Anda di halaman 1dari 20

“BUKU RESUME PKKMB JURUSAN KEPERAWATAN”

Nama:Ni Putu Yuliandari Ekaputri

Prodi:Sarjana terapan

Jurusan:Keperawatan

Umur:18 tahun

Hobi:Memasak

Motto: Don’t be busy but be productive

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR

JURUSAN KEPERAWATAN

2021

1
VISI:

Menghasilkan Ners Berkualitas, Unggul dalam Keperawatan Bencana yang


Menunjang Kesehatan Pariwisata dan Berbudaya Saing Global pada Tahun 2030

MISI:

1. Menyelenggarakan pendidikan ners yang berkualitas dan unggul dalam


keperawatan bencana yang menunjang kesehatan pariwisata.

2. Mendorong peningkatan kualitas penelitian dan publikasi ilmiah dalam bidang


keperawatan.

3. Menyelenggarakan kegiatan pengabdian masyarakat di bidang kesehatan yang


menunjang kesehatan pariwisata berbasis kemitraan.

4. Menjalin kerjasama dengan berbagai institusi di dalam dam luar negeri.sat rujukan
informasi kesehatan lingkungan.

2
Struktur Kepengurusan Manajemen Jurusan Keperawatan

Foto ukuran Ketua Jurusan Kepeawatan


3x 4 Nama : Ners. I Made Sukarja,
S.Kep.Keb
NIP : 196812311992031020

Foto Penanggung Jawab Kemahasiswaan

ukuran Nama :I Ketut Labir, SST,S.Kep.Ns.


M.Kes
3x 4
NIP :196312251988021001

Foto Ketua
ukuran HMJ
Nama :Dewa Made Ardi Krisna Mukti
3x 4
NIM :P07120019004

3
Nama:Ni Putu Yuliandari Ekaputri

Prodi/Jurusan: Sarjana Terapan/Keperawatan

Hari/Tanggal: 24 Juli 2021

TTD:

Definisi

Penyakit hepatitis adalah peradangan pada hati berupa peradangan (sel) hati.
Peradangan ini ditandai dengan meningkatnya kadar enzim hati. Peningkatan ini
disebabkan adanya gangguan atau kerusakan membrane hati. Ada 2 faktor
penyebabnya yaitu faktor infeksi dan faktor non infeksi. Faktor penyebab infeksi antara
lain virus hepatitis dan bakteri. Selain karena virus hepatitis A,BC,D,E, dan G masih
banyak virus lain yang berpotensi menyebabkan hepatitis misalnya adenoviruses,
CMV, Herpes simplex, HIV, rubella, varicella dan lain-lain. Sedangkan bakteri yang
menyebabkan hepatitis antara lain misalnya bakteri Salmonella thypi, Salmonella
parathypi, tuberkolosis, leptosvera. Faktor non infeksi misalnya karena obat. Obat
tertentu dapat mengganggu fungsi hati dan menyebabkan hepatitis.

Penyebab

1. Hepatitis A
Penyebab penyakit A adalah virus Hepatitis A (HAV), merupakan virus genom
RNA termasuk famili pikornaviridae berukuran 27 nanometer dengan bentuk
partikel yang membulat (genus hepatovirus yang dikenal sebagai enterovirus 72),
beruntai tunggal dan linear dengan ukuran 7.8 kb, mempunyai simetri kubik, tidak
memiliki selubung, mempunyai 1 serotype dan 4 genotype. Virus ini bersifat
termostabil, tahan asam dan tahan terhadap empedu dan dapat bertahan hidup
dalam suhu ruangan selama lebih dari 1 bulan.

