Anda di halaman 1dari 23

TUGAS PRAKTIKUM KIMIA DASAR

ACARA I DAN II

NAMA : HIFZANI NURMULIANI

NIM : J1A018056

KELAS : ITP GENAP

KELOMPOK : 03

FAKULTAS : TEKNIK PANGAN DAN AGROINDUSTRI

SOAL :

1. Apa yang kamu ketahui tentang asam dan basa?


2. Apa yang dimaksud dengan larutan ?
3. Cari MSDS dari bahan , berikut :
a. NaOH ?
b. HCl ?
c. Kloroform ?
d. KMnO4 ?
e. H2SO4 ?

JAWABAN :

1. a. Teori Asam-Basa

 Teori Asam dan basa menurut Svante Arrhenius

Arrhenius menyatakan mulekul-mulekul zat elektrolit selalu menshasilkan


ion-ion positif dan negatif jika dilarutkan dalam air. Pada tahun 1984 Ilmuan
Swedia, Svante Arrhenius mengemukakan pengertian asam berdasarkan reaksi
ionisasi. Menurut Arrhenius, asam merupakan zat yang jika dilarutkan dalam air
menghasilkan ion . Adapun basa merupakan zat yang jika dilarutkan dalam air
akan menghasilkan ion .

 Contoh larutan asam yaitu HCl (Hidrogen Klorida) :

HCl (aq) H+ (aq) + Cl- (aq)

 Contoh larutan basa yaitu NaOH (Natrium Hidroksida) :

NaOH (aq) Na + (aq) + OH –(aq)

 Teori Asam dan Basa menurut Bronsted-Lowry

Pada tahun 1923, ilmwuan Denmark, Johannes Bronsted dan ilmuwan


Inggris, Thomas Lowry mengemukakan teori asam dan basa berdasarkan serah
terima proton. Teori asam adalah donor proton (ion hidrogen). Basa adalah
akseptor proton (ion hidrogen). Pengertian asam dan basa yang dikemukakan
oleh Bronsted – Lowry  memperbaiki kelemahan teori asam – basa  Arrhenius.
Pengertian asam – basa Arrhenius hanya berlaku untuk senyawa yang larut
dalam pelarut air karena reaksi ionisasi yang menghasilkan ion  dan ion  hanya
terjadi dalam pelarut air. Dalam suatu persamaan reaksi asam – basa berdasarkan
teori Bronsted – Lowry, suatu asam dan basa masing – masing mempunyai
pasangan. Pasangan asam disebut basa konjugasi sedangkan pasangan basa
disebut asam konjugasi.

 Teori Asam-Basa menurut Lewis

Menurut pandangan ini, bahwa asam adalah struktur yang mempunyai


afinitas terhadap pasangan elektron yang diberikan oleh basa. Dimana basa
tersebut didefenisikan sebagai zat yang mempunyai pasangan elektron yang
belum mendapat pemilikan bersama (Rosenberg,1985). Lewis juga
mengelompokan senyawa sebagai asam dan basa menurut kemampuannya
melepaskan/menerimaelektron.

Menurut lewis :

a) Asam : Senyawa yang menerima pasangan electron .

b) Senyawa dengan electron valensi < 8

c) Basa : Senyawa yang mendonorkan pasangan electron

d) Mempunyai Pasangan Elektron Bebas (PEB)

b. Ciri-ciri Asam-Basa
 Asam :

1) Terasa asam

2) Bersifat korosif

3) Jika dilarutkan ke dalam air akan menghasilkan ion hidrogen ( )

4) Dapat merubah warna kertas lakmus biru menjadi merah

5) Derajat keasaman lebih kecil dari 7 (pH < 7).

6) Semakin rendah pH, semakin kuat sifat keasamannya.

 Basa :

1) Terasa pahit

2) Beberapa zat basa bersifat racun bagi tubuh manusia

3) Jika dilarutkan ke dalam air akan menghasilkan ion hidroksida ( )


4) Terasa licin di kulit

5) Dapat merubah warna kertas lakmus merah menjadi biru

6) Derajat keasaman lebih besar dari 7 (pH > 7)

7) Semakin tinggi pH, semakin kuat sifat basanya

c. Contoh Bahan yang Bersifat Asam-Basa

1) Asam kuat dan basa kuat

Asam kuat adalah senyawa yang terurai secara keseluruhan saat di larutkan di


dalam air dan menghasilkan jumlah ion seluruhnya.
Contohnya: HCL, HNO3, H2SO4, HCIO3, HBr, HI.

