Anda di halaman 1dari 24

LAPORAN PENDAHULUAN

“ANTAL NATAL CARE (ANC)”

NOVIANA LESTARI PUTRI

105111100219

CI LAHAN CI INSTITUSI

( ) ( )

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR


FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
PRODI DII KEPERAWATAN
2020/2021

A. DEFINISI KEHAMILAN
Kehamilan merupakan suatu proses reproduksi yang berawal dari terjadinya
pertemuan dan persenyawaan antara sperma dan ovum sehingga akan terbentuk zigot
yang pada akhirnya membentuk janin. Kehamilan terjadi pada saat pertemuan ovum dan
sperma hingga masa di mana janin siap lahir, dalam perhitungan medis ± 40 minggu
(Masriroh, 2013).
Kehamilan adalah masa dimana terdapat janin di dalam rahim seorang perempuan,
masa kehamilan ini didahului oleh terjadinya pembuahan yaitu bertemunya sel sperma
laki-laki dengan sel telur yang dihasilkan oleh indung telur. (Dep Kes, 2009 : 15) .

B. PROSES KONSEPSI DAN TERBENTUKNYA PLASENTA


Setiap bulan wanita melepaskan 1 atau 2 sel telur (ovum) dari indung telur (ovulasi),
yang di tangkap oleh umbai-umbai (fimbriae) dan masuk ke dalam sel telur, waktu
persetubuhan, cairan semen tumpah ke dalam vagina dan berjuta-juta sel mani (sperma)
bergerak memasuki rongga rahim lalu masuk ke saluran telur.
Pembuahan sel telur oleh sperma biasanya terjadi di bagian yang mengembang oleh
tuba falofi. Disekitar sel telur banyak berkumpul sperma yang mengeluarkan ragi untuk
mencairkan zat-zat yang melindungi ovum. Kemudian pada tempat yang paling mudah
dimasuki, masuklah salah satu sel mani dan kemudian bersatu dengan sel telur. Peristiwa
ini disebut pembuahan (konsepsi = fertilitas).
Ovum yang telah dibuahi ini segera membelah diri sambil bergerak (oleh rambut getar
tuba), menuju ruang rahim, peristiwa ini disebut nidasi (implantasi). Dari pembuahan
sampai nidasi diperlukan waktu 6 – 7 hari. Untuk menyuplai darah ke sel-sel makanan bai
mudligah dan janin, dipersiapkan uri (plasenta) jadi dapat dikatakan bahwa untuk setiap
kehamilan harus ada ovum (sel telur), spermatozoa (sel mani), pembuahan (konsepsi
(konsepsi = fertilitas), nidasi dan plasenta,

C. TANDA-TANDA KEHAMILAN
1. Tanda-tanda pasti
a. mendengar bunyi jantung janin
b. melihat, meraba, atau mendengar pergerakan anak oleh pemeriksa
c. melihat rangka janin dengan sinar rontgent atau dengan ultrasographi

Jika ditemukan hanya salah satu dari tanda-tanda ini, maka diagnosa
kehamilan dapat dibuat dengan pasti. Sayang sekali, tanda-tanda pasti kehamilan
baru dapat diketahui pada usia kehamilan diatas empat bulan, tetapi dengan
menggunakan USG kantong kehamilan sudah nampak pada kehamilan 10 minggu
dan bunyi jantung janin sudah dapat didengar pada kehamilan 12 minggu
(Purwaningsih dkk, 2010).

2. Tanda-tanda mungkin
Tanda-tanda mungkin sudah dapat ditentukan pada kehamilan trisemester I,
tetapi dengan tanda-tanda mungkin kehamilan hanya boleh diduga. Makin banyak
tanda-tanda mungkin yang ditemukan, makin besar kemungkinan hamil.
Tanda-tanda mungkin dibagi menjadi :
a. Tanda-tanda objektif
1) Pembesaran, perubahan bentuk, dan konsistensi rahim
Pada pemeriksaan dalam dapat diraba bahwa uterus membesar dan
makin lama makin bundar bentuknya. Kadang-kadang pembesaran tidak rata
tetapi di daerah telur bernidasi lebih cepat tumbuhnya (tanda piskacek).
Konsistensi rahim dalam kehamilan juga berubah menjadi lunak,
terutama daerah isthmus uteri sedemikian lunaknya, hingga jika kita
letakkan 2 jari dalam fornix posterior dan tangan satunya pada dinding perut
di atas symphyse pubis, maka isthmus ini tidak teraba seolah-olah corpus
uteri sama sekali terpisah dari cervix (tanda hegar).
2) Perubahan pada serviks
Di luar kehamilan, konsistensi serviks keras, kerasnya seperti kita
meraba ujung hidung. Dalam kehamilan, serviks menjadi lebih lunak
selunak bibir atau ujung daun telinga.
3) Kontraksi braxton hicks
Waktu palpasi atau waktu toucher rahim yang lunak sekonyong-
konyong menjadi keras karena berkontraksi.
4) Ballottement
Pada bulan ke-4 dan ke-5 janin lebih kecil dibandingkan dengan cairan
ketuban, maka bila rahim didorong dengan sekonyong-konyong atau
digoyangkan, makan anakan akan melenting di dalam rahim.
Ballottement dapat ditentukan dengan pemeriksaan luar maupun
pemeriksaan dalam.
5) Meraba bagian anak
Dapat dilakukan jika janin sudah agak besar, hanya kadang-kadang
tumor yang padat seperti myoma, fibroma, dan lain-lain dapat menyerupai
bentuk janin.
6) .Pemeriksaan biologis
Tidak dimasukkan dalam tanda pasti karena keadaan lain dapat
menimbulkan reaksi yang positif.
7) Pembesaran perut
Setelah bulan ke-3 rahim dapat diraba dari luar dan mulai
membesarkan perut.
8) Keluarnya colostrums
9) Hyperpigmentasi
Terjadi pada kulit wajah disebut chloasma gravidarum (topeng
kehamilan), areola dan papilla mammae, linea alba (putih) menjadi linea
fusca (coklat) atau linea nigra (hitam).
10) Tanda-tanda chadwicks
Warna selaput lendir vulva dan vagina menjadi ungu.

b. Tanda-tanda subjektif
1) Adanya amenorrhoe
2) Mual dan muntah
3) Ibu merasa pergerakan anak
4) Sering kencing akibat pembesaran rahim yang menekan kandung kencing
5) Perasaan dada berisi dan agak nyeri.