4
HAV mula-mula diidentifikasi dari tinja dan sediaan hati. Penambahan
antiserum Hepatitis A spesifik dari penderita yang hampir sembuh (konvalesen)
pada tinja penderita diawasl masa inkubasi penyakitnya, sebelum timbul
ikterus, memungkinkan pemekatan dan terlihatnya partikel virus melalui
pembentukan agregat antigen antibodi.
Asai serologic yang lebih peka, seperti asai mikrotiter imunoradiometri fase
padat dan pelekatan imun, telah memungkinkan deteksi HAV di dalam tinja,
homogenate hati, dan empedu, serta pengukuran antibodi spesifik (IgG untuk
kasus infeksi lalu dan IgM untuk kasus infeksi akut) di dalam serum.
Sifat umum dari virus Hepatitis A ini dapat ditinjau dari segi pengendalian
mikrobiologis dan resistensinya. Dicermati dari segi pengendalian secara
mikrobiologis, virus ini dapat dirusak dengan cara dimasukkan kedalam otoklaf
dengan kadar suhu 121˚C selama 20 menit, atau dengan dididihkan dalam air
selama 5 menit, bisa dengan penyinaran ultra ungu selama 1 menit pada 1,1
watt, dapat pula melalui panas kering pada suhu 180˚C selama 1 jam atau
selama 3 hari pada suhu 37 ˚C atau dengan khlorin (10 - 15 ppm selama 30
menit).
Diamati dari segi resistensinya, HAV relatif resisten dengan cara-cara
desinfeksi. Hal ini menunjukkan perlu diambil upaya pencegahan dalam
menangani penderita Hepatitis beserta produk-produk tubuhnya. Pejamu
infeksi VHA biasanya hanya terbatas pada manusia dan beberapa binatang
primata saja. Virus dapat diperbanyak secara in vitro dalam kultur sel primer
monyet kecil atau secara invivo pada simpanse.

2. Hepatitis B
Penyebab penyakit adalah virus Hepatitis B (VHB) termasuk DNA virus, famili
Hepadnavirus yang merupakan partikel bulat berukuran sangat kecil 42 nm atau
partikel Dane dengan selubung fosfolipid (HbsAg) (2,5). Virus ini merupakan
virus DNA dan sampai saat ini terdapat 8 genotip VHB yang telah

5
teridentifikasi, yaitu genotip A–H. VHB memiliki 3 jenis morfologi dan
mampu mengkode 4 jenis antigen, yaitu HBsAg, HBeAg, HBcAg, dan
HBxAg. Berdasarkan sifat imunologik protein pada HBsAg, virus dibagi atas
4 subtipe yaitu adw, adr, ayw, dan ayr yang menyebabkan perbedaan geografi
dalam penyebarannya. Subtype adw terjadi di Eropa, Amerika dan Australia.
Virus dengan subtipe ayw terjadi di Afrika Utara dan Selatan. Sedangkan
Virus dengan subtipe adw dan adr terjadi di wilayah Malaysia, Thailand,
Indonesia. Dan subtype adr terjadi di Jepang dan China.

3. Hepatitis C
Penyebab penyakit Hepatitis C adalah virus Hepatitis C (HCV) yang termasuk
famili Flaviviridea virus beramplop Epidemiologi Penyakit Hepatitis 11 yang
termasuk pada genus Hepacivirus dan merupakan virus RNA dengan untai
tunggal (RNA single strain), berbentuk linear dan berdiameter 50 nm.
Setidaknya 6 genotip HCV mayor dan lebih dari 50 subtipe VHC yang berbeda
telah ditemukan, Keberagaman ini menimbulkan konsekuensi yang berbeda –
beda, variasi dari genotip ini mempengaruhi respon HCV terhadap kombinasi
dari terapi interferon/ribavirin.

4. Hepatitis D
Penyebab Hepatitis D adalah virus Hepatitis delta (VHD) yang ditemukan pertama
kali pada tahun 1977, berukuran 35-37 nm dan mempunyai antigen internal yang
khas yaitu antigen delta. Virus ini merupakan virus RNA dengan defek, artinya
virus ini tidak mampu bereplikasi secara sempurna tanpa batuan virus lain, yaitu
virus Hepatitis B. Hal ini dikarenakan VHD tidak mampu mensintesis protein
selubungnya sendiri dan bergantung ada protein yang disintesis VHB, termasuk
HBsAg. Maka dari itu, infeksi VHD Epidemiologi Penyakit Hepatitis 12 hanya
bisa terjadi pada penderita yang juga terinfeksi

6
VHB pada saat bersamaan atau sudah terinfeksi kronik oleh VHB. Genom
VHD terdiri dari 1.700 pasangan basa yang merupakan jumlah pasangan basa
terkecil untuk virus pada hewan.

