Anda di halaman 1dari 4

Jurnal Pendidikan Fisika Tadulako (JPFT)

Vol. 2 No. 3
ISSN 2338 3240

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN NOVICK UNTUK


MENINGKATKAN HASIL BELAJAR FISIKA SISWA KELAS
X SMA NEGERI 1 SOJOL

Ardiansyah, Muhammad. Ali, Yusuf Kendek


Ardhye.physics@yahoo.com
Program Studi Pendidikan Fisika FKIP Universitas Tadulako
Jl. Soekarno Hatta Km. 9 Kampus Bumi Tadulako Tondo Palu - Sulawesi Tengah

Abstrak – Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar fisika melalui penerapan Model
pembelajaran Novick pada siswa kelas X SMA Negeri 1 Sojol. Penelitian ini menggunakan Desain “The non
rendomized control group pretest-posttest design”. Pengambilan sampel dilakukan secara purposive sampling.
Sampel dalam penelitian ini yaitu kelas X MIA A sebagai kelas eksperimen dan kelas X MIA B sebagai kelas
kontrol. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini meliputi tes hasil belajar. Analisis data tes dilakukan
dengan teknik statistik uji-t dua pihak. Berdasarkan hasil pengolahan data penelitian, diperoleh nilai thitung
dengan taraf nyata α = 0,05 yaitu –t(1-0,5α) < t < t(1-0,5α), ( –1,67< 0,10 < 1,67), dengan demikian H1 diterima
dan H0 ditolak. artinya, terdapat perbedaan hasil belajar fisika siswa yang diberi pengajaran model
pembelajaran novickdengan siswa yang diberi pengajaran konvensional. Hasil analisa menunjukkan bahwa
penerapan model pembelajaran Novick dapat meningkatkan hasil belajar fisika pada siswa kelas X SMA Negeri
1 Sojol.

Kata Kunci: Model Pembelajaran Novick, Hasil Belajar

I. PENDAHULUAN membuat siswa aktif adalah model


pembelajaran Novick.
Pendidikan tidak akan terlepas dari kegiatan Model pembelajaran Novick merupakan
sehari-hari oleh manusia. Karena pendidikan model pembelajaran yang merujuk pada
dapat mengembangkan potensi seseorang serta pandangan konstruktivisme. Gagasan utama
dapat membentuk kepribadian, watak, karakter dari model pembelajaran ini adalah proses
serta dengan pendidikan dapat mencerdaskan perubahan konseptual dari pengetahuan awal
keidupan bangsa yang bermartabat dan siswa pada proses pembelajaran.
berakhalak. Hal ini sesuai dengan UU No. 2 Model pembelajaran Novick adalah suatu
tentang sistem pendidikan Nasional pasal 3 model pembelajaran yang berawal dari konsep
menyatakan pendidikan Naional berfungsi belajar, sebagai perubahan konseptual yang
mengembangkan kemampuan dan membentuk dikembangkan dari pendekatan konstruktivisme
watak serta peradaban bangsa yang [2] mengemukakan, “Model pembelajaran
bermagfaat dalam rangka mencerdaskan Novick terdiri dari 3 fase, yaitu: fase pertama,
kehidupan bangsa, bertujuan untuk mempertunjukkan kerangka kerja alternative
mengembangkannya potensi peserta didik agar siswa (exposing alternative frameworks) pada
menjadi manusia yang beriman, berakhlak fase ini siswa diharapkan mengungkapkan
mulia, serta sehat berilmu, cakap, kreatif, konsepsi awal siswa agar guru mengenali
mandiri dan menjadi warga yang berdemokrasi pemahaman gagasan atau konsepsi awal siswa.
dan bertanggung jawab [1]. Fase kedua, menciptakan konflik konseptual
Fisika adalah salah satu mata pelajaran yang (creating conceptual conflict), pada fase konflik
dapat mencerdaskan kehidupan bangsa hal ini kognitif memicu siswa untuk lebih tertantang
disebabkan karena fisika merupakan salah satu untuk belajar, pada fase ini siswa lebih
ilmu universal yang menjadi landasan tertantang dalam struktur kognitif siswa yang
perkembangan teknologi modern yang bisa dia ketahui sebelumnya dan fakta apa yang
menjadi tolak ukur perkembangan serta siswa lihat pada kehidupan sehari hari belum
kemajuan suatu negara. Oleh karena itu cocok dengan skema yang telah ada. Fase
diperlukan suatu proses pengajaran yang baik ketiga mendorong terjadinya akomodasi
untuk mata pelajaran fisika pada. Salah satu kognitif (encouraging cognitive accomodation).
menggunakan model pembelajaran yang Pada fase ini akomodasi kognitif bertujuan
untuk membentuk skema baru yang cocok
24
Jurnal Pendidikan Fisika Tadulako (JPFT)
Vol. 2 No. 3
ISSN 2338 3240

