Anda di halaman 1dari 11

TUGAS KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH

(CA GINJAL)

NAMA KELOMPOK :
1. FEBRI EKA CHANDRA KIRANA (202303101066)
2. AMANDA DWI BLESYSKY (202303101071)
3. IRA NURFAIDA (20230301089)
4. EKA ILMIATUR ROHMA (202303101130)

PROGRAM STUDI D3 KEPERAWATAN


FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS JEMBER
LUMAJANG
2021
A. Definisi
Kanker ginjal adalah penyakit kanker yang munculnya berawal dari dalam ginjal.
Ginjal sendiri merupakan dua organ saluran kandung kemih, berbentuk seperti kacang
berukuran sekepalan tangan.
Kanker Ginjal adalah kondisi medis yang ditandai dengan kelainan pertumbuhan dari
sel-sel kanker pada ginjal. Biasanya, hanya satu ginjal yang terkena kanker. Kanker ginjal
merupakan sebagian besar tumor ginjal yang solid (padat) dan jenis kanker ginjal yang
paling sering ditemukan adalah karsinoma sel ginjal (adeno karsinoma renalis /
hipernefroma). Kanker Ginjal atau hipernefroma merupakan jenis kanker yang terdapat
pada bagian ginjal atau disebut tubulus renal proksimal. Ginjal juga memproduksi renin
serta eritropoitin yang terlibat dalam metabolism vitamin D. (Cristina Brooker, edisi 31
tahun 2012).

B. Patofisologi
Ada beberapa faktor yang dapat memicu terjadinya kanker ginjal seperti rokok,
faktor keturunan, obesitas, hipertensi, von helper-lindau syndrome, dialysis >5th pada
pasien gagal ginjal kronik, analgesik penasetin. Untuk rokok (kandungan cadmium dalam
rokok) masuk ke dalam tubuh melalui air liur hingga masuk ke dalam pembuluh darah
menyebabkan vasokontriksi arteriol aferen dimana cadmium saling berikatan dengan
protein yang mengakibatkan konsentrasi dalam darah meningkat menyebabkan penurunan
LFG (Laju filtrasi glomerulus). Apabila hal ini terjadi dalam waktu yang lama
menimbulkan obstruksi atau kerusakan lumen tubular dalam ginjal memicu pelepasan zat-
zat vasoaktiv intrarenal yang merangsang pertumbuhan sel endotel yang abnormal dan
bersifat merusak.
Jika faktor keturunan dan von helper-lindau syndrome terkait masalah genetic yang
menyebabkan tidak berfungsinya gen pengekang tumor (VHL) sehingga menyebabkan
peningkatan HIF yang merangsang peningkatan angiogenesis dan menghasilkan produksi
vascular-endotel growth homon & platelet-derived growth hormone Peningkatan jumlah
platelet dan hormone eritropoetin Meningkatkan pembentukan sel darah baru dalam tubuh
Mengakibatkan produksi sitokin bertambah. Menghasilkan GM-CSF (granulocyte
monocyte-citokinin stimulating hormone). Merangsang pertumbuhan sel endotel yang
abnormal dan bersifat merusak.
Hipertensi disebabkan adanya peningkatan produksi renin oleh apparatus jugstak
glomerulus yang memicu respon angiotensin aldosteron yang meningkatkan reabsorbsi
natrium serta air dalam tubulus renal tekanan pada saat jantung memompa sehingga
resistensi pembuluh darah arteri menyebabkan vasokontriksi pembuluh darah arteri
sehinga darah yang masuk ke ginjal berkurang dan menyebabkan penurunan laju filtrasi
glomerulus apabila hal ini terjadi dalam waktu yang lama menimbulkan obstruksi atau
kerusakan lumen tubular dalam ginjal memicu pelepasan zat-zat vasoaktiv intrarenal yang
merangsang pertumbuhan sel endotel yang abnormal dan bersifat merusak.
Phenacetin yang masuk dalam pembuluh darah bersifat kurang dapat dilarutkan
sehingga meningkatkan kinerja ginjal, terhambatnya proses filtrasi menyebabkan
penurunan laju filtrasi glomerus apabila hal ini terjadi dalam waktu yang lama
menimbulkan obstruksi atau kerusakan lumen tubular dalam ginjal memicu pelepasan zat-
zat vasoaktiv intrarenal tubular dalam ginjal memicu pelepasan zat-zat vasoaktiv
intrarenal yang merangsang pertumbuhan sel endotel yang abnormal dan bersifat
merusak.
C. Tanda & Gejala
1. Ada darah dalam urine (hematuria).
2. Nyeri punggung bawah di satu sisi.
3. Ada benjolan di bagian punggung bawah atau punggung samping.
4. Berat badan menurun tanpa penyebab yang jelas dan nafsu makan memburuk.
5. Demam yang tidak kunjung sembuh.
6. Anemia (jumlah sel darah merah yang rendah).
7. Sementara penyakit kanker ginjal tipe Wilms’ tumor pada anak menimbulkan gejala
lain, seperti:
a) Terjadi pembengkakan pada perut disertai rasa nyeri.
b) Mengalami mual, muntah, atau sembelit.
c) Sesak napas dan tekanan darah tinggi.
d) Setiap orang mengalami gejala yang berbeda-beda sehingga mungkin saja ada
gejala lain yang tidak disebutkan di atas.

