yanga memonitor kontrol diri
dan inhibisi.
Ciri-Ciri ADHD

Impulsif terdiri dari 3 karakteristik, yakni:


 Kesulitan untuk mengkuti suatu aktivitas permainan
 Sering bertindak sebelum berpikir
 Mengubah-ubah/ bergonta ganti aktivitas dari yang
satu ke yang lain
 Kesulitan untuk mengorganisasi pekerjaan
Memerlukan banyak pengawasan
 Sering keluar kelas
 Sulit mengunggu giliran dalam permainan atau
dalam situasi belajar kelompok
Gangguan Perilaku Emosional
 Gangguan Emosional Perilaku mengacu pada suatu
kondisi di mana tanggapan perilaku atau emosional
seorang individu di sekolah sangat berbeda dari
norma yang ada. Individu yang mengalami
hambatan dalam mengendalikan emosi/kontrol sosial

1 •conduct disorder
2 •anxious-withdraw
3 •immaturity
4 •socializ aggressive
Cerebral Palsy
• Ketidak-seimbangan pertumbuhan
fisik yang ditandai :
Tidak stabilnya gerak tubuh,
Ketidak seimbangan pertumbuhan fisik,
Postur tubuh tidak sesuai dgn usia.
• “brain paralysis” (kelumpuhan otak) =>
cidera otak (Glenn Doman).

• Ketidak selarasan otot2 motorik yang


berkaitan dengan rendahnya kemampuan
mengontrol syaraf sensori, kognisi, persepsi,
komunikasi dan tingkah laku.
DETEKSI DINI TUMBUH KEMBANG ANAK
(DDTK)
Pengertian Deteksi Dini Tumbuh
Kembang Anak

Adalah kegiatan/pemeriksaan
untuk menemukan penyimpangan
tumbuh kembang secara dini agar
lebih mudah diintervensi

Bila penyimpangan terlambat


dideteksi, maka lebih sulit
diintervensi dan akan berpengaruh
pada tumbuh kembang anak
Cara Deteksi Dini Penyimpangan
Tumbuh Kembang Anak

PERTUMBUHAN
 Timbang berat badannya (BB)
 Ukur tinggi badan (TB) dan lingkar kepalanya (LK)
 Lihat garis pertambahan BB, TB dan LK pada grafik
 KMS/ KIA
PERKEMBANGAN
 KPSP (Kuesioner Pra Skrining Perkembangan)
 TDD (Tes Daya Dengar)
 TDL (Tes Daya Lihat),
 KMPE (Kuesioner Mental Perilaku Emosional)
 M-CHAT (Autis)
 CONNERS (gangguan pemusatan perhatian dan
hiperaktif
…Deteksi dini penyimpangan
PERTUMBUHAN
 Timbang berat badan (BB)
 Ukur tinggi badan (TB) dan lingkar kepala (LK)
 Beri tanda di grafik BB, TB, LK di KMS, buku KIA, buku lain
 Lihat garis pertambahan BB, TB, LK:
 BB dibawah garis merah (BGM) atau di atas GM
 Naik, tidak naik atau turun (BB) dari penimbangan yang lalu
 Dalam pita warna yang tetap atau pindah ke pita warna
dibawahnya
 Pertumbuhan yang BAIK bila BB, TB, LK : NAIK dan :
 Berada pada pita warna yang sama dengan bulan lalu
 Atau naik SEDIKIT pada pita warna DIATASNYA
Berat badan di bawah garis merah (BGM)

a. Anak MENJADI BGM Anak PERTAMA KALI Anak BGM yang tumbuh
b. BGM ditimbang dan BGM NORMAL, karena anak
*) Harus dirujuk ke *) Harus dirujuk ke Pus- tersebut memiliki tinggi
Puskesmas/RS untuk kesmas utk konfirma- badan yang PENDEK
diperiksa dan mempe- si apakah anak GIZI *) Tidak perlu dirujuk
roleh perawatan BURUK atau TIDAK ke Puskesmas
a. Hiasan di kepala dilepas
b. Pandangan lurus ke depan
c. Diinstruksikan untuk menarik nafas dalam
d. Mata pengukur sejajar dg puncak kepala
e. Geser alat ukur sehingga sedikit menekan
kepala
f. Lakukan pembacaan dg ketelitian 0,1 c,m

45
Pengukuran Tinggi Badan
(TB)
Pengukuran Lingkar Kepala (LK)

• Minimal tiap 3 bln sampai umur 1 tahun


• Minimal tiap 6 bl sampai umur 2 tahun
• Minimal tiap tahun sampai umur 6 thn

NORMAL : bila garis pertumbuhan LK sejajar


dengan garis grafik didekatnya, dan di dalam
“jalur hijau”

