DI SUSUN OLEH
NIM :P07120319039
KEMENTERIAN KESEHATAN RI
Puji syukur saya panjatkan kehadirat tuhan yang maha kuasa, karena atas berkat dan rahmatnya saya
sebagai penulis telah selesai dalam pembuatan makalah ini, yang berjudul sejarah penyelaman, sejarah
terapi oksigen hiperbarik dan perkembangan penyelaman dan hiperbarik di Indonesia.
Adapun dalam proses pembuatan Makalah ini, masih jauh dari kata sempurna.
Maka dari itu saya sebagai penulis makalah ini, bertanggung jawab penuh dalam makalah ini. Jika ada
kesalahan kalimat atau pengurangan dalam Materi, saya harap para pembaca dapat memberikan Ide
serta gagasanya untuk menyempurnakan Makalah ini, saya Tau makalah ini jauh dari kata sempurna.
Demikian makalah Ini saya buat, atas perhatiannya saya ucapkan Terimakasih.
Hormat penulis
Astri Ifany
Daftar isi
Kata pengantar
Daftar isi
Bab I Pendahuluan
a. Latar belakang
b. Rumusan Masalah
c. Tujuan penulisan
Bab II Pembahasan
Sejarah penyelaman, sejarah Terapi oksigen hiperbarik dan perkembangan penyelaman dan
hiperbarik di Indonesia
Daftar Pustaka
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Menyelam adalah kegiatan yang dilakukan dibawah permukaan air untuk tujuan tertentu seperti
penyelaman ilmiah, penyelaman komersil, penyelaman olahraga, maupun penyelaman yang sifatnya
untuk pertahanan dan keamanan suatu negara. Scuba diving adalah jenis menyelam bawah air yang
memerlukan peralatan set scuba untuk bernapas di bawah air. Ini mungkin dilakukan untuk rekreasi,
tujuan industri atau komersial. Penyelam scuba membawa gas pernapasan mereka sendiri dalam tangki.
Klub selam Anemon termasuk kedalam tujuan penyelaman yang bersifat ilmiah. Oleh karena itu, dalam
melakukan penyelaman klub selam Anemon membutuhkan set scuba agar dapat menampung oksigen
ke dalam tangki sehingga dapat lebih lama ketika di dalam air untuk bernafas dan melakukan tujuan
penyelaman ilmiah tersebut. Menyelam adalah kegiatan yang berisiko tinggi, terlebih-lebih bila
penyelaman itu dilakukan seorang diri. Bila terjadi suatu keadaan darurat yang membahayakan
keselamatan jiwa dan raga, tidak akan ada orang yang mengetahui dan membantu kesulitan tersebut.
Oleh karena itu dunia penyelaman menganut dan mempraktekan prinsip penyelaman yang mengatakan
never dive alone.
B. Rumusan Masalah
Sejarah penyelaman, sejarah terapi oksigen hiperbarik dan perkembangan penyelaman dan
hiperbarik di Indonesia
C. Tujuan Penulisan
Bertujuan Untuk mengetahui lebih dalam mengenai sejarah penyelaman serta menjadi nilai penunjang
antara mahasiswa untuk membantu dalam proses perkuliahan kedepanya.
BAB II
PEMBAHASAN
1. Sejarah Penyelaman
Menyelam adalah kegiatan yang dilakukan di bawah permukaan air dengan atau tanpa
menggunakan peralatan untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Menyelam, sebagai suatu profesi,
sudah dikenal lebih dari 5000 tahun lalu. Penyelam zaman dulu mungkin tidak bisa mencapai
kedalaman lebih dari 100 feet. Biasanya kegiatan ini dilakukan untuk mengambil kerang dan
mutiara. Pada abad pertama sebelum masehi khususnya di Mediterania barat, para penyelam sudah
terorganisir dan pembayarannya sudah diatur hukum. Peralatan selam yang dikembangkan John
Deane, Agustus Siebe memang memberikan penyelam waktu yang lama dalam air tetapi
mobilitasnya sangat kurang. Para penemu mencari metode lain tanpa menurunkan tingkat bahaya.