D. Test Diagnostic
1. CT – Scan.
2. Ultrasound.
Alat ultrasoud bekerja dengan menggunakan gelombang – gelombang suara yang
tidak dapat didengar oleh orang. Gelombang – gelombang suara memantul balik
dari ginjal, dan komputer menggunakan gema – gema untuk menciptakan gambar
yang disebut sonogram.
3. Biopsy
Biopsy adalah pengangkatan jaringan untuk mencari sel – sel kanker.
4. Urografi intravena
5. USG
6. MRI bisa memberikan keterangan tambahan mengenai penyebaran tumor
7. RPG
8. Arteriografi
9. Pemeriksaan Fisik
Periksa tanda – tanda kesehatan umum dan mengujinya untuk demam dan tekanan
darah tinggi. Raba perut dan pinggang untuk memastikan adanya gejala tumor.
10. Tes urin.
11. Tes darah.
Laboratorium memeriksa darah untuk melihat seberapa baik ginjal berfungsi.
Laboratorium memeriksa tingkat dari beberapa senyawa, seperti creatinine.
Tingginya creatinine akan mengakibatkan ginjal tidak bekerja secara normal.
12. Intravenous Pyelogram ( IVP ).
Pemberian zat warna suatu vena di lengan dengan cara disuntikkan. Zat warna
berjalan melalui tubuh dan berkumpul di ginjal. Zat warna itu lalu terlihat pada
sinar X. Lalu zat warna itu akan bergerak melalui ginjal menuju kantung kemih.
E. Penatalaksanaan
1. Operasi
Operasi adalah perawatan yang paling umum untuk kanker ginjal. Perawatan jenis ini
merupakan suatu tipe dari terapi lokal yang dilakukan dengan merawat kanker ginjal
dan area yang dekat pada tumor. Operasi untuk mengangkat ginjal disebut
nephrectomy. Adapun tipe operasi pengangkatan ginjal ini tergantung pada stadium
dari tumor yaitu :
a) Radical nephrectomy. Ahli bedah mengangkat seluruh ginjal bersama kelenjar
adrenal dan beberapa jaringan disekitar ginjal. Beberapa simpul getah bening di
area itu juga diangkat.
b) Simple nephrectomy. Ahli bedah hanya mengangkat ginjal. Biasanya tindakan ini
dilakukan pada penderita kanker ginjal stadium I.
c) Partial nephrectomy. Ahli bedah hanya mengangkat bagian dari ginjal yang
mengandung tumor. Operasi ini dilakukan ketika seseorang itu hanya mempunyai
satu ginjal, ketika kanker sudah memengaruhi kedua ginjal, maupun penderita
yang ukuran tumor ginjalnya kurang dari 4 cm atau ¾ inci.
Efek samping dari operasi adalah lamanya waktu untuk sembuh. Lama waktu
yang diperlukan untuk kesembuhan pun berbeda untuk setiap orang. Pasien sering
tidak nyaman selama beberapa hari pertama meskipun telah menggunakan obat
penghilang nyeri.

