Anda di halaman 1dari 16

BAB 5

HASIL DAN PEMBAHASAN

Bab ini akan menyajikan mengenai hasil dan pembahasan dari

penelitian tentang “Pengaruh Pemberian Kompres Air Hangat Terhadap

Penurunan Suhu Tubuh Pada Balita 1-5 Tahun Dengan Demam di

Wilayah Kerja Puskesmas Kapongan Kabupaten Situbondo Tahun 2021”.

Kegiatan penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 17 Mei 2021 sampai

tanggal dilakukan pada responden yang menjadi sampel penelitian

dengan bertemu secara langsung.

5.1 Hasil Penelitian

5.1.1 Gambaran Lokasi Penelitian

5.1.1.1 Data Wilayah Penelitian

Puskesmas Kapongan yang beralamat di Jalan Nasional

1, Kabupaten Situbondo, Jawa Timur. Sejarah perkembangan

Puskesmas Kapongan diawali dengan dibangunnya Poli Klinik

Kesehatan pada tahun 1969. Seiring dengan perkembangan

zaman yang membutuhkan peningkatan jasa pelayanan

kesehatan kepada masyarakat, maka pada tahun 1971 Poli

Klinik Kesehatan ditingkatkan statusnya menjadi Puskesmas

Kapongan dengan layanan Rawat Jalan. Dalam

perkembangannya layanan UGD 24 jam dan Rawat Inap yang

semakin baik pada tanggal 5 juli 2010 diterbitkan SK Kepala

Dinas Kesehatan Kab.Situbondo tentang "Penetapan


Puskesmas UGD 24 jam dan Rawat Inap. Untuk selanjutnya

dipertegas melalui keputusan Bupati Nomor

188/368/P/004:2/2010 tentang "Peningkatan Status Puskesmas

dan Puskesmas Pembantu di Kabupaten Situbondo pada tahun

2010.”

Batas batas dari wilayah kerja puskesmas kapongan kabupaten

situbondo adalah sebagai berikut :

1. Utara : Maubel

2. Selatan : Daerah pemukiman

3. Timur : Jalan raya

4. Barat : Polsek

5. Telepone : (0333) 675721


5.1.2 Data Umum

1. Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin di wilayah kerja

Puskesmas Kapongan Kabupaten Situbondo tahun 2021

Jenis Kelamin

Perempuan
Laki-laki Perempuan
48% Laki-laki
52%

Diagram 5.1 Distribusi frekuensi responden berdasarkan Jenis


kelamin di Wilayah Kerja Puskesmas Kapongan
Kabupaten Situbondo Tahun 2021

Berdasarkan diagram 5.1 di atas dapat diketahui bahwa

sebagian besar responden berjenis kelamin perempuan sebanyak 29

balita (52%).

2. Karakteristik responden berdasarkan umur di wilayah kerja

Puskesmas Kapongan Kabupaten Situbondo tahun 2021


Umur

1 tahun
5 tahun1 tahun 2 tahun
14% 4%
4.5 tahun 2.5 tahun
2% 2 tahun
29% 3 tahun
4 tahun 3.5 tahun
21% 2.5 tahun 4 tahun
2% 4.5 tahun
3.5 tahun
4% 3 tahun 5 tahun
25%

Diagram 5.2 Distribusi frekuensi responden berdasarkan umur di


Wilayah Kerja Puskesmas Kapongan Kabupaten
Situbondo Tahun 2021

Berdasarkan diagram 5.2 di atas dapat diketahui bahwa

hampir setengahnya responden berumur 2 tahun sebanyak 16 balita

(29%).

3. Karakteristik responden berdasarkan Berat Badan di wilayah kerja

Puskesmas Kapongan Kabupaten Situbondo tahun 2021


Diagram 5.3 Distribusi frekuensi responden berdasarkan Berat Badan
di Wilayah Kerja Puskesmas Kapongan Kabupaten
Situbondo Tahun 2021

Berdasarkan diagram 5.3 di atas dapat diketahui bahwa

sebagian besar responden memiliki berat badan 11-15 kg sebanyak

30 balita (%).

