Anda di halaman 1dari 10

e-Journal PJKR Universitas Pendidikan Ganesha

Jurusan Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi (Vol. 1 Tahun 2014)

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TGT UNTUK


MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL PASSING
SEPAK BOLA

Komang Budi Satriawan, I Nyoman Kanca, I Ketut Semarayasa

Jurusan Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi


Universitas Pendidikan Ganesha
Singaraja-Indonesia

e-mail: {satriawan13@gmail.com, kancanyoman@yahoo.co.id, semarayasaiketut@yahoo.com}


@undiksha.ac.id

Abstrak
Penelitian ini bertujuan meningkatkan aktivitas dan hasil belajar teknik passing sepak bola melalui
implementasi model pembelajaran kooperatif tipe TGT pada siswa kelas VII.14 SMP Negeri 2 Singaraja
tahun pelajaran 2013/2014. Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan dalam dua
siklus, yang terdiri dari rencana tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi atau evaluasi dan refleksi.
Subjek penelitian siswa kelas VII.14 SMP Negeri 2 Singaraja, berjumlah 36 orang dengan rincian 19
orang putra dan 17 orang putri. Data dianalisis menggunakan analisis statistik deskriptif. Hasil analisis
data observasi awal aktivitas belajar passing sepak bola secara klasikal sebesar 5,33 (cukup aktif),
setelah diberi tindakan pada siklus I aktivitas belajar meningkat sebesar 72,22% menjadi 7,6 (aktif) dan
meningkat sebesar 11,11% menjadi 8,34 (aktif) pada siklus II. Analisis data hasil belajar passing sepak
bola pada observasi awal secara klasikal sebesar 33,3%, setelah diberi tindakan pada siklus I hasil
belajar meningkat sebesar 36,1% menjadi 69,4% dan meningkat sebesar 22,2% menjadi 91,7% pada
siklus II. Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan disimpulkan bahwa aktivitas dan hasil belajar
teknik passing sepak bola meningkat melalui implementasi model pembelajaran kooperatif tipe TGT
pada siswa kelas VII.14 SMP Negeri 2 Singaraja tahun pelajaran 2013/2014. Disarankan kepada guru
penjasorkes dapat menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT karena dapat meningkatkan
aktivitas dan hasil belajar teknik passing sepak bola pada siswa.

Kata-kata Kunci: Kooperatif TGT, aktivitas, hasil, sepak bola.

Abstract
This study aims to improve the activity and learning outcomes football passing techniques through the
implementation of cooperative learning model on students' class TGT VII.14 SMP Negeri 2 Singaraja
academic year 2013/2014. This research is a classroom action research was conducted in two cycles ,
consisting of an action plan, action, observation or evaluation and reflection. Research subjects graders
VII.14 SMP Negeri 2 Singaraja, totaling 36 people with the details of 19 sons and 17 daughters. Data
were analyzed using descriptive statistical analysis. Observation data analysis results early learning
activities in classical football passing at 5.33 ( quite active ), after receiving the first cycle of action
learning activities increased by 72,22% to 7,6 ( active ) and increased by 11,11% to 8.34 ( active ) in the
second cycle. Analysis of learning outcomes data passing football at the beginning of the classical
observation by 33,3%, after a given action in the first cycle of learning outcomes increased by 36,1% to
69,44% and increased by 22,2% to 91,7% on second cycle. Based on the analysis of data and
discussion is concluded that the activity and learning outcomes improved technique of football passing
through the implementation of cooperative learning model on students' class TGT VII.14 SMP Negeri 2
Singaraja academic year 2013/2014. Penjasorkes recommended to teachers can use cooperative
learning model TGT because it can increase activity and learning outcomes football passing techniques
on students.

Key words: Cooperative TGT, activities , learning , football


e-Journal PJKR Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi (Vol. 1 Tahun 2014)

