Anda di halaman 1dari 6

KEPERAWATAN ENTERPRENEURSHIP

Disusun Oleh Kelompok 2

Tiara Amelia (1914201089)


Yutria Telaumbanua (1914201096)
Defri Handika(1914201056)
M. Dendy Masbri. Y ( 1914201071 )
Lara susila putri (1914201069)
Suka bela(1914201087)
Desi Nurul Fajriati (1914201058)
Dominika saguluk(1914201059)
Elpina Roza (1914201060)

Dosen Pembimbing : Defi Yulita,S.SiT,M.Biomed


PROGRAM STUDI KEPERAWATAN
STIKES ALIFAH PADANG

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr.Wb Puji syukur saya panjatkan kepada tuhan yang maha kuasa yang telah
memberikan kesehatan dan kesempatan sehingga KEPERAWATAN ENTERPRENEURSHIP
ini dapat kami selesaikan.Terima kasih saya ucapkan kepada dosen mata kuliah keperawatan
Anak II yang selalu memberikan dukungan serta bimbingannya. Sehingga makalah ini bisa
dibuat dengan baik dan benar Tentunya makalah ini masih banyak kekurangan. Oleh karena itu,
kritik dan saran selalu saya harapkan agar menjadi pedoman dimasa yang akan datang. Akhir
kata saya ucapkan banyak terima kasih.Wassalamualaikum, Wr.Wb

Padang, September 2021

penulis
1. YUNARA NINGRUM NASUTION, SYIFA FAUZIAH DAN MANGGAR SARI YANG SUKSES DENGAN
BONEKA ANATOMI.

Latar belakang

Pendidikan dibidang kesehatan, tiga remaja yang rata-rata berusia 23 tahun ini berinisiatif membuat
bonrka anatomi yang dilengkapi dengan organ tubuh seperti layakna manusia. Tidak seperti boneka
anatomi lainnya yang sering ditemui di laboratorium, boneka anatomi buatan manggar, syifa, dan
yunara memiliki bentuk yang cantik dan bagian perutnya bisa di bedah untuk memberikan edukasi
kepada anak-anak tentang organ penting dalam tubuh manusia, seperti misaknya paru-paru, jantung,
hati, lambung, usus besar, maupun usus halus.Mengawali bisnis di usia muda ternyata memberikan
banya pelajaran dan pengalaman unik bagi tiga mahasiswi jurusan keperawatan universitas
Indonesia(UI), yakni yunara ningrum nasution, syifa fauziah, dan manggarsari. Meskipun skrang ini
mereka masih disibukan dengan tugas-tugas utama di bangku perkuliahan, namun ketiga dara cantik ini
tidak mengubur jiwa entrepreneur dalam dirinya dan mulai membuka peluang usaha yang sesuai
dengan bidang pendidikannya.

Perjalanan menuju sukses.

Berawal dari obrolan ringan di kampus keperawatan UI, manggar, syifa, dan yunara segera mewujudkan
ide segarnya dengan mencari tukang jahit yang bisa memproduksi boneka dan pakaiannya. Setelah
melewati beberapa kali uji coba, akhirnya mereka menemukan bentuk yang paling proporsional dan
menjadikan boneka tersebut sebagai sampel produksi bagi calon konsumennya..Setelah mendapatkan
respon yang cukup bagus dari orang-orang disekitarnya, mereka mulai menggandeng pabrik boneka
yang ada di kota mereka untuk memproduksi boneka anatomi secara masal.

Modal Usaha

Awalnya manggar, syifa, dan yunara memproduksi 100 buah boneka dan memakan biaya produksi
sekitar Rp.15jt. meskipun modal yang dibutuhkan tidaklah murah, namun dengan bantuan modal dan
moril dari pihak kampus, tiga sekawan ini bisa mewujudkan impian besar yang mereka miliki.Mengusung
nam “Heuphoria” sebagai merek bonekanya, ketiga mahasiswi semester akhir ini mencoba
menggabungkan dua kata utama yaitu Health(kesehatan) dan Euphoria(kesenangan) untuk mengajak
para konsumen agar bisa lebih perduli dengan kesehatan. Selain itu, dibarengi dengan visi dan misi yang
merek miliki, kehadiran Heuphoria diharapkan bisa memperkenalkan dunia kesehatan kepada
masyarakat, khususnya bagi anak-anak yang berusia dibawah 12 tahun.

Dibandrol dengan kisaran harga Rp.100.000,00-Rp.200.000,00 per boneka, sekarang ini


Hasil Usaha yang dicapai

Heuphoria bisa mengantongi omset hingga Rp.3,5jt setiap bulannya. Penjualan tersebut mereka
dapatkan dengan aktif di media online seperti jejaring social, blog, email serta menjalin kemitraan
dengan para reseller yang terbesar di beberapa kota besar seperti bandung, Yogyakarta, magelang,
kudus, Palembang, medan dan lain sebagainya.Kreativitas dan inovasi yang di ciptakan ketiga mahasiswi
keperawatan tersebut, kini tidak hanya memberikan tambahan penghasilan untuk membayar uang
kuliah, namun juga mengantarkan mereka menjadi salah satu pengusaha muda yang sukses dengan
boneka anatomi. Semoga informasi kisah pengusaha sukses yang kami angkat pada pekan ini bisa
memberikan sedikit manfaat bagi para pembaca dan menginspirasi seluruh mahasiswa di Indonesia
untuk tidak takut dalam berkarya. Maju terus bisnis mahasiswa dan salam sukses.