TIDAK NORMAL : bila garis pertumbuhan LK


sejajar dengan garis grafik didekatnya atau di
luar “jalur hijau”

 segera rujuk ke Rumah Sakit


…pengukuran lingkar kepala
…Deteksi dini penyimpangan
PERKEMBANGAN
 Kuesioner Pra skrining perkembangan ( KPSP)

 Tes daya lihat --> Kartu E pada jarak 3 meter


 Tes daya dengar --> pertanyaan sesuai umur
(Ya/Tidak)

 Checklist for autism in toddlers / CHAT


 Kuesioner Masalah Perilaku Emosional (KMPE)
 Kuesioner Abreviated Conner Rating Scale untuk
Gangguan Pemusatan Perhatian dan
Hiperaktifitas (GPPH)
Kuesioner Pra Skrining
Perkembangan (KPSP)
 Hitung umur anak (tanggal, bulan, tahun).
 Lebih 16 hari dibulatkan menjadi 1 bln
 Buka kuesioner sesuai umurnya : 3, 6, 9, 12 bln,
4,5 tahun dst.
 atau kuesioner yang lebih muda dari umurnya
(kalau datang umur 4 atau 5 bulan gunakan
kuesioner umur 3 bulan dulu)
 Jelaskan tujuan KPSP pada orangtua
 Orangtua jangan ragu-ragu atau takut
disalahkan
 Tanyakan isi KPSP sesuai urutan
 Atau melaksanakan perintah sesuai KPSP
Petunjuk

 Petugas membaca tiap pertanyaan dengan teliti


dan benar sesuai umur anak
 Orang tua/pengasuh menjawab setiap
pertanyaan sesuai keadaan sebenarnya
 Pilihlah salah satu dari 2 kemungkinan
☺ Ya : Anak dapat melakukannya dulu & sekarang
☺ Tidak: Anak tidak dapat melakukannya dulu &
sekarang atau anda tidak yakin bahwa anak dpt
melakukan
 Tulis hasilnya di Kartu Data Tumbuh Kembang
Anak
Cara menilai KPSP

 Semua pertanyaan yang telah dijawab


 Hitung jumlah jawaban Ya
 Jumlah jawaban Ya = 9 atau 10  sesuai (S)
 Jumlah jawaban Ya <9 --> teliti kembali:
 Jumlah jawaban Ya = 7 atau 8 --> meragukan (M)
jadwal pemeriksaan ulang 2 minggu kemudian --> jika jawaban
Ya tetap 7 atau 8 --> Penyimpangan (P) --> dirujuk
 Jumlah jawaban Ya ≤ 6 --> Penyimpangan (P) --> perlu
pemeriksaan lebih
 Hasil KPSP dicatat dalam Kartu Data Tumbuh Kembang
PENILAIAN KUESIONER PRA SKRINING PERKEMBANGAN
( KPSP)

Usia datang Tgl. Nama :.................................................... Jumlah KESAN*


(bulan) Pemeriksaan No. CM :.....................................................
Tgl. Lahir :......................................................

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Ya tidak
(√) (x)
Test Daya Dengar (TDD)
 Mulai umur 3 bulan
Tiap 3 bulan sampai umur 1 tahun
Tiap 6 bulan umur 1-6 tahun,
 Umur < 24 bln dijawab oleh ibu / pengasuh
 Umur > 24 bln perintah melalui ibu/ pengasuh
agar dikerjakan oleh anak
Alat :
• Daftar pertanyaan : 0-6 bln, 6-9 bln, 9-12 bln,
12-24 bln, 2 – 3 thn, > 3 thn.
• Gambar binatang (ayam,anjing,kucing),
manusia
• Mainan (boneka, kubus, sendok, cangkir, bola)
…Tes daya dengar (TDD)
umur < 24 bulan

 Bacakan pertanyaan kepada ibu/pengasuh


dengan lambat, jelas dan nyaring, satu persatu.
 Semua pertanyaan harus dijawab oleh
orangtua/pengasuh.
 Tunggu jawaban dariorangtua/pengasuh

Jawaban “Ya” jika:


 Menurut orangtua, anak dapat melakukan dalam
satu bulan terakhir.

Jawaban “Tidak” jika:


 Menurut orangtua anak tidak pernah, tidak tahu
atau tidak dapat melakukan dalam satu bulan
terakhir.
Daftar Pertanyaan Tes Daya Dengar Anak

Umur 6-9 bulan

1. Pada waktu bayi anda tidur kemudian anda berbicara atau membuat Ya Tidak
kegaduhan, apakah bayi akan bergerak atau terbangun dari tidurnya ?

