Oleh :
Siti Fadilah
Sutarti, SE, M.Si, Ak
Kristanti Rahman, SE, M. Ak
Email:
fadilahsiti224@gmail.com
tartisofia@gmail.com
kristantirahman@stiemuhcilacap.ac.id
ABSTRACT
This study aims to determine the effect of the General Allocation Fund (DAU), Regional
Original Revenue (PAD) and Remaining Budget Financing (SILPA) on the Financial Performance of
Regional Governments. The data used in this study is the financial data of the District Government of
Central Java Province. The period used in this study is 3 (three) years, starting from 2017 to 2019.
The sampling technique used is the saturated sampling technique. The type of data used is secondary
data and the total sample used in this study is 35 regencies and cities throughout the province of
Central Java.
Keywords : General Allocation Fund (DAU), Regional Original Revenue (PAD), Remaining Budget
Financing (SILPA) and Regional Government Financial Performance
1. Pendahuluan
Perkembangan daerah di Indonesia khususnya di Provinsi Jawa Tengah semakin
pesat, seiring dengan adanya era baru dalam pelaksanaan otonomi daerah dan
desentralisasi fiskal yang menitik beratkan pada pemerintah daerah untuk meningkatkan
pelaksanaan dan pengelolaan potensi daerah. Halaskova (2016) mengemukakan bahwa
potensi-potensi yang dimiliki daerah memiliki pengaruh pada kualitas dan ruang lingkup
pelayanan kepada masyarakat. Dana Alokasi Umum (DAU) mempunyai peranan yang
penting terutama untuk mencapai efisiensi dan keadilan dalam penyediaan layanan publik
dimana semakin tinggi Dana Alokasi Umum (DAU) yang diberikan pemerintah pusat
kepada pemerintah daerah semakin tinggi pula pengawasan yang diberikan sehingga
pemerintah daerah akan meningkatkan kinerjanya yang kemudian meningkatkan Kinerja
Keuangan Pemerintah Daerah.
Pemerintah daerah mampu mencapai jumlah pendapatan daerah yang tinggi tentunya
mempunyai ketersediaan jumlah kas yang cukup untuk melakukan pembiayaan kegiatan
program kerja yang telah dianggarkan oleh pemerintah daerah yang bersangkutan, dengan
demikian Pendapatan Asli Daerah (PAD) semakin tinggi maka akan tercipta kinerja
keuangan pemerintah daerah yang baik. Setiap peningkatan Sisa Lebih Pembiayaan
Anggaran (SILPA) yang semakin tinggi dari tahun ke tahun selanjutnya memang disengaja
oleh pemerintah daerah karena dapat membuat pemerintah daerah termotivasi untuk
melakukan investasi guna meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) pada tahun
anggaran berikutnya.
2
H4
Gambar 1. Kerangka Pemikiran
3. Metode Penelitian
3.1. Populasi dan Sampel
Populasi dari penelitian ini adalah Kabupaten dan Kota Se-Provinsi Jawa
Tengah tahun 2017-2019. Dalam penelitian ini, sampel yang digunakan adalah dari
populasi itu sendiri, berjumlah 35 sampel terdiri dari Kabupaten dan Kota. Metode
pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik sampling
jenuh yaitu teknik penentuan sampel yang menjadikan semua anggota populasi
sebagai sampel.
Tabel 1. Populasi Kabupaten dan Kota Se-Provinsi Jawa Tengah
No Kabupaten dan Kota No Kabupaten dan Kota
1 Kab. Banjarnegara 18 Kab. Pekalongan
2 Kab. Banyumas 19 Kab. Pemalang
3 Kab. Batang 20 Kab. Purbalingga
4 Kab. Blora 21 Kab. Purworejo
5 Kab. Boyolali 22 Kab. Rembang
6 Kab. Brebes 23 Kab. Semarang
4
Keterangan :
PAD = Pendapatan Asli Daerah
PD = Pajak Daerah
RD = Retribusi Daerah
HPKD = Hasil Pengelolaan Kekayaan yang Dipisahkan
LPADS = Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah
c. Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran (X3)
Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran (SILPA) merupakan selisih lebih
realisasi penerimaan dan pengeluaran anggaran selama satu periode anggaran.