PENDAHULUAN pembelajaran yang mengedepankan


kebugaran jasmani peserta didik yang
“Pendidikan merupakan hal
gunanya untuk mencapai prestasi dalam
terpenting dalam suatu kehidupan, baik
diri sehingga dapat berprilaku hidup sehat
dalam kehidupan berbangsa dan
dalam kehidupan sehari-hari.
bernegara. Kemajuan suatu bangsa hanya
Perlu disadari bahwa keberhasilan
dapat dicapai melalui penataan pendidikan
dari suatu proses pembelajaran
yang baik” (Nurhadi dkk, 2004:1). Pada
penjasorkes ditentukan oleh banyak faktor
undang-undang Dasar Republik Indonesia
seperti guru, model pembelajaran, sarana
nomor 20 tahun 2003 pasal 3 tentang
dan prasarana, dan situasi dalam proses
sistem Pendidikan Nasional yang bertujuan
pembelajaran. Para pakar pendidikan telah
untuk mengembangkan kemampuan dan
banyak mengadakan terobosan tentang
membentuk watak serta peradaban bangsa
model pembelajaran yang telah diuji
yang bermartabat dalam rangka
cobakan namun sampai sekarang belum
mencerdaskan kehidupan bangsa, untuk
bisa dipastikan mana yang paling tepat,
mengembangkan potensi peserta didik agar
karena dalam proses pembelajaran sangat
menjadi manusia yang beriman dan
tergantung pada kondisi dan situasi siswa
bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
itu sendiri. Salah satu model tersebut
berahlak mulia, cakap, kreatif, mandiri, dan
adalah pengajaran kooperatif. ”Menurut
menjadi warga yang demokratis serta
Holubec mengatakan bahwa, pengajaran
bertanggung jawab.
kooperatif memerlukan pendekatan
Pendidikan jasmani, olahraga dan
pengajaran melalui penggunaan kelompok
kesehatan (penjasorkes) pada hakikatnya
kecil siswa untuk bekerja sama dalam
adalah proses pendidikan yang
memaksimalkan kondisi belajar dalam
memanfaatkan aktivitas fisik untuk
mencapai tujuan belajar” (dalam Nurhadi,
menghasilkan perubahan holistik dalam
dkk, 2004: 60).
kualitas individu, baik dalam hal fisik,
Berdasarkan hasil observasi awal
mental serta emosional. “Penjasorkes
dan wawancara dengan guru penjasorkes
merupakan bagian integral dari pendidikan
yang peneliti lakukan pada hari jumat
secara keseluruhan, bertujuan untuk
tanggal 2 Agustus dan hari jumat tanggal 9
mengembangkan aspek kebugaran
Agustus 2013 di kelas VII.14 SMP Negeri 2
jasmani, keterampilan gerak, keterampilan
Singaraja. Siswa kelas VII.14 yang
berpikir kritis, keterampilan sosial,
berjumlah 36 orang khususnya materi
penalaran, stabilitas emosional, tindakan
teknik passing sepak bola (kaki bagian
moral, aspek pola hidup sehat dan
dalam dan luar). Dilihat dari persentase
pengenalan lingkungan bersih melalui
aktivitas belajar teknik passing sepak bola
aktivitas jasmani, olahraga dan kesehatan
(kaki bagian dalam dan luar) bahwa siswa
terpilih yang direncanakan secara
yang berada pada kategori aktif 6 orang
sistematis dalam rangka mencapai tujuan
(16,67%), cukup aktif 22 orang (61,11%),
pendidikan nasional” (Depdiknas, 2006:
kurang aktif 8 orang (22,22%) dan sangat
163). Penjasorkes merupakan proses
kurang aktif tidak ada (0%). Persentase
pendidikan yang memanfaatkan aktivitas
aktivitas belajar teknik passing sepak bola
jasmani dan kesehatan yang dijadikan
(kaki bagian dalam dan luar), siswa secara
sebagai media untuk menghasilkan
klasikal adalah 5,33 berada padakriteria
perubahan holistik dalam perkembangan
individu secara menyeluruh. Untuk itu, guru 5  X < 7 termasuk kategori cukup aktif.
harus mampu mengembangkan Siswa yang aktif yaitu (16,67%) 6 orang
pembelajaran yang efektif dan efisien, dan siswa yang belum aktif yaitu (83,33%)
disamping harus memahami dan 30 orang. Aktivitas belajar siswa dikatakan
memperhatikan karakteristik serta berhasil minimal berada pada kategori aktif
kebutuhan siswa, guru juga perlu dengan kriteria 7  X < 9.
mengadakan pendekatan, variasi ataupun Aktivitas belajar siswa belum aktif
modifikasi dalam proses pembelajaran. Jadi terlihat dari: 1) kegiatan visual, masih
penjasorkes merupakan proses banyak siswa yang kurang mengamati
e-Journal PJKR Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi (Vol. 1 Tahun 2014)