dengan ransangan yang baru atau modifikasi sebanyak 30 item soal. Setelah data dari hasil
skema yang ada sehingga sesuai dengan uji coba terkumpul, kemudian dilakukan
konsep yang ilmiah. penganalisaan data untuk mengetahui nilai
Siswa pada dasarnya sebelum memasuki validitas, reliabilitas, daya pembeda dan indeks
ruang belajar (kelas), siswa sudah mempunyai kesukaran.
prakonsep ataupun pengetahuan awal yang di Pengujian hipotesis ini dilakukan dengan
diperoleh dari lingkungan sekitar, buku-buku menggunakan uji-t (uji dua pihak) dengan
serta dari pengalaman hidupnya. Tidak sedikit pasangan hipotesis sebagai berikut :
pengetahuan dan prakonsep yang dikonstruksi Ho: o= 1; tidak ada perbedaan hasil
oleh siswa tidak sesuai dengan konsep ilmiah. belajar fisika menggunakan
Sehingga penting perlunya perubahan model pembelajaran Novick
konseptual dari pengetahuan awal (prakonsep) dengan model pembelajaran
kearah yang benar. “Perubahan konseptual Konvensional
terjadi melalui akomodasi kognitif yang berawal H 1: o ; ada perbedaan hasil belajar
dari pengetahuan awal siswa” [3] . Untuk fisika menggunakan model
menciptakan proses akomodasi kognitif pembelajaran Novick dengan
Terjadinya akomodasi yaitu mula-mula anak model pembelajaran
itu harus merasa tidak puas dengan gagasan Konvensional
yang ada (konsepsi lama siswa) [4] . Walaupun Rumus yang digunakan untuk uji kesamaan
demikian, ketidakpuasan tidak cukup untuk dua rata-rata [5] :
mengganti gagasan lama dengan gagasan baru, thitung =
harus ditambah dengan tiga kondisi yaitu: 1). √
Gagasan baru harus bersifat intelligible (mudah √( ) ( )
dimengerti), 2).gagasan baru harus bersifat dimana : S =
Plausible (masuk akal), dan 3) gagasan baru
dengan :
harus bersifat fruitful (memberi suatu
XA : Skor rata-rata kelas eksperim en
kegunaan).
XB : Skor rata-rata kelas Kontrol
nA : Jumlah siswa kelas eksperimen
II. METODOLOGI PENELITIAN
nB : Jumlah siswa kelas kontrol
S : Simpangan baku gabungan
Mengacu pada tujuan penelitian yang ingin
Dengan kriteria pengujian yakni terima H o jika-t
dicapai, jenis penelitian ini adalah kuasi
(1.05 ) pada taraf nyata = 0,05 dan dk = n1
eksperimen, Desain penelitian menggunakan
+ n2 – 2 serta untuk nilai t lainnya Ho ditolak.
Non rendomized control group pretest-postest
design.
III. HASIL DAN PEMBAHASAN
Subjek penelitian adalah seluruh siswa kelas
X SMA Neg.1 Sojol yang terdaftar pada tahun
HASIL PENELITIAN
pelajaran 2014/2015. Sampel penelitian adalah
sebagian yang diambil dari populasi dengan
Pada hasil penelitian ini meliputi hasil selama
menggunakan cara-cara tertentu. Cara
kegiatan pembelajaran Novick. Hasil penelitian
penarikan sampel dalam penelitian ini dengan
yang melibatkan dua kelas, yakni kelas
tehnik purposive sampling atau penentuan
eksperimen dan kelas kontrol pada kelas X MIA
sampel dengan pertimbangan tertentu dan
A dan B SMAN 1 Sojol. Berikut data hasil
secara sengaja.Hal yang menjadi pertimbangan
penelitian yang telah diperoleh.
adalah nilai rata-rata dan usulan dari guru mata
pelajaran fisika disekolah tersebut. Variabel
TABEL 1. HASIL UJI NORMALITAS PRETEST KELOMPOK
bebas adalah model pembelajaran Novick dan EKSPERIMEN DAN KELOMPOK CONTROL.
model pembelajaran konvensionan dan variabel
Kelompok
terikatnya adalah hasil belajar. Uraian
Eksperimen Kontrol
Instrumen yang digunakan dalam penelitian χ 2tabel 7,81 7,81
ini adalah tes hasil belajar (THB) fisika materi (dk = 3, ⍺ = 0,05) 6,03 6,31
χ 2hitung
GLB dan GLBB. Tes tersebut digunakan untuk
mengetahui hasil belajar siswa dalam belajar
Berdasarkan kriteria χ 2hitung dan harga
fisika pada kelas yang menjadi sampel 2
χ tabel untuk kelompok eksperimen dan
penelitian. Tes dibuat dalam pilihan ganda