4. Karakteristik responden berdasarkan urutan anak di wilayah kerja

Puskesmas Kapongan Kabupaten Situbondo tahun 2021

Diagram 5.4 Distribusi frekuensi responden berdasarkan urutan anak


di Wilayah Kerja Puskesmas Kapongan Kabupaten
Situbondo Tahun 2021

Berdasarkan diagram 5.4 di atas dapat diketahui bahwa sebagian

besar responden urutan anak ke 1 sebanyak 27 balita (%).

5. Karakteristik responden berdasarkan usia ibu di wilayah kerja

Puskesmas Kapongan Kabupaten Situbondo tahun 2021


Diagram 5.5 Distribusi frekuensi responden berdasarkan usia ibu di
Wilayah Kerja Puskesmas Kapongan Kabupaten
Situbondo Tahun 2021

Berdasarkan diagram 5.5 di atas dapat diketahui bahwa sebagian

besar usia ibu responden 23-27 tahun sebanyak 22 orang (%).

6. Karakteristik responden berdasarkan pendidikan ibu di wilayah kerja

Puskesmas Kapongan Kabupaten Situbondo tahun 2021

Diagram 5.6 Distribusi frekuensi responden berdasarkan pendidikan


ibu di Wilayah Kerja Puskesmas Kapongan
Kabupaten Situbondo Tahun 2021

Berdasarkan diagram 5.6 di atas dapat diketahui bahwa sebagian

besar pendidikan ibu responden yaitu SMP sebanyak 20 orang (%).

7. Karakteristik responden berdasarkan pekerjaan ibu di wilayah kerja

Puskesmas Kapongan Kabupaten Situbondo tahun 2021

Diagram 5.7 Distribusi frekuensi responden berdasarkan pekerjaan


ibu di Wilayah Kerja Puskesmas Kapongan
Kabupaten Situbondo Tahun 2021

Berdasarkan diagram 5.7 di atas dapat diketahui bahwa hampir

seluruh pendidikan ibu responden yaitu IRT sebanyak 51 orang (%).


5.1.3 Data Khusus

1. Karakteristik responden berdasarkan suhu tubuh balita sebelum dan

sesudah diberikan kompres air hangat pada balita 1-5 tahun dengan

demam di wilayah kerja puskesmas Kapongan kabupaten Situbondo

tahun 2021.

Mean N Std. Deviation Std. Error Mean

Pair 1 Sebelum 38.164 56 .5584 .0746

Sesudah 37.893 56 .6272 .0838

Tabel 5.3 Distribusi responden berdasarkan suhu tubuh balita sebelum

dan sesudah diberikan kompres air hangat pada balita 1-5 tahun dengan

demam di wilayah kerja puskesmas Kapongan kabupaten Situbondo tahun

2021.

Berdasarkan tabel 5.3 diatas menunjukkan bahwa rata-rata suhu

tubuh responden sebelum kompres air hangat adalah 38,1ºC dengan

standar deviasi 0,55ºC. Sedangkan rata-rata suhu tubuh responden

setelah diberikan kompres air hangat adalah 37,8ºC, dengan standar

deviasi sebesar 0,62ºC.


2. Pengaruh pemberian kompres air hangat terhadap penurunan suhu tubuh

pada balita 1-5 tahun dengan demam di wilayah kerja puskesmas

kapongan kabupaten situbondo tahun 2021.