orang lain (peneliti, teman) dalam bekerjasama dengan tim/teman, menaati


memdemonstrasikan materi keterampilan aturan tugas gerak dan menghargai
teknik passing (kaki bagian dalam dan luar) saran/pendapat teman, dan (3)aspek
sepak bola, 2) kegiatan lisan, masih banyak psikomotor: a) sikap awal, siswa masih
siswa yang belum berani mengemukakan berada pada posisi tegak dan tangan belum
pendapat pada saat diskusi dan jarang terbuka di samping badan sehingga
mengeluarkan pertanyaan berkaitan keseimbangannya terganggu, b) pada saat
dengan kegiatan pembelajaran, 3) kegiatan pelaksanaan, tangan belum terbuka di
audio, masih banyak siswa yang tidak samping badan sehingga keseinbangan
mendengarkan diskusi dalam kelompok terganggu alur bola belum menuju sasaran,
pada proses pembelajaran, 4) kegiatan c) pada saat sikap akhir, setelah mengoper
metrik, masih banyak siswa yang malas bola posisibadan masih belum rileks dan
mencoba gerakan teknik passing (kaki kembali ke posisi semula.
bagian dalam dan luar) sepak bola, 5) Berdasarkan hal tersebut, peneliti
kegiatan mental, siswa belum bisa mencoba mencari solusi dalam perbaikan
memecahkan masalah yang ditemui dalam aktivitas dan hasil pembelajaran khususnya
proses pembelajaran teknik passing (kaki pada materi sepak bola dengan
bagian dalam dan luar) sepak bola, dan 6) menggunakan pendekatan pembelajaran
kegiatan emosional, siswa belum berani, kooperatif tipe TGT. Model pembelajaran
sungguh-sungguh dan tenang dalam kooperatif tipe TGT adalah salah satu
menghadapi dan memecahkan masalah. model pembelajaran kooperatif yang
teknik passing sepak bola (kaki bagian menempatkan siswa dalam kelompok-
dalam dan luar). kelompok belajar yang beranggotakan 4
Dilihat dari persentase hasil belajar sampai 5 orang siswa yang memiliki
teknik passing sepak bola (kaki bagian kemampuan, jenis kelamin dan suku
dalam dan luar), siswa yang berada pada bangsa atau ras yang berbeda, melibatkan
kategori sangat baik tidak ada (0%), peran siswa sebagai tutor sebaya, dan
kategori baik 12 orang (33,3%), kategori mengandung unsur permainan dan
cukup baik 21 orang (58,3%), kategori turnamen. Pembelajaran kooperatif tipe
kurang 3 orang (8,4%), dan kategori sangat TGT terdiri dari 5 langkah tahapan yaitu:
kurang tidak ada (0%). Persentase hasil tahap penyajian kelas (class precentation),
belajar teknik passing sepak bola (kaki belajar dalam kelompok (teams), permainan
bagian dalam dan luar), siswa secara (games), pertandingan (tournament), dan
klasikal adalah 73 berada pada rentang penghargaan kelompok (teams
skor 67%-76% termasuk kategori cukup recognition). Tukiran (2011: 72-73)
baik. Siswa yang tuntas yaitu (33,3%) 12 memaparkan kelebihan pembelajaran
orang dan siswa yang belum tuntas yaitu kooperatif tipeTGT, antara lain: a) di dalam
(66,7%) 24 orang. Dengan menganalisa kelas, siswa memiliki kebebasan untuk
hasil belajar siswa, berpedoman pada berinteraksi dan menggunakan
konversi nilai mata penjasorkes khususnya pendapatnya, b) rasa percaya diri siswa
materi teknik passing sepak bola (kaki akan menjadi lebih tinggi, c) perilaku
bagian dalam dan luar) SMP Negeri 2 mengganggu terhadap siswa lain akan
Singaraja, kriteria ketuntasan hasil belajar menjadi lebih kecil, d) motivasi belajar
siswa minimal rentang skornya adalah siswa bertambah, e) Pemahaman yang
77%-86%. lebih mendalam terhadap pokok bahasan,
Refleksi awal yang diidentifikasi f) meningkatkan kebaikan budi, kepekaan,
sebagai faktor penyebab rendahnya hasil toleransi antara siswa dengan siswa dan
belajar passing sepak bola (kaki bagian siswa dengan guru, g) siswa dapat
dalam dan luar) di SMP Negeri 2 Singaraja, menelaah mata pelajaran dan dapat
antara lain: (1) aspek kognitif yaitu masih mengaktualisasi diri serta kerja sama
ada beberapa pertanyaan yang belum interaksi baik siswa dan guru akan
dapat dijawab oleh siswa pada materi membuat suasana pembelajaran tidak
pembelajaran; (2) aspek afektif yaitu masih membosankan.
ada beberapa siswa yang belum
e-Journal PJKR Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi (Vol. 1 Tahun 2014)

