ABSTRAK: Sungai Tinga-Tinga adalah salah satu sungai yang terletak di Kabupaten
Buleleng, sungai Tinga-Tinga ini tergolong sungai intermitten. Sungai Tinga-Tinga memiliki
luas sub-DAS sebesar 5,7 km2˛dengan panjang sungai ± 5,93 km. Kondisi yang terjadi pada
Sungai Tinga-Tinga yang sering banjir cukup mengganggu sarana dan prasarana di sekitar
sungai, terlebih air yang menggerus tepi sungai. Perhitungan hidrologi menggunakan metode
Hidrograf Satuan Sintetis Nakayasu dengan besar debit Q25th 23,97 m3/dt yang akan
digunakan untuk analisa banjir rancangan dan desain groundsill, analisa Transport Sediment
menggunakan Metode Einstein didapatkan jumlah sedimen yang melintas sebesar 23399,71
m3/tahun sedangkan untuk analisa banjir akan di running dengan menggunakan software
HECRAS 5.0.3. Berdasarkan perhitungan yang telah dilakukan, maka direncanakan
bangunan groundsill. Dengan lebar pelimpah 14 m, tinggi main dam 1,5 m, kedalaman
pondasi 1,5 m, dan tebal mercu main dam 1,5 m.
Kata kunci : GroundSill, Sungai Tinga-Tinga, Banjir, Hec-Ras.
ABSTRACT: Tinga-Tinga River is one of the existing rivers located in the Buleleng district,
this river is classified of intermittent river. Catchment Area of Tinga-Tinga River is 5,70
km2 with length of this river is ± 5,93 km. Condition of Tinga-Tinga River was flooded
frequently which quite disturb facilities and infrastructures around the river, the water
activity scoured the river banks. Hydrology calculation was used the Synthetic Unit
Hydrograph of Nakayasu method with large discharge Q25th 23,97 m3/sec to be used for
analysis flood design and will used to design the groundsill, analysis of transport sediment
was used Einstein Method and obtained the number of the sediment load that is passed the
Tinga-Tinga river as much as 23399,71 m3/year and analysis for flood will be running using
HECRAS 5.0.3. Based on the calculation, the groundsill designed dimension as follows with
weir width 14 m, main dam height 1,5 m, depth footing 1,5 m, and main dam thickness 1,5 m.
Keyword: Groundsill, Tinga-Tinga River, Flood, Hec-Ras
X =
Ck = (𝑛−1)(𝑛−2)(𝑛−3)𝑆 4 2
(10)
Dengan: Ef
Cs = Koefisien kepecengan Dengan:
Ck = Koefisien puncak X2 = chi-square
S = Simpangan baku Ef = banyaknya pengamatan yang
n = jumlah data diharapkan,
Of = frekuensi yang terbaca pada tr
i
kelas yang sama
Nilai X2 yang terhitung ini harus lebih kecil t
dari harga X2cr (Soewarno, 1995, p.194) O
0.8 tr tg
Derajat kebebasan ini secara umum
dapat dihitung dengan persamaan: lengkung naik lengkung turun
DK = K – ( P + 1 )
Dengan:
DK = derajat kebebasan
Qp
K = banyaknya kelas 2
0.3 Qp
P = banyaknnya keterikatan atau sama 0.3 Q
dengan banyaknya parameter,
Distribusi Hujan Jam-jaman Model
Tp To.3 1.5 To.3
Mononobe
Intensitas curah hujan secara teoritis
menurut Mononobe dapat dirumuskan Gambar 1. Lengkung Debit Hidrograf
sebagai berikut:(Triadmojo, 2008, p.260): Nakayasu
2 Sumber: Lily Montarcih (2009,p.81)
R . t
3
Metode Einstein.
R= 24
(11)
Pada metode ini menggunakan D=D35
T
t
t
untuk parameter angkutan, sedangkan untuk
Dengan: kekasaran menggunakan D65.
Rt = intensitas curah hujan dalam T Hubungan antara probabilitas butiran
jam (mm/jam)
yang akan terangkut dengan intensitas
R24 = curah hujan efektif dalam 1 hari angkutan bed load dijabarkan sebagai berikut
(mm/hari)
(Priyantoro, 1987, p.52):
T = waktu hujan dari awal sampai
s = (g..D353)1/2
jam ke T (jam)
t = waktu konsentrasi hujan (jam) = 0.044638+0.36249’ -
untuk Indonesia rata-rata 6 jam 0,2267952+0.0363 ...(16)
Alternating Block Method (ABM) HEC-RAS 5.0.3
Alternating Block Method (ABM) Secara umum HEC-RAS dapat
adalah cara sederhana untuk membuat digunakan untuk menghitung aliran sungai
hyterograph rencana dari kurva IDF (chow et yang berubah perlahan dengan penampang
al. 1998). Hyterograph rencana yang saluran prismatik atau non-prismatik, baik
dihasilkan oleh metode ini adalah hujan yang untuk aliran sub-kritis maupun super-kritis.
terjadi dalam n rangkaian interval waktu Parameter yang dibutuhkan untuk
yang terurut. melakukan analisa data pada HEC-RAS
Hidrograf Satuan Sintesis Nakayasu adalah data geometrik dan data hidrolik.