Basa kuat adalah senyawa yang terurai secara keseluruhan saat dilarutkan ke


dalam air. Contohnya: NaOH, KOH, Ba(OH)2, Mg (OH)2.

2) Asam lemah dan Basa lemah

 Asam lemah adalah senyawa yang sedikit terurai saat dilarutkan di dalam air.

Contohnya: H3PO4, H2SO3, HNO2, CH3COOH

Basa lemah adalah senyawa yang hanya sedikit terurai saat dilarutkan ke dalam
air. Contohnya: NaHCO3, NH4OH

d. Rumus Kekuatan Asam-Basa


e. Derajat Keasaman (pH)

2. Larutan merupakan suatu campuran yang terdiri dari dua atau lebih zat (dalam kimia).
Zat yang jumlahnya lebih sedikit yang ada didalam larutan itu (zat) solut atau terlarut,
sedangkan zat yang memiliki jmlah zat lebih banyak dibandingkan dengan zat-zat lain
dalam larutan juga disebut solven atau pelarut. Takaran atau komposisi zat terlarut serta
pelarut dalam sebuh larutan dinyatakan dalam konsentrasi larutan, dan sedangkan proses
campuran zat terlarut dan pelarut disebut pelarutan (solvasi).
3. a. NaOH (Natrium hidroksida) memiliki MSDS, yaitu :

 Sifat fisika dan kimia :

1) Keadaan fisik dan penampilan: Solid (padat).

2) Bau: Berbau.

3) Berat Molekul: 40 g / mol

4) Warna: Putih.

5) pH (1% soln / air): 13,5

6) Titik Didih: 1388 ° C (2530,4 ° F)

7) Melting Point: 323 ° C (613,4 ° F).

8) Spesifik Gravity: 2.13 (Air = 1).

9) Properti Dispersi: Lihat kelarutan dalam air.

10) Kelarutan: Mudah larut dalam air dingin.

 Penanganan :

1) Kontak Mata :
Periksa dan lepaskan jika ada lensa kontak. Dalam kasus terjadi kontak,
segera siram mata dengan banyak air sekurang-kurangnya selama 15 menit. Air
dingin dapat digunakan.Dapatkan perawatan medis dengan segera.

2) Kontak Kulit :
Dalam kasus terjadi kontak, segera basuh kulit dengan banyak air sedikitnya
selama 15 menit dengan mengeluarkan pakaian dan sepatu yang
terkontaminasi . Tutupi kulit yang teriritasi dengan sesuatu yang
melunakkan. Air dingin mungkin dapat digunakan. Cuci pakaian sebelum
digunakan kembali. Sepatu benar-benar bersih  sebelum digunakan
kembali. Dapatkan perawatan medis dengan segera.
3) Kulit Serius :
Cuci dengan sabun desinfektan dan menutupi kulit terkontaminasi dengan krim
anti-bakteri. Mencari medis dengan segera.

4) Inhalasi:
Jika terhirup, pindahkan ke udara segar. Jika tidak bernapas,
berikan pernapasan buatan. Jika sulit bernapas, berikan
oksigen. Dapatkan segera perhatian medis.

5) Terhirup Serius:
Evakuasi korban ke daerah yang aman secepatnya. Longgarkan pakaian yang
ketat seperti kerah, dasi, dan ikat pinggang. Jika sulit
bernapas, beri oksigen. Jika korban tidak bernafas, lakukan pernafasan dari
mulut ke mulut. Peringatan: Ini mungkin berbahaya bagi orang yang
memberikan bantuan lewat mulut ke mulut (resusitasi) bila
bahan dihirup adalah racun, infeksi atau korosif. Cari bantuan medis segera.

6) Tertelan:
Jangan mengusahakan muntah kecuali bila diarahkan berbuat demikian oleh
personel medis. Jangan pernah memberikan apapun melalui mulut
kepada korban yang sadar.Longgarkan pakaian yang ketat seperti kerah, dasi,
dan ikat pinggang. Dapatkan bantuan medis jika gejala muncul.

b. HCl (Hidrogen klorida) memiliki MSDS, yaitu :

 Sifat Fisika dan Kimia :

1. Keadaan fisik dan penampilan : Cairan (liquid).


Bau :  Pedas dan iritasi (Strong.)          