Tabel 5.4 Hasil analisis dengan uji t-test dependent

Paired Differences t Df Sig. (2-tailed)

95% Confidence Interval


of the Difference
Std. Std. Error
Mean Deviation Mean Lower Upper

Pair 1 sebelum -
.2714 .6597 .0882 .0948 .4481 3.079 55 .003
sesudah

Berdasarkan hasil analisis statistik dengan menguji uji t-test

dependent dengan SPSS version 16 for windows 13, diperoleh nilai

signifikansi p=0,003 dengan taraf signifikansi α=0,05 (p=0,003 <

α=0,003), dari hasil analisis tersebut dapat disimpulkan bahwa ada

Pengaruh Pemberian Kompres Air Hangat Terhadap Penurunan

Suhu Tubuh Pada Balita 1-5 Tahun Dengan Demam Di Wilayah

Kerja Puskesmas Kapongan Kabupaten Situbondo Tahun 2021.


5.2 Pembahasan

5.2.1 Penurunan suhu tubuh pada balita 1-5 tahun dengan demam

sebelum diberikan kompres air hangat

Berdasarkan tabel 5.3 bahwa suhu tubuh sebelum diberikan

kompres air hangat hampir seluruhnya masih dalam kategori tinggi

yaitu rata-rata suhu tubuh responden sebelum kompres air hangat

adalah 38,1ºC.

Cahyaningrum (2016) menyatakan bahwa demam adalah

kenaikan suhu tubuh di atas normal. Bila diukur pada rektal >38°C

(100,4°F), diukur pada oral >37,8°C, dan bila diukur melalui aksila

>37,2°C (99°F). Derajat suhu yang dapat dikatakan demam adalah

rectal temperature ≥38,0°C atau oral temperature ≥37,5°C atau

axillary temperature ≥37,2°C.

Beberapa faktor yang mempengaruhi suhu tubuh salah satunya

yaitu faktor usia. Berdasarkan tabel 5.1 di dapatkan bahwa sebagian

besar responden berjenis kelamin perempuan sebanyak 29 balita

(52%). Usia merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi suhu

tubuh (Hegner, 2016). Kebanyakan anak berumur 1 tahun,

perkembangan otak belum mengalami kematangan sehingga peran

hipotalamus dalam usaha penurunan suhu tubuh melalui vasodilatasi

pembuluh darah dan pengeluaran panas tubuh dengan cara evaporasi

kurang optimal (Afrah, 2017).

Berdasarkan tabel 5.2 didaptkan bahwa sebagian besar

responden berumur 2 tahun sebanyak 16 balita (29%). Jenis kelamin


anak usia 2-5 tahun mempengaruhi penurunan suhu tubuh pada proses

kenyamanan, anak perempuan dalam merespon stimulus rangsangan

lebih kuat dan lebih intesif dari pada anak laki-laki. Sehingga ketika

diberikan terapi kombinasi kompres hangat anak perempuan dapat

mengkontrol emosi dari pada anak laki-laki yang cenderung rewel.

Proses kenyamanan ini akan mempengaruhi penurunan suhu tubuh

dimana anak perempuan suhu tubuh akan mudah turun dari pada laki-

laki (Boyoh, Nurachman, & Apriani, 2015 dalam Irmachatshalihah,

2020).

Dengan demikian banyak faktor predisposisi yang menyebabkan

peningkatan suhu tubuh terjadi pada balita. Peningkatan kasus demam

pada usia sekolah dikarenakan balita lebih sering berada diluar rumah

dan mudah terpapar polusi, terserang bakteri dan virus sehingga

terjadi peningkatan suhu tubuh. Hal ini terjadi karena pelepasan

homon pertumbuhan sehingga pertumbuhan kerangka pada anak

perempuan usia sekolah lebih menonjol daripada anak laki-laki. Selain

itu pada anak perempuan kerja hormon dipengaruhi oleh adanya

protein spesifik yang disebut reseptor. Reseptor hormon glikoprotein

yaitu folicle stimulatinghormone (FSH) dan luteinizing hormone (LH)

terdapat di membran plasma sel gonad. Aktivasi FSH dan LH yang

dipengaruhi hipotalamus dapat ditekan oleh steroid gonad sehingga

pada anak hormon estrogen sangat rendah. Estrogen mempengaruhi

penimbunan lemak di tubuh. Sehingga rendahnya estrogen pada anak


perempuan menyebabkan leptin yang dihasilkan oleh sel lemak dalam

tubuh masih sedikit.