5. Hepatitis E
Penyebab Hepatitis E adalah virus Hepatitis E (VHE), sebuah virus RNA
berbentuk sferis. VHE termasuk dalam famili Hepeviridiea genus Hepevirus.
Virus ini awalnya disebut sebagai penyebab enterically transmitted non-A non-
B Hepatitis (ET-NANB). Baru pada tahun 1983 virus ini berhasil diidentifikasi
dan dinamai virus Hepatitis E.
Selain itu adapun penyebab hepatitis non-virus yang utama adalah alkohol
dan obat-obatan
JENIS-JENIS HEPATITIS

1. Hepatitis A
Hepatitis A disebabkan oleh infeksi virus hepatitis A (HAV). Hepatitis A
ditularkan melalui makanan atau minuman yang terkontaminasi feses penderita
hepatitis A yang mengandung virus hepatitis A.

2. Hepatitis B

Hepatitis B disebabkan oleh infeksi virus hepatitis B (HBV). Hepatitis B dapat


ditularkan melalui kontak langsung dengan cairan tubuh penderita
hepatitis B. Cairan tubuh yang dapat menjadi sarana penularan hepatitis B
adalah darah, cairan vagina, dan air mani.

3. Hepatitis C
Hepatitis C disebabkan oleh infeksi virus hepatitis C (HCV). Hepatitis C juga
ditularkan melalui cairan tubuh. Penularan bisa terjadi saat berhubungan
seksual tanpa kondom atau menggunakan jarum suntik bekas penderita

7
hepatitis C. Jika ibu hamil menderita hepatitis C, bayinya dapat tertular
penyakit ini saat melewati jalan lahir ketika persalinan.

4. Hepatitis D
Hepatitis D disebabkan oleh infeksi virus hepatitis D (HDV). Hepatitis D
merupakan jenis hepatitis yang jarang terjadi, tetapi bisa bersifat serius. Virus
hepatitis D tidak bisa berkembang biak di dalam tubuh manusia tanpa adanya
hepatitis B. Hepatitis D ditularkan melalui darah dan cairan tubuh lainnya.

5. Hepatitis E
Hepatitis E adalah jenis hepatitis yang cara penularannya hampir mirip dengan
HAV, yaitu melalui konsumsi air atau makanan yang terkontaminasi virus
hepatitis E (HEV). Selain itu, konsumsi daging setengah matah atau mentah,
dan transfusi darah yang terinfeksi juga bisa menjadi faktor risiko.

Gejala – Gejala dari penyakit Hepatitis

1. Hepatitis A
Hepatitis A adalah hepatitis yang disebabkan oleh infeksi virus hepatitis A.
Penularan virus hepatitis A dapat terjadi melalui makanan atau air yang
terkontaminasi virus ini atau kontak fisik langsung dengan penderita hepatitis
A.
Hepatitis A dapat menimbulkan beberapa gejala, di antaranya:

• Mudah lelah
Mual dan muntah
• Nyeri perut kanan atas
• Diare
Kulit dan bagian putih mata menguning (jaundice)
• Kehilangan selera makan

8
• Demam
Nyeri sendi

Hepatitis A adalah jenis hepatitis yang bersifat akut, artinya dapat sembuh dalam
waktu sekitar beberapa minggu. Namun, hepatitis A terkadang juga bisa
menyebabkan kerusakan hati parah atau gagal hati, meski relatif jarang terjadi,.

