Anda di halaman 1dari 20

TUGAS KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH 1

TUGAS LABOR

DOSEN PENGAMPU :

Ns. Melti Surya, M.Kep

DI SUSUN OLEH :

Lara Susila Putri

1914201069

PROGRAM STUDY S-1 ILMU KEPERAWATAN

STIKES ALIFAH PADANG

TP.2020/2021
1. Nebulasi atau Terapi Inhalasi

a. Defenisi
Pemberian inhalasi uap dengan obat atau tanpa obat menggunakan nebulator.
b. Tujuan
1) Mengencerkan sekret agar mudah dikeluarkan
2)  Melonggarkan jalan nafas
3) Selaput lendir pada saluran nafas menjadi tetap lembab
4)  Mengobati peradangan pada saluran pernafasan bagian atas
c. Indikasi
1) Asma Bronkialial
2) Penyakit Paru Obstruksi Kronik
3)  Sindroma Obstruksi Post TB
4) Mengeluarkan dahak
d. Kontraindikasi
1) Hipertensi
2) Takikardia
3) Riwayat alergi
4) Trakeostomi
5) Fraktur di daerah hidung, maxilla, palatum oris
6) Kontraindikasi dari obat yang digunakan untuk nebulisasi
e. Prinsip Pemasangan
Prinsip pemasangan terapi inhalasi nebulizer yaitu steril

f. Fase Pra-Interaksi
1) Identifikasi kebutuhan klien sebelum nebulasi
2) Mencuci tangan
3) Menyiapkan alat :
a) Set nebulizer
b) Obat bronkodilator
c) Bengkok 1 buah
d) Tissue
e) Spuit 5 cc
f) Aquades
g. Fase Orientasi
1) Memberikan salam dan sapa nama pasien
2) Menjelaskan tujuan dan prosedur pelaksanaan
3) Menanyakan persetujuan atau kesiapan pasien
h. Fase Kerja
1) Menjaga privacy pasien
2) Mengatur pasien dalam posisi duduk
3) Menempatkan meja/troly di depan pasien yang berisi set nebulizer
4) Mengisi nebulizer dengan aquades sesuai takaran
5) Memastikan alat dapat berfungsi dengan baik
6) Memasukkan obat sesuai dosis
7) Memasang masker pada pasien
8) Menghidupkan nebulizer dan meminta pasien nafas dalam sampai obat
habis
9) Bersihkan mulut dan hidung dengan tissue
i. Fase Terminasi
1) Melakukan evaluasi tindakan
2) Berpamitan dengan pasien atau keluarga
3) Membereskan alat
4) Mencuci tangan
j. Fase Dokumentasi
Mencatat kegiatan dalam lembar catatan keperawatan

Daftar Pustaka :
http://spo-keperawatan.blogspot.com/2016/05/spo-pemberian-obat-inhalasi-
dengan.html

2. Teknik Fisioterapi Dada

a. Defenisi
Tindakan untuk melepas sekret dari saluran nafas bagian bawah
b. Tujuan
1) Membebaskan jalan nafas dari akumulasi secret
2) Mengurangi sesak nafas akibat akumulasi secre
c. Indikasi
Indikasi fisioterapi dadaterdapat penumpukan sekret pada saluran napas yang
dibuktikan dengan pengkajian fisik, X Ray, dan data klinis, Sulit
mengeluarkan atau membatukkan sekresi yang terdapat pada saluran
pernapasan.
d. Kontraindikasi
Kontraindikasi fisioterapi dada ada yang bersifat mutlak seperti kegagalan
jantung, status asmatikus, renjatan dan perdarahan masif, sedangkan
kontraindikasi relatif seperti infeksi paru berat, patah tulang iga atau luka baru
bekas operasi, tumor paru dengan kemungkinan adanya keganasan serta
adanya kejang rangsang.
e. Prinsip Pelaksanaan.
Dalam melakukan fisioterapi dada prinsip pelaksanaan yang dilakukan yaitu
bersih.
f. Fase Pra-Interaksi
1) Mengecek program terapi
2) Mencuci tangan
3) Menyiapkan alat :
a) Kertas tissue
b) Bengkok
c) Perlak pengalas
d) Sputum pot berisi desinfektan
e) Air minum hanga