2. Warna : Tak berwarna menyala kuning.

3. pH (1% soln / air): Asam


4. Titik Didih  : 108.58 °C pada 760 mmHg (untuk 20,22% HCl dalam air), 83
°C pada 760 mmHg (untuk 31% HCl dalam air) dan 50,5 °C (untuk 37%
HCl dalam air)

5. Melting Point    : -62,25 ° C (-80 ° F) (20,69% HCl dalam air), -46,2 °C


(31,24% HCl dalam air) dan -25,4 C (39,17% HCl dalam air)

6. Spesifik Gravity : 1,1-1,19 (Air = 1), 1.10 (20% dan 22% HCl solusi), 1,12
(24% HCl solusi), 1,15 (29,57% HCl solusi), 1,16 (32% HCl solusi), dan
1,19 (37% dan 38% HCl solusi).

7. Tekanan Uap   : 16 kPa (@ 20 ° C) rata-rata

8. Kepadatan uap : 1,267 (Air = 1)

9. Bau Threshold  : 0,25 sampai 10 ppm

10. Properti Dispersi  : Lihat kelarutan dalam air, dietil eter.

11. Kelarutan : Larut dalam air dingin, air panas, dietil eter.

12. Stabilitas  : Produk ini stabil.

13. Kondisi Ketidakstabilan : Bahan yang tidak kompatibel. Sangat reaktif


dengan logam. Reaktif dengan agen oksidasi, bahan organik, alkali, dan air.

14. Korosivitas : Sangat korosif dihadapan aluminium, tembaga, stainless


steel (304), dari stainless steel (316). Non-korosif terhadap kaca.

 Penanganan

1. Kontak Mata:

Periksa dan lepaskan jika ada lensa kontak. Dalam kasus terjadi kontak,
segera siram mata dengan banyak air sekurang-kurangnya 15 menit. Air dingin
dapat digunakan. Dapatkan perawatan medis dengan segera.

2. Kontak Kulit :
Dalam kasus terjadi kontak, segera basuh kulit dengan banyak air
sedikitnya selama 15 menit dengan mengeluarkan pakaian yang terkontaminasi
dan sepatu. Tutupi kulit yang teriritasi dengan sesuatu yang melunakkan. Air
dingin mungkin dapat digunakan. Cuci pakaian sebelum digunakan kembali.
Sepatu benar-benar bersih sebelum digunakan kembali. Dapatkan perawatan
medis dengan segera.

3. Kulit Serius :

Cuci dengan sabun desinfektan dan menutupi kulit terkontaminasi dengan


krim anti-bakteri. Mencari medis dengan segera.

4. Inhalasi:

Jika terhirup, pindahkan ke udara segar. Jika tidak bernapas, berikan


pernapasan buatan. Jika sulit bernapas, berikan oksigen. Dapatkan segera
perhatian medis.

5. Serius Terhirup:
Evakuasi korban ke daerah yang aman secepatnya. Longgarkan pakaian
yang ketat seperti kerah, dasi, dan ikat pinggang. Jika sulit bernapas, beri oksigen.
Jika korban tidak bernafas, lakukan pernafasan dari mulut ke mulut.

Peringatan:  Ini mungkin berbahaya bagi orang yang memberikan bantuan lewat
mulut ke mulut (resusitasi) bila bahan dihirup adalah racun, infeksi atau korosif.
Cari bantuan medis segera.

6. Tertelan:

Jangan mengusahakan muntah kecuali bila diarahkan berbuat demikian


oleh personel medis. Jangan pernah memberikan apapun melalui mulut kepada
korban yang sadar. Longgarkan pakaian yang ketat seperti kerah, dasi, dan ikat
pinggang. Dapatkan bantuan medis jika gejala muncul.

 Identifikasi Bahaya

1. Potensi Efek Kesehatan Akut:


Sangat berbahaya jika terjadi kontak kulit (korosif, iritan, permeator), kontak
mata (iritan, korosif), sedikit berbahaya jika tertelan (paru sensitif). Non korosif
untuk paru-paru. Cairan dapat menghasilkan kerusakan jaringan terutama
pada selaput lendir mata, mulut, dan saluran pernapasan. Kontak
kulit dapat menghasilkan luka bakar. Menghirup cairan dapat menghasilkan iritasi
parah pada saluran pernapasan, yang ditandai dengan batuk, tersedak, atau sesak
napas. Paling parah dapat mengakibatkan kematian. Radang mata ditandai
dengan kemerahan,berair dan gatal-gatal. Peradangan kulit  ini ditandai
dengan gatal, scaling, kemerahan,atau kadang-kadang terik.

