Anda di halaman 1dari 5

SYOK

S No. Dokumen :
O No. Revisi :
P Tanggal Terbit :
Halaman :

Dr. LM. Awaluddin Akram


PUSKESMAS WABOROBO NIP. 19820820 201001 1 031
1. Pengertian Syok adalah salah satu sindroma kegawatan yang memerlukan
penanganan intensif dan agresif. Syok adalah sindroma mutifaktorial yang
menuju hipoperfusi jaringan lokal atau sistemis dan mengakibatkan
hipoksia sel dan disfungsi multiple organ. Kegagalan perfusi jaringan dan
hantran nutrisi dan oksigen sistemik yang tidak adekuat tidak mampu
memenuhi kebutuhan metabolism sel.
2. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah dalam penatalaksanaan
syok.
3. Kebijakan SK Kepala Puskesmas Nomor 138/SK/VIII/2018 tentang Pedoman
Pelayanan Pemeriksaan Umum
4. Referensi Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2014
tentang Panduan Praktik Klinis Bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan
Kesehatan Primer.
5. Prosedur Alat dan Bahan:
1. Rekam medis pasien.
2. Alat medis: tensimeter, stetoskop, termometer, timbangan berat
badan, alat ukur tinggi badan, senter/penlight, tabung oksigen, selang
oksigen.
3. Alat Pelindung diri (APD).
4. Alat tulis.
5. Jam.
6. Langkah-Langkah 1. Dokter/perawat menerima pasien.
2. Dokter melakukan anamnesis keluhan pasien yaitu lemas badan
atau tidak sadarkan diri. Untuk identifikasi penyebab, perlu
ditanyakan faktor predisposisi seperti karena infark miokard antara
lain: umur, diabetes melitus, riwayat angina, gagal jantung kongestif.
Tanda awal iskemi jantung akut yaitu nyeri dada, sesak nafas,
gelisah dan ketakutan, nausea dan vomiting dan gangguan sirkulasi
lanjut menimbulkan berbagai disfungsi end organ. Riwayat trauma
untuk syok karena perdarahan atau syok neurogenik pada trauma
servikal atau high thoracic spinal cord injury. Demam dan riwayat
infeksi untuk syok septik. Gejala klinis yang timbul setelah kontak
dengan antigen pada syok anafilaktik. Syok obstruktif, tampak
hampir sama dengan syok kardiogenik dan hipovolemik.
3. Dokter/perawat mencuci tangan sebelum melakukan pemeriksaan
fisik.
4. Perawat melakukan pemeriksaan tanda vital (tekanan darah,
frekuensi nadi, frekuensi nafas, dan suhu tubuh).
5. Dokter melakukan pemeriksaan fisik
a. Hipotensi dan penyempitan tekanan nadi (adalah tanda
hilangnya cairan yang berat dan syok).
b. Hiperthermia, normothermia, atau hipothermia dapat terjadi pada
syok. Hipothermia adalah tanda dari hipovolemia berat dan syok
septik.
c. Detak jantung naik, frekuensi nafas naik, kesadaran turun.
d. Produksi urine turun, merupakan penunjuk awal hipovolemia dan
respon ginjal terhadap syok.
e. Gambaran klinis syok kardiogenik tampak sama dengan gejala
klinis syok hipovolemik, ditambah dengan adanya disritmia,
bising jantung, gallop.
f. Gejala klinis syok septik tak dapat dilepaskan dari keadaan
sepsis sendiri berupa sindroma reaksi inflamasi sistemik (SIRS)
dimana terdapat dua gejala atau lebih:
- Temperatur >380C atau <360C.
- Heart rate >90x/mnt.
- Frekuensi nafas >20x/mn.
- Leukosit >12.000 sel/mm atau < 4000 sel/mm atau
>10% bentuk imatur.
g. Efek klinis syok anafilaktik mengenai sistem pernafasan dan
sistem sirkulasi, yaitu terjadi edema hipofaring dan laring,
konstriksi bronkus dan bronkiolus, disertai hipersekresi mukus,
dimana semua keadaan ini menyebabkan spasme dan obstruksi
jalan nafas akut.
h. Syok neurogenik ditandai dengan hipotensi disertai bradikardi.
Gangguan neurologis: paralisis flasid, refleks extremitas hilang
dan priapismus.
i. Syok obstruktif, tampak hampir sama dengan syok kardiogenik
dan hipovolemik. Gejala klinis juga tergantung etiologi
penyebabnya, yang sering terjadi adalah tromboemboli paru,
tamponade jantung, obstruksi arterioventrikuler, tension
pneumothorax. Gejala ini akan berlanjut sebagai tanda-tanda
akut kor pulmonal dan payah jantung kanan: pulsasi vena
jugularis, gallop, bising pulmonal, aritmia. Karakteristik
manifestasi klinis tamponade jantung: suara jantung menjauh,
pulsus altemans, JVP selama inspirasi. Sedangkan emboli
pulmonal: disritmia jantung, gagal jantung kongesti.
6. Dokter/perawat mencuci tangan setelah memeriksa pasien.
7. Dokter menegakkan diagnosis berdasarkan anamnesis dan
pemeriksaan fisik. Kriteria diagnosis:
a. Syok Hipovolemik yaitu kegagalan perfusi dan suplai
oksigen disebabkan oleh hilangnya sirkulasi volume
intravaskuler sebesar >20-25% sebagai akibat dari
perdarahan akut, dehidrasi, kehilangan cairan pada ruang
ketiga atau akibat sekunder dilatasi arteri dan vena.