g. Fase Orientasi
1) Memberi salam kepada pasien dan sapa nama pasien
2)  Menjelaskan tujuan dan prosedur pelaksanaan
3) Menanyakan persetujuan atau kesiapan pasien
h. Fase Kerja
1) Menjaga privacy pasien
2)  Mengatur posisi sesuai daerah gangguan paru
3) Memasang perlak pengalas dan bengkok (di pangkuan pasien bila
duduk atau di dekat mulut bila tidur miring.
4) Melakukan clapping dengan cara tangan perawat menepuk nepuk
punggung pasien secara bergantian
5) Menganjurkan pasien insfirasi dalam, tahan sebentar, kedua tangan
perawat di punggung pasien
6)  Meminta pasien untuk melakukan ekspirasi pada saat yang bersamaan
tangan perawat melakkan vibrasi
7) Meminta pasien untuk menarik nafas, menahan nafas, dan
membatukkan dengan kuat
8) Menampung lendir dalam sputum pot
9) Melakukan auskultasi paru
10) Menunjukkan sikap hati-hati dan memperhatikan respon pasien
i. Fase Terminasi
1) Melakukan evaluasi tindakan
2)  Berpamitan dengan klien
3) Membersihkan alat
4) Mencuci tangan

j. Fase Dokumentasi
Mencatat dalam lembar catatan keperawatan

Daftar Pustaka :;
http://annangdsz.blogspot.com/2018/04/sop-fisioterapi-dada.html

3. Tehnik Postural Drainase

a. Defisini
Postural drainage adalah tindakan keperawatan untuk melepaskan sekresi dari
berbagai segmen paru dengan menggunakan pengaruh gravitasi.
Area yang dipilih untuk didrainase berdasarkan pada :
1) Pengetahuan akan kondisi klien dan proses penyakitnya
2) Pemeriksaan fisik dada
3)  Hasil pemeriksaan rontgen dada
b. Tujuan
1) Mempercepat pengeluaran sekret
2) Mencegah terkumpulnya sekret pada saluran nafas
3) Mencegah terjadi ateletaksis
c. Indikasi
1) Pasien tirah baring lama
2)  Pasien dengan peningkatan produksi sputum
3)  Fibrosis kistik
4) Bronkietaksis
5) Atelektasis
6) Pneumonia
d. Kontraindikasi
1) Tension pnemothoraks
2) Hemoptisis
3) Gangguan kardiovaskular (hipertensi, hipotensi, infark miokard,
aritmia)
4)  Tekanan intrakranial yang meningkat
5) Cedera kepala dan leher
6)  Emfisema
7)  Fistula bronkopleura
8) Tumor paru
9) Tuberkulosis
10) Osteoporosis
11) . Edem paru
12) Efusi pleura luas
13)  Kondisi dimana dada sangat nyeri
e. Prinsip Pelaksanaan
prinsip pelaksanaannya yaitu bersih
f. Fase Pra-Interaksi
1) Mengecek program terapi
2) Mencuci tangan
3) Menyiapkan alat :
a) Bantal
b)  Ranjang yang dapat mengatur posisi klien
c)  Tisue
d) Handscon bersih
e)  Segelas air hangat
f) Pot sputum dengan desinfektan
g. Fase Orientasi
1) Memberi salam kepada pasien dan sapa nama pasien
2) Menjelaskan tujuan dan prosedur pelaksanaan
3) Menanyakan persetujuan atau kesiapan pasien
h. Fase Kerja
1) Mencuci tangan
2) Memasang masker dan sarung tangan bersih
3) Menutup sampiran, menjaga privacy klien
4) Pilih area tersumbat yang akan di drainage berdasarkan pengkajian
semua bidang paru, data klinis dan gambar photo dada
5) Baringkan klien dalam posisi untuk mendrainage area yang tersumbat.
Bantu klien untuk memilih posisi sesuai kebutuhan dan ajarkan klien
memposisikan postur lengan dan posisi kaki yang tepat. Letakan bantal
untuk menyangga dan kenyamanan. Minta klien mempertahankan
posisi selama 10-15 menit
6) Selama posisi lakukan perkusi dan vibrasi dada di area yang didrainage
7) Berikan tisue untuk membersihkan sputum yang keluar
8) Setelah posisi pertama, minta klien duduk napas dalam dan batuk
effektif. Tampung sekret dalam pot sputum
9) Minta klien untuk istirahat sebentar dan minum sedikit
10) Ulangi langakah Setiap tindakan tidak lebih dari 20-30 menit  pada
bidang paru lain yang terjadi bendungan
i. Fase Terminasi
1) Melakukan evaluasi tindakan
2)  Berpamitan dengan klien
3) Membersihkan alat
4) Mencuci tangan
j. Fase Dokumentasi
Mencatat dalam lembar catatan keperawatan