2. Pembangunan Toksisitas: Tidak tersedia.

Cairan mungkin beracun untuk ginjal, hati, selaput lendir, saluran


pernafasan, kulit,mata, sistem peredaran darah, dan gigi. Paparan
yang berkepanjangan dapat menghasilkankerusakan organ. Berulang
atau berkepanjangan kontak dengan semprotan dapat menghasilkan iritasi mata
kronis dan iritasi kulit yang parah.  Berulang atau kontak yang terlalu
lama dengan semprotan dapat menghasilkan iritasi saluran pernafasan
menyebabkan infeksi bronkial. Paparan berulang bahan yang sangat beracun
dapat menghasilkan kerusakan umum kesehatan oleh akumulasi dalam satu  atau
banyak organ manusia.

 Informasi Peraturan Lainnya HMIS (U.S.A.):

1. Bahaya Kesehatan: 3

2. Bahaya Kebakaran: 0

3. Reaktivitas: 1

 Asosiasi Nasional Fire Protection (U.S.A.):

1. Kesehatan: 3

2. Mudah terbakar: 0

3. Reaktivitas: 1
4. Alat Pelindung : Sarung tangan. Pakaian lengkap. Respirator uap. Pastikan untuk
menggunakan / respirator yang sudah disetujui. Pakai respirator yang sesuai bila
ventilasi tidak memadai. Pelindung wajah.

c. Kloroform memiliki MSDS, yaitu :

 Produk Kimia dan Identifikasi

1. Nama Produk : Kloroform

2. Sinonim : Triklorometana ; Metana, Triklor

3. Nama Kimia : Kloroform

4. Formula Kimia : CHCl3

 Sifat Kimia dan Fisik

1. Bentuk fisik : Cair .

2. Bau : Seperti eter. Tidak menyebabkan iritasi.

3. Rasa : Membakar.

4. Manis Berat Molekul : 119,38 g/mol.

5. Warna : Tidak berwarna.

6. Jernih Titik didih : 61°C (141.8°F).

7. Titik leleh : -63.5°C (-82.3°F) .

8. Suhu kritis : 263.33°C (506°F).

9. Gravitas spesifik : 1.484 (Water = 1).

10. Tekanan udara : 21.1 kPa (@ 20°C).

11. Kerapatan udara : 4.36 (Air = 1) .

12. Koefisien destilasi air/minyak : Produk lebih larut dalam minyak;


log(minyak/air) = 2. Kelarutan : Lebih larut dalam air dingin
 Data Kestabilan dan Reaktifitas

1. Kestabilan : Produk sangat stabil .

2. Keadaan tidak stabil : Cahaya. Material non kompatibel .

3. Inkompatibilitas dengan bahan lain : Reaktif terhadap logam, alkali.

4. Korosivitas : Tidak korosif dengan adanya kaca.

5. Reaktivitias : Sensitif terhadap cahaya. Inkompatibel dengan triisopropil


fosfin, aseton, disilan, florin, basa kuat, dan logam reaktif (Aluminium,
Magnesium dalam bentuk padat), cahaya .

6. Polimerisasi : Tidak akan terjadi.

 Identifikasi Bahaya

1. Efek Kesehatan Akut : Bahaya jika terjadi kontak dengan kulit (iritasi), kontak
dengan mata (iritasi), terhirup, dan tertelan.

2. Efek Kesehatan Kronis: Efek karsinogenik ; efek mutagenik terhadap sel somatik
mamalia dan bakteri) ; pemaparan dengan prosuk dapat menyebabkan kerusakan
organ yang terpapar.

 Pertolongan Pertama

1. Kontak dengan mata : Cek dan lepas lensa kontak (jika ada). Segera basuh mata
dengan air (PANAS atau dingin) selama 15 menit.

2. Kontak dengan kulit : Segera basuh kulit dengan air. Tutupi kulit yang teriritasi
dengan emmolient. Lepas sepatu atau baju yang terkontaminasi. Cuci baju dan
sepatu sebelum dipakai ulang.

3. Kontak kulit serius : Cuci dengan sabun disinfektan dan tutupi kulit yang teriritasi
dengan krim anti bakteri.

4. Terhirup : Segera hirup udara segar. Jika tidak dapat bernafas, beri nafas buatan.
Jika sulit bernafas, beri Oksigen.
5. Terhirup serius : Segera evakuasi korban ke daerah yang aman. Longgarkan
pakaian yang ketat, seperti dasi, sabuk, atau waistband. Jika sulit bernafas, beri
Oksigen. Jika korban tidak bernafas, beri resuskitasi (upaya penyadaran) mulut-
ke-mulut.

6. PERHATIAN : Akan berbahaya jika orang yang memberi upaya penyadaran


mulut-ke-mulut saat bahan yang tertelan bersifat toksik dan korosif. Lihat
penanggulangan medis.