5.2.2 Penurunan suhu tubuh pada balita 1-5 tahun dengan demam

sesudah diberikan kompres air hangat

Berdasarkan tabel 5.3 didapatkan hasil setelah diberikan

kompres air hangat rata-rata suhu tubuh responden adalah 37,8ºC.

Pemberian kompres air hangat pada daerah pembuluh darah

besar merupakan upaya memberikan rangsangan pada area preoptik

hipotalamus agar menurunkan suhu tubuh. Sinyal hangat yang

dibawa oleh darah ini menuju hipotalamus akan meransang area

preoptik mengakibatkan pengeluaran sinyal oleh sistem efektor.

Sinyal ini akan menyebabkan terjadinya pengeluaran panas tubuh

yang lebih banyak melalui dua mekanisme yaitu dilatasi pembuluh

darah perifer dan keringat (Fadli, 2018).

Kompres hangat menyebabkan suhu tubuh diluaran akan

terjadi hangat sehingga tubuh akan menginterpretasikan bahwa suhu

diluaran cukup panas, akhirnya tubuh akan menurunkan kontrol

pengatur suhu di otak supaya tidak meningkatkan suhu pengatur

tubuh, dengan suhu diluaran hangat akan membuat pembuluh darah

tepi dikulit melebar dan mengalami vasodilatasi sehingga pori-pori

kulit akan membuka dan mempermudah pengeluaran panas,

sehingga akan terjadi perubahan suhu tubuh (Hasan, 2017).


Kompres hangat merupakan salah satu cara metode fisik

untuk menurunkan demam yang bersifat non farmakologi. Selain itu,

kompres hangat juga bertujuan untuk menurunkan suhu di

permukaan tubuh. Turunnya suhu terjadi lewat panas tubuh yang

digunakan untuk menguapkan air pada kain kompres. Karena air

hangat membantu darah tepi di kulit melebar, sehingga pori-pori

menjadi terbuka yang selanjutnya memudahkan pengeluaran panas

dari dalam tubuh. Turunnya suhu terjadi lewat panas tubuh yang

digunakan untuk menguapkan air pada kain kompres. Karena air

hangat membantu darah tepi di kulit melebar, sehingga pori-pori

menjadi terbuka yang selanjutnya memudahkan pengeluaran panas

dari dalam tubuh.

5.2.3 Pengaruh Pemberian Kompres Air Hangat Terhadap Perubahan


Suhu Tubuh Pada Balita 1-5 Tahun Dengan Demam Di Wilayah
Kerja Puskesmas Kapongan Kabupaten Situbondo Tahun 2021.

Berdasarkan hasil analisis statistik dengan menguji uji t-test

dependent dengan SPSS version 16 for windows 13, diperoleh nilai

signifikansi p=0,003 dengan taraf signifikansi α=0,05 (p=0,003 <

α=0,003), dari hasil analisis tersebut dapat disimpulkan bahwa ada

Pengaruh Pemberian Kompres Air Hangat Terhadap Penurunan Suhu

Tubuh Pada Balita 1-5 Tahun Dengan Demam Di Wilayah Kerja

Puskesmas Kapongan Kabupaten Situbondo Tahun 2021.

Penelitian ini sejalan dengan penelitian Purwanti &

Ambarwati (2017) menunjukkan bahwa rerata suhu tubuh pasien


sebelum dilakukan tindakan kompres hangat sebesar 38,9˚C dan

sesudah dilakukan intervensi rerata suhu tubuh pasien adalah 37,9˚C.