Berawal dari iseng untuk membuat racikan minuman yang terbuat dari teh dan susu fermentasi,
Pelajar 18 tahun ini berhasil mengembangkan Teh Kempot sebagai brand yang laris di pasaran.
Minumannya disukai banyak orang, hingga membuatnya memiliki 10 outlet sendiri dan 17 outlet
yang dikelola oleh mitranya.

Teh yang dijual dengan harga Rp2.000- Rp2.500 per kemasan 250 ml ini membuka peluang
kemitraan dengan modal awal sebesar Rp3,5 juta. Dengan jumlah uang tersebut, mitranya akan
mendapatkan 1 paket booth (gerobak), alat masak dan 100 cup (gelas kemasan) pertama.

Sebelum menekuni bisnis ini, Victor telah lebih dulu memulai usahanya di bisnis bakso, saat ini
outlet baksonya sudah ada lima dan berencana untuk menambah 5 outlet baru lagi. Meski
keluarga dan orangtuanya bertugas di kepolisian, namun pemuda ini tetap yakin untuk meraih
kesuksesan lewat jalur bisnis yang digelutinya.

2.Syaifoel Hardy, Perawat yang tak hanya sukses dalam karir.

Latar belakang

Karir keperawatan beliau berawal dari nol, dari seorang lulusan SPK sampai melanglang buana
ke luar negeri UEA, Kuwait, Qatar untuk menjadi perawat. Beliau bukan perawat yang biasa-
biasa saja, beliau adalah perawat yang luar biasa. Beliau tidak hanya berkutat dalam dunia
keperawatan saja. Melalui kepiawaiannya mengolah kata dan bahasa beliau tebarkan tulisan-
tulisan yang memotivasi dunia keperawatan. Dari tulisan - tulisan beliau yang dituangkan
melalui media sosial, buku-bukunya kita bisa membaca aliran motivasi yang luar biasa. Motivasi
yang beliau berikan untuk membangkitkan dirinya dan orang-orang di lingkungan sekitarnya.

Syaifoel Hardy, MN adalah sosok perawat inspiratif asal Indonesia yang punya segudang
prestasi baik nasional maupun Internasional.
Mengawali karirnya dari nol alias sebagai perawat biasa kini beliau justru telah memberi
inspirasi yang bermanfaat kepada puluhan ribu masyarakat Indonesia, kuhususnya para
perawat.

Melalui lembaga yang Ia didirkan yaitu Indonesian Nursing Trainers (INT) Syaifoel Hardy telah
memberikan pelatihan kepada ribuan calon perawat agar siap tempur menjadi perawat yag
profesional dan kreatif.

Gak Cuma lewat lembaga, beliau juga banyak memberikan inspirasi lewat buku – buku yang Ia
tulis, seperti Enjoying Nursing, From Qatar To Indonesia dan masih banyak karya tulis beliau
yang lainnya.

Kerja keras memang gak pernah menghkianati hasil. Seberapa keras perjuangan kita, maka kita
juga akan mendapatkan hasil yang setimpal. Kira – kira seperti itulah yang dilakukan oleh tokoh
– tokoh dunia kesehatan yang sangat menginspirasi ini.

Mereka berjuang bukan semata – mata hanya karena materi, tapi karena niat tulus untuk
memberikan manfaat sebanyak – banyaknya kepada orang yang ada di sekitarnya. Sangat
wajar bila mereka mendapatkan penghargaan yang berlimpah.

Kamu yang berprofesi sebagai tenaga kesehatan harus bangga, karena pada faktanya sewaktu
kecil banyak yang bermimpi ingin menjadi seorang dokter, perawat, bidan dan tenaga kesehatan
lainnya tapi kenyataannya hanya sedikit yang bisa sampai ke impian tersebut.

Menjadi penulis dan memotivasi diri selalu semangat menulis mungkin hal yang biasa. Namun
yang dilakukan beliau tidak hanya untuk dirinya. Dengan mendirikan Indonesian Nursing
Trainers (INT) sebuah grup yang mempunyai anggota sampai saat ini berjumlah 20.643 yang
tersebar di seantero jagad beliau mengajak, mengajarkan, memotivasi bagaimana menjadi
perawat yang tidak biasa. merubah diri menjadi orang yang luar biasa. Beberapa karya buku-
buku beliau yang juga ditulis bersama dengan teman -teman di INT adalah Enjoy Nursing,
Nursing : The Sleeping Giant, Diaspora Nursing Indonesia The Poor Litle Rich, From Qatar To
Indonesia dan lain-lain.

Saat ini beliau kegiatan yang beliau lakukan setelah kembali ke tanah air dari pengabdian
keperawatan di luar negeri adalah memberikan motivasi dan pelatihan kepada perawat di
Indonesia agar bisa mendunia. Melalui pelatihan-pelatihan yang diberikan beliau berharap
perawat di Indonesia bisa sukses menapak dunia keperawatan di belahan dunia manapun.
Dengan salah satu slogannya "MORE THAN JUST NURSING" perawat di Indonesia diharapkan
mempunyai nilai lebih, lebih dari sekedar perawat.
Beberapa penghargaan yang pernah beliau terima adalah Diaspora Award Winner, Los Angeles,
2012, Life Achievement Award, PPNI Qatar 2012, Al Hasbah Award, Qatar Petroleum 2012 dan
lain-lain. Rasa-rasanya tidak cukup kata dan kalimat untuk menuangkan cerita hidup beliau,
pembaca bisa lebih banyak mengenalnya melalui tulisan-tulisannya pada grup Indonesia
Nursing Trainers ataupun melalui media sosial miliknya.

Anda mungkin juga menyukai