2. Hepatitis B
Hepatitis B adalah infeksi liver yang disebabkan oleh virus hepatitis B
(HBV). Hepatitis B bisa bersifat akut, namun bisa juga berkembang menjadi
kronis. Hepatitis B umumnya menular melalui kontak seksual yang tidak
aman (berhubungan seks tanpa kondom), transfusi darah, serta penggunaan
jarum suntik yang tidak steril. Pada kasus tertentu, hepatitis B bisa menular
dari ibu yang terinfeksi hepatitis B ke janinnya.
Gejala yang ditunjukkan hepatitis B umumnya sama dengan hepatitis A, tetapi
kadang juga disertai gejala lain, seperti:

• Sakit perut, khususnya di bagian kanan atas


• Nyeri tulang dan otot
• Kotoran berwarna keputihan

Jika tidak segera ditangani oleh dokter, hepatitis B bisa berkembang menjadi
hepatitis kronis. Kondisi ini berisiko tinggi menyebabkan terjadinya kanker hati
dan sirosis.
3. Hepatitis C
Hepatitis C disebabkan oleh infeksi virus hepatitis C (HCV). Jenis hepatitis
ini dapat menular melalui kontak darah dari penderita hepatitis C. Misalnya,

9
melalui transplantasi organ, transfusi darah, penggunaan jarum suntik, atau
berbagi barang pribadi, seperti sikat gigi dan pisau cukur, dengan penderita
hepatitis C.
Terkadang, hepatitis C tidak menunjukkan gejala-gejala yang khas. Namun,
penderita hepatitis C bisa mengalami gejala hepatitis yang mirip dengan
hepatitis A dan hepatitis B, seperti:

• Demam
• Nafsu makan menurun
• Urine berwarna gelap
• Sakit perut
• Nyeri sendi
• Penyakit kuning

Sama seperti hepatitis B, hepatitis C bisa berkembang menjadi kronis dan dapat
menyebabkan kerusakan hati permanen atau sirosis.
4. Hepatitis D
Hepatitis D adalah peradangan hati akibat infeksi virus hepatitis delta (HDV).
Hepatitis jenis ini bisa terjadi pada orang yang memiliki riwayat penyakit
hepatitis B sebelumnya atau menular bersamaan dengan infeksi virus hepatitis
B.
Penularan virus hepatitis D bisa terjadi melalui penggunaan jarum suntik,
transfusi darah, atau hubungan seksual yang tidak aman. Penyakit ini juga
berisiko terjadi pada orang yang menderita HIV atau menular dari ibu yang
menderita hepatitis D ke janinnya.
Gejala yang ditunjukkan hepatitis D sama dengan hepatitis A, B, dan C, yaitu:

• Kulit dan mata berwarna kuning


• Nyeri perut
• Mudah kelelahan
• Tidak merasa lapar

10
• Nyeri sendi
• Urine berwarna gelap

Hepatitis B yang terjadi bersamaan dengan hepatitis D bisa mengakibatkan


kerusakan hati permanen. Beberapa studi menunjukkan bahwa komplikasi
sirosis atau gagal hati akan lebih cepat terjadi apabila seseorang menderita
hepatitis B dan hepatitis D secara bersamaan.
5. Hepatitis E
Virus hepatitis E (HEV) merupakan penyebab penyakit hepatitis E. Sama
seperti penyakit hepatitis A, penularan virus hepatitis ini dapat terjadi melalui
air atau makanan yang terkontaminasi oleh virus hepatitis E. Virus ini juga bisa
menular melalui kontak langsung dengan penderita hepatitis E.
Gejala hepatitis E bisa muncul sekitar 2–6 minggu setelah virus ini menyerang
tubuh penderitanya. Gejala hepatitis E umumnya mirip dengan gejala hepatitis
jenis lainnya, yaitu demam, mudah lelah, penurunan nafsu makan, sakit perut,
urine berwarna gelap, kulit gatal-gatal, dan penyakit kuning.
6. Hepatitis akibat konsumsi alkohol
Selain karena infeksi virus, hepatitis juga bisa disebabkan oleh konsumsi
alkohol berlebihan atau berkepanjangan. Penyakit ini biasanya muncul pada
orang yang memiliki kebiasaan mengonsumsi alkohol dalam jumlah banyak
selama bertahun-tahun.
Pada tahap awal, gejala hepatitis akibat konsumsi alkohol mungkin tidak khas
atau bahkan tidak muncul. Gejala hepatitis akibat konsumsi alkohol biasanya
muncul ketika organ hati mulai rusak akibat konsumsi alkohol berlebihan.