2. Pada waktu bayi anda telentang dan anda duduk di dekat kepalanya Ya Tidak
pada posisi yang terlihat bayi, kemudian anda menepuk tangan keras-
keras. Apakah bayi anda terkejut atau mengerdipkan matanya atau
menegangkan tubuh sambil mengangkat kaki tangannya ke atas?
3. Apabila ada suara nyaring (misal suara batuk, salak anjing, piring Ya Tidak
jatuh ke lantai dan lain-lainnya) apakah bayi anda akan terkejut atau
terlompat?
4. Anda berada disisi yang tidak terlihat oleh bayi, sebutlah namanya Ya Tidak
atau bunyikan sesuatu. Apakah bayi memalingkan kepala mencari
sumber suara?
…Tes daya dengar (TDD)

Interpretasi (penafsiran) Tes Daya Dengar:

1. Bila ada satu atau lebih jawaban “Tidak”,


kemungkinan anak mengalami gangguan
pendengaran.
2. Catat jumlah ketidakmampuan anak.

Intervensi (tindakan):
 Rujuk ke RS bila tidak dapat ditanggulangi
Tes Daya Lihat (TDL)

 Mulai umur 3 tahun, ulang tiap 6 bulan


 Dikerjakan oleh tenaga kesehatan atau guru

Alat dan Sarana :


1. Ruangan
2. Dua buah kursi
3. Poster huruf E dan penunjuk
4. Guntingan huruf E
Tes Daya Lihat (TDL)
Cara:

 Gantungkan poster 3 m dari anak,


setinggi mata anak dalam posisi duduk
 latih anak megarahkan kartu E dengan benar ke atas,
bawah, kanan, kiri, sesuai yang ditunjuk pada poster
 Tutup sebelah mata dengan kertas
 Tunjuk huruf E pada poster satu persatu mulai baris 1 -4
 Puji bila anak dapat mencocokkan arah huruf E
 Ulangi pada mata sebelahnya.

Interpretasi (penafsiran)
Bila tdk dapat mencocokkan posisi E s/d baris ketiga
gangguan daya lihat

Intervensi (tindakan) : rujuk


Deteksi dini autis pada umur 18-36 bulan.
Bila ada keluhan / kecurigaan dari orang tua/ pengasuh /
petugas karena ada 1 (satu) atau lebih
1. Keterlambatan bicara.
2. Gangguan komunikasi/ interaksi sosial.
3. Perilaku yang berulang-ulang.
Tanyakan dan amati perilaku anak

 9 pertanyaan untuk ibu/pengasuh (A): ya/ tidak


 5 perintah bagi anak (B) : ya / tidak

Interpretasi (penafsiran) CHAT


• Risiko tinggi menderita Autis : tidak A5, A7, B2-4  rujuk
• Risiko rendah menderita Autis : tidak A7, B4
• Kemungkinan ggn perkembangan lain : tidak 3 atau lebih A1-4, A6, A8-9, B1,
B5
• Normal
CHEKLIST DETEKSI DINI AUTIS ANAK USIA 18-36 BLN/CHAT

Bagian A. Apakah anak anda


Alo-anamnesis 1. Senang diayun-ayun atau diguncang-guncang naik turun (bounced) dilutut
2. Tertarik (memperhatikan) anak lain
3. Suka memanjat benda-benda, seperti memanjat tangga
4. Bisa bermain ciluk-ba, petak umpet
5. Bermain pura-pura seolah-olah membuat secangkir teh menggunakan mainan
berbentuk cangkir dan teko atau permainan lain
6. Pernah menunjuk atau meminta sesuatu dengan menunjukkan jari
7. Pernah menggunakan jari untuk menunjuk ke sesuatu agar anda melihat ke sana
8. Dapat bermain dengan benda, misalnya mainan mobil-mobilan atau balok
9. Pernah memberikan suatu benda untuk menunjukkan sesuatu

Bagian B. 1. Selama pemeriksaan apakah anak menatap ( kontak mata dengan) pemeriksa
Pengamatan 2. Usahakan menarik perhatian anak, kemudian pemeriksa menunjuk sesuatu di ruanga
pemeriksaan sambil mengatakan : “lihat, itu ada bola (atau mainan lain)” perhatikan
mata anak, apakah anak melihat ke benda yang ditunjuk. Bukannya melihat tangan
pemeriksa
3. Usahakan menarik perhatian anak, berikan mainan gelas/cangkir
dan teko. Katakan pada anak anda ” apakah kamu bisa membuatkan secangkir susu
untuk mama” diharapkan anak seolah–olah membuat minuman, mengaduk,
menuangkan, meminum. Atau anak mampu bermain berpura-pura / seolah-olah
menghidangkan makanan, minuman, bercocok tanam, menyapu, mengepel dll
4. Tanyakan pada anak ” coba tunjukkan mana ` anu ` nama benda yang dikenal anak
dan ada disekitar kita. Apakah anak menunjukkan dengan jarinya? Atau sambil
menatap wajah anda ketika menunjuk ke suatu benda
5. Dapatkah anak anda menyusun kubus/balok menjadi menara