b. Syok Kardiogenik yaitu kegagalan perfusi dan suplai oksigen


disebabkan oleh adanya kerusakan primer fungsi atau
kapasitas pompa jantung untuk mencukupi volume jantung
semenit, berkaitan dengan terganggunya preload, afterload,
kontraktilitas, frekuensi ataupun ritme jantung. Penyebab
terbanyak adalah infark miokard akut, keracunan obat,
infeksi/inflamasi, gangguan mekanik.
c. Syok Distributif yaitu kegagalan perfusi dan suplai oksigen
disebabkan oleh menurunnya tonus vaskuler mengakibatkan
vasodilatasi arterial, penumpukan vena dan redistribusi
aliran darah. Penyebab dari kondisi tersebut terutama
komponen vasoaktif pada syok anafilaksis; bakteria dan
toksinnya pada septik syok sebagai mediator dari SIRS;
hilangnya tonus vaskuler pada syok neurogenik.
d. Syok Obstruktif yaitu kegagalan perfusi dan suplai oksigen
berkaitan dengan terganggunya mekanisme aliran balik
darah oleh karena meningkatnya tekanan intrathorakal atau
terganggunya aliran keluar arterial jantung (emboli pulmoner,
emboli udara, diseksi aorta, hipertensi pulmoner, tamponade
perikardial, perikarditis konstriktif) ataupun keduanya oleh
karena obstruksi mekanis.
e. Syok endokrin, disebabkan oleh hipotiroidisme,
hipertiroidisme dengan kolaps kardiak dan insufisiensi
adrenal. Pengobatan adalah tunjangan kardiovaskular
sambil mengobati penyebabnya. Insufisiensi adrenal
mungkin kontributor terjadinya syok pada pasien sakit gawat.
Pasien yang tidak respon pada pengobatan harus tes untuk
insufisiensi adrenal.
8. Dokter memberikan penatalaksanaan
a. Pengenalan dan restorasi yang cepat dari perfusi adalah kunci
pencegahan disfungsi organ-multipel dan kematian.
b. Pada semua bentuk syok, manajemen jalan nafas dan
pernafasan untuk memastikan oksigenasi pasien baik, kemudian
restorasi cepat dengan infus cairan.
c. Pilihan pertama adalah kristaloid (Ringer laktat/Ringer asetat)
disusul darah pada syok perdarahan. Keadaan hipovolemi diatasi
dengan cairan koloid atau kristaloid sekaligus memperbaiki
keadaan asidosis.
d. Pengobatan syok sebelumnya didahului dengan penegakan
diagnosis etiologi. Diagnosis awal etiologi syok adalah esensial,
kemudian terapi selanjutnya tergantung etiologinya.
e. Tindakan invasif seperti intubasi endotrakeal dapat dilakukan
hanya untuk life saving oleh dokter yang kompeten.
9. Dokter memberikan konseling dan edukasi mengenai kemungkinan
terburuk yang dapat terjadi pada pasien dan pencegahan terjadinya
kondisi serupa.
10. Dokter memberikan rujukan setelah kegawatan pasien dapat
ditangani.
11. Dokter mencatat semua hasil anamnesis, pemeriksaan fisik,
diagnosis, penatalaksanaan dan KIE dalam rekam medis.

7. Diagram Alur
Dokter/Perawat
menerima pasien Dokter Dokter/Perawat
melakukan mencuci tangan
anamnesis

Dokter Dokter/Perawat Dokter/Perawat


menegakkan mencuci tangan melakukan
diagnosis pemeriksaan fisik
 Oksigenasi
Penatalaksanaan  Cairan IV

Rujuk ke dokter Dokumentasi pada


KIE spesialis rekam medis
(bila perlu)

8. Hal-Hal Yang Harus Pelayanan medis yang diberikan disesuaikan dengan kondisi klinis
Diperhatikan pasien.
9. Unit Terkait RGD, Farmasi
10.Dokumen Terkait 1. Rekam Medik
2. Buku Register Pasien di masing-masing unit
11.Rekam
Historis Tanggal mulai
No Yang dirubah Isi Perubahan
Perubahan diberlakukan

Anda mungkin juga menyukai