D. TUMBUH KEMBANG KEHAMILAN


1. Kehamilan minggu pertama
Perhitungan usia kehamilan dimulai dari hari pertama menstruasi terakhir –
sebelum akhirnya menstruasi bisa dikatakan terlambat. Oleh karena itu, bisa
dikatakan bahwa pada minggu pertama dan kedua, sebenarnya Anda belum
mengalami kehamilan. Lalu apa yang terjadi pada minggu ini? Setelah mengalami
proses pembuahan, yaitu bertemunya telur dengan sperma, maka akan terbentuk
jaringan yang terdiri dari 100 sel yang nantinya akan menjadi cikal bakal janin.
Setelah membelah dan memperbanyak sel, calon janin atau embrio tersebut akan
menempel pada rahim, yaitu tempat tumbuh kembangnya selama kehamilan terjadi.
2. Kehamilan minggu kedua
Memasuki minggu kedua, sel yang dimiliki embrio sebanyak kurang lebih 150
sel yang membentuk tiga lapisan, yaitu endoderm, mesoderm, dan ektoderm.
Lapisan-lapisan yang dibentuk oleh sel inilah yang akan menjadi berbagai organ serta
bagian tubuh dari bayi, seperti otot, tulang, jantung, sistem pencernaan, sistem
reproduksi, dan sistem saraf.
3. Kehamilan minggu ketiga
Embrio berhasil menempel dengan sempurna pada rahim. Pada masa ini,
embrio masih melakukan pembelahan serta perbanyakan sel, oleh karena itu belum
berbentuk seperti embrio atau bayi. Lapisan terluar dari embrio akan membentuk
plasenta atau ari-ari. Di tahap ini juga, berbagai organ tubuh mulai dibentuk, seperti
otak, tulang belakang, kelenjar tiroid, organ jantung, dan pembuluh-pembuluh darah.
Ukuran embrio pada minggu ketiga masih sangat kecil, hanya sebesar 1,5 mm.
4. Kehamilan minggu 4
Jantung sudah terbentuk dan mulai berfungsi dan pembuluh-pembuluh darah
sudah memiliki aliran darahnya sendiri. Selain itu, sudah mulai membentuk tangan
dan kaki. Pada minggu ke-4 ukuran embrionya sebesar 5 mm.
5. Kehamilan minggu 5
Tangan bayi sudah mulai tumbuh, namun masih tidak berbentuk seperti
tangan, masih rata tanpa jari-jari. Struktur dasar otak dan sistem saraf pun juga sudah
terbentuk, sementara mata, telinga, dan mulut baru akan dibentuk. Ukuran pada
minggu ke-5 sebesar 7 mm.
6. Kehamilan minggu 6
Masuk ke minggu ke-6, ukuran embrio sudah sebesar kacang polong atau
sekitar 12 mm. Kaki sudah mulai tumbuh walaupun jari-jari kaki belum terbentuk.
Sistem pencernaan baru mulai untuk tumbuh. Sementara bibir atas dan langit-langit
mulut sudah terbentuk. Kepala dari embrio sudah mulai terlihat namun ukurannya
sangat kecil, dan terlihat bahwa telinga dan mata sedang dikembangkan.

7. Kehamilan minggu 7
Ukuran embrio ketika memasuki minggu ke-7 adalah sekitar 19 mm. Pada
tahap ini, paru-paru baru akan dibentuk, jari-jari sudah mulai terlihat, dan otot serta
sistem saraf sudah berfungsi dengan baik. Oleh karena itu pada masa ini, embrio
sudah bisa menunjukkan refleksnya kepada ibunya.
8. Kehamilan minggu 8
Di minggu ke-8, embrio sudah bisa disebut janin karena sudah memiliki
bentuk serta wajah seperti manusia. Kelopak mata dan hidung mulai terbentuk pada
minggu ini. Pada tahap ini, plasenta berkembang dan janin dikelilingi air ketuban
yang terbentuk dari pembuluh-pembuluh darah ibu. Air ketuban berfungsi untuk
menjaga suhu janin tetap normal, membantu janin bergerak, dan membantu dalam
perkembangan jantung janin. Ukuran janin mencapai 3 cm atau sebesar buah plum
pada minggu ke-8.
9. Kehamilan minggu 9
Muka pada janin semakin jelas terbentuk. Mata lebih besar dan berwarna,
sesuai dengan pigmen yang dimiliki masing-masing janin. Janin sudah mampu untuk
membuka mulutnya serta pita suara dan kelenjar air liur mulai terbentuk. Janin yang
berusia 9 minggu berukuran sebesar jeruk limo atau sekitar 5,5 cm.
10. Kehamilan minggu 10
Janin yang berusia 10 minggu berukuran 7,5 cm, memiliki kepala yang lebih
besar dibandingkan dengan ukuran badannya. Jantung sudah bekerja secara
sempurna. Jantung pada janin berdetak 180 kali per menit, dua atau tiga kali lebih
cepat dibandingkan dengan detak jantung normal pada orang dewasa. Sel tulang
pertama kali terbentuk, menggantikan tulang rawan yang sebelumnya sudah
dibentuk.
11. Kehamilan minggu 11
Tulang wajah mulai terbentuk, kelopak mata masih tertutup dan tidak akan
terbuka hingga beberapa minggu ke depan. Kuku juga sudah mulai dibentuk. Pada
minggu ini, ternyata janin sudah bisa menelan dan mengeluarkan urin, yang
dikeluarkan di dalam air ketuban.
12. Kehamilan minggu 12
Setelah 12 minggu dari terakhir menstruasi Anda, organ-organ dan sistem
tubuh yang ada pada orang dewasa sudah dimiliki semua pada janin. Organ, otot,
kelenjar, dan tulang, sudah sempurna terbentuk dan mulai berfungsi. Mulai dari
minggu ini, akan terjadi perkembangan dan pematangan dari berbagai organ yang
telah dibentuk sebelumnya. Tulang belakang janin yang tadinya terbentuk dari tulang
rawan, pada minggu ke-12 akan berubah menjadi tulang keras.
13. Kehamilan minggu 13-17
Ketika memasuki usia minggu ke 13-17, berat janin sebesar 57-113 gram dan
panjangnya sekitar 10-13 cm. Janin mengalami mimpi pada tahap ini, ia dapat
bangun dan kemudian tidur. Selain itu, mulut janin juga sudah bisa digerakkan,
seperti dibuka atau ditutup. Pada minggu ke-16, janin sudah bisa dilihat jenis
kelaminnya, apakah ia laki-laki atau perempuan bisa dibantu lihat dengan melakukan
USG. Muncul rambut-rambut halus pada kepala, yang disebut sebagai lanugo.
14. Kehamilan minggu 18-22
Ukuran janin sudah mencapai 25 hingga 28 cm dan memiliki berat 227 sampai
454 gram. Pada tahap ini, tulang yang ada dan keras sudah menggantikan tulang-
tulan rawan pada janin. Janin mulai bisa mendengar dan memberikan respon gerakan.
Oleh karena itu, ibu bisa merasakan tendangan, pukulan dan berbagai gerakan dari
janin. Kelenjar minyak pada kulit mulai bekerja.
15. Kehamilan minggu 23-26
Pankreas janin mulai bekerja secara efektif dan paru-paru semakin matang
pada tahap ini. Bayi yang lahir ketika memasuki minggu ke 23-26 memiliki lebih
besar peluang untuk bertahan hidup, dibandingkan dengan minggu-minggu
sebelumnya. Bulu mata dan alis pun mulai terlihat.
16. Kehamilan minggu 27- 31
Diperkirakan 91% janin yang lahir di minggu ke 27-31 dapat bertahan hidup
walaupun berisiko mengalami berbagai komplikasi seperti cacat lahir dan berat badan
lahir rendah. Pada dasarnya, semua organ dan sistem tubuh sudah semakin matang
pada usia ini dan akan terus berkembang hingga kelahiran terjadi.
17. Kehamilan minggu 32-36
Gerakan dan tendangan yang dilakukan oleh janin semakin kuat dan semakin
terasa. Saat ini, kulit janin berwarna pink dan sangat halus. Janin pada usia ini
memiliki berat sebesar 1,814 hingga 2,268 gram dan panjang sekitar 41-43 cm.
18. Kehamilan minggu 37-40
Minggu ini merupakan minggu-minggu terakhir kehamilan. Saat ini berat
badan janin sudah mencapai 2,722 hingga 3,639 gram dan panjang badan yaitu
sekitar 46 cm. Pada bayi laki-laki, testikel sudah sempurna terbentuk dan dilapisi
dengan skrotum. Ketika memasuki minggu ke-40, maka janin siap dilahirkan dan
semua organ sudah terbentuk serta berfungsi dengan baik.

E. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TUMBUH KEMBANG JANIN


Beberapa faktor yang mempengaruhi perkembangan prenatal yaitu :
1. Kesehatan Ibu
Penyakit yang di derita ibu hamil dapat mempengaruhi perkembangan masa
prenatal. Apalagi penyakit tersebut bersifat kronis, seperti kencing manis, TBC,
radang saluran kencing, penyakit kelamin dan sebagainya, dapat menyebabkan
lahirnya bayi-bayi yang cacat.
2. Gizi Ibu
Faktor lain yang cukup penting bagi perkembangan masa prenatal adalah gizi ibu.
Hal ini adalah karena janin yang sedang berkembang sangat tergantung pada gizi
ibunya, yang di peroleh melalui darah ibuya. Oleh karena itu, makanan ibu-ibu yang
sedang hamil harus mengandung cukup protein, lemak, vitamin dan karbohidrat
untuk menjaga kesehatan bayi. Anak-anak yang di lahirkan oleh ibu yang kekurangan
gizi cenderung cacat.
3. Pemakaian Bahan-Bahan Kimia Oleh Ibu
Bahan-bahan kimia yang terdapat pada obat-obatan atau makanan yang ada
dalam peredaran darah ibu yang tengah hamil, dan mempengaruhi perkembangan
janin. Bahan-bahan kimia tersebut dapat menimbulkan efek samping, Salah satu jenis
obat yang mengandung bahan kimia yang membahayakan perkembangan janin
adalah thalidomite. Pada orang dewasa, thalidomite tidak berdampak buruk. Tetapi,
pada embrio, obat penenang itu sangat merusak. Kalau ibu menelan thalidomite
selama dua bulan pertama kehamilan, dapat menghambat pertumbuhan lengan dan
kaki janin. Menghisap rokok oleh wanita hamil juga dapat berdampak buruk bagi
perkembangan masa prenatal.
4. Keadaan Dan Ketegangan Emosi Ibu
Keadaan emosional ibu selama kehamilan juga mempunyai pengaruh yang
besar terhadap perkembangan masa prenatal. Hal ini adalah karena ketika seorang ibu
hamil mengalami ketakutan, kecemasan, stres dan emosi lain yang mendalam,maka
terjadi perubahan psikologis, antara lain meningkatnya pernapasan dan sekresi oleh
kelenjar. Adanya produksi hormon adrenalin sebagai tanggapan terhadap ketakutan
akan menghambat aliran darah ke daerah kandungan dan membuat janin kekurangan
darah.Ibu yang mangalami kecemasan berat dan berkepanjangan sebelum atau
selama kehamilan, kemungkinan besar mengalami kesulitan medis dan melahirkan
bayi yang abnormal di bandingkan dengan ibu yang relative tenang dan aman.
5. Aktivitas Fisik
Kata para ahli dalam US National Library of Medicine – National Institute of
Health, olahraga secara teratur amat bermanfaat bagi jantung bayi. Olahraga ini akan
meningkatkan heart rate variability (HRV). HRV sendiri merupakan variabilitas
denyut jantung yang bisa mencerminkan keseimbangan sistem saraf otonom. HRV
yang tinggi mengindikasikan fungsi jantung yang sehat. Kondisi sebaliknya juga
berlaku, HRV yang rendah menggambarkan kondisi jantung yang buruk. Dengan
kata lain, tingginya angka mortalitas pada sistem kardiovaskular.
Ada juga pendapat lainnya dari ahli di Kansas City University of Medicine,
Amerika Serikat. Kata ahli di sana, ketika ibu hamil berolahraga maka bayi seolah-
olah “ikut” berolahraga, sebab jantungnya ikut aktif bersama sang ibu.
6. Lingkungan
Kondisi lingkungan juga turut menjadi faktor yang memengaruhi
perkembangan janin. Contoh sederhananya, polusi udara dari kendaraan bermotor.
Menurut studi dari Amerika Serikat dalam jurnal Epidemiologi dan Kesehatan
Komunitas, tingginya paparan polusi dari asap kendaraan bermotor pada awal dan
akhir kehamilan bisa menyebabkan janin tidak tumbuh dengan baik, sehingga lahir
dengan berat yang rendah.
Di samping itu, ibu yang mengidap penyakit terkait polusi udara juga bisa
memicu timbulnya masalah kesehatan pada janinnya. Kata ahli, penyakit tersebut
bisa memengaruhi suplai makan ke bayi. Jangan anggap remeh hal ini, berat badan
lahir rendah dapat berdampak negatif bagi bayi. Contohnya, risiko mengalami
serangan akut seperti hipertermia dan tak bisa bernapas normal. Tak berhenti di situ,
bila kondisi ini berlangsung dalam jangka panjang maka ujung-ujungnya bisa
menghambat perkembangan otak bayi.

7. Komplikasi Kehamilan
Beberapa komplikasi kehamilan bisa mengganggu pertumbuhan janin.
Contohnya, hipertensi kehamilan, hingga kurangnya kemampuan plasenta
menyalurkan makanan ke janin (insufisiensi plasenta).

F. PEREDARAN DARAH JANIN


Sistem peredaran darah janin berbeda dengan sistem peredaran darah orang dewasa,
karena paru-paru janin belum berkembang sehingga oksigen diambil melalui plasenta.
Sistem peredaran darah janin ditentukan oleh faktor-faktor sebagai berikut :
1. Foramen Ovale
Merupakan lubang sementara di antara serambi kiri dan serambi kanan yang
memungkinkan sebagian darah masuk dari vena cava inferior menyeberang ke
serambi kiri. Alasan pengalihan ini adalah darah tidak perlu lagi melewati paru-paru
karena telah teroksigenisasi.
2. Duktus Arteriosus Bothalli
Merupakan saluran yang terdapat antara arteri pulmonalis dan aorta.
3. Duktus Venosus Arantii
Menghubungkan antara vena umbilikal dengan vena cava inferior. Pada titik
ini darah bercampur dengan darah yang telah diambil oksigennya yang kembali dari
tubuh bagian bawah.
4. Vena Umbilikal
Memanjang dari tali pusar menuju ke bagian bawah hati dan membawa darah
yang mengandung oksigen dan sari makanan. Ia memiliki cabang yang bertemu
dengan vena porta dan masuk ke hati.