Model pembelajaran kooperatif adalah menguasai teknik permainan sepak bola,


konsep yang lebih luas meliputi semua jenis maka akan mudah dalam memainkannya.
kerja kelompok termasuk bentuk-bentuk Passing berarti mengoper bola. Operan
yang lebih dipimpin oleh guru atau merupakan teknik terpenting dalam
diarahkan oleh guru. Secara umum permainan ini. Dengan operan para pemain
pembelajaran kooperatif dianggap lebih dapat melakukan gerakan mendekati
diarahkan oleh guru, dimana guru gawang untuk kemudian tembakan. Operan
menetapkan tugas dan pertanyaan- dapat dilakukan dengan cepat dan keras.
pertanyaan serta menyediakan bahan- Yang penting bola dapat dilakuasai oleh
bahan dan informasi yang dirancang untuk teman yang menerimanya. Untuk dapat
membantu peserta didik menyelesaikan melakukan operan dengan baik dalam
masalah yang dimaksud. Guru biasanya berbagai situasi, permainan harus
menetapkan bentuk ujian tertentu pada menguasai bermacam-macam teknik
akhir tugas (Suprijono,2009: 54). mengoper bola dengan baik. Teknik
Tidak ada belajar kalau tidak mengoper (passing) dalam sepak bola
dibarengi dengan adanya aktivitas. yaitu, (1).dengan kaki bagian dalam, (2).
Aktivitas merupakan kegiatan yang dengan kaki bagian luar, (3). punggung
dilaksanakan baik secara jasmani kaki. Teknik passing sepak bola yang akan
maupun rohani. Aktivitas siswa dalam diteliti adalah passing (kaki bagian dalam
proses pembelajaran merupakan suatu dan luar)(Dinata, 2004:6).
indikator adanya keinginan siswa untuk Tujuan penelitian ini untuk
belajar dalam memperoleh pengetahuan, meningkatkan aktivitas dan hasil belajar
pemahaman, bertingkah laku yang baik teknik passing sepak bola (kaki bagian
serta dapat mengembangkan dalam dan luar) pada siswa kelas VII.14
keterampilan yang bermakna. SMP Negeri 2 Singaraja Tahun Pelajaran
Hasil belajar merupakan suatu puncak 2013/2014.
proses belajar. Hasil belajar tersebut terjadi
terutama berkat evaluasi guru, dan juga
merupakan hasil suatu interaksi tindak METODE PENELITIAN
belajar dan tindak mengajar. Dari sisi guru Penelitian ini dilakukan di SMP Negeri
tindak mengajar diakhiri dengan proses 2 Singaraja tahun ajaran 2013/2014. Jenis
evaluasi hasil belajar, dari sisi siswa, hasil penelitian adalah penelitian tindakan kelas
belajar merupakan berakhirnya puncak (PTK) dimana peneliti bertindak sebagai
proses belajar mengajar (Dimyati dan guru. PTK adalah sebagai suatu bentuk
Mudjiono, 2006: 3). penelitian yang bersifat reflektif dengan
Permaianan sepak bola merupakan melakukan tindakan-tindakan tertentu agar
permainan beregu yang dimainkan masing- dapat memperbaiki dan atau meningkatkan
masing oleh sebelas orang pemain praktek-praktek pembelajaran di kelas
termasuk penjaga gawang. Dalam bermain secara lebih professional (Kanca, I Nyn.
sepak bola, para pemain menggunakan 2010:108). Jumlah subyek penelitian 36
kemahiran kaki, kepala, paha, dada, perut, orang. Dimana penelitian ini dilakukan
sementara penjaga gawang bebas sebanyak 2 siklus, dalam tiap siklus terdiri
menggunakan seluruh anggota badan. dari 2 kali pertemuan. Prosedur penelitian
Kecepatan, kekuatan, stamina, ini terdiri dari tahapan penelitian, yaitu
keterampilan dan pengetahuan mengenai perencanaan, pelaksanaan tindakan,
taktik semuanya penting dalam penampilan observasi/evaluasi, refleksi. Penelitian ini
(Luxbacher, 2004: 1) dilaksanakan pada hari Jumat, 16 Agustus
Dalam setiap permainan olahraga, dan hari Jumat 23 Agustus 2013 pada
teknik merupakan salah satu faktor yang siklus I, sedangkan pada siklus ke II
mempengaruhi keberhasilan dalam dilaksanakan pada hari Jumat, 30 Agustus
penguasaan keterampilan gerak dalam dan hari jumat, 6 September 2013.
cabang olah raga tertentu. Demikian pula Teknik penggumpulan observasi data
dalam permainan sepak bola, apabila belajar yaitu dengan observer 2 orang guru
sudah mengetahui, memahami dan
e-Journal PJKR Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi (Vol. 1 Tahun 2014)