Daftar Pustaka :
http://uzanxesta.blogspot.com/2015/08/sop-postural-drainage.html
4. Prosedur Suction

a.Defenisi
Suction adalah melakukan tindakan penghisapan lendir dijalan nafas.
b.Tujuan
1) Mengeluarkan secret atau cairan pada jalan nafas
2) Melancarkan jalan nafas
c. Indikasi
Indikasi dilakukannya suction meliputi adanya batuk, sekret di jalan napas,
distres pernapasan, auskultasi terdengar ronchi, peningkatan tekanan puncak
pernapasan pada ventilator dan penurunan saturasi oksigen (Urden. LD, 2012).
Untuk klien yang menggunakan ventilator mekanis, jika pola gigi gergaji
(sawtooth pattern) yang dapat dilihat pada monitor dan atau terdapat suara
pernapasan atas trakea hasil berarti menunjukkan bahwa adanya sekresi
tertahan. Adanya peningkatan tekanan puncak inspirasi selama volume control
ventilasi mekanik atau penurunan tidal volume selama ventilasi pressure-
control, penurunan saturasi oksigen dan atau nilai analisa gas darah, sekresi
yang kelihatan pada jalan napas, ketidakmampuan klien untuk menghasilkan
batuk spontan yang efektif, distress pernapasan akut, aspirasi lambung atau
sekresi jalan napas bagian atas (Overend, TJ et al, 2009 ;AARC., 2010).
d.Kontraindikasi
Kontraindikasi dilakukannya suction adalah pada klien dengan peningkatan
tekanan intrakranial karena akan mempengaruhi/ meningkatkan tekanan
intrakranial, tekanan darah, dan denyut jantung secara signifikan (Ugras et al.,
2012).
e. Prinsip Pelaksanaan
Prinsip pelaksanaan suction yaitu streril dan bersih
f. Fase Pra-Interaksi
1) Mengecek program terapi
2) Mencuci tangan
3) Menyiapkan alat :
a) Bak instrument berisi: pinset anatomis 2, kassa secukupnya
b) NaCl atau air matang
c)  Perlak dan pengalas
d) Kanul sucton
e) Mesin suction
f)  Kertas suction
g.Fase Orientasi
1) Memberikan salam kepada pasien dan sapa nama pasien
2) Menjelaskan tujuan dan prosedur pelaksanaan
3) Menanyakan persetujuan atau kesiapan pasien
h.Fase Kerja
1) Membeikan posisi yang nyaman pada pasien  kepala sedikit ekstensi
2) Memberikan oksigen 2-5 menit
3) Meletakan pengalas dibawah dagu pasien
4) Memakai sarung tangan
5) Menghidupkan mesin, mengecek tekanan dan botol penampung
6) Masukan kanul section dengan hati-hati (hidung: ±5cm, mulut ±10 cm)
7) Menghisap lendir dengan menutuplubang kanul menarik keluar secara
perlahan sambil memutar (±5 detik bagi anak-anak, ±10 detik bagi
dewasa)
8) Membilas kanul dengan NaCl, berikan kesempatan pasien bernafas
9) Mengulangi prosedur tersebut 3-5 kalli suctioning
10)  Mengobservsai keadaan umum pasien dan status pernapasannya
11) Mengobservasi secret tentang warna, bau, dan volumeny
i. Tahap terminasi
1) Mengevaluasi tindakan
2) Merapikan pasien dan lingkungan
3) Berpamitan dengan pasien
4)  Membereskan alat
5) Mencuci tangan
j. Tahap Dokumentasi
  Mencatat kegiatan dalam lembar catatan keperawatan