Interpretasi
 Risiko tinggi menderita autism bila JAWABAN TIDAK UNTUK A5, A7, B2, B3, dan B4
 Risiko kecil menderita autism bila JAWABAN TIDAK UNTUK A7 dan B4
 Kemungkinan gangguan perkembangan lain, bila JAWABAN TIDAK > 3 (untuk A1-4,6,8,9, B1,B5)
 Dalam batas normal, bila bukan kategori 3 diatas

Hasil pemeriksaan : .................................................................................................................


Kuesioner Masalah Perilaku
Emosional (KMPE)

 Bila ada kecurigaan orangtua / petugas


(tidak rutin) anak umur 3- 6 tahun
 12 pertanyaan untuk deteksi dini masalah
mental - emosional, tiap 6 bulan
 Tanyakan pada orangtua / pengasuh.

 Catat jawaban “Ya”atau “Tidak”.


 Hitung jumlah jawaban “Ya”.

 Interpretasi (penafsiran) KMME


Jawaban Ya > 1 : kemungkinan anak
mengalami masalah mental emosional.
KUESIONER MASALAH MENTAL EMOSIONAL (KMEE)
No Pertanyaan Ya Tdk

1 Apakah anak anda seringkali terlihat marah tanpa sebab yang jelas?
(sering menangis, mudah tersinggung, bereaksi berlebihan terhadap hal yang biasa dihadapi)

2 Apakah anak anda tampak menghindar dari teman-teman atau anggota keluarganya?
(merasa sendirian, menyendiri atau sedih sepanjang waktu, kehilangan minat terhadap pada yang
biasanya dinikmati)
3 Apakah anak anda terlihat berperilaku merusak dan menentang terhadap lingkungan ?
(melanggar peraturan , mencuri, seringkali melakukan perbuatan yang berbahaya bagi dirinya,
Menyiksa Binatang atau anak lainnya) dan tampak tidak perduli dengan nasihat-nasihat yang
diberikan kepadanya?
4 Apakah anak anda memperlihatkan adanya perasaan ketakutan atau kecemasan berlebihan
yang tidak dapat dijelaskan asalnya dan tidak sebanding dengan anak lain seusianya?
5 Apakah anak anda mengalami keterbatasan karena adanya konsentrasi yang buruk atau mudah
Beralih perhatiannya, sehingga terjadi penurunan aktivitas sehari-hari atau prestasi belajarnya?
6 Apakah anak anda menunjukkan perilaku kebingungan, kesulitan dalam berkomunikassi dan
membuat keputusan?
7 Apakah anak anda menunjukkan perubahan pola tidur?
(sulit tidur , terjaga sepanjang hari,terbangun diwaktu tidur malam karena mimpi buruk,
mengigau)
8 Apakah anak anda mengalami perubahan pola makan?
(seperti kehilangan nafsu makan, makan berlebihan / tidak mau makan sama sekali)
9 Apakah anak anda seringkali mengeluh sakit kepala, sakit perut atau keluhan-keluhan fisik
lainnya?
10 Apakah anak anda seringkali mengeluh putus asa atau berkeinginan untuk mengakhiri hidupnya?
11 Apakah anak anda menunjukkan adanya kemunduran perilaku atau kemampuan yang sudah
dimilikinya? (mengompol kembali, menghisap jempol, atau tidak mau berpisah dengan orang
tua/pengasuhnya)
12 Apakah anak anda melakukan perbuatan yang berulang-ulang tanpa alasan yang jelas?
Kesan:
Interpretasi:
Bila orangtua memberikan satu/lebih jawaban `ya` anak kemungkinan mengalami masalah mental emosional.
Bila jawaban `ya` hanya 1 lakukan konseling pada orang tua kemudian dievaluasi 3 bulan lagi bila menemukan `ya`
lebih dari 1 maka harus dirujuk
Intervensi (tindakan)

Bila ditemukan 1atau lebih masalah mental emosional:


1) Lakukan konseling kepada orang tua menggunakan
Buku Pedoman Pola Asuh yang mendukung
perkembangan anak;
2) Evaluasi setelah 3 bulan, Apabila tidak ada
perubahan rujuk ke Rumah Sakit yang ada fasilitas
tumbuh kembang anak / kesehatan jiwa;
3) Jika ditemukan 2 atau lebih masalah mental
emosional, rujuk anak ke Rumah Sakit.
Kuesioner Deteksi dini Gangguan
Pemusatan Perhatian dan
Hiperaktivitas (GPPH)