Beberapa gejala hepatitis akibat konsumsi alkohol yang perlu diperhatikan adalah:

• Lemas
• Mata dan kulit tampak kuning
• Kurang nafsu makan
• Kotoran berwarna keputihan

11
• Penurunan berat badan
• Pembengkakan di kaki, wajah, dan perut
• Ruam disertai pelebaran pembuluh darah di kulit, misalnya pada perut dan
telapak tangan
• Sering berdarah atau memar

Hepatitis akibat konsumsi alkohol berlebihan sering kali dapat menyebabkan


kerusakan dan penimbunan jaringan lemak di hati (perlemakan hati). Pada pria, gejala
hepatitis akibat alkohol bisa menimbulkan pembesaran payudara (ginekomastia),
gangguan kesuburan, dan berkurangnya hasrat seksual.

7. Hepatitis autoimun
Pada tahap awal penyakit, penderita biasanya menunjukkan gejala umum
berupa:
• kelelahan,
• mual,
• diare,
• penurunan nafsu makan, dan
jaundice (penyakit kuning).

Gejala dapat muncul dengan tingkat keparahan ringan hingga berat. Pada
beberapa kasus, pasien tidak mengalami gejala apa pun saat bertemu dengan
dokter, kemudian gejala mulai terlihat tidak lama setelahnya.
Seiring perkembangan penyakit, penderita mungkin mengalami gejala lain
seperti:
• nyeri sendi,
• muntah-muntah,
• kulit gatal atau ruam,

12
TATA LAKSANA

1. Penatalaksanaan Hepatitis A (HA) adalah terapi suportif karena HA dianggap


self-limiting disease, karenanya tidak ada pengobatan spesifik. Yang paling
penting adalah menghindari konsumsi obat-obatan yang tidak perlu. Obat
antiemetik (metoclopramide), dan paracetamol. Pasien tidak perlu dirawat
dirumah sakit bila tidak terdapat kegagalan hati akut, atau penyakit lain yang
menyertai sehingga perlu dirujuk.
Terapi pada hepatitis A (HA) hanya bersifat suportif dan bertujuan agar
penderitaan merasa nyaman. Pasien diminta untuk istirahat di rumah dengan
tirah baring. Makanan yang diberikan haruslah memiliki nutrisi yang
berimbang. Pasien juga diminta untuk mengonsumsi cairan yang cukup agar
terhindar dari dehidrasi.
2. Penatalaksanaan Hepatitis B akut diupayakan selalu berada di ruangan yang
sejuk dan berventilasi baik. Kenakan pakaian yang longgar. Hindari mandi
dengan air panas Klorfenamin. Dewasa: 4 mg tiap 4-6 jam, maksimal 24 mg
per hari.
3. Penatalaksanaan Hepatitis C dapat dilakukan dengan pemberian antivirus
Direct Acting Antiviral (DAA) sesuai dengan genotipe virus hepatitis. Tujuan
tata laksana adalah untuk mencegah komplikasi seperti sirosis dan karsinoma
hepatoselular, serta mencegah transmisi lebih lanjut.

PENGOBATAN :

Penanganan tergantung jenis hepatitisnya. Hepatitis virus dapat diobati dengan obat
antivirus.