menggunakan lembar obsevasi aktivitas yang aktif 32 orang (88,9%) sedangkan


belajar, sedangkan untuk hasil belajar siswa yang tidak aktif 4 orang (11,1%).
menggunakan 3 evaluator dalam Adapun rinciannya sebagai berikut: siswa
penilaianya menggunakan assesment hasil dengan kategori sangat aktif tidak ada,
belajar. Teknik analisis data menggunakan siswa dengan kategori aktif 32 orang
statistik deskriptif. dengan persentase 88,9%, siswa dengan
kategori cukup aktif 4 orang dengan
HASIL DAN PEMBAHASAN persentase 11,1% dan kategori kurang aktif
tidak ada, serta kategori sangat kurang aktif
Hasil analisis data aktivitas belajar
tidak ada.
pada siklus I diperoleh aktivitas belajar
siswa secara klasikal sebesar 7,6. siswa

Tabel 1. Data Aktivitas Belajar Passing Sepak Bola pada Siklus I

Jumlah Dalam
No Kriteria Kategori Keterangan
Siswa (%)
Sangat
1 X 9 Aktif
0 orang 0% 32 orang
(88,9%) Aktif
2 7 X < 9 Aktif 32 orang 88,9%
Cukup
3 5 X<7 Aktif
4 orang 11,1%
Kurang 4 orang
4 3  X<5 Aktif
0 orang 0%
(11,1%) Tidak
Sangat Aktif
5 X <3 Kurang 0 orang 0%
Aktif
36 orang
Jumlah 36 orang 100%
(100%)

Penelitian hasil belajar siswa secara rinciannya sebagai berikut: siswa yang
klasikal materi passing (kaki bagian dalam mendapat kategori baik sebanyak 25 orang
dan luar) sepak bola pada siklus I bahwa dengan persentase 69,4%, siswa yang
persentase secara klasikal sebesar 69,4%. mendapat kategori cukup baik 11 orang
Artinya nilai 69,4% pada tingkat dengan persentase 30,6%, siswa yang
penguasaan hasil belajar passing (kaki mendapat kategori kurang baik tidak ada.
bagian dalam dan luar) sepak bola siklus I Siswa yang tuntas 25 orang (69,4%) dan
berada pada rentang 67-76 dengan siswa yang tidak tuntas 11 orang (30,6%)
kategori cukup baik (tidak tuntas). Adapun

Tabel 2. Data Hasil Belajar Passing Sepak Bola pada Siklus I

Rentang Banyak Nilai


No Persentase Kategori Ket
Skor Siswa Huruf
1 87-100 0 orang 0% A Sangat Baik 25 orang (69,4%)
Tuntas
2 77-86 25 orang 69,4% B Baik

3 67-76 11 orang 30,6% C Cukup Baik


11 orang (30,6%)
4 57-66 0 orang 0% D Kurang baik
Tidak Tuntas
5 0-56 0 orang 0% E Sangat Kurang

Jumlah 36 orang 100% 36 orang(100%)


e-Journal PJKR Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi (Vol. 1 Tahun 2014)

Hasil analisis data aktivitas belajar orang dengan persentase 83,3%, siswa
pada siklus II diperoleh aktifitas belajar yang mendapat kategori cukup aktif yaitu 0
siswa secara klasikal sebesar 8,34 yang orang dengan persentase 0%, siswa yang
tergolong aktif. Adapun data aktifitas belajar mendapat kategori kurang aktif yaitu 0
siswa secara individu yaitu sebagai berikut, siswa dengan persentase 0% dan siswa
siswa yang mendapat kategori sangat aktif yang mendapat kategori sangat kurang aktif
yaitu 6 orang dengan persentase 16,7%, yaitu 0 siswa dengan persentase 0%.
siswa yang mendapat kategori aktif yaitu 30