Bila ada keluhan orangtua atau kecurigaan petugas /


guru / kader (tidak rutin) umur > 3 thn
 10 pertanyaan
 Terjadi di mana saja, kapan saja
 Nilai : 0 (tidak pernah); 1 (kadang-kadang); 2
(sering); 3 (selalu)
Interpretasi (penafsiran)
 Nilai > 13 kemungkinan GPPH

Intervensi :
 Nilai > 13 rujuk RS, tuliskan kelainan yang ada
 < 13 tetapi ragu, periksa ulang 1 bulan lagi
FORMULIR DETEKSI DINI GPPH
Kegiatan yang diamati 0 1 2 3
1. Tidak kenal lelah, atau aktivitas yang berlebihan
2. Mudah menjadi gembira, impulsive
3. Mengganggu anak-anak lain
4. Gagal menyelesaikan kegiatan yang telah dimulai, rentang
perhatian pendek
5. Menggerak-gerakan anggota badan atau kepala secara terus
menerus
6. Kurang perhatian, mudah teralihkan
7. Permintaannya harus segera dipenuhi, mudah menjadi
frustasi
8. Sering dan mudah menangis
9. Suasana hatinya mudah berubah dengan cepat dan drastis
10. Ledakkan kekesalan, tingkah laku eksplosif dan tak
terduga
Jumlah
Nilai Total
Kesan :
Penilaian
 Tidak pernah, nilai 0
 Kadang-kadang, nilai 1
 Sering, nilai 2
 Selalu, nilai 3
Interpretasi :
Anak kemungkinan dengan GPPH bila jumlah nilai total > 13
Worksheet II

 Peserta dibagi menjadi 5 atau 6 kelompok


 Peserta dibagi berdasarkan jenis-jenis Anak
Berkebutuhan Khusus (ABK)
 Temukan kasus ABK dilapangan! Kemudian:
1. Bagaimana ciri-ciri atau karakteristik ABK
sesuai dengan jenis ABK nya?
2. Instrument apa yang digunakan untuk
mengidentifikasi jenis ABK tersebut?
3. Simpulkan jenis ABK apa!
Jika Anak mengalami gangguan /
penyimpangan
Maka lakukan:

INTERVENSI

Untuk meningkatkan tumbuh kembangnya


Tujuan intervensi adalah untuk mengoreksi,
memperbaiki, dan mengatasi masalah atau
penyimpangan perkembangan sehinga anak dapat
tumbuh dan berkembang secara optimal.

 Waktu yang paling tepat untuk melakukan


intervensi dini penyimpangan perkembangan
anak adalah sesegera mungkin setelah terlihat
adanya penyimpangan
 Jika intervensi terlambat maka akan lebih sulit
diperbaiki/ dikoreksi.
Intervensi Perkembangan
 Jika ada indikasi terhadap penyimpangan anak, maka
intervensi perlu dilakukan sesuai dengan penyimpangan
yang terdeteksi.
 Contoh : Jika penyimpangan terjadi pada gerak kasar,
maka perlu diberikan intervensi pada gerak kasar anak.
 Intervensi dapat dilakukan oleh pendidik atau orangtua
dan tenaga kesehatan terlatih.
 Intervensi diharapkan dilakukan melalui kegiatan bermain
secara intesif setiap hari sekitar 3-4 jam selama dua
minggu.
 Jika anak terlihat senang dan tidak bosan, waktu
intervensi dapat ditambah
 melihat apakah ada kemajuan perkembangan atau tidak.
Evaluasi Intervensi Perkembangan

 Setelah diintervensi selama dua minggu, maka anak


perlu dievaluasi apakah ada kemajuan perkembangan
atau tidak.
 Apabila hasil dari intervensi menunjukkan ada kemajuan,
maka anak akan diperiksa kembali sesuai dengan
usianya.
 Rujukan diperlukan apabila penyimpangan atau
perkembangan anak tidak dapat ditangani meskipun
sudah dilakukan tindakan intervensi dini. Rujukan
penyimpangan tumbuh kembang anak dilakukan secara
berjenjang, sebagai berikut:
Tingkat Keluarga dan Masyarakat
Tingkat Puskesmas dan Jaringannya
RS
Alur Tindak Lanjut pada Rujukan (Tata Laksana)

POSYANDU / MASYARAKAT

PUSKESMAS/DOKTER PRAKTEK SWASTA

Deteksi Penyimpangan

normal Stimulasi  Evaluasi  mengejar deteksi lagi Tidak Normal

Intervensi
Perlu dirujuk pada ahli

KLINIK / RUMAH SAKIT

Diagnosis

Intervensi  Terapi/rehabilitasi/habbilitasi konseling

Follow Up & Konseling


Hak untuk
Belajar
Bersama

Efisiensi
Setiap anak
Program
adalah
dan
unik
Layanan MENGAPA
PERLU
DIINKLUSIKAN
?