1. Hepatitis A
Tidak ada pengobatan khusus untuk penderita, hanya saja ada pengobatan
pendukung yang diberikan. Penderita juga diimbau untuk menjaga keseimbangan
nutrisi dalam tubuh. Untuk proses pemulihan, disarankan untuk beristirahat total
dan hidrasi yang cukup. Dengan begitu, penyakit akan sembuh

13
dengan sendirinya. Pasalnya, penyakit ini masih tergolong hepatitis yang
ringan, dan bisa sembuh sempurna tanpa gejala sisa dan tidak menyebabkan
infeksi kronik.
Sementara itu, yang perlu diingat bahaya Hepatitis A kalau dibiarkan bisa
membuat kerusakan hati akut, bahkan menyebabkan kematian.

2. Hepatitis B
Penderita hepatitis B kronis akan diberikan obat antivirus guna melawan virus,
menurunkan risiko kerusakan hati, dan mencegah komplikasi yang dapat
terjadi. Obat antivirus yang dapat diberikan untuk melawan virus hepatitis B
adalah:
• Entecavir
• Tenofovir
• Lamivudine
• Adefovir
• Telbivudine
Obat antivirus tidak dapat digunakan untuk menghilangkan infeksi hepatitis
B, tetapi hanya mencegah perkembangan virus. Oleh karena itu, penderita
hepatitis B kronis perlu melakukan kontrol secara berkala ke dokter
gastroenterologi dan hepatologi untuk melihat perkembangan penyakit,
mengevaluasi pengobatan, dan mendeteksi dini komplikasi yang mugkin
terjadi. Bila hepatitis B sudah mengakibatkan kerusakan hati hingga fungsi
organ hati terganggu secara permanen, dokter akan menyarankan penderita
untuk menjalani prosedur transplantasi hati. Prosedur transplantasi hati
dilakukan dengan mengganti organ hati yang rusak dengan organ hati sehat
yang diperoleh dari donor.

3. Hepatitis C

14
Hepatitis C tidak selalu harus diobati. Seperti yang telah dikatakan sebelumnya,
hampir 50% penderita hepatitis C akan sembuh sendiri akibat sistem kekebalan
tubuh yang baik. Begitu juga bila infeksi sudah menjadi kronis, tidak semua
hepatitis C akan mengakibatkan komplikasi. Bila diperlukan tergantung dari
kondisi pasien sendiri, pemberian beberapa jenis obat antivirus bisa diberikan
oleh dokter.

4. Hepatitis D
Hingga saat ini belum ada obat khusus untuk mengobati hepatitis D. Namun,
pengobatan dengan menggunakan injeksi interferon alpha berdosis tinggi
sebanyak 3 kali dalam seminggu yang biasanya bisa sampai berlangsung 1 – 2
tahun (tergantung perkembangan penyakitnya) dipercaya dapat menghambat
perkembangan penyakit untuk mencegah terjadinya komplikasi. Injeksi
interferon alfa sendiri bekerja dengan mengembalikan kadar normal enzim
tubuh. Obat ini juga membantu menghilangkan 70% virus delta di dalam tubuh.
Setelah dinyatakan sembuh, pengidap hepatitis D tetap diharuskan untuk rutin
menjalani program kontrol yang dijadwalkan oleh dokter. Program kontrol
yang dianjurkan biasanya sekitar 6 bulan sekali, untuk memantau
perkembangan infeksi hepatitis D, serta hepatitis B.

5. Hepatitis E
Setelah seseorang terdiagnosis hepatitis E, pengobatan pertama yang akan
dilakukan dokter adalah terapi imunosupresi. Cara pengobatan tersebut dilakukan
untuk mengurangi jumlah virus HEV dalam darah. Terapi ini disebut dapat
mengurangi hingga 30 persen virus dalam darah pengidap hepatitis E.
Namun, jika cara ini tidak berhasil mengurangi jumlah virus dalam darah, maka
pengobatan biasanya akan dilanjutkan dengan terapi antivirus. Cara yang
digunakan adalah dengan monoterapi ribavirin (600–1000 miligram dalam satu

15
hari), untuk minimal tiga bulan. Pada tahap yang lebih parah, hepatitis E
biasanya harus diobati dengan prosedur transplantasi hati.
Pengobatan dengan transplantasi hati dilakukan jika hepatitis E yang terjadi
sudah masuk ke tahap kronis. Tidak semua pengidap hepatitis akan berakhir
dengan transplantasi hati, tergantung pada kebutuhan dan tingkat keparahan
yang muncul. Pengobatan dengan transplantasi hati bisa memicu efek samping
yang signifikan dan penolakan organ pada penerima, terutama organ jantung
atau ginjal.