G. ADAPTASI FISIOLOGIS IBU HAMIL


1. Perubahan Fisik Pada Ibu Hamil
Ketika hamil, seorang wanita akan mengalami beberapa perubahan. Menurut
George Adriaanz (2011), perubahan yang terjadi ketika hamil antara lain:
a. Uterus
Pembesaran uterus merupakan perubahan anatomi yang paling nyata
pada ibu hamil. Peningkatan konsentrasi hormon estrogen dan progesteron pada
awal kehamilan akan menyebabkan hipertrofi miometrium. Hipertrofi tersebut
dibarengi dengan peningkatan yang nyata dari jaringan elastin dan akumulasi
dari jaringan fibrosa sehingga struktur dinding uterus menjadi lebih kuat
terhadap regangan dan distensi. Hipertrofi myometrium juga disertai dengan
peningkatan vaskularisasi dan pembuluh limfatik. Peningkatan vaskularisasi,
kongesti dan edema jaringan dinding uterus dan hipertrofi kelenjar serviks
menyebabkan berbagai perubahan yang dikenali sebagai tanda Chadwick,
Goodell dan Hegar.
b. Payudara
Konsentrasi tinggi estrogen dan progesteron yang dihasilkan oleh plasenta
menimbulkan perubahan pada payudara (tegang dan membesar), pigmentasi
kulit dan pembesaran uterus. Adanya chorionic gonadotropin (hCG) digunakan
sebagai dasar uji imunologik kehamilan. Chorionic somatotropin (Human
Placental Lactogen/HPL) dengan muatan laktogenik akan merangsang
pertumbuhan kelenjar susu di dalam payudara dan berbagai perubahan metabolik
yang mengiringinya.
Secara spesifik, estrogen akan merangsang pertumbuhan sistem
penyaluran air susu dan jaringan payudara. Progesteron berperan dalam
perkembangan sistem alveoli kelenjar susu. Hipertrofi alveoli yang terjadi sejak
2 bulan pertama kehamilan menyebabkan sensasi noduler pada payudara.
Chorionic somatotropin dan kedua hormon ini menyebabkan pembesaran
payudara yang disertai dengan rasa penuh atau tegang dan sensitif terhadap
sentuhan (dalam dua bulan pertama kehamilan), pembesaran puting susu dan
pengeluaran kolostrum (mulai terlihat atau dapat diekspresikan sejak kehamilan
memasuki usia 12 minggu). Hipertrofi kelenjar sebasea berupa tuberkel
Montgomery atau folikel disekitar areola mulai terlihat jelas sejak dua bulan
pertama kehamilan. Pembesaran berlebihan dari payudara dapat menyebabkan
striasi (garis-garis hipo atau hiperpigmentasi pada kulit). Selain membesar, dapat
pula terlihat gambaran vena bawah kulit payudara.
c. Kulit
Walaupun tidak diketahui secara pasti tetapi pigmentasi kulit terjadi
akibat efek stimulasi melanosit yang dipicu oleh peningkatan hormon estrogen
dan progesteron. Bagian kulit yang paling sering mengalami hiperpigmentasi
adalah puting susu dan areola disekitarnya serta umumnya pada linea mediana
abdomen, payudara, bokong dan paha. Chloasma gravidarum adalah
hiperpigmentasi pada area wajah (dahi, hidung, pipi dan leher). Area atau daerah
kulit yang mengalami hiperpigmentasi akan kembali menjadi normal setelah
kehamilan berakhir. Pengecualian terjadi pada striae dimana area
hiperpigmentasi akan memudar tetapi guratan pada kulit akan menetap dan
berwarna putih keperakan
d. Sistem gastrointestinal
Hal lain yang terkait dengan perubahan hormonal dan dikaitkan dengan
tanda kehamilan adalah rasa mual dan muntah yang berlebihan atau hiperemesis.
Walaupun demikian, kondisi ini juga tidak dapat dikategorikan sebagai tanda
pasti kehamilan karena berbagai penyebab metabolik lain dapat pula
menimbulkan gejala yang serupa. Hiperemesis pada kehamilan digolongkan
normal apabila terjadinya tidak lebih dari trimester pertama
e. Perubahan Fisik pada Trimester I
1) Morning Sickness, mual dan muntah.
Hampir 50% wanita hamil mengalami mual dan biasanya mual dimulai
sejak awal kehamilan. Mual muntah di usia kehamilan muda disebut
morning sickness tetapi mual muntah ini dapat terjadi setiap saat. Mual ini
biasanya akan berakhir pada 14 mingggu kehamilan. Pada beberapa kasus
dapat berlanjut sampai kehamilan trimester kedua dan ketiga.
2) Pembesaran Payudara
Payudara akan membesar dan mengencang, karena terjadi peningkatan
hormon kehamilan yang menimbulkan pelebaran pembuluh darah dan untuk
mempersiapkan pemberian nutrisi pada jaringan payudara sebagai persiapan
menyusui.
3) Sering buang air kecil
Keinginan sering buang air kecil pada awal kehamilan ini dikarenakan
rahim yang membesar dan menekan kandung kencing. Keadaan ini akan
menghilang pada trimester II dan akan muncul kembali pada akhir
kehamilan, karena kandung kemih ditekan oleh kepala janin.
4) Konstipasi atau Sembelit
Keluhan ini juga sering dialami selama awal kehamilan, karena
peningkatan hormon progesteron yang menyebabkan relaksasi otot sehingga
usus bekerja kurang efisien. Adapun keuntungan dari keadaan ini adalah
memungkinkan penyerapan nutrisi yang lebih baik saat hamil.
5) Sakit Kepala/Pusing
Sakit kepala atau pusing sering dialami oleh pada ibu hamil pada awal
kehamilan karena adanya peningkatan tuntutan darah ke tubuh sehingga
ketika akan mengubah posisi dari duduk / tidur ke posisi yang lain (berdiri)
tiba-tiba, sistem sirkulasi darah merasa sulit beradaptasi. Sakit kepala /
pusing yang lebih sering daripada biasanya dapat disebabkan oleh faktor
fisik maupun emosional. Pola makan yang berubah, perasaan tegang dan
depresi juga dapat menyebabkan sakit kepala.
6) Kram Perut
Kram perut saat trimester awal kehamilan seperti kram saat menstruasi
di bagian perut bawah atau rasa sakit seperti ditusuk yang timbul hanya
beberapa menit dan tidak menetap adalah normal. Hal ini sering terjadi
karena adanya perubahan hormonal dan juga karena adanya pertumbuhan
dan pembesaran dari rahim dimana otot dan ligamen merenggang untuk
menyokong rahim.
7) Meludah
Keinginan meludah yang terjadi pada ibu hamil yang terus menerus
dianggap normal sebab hal ini termasuk gejala morning sickness.
8) Peningkatan Berat Badan
Pada akhir trimester pertama wanita hamil akan merasa kesulitan
memasang kancing / rok celana panjangnya, hal ini bukan berarti ada
peningkatan berat badan yang banyak tapi karena rahim telah berkembang
dan memerlukan ruang juga, dan ini semua karena pengaruh hormon
estrogen yang menyebabkan pembesaran rahim dan hormon progresteron
yang menyebabkan tubuh menahan air.
f. Perubahan Fisik pada Trimester II
1) Perut semakin membesar
Setelah usia kehamilan 12 minggu, rahim akan membesar dan melewati
rongga panggul. Pembesaran rahim akan tumbuh sekitar 1 cm setiap
minggu. Pada kehamilan 20 minggu, bagian teratas rahim sejajar dengan
pusar (umbilicus). Setiap individu akan berbeda-beda tapi pada kebanyakan
wanita, perutnya akan mulai membesar pada kehamilan 16 minggu.
2) Sendawa dan buang angin
Sendawa dan buang angin akan sering terjadi pada ibu hamil hal ini
sudah biasa dan normal karena akibat adanya perenggangan usus selama
kehamilan. Akibat dari hal tersebut perut ibu hamil akan terasa kembung
dan tidak nyaman.
3) Rasa panas di perut
Rasa panas diperut adalah keluhan yang paling sering terjadi selama
kehamilan, karena meningkatnya tekanan akibat rahim yang membesar dan
juga pengaruh hormonal yang menyebabkan rileksasi otot saluran cerna
sehingga mendorong asam lambung kearah atas.
4) Pertumbuhan rambut dan kuku
Perubahan hormonal juga menyebabkan kuku bertumbuh lebih cepat
dan rambut tumbuh lebih banyak dan kadang di tempat yang tidak
diinginkan, seperti di wajah atau di perut. Tapi, tidak perlu khawatir dengan
rambut yang tumbuh tak semestinya ini, karena akan hilang setelah bayi
lahir.
5) Sakit perut bagian bawah
Pada kehamilan 18-24 minggu, ibu hamil akan merasa nyeri di perut
bagian bawah seperti ditusuk atau tertarik ke satu atau dua sisi. Hal ini
karena perenggangan ligamentum dan otot untuk menahan rahim yang
semakin membesar. Nyeri ini hanya akan terjadi beberapa menit dan bersifat
tidak menetap.
6) Pusing
Pusing menjadi keluhan yang sering terjadi selama kehamilan trimester
kedua, karena ketika rahim membesar akan menekan pembuluh darah besar
sehingga menyebabkan tekanan darah menurun.
7) Hidung dan Gusi berdarah
Perubahan hormonal dan peningkatan aliran darah ke seluruh tubuh
termasuk ke daerah hidung dan gusi selama masa kehamilan akan
menyebabkan jaringan disekitarnya menjadi lebih lembut dan lunak.
Akibatnya, hidung dan gusi akan bisa berdarah ketika menyikat gigi.
Keluhan ini akan hilang setelah melahirkan.
8) Perubahan kulit
Perubahan kulit timbul pada trimester ke-2 dan 3, karena melanosit
yang menyebabkan warna kulit lebih gelap. Timbul garis kecoklatan mulai
dari pusar ke arah bawah yang disebut linea nigra. Kecoklatan pada wajah
disebut chloasma atau topeng kehamilan. Tanda ini dapat menjadi petunjuk
kurangnya vitamin folat. Strecth mark terjadi karena peregangan kulit yang
berlebihan, biasanya pada paha atas, dan payudara. Akibat peregangan kulit
ini dapat menimbulkan rasa gatal, sedapat mungkin jangan menggaruknya.
Strecth mark tidak dapat dicegah, tetapi dapat diobati setelah persalinan.
Kulit muka juga akan menjadi lebih berminyak sehingga dapat
menimbulkan jerawat
9) Payudara
Payudara akan semakin membesar dan mengeluarkan cairan yang
kekuningan yang disebut kolostrum. Putting dan sekitarnya akan semakin
berwarna gelap dan besar. Bintik-bintik kecil akan timbul disekitar putting,
dan itu adalah kelenjar kulit.
10) Sedikit Pembengkakan
Pembengkakan adalah kondisi normal pada kehamilan, dan hampir
40% wanita hamil mengalaminya. Hal ini karena perubahan hormon yang
menyebabkan tubuh menahan cairan. Pada trimester kedua akan tampak
sedikit pembengkakan pada wajah dan terutama terlihat pada kaki bagian
bawah dan pergelangan kaki. Pembengkakan akan terlihat lebih jelas pada
posisi duduk atau berdiri yang terlalu lama.
g. Perubahan Fisik pada Trimester III
1) Sakit bagian tubuh belakang
Sakit pada bagian tubuh belakang (punggung-pinggang), karena
meningkatnya beban berat dari bayi dalam kandungan yang dapat
memengaruhi postur tubuh sehingga menyebabkan tekanan ke arah tulang
belakang.
2) Konstipasi
Pada trimester ini sering terjadi konstipasi karena tekanan rahim yang
membesar kearah usus selain perubahan hormon progesteron.
3) Pernafasan
Karena adanya perubahan hormonal yang memengaruhi aliran darah ke
paru-paru, pada kehamilan 33-36 minggu, banyak ibu hamil akan merasa
susah bernapas. Ini juga didukung oleh adanya tekanan rahim yang
membesar yang berada di bawah diafragma. Setelah kepala bayi turun
kerongga panggul ini biasanya 2-3 minggu sebelum persalinan pada ibu
yang baru pertama kali hamil akan merasakan lega dan bernapas lebih
mudah, dan rasa panas diperut biasanya juga ikut hilang, karena
berkurangnya tekanan bagian tubuh bayi dibawah diafragma/tulang iga ibu.
4) Sering buang air kecil
Pembesaran rahim ketika kepala bayi turun ke rongga panggul akan
makin menekan kandungan kencing ibu hamil.
5) Varises
Peningkatan volume darah dan alirannya selama kehamilan akan
menekan daerah panggul dan vena di kaki, yang mengakibatkan vena
menonjol, dan dapat juga terjadi di daerah vulva vagina. Pada akhir
kehamilan, kepala bayi juga akan menekan vena daerah panggul yang akan
memperburuk varises. Varises juga dipengaruhi faktor keturunan.
6) Kontraksi perut
Braxton-Hicks atau kontraksi palsu ini berupa rasa sakit di bagian
perut yang ringan, tidak teratur, dan akan hilang bila ibu hamil duduk atau
istirahat.
7) Bengkak
Perut dan bayi yang kian membesar selama kehamilan akan
meningkatkan tekanan pada daerah kaki dan pergelangan kaki ibu hamil,
dan kadang membuat tangan membengkak. Ini disebut edema, yang
disebabkan oleh perubahan hormonal yang menyebabkan retensi cairan.