7. Tertelan : JANGAN melakukan vomiting (pengambilan kembali bahan yang


tertelan dalam mulut, kecuali jika dilakukan oleh personel medis. Jangan memberi
apapun melalui mulut ke orang yang tidak sadar. Jika tertelan dalam jumlah besar,
panggil dokter. Longgarkan dasi, ikat pinggang, atau waistband.

 Kebakaran dan Ledakan

1. Sifat produk : Tidak mudah terbakar.

2. Bahaya ledakan : Jika terjadi kontak dengan bubuk Alumninium, Litium,


Perklorat, Pentoksida, bis (dimetilamino) dimetilstannan, Kalium, campuran
Kalium-Natrium, Natrium (atau Natrium hidoksida atau Natrium Metoksida), dan
Metanol.

 Penanganan dan Penyimpanan

1. Penanganan : Jangan ditelan. Jangan hirup gas/spray. Pakai pakaian pelingdung.


Dalam ventilasi yang tidak mencukupi, pakai peralatan pernafasan. Jika tertelan,
segera minta pertolongan medis dan perlihatkan label atau tempat penyimpanan.
Hindari kontak dengan mata dan kulit. Jauhi dari logam, dan alkali.

2. Penyimpanan : Selalu tutup rapat tempat penyimpanan. Simpan wadah dalam


daerah dingin dan berventilasi cukup. Sensitif terhadap cahaya. Simpan dalam
wadah kedap cahaya. Wadah akan berbahaya saat sudah tidak ada lagi kloroform
(wadah kosong), karena terdapat residu (cair, uap). Ambang batas bau gas
klorofom : 250 mg/m 3 .

 Proteksi Personal/Kontrol Pemaparan


1. Kontrol teknik : Sediakan ventilasi exhaust supaya konsentrasi uap udara tetap
dibawah ambang batas. Pastikan tempat pencucian dan shower dekat dengan lokasi
kerja.

2. Proteksi personal : Basuh goggle. Jas laboratorium. Pastikan untuk memakai


respirator yang telah tersertifikasi. Sarung tangan.

3. Proteksi personal dalam kasus tumpah besar: Basuh goggle. Pakaian lengkap.
Respirator uap. Sepatu boot. Sarung tangan. Untuk menghindari produk terhirup,
gunakan peralatan pernafasan. Konsultasikan dengan spesialis sebelum menangani
produk ini.

4. Batas Pemaparan : TWA: 10 (ppm) [Australia] Penghirupan TWA: 2 (ppm) from


OSHA (PEL) [United States] Penghirupan STEL: 9.78 (mg/m3) dari penghirupan
NIOSH STEL: 2 (ppm) dari penghirupan NIOSH TWA: 9.78 (mg/m3) dari OSHA
(PEL) [United States] penghirupan. TWA: 10 (ppm) dari ACGIH (TLV) [United
States] [1999] Penghirupan TWA: 2 (ppm) [United Kingdom (UK)] penghirupan.
TWA: 9.9 (mg/m3) [United Kingdom (UK)].

 Informasi Toksikologi

1. Efek kronis : Efek karsinogenik, efek mutagenik terhadap sel somatik mamalia dan
bakteri/jamur. Dapat menyebabkan kerusakan hati, jatung, dan ginjal.

2. Efek toksik : Bahaya jika terjadi kontak dengan kulit (iritasi), tertelan, terhirup.

3. Tanda khusus efek kronis : Mempengaruhi material genetik (kemungkinan


mutagen) dan dapat menyebabkan efek reproduktif (embriotoksisitas dan
fetotoksisitas), karsinogenik (tumorigenik) dan teratogen (berdasar data hewan).

4. Tanda khusus efek toksik : Efek kesehatan akut : Kulit : menyebabkan iritasi kulit
dan terbakar. Mata : menyebabkan iritasi mata, kerusakan corneal epithelium.
Terhirup : menyebabkan iritasi system respirasi (membran mucous). Dapat
menyebabkan depresi, kelelahan, pusing, gugup, merasa berputarputar, euphoria,
kehilangan koordinasi, lemah, halusinasi, kontraksi otot, anestetik, sakit kepala
(sistem syaraf), anoreksia, dan kemungkinan koma dan kematian. Dapat
mempengaruhi ginjal, hati, dan gastrointestinal. Tertelan : menyebabkan iritasi
gastrointestinal. Dapat mempengaruhi hati, sistem urin (ginjal), rspirasi, sistem
syaraf (sama dengan gejala terhirup), dan jantung.

