Anda di halaman 1dari 4

TUGAS

PENDIDIKAN PANCASILA

OLEH

Nama : HERMES PATROBAS PENABEL


Nim : 20150020
Kelas :A
Menggali Sumber Historis, Sosiologis, Politik Pendidikan
Pancasila

1. Sumber Sejarah Pendidikan Pancasila    


Diliat dari segi sejarahnya, Pancasila tidak muncul begitu saja pada tahun 1945, tetapi
telah melalui proses yang panjang, yang dimatangkan oleh sejarah perjuangan bangsa kita
sendiri, nilai-nilai penting yang terkandung dalam Pancasila adalah: Ketuhanan, Kemanusiaan,
Persatuan, Kemasyarakatan, dan Keadilan yang sebenarnya dimiliki secara obyektif oleh bangsa
Indonesia sejak jaman dulu sebelum berdirinya Negara. Proses pembentukan negara dan bangsa
Indonesia melalui proses sejarah yang cukup panjang yaitu sejak zaman kerajaan.

Nilai-nilai yang terkandung dalam setiap prinsip Pancasila sebelum dirumuskan dan
disahkan sebagai dasar negara Indonesia secara obyektif dimiliki oleh bangsa Indonesia sendiri.
Sehingga asal mula nilai-nilai Pancasila tidak lain adalah bangsa Indonesia itu sendiri, atau
bangsa Indonesia sebagai penyebab materialis Pancasila Dalam era reformasi, bangsa Indonesia
harus mempunyai visi dan pandangan hidup yang kuat (nasionalisme) agar tidak terseret di
tengah pergaulan dunia internasional. hal ini dapat dilakukan dengan kesadaran berbangsa yang
berakar pada sejarah bangsa.
Secara historis sejak zaman kerajaan, nilai-nilai Pancasila sudah muncul dalam
kehidupan berbangsa kita. Oleh karena itu, unsur-unsur Pancasila senantiasa melekat dalam
kehidupan masyarakat Indonesia. nilai-nilai yang terkandung dalam setiap unsur Pancasila
kemudian dirumuskan dan disahkan sebagai dasar Negara. Sebagai tumpuan negara, Pancasila
harus selalu dijadikan acuan dalam bertindak dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan
bernegara. Semua peraturan perundang-undangan yang ada tidak boleh bertentangan dengan
nilai-nilai Pancasila.

2. Sumber Sosiologis Pendidikan Pancasila

Sosiologi diimplementasikan sebagai ilmu kehidupan manusia. Di dalamnya mengkaji


berbagai latar belakang,proses sosial termasuk perubahan sosial, dan permasalahan sosial yang
perlu dilakukan secara arif dengan menggunakan nilai-nilai standar yang merujuk pada nilai-nilai
Pancasila. Berbeda dengan bangsa lain, bangsa Indonesia melandaskan perspektifnya tentang
kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara pada prinsip-prinsip budaya yang dimiliki
dan tertanam pada bangsa itu sendiri. Nilai-nilai kenegaraan dan sosial yang terkandung dalam
prinsip Pancasila tidak hanya hasil konseptual seseorang, tetapi juga karya besar bangsa
Indonesia sendiri yang diambil dari nilai-nilai budaya yang dimiliki oleh setiap orang yang
menggambarkan filosofis para pendiri negara

3. Sumber Politik Pendidikan Pancasila

Fenomena kehidupan politik bangsa Indonesia menjadi salah satu materi menarik dalam
pendidikan. dikarenakan pola pikir masyarakat Indonesia dalam kehidupkan politik dilaksanakan
berdasarkan lima sila.

Oleh karena itu, Nilai-nilai Pancasila secara mutlak harus dimiliki oleh otoritas
penyelenggara pemerintahan, agar tidak menyebabkan berbagai penyimpangan, seperti yang
sering terjadi saat ini. Misalnya korupsi, kolusi dan nepotisme, penyuapan, pembunuhan,
terorisme, dan narkotika serta perselingkuhan di kalangan elit politik menjadi streotipe
masyarakat.

Namun, dalam penerapan etika Pancasila di Indonesia masih banyak kendala, yaitu:

 Etika politik terperangkap dalam ideologi itu sendiri. Saat seseorang menilai suatu
ideologi, dia pasti akan mencari kelemahan dan kekurangannya. Hal ini memunculkan
keyakinan bahwa etika politik ialah sebuah metode yang efektif dan efisien untuk
mengkritik ideologi, kemudian etika politik menjadi ideologi itu sendiri.

 Pancasila adalah sistem filosofis yang lebih lengkap dari pada etika politik Pancasila,
sehingga setiap kritik yang diarahkan pada Pancasila oleh etika politik Pancasila tidak
mungkin keluar dari Pancasila itu sendiri karena kritik tersebut tidak akan menghasilkan
apa-apa.

Dibalik semua kendala, bukan berarti etika politik Pancasila tidak bisa menjadi instrumen
atau cara mengkaji suatu Pancasila. Kendala pertama dapat diatasi dengan melebarkan etika
politik Pancasila hingga kritik dari pintu keluar manapun, agar tidak terperangkap dalam
lingkaran tersebut. Kendala kedua dapat diselesaikan dengan menunjukkan kritik pada tataran
praksis Pancasila terlebih dahulu, kemudian secara bertahap merunut ke pemahaman yang lebih
umum hingga ontologi Pancasila menggunakan kaidah-kaidah moral.

Anda mungkin juga menyukai