Tidak Ada Keuntungan


Manusia Kedua
yang Belah
SEMPURNA Pihak
Mengakomodasi Kebutuhan Belajar di
PAUD secara INKLUSIF

 Terapkan Pendekatan BERMAIN dalam setting INKLUSI.


 Siapkan Beraneka Ragam Alat Permainan Edukatif
 Tata lingkungan main/tempatkan APE yang mudah
dijangkau mudah diakses anak, sekalipun ia berkursi roda
 Pastikan kebutuhan masing-masing individu ABK terpenuhi
saat beraktivitas. Misalnya, anak yang low vision
 duduk pada posisi dekat guru, atau shadow teacher
 Kondisikan lingkungan sekolah yang hangat, ramah,
menerima keaneka-ragaman dan menghargai perbedaan
dan bisa diakses oleh semua anak.
Alur prosedur penyelenggaraan
pendidikan inklusif RA

 Identifikasi
 Asesmen, Pelaksanaan identifikasi dilakukan
dengan cara :
 Pengamatan (observasi);
 Wawancara
 Melampirkan dokumen
 Profil Anak Didik, merupakan gambaran
potensi anak didik.
 Modifikasi Kurikulum, Pembuatan
kurikulum untuk ABK dengan cara melakukan
modifikasi rencana pembelajaran.
MODEL KURIKULUM

KURIKULUM
KURIKULUM REGULER
REGULER DENGAN
MODIFIKASI

KURIKULUM
DENGAN PPI
Model Kelas Inklusif

 Kelas inklusif penuh


 Kelas inklusif parsial
 Kelas reguler dengan cluster dan
pull out
 Kelas khusus dengan berbagai
pengintegrasian
 Kelas khusus penuh
Strategi Bagi Gangguan
Penglihatan

 Untuk tahap pertama, anak didik diajak


berkeliling kelas, pastikan dia mengenal
susunan peralatan kelas yang dasar;
 Senantiasa menginformasikan yang
terjadi disekitar kelas atau sekolah;
 Memotivasi anak agar mandiri dalam
beraktifitas dan berikan pemahaman
terhadap kendala yang diaalami;
 Penggunaan alat bantu pembelajaran;
 Duduk diposisikan di depan.
Strategi Bagi Gangguan
Pendengaran
 Mengatur posisi tempat duduk anak didik dapat
mendengar optimal;
 Bagi yang menggunakan alat bantu dengar,
diingatkan untuk membawa baterai cadangan
ke sekolah;
 Usahakan mengulang pernyataan dan
pertanyaan apabila anak didik nampak tidak
mengerti;
 Penekanan ucapan agar jelas bagi seluruh anak
didik.
STRATEGI BAGI ANAK
TUNA GRAHITA

 Menempatkan posisi duduk anak didik pada tempat


yang paling mudah bagi pendidik untuk memberi
perhatian dan bantuan;
 Memberi pelayanan secara individual di luar jam
pelajaran pada umumnya;
 Untuk anak tunagrahita sedang dan berat seharusnya
didampingi pendidik pendamping khusus (satu murid
satu pendidik);
 Memberikan terapi edukasi, terapi sensory integrasi
dan terapi wicara apabila mengalami gangguan
bicara, sehingga dapat meningkatkan kemampuan
pemahamannya dan menstimulasi perkembangan
syaraf sensory integrasi yang dimiliki oleh anak.
Strategi Bagi Anak
Gangguan Bicara

 Berikan contoh berbicara yang baik;


 Mengajak anak berbicara dengan metod phonic;
 Memotivasi anak agar percaya diri. Berilah penghargaan
atas usaha anak berkomunikasi atau berbicara dengann
anak didik lain. Berikan waktu yang cukup bagi untuk
memformulasikan jawaban dari pertanyaan dengan tidak
terburu-buru;
 Ciptakan lingkungan bicara yang baik, suasana kelas yang
rileks untuk membantu anak;
 Membina kerjasama yang baik dengan para ahli, orangtua;
 Memberikan saran rujukan terapi wicara untuk dapat
meningkatkan kemampuan bicaranya.
Strategi bagi anak Autis