Tabel 3. Data Aktivitas Belajar Passing Bola Basket pada Siklus II

Jumlah
No Kriteria Kategori Dalam (%) Keterangan
Siswa
Sangat 6 orang 36 orang
1 X 9 Aktif
16,7%
(100%)
2 7 X < 9 Aktif 30 orang 83,3% Aktif
Cukup 0 orang
3 5 X<7 Aktif
0%
Kurang 0 orang
4 3 X<5 Aktif
0% 0 orang (0%)
Tidak Aktif
Sangat 0 orang
5 X<3 Kurang 0%
Aktif
36 orang
Jumlah 100% 100% Aktif

Penelitian hasil belajar siswa secara kategori sangat baik tidak ada, siswa yang
klasikal materi passing (kaki bagian dalam mendapat kategori baik 33 orang dengan
dan luar) sepak bola pada siklus II bahwa perserntase 91,7%, dan siswa yang
hasil secara klasikal sebesar 91,7%. Artinya mendapat kategori cukup baik 3 orang
nilai 91,7% pada tingkat penguasaan hasil dengan persentase 8,3%, kurang baik
belajar passing sepak bola siklus II berada maupun sangat kurang tidak ada. Siswa
pada rentang 87-100 dengan kategori yang tuntas 33 orang (91,7%) dan siswa
sangat baik (tuntas). Adapun rinciannya yang tidak tuntas 3 orang 8,3%.
sebagai berikut: siswa yang mendapat

Tabel 4. Data Hasil Belajar Passing Bola Basket pada Siklus II

Rentang Banyak Nilai


No Persentase Kategori Keterangan
Skor Siswa Huruf

Sangat
1 87-100 0 orang 0% A 33 orang
Baik
(91,7%) Tuntas
2 77-86 33 orang 91,7% B Baik
Cukup
3 67-76 3 orang 8,3% C
Baik
Kurang 3 orang (8,3%)
4 57-66 0 orang 0% D
baik Tidak Tuntas
Sangat
5 0-56 0 orang 0% E
Kurang
Jumlah 36 orang 100% 36 orang (100%)
e-Journal PJKR Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi (Vol. 1 Tahun 2014)

PEMBAHASAN pertemuan, menunjukkan terjadi


peningkatan aktivitas dan hasil belajar
Berdasarkan informasi yang diperoleh
siswa dengan implementasi model
terdapat beberapa masalah yang terjadi
pembelajaran kooperatif tipe TGT.
pada siswa kelas VII.14 SMP Negeri 2
Dengan mengimplementasikan model
Singaraja tahun pelajaran 2013/2014
pembelajaran kooperatif tipe TGT aktivitas
mengenai aktivitas dan hasil belajar
dan hasil belajar menjadi lebih baik dari
passing (kaki bagian dalam dan luar)
observasi awal. Pada siklus I aktivitas
sepak bola. Oleh karena itu peneliti
belajar tergolong kategori aktif. Sedangkan
melakukan penelitian dengan
pada siklus II aktivitas belajar tergolong
mengimplementasikan model pembelajaran
dalam aktif.
kooperatif tipe TGT. Berdasarkan hasil
penelitian yang telah dilaksanakan dua
siklus dengan masing masing siklus 2 kali

Tabel 5. Peningkatan Aktivitas Belajar Passing Bola Basket Per Tahap

Peningkatan Aktivitas Belajar


Persentase
Keaktifan Observasi Observasi
No Tahapan Aktivitas Siklus I ke
Siswa Awal ke Siklus Awal ke Siklus
Belajar Siklus II
I II
Observasi 6 orang
Aktif
1 Awal (16,17%)
26 orang
(72,22%) 30 orang
32 orang
Siklus I Aktif (88,3%)
2 (88,9%) 4 orang
(11,11%)
36 orang
3 Siklus II Aktif
(100%)

Sedangkan untuk hasil belajar pada orang. Pada siklus II ini peneliti
siklus I sebanyak 25 orang yang tuntas memberikan tindakan-tindakan TGT
namun pada siklus II terjadi peningkatan dengan melihat kelemahan-kelemahan
sehingga siswa yang tuntas sebanyak 33 pada siklus I

Tabel 6. Peningkatan Hasil Belajar Passing Bola Basket Per Tahap

Peningkatan Hasil Belajar


Persentase
Ketuntasan Observasi Observasi
No Tahapan Hasil Siklus I ke
Siswa Awal ke Awal ke
Belajar Siklus II
Siklus I Siklus II

Observasi 12 orang
Tuntas
1. Awal (33,3%)
13 orang
21 orang
(36,1%)
Siklus I 25orang Tuntas (58,3%)
2.
(69,4%)