Untuk menentukan besaran nilai Tp dan Groundsill
nilai T0,3 maka digunakan pendekatan rumus Perencanaan groundsill antara lain
sebagai berikut: sabagai berikut:
Tp = tg + 0,8 tr Perhitungan Dimensi Peluap
T0,3 = tg Debit desain dihitung berdasarkan
(12)
Tr = (0,5 – 1) tg dengan persamaan sebagai berikut (PD T-12-
(13) 2004.A, 2004, p.9):
Tg dihitung dengan ketentuan sebagai
berikut: Q = 2/15.C. (2.g)1/2.(3.B1 + 2.B2 ) . h33/2
... (17)
Jika C = 0,60
- Sungai dengan panjang alur L 15 km
M2 =0,50
: tg = 0,4 + 0,058 L (14)
rumus menjadi:
- Sungai dengan panjang alur L 15 km : Q = (0,71 h3 + 1,77 B1 ). H32/3 ...(18)
tg =0,21 L0,7 (15)
Q = Qp (1 + ) ….........….....(19)
Dengan:
Dengan:
tr = Satuan Waktu hujan (jam)
h3 = Tiggi air diatas pelimpah
= Parameter hidrograf
Q = Debit desain SF geser = faktor keamanan terhadap
B1 = Lebar Pelimpah groundsill geser
Qp = Debit banjir PV = gaya vertikal total (t)
B1 = Lebar Pelimpah groundsill PH = gaya horisontal total (t)
= Parameter aliran f = koefisien geser
Panjang Kolam Olak Stabilitas Terhadap Guling
Dalam perhitungan menentukan jarak Berikut persamaan untuk menghitung
bendung utama dan Sub dam digunakan stabilitas terhadap pengaruh akibat guling
berdasarkan persamaan sebagai berikut (PD pada groundsill (PD T-12-2004.A, 2004,
T-12-2004.A, 2004, p.7): pp.11-12):
L = lw + X + b2 ………..........(20) X = M/P ....................................(28)
1
e = X – D/2 ..................................(29)
2.(𝐻1+ .ℎ3)
lw = V0 . √ 2 ……….....(21) Pada umumnya besarnya X disyaratkan
𝑔 D/3 < X < D.2/3
SF = MV / MH .............................(30)
V0 = q 0 / h3 …………..........(22) Dengan:
X = β . hj ………… ...(23) X = jarak dari tumit bending tepi
hj 2 – 1}
= h1 / 2 . { √1 + 8. 𝐹𝑟1……..…...(24) (hulu) sampau ke titik tangkap
h1 = q1/V1 resultan gaya (m)
……..…...(25)
E = jarak dari as sampai ke titik
tangkap resultan gaya (m)
V1 = √2. 𝑔. (𝐻1 + h3) ….... …..(26)
MV = jumlah momen yang menahan
(tm)
Fr1 = V1 / √𝑔. ℎ1 ………....(27) MH = jumlah momen yang
menggulingkan (tm)
Dengan: M = momen total (MV – MH ) (tm)
lw = jarak terjunan (m) PV = gaya vertikal total (t)
X = panjang loncatan air (m) Daya Dukung Tanah Pondasi
b2 = lebar mercu sub dam (m) Berikut persamaan untuk menghitung
q0 = debit per meter pada peluap dimensi peluap pada groundsill (PD T-12-
( m3/det/m ) 2004.A, 2004, p.12):
h3 = tinggi air diatas peluap bendung 1 = (PV /D ). (1+6.e / D) ........(31)
utama (m) 2 = (PV /D ). (1-6.e / D) ........(32)
H1 = tinggi bendung utama dari lantai Dengan:
kolam olak (m) 1 = tegangan vertikal pada ujung
β = koefisien besarnya (4,5-5,0 ) hilir bendung (t/m2)
hj = tinggi dari permukaan lantai
2 = tegangan vertikal pada ujung
kolam olak (permukaan batuan
hulu bendung (t/m2)
dasar ) sampai ke muka air
PV = gaya vertikal total (t)
diatas mercu subdam.