 Berikan terapi seperti terapi bermain, terapi perilaku, terapi


perkembangan, terapi ABA, terapi sensory integrasi, terapi
okupasi, terapi sosial, terapi music, terapi wicara (bila mengalami
gangguan bicara) dan terapi lainnya
 Memegang kepalanya lalu mengarahkan penglihatannya kepada
hal yang kita tuju (misalnya kepada kartu kata huruf “A”, lalu kita
memintanya untuk melafalkan huruf “A”), dan jika berhasil maka
kita dapat memberikan reward/ penghargaan berupa “gerakan
tos” atau “gambar bintang” atau bahkan yang ia sukai.
 Memberikan masukan kepada orang tua untuk diet/ menghindari
makanan yang merangsang hiperaktivitas (coklat, tepung, gula).
 Apabila muncul flapping atau gerakan berulang yang tidak
bermakna, maupun menyakiti diri sendiri yang dilakukan oleh
anak, diharapkan pendidik dan orang tua harus mengingatkan
dan memberikan pengalihan perhatian anak tersebut.
STRATEGI Bagi Anak ADHD
 Beri kesempatan jeda untuk anak, misalnya peregangan.
 Salurkan enegri anak kepada hal yang ia minati, misalnya
menyalurkan energinya dengan bermain bola.
 Beri posisi duduk yang memungkinkan anak tidak ganggu
teman
 Manfaatkan energi anak, misalnya dengan meminta bantuan
untuk membersihkan papan tulis, mengambil alat peraga, dll.
 Jika memungkinkan dalam setiap pelajaran ada unsur
pergerakan tubuh dan interaksi sosial
 Beri anak dua pilihan kursi, hal ini dilakukan untuk
memudahkan anak berpindah dari satu kursi ke kursi lainnya.
 Memberikan behavior theraphy atau terapi perilaku agar dapat
mengurangi hiperaktifitas yang dimiliki lebih fokus
perhatiannya.
Srategi Bagi Anak Cerdas
Berbakat/ CIBI

 Ciptakan pembelajaran yang menumbuhkan


rasa penasaran dan rasa tertantang bagi anak
CIBI.
 Biasakan anak untuk melakukan koreksi
sebelum mengumpulkan tugasnya.
 Percepatan atau Akselerasi
STRATEGI Bagi Anak
Kesulitan Belajar
 Tes (IQ)
 Memberikan materi akademik (yang sesuai dengan
kemampuannya saat ini dan sesuai dengan kebutuhannya)
 Jika anak mengalami gangguan Disgrafia (tidak dapat menulis)
maka kita membetulkan posisi kertas dan pinsilnya, melatih
huruf-huruf yang sering terbalik seperti “b” dan “d”, lalu latihan
menarik garis, seperti garis lurus, lengkung, zig zag, melingkar
 Jika anak mengalami gangguan Diskalkulia (tidak dapat
berhitung dan tidak mengenal angka), maka kita dapat
mengenalkan angka melalui kartu angka yang ukurannya yang
besar-besar atau dengan kalkulator
 Jika anak Disphasia (tidak dapat membaca dengan lancar),
pecahlah kalimat-kalimat panjang yang rumit menjadi kalimat
pendek yang sederhana, dan begitu juga pemberian tugas.
Kemudian melakukan metode phonic.
Strategi Gangguan Emosional
 Menggunakan pendekatan yang fleksibel (tidak kaku
dan keras) kepada anak didik untuk mengontrol
emosional dan tingkah lakunya
 Menjaga rutinitas pembelajaran dengan konsisten
dan pembiasaan agar anak terampil dalam problem
solving dan mengatasi konflik
 Merencanakan dan mengimplementasikan
reinforcement (konsekwensi) secara individual dan
memodifikasi lingkungan dengan level yang sesuai
dengan tingkat perilaku
Hambatan dan Solusi Bagi ABK

system

community

individual

Artinya, Keluarga sebagai komponen terdekat dengan anak, sangat berperan


penting didalam mengoptimalkan tumbuh kembang anak khususnya ABK.
Keluarga …………

adalah lingkungan pendidikan yang pertama dan


utama, sehingga keluarga harus memiliki
kemampuan dalam melaksanakan proses
pengasuhan, perawatan, pendidikan dan
perlindungan melalui program pemberdayaan
orangtua (parenting),yang berfungsi mendorong
keterlibatan keluarga dalam proses pembelajaran
di RA, khususnya bagi ABK dimana keterlibatan
seluruh komponen amat dibutuhkan dalam
penanganan gangguan/ hambatan yang dimiliki
agar tumbang lebih optimal
PENGALAMAN PERTAMA BAGI
MASA KANAK-KANAK

MENJAMIN ANAK UNTUK TUMBUH DAN


PERAN KELUARGA
BERKEMBANG

MEMBENTUK PENDIDIKAN MORAL


FUNGSI KELUARGA
Fungsi Biologis atau Reproduksi.
Fungsi Protektif atau Perlindungan
Fungsi Afeksional atau Perasaan
Fungsi Ekonomis
Fungsi Edukatif
Fungsi Sosialisasi
Fungsi Religius
Fungsi Rekreatif
Fungsi Pengendalian Sosial
KESIMPULAN
• Unit terkecil masyarakat atau keluarga adalah suatu kelompok
1.