Siklus II 33 orang 8 orang


3. Tuntas
(91,7%) (22,2%)
e-Journal PJKR Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi (Vol. 1 Tahun 2014)

Berdasarkan uraian tersebut, ini melalui implementasi model pembelajaran


berarti bahwa tingkat penguasaan materi kooperatif tipe TGT pada siswa kelas
passing (kaki bagian dalam dan luar) sepak XI.IA.1 SMA Negeri 1 Singaraja tahun
bola pada siklus II sudah memenuhi kriteria pelajaran 2013/2014. (7) Dalam jurnal
ketuntasan minimal (KKM) yang ditetapkan penelitian Putu Novyana Sari (2013)
pada mata pelajaran Penjasorkes di kelas menemukan bahwa, aktivitas dan hasil
VII.14 SMP Negeri 2 Singaraja yaitu 77 belajar Passing Bola Voli meningkat melalui
dari nilai maksimal 100. Secara klasikal, implementasi model pembelajaran
penelitian ini dianggap berhasil karena telah kooperatif tipe TGT pada siswa kelas X.9
mencapai target yakni 77% siswa di kelas SMA Negeri 7 Denpasar tahun pelajaran
terteliti telah memperoleh rata-rata nilai 2012/2013.
sebesar 77 (KKM). Karena sudah
tercapainya target yang ditentukan maka SIMPULAN
penelitian ini dihentikan sesuai dengan
Berdasarkan hasil analisis data dan
rancangan penelitian yang telah
pembahasan, dapat disimpulkan hal-hal
direncanakan sebelumnya.
sebagai berikut:
Hasil penelitian ini juga dikuatkan atau
1. Aktivitas belajar passing (kaki bagian
didukung oleh beberapa hasil penelitian
dalam dan luar) sepak bola meningkat
dari peneliti-peneliti sebelumnya,
melalui implementasi model
diantaranya: (1) I Putu Agus Jayadi Putra
pembelajaran kooperatif tipe TGT pada
(2012: xi) menemukan bahwa aktivitas dan
siswa kelas VII.14 SMP Negeri 2
hasil belajar lompat jauh meningkat melalui
Singaraja tahun pelajaran 2013/2014.
penerapan model pembelajaran kooperatif
Hasil analisis data observasi awal
tipe TGT pada siswa kelas X-1 SMA Negeri
aktivitas belajar passing sepak bola
1 Payangan tahun pelajaran 2011/2012.
secara klasikal sebesar 5,33 (cukup
(2) I Made Dwipa Antara (2012: 106)
aktif), setelah diberi tindakan pada
menemukan bahwa aktivitas dan belajar lari
siklus I aktivitas belajar meningkat
estapet meningkat melalui penerapan
sebesar 72,22% menjadi 7,6 (aktif) dan
model pembelajaran kooperatif tipe TGT
meningkat sebesar 11,11% menjadi
pada siswa kelas X1 SMA Negeri 1 Seririt
8,34 (aktif) pada siklus II. Dari hasil
tahun pelajaran 2011/2012. (3) I Wayan
siklus I dan siklus II diperoleh rata-rata
Budiarta (2012: 108) menemukan bahwa
skor aktivitas belajar teknik passing
aktivitas dan hasil belajar sepak bola
bola basket sebesar 7,97 yang berada
(passing control) meningkat melalui
pada kategori aktif.
penerapan model pembelajaran tipe TGT
2. Hasil belajar passing (kaki bagian
pada siswa kelas XI IS SMA Negeri 1 Seririt
dalam dan luar) sepak bola meningkat
tahun pelajaran 2011/2012. (4) I Wayan
melalui implementasi model
Gede Eka Putra (2012: 105) menemukan
pembelajaran kooperatif tipe TGT pada
bahwa aktivitas dan hasil belajar teknik
siswa kelas VII.14 SMP Negeri 2
dasar passing bola basket mengalami
Singaraja tahun pelajaran 2013/2014.
peningkatan melalui implementasi model
Hasil analisis data observasi awal hasil
pembelajaran kooperatif tipe TGT pada
belajar passing sepak bola secara
siswa kelas X.5 SMA Negeri 1 Sukawati
klasikal sebesar 33.3% setelah diberi
tahun pelajaran 2011/2012. (5) Dalam
tindakan pada siklus I hasil belajar
jurnal penelitian I Kadek Kariyana, (2013)
meningkat sebesar 36,1% menjadi
menemukan bahwa, aktivitas dan hasil
69,4% dan meningkat sebesar 22,2%
belajar dribbling sepakbola meningkat
menjadi 91,7% pada siklus II. Dari hasil
melalui implementasi model pembelajaran
siklus I dan siklus II diperoleh rata-rata
kooperatif tipe TGT pada siswa kelas X
skor aktivitas belajar teknik passing
MIPA 1 SMA Negeri 4 Singaraja tahun
sepak bola sebesar 80,55% brada
pelajaran 2013/2014. (6) Dalam jurnal
pada kategori baik
penelitian I Putu Winasa (2013)
menemukan bahwa, aktivitas dan hasil
belajar Passing Bola Basket meningkat
e-Journal PJKR Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi (Vol. 1 Tahun 2014)