5. Potensial efek kronis : Terhirup : pengulangan penghirupan dapat mempengaruhi


hati (hepatitis, hepatoselular nekrosis), metabolisme (kekurangan berat badan),
respirasi (fibrosis, pneumokonoisis), sistem syaraf sentral (sama dengan gejala
terhirup akut), darah, sistem muskuloskeletal, dan ginjal. Tertelan : pengulangan
penelanan dapat mempengaruhi hati, ginjal, metabolisme (kekurangan berat badan),
sistem endokrin, dan darah (perubahan jumlah sel).

 Informasi Ekologi

1. Ekotoksisitas : Dalam air (LC50): 43.8 mg/l 96 hours [Trout].

2. Toksisitas produk biodegradasi : Produk degradasi bersifat toksik sama dengan


produk asli.

 Informasi Transport

1. Kuantitas maksimum pada area penumpang : 5 L

2. Kuantitas maksimum pada area kargo : 60 L

3. Tipe wadah : Botol

4. Berat netto unit : 0,3 pon

d. KMnO4 (Kalium permanganat) memiliki MSDS, yaitu :

 Bagian 1: Chemical Identifikasi Produk dan Perusahaan

1. Nama Produk: Potassium permanganate

2. Sinonim: Potassium Permanganate, Bioteknologi Grade

3. Nama kimia: Potassium Permanganate

4. Formula kimia: KMnO4


 Bagian 2: Sifat Fisik dan Kimia Properti

1. Fisik tampilan: Solid (padat)

2. Bau: tanpa bau.

3. Rasa: zat agak manis.

4. Molecular Weight: 158,03 g / mol

5. Warna: ungu (Dark.)

6. pH (1% soln / air): Tidak tersedia.

7. Boiling Point: Tidak tersedia.

8. Melting Point: Decomposes.

9. Temperatur kritis: Tidak tersedia.

10. Berat Jenis: 2,7 @ 15 C (Air = 1)

11. Tekanan uap: Tidak berlaku.

12. Kepadatan uap: Tidak tersedia.

13. Volatility: Tidak tersedia.

14. Ambang bau: Tidak tersedia.

15. Air / minyak DIST. Coeff.: Tidak tersedia.

16. Ionicity (dalam air): Tidak tersedia.

17. Pertebaran Properties: Lihat kelarutan dalam air, Methanol, acetone.

18. Solubility: Mudah larut dalam Methanol, acetone. Sebagian larut dalam air dingin,
air panas. Larut dalam Sulfuric Acid.

 Bagian 3: Identifikasi bahaya

Potensi Efek Kesehatan akut:


Berbahaya jika terjadi kontak kulit (yang mengganggu), dari kontak mata (yang
mengganggu), dari proses menelan, dari inhalasi. Agak berbahaya dalam kasus kontak
kulit (permeator). Korosif mungkin untuk mata dan kulit. Jumlah tergantung kerusakan
jaringan panjang pada kontak. Kontak mata dapat menyebabkan kerusakan atau corneal
(kebutaan). Kontak kulit dapat menghasilkan radang dan blistering. Inhalasi debu akan
menghasilkan iritasi ke perut usus atau saluran pernafasan, dicirikan oleh bersin dan
batuk. Over-eksposur dapat menghasilkan kerusakan paru-paru, choking, ketidaksadaran
atau kematian. Eksposur berkepanjangan dapat menyebabkan luka bakar dan kulit
ulcerations. Over-eksposur oleh inhalasi dapat menyebabkan gangguan pernafasan.
Potensi Efek Kesehatan kronis:

1. Efek yang menyebabkan kanker : Tidak tersedia.

2. Mutagenic efek: Mutagenic untuk bakteri dan / atau ragi.

3. Substansi mungkin beracun ke ginjal, hati, kulit, sistem saraf pusat (CNS).

Berulang atau terpapar lama zat yang dapat menghasilkan target kerusakan organ.
Eksposur yang diulang pada mata tingkat debu yang rendah dapat menghasilkan iritasi
mata. Diulang, kulit eksposur lokal dapat menghasilkan kulit kehancuran, atau infeksi
kulit. Diulang, inhalasi debu dapat menghasilkan berbeda-beda iritasi pernafasan paru-
paru atau kerusakan.

 Bagian 4: Tindakan Pertolongan Pertama

1. Kontak Mata:

Memeriksa dan menghapus setiap lensa kontak. Dalam kasus kontak, segera bilas
dengan banyak air di mata paling tidak 15 menit. Air dingin dapat digunakan. Segera
mendapatkan perhatian medis.

