I. Persyaratan Pengalaman Praktik Dalam Permohonan Izin Akuntan Publik
Izin Akuntan Publik diberikan kepada seluruh Pemohon yang telah memenuhi persyaratan dalam PMK 154, dimana salah satunya persyaratannya yaitu memiliki pengalaman kerja yang dibuktikan dengan Surat Keterangan Pengalaman Praktik di bidang jasa asurans dan/atau jasa lainnya yang diverifikasi oleh Asosiasi Profesi Akuntan Publik, meliputi: 1. paling sedkit 1000 (seribu) jam jasa audit atas informasi keuangan historis dalam 7 (tujuh) tahun terakhir, dan paling sedikit 500 (lima ratus) diantaranya memimpin dan/atau mensupervisi; 2. jasa lainnya yang berkaitan dengan akuntansi, keuangan dan manajemen, dalam hal pengalaman jasa audit atas informasi keuangan historis hanya terpenuhi 90% (sembilan puluh per seratus) II. Persyaratan Pengalaman Praktik Dalam Permohonan Izin Akuntan Publik (Khusus Untuk Wilayah Provinsi Yang Tidak Terdapat KAP atau Cabang KAP) Bagi Pemohon yang berdomisili pada wilayah provinsi yang tidak terdapat KAP atau Cabang KAP, dapat mengajukan Permohonan Izin Akuntan Publik setelah memenuhi persyaratan sesuai dengan PMK 154, salah satunya yaitu memiliki Surat Keterangan Pengalaman Praktik dengan kriteria khusus, yaitu: 1. Memiliki pengalaman praktik di bidang jasa asurans dan/atau jasa lainnya, meliputi: a. paling sedikit 500 (lima ratus) jam jasa audit atas informasi keuangan historis dalam 7 (tujuh) tahun terakhir ; dan b. 500 (lima ratus) jam jasa lainnya yang diverifikasi oleh Asosiasi Profesi Akuntan Publik 2. Dilarang pindah domisili sampai dengan berakhirnya masa berlaku izin Akuntan Publik. III. Perpanjangan Izin Akuntan Publik Izin Akuntan Publik diberikan kepada seseorang yang telah memiliki kompetensi dan memenuhi kualifikasi, dengan jangka waktu selama 5 (lima) tahun sejak tanggal ditetapkannya Keputusan Menteri Keuangan tentang Izin Akuntan Publik yang bersangkutan. Izin Akuntan Publik sebagaimana dimaksud dapat diperpanjang dengan memenuhi kualifikasi yang dipersyaratkan, termasuk kewajiban untuk menjaga kompetensi yang dimiliki oleh Akuntan Publik bersangkutan. Permohonan Perpanjangan izin Akuntan Publik diajukan paling lambat yaitu 60 hari kalender sebelum Izin Akuntan Publik berakhir, sedangkan paling cepat yaitu 180 hari kalender sebelum Izin Akuntan Publik berakhir. Apabila seorang Akuntan Publik terlambat mengajukan permohonan Perpanjangan Izin Akuntan Publik, namun masih termasuk dalam grace period, maka permohonan Perpanjangan Izin Akuntan Publik yang bersangkutan masih dapat diproses, dan kepada yang bersangkutan dikenakan denda keterlambatan pengajuan perpanjangan Izin Akuntan Publik. Permohonan Perpanjangan Izin Akuntan Publiknya tidak akan diproses sebelum yang bersangkutan melunasi denda dimaksud. Apabila seorang Akuntan Publik mengajukan permohonan Perpanjangan Izin Akuntan Publik setelah Izin Akuntan Publiknya berakhir, maka permohonan Perpanjangan Izin Akuntan Publik yang bersangkutan ditolak. Dan apabila yang bersangkutan tetap berkeinginan untuk menjadi Akuntan Publik, maka yang bersangkutan dipersilakan mengajukan Permohonan Izin Akuntan Publik baru. IV. Larangan Bagi Akuntan Publik yang Sedang Menjalani Cuti Profesi Seseorang yang telah memperoleh Izin Akuntan Publik, dapat mengajukan permohonan untuk menjalani masa penghentian pemberian jasa asurans, atau yang biasa dikenal dengan istilah Cuti Profesi. Cuti Profesi diberikan paling lama sampai Izin Akuntan Publik yang bersangkutan berakhir masa berlakunya. Akuntan Publik yang sedang menjalani Cuti Profesi, dilarang melakukan tindakan sebagai berikut: 1. Memberikan jasa asurans, berupa: a. Penandatanganan perikatan jasa asurans; dan b. Penandatanganan laporan pemberian jasa asurans. 