H. ADAPTASI PSIKOLOGIS
Menurut Sulistyawati,2009, perubahan psikologis pada ibu hamil menurut trimester
adalah:

1. Perubahan Psikologis pada Trimester I (Periode Penyesuaian)


a. Ibu merasa tidak sehat dan kadang-kadang merasa benci dengan kehamilannya
b. Kadang muncul penolakan, kecemasan dan kesedihan. Bahkan kadang ibu berharap
agar dirinya tidak hamil saja
c. Ibu akan selalu mencari tanda-tanda apakah ia benar-benar hamil. Hal ini dilakukan
sekedar untuk meyakinkan dirinya
d. Setiap perubahan yang terjadi dalam dirinya akan selalu mendapat perhatian dengan
seksama
e. Oleh karena perutnya masih kecil, kehamilan merupakan rahasia seseorang yang
mungkin akan diberitahukannya kepada orang lain atau bahkan merahasiakannya
Berikut ini adalah perubahan-perubahan psikologis lain yang dapat terjadi:

1) Reaksi – reaksi psikologis dan fokus perhatiannya, perasaan “Well being”


menyadari bahwa kehamilan akan mudah dikenal orang lain.
2) Penerimaan terhadap kehamilan.
“Ambivalence” sebagian besar dapat teratasi dan kehamilan dapat diterima.
3) Maternal role atteinment
Reflikasi berlanjut, peran model yang diperlukan untuk pergerakan janin,
internalisasi dan fantasi.
4) Fantasi
Berlanjut, membantu untuk mengenal perannya.
5) Hubungan dengan ibu
Semakin erat dan penting, tukar pengalaman, perlu penerimaan ibunya yang
membutuhkan support.
6) Hubungan dengan janin
Sadar dengan adanya pergerakan janin, memulai perilaku kontak dengan janin,
gerak janin diartikan sebagai “Bentuk komunikasi yang rutin”.
7) Body image
Janin merupakan bagian yang terpisah dari ibu, tanda-tanda kehamilan mulai
dapat diobservasi.
8) Waktu dan jarak
Kehamilan tidak akan lama lagi berakhir, ibu berfokus pada janinnya, ibu
mungkin menarik diri dari orang lain.

