PENDIDIKAN PANCASILA
OLEH
Nilai-nilai yang terkandung dalam setiap prinsip Pancasila sebelum dirumuskan dan
disahkan sebagai dasar negara Indonesia secara obyektif dimiliki oleh bangsa Indonesia sendiri.
Sehingga asal mula nilai-nilai Pancasila tidak lain adalah bangsa Indonesia itu sendiri, atau
bangsa Indonesia sebagai penyebab materialis Pancasila Dalam era reformasi, bangsa Indonesia
harus mempunyai visi dan pandangan hidup yang kuat (nasionalisme) agar tidak terseret di
tengah pergaulan dunia internasional. hal ini dapat dilakukan dengan kesadaran berbangsa yang
berakar pada sejarah bangsa.
Secara historis sejak zaman kerajaan, nilai-nilai Pancasila sudah muncul dalam
kehidupan berbangsa kita. Oleh karena itu, unsur-unsur Pancasila senantiasa melekat dalam
kehidupan masyarakat Indonesia. nilai-nilai yang terkandung dalam setiap unsur Pancasila
kemudian dirumuskan dan disahkan sebagai dasar Negara. Sebagai tumpuan negara, Pancasila
harus selalu dijadikan acuan dalam bertindak dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan
bernegara. Semua peraturan perundang-undangan yang ada tidak boleh bertentangan dengan
nilai-nilai Pancasila.
Fenomena kehidupan politik bangsa Indonesia menjadi salah satu materi menarik dalam
pendidikan. dikarenakan pola pikir masyarakat Indonesia dalam kehidupkan politik dilaksanakan
berdasarkan lima sila.
Oleh karena itu, Nilai-nilai Pancasila secara mutlak harus dimiliki oleh otoritas
penyelenggara pemerintahan, agar tidak menyebabkan berbagai penyimpangan, seperti yang
sering terjadi saat ini. Misalnya korupsi, kolusi dan nepotisme, penyuapan, pembunuhan,
terorisme, dan narkotika serta perselingkuhan di kalangan elit politik menjadi streotipe
masyarakat.
Namun, dalam penerapan etika Pancasila di Indonesia masih banyak kendala, yaitu:
Etika politik terperangkap dalam ideologi itu sendiri. Saat seseorang menilai suatu
ideologi, dia pasti akan mencari kelemahan dan kekurangannya. Hal ini memunculkan
keyakinan bahwa etika politik ialah sebuah metode yang efektif dan efisien untuk
mengkritik ideologi, kemudian etika politik menjadi ideologi itu sendiri.
Pancasila adalah sistem filosofis yang lebih lengkap dari pada etika politik Pancasila,
sehingga setiap kritik yang diarahkan pada Pancasila oleh etika politik Pancasila tidak
mungkin keluar dari Pancasila itu sendiri karena kritik tersebut tidak akan menghasilkan
apa-apa.
Dibalik semua kendala, bukan berarti etika politik Pancasila tidak bisa menjadi instrumen
atau cara mengkaji suatu Pancasila. Kendala pertama dapat diatasi dengan melebarkan etika
politik Pancasila hingga kritik dari pintu keluar manapun, agar tidak terperangkap dalam
lingkaran tersebut. Kendala kedua dapat diselesaikan dengan menunjukkan kritik pada tataran
praksis Pancasila terlebih dahulu, kemudian secara bertahap merunut ke pemahaman yang lebih
umum hingga ontologi Pancasila menggunakan kaidah-kaidah moral.