DAFTAR PUSTAKA Tersedia pada


http://ejournal.undiksha.ac.id/index.p
Antara, I Made Dwipa. 2012.”Penerapan
hp/JJP/article/view/1797/1571
Model Pembelajaran Kooperatif Tipe
(diakses tanggal 26 Nov 2013).
TGT untuk Meningkatkan Aktivitas
dan Hasil Belajar Lari Estafet Pada
Luxbacher, A. Joseph. 2004. Sepakbola
Siswa Kelas X1 SMA Negeri 1
Langkah-langkah menuju Sukses.
Seririt Tahun Pelajaran 2011/2012”.
Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Skripsi (tidak di terbitkan).
Nurhadi, dkk. 2004. Pembelajaran
Budiarta, I Wayan. 2012.”Penerapan Model Kontekstual dan Penerapannya
Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT dalam KBK. Malang: Universitas
untuk Meningkatkan Aktivitas dan Negeri Malang.
Hasil Belajar Sepak Bola (Passing
control) Pada Siswa Kelas XI IS Putra, I Gede Eka. 2012.”Implementasi
SMA Negeri 1 Seririt Tahun Model Pembelajaran Kooperatif Tipe
Pelajaran 2011/2012”. Skripsi (tidak TGT untuk Meningkatkan Aktivitas
di terbitkan). dan Hasil Belajar Teknik Dasar
Passing Bola Basket Pada Siswa
Depdiknas. 2006. Standar Kompetensi Kelas X.5 SMA Negeri 1 Sukawati
Mata Pelajaran Pendidikan Jasmani Tahun Pelajaran 2011/2012”. Skripsi
Sekolah Dasar dan Madrasah (tidak di terbitkan).
Ibtidaiyah. Jakarta
Sari, Putu Novyana. 2013.”Implementasi
Dimyati dan Mudjiono. 2006. Belajar dan Kooperatif TGT untuk Meningkatkan
pembelajaran. Jakarta: PT Asdi Aktivitas dan Hasil Belajar Passing
Mahastya Bola Voli”. Tersedia Pada
http://ejournal.undiksha.ac.id/index.p
Dinata, Marta. 2004. Dasar-dasar Mengajar
hp/JJP/article/view/1043/908
Sepak bola. Jakarta: Cerdas Jaya.
(diakses tanggal 26 Nov 2013).
Jayadi, I Putu Agus. 2012. Implementasi
Suprijono, Agus 2009. Cooperative
Model Pembelajaran Kooperatif Tipe
Learning. Surabaya: Pustaka
TGT Untuk Meningkatkan Aktivitas
Pelajar.
dan Hasil Belajar Lompat Jauh Pada
Siswa Kelas X-1 SMA Negeri 1 Taniredja, Tukiran, dkk, 2011. Model-Model
Payangan Tahun Pelajaran Pembelajaran Inovatif. Bandung :
2011/2012. Skripsi (tidak CV. Alfabet
diterbitkan).
Winasa, I Putu. 2013.”Implementasi
Kanca, I Nyoman. 2010. Metodologi Kooperatif TGT Meningkatkan
Penelitian Keolahragaan. Singaraja: Aktivitas dan Hasil Belajar Passing
Universitas Pendidikan Ganesha. Bola Basket”. Tersedia Pada
Kariyana, I Kadek. 2013.“Implementasi http://ejournal.undiksha.ac.id/index.p
Pembelajaran Kooperatif TGT untuk hp/JJP/article/view/1768/1546
Meningkatkan Aktivitas dan Hasil (diakses tanggal 26 Nov 2013).
Belajar Dribbling SepakBola”.
e-Journal PJKR Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi (Vol. 1 Tahun 2014)

Anda mungkin juga menyukai