2. Kontak Kulit :

Dalam kasus terjadi kontak, segera basuh kulit dengan banyak air sedikitnya
selama 15 menit dengan mengeluarkan pakaian yang terkontaminasi dan sepatu.
Tutupi kulit yang teriritasi dengan sesuatu yang melunakkan. Air dingin mungkin
dapat digunakan. Cuci pakaian sebelum digunakan kembali. Sepatu benar-benar
bersih sebelum digunakan kembali. Dapatkan perawatan medis dengan segera.

3. Kulit Serius :

Cuci dengan sabun desinfektan dan menutupi kulit terkontaminasi dengan krim
anti-bakteri. Mencari medis dengan segera.

4. Inhalasi:

Jika terhirup, pindahkan ke udara segar. Jika tidak bernapas, berikan pernapasan
buatan. Jika sulit bernapas, berikan oksigen. Dapatkan segera perhatian medis.

5. Serius Terhirup:
Evakuasi korban ke daerah yang aman secepatnya. Longgarkan pakaian yang
ketat seperti kerah, dasi, dan ikat pinggang. Jika sulit bernapas, beri oksigen. Jika
korban tidak bernafas, lakukan pernafasan dari mulut ke mulut. Peringatan:  Ini
mungkin berbahaya bagi orang yang memberikan bantuan lewat mulut ke mulut
(resusitasi) bila bahan dihirup adalah racun, infeksi atau korosif. Cari bantuan medis
segera.

6.Tertelan:

Jangan mengusahakan muntah kecuali bila diarahkan berbuat demikian oleh


personel medis. Jangan pernah memberikan apapun melalui mulut kepada korban
yang sadar. Longgarkan pakaian yang ketat seperti kerah, dasi, dan ikat pinggang.
Dapatkan bantuan medis jika gejala muncul.

e. H2SO4 (Asam sulfat) memiliki MSDS, yaitu :

 Bagian 1. Produk Kimia

1. Nama data :Asam Sulfat

2. Nama sinonim : Oil of Vitriol, Battery Acid, Fertilizer Acid

3. Nama inggris : Sulphuric Acid


4. LKB : 001-98

5. CAS : 7664-93-9

6. Produk Nomor: C2782

7. RTECS : WS5600000

 Bagian 2. Komposisi Bahan

1. Nama Kimia : Asam sulfat

2. CAS# : 7664-93-9

3. Rumus Molekul : H2SO4

 Bagian 3. Identifikasi Bahaya

1. NFPA :

a) Kesehatan : 3

b) Reaktivitas : 0

c) Kebakaran : 2

d) Bahaya khusus : w

2. Efek jangka pendek : Penghirupan uap asam menyebabkan iritasi pada hidung dan
tenggorokan serta mengganggu paru-paru. Cairan asam dapat merusak kulit dan
menimbulkan luka yang amat sakit. Dapat menimbulkan kebutaan bila terkena mata.

3. Efek jangka panjang : Penghirupan uap asam kadar kecil dalam jangka panjang
berakibat iritasi pada hidung, tenggorokan dan paru-paru

4. Kebakaran : Tidak terbakar, tetapi asam pekat bersifat oksidator yang dapat
menimbulkan kebakaran bila kontak dengan zat organik seperti gula, selulosa dan
lain-lain. Amat reaktif dengan bubuk zat organik.

5. Reaktivitas : Mengalami penguraian bila kena panas, mengeluarkan gas SO2. Asam
encer bereaksi dengan logam menghasilkan gas hidrogen yang eksplosif bila kena
nyala atau panas. Asam sulfat bereaksi hebat dengan air.  
 Bagian 4. Tindakan Pertolongan pertama

1. Kontak Mata:

Periksa dan lepaskan jika ada lensa kontak. Dalam kasus terjadi kontak,
segera siram mata dengan banyak air sekurang-kurangnya 15 menit. Air dingin
dapat digunakan. Dapatkan perawatan medis dengan segera.

2. Kontak Kulit :

Dalam kasus terjadi kontak, segera basuh kulit dengan banyak air
sedikitnya selama 15 menit dengan mengeluarkan pakaian yang terkontaminasi
dan sepatu. Tutupi kulit yang teriritasi dengan sesuatu yang melunakkan. Air
dingin mungkin dapat digunakan. Cuci pakaian sebelum digunakan kembali.
Sepatu benar-benar bersih sebelum digunakan kembali. Dapatkan perawatan
medis dengan segera.

3. Kulit Serius :

Cuci dengan sabun desinfektan dan menutupi kulit terkontaminasi dengan


krim anti-bakteri. Mencari medis dengan segera.