2. Perubahan Psikologis pada Trimester II (Periode Kesehatan Yang Baik)


a. Ibu merasa sehat, tubuh ibu sudah terbiasa dengan kadar hormone yang tinggi
b. Ibu sudah bisa menerima kehamilannya
c. Merasakan gerakan anak
d. Merasa terlepas dari ketidaknyamanan dan kekhawatiran
e. Libido meningkat
f. Menuntut perhatian dan cinta
g. Merasa bahwa bayi sebagai individu yang merupakan bagian dari dirinya
h. Hubungan sosial meningkat dengan wanita hamil lainnya atau pada orang lain yang
baru menjadi ibu
i. Ketertarikan dan aktivitasnya terfokus pada kehamilan, kelahiran, dan persiapan
untuk peran baru

3. Perubahan Psikologis pada Trimester IIII


a. Rasa tidak nyaman timbul kembali, merasa dirinya jelek, aneh, dan tidak menarik
b. Merasa tidak menyenangkan ketika bayi tidak lahir tepat waktu
c. Takut akan rasa sakit dan bahaya fisik yang timbul pada saat melahirkan, khawatir
akan keselamatannya
d. Khawatir bayi akan dilahirkan dalam keadaan tidak normal, bermimpi yang
mencerminkan perharian dan kekhawatirannya
e. Merasa sedih karena akan terpisah dari bayinya
f. Merasa kehilangan perhatian
g. Perasaan mudah terluka (sensitif)
h. Libido menurun

Berikut ini adalah perubahan psikologis yang dapat dialami oleh ibu dan ayah
selama trimester III:
1) Perubahan Psikologis Ibu
a. Penerimaan terhadap janin meningkat
b. Fantasi terhadap perubahan peran
c. Rasa cemas akan keadaan janin meningkat
d. Fokus perhatian pada persalinan
e. Menaruh perhatian pada persalinan
2) Perubahan Psikologis Ayah
a. Butuh perhatian, kecemasan meningkat, merasa kehilangan, personal freedom,
covvod sindrom berat
b. Parent hood, fantasi, bicara dengan calon ayah lain

I. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Laboratorium
a. Darah ( Hb, Gol darah, Glukosa, VDRL).
b. Urine (Tes kehamilan, protein, glukosa, analisis).
c. Pemeriksaan Swab (Lendir vagina & servik).
2. U S G
a. Jenis kelamin.
b. Taksiran kelahiran, TBJ, Jumlah cairan amnion. (Masriroh, 2013).
J. ASUHAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian
a. Aktivitas dan Istirahat
1) Tekanan darah agak lebih rendah daripada normal (8 – 12 minggu) kembali
pada tingkat pra kehamilan selama setengah kehamilan terakhir.
2) Denyut nadi dapat meningkat 10 – 15 DPM.
3) Murmur sistolik pendek dapat terjadi sampai dengan peningkatan volume
episode singkope.
4) Varises
5) Sedikit edema ekstremitas bawah/tangan mungkin ada (terutama pada
trisemester akhir)
b. Integritas Ego
Menunjukkan perubahan persepsi diri
c. Eliminasi
1) Perubahan pada konsistensi / frekuensi defekasi
2) Peningkatan frekuensi perkemihan
3) Urinalisis: Peningkatan berat jenis
4) Hemoroid
d. Makanan/Cairan
1) Mual dan muntah, terutama trisemester pertama; nyeri ulu hati umum terjadi
2) Penambahan berat badan: 2 sampai 4 lb trisemester pertama, trisemester
kedua dan ketiga masing-masing 11 – 12 lb.
3) Membran mukosa kering: hipertropi jaringan gusi dapat terjadi mudah
berdarah
4) Hb dan Ht rendah mungkin ditemui (anemia fisiologis)
5) Sedikit edema dependen
6) Sedikit glikosuria mungkin ada
7) Diastasis recti (separasi otot rektus) dapat terjadi pada akhir kehamilan.
e. Nyeri dan Kenyamanan
Kram kaki; nyeri tekan dan bengkak pada payudara; kontraksi Braxton Hicks
terlihat setelah 28 minggu; nyeri punggung
f. Pernapasan
1) Hidung tersumbat; mukosa lebih merah daripada normal
2) Frekuensi pernapasan dapat meningkat terhadap ukuran/tinggi; pernapasan
torakal.
g. Keamanan
1) Suhu tubuh 98 – 99,5 ºF (36,1 – 37,6 ºC)
2) Irama Jantung Janin (IJJ) terdengar dengan Doptone (mulai 10 – 12 minggu)
atau fetoskop (17 - 20 minggu)
3) Gerakan janin terasa pada pemeriksaan setelah 20 minggu. Sensasi gerakan
janin pada abdomen diantara 16 dan 20 minggu.
4) Ballottement ada pada bulan keempat dan kelima.
h. Seksualitas
1) Penghentian menstruasi
2) Perubahan respon /aktivitas seksual
3) Leukosa mungkin ada.
4) Peningkatan progresif pada uterus mis: Fundus ada di atas simfisis pubis
(pada 10 – 12 minggu) pada umbilikolis (pada 20 – 30 minggu) agak ke
bawah kartilago ensiform (pada 36 minggu)
5) Perubahan payudara: pembesaran jaringan adiposa, peningkatan vaskularitas
lunak bila dipalpasi, peningkatan diameter dan pigmentasi jaringan arcolar,
hipertrofi tberkel montgemery, sensasi kesemutan (trisemester pertama dan
ketiga); kemungkinan strial gravidarum kolostrum dapat tampak setelah 12
minggu
6) Perubahan pigmentasi: kloasma, linea nigra, palmar eritema, spicler nevi,
strial gravidarum.
7) Tanda-tanda Goodell, Hegar Schdwick positif.
i. Integritas Sosial
1) Bingung/meragukan perubahan peran yang dintisipasi.
2) Tahap maturasi/perkembangan bervariasi dan dapat mundur dengan stressor
kehamilan
3) Respons anggota keluarga lain dapat bervariasi dari positif dan mendukung
sampai disfungsional.
j. Penyuluhan/Pembelajaran
Harapan individu terhadap kehamilan, persalinan/melahirkan tergantung pada
usia, tingkat pengetahuan, pengalaman paritas, keinginan terhadap anak,
stabilitas ekonomik.
k. Pemeriksaan Diagnostik
1) DL menunjukkan anemia, hemoglobinipatis (mis: sel sabit)
2) golongan darah: ABO DAN Rh untuk mengidentifikasi resiko terhadap
inkompatibilitas
3) Usap vagina/rectal: tes untuk Neisseria gonorrhea, Chlamydia
4) Tes serologi: menentukan adanya sefilis (RPR: Rapid Plasma Reagen)
5) Penyakit Hubungan Kelamin lain (PHS) seperti diindikasikan oleh kutil
vagina, lesi, rabas abnormal.
6) Skrining: terhadap HIV, hepatitis, tuberculosis
7) Papanicolaow Smear: mengidentifikasi neoplasia, herpes simpleks tipe 2
8) Urinalisis: skin untuk kondisi media (mis: pemastian kehamilan infeksi,
diabetes penyakit ginjal)
9) Ter serum/urin untuk gadadotropin karionik manusia (HCG) positif
10) Titer rubella > a : a O menunjukkan imunitas
11) Tes sonografi: ada janin setelah gestasi 8 minggu
12) Skin glukosa serum / 1 jam tes glukosa: < 140 jam mg/dl (biasanya
dilakukan antara 24 sampai 28 minggu. Evaluasi selanjutnya dari folus
pengkajian dilakukan pada setiap kunjungan prenatal.

2. Diagnosa keperawatan
a. Trimester I
1) Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
2) Kekurangan volume cairan
3) Ansietas
4) Resiko cidera janin
b. Trimester II
1) Gangguan citra tubuh
2) Gangguan pola nafas
3) Kurang pengetahuan
c. Trimester III
1) Ketidaknyamanan
2) Perubahan eliminasi urin
3) Intoleransi aktifitas
4) Kelebihan volume cairan
5) Gangguan pola tidur

3. Intervensi keperawatan
a. Trimester I
1) Dx 1 : Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
Tujuan : Setelah dilakukan intervensi keperawatan selama 2x24 jam
kekurangan nutrisi klien tercukupi
Kriteria hasil :
a) Nafsu makan klien meningkat
b) Klien tidak mual dan muntah
c) Nilai laboratorium (transferin, albumin, dan elektrolit) dalam batas
normal

Tindakan:

a) Tentukan keadekuatan kebiasaan asupan nutrisi dulu atau sekarang


dengan menggunakan batasan 24 jam. Perhatikan kondisi rambut, kuku,
dan kulit, Rasional: Kesejahteraan janin/ibu tergantung pada nutrisi
selama kehamilan sebagaimana selama 2 tahun sebelum kehamilan
b) Dapatkan riwayat kesehatan: catat usia (khususnya kurang dari 17 tahun
atau lebih dari 35 tahun)
Rasional: Remaja dapat cenderung malnutrisi/anemia dan klien lansia
mungkin cenderung obesitas/DM
c) Berikan informasi tertulis dan verbal yang tepat tentang diet
Rasional: Materi referensi yang dapat dipelajari di rumah, meningkatkan
kemungkinan klien memilih diet seimbang
d) Timbang berat badan, pastikan berat badan pregravid biasanya
Rasional: Ketidakadekuatan penambahan BB prenatal dan atau di bawah
berat badan normal masa kehamilan, meningkatkan resiko retardasi –
pertumbuhan intraurine (IUGR) pada janin dengan berat badan lahir rendah
e) Pantau kadar hemoglobin (Hb) / Ht
Rasional: Mengidentifikasi adanya anemia dan potensial penurunan
kapasitas pembawa oksigen ibu

2) Dx 2 : Resiko kekurangan volume cairan b/d muntah


Tujuan : Kebutuhan volume cairan terpenuhi. Setelah dilakukan tindakan
keperawatan selama 2 x 24 jam
Kriteria hasil :
a) Tidak ada mual muntah
b) Turgor kulit DBN
c) Tidak ada tanda dehidrasi
d) Pasien mau makan dan minum
e) TTV dalam batas normal

Tindakan :
a) Auskultrasi denyut jantung janin
Rasional: Adanya denyut jantung memastikan adanya janin bukan
mola hidatidosa
b) Tentukan frekuensi/beratnya mual atau muntah
Rasional:Memberikan data berkenaan dengan semua kondisi.
Peningkatan kadar Hormon Gonadotropin Korionik (HCG),
perubahan matabolisme karbohidrat dan penurunan motilitas gastric
memperberat mual dan muntah pada trisemester pertama.
c) Tinjau ulang riwayat kemungkinan masalah medis lain. (Misalnya
uklus, peptikum, gastritis, kolesistisis)
Rasional: Membantu dalam mengenyampingkan penyebab lain. Untuk
mengatasi masalah khusus dalam mengidentifikasi intervensi
d) Kaji suhu dan turgor kulit, membran mukosa, TD, suhu, masukan
haluaran dan berat jenis urine.
Rasional:Indikator dalam membantu untuk mengevaluasi
tingkat/kebutuhan hidrasi
e) Anjurkan peningkatan masukan minuman bikarbonat makan enam kali
sehari dengan jumlah yang sedikit dan makanan tinggi karbohidrat
Rasional: Membantu dalam meminimalkan mual/muntah dengan
menurunkan keasaman lambung.
3) Dx 3: Ansietas b/d kurang pemahaman terhadap kehamilan.
Tujuan : kontrol kecemasan dan coping, setelah dilakukan perawatan
selama 2x24 jam cemas ps hilang atau berkurang
Kriteria hasil :
a) Mengungkapkan cara mengatasi cemas
b) Mampu menggunakan coping
c) Dapat tidur
d) Mengungkapkan tidak ada penyebab fisik yang dapat menyebabkn
cemas
Tindakan :
a) Buat hubungan saling percaya antara perawat – klien
Rasional: Memberikan informasi dan meningkatkan hubungan saling
percaya
b) Klarifikasi kesalah pahaman
Rasional:Ketakutan biasanya timbul dari kesalahpahaman informasi
dan dapat mengganggu pembelajaran selanjutnya.
c) Tentukan derajat motivasi untuk belajar
Rasional: Klien dapat mengalami kesulitan dalam belajar tersebut
jelas.
d) Pertahankan sikap terbuka terhadap keyakinan pasangan
Rasional:Penerimaan penting untuk mengembangkan dan
mempertahankan hubungan.
e) Jelaskan rutinitas kunjungan kantor dan rasional dari intervensi
Rasional: Menguatkan hubungan antara pengkajian kesehatan dan
hasil positif ibu/bayi.

4) Dx 4 : Cedera; resti terhadap janin


Tujuan : Klien menunjukkan prilaku yang meningkatkan kesehatan diri
sendiri danjanin.
Tindakan :
a) Diskusikan pentingnya kesejahteraan ibu
Rasional: Kesejahteraan janin secara langsung berhubungan dengan
kesejahteraan ibu, khususnya selama trisemester pertama.
b) Anjurkan klien untuk melakukan latihan secukupnya
Rasional: Karena aktivitas keras dapat menurunkan aliran darah ke
uterus. Takikardia sementara, kemungkinan hiperkemia janin.
c) Anjurkan klien untuk melakukan hubungan seks yang lebih aman
seperti pemakaian kondom
Rasional: Untuk mengurangi terjadinya penyakit hubungan seksual.
d) Catat masukan protein
Rasional: Masukan protein penting untuk perkembangan jaringan otak
janin
e) Berikan informasi untuk menghindari kontak dengan orang yang
diketahui mengalami infeksi Rubella
Rasional:Pemajanan dapat mempunyai efek negative pada
perkembangan janin, khususnya pada trisemester I
f) Anjurkan penghentian penggunaan tembakau
Rasional: Merokok mempengaruhi sirkulasi plasenta

b. Trimester II
1) Dx 1; Gangguan citra tubuh b/d persepsi perubahan biotik
Tujuan: Klien mengungkapkan penerimaan/adaptasi bertahap untuk
mengubah konsep diri.
Tindakan:
a) Kaji sikap terhadap kehamilan
Rasional: Pada trisemester II perubahan bentuk tubuh telah tampak
efek-efek yang tampak, kloasma, strial, jerawat, perubahan emosi
b) Berikan informasi tentang kenormalan perubahan
Rasional: Informasi dapat membantu klien memahami/menerima apa
yang terjadi
c) Anjurkan gaya dan sumber-sumber yang tersedia dari pakaian saat
hamil
Rasional: Situasi menandakan kebutuhan akan pakaian yang akan
meningkatkan penampilan klien untuk kerja dan melakukan aktivitas
yang menyenangkan.

2) Dx 2: Pola pernapasan, ketidakefektifan.


Tujuan: Klien melaporkan penurunan frekuensi/beratnya keluhan.
Tindakan:
a) Kaji status pernapasan
Rasional: Menentukan luas/beratnya masalah yang terjadi pada
kira-kira 60 % klien prenatal, meskipun kapasitas vital meningkat.
Fungsi pernapasan diubah saat kemampuan diafragma untuk turun
pada inspirasi. Berkurang oleh pembesaran ulkus.
b) Anjurkan sering istirahat
Rasional: Menurunkan kemungkinan gejala-gejala pernapasan yang
disebabkan kelebihan
c) Anjurkan menggunakan posisi semi fowler untuk duduk
Rasional: Pengubahan posisi tegak meningkatkan ekspansi paru.
d) Kaji Ht / Hb
Rasional: Peningkatan kadar plasma pada gestas minggu ke 24 – 32
mengencerkan kadar Hb. Mengakibatkan kemungkinan anemia dan
menurunkan kapasitas pembawa O2.

3) Dx 3; Kurang pengetahuan (kebutuhan belajar)


Tujuan: Klien mendemonstrasikan perilaku perawatan diri yang
mengakibatkan kesejahteraan.

Tindakan:
a) Tinjau ulang perubahan yang diharapkan selama trisemester II
Rasional: Pertanyaan timbul sesuai perubahan baru yang terjadi
tanpa memperhatikan apakah perubahan diharapkan atau tidak.
b) Lakukan / lanjutkan program penyuluhan
Rasional: Pengulangan menguatkan penyuluhan dan bila klien
belum melihat sebelumnya, informasi bermanfaat pada saat ini.
c) Identifikasi kemungkinan resiko kesehatan individu
Rasional: Membantu mengingatkan / informasi untuk klien tentang
potensial situasi resiko tinggi.
d) Diskusikan adanya obat-obatan yang mungkin diperlukan untuk
mengontrol atau mengatasi masalah medis
Rasional: Membantu dalam memilih tindakan karena kebutuhan
harus ditekankan pada kemungkinan efek berbahaya pada janin.

c. Trimester III
1) Dx 1 : Ketidaknyamanan
Tujuan: Klien melakukan aktivitas perawatan diri dengan tepat untuk
mengurangi ketidaknyamanan
Tindakan:
a) Kaji secara terus-menerus ketidaknyamanan. Klien dan metode untuk
mengatasinya
Rasional: Data dasar terbaru untuk merencanakan perawatan
b) Kaji status pernapasan klien
Rasional: Penurunan kapasitas pernapasan saat uterus menekan
diafragma, mengakibatkan dispnea. Khususnya pada multigravida yang
tidak mengalami kelegaan dengan ikatan antara ibu dan bayi dalam
kandungan
c) Perhatikan adanya keluhan ketegangan pada punggung dan perubahan
cara jalan, anjurkan memakai sepatu hak rendah
Rasional: Lordososis dan regangan otot disebabkan oleh pengaruh
hormon pada sambungan pelvis dan perpindahan pusat gravitasi sesuai
dengan pembesaran uterus.
d) Perhatikan keluhan frekuensi BAK dan tekanan pada daerah kandung
kemih
Rasional: Pemberian uterus trisemester III menurunkan kapasitas
kandung kemih, mengakibatkan sering berkemih

2) Dx 2 : Perubahan pola eliminasi urine


Tujuan: Klien mengungkapkan pemahaman tentang kondisi
Tindakan:
a) Berikan info tentang perubahan berkemih
Rasional: Membantu klien memahami perubahan fisiologi dari
frekuensi berkemih.
b) Anjurkan pada klien untuk melakukan posisi miring kiri saat tidur
Rasional: Meningkatkan perfusi ginjal memobilisasi bagian yang
mengalami oedema.
c) Anjurkan klien untuk menghindari posisi tegak atau supine
Rasional: Posisi ini memungkinkan terjadinya sindrom vena kava
dan menurunkan aliran ke vena
d) Berikan info tentang bahaya menggunakan diuretik
Rasional: Kehilangan / pembatasan natrimn dapat sangat
menurunkan regulator ennin-angiotensin-aklosteron dari kadar
cairan, mengakibatkan dehidrasi.

3) Dx 3 : intoleransi aktivitas
Tujuan : Klien dapat toleransi terhadap aktivitas setelah dilakukan tindakan
keperawatan 1 x 24 jam
Kriteria hasil :
a) Klien mampu memenuhi aktivitas sehari-hari
b) Pasien mengerti akifitas apa saja yang boleh dilakukan selama
kehamlan
c) Ttv dalam batas normal
d) Hb dalam batas normal
e) Tidak ada anemis
Tindakan :
a) Observasi kemampuan klien
b) Bantu klien dalam pemenuhan ADL
c) Ajarkan pada keluarga tentang pentingnya perawatan diri
d) Observasi TTV sebelum dan sesudah aktivitas
e) Kolaborasi pada keluarga pemberian pengawasan ekstra
f) tentukan siklus tidur bangun yang normal dan komitmen terhadap
pekerjaan, keluarga, komunitas dan diri sendiri.
g) Anjurkan tidur siang 1 sampai 2 jam setiap hari. Pantau kadar Hb.
Jelaskan peran zar besi dalam tubuh ; anjurkan mengkonsumsi
suplemen zat besi setiap hari, sesuai indikasi.

4) Dx 4 : kelebihan volume cairan


Tujuan : Kelebihan volume cairan teratasi setelah dilakukan tindakan
keperawatan 2 x 24 jam
Kriteria hasil :
a) Indeks massa tubuh dalam batas normal
b) TTV dalam batas normal
c) Tidak ada tanda-tanda Hak
Tindakan :
a) Pantau berat badan secara teratur.
b) Kaji adanya tanda-tanda HAK, perhatikan tekanan darah, pantau
lokasi/luasnya edema, masukan atau haluaran cairan.
c) Berikan informasi tentang diet (mis ; peningkatan protein, tidak
menambahkan garam meja, menghindari makanan dan minuman tinggi
natrium).
d) Anjurkan meninggikan ekstremitas secara periodic selama sehari.
DAFTAR PUSTAKA

Asrinah, dkk 2010, Asuhan kebidanan : masa kehamilan, Graha Ilmu, Yogyakarta.

Depkes RI. 2009. Asuhan Persalinan Normal. Jakarta : Depkes RI.

George Adriaanz. 2011. Perawatan Maternitas Edisi 2: Jakarta: EGC.

Masriroh, Siti. 2013. Keperawatan Obstetri & Ginekologi. Imperium: Yogyakarta.

Menurut Sulistyawati. 2009. Proses Keperawatan Teori dan Aplikasi. Jogjakarta : Ar-ruzz
Media.

Purwaningsih, Wahyu dkk. 2010. Asuhan Keperawatan Maternitas. Jogjakarta: Nuha


Medika.

Anda mungkin juga menyukai