Daftar Pustaka :
http://annangdsz.blogspot.com/2018/04/sop-suction.html

5. Perawatan WSD

a.Defenisi
Water Seal Drainage ( WSD ) merupakan tindakan yang dilakukan untuk
mengeluarkan udara, cairan berupa darah atau pus dari rongga pleura , rongga
thorax, dan mediastinum dengan menggunakan pipa penghubung untuk
mempertahankan tekanan negatif rongga tersebut.
b.Tujuan
1) Mengeluarkan cairan atau darah, udara dari rongga pleura dan rongga
thorax.
2) Mengembalikan tekanan negatif pada rongga pleura.
3) Mengembangkan kembali paru yang kolaps.
4) Mencegah udara masuk kembali ke rongga pleura ( refluks drainage )
yang dapat menyebabkan pneumothoraks.
5) Mengalirkan udara atau cairan dari rongga pleura untuk
mempertahankan tekanan negatif rongga tersebut.

c. Indikasi
1) Pneumothoraks
2) Hemothoraks
3) Thorakotomi
4) Efusi Pleura
5) Emfiema
d.Kontraindikasi
1) Infeksi pada tempat pemasangan.
2) Gangguan pembekuan darah yang tidak terkontrol
e. Prinsip Pelaksanaan
Prinsip pelaksanaan yaitu, steril dan bersih
f. Fase Pra-Interaksi
1) Mengecek program terapi
2) Mencuci tangan
3) Menyiapkan alat :
a) Trolly dressing
b) Botol WSD berisi larutan bethadin yang telah diencerkan
dengan NaCl 0,9% dan ujung selang terendam sepanjang 2 cm.
c) Kasa steril dalam tromol.
d) Pinset
e) Korentang
f) Plester
g) Gunting
h) Alkohol 70%
i) Bethadin 10%
j) Handscoon steril
k) Bengkok
g.Fase Orientasi
1) Memberikan salam kepada pasien dan sapa nama pasien
2) Menjelaskan tujuan dan prosedur pelaksanaan
3) Menanyakan persetujuan atau kesiapan pasien
h.Fase Kerja
1) Persiapan Pasien dan Lingkungan
2) Jelaskan pada pasien dan keluarga tentang tindakan yang akan
dilakukan.
3) Pasang sampiran di sekeliling tempat tidur.
4) Bebaskan pakaian pasien bagian atas.
5) Atur posisi setengah duduk atau sesuai kemampuan pasien.
6) Pelaksanaan Perawatan WSD
7) Cuci tangan lalu gunakan handscoon.
8) Buka set bedah minor steril.
9) Buka balutan dengan menggunakan pinset secara hati-hati, balutan
kotor dimasukkan ke dalam bengkok.
10) Disinfeksi luka dan selang dengan bethadin 10% kemudian dengan
alkohol 70%. Tutup luka dengan kassa steril yang sudah dipotong
tengahnya kemudian diplester.
11) Klem selang WSD
12) Lepaskan sambungan antara selang WSD dengan selang botol.
13) Bersihkan ujung selang WSD dengan alkohol 70%, kemudian
hubungkan dengan selang penyambung botol WSD yang baru.
14) Buka klem selang WSD.
15) Anjurkan pasien untuk menarik napas dalam dan bimbing pasien cara
batuk efektif.
i. Fase Terminasi
1) Mengevaluasi tindakan, Latih dan ajurkan pasien untuk secara rutin 2-
3 kali sehari melakukan latihan gerak pada persendian bahu daerah
pemasangan WSD.
2) Merapikan pasien dan lingkungan
3) Berpamitan dengan pasien
4)  Membereskan alat
5) Mencuci tangan
j. Fase Dokumentasi
Catat waktu perawatan WSD yang dilakukan pada pasien dan prosedur yang
telah dilakukan.

Daftar Pustaka :
https://seputarkuliahkesehatan.blogspot.com/2018/07/standar-
operasional-prosedur-sop.html

6. Terapi Oksigen

(Nasal Kanul) (simple mask)

(Reabrithing Mask) (Non Reabrithing Mask)

a.Defenisi

b. Terapi oksigen adalah


salah satu tindakan
untuk meningkatkan
c. tekanan parsial
oksigen pada inspirasi
yang dapat dilakukan
dengan
d. menggunakan nasal
kanul, simple mask, RBM
mask dan NRBM mask.
e. Terapi oksigen adalah
salah satu tindakan
untuk meningkatkan
f. tekanan parsial
oksigen pada inspirasi
yang dapat dilakukan
dengan
g. menggunakan nasal
kanul, simple mask, RBM
mask dan NRBM mask.
Pemberian oksigen merupakan salah satu terapi pemenuhan kebutuhan
dasar manusia, dimana oksigen dengan konsentrasi tinggi diberikan kepada
pasien yang membutuhkan melalui selang nasal kanul atau jenis mask
oksigen yang lainnya.