25
Jurnal Pendidikan Fisika Tadulako (JPFT)
Vol. 2 No. 3
ISSN 2338 3240

kelompok kontrol ternyata diperoleh χ 2hitung < lakukan dalam kelompok mereka. Tiap
χ2tabel. Hal ini menunjukkan bahwa kelompok kelompok beranggotakan 7-8 orang. Setiap
kontrol dan kelompok eksperimen kelompok mendapat LKK yang berisi
berdistribusi normal. pertanyaan-pertanyaan yang akhirnya mereka
harus memberikan kesimpulan. Di akhir
kegiatan salah satu kelompok diminta untuk
TABEL 2 HASIL PENGUJIAN HOMOGENITAS KELOMPOK mempresentasikan hasil eksperimen mereka
EKSPERIMEN DAN KELOMPOK KONTROL
dan kelompok lain memperhatikan dan
menanggapi dan memberi pertanyaan jika ada
Nilai
No Tes Kelompok
varian
Nilai F yang kurang dipahami. Pada tahap ini guru
Eksperime Fhitung =0,9 memberikan pengarahan tentang hasil diskusi
8,44
1 Pretest n 9 mereka. Dan pada tahap akhir siswa dan guru
Kontrol 8,49 Ftabel=1,68 sma-sama menarik kesimpulan dan di akhiri
Eksperime Fhitung =1,1
Posttes
n
7,31 dengan pemberian tugas rumah untuk siswa.
2 3
t Pada kelas kontrol pembelajaran yang
Kontrol 6,45 Ftabel=1,68
dilakukan tidak jauh berbeda dengan
Berdasarkan kriteria F hitung dan harga F tabel pembelajaran seperti biasa. Di kelas ini
dengan taraf nyata α = 0,05 untuk kelompok digunakan pembelajaran konvensional dimana
eksperimen dan kelompok kontrol ternyata peran guru sangat dominan dan siswa
diperoleh Fhitung < Ftabel. Hal ini menunjukkan cenderung bersifat pasif. Megapa dikatakan
bahwa kedua kelompok yang dijadikan bersifat pasif ? Karena siswa hanya diminta
sampel berasal dari populasi yang homogen. untuk memperhatikan penjelasan yang
Uji beda rata-rata skor hasil belajar (posttest) diberikan oleh guru kemudian diberi tugas dan
kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. diakhiri dengan pemberian tugas rumah. Model
Uji ini digunakan untuk megetahui keadaan pembelajaran ini cenderung membuat siswa
hasil belajar kelompok eksperimen dan bosan karena mereka kurang aktif. Sedangkan
kelompok kontrol. Berdasarkan hasil jika dilihat dari latar belakang mereka yang
perhitungan diperoleh nilai thitung 2,67. masih bersifat anak-anak yang masih memiliki
Sedangkan nilai ttabel dengan –t(1-0,5α) < t < t(1- rasa ingin bermain.
0,5α), pada taraf nyata α = 0,05 dan dk = (n 1 + Peningkatan hasil belajar pada kelas
n2 – 2) = 42 + 43 – 2 = 83, diperoleh t0,95(83) = eksperimen ini juga terjadi karena adanya
1,67. Hal ini berarti, nilai thitung berada pada perbedaan perlakuan yang dilakukan terhadap
daerah penolakan H0 dan H1 diterima. Dengan kedua kelas. Karena pada kelas eksperimen
demikian dapat disimpulkan bahwa penerapan diberikan pembelajaran novick sedangkan pada
model pembelajaran Novick dapat kelas kontrol diberikan pembelajaran
meningkatkan hasil belajar Fisika siswa kelas X konvensional. Dengan demikian, siswa pada
SMAN 1 Sojol kelas eksperimen tingkat pemahamannya lebih
Dari hasil pengujian hipotesis, model tinggi dibanding kelas kontrol karena siswa
pembelajaran Novick dapat meningkatkan dituntut untuk mencari dan menemukan sendiri
hasil belajar fisika siswa kelas X SMA Negeri konsep yang diajarkan. Karena, dengan siswa
1 Sojol, hal ini karena model pembelajaran yang aktif dan menemukan sendiri apa yang
Novick menggunakan strategi konflik kogmitif mereka pelajari dan menggabungkan dengan
yang melatih siswa mengkonstruksi pemahaman mereka, maka siswa cenderung
pengetahuannya sendiri berdasarkan mengingat dan memahami tentang konsep
pengetahuan awal yang dia miliki sehingga yang diberikan. Dengan cara pembelajaran
dapat mengetahui konsep materi secara seperti ini maka siswa menjadi pusat
tepat. pembelajaran sedangkan guru hanya sebagai
Pembelajaran dikelas eksperimen dimulai fasilitator. Pada penelitian najmawati [5]
dengan guru yang berusaha menggali disebutkan bahwa model pembelajaran novick
pemahaman awal siswa mengenai materi yang dapat membuat siswa lebih aktif dan motivasi
akan diajarkan. Guru memberikan pertanyaan- belajar siswa mencapai 86%, pada penelian
pertanyaan awal yang dapat menuntun siswa saya lakukan juga siswa yang mendapatkan
untuk memberikan ide atau pemahaman pengajaran model pembelajaran Novick
awalnya. Selanjutnya siswa dituntun untuk
membuat siswa lebihh akatif dan motivasi
membuktikan pemahaman awal mereka dengan belajarnya menjadi bertambah.
melakukan eksperimen sederhana yang mereka