Penelitian ini menggunkan Log n karena data terlalu besar sehingga dijadikan
data desimal. Perhitungan rumusnya yaitu:
SILPA = Surplus/Defisit Realisasi Anggaran + Pembiayaan Neto
3.5. Metode Analisis Data
Analisis data yang dilakukan adalah analisis kuantitatif yang dinyatakan dengan
angka-angka dan perhitungannya menggunakan metode statistik. Analisis yang
digunakan dalam penelitian ini adalah pengujian asumsi klasik, analisis statistik
deskriptif, analisis regresi berganda, uji hipotesis dan koefisien determinasi.
3. Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi ada
korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu
pada periode t-1 (sebelumnya) (Ghozali, 2018:111).
Tabel 3. Hasil Uji Autokorelasi
Model R R Square Adjusted R Std. Error of Durbin-
Square the Estimate Watson
1 0,962a 0,926 0,924 3,35344 1,063
Sumber: Data yang diolah
Hasil output SPSS menunjukan bahwa nilai DW sebesar 1,063. Angka ini
lebih besar dari 1 dan lebih kecil dari 3. Secara ringkas: 1 < 1,063 < 3 karena
nilai DW berada di antara dua angka Batasan autokorelasi, kesimpulannya yaitu
tidak terjadi autokorelasi pada model regresi.
4. Uji Heteroskedastisitas
Menurut Ghozali (2018:137) uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji
apakah dalam sebuah model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual
suatu pengamatan ke pengamatan lain. Apabila varians dari residual suatu
pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut homoskedastisitas dan apabila
berbeda disebut heteroskedastisitas.
ini harusnya sama dengan nol. Yang artinya bahwa penerimaan pembiayaan harus
dapat menutup defisit anggaran yang terjadi, sehingga seluruh anggaran terserap
dengan baik dan dapat meningkatkan kinerja pemerintah daerah.
Hasil perhitungan Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran (SILPA) yaitu 0,618
yang berarti lebih besar dari taraf signifikansi 0,05 maka H0 diterima dan H3
ditolak. Sehingga dapat disimpulkan bahwa Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran
(SILPA) tidak berpengaruh terhadap Kinerja Keuangan Pemerintah Daerah.
4. Pengaruh Dana Alokasi Umum (DAU), Pendapatan Asli Daerah (PAD) dan
Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran (SILPA) secara simultan terhadap Kinerja
Keuangan Pemerintah Daerah
Berdasarkan hasil perhitungan tabel 7, diperoleh nilai sebesar 0,000 yang
berarti lebih kecil dari taraf signifikansi sebesar 0,05 maka H0 ditolak dan H4
diterima. Sehingga dapat disimpulkan bahwa Dana Alokasi Umum (DAU),
Pendapatan Asli Daerah (PAD) dan Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran (SILPA)
secara simultan berpengaruh terhadap Kinerja Keuangan Pemerintah Daerah.
Penelitian ini menunjukan bahwa Kinerja Keuangan Pemerintah Daerah
dipengaruhi oleh Umum (DAU), Pendapatan Asli Daerah (PAD) dan Sisa Lebih
Pembiayaan Anggaran (SILPA). Berdasarkan hasil koefisien determinasi
menunjukan angka 0,924, hal ini berarti bahwa variabel independent dalam
penelitian ini yaitu Dana Alokasi Umum (DAU), Pendapatan Asli Daerah (PAD)
dan Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran (SILPA) memiliki kontribusi sebesar 92,4%.
5.2. Saran
1. Bagi Instansi
Pemerintah daerah selaku yang berwenang dalam mengelola keuangan daerah
diharapkan dapat mempertahankan dan lebih meningkatkan penerimaan Pendapatan
Asli Daerah melalui intensifikasi yaitu dengan pembinaan, dan ekstensifikasi yaitu
dengan penggalian potensi, karena Pendapatan Asli Daerah (PAD) adalah penentu
kemandirian daerah.
2. Bagi Peneliti Selanjutnya
Penelitian selanjutnya diharapkan menggunakan rasio lain selain Rasio
Kemandirian Keuangan Daerah dalam mengukur Kinerja Keuangan Pemerintah
Daerah.
Refrensi
11
[1] Abdullah, Dri Asmawanti dan Febriansyah. 2015. Pengaruh Pendapatan Asli
Daerah, Dana Alokasi Umum dan Dana Alokasi Khusus terhadap Kinerja Keuangan
Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota Se-Sumatera Bagian Selatan. Jurnal Akuntansi,
Vol.3, No. 1. Universitas Bengkulu.