2. Menjadi pemimpin KAP, termasuk juga Pemimpin Cabang KAP. V. Persyaratan Memiliki Ruang Kantor Terpisah Dari Kegiatan Lain pada Permohonan Izin Usaha KAP dan Permohonan Izin Pendirian Cabang KAP KAP dan Cabang KAP memiliki kewajiban untuk menjaga kerahasiaan informasi klien, mengingat bidang pekerjaannya yang memang banyak memegang atau mengetahui informasi keuangan perusahaan klien yang dapat berpengaruh terhadap kelangsungan hidup perusahaan klien dimaksud. Untuk meminimalisir terjadinya kebocoran informasi, terutama yang dapat terjadi dilingkungan kantor, maka Ruang kantor yang akan digunakan untuk KAP atau Cabang KAP harus memenuhi persyaratan “terisolasi dari kegiatan lain”, yang memiliki makna yaitu steril dari kegiatan apapun, baik itu kegiatan rumah tangga, maupun kegiatan usaha lainnya. Suatu ruangan dapat dikategorikan memenuhi persyaratan “Terisolasi dari kegiatan lain” apabila memenuhi ketentuan sebagai berikut : 1) Apabila seluruh bangunan akan digunakan untuk kantor, dan semua akses masuk ke dalam bangunan dimaksud memiliki pintu yang dapat dikunci, maka ruangan dimaksud telah memenuhi ketentuan terisolasi. 2) Apabila suatu bangunan terdiri dari 2 (dua) lantai, dimana lantai 1 akan digunakan untuk ruangan KAP atau cabang KAP, sedangkan lantai 2 akan digunakan untuk kegiatan usaha lainnya, maka untuk dapat memenuhi ketentuan terisolasi, ruangan KAP atau Cabang KAP di lantai 1, harus memiliki penyekat ruangan yang memisahkan antara ruangan KAP atau Cabang KAP dengan akses bersama menuju lantai 2, dan ruangan di lantai 2 pun harus memiliki penyekat ruangan. 3) Apabila ruangan KAP atau Cabang KAP akan menggunakan salah satu ruangan pada rumah yang bercampur dengan kegiatan rumah tangga, maka untuk dapat memenuhi ketentuan terisolasi, akses masuk menuju ruangan kantor dan kegiatan rumah tangga harus berbeda, dan antara ruangan kantor dan kegiatan rumah tangga harus memiliki penyekat ruangan. 4) Apabila ruangan KAP atau Cabang KAP akan menggunakan gedung perkantoran yang disewakan kepada banyak perusahaan, maka untuk dapat memenuhi ketentuan terisolasi, seluruh ruangan yang ada pada lantai dimana ruangan kantor KAP atau cabang KAP berada, dan/atau ruangan yang berada pada sekitaran akses menuju ruangan kantor KAP atau cabang KAP, harus memiliki penyekat ruangan. 5) Kriteria penyekat ruangan sebagaimana dimaksud pada angka 2, angka 3, dan angka 4 adalah sebagai berikut : a. Memiliki ketinggian melebihi orang dewasa, sehingga apabila saat orang dewasa melompat, tetap tidak dapat melihat kedalam ruangan. Akan lebih baik apabila penyekat ruangan dimaksud sampai ke atap bangunan. b. Memiliki pintu yang dipasang pada penyekat dimaksud, dan harus dapat dikunci. c. Direkomendasikan penyekat ruangan dimaksud tidak bersifat transparan, namun apabila memang tidak mendapatkan penyekat ruangan yang lain, maka dapat ditutupi menggunakan kertas atau apapun sesuai kreativitas pemohon. VI. Penggunaan Nama KAP Pada prinsipnya, nama KAP hanya dapat digunakan oleh 1 (satu) KAP di Indonesia, sehingga apabila nama KAP dimaksud sudah digunakan, maka tidak dapat digunakan kembali oleh KAP lain. Selain itu, berlaku juga ketentuan sebagai berikut : 1) Untuk KAP Perseorangan a. Nama yang digunakan adalah nama Akuntan Publik yang mendirikan dan mengelola KAP. b. Tidak dapat menggunakan kata-kata “dan Rekan” atau “& Rekan”. c. Dalam hal nama Akuntan Publik lebih dari 1 (satu) kata, nama KAP harus menggunakan paling sedikit 1 (satu) kata yang merupakan bagian dari nama lengkap Akuntan Publik dimaksud. d. Tidak dapat digunakan oleh ahli waris ataupun oleh pihak manapun dalam hal Akuntan Publik bersangkutan meninggal dunia atau mengundurkan diri sebagai Akuntan Publik. 2) KAP Persekutuan Perdata dan Firma a. Nama yang digunakan adalah nama salah seorang atau beberapa Akuntan Publik yang merupakan Rekan pada KAP dimaksud. b. b. Dalam hal terdapat Rekan Non Akuntan Publik pada KAP dimaksud, maka nama Rekan Non Akuntan Publik dimaksud tidak dapat dijadikan nama KAP. c. Penggunaan kata “dan Rekan” atau “& Rekan” hanya dapat digunakan dalam hal tidak seluruh Akuntan Publik yang merupakan Rekan pada KAP, dicantumkan namanya sebagai nama KAP. d. Dalam hal nama Akuntan Publik lebih dari 1 (satu) kata, nama KAP harus menggunakan paling sedikit 1 (satu) kata yang merupakan bagian dari nama lengkap Akuntan Publik dimaksud. e. Nama Akuntan Publik yang telah meninggal dunia, dapat tetap dipertahankan sebagai nama atau bagian nama KAP, setelah mendapat persetujuan tertulis yang disahkan dengan Akta Notaris dari ahli waris Akuntan Publik yang meninggal dunia tersebut. f. Nama Akuntan Publik yang telah mengundurkan diri sebagai Akuntan Publik, dapat tetap dipertahankan sebagai nama atau bagian nama KAP, setelah mendapat persetujuan tertulis yang disahkan dengan Akta Notaris dari yang bersangkutan.