26
Jurnal Pendidikan Fisika Tadulako (JPFT)
Vol. 2 No. 3
ISSN 2338 3240

IV. KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
Berdasarkan hasil pengolahan dan
analisa data penelitian, maka dapat [1] Oemar Hamalik. 2007. Dasar-Dasar Pengembangan
Kurikulum. PT. Remaja Rosdakarya: Bandung
disimpulkan bahwa terdapat perbedaan hasil
[2] Novick, Shimshon., & Nussbaum, Joseph. 1982.
belajar fisika dengan menggunakan Model Alternative Frameworks, Conceptual Conflict and
Pembelajaran Novick dengan model Accommodation: toward a Principled Teaching
pembelajaran konvensional pada siswa kelas X Strategy. Jurnal Intructional Science, 11, issu 3,
183-200. Elsevier Scientific Publlishing Company,
SMAN 1 Sojol. Hal ini dapat diketahui melalui
Amsterdam. (online).
hasil pengujian pengujian hipotesis dengan http://link.springer.com/article/10.107/BF00414279.
menggunkan uji-t pada tes akhir memberikan [3] Marliany, E. 2007. Pengaruh Model Pembelajaran
hasil nilai thitung 2,67. Sedangkan nilai ttabel Novick Terhadap Kemampuan Komunikasi Matematika
Siswa SMP. Skripsi Pendidikan Matematika
dengan –t(1-0,5α) < t < t(1-0,5α), pada taraf nyata
UNPAC:Bandung.
α = 0,05 [4] Dahar, Ratna Willis.2011.Teori-Teori Belajar dan
Pembelajaran.PT. Glora Angkasa Pratama: Bandung
[5] Sudjana, S. 2005. Metoda Statistika Edisi 6. Bandung
: Tarsito.
[6] Sulaiman, N. 2012. Efektivitas Model Pembelajaran
Novick dalam Pembelajaran Kimia Kelas XII IA2
SMAN 1 Donri-Donri(Studi pada Materi Pokok Gugus
fungsi). Jurnal Chemica Vol. 13: 67-73

27

Anda mungkin juga menyukai