Solusi terbaik adalah menyediakan suatu alat suplai udara yang dapat dibawa. Pada awalnya tidak
berhasil karena terbatasnya kapasitas pompa udara untuk menyimpan udara dalam tekanan tinggi.
Setelah hal ini dapat diatasi, maka udara dapat disimpan didalam suatu tempat tabung dalam
tekanan tinggi sehingga menyediakan suplai udara yang cukup lama. Penyelam zaman dahulu hanya
memikirkan bahwa panjangnya pipa udara sangat penting dalam penyelaman. Banyak design yang
memakai pipa panjang yang fleksibel dengan bagian atas mengapung. Tentunya hal ini tidak akan
bekerja dengan baik pada kedalaman tiga feet, karena akan menyebabkan penyelam kekurangan
oksigen dan akan tenggelam. Tekanan air juga meningkat sehingga menekan pipa dan dada. Hal ini
menyebabkan design alat selam yang menggunakan pipa udara tidak praktis dan sukar dilakukan.
Sekitar tahun 1500-1800 lonceng selam telah ditemukan oleh Edmund Halley sehingga penyelam
dapat menyelam dalam hitungan jam. Lonceng selam adalah peralatan berbentuk bel dimana
dasarnya terbuka di dalam laut. Lonceng selam pertama sangat besar sehingga penyelam dapat
menyelam dalam beberapa jam. pada perkembangan lanjut, lonceng selam ini terhubungkan
dengan kabel dari permukaan. Penyelam dapat tetap didalam atau keluar lonceng sebentar sambil
menahan nafas.
Sejarah Terapi oksigen hiperbarik diperkenalkan pertama kali oleh Behnke pada tahun 1930. Saat itu
terapi oksigen hiperbarik hanya diberikan kepada para penyelam untuk menghilangkan gejala
penyakit dekompresi (Caisson’s disease) yang timbul akibat perubahan tekanan udara saat
menyelam, sehingga fasilitas terapi tersebut sebagian besar hanya dimiliki oleh beberapa rumah
sakit TNI AL dan rumah sakit yang berhubungan dengan pertambangan.
5. Menurut penyelam yang lebih akrab disapa Ronny ini, olahraga menyelam masuk ke Indonesia
melalui militer. Diving dibawa ke Indonesia oleh tentara kita sejak masa Perang Dunia II. Pada
tahun 1960-an, TNI mulai memiliki Komando Pasukan Katak dimana menyelam termasuk ke
dalam latihannya. Kemudian pada tahun 1980-an, diving mulai merambah ke lahan sport dan
rekreasi. Pada era ini kemudian lahir klub selam seperti POPAL (Persatuan Olahraga Perairan
Angkatan Laut). Diving sebagai recreational activity juga semakin populer dengan semakin
banyaknya penyelam yang terus mengeksplorasi situs-situs selam di Indonesia. Kemudian pada
periode 1980-an, training agency untuk diving dari luar negeri seperti PADI dan NAUI mulai
masuk, diikuti dengan aktifnya POSSI (Persatuan Olahraga Selam Seluruh Indonesia) sebagai
wadah olahraga selam di Indonesia. Lepas dari periode ini, diving menjadi semakin populer
dengan munculnya berbagai klub selam di sekolah-sekolah dan perguruan tinggi.
Di Indonesia sendiri, terapi oksigen hiperbarik pertama kali dimanfaatkan pada tahun 1960 oleh Lakesla
yang bekerjasama dengan RSAL Dr. Ramelan, Surabaya. Hingga saat ini fasilitas tersebut merupakan
yang terbesar di Indonesia. Adapun beberapa rumah sakit lain yang memiliki fasilitas terapi oksigen
hiperbarik adalah:
RS PT Arun, Aceh
RSAL Dr Midiyatos, Tanjung Pinang
RSAL Dr Mintohardjo, Jakarta
RS Pertamina Cilacap
RS Panti Waluyo, Solo
Lakesla TNI AL, Surabaya
RSU Sanglah, Denpasar
RS Pertamina Balikpapan
RS Gunung Wenang, Manado
RSU Makasar
RSAL Halong, Ambon
RS Petromer, Sorong
Proses terapi
Pasien akan dimasukkan ke dalam sebuah chamber bertekanan udara dua hingga tiga kali lebih tinggi
dari tekanan udara atmosfer normal sambil diberikan pernapasan oksigen murni (100%) selama satu
hingga dua jam. Selama proses
terapi pasien diperbolehkan untuk membaca, minum, atau makan untuk menghindari trauma pada
telinga akibat tingginya tekanan udara.