[2] Al-Latief, M. Abduh. 2018. Pengaruh Pendapatan Asli Daerah (PAD), Dana Alokasi
Umum(DAU), Dana Bagi Hasil (DBH) dan Fiscal Stress terhadap Kinerja
Keuangan pada Pemerintahan Kabupaten/Kota Di Wilayah Sumatera Bagian Utara.
Skripsi. Universitas Sumatera Utara.
[3] Antari, Ni Putu Gina Sukma dan Ida Bagus Panji Sedana. 2018. Pengaruh
Pendapatan Asli Daerah dan Belanja Modal terhadap Kinerja Keuangan Pemerintah
Daerah. E-Jurnal Manajemen, Vol. 7, No. 2. Universitas Udayana.
[4] Bastian, Indra, 2006. Sistem Akuntansi Sektor Publik, Edisi Pertama, Penerbit
Salemba Empat, Jakarta.
[5] Budianto dan Stanly W. Alexander. 2016. Pengaruh PAD dan Dana Perimbangan
terhadap Kinerja Keuangan Pemerintah Kabupaten/Kota Di Provinsi Sulawesi Utara.
Jurnal, Vol.4 No.4 : 2303-1174. Universitas Sam Ratulangi, Manado.
[6] Djuniar, Lis. 2018. Pengaruh Pendapatan Asli Daerah (PAD), Belanja Modal dan
Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran (SILPA) terhadap Kinerja Pemerintah Daerah
Kabupaten / Kota Provinsi Sumatera Selatan. Jurnal, Vol. 3, No. 2. Universitas
Muhammadiyah Palembang.
[7] Farida, Dessy Noor, dkk. 2019. “The Effect of Regional Original Income and
Balance Funding on Regional Government Financial Performance.” Journal of
Islamic Accounting and Finance Research. 1 (1): 25-45.
[8] Iqbal, Muhammad dan Nina Mulyani. 2016. Pengaruh Dana Bagi Hasil (DBH)
Pajak dan Belanja Operasi terhadap Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran (SILPA) di
DPPK Kabupaten Bandung. Jurnal Ilmiah Akuntansi, Vol. 7, No. 1. Universitas
Bale Bandung.
[9] Lazyra. 2016. “Analisis Rasio Keuangan Daerah dalam Menilai Kinerja Keuangan
Pemerintah Kota Medan”. Skripsi. Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara.
[10] Liantino, Wita. 2018. “Analisis Rasio Keuangan Daerah dalam Menilai Kinerja
Keuangan pada Kantor Badan Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Kekayaan
Aset Daerah (BPPKAD) Di Kota Surakarta. Skripsi. Universitas Muhammadiyah
Surakarta.
[11] Pratiwi, Tri Yuni. 2018. Pengaruh Pendapatan Asli Daerah, Dana Perimbangan dan
Belanja Modal terhadap Kinerja Keuangan Pemerintah Daerah Kabupaten dan Kota
Di Provinsi Jawa Tengah Tahun Anggaran 2012-2016. Skripsi. Universitas Negeri
Yogyakarta.
[12] Purwasih. 2017. “Pengaruh Pendapatan Asli Daerah, Dana Perimbangan dan Belanja
Modal terhadap Kinerja Keuangan Pemerintah Daerah (Studi Kasus pada
Pemerintah Daerah” Kabupaten/Kota DIY Tahun 2011— 2016). Skripsi. Universitas
PGRI Yogyakarta.
[13] Putri, Ni Kadek Novia Indrawati dan Ni Putu Ayu Darmayanti. 2019. Pengaruh
PAD dan Dana Perimbangan terhadap Kinerja Keuangan Pemerintah Daerah Di
Wilayah Sarbagita Provinsi Bali. E-Jurnal Manajemen, Vol. 8, No. 5 : 2302-8912.
Universitas Udayana Bali.
[14] Saraswati, Dwi dan Yunita Sari Rioni. 2019. Pengaruh Pendapatan Asli Daerah,
Ukuran Pemerintah Daerah, Leverage terhadap Kinerja Keuangan Pemerintah
Daerah. Jurnal Akuntansi Bisnis dan Publik, Vol. 9, No.2. Universitas Pembangunan
Panca Budi.
[15] Sartika, Novira. 2019. Analisis Rasio Keuangan Daerah untuk Menilai Kinerja
12