4. Inhalasi:

Jika terhirup, pindahkan ke udara segar. Jika tidak bernapas, berikan


pernapasan buatan. Jika sulit bernapas, berikan oksigen. Dapatkan segera
perhatian medis.

5. Serius Terhirup:

Evakuasi korban ke daerah yang aman secepatnya. Longgarkan pakaian


yang ketat seperti kerah, dasi, dan ikat pinggang. Jika sulit bernapas, beri oksigen.
Jika korban tidak bernafas, lakukan pernafasan dari mulut ke mulut.

Peringatan:  Ini mungkin berbahaya bagi orang yang memberikan bantuan lewat
mulut ke mulut (resusitasi) bila bahan dihirup adalah racun, infeksi atau korosif.
Cari bantuan medis segera.
6. Tertelan:

Jangan mengusahakan muntah kecuali bila diarahkan berbuat demikian


oleh personel medis. Jangan pernah memberikan apapun melalui mulut kepada
korban yang sadar. Longgarkan pakaian yang ketat seperti kerah, dasi, dan ikat
pinggang. Dapatkan bantuan medis jika gejala muncul.

 Bagian 5. Tindakan penanggulangan Kebakaran

1. Oksidator kuat sehingga kontak dengan bahan yang mudah terbakar dapat
menyebabkan kebakaran.

2. Kenakan pakaian pelindung yang sesuai untuk mencegah kontak dengan kulit dan
mata.

3. Gunakan alat bantu pernapasan untuk mencegah kontak dengan produk dekomposisi
termal.

4. Kontak dengan logam dapat menghasilkan gas hidrogen yang mudah terbakar.

5. Gunakan karbon dioksida atau bahan kimia kering.

6. Segera hubungi petugas pemadam kebakaran.

 Bagian 6. Pencegahan dan Penyimpanan

1. Hindari kontak langsung dengan asam.

2. Cegah penghisapan uap atau kabut, dengan bekerja dalam almari asam atau dengan
ventilasi yang baik.

3. Pengenceran asam dilakukan dengan menambahkan asam sedikit demi sedikit ke dalam
air dan bukan sebaliknya.

4. Simpan asam dalam wadah yang kuat di tempat berventilasi dan dingin.

5. Jauhkan dari air, zat organik mudah terbakar dan logam.

6. Perhatikan kebocoran wadah

 Bagian 7. Tindakan Terhadap Tumpahan dan Kebocoran


1. Jangan sentuh tumpahan asam.

2. Netralkan tumpahan dengan larutan soda atau kapur, sebelum disiram dengan air.

3. Beri ventilasi.

4. Hati-hati terhadap tempat rendah (uap lebih berat dari udara).

5. Pakai alat pelindung diri dalam menangani tumpahan asam.

6. Menyerap tumpahan dengan bahan inert, maka tempatkan dalam wadah limbah kimia.

 Bagian 8. Alat Perlindungan Diri

1. Paru-paru : Filter penyerap asam atau respirator udara.

2. Mata : Pelindung muka.

3. Kulit         : Sarung tangan, pakaian kerja (jas lab).

 Bagian 9. Sifat Fisika dan Kimia

1. Bentuk : Cairan

2. Penampilan : Jelas berwarna - cairan berminyak

3. Bau : Tidak berbau

4. Ph : 0,3 (1N)

5. Tekanan uap : 1 mm Hg @ 145,8 C

6. Densitas : 3.38 g/cm3

7. Titik didih : 340°C

8. Pembekuan / Melting Point : 10.35°C

9. Suhu Nyala : Tidak tersedia

10. Titik Nyala : Tidak tersedia

11. Kelarutan dalam air : Tercampur penuh

12. Berat molekul : 98,0716


13. Titik lebur : 10°C

14. Viskositas : 26,7 cP (20°C)

 Bagian  10. Bahaya Lingkungan

    Penyebab asam dalam air limbah dan mengganggu kehidupan tanaman dan binatang
dalam air. Penetralan dapat dilakukan dengan soda atau air kapur sampai pH 6-9 sebelum
dibuang ke lingkungan. Residu netralisasi dapat dicampur dengan tanah atau pasir.

    Nilai Ambang Batas    : 1 mg/m3

    LD50                           : 2.14 g/kg (tikus)

    LC50                           : 510 mg/m3 (tikus)

    IDLH                          : 80 mg/m3

 Bagian 12. Pertimbangan Pembuangan

Sebelum dibuang harus dilakukan Penetralan menggunakan soda atau air kapur harus
untuk menjaga pH 6-9 sebelum dibuang ke lingkungan. Residu netralisasi dapat dicampur
dengan tanah atau pasir

Anda mungkin juga menyukai