Manfaat
Meningkatkan konsentrasi oksigen pada seluruh jaringan tubuh, bahkan pada aliran darah yang
berkurang
Merangsang pertumbuhan pembuluh darah baru untuk meningkatkan aliran darah pada
sirkulasi yang berkurang
Mampu membunuh bakteri, terutama bakteri anaerob seperti Closteridium perfingens
(penyebab penyakit gas gangren)
Mampu menghentikan aktivitas bakteri (bakteriostatik) antara lain bakteri E. coli dan
Pseudomonas sp. yang umumnya ditemukan pada luka-luka mengganas.
Mampu menghambat produksi racun alfa toksin.
Meningkatkan viabilitas sel atau kemampuan sel untuk bertahan hidup.
Menurunkan waktu paruh karboksihemoglobin dari 5 jam menjadi 20 menit pada penyakit
keracunan gas CO
Dapat mempercepat proses penyembuhan pada pengobatan medis konvensional
Meningkatkan produksi antioksidan tubuh tertentu
Memperbaiki fungsi ereksi pada pria penderita diabetes (laporan para ahli hiperbarik di Amerika
Serikat pada tahun 1960)
Meningkatkan sensitivitas sel terhadap radiasi
menahan proses penuaan dengan cara pembentukan kolagen yang menjaga elastisitas kulit
badan menjadi lebih segar, badan tidak mudah lelah, gairah hidup meningkat, tidur lebih enak
dan pulas
Dengan berbagai mekanisme tersebut, terapi hiperbarik dapat digunakan sebagai terapi kondisi akut
hingga penyakit degeneratif kronis seperti arteriosklerosis, stroke, penyakit pembuluh darah perifer,
ulkus diabetik, serebral palsy, trauma otak, sklerosis multiple,dsb.
Hal-hal yang perlu diperhatikan sebelum menjalani terapi oksigen hiperbarik adalah:
Sebelum menjalani terapi, pasien akan dievaluasi untuk memastikan tidak adanya kontraindikasi
dilakukannya terapi oksigen hiperbarik, seperti kanker, pneumothoraks, sedang flu atau demam,
penderita sinusitis, asma, infeksi saluran pernapasan atas yang sedang akut, dan ibu hamil
trimester pertama.
Pasien harus memberitahu obat-obatan yang sedang mereka konsumsi, mengingat terdapat
obat-obatan tertentu yang dapat menyebabkan keracunan oksigen, misalnya obat-obatan jenis
steroid, dan obat kemoterapi
Pasien akan dimasukkan ke dalam ruangan menyerupai kapal selam yang berukuran kecil
selama 2 jam, sehingga penting sekali untuk memastikan pasien tidak memiliki fobia terhadap
ruangan sempit.
Saat merasa tidak kuat, pasien dapat memberitahukan petugas yang ikut masuk ke dalam
ruangan hiperbarik.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
seorang penyelam sebaiknya belajar lebih jauh tentang pelestarian lingkungan hidup, khususnya di
laut. Para penyelam adalah garis depan pertahanan kelestarian alam lingkungan laut. Banyak hal
yang dapat dilakukan untuk mempertahankan kelestarian ekosistem laut. Mulai dari tidak
membuang sampah di laut, tidak menyentuh apalagi mengambil biota laut, hingga berhati-hati
dalam mengayunkan fin agar tidak berpotensi merusak terumbu karang.
Saran
Adapun saran saya sebagai penulis, Makalah Ini jauh dari kata sempurna.
Maka saya sebagai penulis berharap untuk diberikan masukan yang membangun untuk kelancaran
makalah ini, khususnya untuk para Pembaca
Daftar Pustaka