• Terdiri dari dua orang atau lebih dan pertalian darah


2,

• Adanya ikatan perkawinan dan pertalian darah


.3.

• Hidup dalam satu rumah tangga


4.

• Dibawah asuhan kepala rumah tangga


5.

• Setiap anggota keluarga menjalankan peranannya masing-masing


6.

• Berinteraksi satu sama lain


7.
Jenis Program Parenting yaitu:
 1. Kegiatan Pertemuan Orangtua (KPO)
 2. Keterlibatan Orangtua di Kelas
 3. Keterlibatan Orangtua dalam
kegiatan Bersama
 4. Hari Konsultasi Orangtua
 5. Kunjungan Rumah
Kelompok Pertemuan Orangtua (KPO)
Kelompok Pertemuan Orangtua (KPO) merupakan
wadah komunikasi bagi orangtua untuk saling berbagi
informasi dan pengetahuan tentang bagaimana
melaksanakan pendidikan anak usia 0-6 tahun di
rumah. Anggota keluarga yang dimaksud termasuk
kakek dan nenek serta orang dewasa lainnya yang
tinggal serumah.
Hari Konsultasi Orangtua
Hari yang dijadwalkan oleh pengelola
lembaga sebagai pertemuan antara
orangtua dengan pengelola dan atau ahli
untuk membahas tentang pertumbuhan
dan perkembangan anak serta masalah-
masalah lain yang dihadapi anak.
Keterlibatan Orangtua di Kelompok/Kelas

Kegiatan yang melibatkan orangtua untuk


membantu pendidik dalam proses pembelajaran di
kelompok/kelas anaknya, secara bergilir 1 atau 2
orang tua. Kegiatan ini khusus bagi orang tua yang
anaknya berada di lembaga RA. Orang tua
berkedudukan sebagai guru pendamping di RA
Kunjungan Rumah

kegiatan silaturahmi antar orangtua


atau pengelola/pendidik ke rumah
orangtua yang bertujuan untuk
mempererat hubungan, menjenguk,
atau dalam rangka memberi/meminta
dukungan tertentu yang dilakukan
secara kekeluargaan.
Tahap-tahap pelaksanaan :
Tahap persiapan:
Melakukan pendataan kelompok sasaran,
sumber dukungan dan kondisi masyarakat.

Tahap penyusunan program: merumuskan


program yang akan dijalankan

Tahap pelaksanaan program: menjalankan


bentuk-bentuk kegiatan

Tahap evaluasi internal:


menilai berjalannya suatu program

Tahap monitoring dan evaluasi


WORKSHEET III

Diskusi……
 Siapa yang berperan dalam menangani anak Anak
Berkebutuhan Khusus (ABK) ?
 Strategi apa yang dapat diberikan bagi ABK
tersebut, sesuai dengan jenis ABK nya?
 Bentuk Program Pemberdayaan Ortu (Parenting)
seperti apa yang diperlukan dalam mengintervensi
ABK? Coba susun sebuah program parenting!
Kesimpulan:

 Pertumbuhan dan Perkembangan adalah dua


hal yang berbeda namun saling mempengaruhi
satu dengan yang lainnya.
 Stimulasi Pertumbuhan dan Perkembangan
harus dilakukan sejak usia dini sehingga
tumbuh kembang anak dapat tercapai dengan
optimal.
 Lakukanlah Deteksi Dini Tumbuh Kembang
Anak (DDTK) sejak dini untuk mengetahui
hambatan/gangguan tumbuh kembang,
sehingga segera diketahui jenis ABK nya dan
dapat segera diberikan intervensi.
Kesimpulan:

 Berikan Intervensi dan Strategi belajar yang


tepat sedini mungkin bagi ABK sesuai dengan
kebutuhannya, sehingga dapat meminimalisir
gangguan dan pada akhirnya anak dapat
tumbuh kembang secara optimal.
 Rancanglah setting pendidikan Inklusif yang
tepat bagi anak ABK.
 Buatlah sebuah rancangan Program
Pemberdayaan Orang tua (Parenting) bagi anak
ABK agar pihak sekolah dan orangtua dapat
bersinergi dalam menangani/ mengintervensi
ABK secara selaras dan berkesinmabungan.
A CHILD

A child is a butterfly in the wind


Some can fly higher than other
But each one flies the best it can
Why compare one against the other

Each one is different


Each one is special
Each one is beautiful
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai