Anda di halaman 1dari 4

TUGAS MATA KULIAH KEPEMIMPINAN

PENDIDIKAN
ADMINISTRASI PENDIDIKAN ( S-1 )
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN
INDONESIA

Nama : Boby Prayoga

NIM : 1907878

Tugas SPOT Pertemuan 2

1. Sebutkan perbedaan pemimpin dan administrator !


Jawab :
Pemimpin adalah seorang pribadi yang memiliki kecakapan dan kelebihan, khususnya
kecakapan di satu bidang, sehingga dia mampu mempengaruhi orang lain untuk bersama-sama
melakukan aktivitas-aktivitas tertentu demi pencapaian satu atau beberapa tujuan. (Musgar,
2019, Hlm. 49) Pemimpin yang sukses dan berhasil dapat menciptakan perubahan yang
memberikan kemanfaatan dengan memberi inspirasi kepada anggota organisasi untuk bekerja
dengan penuh semangat terus-menerus meningkatkan kemampuan kreativitas, inovatif, efektif,
dan menyenangkan.
Menurut Veithzal dan Sylvianna (2009, Hlm. 318) pengertian administrator
didefinisikan sebagai suatu proses dengan dan mempergunakan orang lain untuk mencapai
tujuan organisasi dengan efisien. Adminsitrator bertanggung jawab untuk pencapai tujuan
tertentu secara efisien danadministrasi dipandang sebagai suatu seni dan ilmu untuk mencapai
sesuatu dengan efisien.

2. Coba Anda jelaskan munculnya kepemimpinan dengan menggunakan pendekatan:


Jawab :
1) Pendekatan Kepemimpinan/ Kekuasaan (The Power Approach)

Kekuasaan (power) adalah kemampuan yang dimiliki untuk mengarahkan orang lain
melakukan apa yang diinginkan atau membuat sesuatu terjadi sesuai dengan keinginan.
Berdasarkan sumber, kekuasaan terdiri atas kekuasaan atas dasar kedudukan (power of
position) dan kekuasaan atas dasar pribadi (power of person).
a. Power of Position, terdiri dari:

a) Legitimate Power, yakni kekuasaan manajer yang berasal dari kedudukan


formalmereka dalam manajemen perusahaan.
b) Reward Power, yakni kemampuan untuk memberikan atau tidak memberikan

reward.

c) Coercive Power, yakni kemampuan untuk memberikan hukuman atau tidak


memberikan outcome positif.
b. Power of Person, terdiri dari:

a) Expert Power, yakni kemampuan manajer yang berasal dari pengetahuan


ataukeahlian khusus.
b) Referent Power, yakni kekuasaan yang berasal dari charisma atau kekuatan
interpersonal sehingga menumbuhkan rasa hormat dan kekagunan dari
bawahan.

2) Pendekatan Sifat (The Trait Approach)


Pendekatan sifat bertujuan mengidentifikasi karakteristik pribadi yang membuat
seseorang menjadi pemimpin yang berhasil dan efektif. Pendekatan sifat berusaha
memahami kepemimpinan berdasarkan keyakinan bahwa pemimpin yang baik memiliki
“karakteristik bawaan” dari lahir, baik menyangkut ciri fisik maupun kepribadian. Smyth,
1989; Watkins, 1992; dan Dunford, 1995) menyebutkan karakteristik fisik dan
kepribadian pemimpin mencakup antara lain: usia, penampilan, kelancaran berbicara,
kecerdasan, enerjik, dominan, percaya diri, ekstrovert, memiliki dorongan berprestasi,
terkait dengan kepemimpinan yang efektif. Adapun Yukl (1989) menyebutkan bahwa
pemimpin yang sukses memiliki kemampuan luar biasa seperti: energi yang tiada
habisnya, ketajaman intuisi, wawasan yang sangat luas, dan kemampuan
mempengaruhi/mempersuasi yang tak dapat ditolak.
3) Pendekatan Perilaku (The Behaviorial Approach)
Pendekatan perilaku bertujuan mengidentifikasi perilaku manajer terhadap
bawahannya. Secara umum pendekatan ini terdapat dua macam gaya kepemimpinan,
diantaranya: (1) Task oriented, yakni manajer mengambil langkah untuk memastikan
pekerjaan diselesaikan dengan baik, menentukan tugas, menetapkan standar kerja,
memonitor hasil kerja, dan lain-lain; (2) People oriented, yakni, manajer
mengembangkan hubungan yang baik dengan karyawan, menghargai perasaan mereka
dan menunjukkan rasa percaya pada karyawannya.
4) Pendekatan Situasional
Pendekatan situational adalah suatu pendekatan terhadap kepemimpinan yang
menyatakan bahwa pemimpin memahami perilaku bawahannya, sifat-sifat bawahannya,
dan situasi sebelum menggunakan gaya kepemimpinan tertentu. Pendekatan ini
menyaratkan pemimpin untuk memiliki keterampilan diagnostik dalam perilaku manusia.
Pendekatan situasional ini merupakan teori kepemimpinan yang menyarankan model
manajemen yang berbeda-beda yang disesuaikan dengan situasi, karena pada dasarnya
seorang pemimpin perlu mengenali tingkat perkembangan dan kesiapan anggota/
pengikutnya, lalu kemudian memilih model kepemimpinan yang paling tepat untuk
diterapkan. Hal tersebut dilatarbelakangi karena gaya kepemimpinan yang paling efektif
adalah yang paling tepat dengan situasi dan kondisi. Pemimpin yang sukses adalah
mereka yang memiliki kemampuan beradaptasi dengan berbagai gaya kepemimpinan
pada saat berbeda.
5) Pendekatan Kontingensi (The Contingency Approcah)
Pendekatan kontingensi mengatakan bahwa kepemimpinan yang efektif tergantung
pada karakteristik pemimpin dan faktor situasional. Gaya kepemimpinan yang paling
optimal sangat beragam tergantung pada (1) sifat, kemampuan, dan keterampilan
pemimpin, (2) perilaku bawahan, dan (3) kondisi dan situasi lingkungan (Dunford,
1995); atau seperti dikemukakan oleh Sweeney dan McFarlin (2002) bahwa “Pada
lingkungan apapun, memperhitungkan konteks mencakup bagaimana karakteristik
situasi, pemimpin, dan pengikutnya, semuanya berkombinasi mempertajam strategi
perilaku pemimpin”.
REFERENSI

Dunford, Richard W. (1995). Organisational Behaviour: An Organisational


AnalysisPerspective. Sydney: Addison-Wesley Publishing Company.
Musgar. (2019). Pemimpin dan Kepemimpinan dalam Lembaga Pendidikan. Jurnal
TeknologiPendidikan Madrasah. Vol. 2 (1), Hal. 47-60.
Rivai, Veithzal & Sylviana Murni. (2009). Education Management. Jakarta: Rajawali Pers.
Smyth, John. (1989). Critical Perspectives on Educational Leadership. London: The
Palmer Press.

Sweeney & McFarlin. (2002). Organizational Behavior: Solutions for Management. New
York:McGraw-Hill.
Yulk, Gary a. (1989). Leadership in Organizations. 2nd Ed. New Jersey: Prentice-Hall
International, Inc.
Watkins, Peter. (2002). A Critical Revies of Leadership Concepts and Research: The
Implicationfor Educational Administrational. Geelong: Deakin University Press.

Anda mungkin juga menyukai