2. Arterial embolization
Arterial embolization adalah tipe terapi lokal yang menyusutkan tumor dan dilakukan
sebelum tindakan operasi. Tujuannya adalah agar operasi dapat berjalan lebih mudah.
Ketika operasi tidak mungkin dilakukan, maka embolization digunakan untuk
membantu menghilangkan gejala – gejala kanker ginjal. Cara ini dilakukan dengan
memasukkan tabung yang sempit ke dalam suatu pembuluh darah di kaki. Tabung
dialirkan keatas hingga ke pembuluh darah besar utama atau arteri ginjal yang
menyediakan darah pada ginjal. Lalu disuntikkan suatu senyawa ke pembuluh darah
untuk menghalangi aliran darah ke dalam ginjal. Setelah arterial embolization
penderita biasanya merasakan nyeri punggung atau mengalami demam. Efek – efek
lainnya mual dan muntah. Namun masalah – masalah ini bisa segera menghilang.

3. Terapi radiasi
Terapi radiasi ( radioterapi ) adalah tipe lain dari tipe lokal yang yang menggunakan
sinar bertenaga tinggi untuk membunuh sel – sel kanker, serta memengaruhi sel – sel
kanker di area yang dirawat. Pasien mendapatkan perawatan di rumah sakit atau
klinik dalam lima hari setiap minggu selama beberapa minggu. Efek samping dari
terapi radiasi tergantung pada jumlah radiasi yang diberikan dan bagian tubuh yang
dirawat. Pasien bisa menjadi sangat lelah selama terapi radiasi, terutama pada
minggu – minggu pertama perawatan. Terapi radiasi pada ginjal dan area – area yang
berdekatan memungkinkan terjadinya mual, muntah, diare atau tidak nyaman ketika
BAK. Selain itu juga menyebabkan kekurangan jumlah sel darah putih sehat yang
sebenarnya membantu melindungi tubuh terhadap infeksi. Efek lainnya kulit diarea
yang dirawat akan memerah, kering dan peka.
4. Terapi biologis
Terapi biologis adalah suatu tipe dari terapi sistematis atau terapi yang menggunakan
senyawa – senyawa yang berjalan melalui aliran darah, mencapai dan memengaruhi
sel – sel di seluruh tubuh. Terapi biologis menggunakan kemampuan alamiah tubuh
atau sistem imun untuk melawan kanker. Terapi biologis mungkin menyebabkan
gejala – gejala seperti flu, kedinginan, demam, nyeri – nyeri otot, kelemahan,
kehilangan nafsu makan, mual, muntah dan diare. Pasien – pasien juga mungkin
memperoleh suatu ruam kulit atau skin rash. Persoalan – persoalan ini dapat menjadi
parah, namun mereka menghilang setelah perawatan dihentikan.

5. Kemoterapi
Kemoterapi adalah tipe dari terapi sistemis dengan menggunakan obat – obatan. Obat
– obatan anti kanker memasuki aliran darah dan mengalir ke seluruh tubuh.
Meskipun berguna untuk kanker – kanker yang lain, obat – obatan tersebut telah
menunjukkan penggunaan yang teratas terhadap kanker. Efek samping dari
kemoterapi tergantung pada obat – obatan spesifik dan jumlah yang diterima. Pada
umumnya, obat – obatan anti kanker memengaruhi sel – sel yang membelah secara
cepat, terutama sel – sel darah. Sel – sel ini melawan infeksi, membantu darah untuk
menggumpal atau membantu, dan membawa oksigen ke seluruh tubuh. Ketika obat –
obat memengaruhi sel – sel darah, pasien lebih mudah mendapat infeksi, memar
berdarah, juga merasa sangat lemah dan lelah.
Kemoterapi dapat menyebabkan kerontokan rambut. Rambut tumbuh kembali,
namun adakalanya rambut yang baru memiliki warna dan tekstur yang agak berbeda.
Kemoterapi dapat menyebabkan nafsu makan yang buruk, mual, muntah, diare, atau
luka – luka mulut dan bibir. Namun, efek – efek samping ini dapat dikontrol dengan
menggunakan obat – obatan.

6. Nutrisi
Pasien perlu makan dengan baik selama terapi kanker. kecukupan kalori dibutuhkan
untuk menjaga berat badan dan protein untuk mempertahankan kekuatan. Nutrisi bisa
membuat penderita kanker merasa lebih baik dan mempunyai lebih banyak energi.
Masalahnya pasien kanker sering kali sulit untuk makan karena tidak merasa nyaman
atau lelah.