16
Materi yang dapat saya simpulkan dari PKKMB 23 Juli 2021 adalah:

Yang pertama ada penyampaian materi dari Bapak Ngurah Sukadarma yang membahas
materi tentang Peran Organisasi Profesi Dalam Pengembangan Karir Lulusan. Beliau
mengatakan bahwa lulusan Perawat yang lulus di Indonesia per tahun adalah kurang lebih
100.000 orang, banyak instansi yang menyelenggarakan pendidikan keperawatan yang
menambah jumlah lulusan perawat dan sering kita dengar ada lulusan Perawat yang
rela bekerja di bawah Standar kompetensi nya dan dibayar murah. Beliau juga
membahas tentang prospek kerja Perawat, yang di mana apakah terbuka lebar? Di luar
negeri maupun dalam negeri?. Selain itu Prospek kerja sangatlah luas diluar negeri
karena banyak negara yang kekurangan tenaga kesehatan seperti Perawat. Oleh karena
itu beliau berpesan agar kita selalu melihat peluang yang ada dan selalu mencoba
segala peluang yang memungkinkan Beliau juga membahas apakah peran keperawatan
sebagai profesi dan faktor apa saja yang mendukung pelayanan keperawatan menjadi
bermutu. Selain itu beliau juga menyampaikan tujuan pengembangan karir seperti
salah satunya meningkatkan moral kerja dan mengurangi kebuntutuan karir dan masih
banyak lainnya.

Yang kedua adalah materi yang disampaikan oleh bapak Made Sukarja yaitu mengenai
visi misi Ners tersebut, bagimana tahapan tahapan untuk mencapai visi tersebut visi
yang ingin dicapai tersebut yaitu dengan menerapkan global awereness yaitu kita
sebagai mahasiswa dituntut untuk bisa berbahasa Inggris agar kita sebagai tenaga
kesehatan tidak hanya bekerja di negeri sendiri tetapi bisa bekerja di negeri orang
apalagi untuk kita yang ingin merubah nasib. Beliau juga menyampaikan kurikulum
program pendidikan ners, Cuti akademik, Dan kalender pendidikan di Poltekes
kemenkes Denpasar beliau juga memberikan contoh bagaimana cara menggunakan
Web di Poltekes yang dimana ditujukan agar kita sebagai mahasiswa baru tidak
kebingungan saat mengakses Web tersebut.

Yang ketiga adalah penyampaian materi yang sampaikan oleh ketua HMJ keperawatan

yaitu mengenai tour kampus Jurusan keperawatan Poltekes kemenkes Denpasar.

Disampaikan juga mengenal apa itu organisasi HMJ , Bagaimana susunan organisasi
tersebut, apa peran organisasi tersebut?,dan yang terakhir menyampaikan bagaimana

17
kita agar bisa menjadi mahasiswa yang aktif dalam setiap event yang dilaksanakan di
Poltekes Kemenkes Denpasar. Sekian Resum materi yang dapat saya sampaikan saya

mohon maaf bila ada salah dalam penyampaian di resume ini terima kasih untuk
mbok bli yang sudah membimbing saya selama mengiikuti PKKMB.

18
Lembar Pengesahan

Penanggung Jawab, Ketua Panitia,

TTD TTD
Adhe Irma Anantaliana Devi I Putu Wira Pradnyana Putra
NIM : P0712012027 NIM : P0712022009

Ketua HMJ Keperawatan

Politeknik Kesehatan Denpasar

TTD
Dewa Made Ardi Krisna Mukti
NIM : P07120019004

19
20

Anda mungkin juga menyukai