D = lebar dasar bendung utama (m)
h1 = tinggi air pada titik jatuh
E = eksentrisitas resultan gaya yang
terjunan (m)
bekerja ( X- D/2) (m)
q1 = debit aliran per meter lebar pada
X = jarak ujung hulu sampai titik
titik jatuh terjunan (m3/dt/m)
tangkap resultan gaya (m)
V1 = kecepatan jatuh pada terjunan
(m/dt) METODOLOGI
Fr1 = angka Froude aliran pada titik Lokasi Studi
terjunan Lokasi studi yang dikaji pada studi ini
Stabilitas Terhadap Geser adalah Daerah Aliran Sungai (DAS) Tukad
Berikut persamaan untuk menghitung Tinga-tinga dan Tukad Lampah yang berada
stabilitas terhadap pengaruh akibat geser di Kabupaten Buleleng. Sub DAS Sungai
pada groundsill (PD T-12-2004.A, 2004, Tinga-Tinga terletak di Kecamatan
p.12): Gerokgak, pada koordinat 8° 11' 36" - 8° 15'
SFgeser = (f.PV)/PH 42" LS dan 114° 48'38" - 114° 52' 11" BT
Dengan:
dengan luas Sub DAS Sungai Tinga-Tinga Tabel 1. Hasil Perhitungan Data Kosong
sebesar 5,79 Km². Curah Hujan
Tahun Bulan
(mm)
Kondisi Hidrologi Sub DAS Sungai
Tinga-Tinga dengan panjang sungai Januari 130,2
-0,136 91,442
Gambar 4. Grafik distribusi curah hujan
2 0,367 efektif kala ulang 2 tahun
5 1,500 1,058 130,482 Sumber : Hasil perhitungan
Hidrograf Satuan Sintesis Nakayasu
10 2,250 1,848 156,332 Berdasarkan hasil perhitungan
25 3,199 2,846 188,990
menggunakan hidrograf satuan sintetis
nakayasu didapatkan hasil debit puncak
50 3,902 3,587 213,218 sebagai berikut:
1. Q2 : 11,596 m3/det
100 4,600 4,322 237,267 2. Q5 : 16,546 m3/det
Sumber : Hasil perhitungan 3. Q10 : 19,824 m3/det
Distribusi Log Pearson III 4. Q25 : 23,966 m3/det
Berikut adalah perhitungan Log Pearson
III:
Tabel 5. Curah Hujan Rancangan
Metode Log Pearson III
Kala Ulang R rancangan
Pr (%) G G . SD
(Tr) (mm)
2 50 0,022 0,003 91,427
5 20 0,847 0,131 122,555
10 10 1,266 0,195 142,219
25 4 1,705 0,263 166,192
50 2 1,984 0,306 183,449
100 1 2,230 0,344 200,211
Sumber : Hasil perhitungan
Uji Smirnov-Kolmogorov dan Chi Square
Dalam perhitungan uji kesesuaian Gambar 5. Grafik Hydrograf Satuan Sintesis
distribusi hujan rancangan metode chi square Nakayasu
dan metode smirnov kolmogorov hujan Sumber : Hasil perhitungan
Perencanaan Groundsill dilakukan perbandingan sebelum dan setelah
Perencanaan bangunan ambang dasar ada bangunan groundsill.
97
25Jul2018 0000
25Jul2018 2000
Elevation (m)
menjaga agar kemiringan sungai agar dasar 54.5
tinggi jagaan main dam 0,60 m, tebal peluap Gambar 7. Profil Sedimen pada patok 96
main dam 1,50 m, kemiringan hulu main dam Sumber : Hasil perhitungan
95
25Jul2018 0000
25Jul2018 2000
Elevation (m)
53
52
51
0 10 20 30 40 50 60 70 80
Station (m)
25Jul2018 0000
52
Sf = Mt / Mg > 1,5
Sf = 22,88 / 2,26 51
= 1,41 m 49
= X – 3,65 / 2
0 10 20 30 40 50 60 70 80
e Station (m)
WS 25Jul2018 0200
ROB
Elevation (m)
2 118 73.876 73.284 -0.592 Tererosi
3 117 72.951 72.762 -0.189 Tererosi
4 116 71.293 71.392 0.099 Sedimentasi 50
gambar-gambar berikut.
new tinga2 Plan: SEDIMENPLAN 7/25/2018
80 Legend
51
WS 25Jul2018 0200 0 10 20 30 40 50 60 70 80
Ground Station (m)
LOB
70
ROB
Gambar 13. Profil Melintang Sungai Patok
94 Setelah ad Groundsill Pada
60
Kondisi Q25th
Sumber : Hasil perhitungan
Elevation (m)
50