Pada uji analisis terjadi perubahan rerata suhu tubuh 0,97˚C dengan

SD 0,35˚C nilai p = 0,0001 yang berarti bahwa p<0,05. Penelitian ini

juga sejalan dengan penelitian Hartini & Pertiwi (2015)

menunjukkan bahwa efektifitas penurunan suhu tubuh pada anak

demam sebelum perlakuan kompres air hangat adalah 38,65˚C dan

sesudah diberikan perlakuan kompres air hangat suhu tubuh menjadi

37,27˚C. Pada uji Paired T-test menunjukkan nilai p =0,0001

(p<0,05) di rumah sakit Telogorejo Semarang.

Adapun asumsi penelitian pemberian kompres air hangat

memiliki pengaruh terhadap perubahan suhu tubuh pada pasien

demam khususnya pada balita. Kompres hangat termasuk tindakan

mandiri yang harus diketahui oleh semua tenaga kesehatan begitupun

dengan orang tua. Maka Kompres hangat berpengaruh karena

pembuluh tepi dikulit melebar dan mengalami vasodilatasi sehingga

pori-pori kulit akan membuka dan mempermudah pengeluaran

panas, sehingga terjadi perubahan suhu tubuh.


BAB 6

PENUTUP

6.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan di atas, maka

kesimpulan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Penurunan suhu tubuh pada balita 1-5 tahun dengan demam

sebelum diberikan kompres air hangat di wilayah kerja

puskesmas kapongan kabupaten situbondo tahun 2021

menunjukkan bahwa rata-rata suhu tubuh responden adalah

38,1ºC dengan standar deviasi 0,55ºC.

2. Penurunan suhu tubuh pada balita 1-5 tahun dengan demam

sesudah diberikan kompres air hangat di wilayah kerja

puskesmas kapongan kabupaten situbondo tahun 2021 rata-rata

suhu tubuh responden adalah 37,8ºC, dengan standar deviasi

sebesar 0,62ºC.

3. Berdasarkan hasil analisis statistik dengan menguji uji t-test

dependent dengan SPSS version 16 for windows 13, diperoleh

nilai signifikansi p=0,003 dengan taraf signifikansi α=0,05

(p=0,003 < α=0,003), dari hasil analisis tersebut dapat

disimpulkan bahwa ada Pengaruh Pemberian Kompres Air

Hangat Terhadap Penurunan Suhu Tubuh Pada Balita 1-5 Tahun

Dengan Demam Di Wilayah Kerja Puskesmas Kapongan

Kabupaten Situbondo Tahun 2021.


6.2 Saran

Berdasarkan hasil pertimbangan peneliti tentang Pengaruh

Pemberian Kompres Air Hangat Terhadap Penurunan Suhu Tubuh Pada

Balita 1-5 Tahun Dengan Demam Di Wilayah Kerja Puskesmas Kapongan

Kabupaten Situbondo Tahun 2021, maka saran dari penelitian ini adalah

sebagai berikut:

1. Bagi Peneliti Selanjutnya

Bagi peneliti yang akan datang di harapkan dapat menambah

jumlah responden dan membuat kelompok kontrol dengan

menggunakan desain penelitian yang berbeda yaitu tentang

pemberian kompres air hangat terhadap penurunan suhu tubuh pada

balita 1-5 tahun dengan demam.

2. Bagi Institusi

Hasil penelitian ini dapat membantu dosen untuk memberikan

pembelajaran bagi mahasiswa melalui pemberian kompres hangat

dengan SOP yang benar dan sesuai.

3. Bagi Responden

Penelitian ini dapat memberikan latihan atau praktik mandiri agar

ibu melakukan yang benar tentang pemberian kompres hangat

sehingga dapat diaplikasikan dengan benar.

4. Bagi Tempat Penelitian

Penelitian ini mampu memberikan masukan kepada tempat

penelitian yaitu Puskesmas Kapongan Kabupaten Situbondo


sebagai bahan referensi untuk meningkatkan ilmu pengetahuan, dan

bermanfaat bagi semua bisa dijadikan sumber bacaan di

perpustakaan berkaitan dengan pemberian kompres hangat pada

balita 1-5 tahun dengan demam.

Anda mungkin juga menyukai