b. Tujuan
Tujuan utama dari pemberian oksigen adalah untuk memberikan suplai
oksigen yang lebih banyak sehingga kebutuhan tubuh akan oksigen dapat
terpenuhi.
c. Indikasi
1) Hipoksemia: penurunan PaO2 pada darah di bawah nilai normal.
2) Terapi jangka pendek seperti pada keracunan karbon monoksida atau
pemulihan setelah anestesi.
3) Absorbsi pneumothorax.
4) Pasien sesak napas (laju napas di atas 20 x/menit) yang saturasi
oksigennya masih normal.
d. Kontraindikasi
Kontraindikasi utama terapi oksigen dengan nasal kanul adalah jalan napas
yang tersumbat, baik akibat trauma hidung, penggunaan tampon hidung, atau
akibat infeksi/inflamasi.
e. Prinsip Pelaksanaan
Prinsip pelaksanaan terapi oksigen yaitu steril dan bersih
f. Fase Pra-Interaksi
1) Mengecek program terapi
2) Mencuci tangan
3) Menyiapkan alat :
a) Tabung oksigen ( oksigen dinding ) berisi oksigen lengkap
dengan flowmeter dan humidifier yang berisi aquades sampai
batas pengisian.
b) Nasal kanul (pemilihan alat sesuai kebutuhan).
c) Plester (jika di butuhkan).
d) Gunting plester (jika di butuhkan).
e) Cotton budd
f) Bengkok

h. Terapi oksigen adalah


salah satu tindakan
untuk meningkatkan
i. tekanan parsial
oksigen pada inspirasi
yang dapat dilakukan
dengan
j. menggunakan nasal
kanul, simple mask, RBM
mask dan NRBM mask.
k. Terapi oksigen adalah
salah satu tindakan
untuk meningkatkan
l. tekanan parsial
oksigen pada inspirasi
yang dapat dilakukan
dengan
m. menggunakan nasal
kanul, simple mask, RBM
mask dan NRBM mask.
n. Terapi oksigen adalah
salah satu tindakan
untuk meningkatkan
o. tekanan parsial
oksigen pada inspirasi
yang dapat dilakukan
dengan
p. menggunakan nasal
kanul, simple mask, RBM
mask dan NRBM mask.
g. Fase Orientasi
1) Memberikan salam kepada pasien dan sapa nama pasien
2) Menjelaskan tujuan dan prosedur pelaksanaan
3) Menanyakan persetujuan atau kesiapan pasien
h. Fase Kerja
1) Siapkan nasal kanul 1 set tabung oksigen ( oksigen central ).
2) Hubungkan nasal kanul dengan flowmeter pada tabung oksigen atau
oksigen dinding.
3) Bila hidung pasien kotor, bersihkan lubang hidung pasien dengan cotton
budd atau tissu.
4) Cek fungsi flowmeter dengan memutar pengatur konsetrasi oksigen dan
mengamati adanya gelembung udara dalam humidifier.
5) Cek aliran oksigen dengan cara mengalirkan oksigen melalui nasal kanul
kepunggung tangan perawat.
6) Pasang nasal kanul kelubang hidung pasien dengan tepat.
7) Tanyakan pada pasien, apakah aliran oksigennya terasa atau tidak.
8) Atur pengikat nasal kanul dengan benar, jangan terlalu kencang dan
jangan terlalu kendor.
9) Pastikkan nasal kanul terpasang dengan aman.
10) Atur aliran oksigen sesuai dengan program.
11) Alat-alat dikembalikan di tempat semula.
i. Fase Terminasi
1) perawat mengevaluasi Respon pasien 15 menit setelah dilakukan tindakan
2) bersihkan alat
3) mencuci tangan setelah melakukan tindakan
j. Fase Dokumentasi
1) Catat dibuku keperawatan Waktu pelaksanaan
2) Respon pasien

Daftar Pustaka :
https://dediirawandi.files.wordpress.com/2014/08/sop-oksigenasi.pdf

Anda mungkin juga menyukai