F. Program pemerintah
Untuk menanggulangi masalah penyakit kanker akibat transisi epidemiologi di
Indonesia, pemerintah senantiasa meningkatkan pengendalian penyakit kanker secara
nasional. Pemerintah telah membuat skema untuk mengurangi angka kesakitan dan
kematian akibat kanker sebagai kerangka untuk mengimplementasikan pedoman nasional
penanggulangan kanker.
ASUHAN KEPERAWATAN TEORI
A. PENGKAJIAN
1. Identitas Klien
2. Riwayat penyakit sekarang
Klien mengeluh kencing berwarna seperti cucian daging, bengkak sekitar mata
dan seluruh tubuh. Tidak nafsu makan, mual ,muntah dan diare. Badan panas hanya
satu hari pertama sakit.
3. Pengkajian fisik
a. Keadaan umum
b. Berat badan
c. Pengkajian Head To Toe
d. TTV
e. Kaji pola nutrisi
f. Adanya nyeri tekan pada bagian abdomen
g. Periksa adanya benjolan pada perut.
h. Adanya perdarahan per uretra
4. Pengkajian Perpolaa.
a. Pola nutrisi dan metabolic
Suhu badan normal hanya panas hari pertama sakit. Dapat terjadi kelebihan
beban sirkulasi karena adanya retensi natrium dan air, edema pada sekitar mata dan
seluruh tubuh. Klien mudah mengalami infeksi karena adanya depresi sistem imun.
Adanya mual , muntah dan anoreksia menyebabkan intake nutrisi yang tidak
adekuat. BB meningkat karena adanya edema. Perlukaan pada kulit dapat terjadi
karena uremia.
b. Pola eliminasi
Eliminasi alvi tidak ada gangguan, eliminasi uri : gangguan pada glumerulus
menyebakan sisa-sisa metabolisme tidak dapat diekskresi dan terjadi penyerapan
kembali air dan natrium pada tubulus yang tidak mengalami gangguan yang
menyebabkan oliguria sampaianuria ,proteinuri, hematuria.
c. Pola Aktifitas dan latihan
Pada Klien dengan kelemahan malaise, kelemahan otot dan kehilangan tonus
karena adanya hiperkalemia. Dalam perawatan klien perlu istirahat karena adanya
kelainan jantung dan tekanan darah mutlak selama 2 minggu dan mobilisasi duduk
dimulai bila tekanan darah sudah normal selama 1 minggu. Adanya edema paru
maka pada inspeksi terlihat retraksi dada, pengggunaan otot bantu napas, teraba
,auskultasi terdengar rales dan krekels , pasien mengeluh sesak, frekuensi napas.
Kelebihan beban sirkulasi dapat menyebabkan pembesaran jantung (Dispnea,
ortopnea dan pasien terlihat lemah) anemia dan hipertensi yang juga disebabkan oleh
spasme pembuluh darah. Hipertensi yang menetap dapat menyebabkan gagal
jantung. Hipertensi ensefalopati merupakan gejala serebrum karena hipertensi
dengan gejala penglihatan kabur, pusing, muntah, dan kejang-kejang. GNA
munculnya tiba-tiba orang tua tidak mengetahui penyebab dan penanganan penyakit
ini.
d. Pola tidur dan istirahat
Klien tidak dapat tidur terlentang karena sesak dan gatal karena adanya
uremia. keletihan, kelemahan malaise, kelemahan otot dan kehilangan tonus
Kognitif & perseptual : Peningkatan ureum darah menyebabkan kulit bersisik kasar
dan rasa gatal. Gangguan penglihatan dapat terjadi apabila terjadi ensefalopatihi
pertensi. Hipertemi terjadi pada hari pertama sakit dan ditemukan bila ada infeksi
karena inumnitas yang menurun.
e. Persepsi diri
Klien cemas dan takut karena urinenya berwarna merah dan edema dan
perawatan yang lama. Anak berharap dapat sembuh kembali seperti semulaf.
f. Hubungan peran
Anak tidak dibesuk oleh teman– temannya karena jauh dan lingkungan
perawatann yang baru serta kondisi kritis menyebabkan anak banyak diam.
g. Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan labolatorium tidak banyak membantu, hanya dapat ditemukan
laju endap darah yang meninggi dan kadang kadang ditemukan hematuria. Bila
kedua kelainan labolatorium ini ditemukan, maka prognosis diagnosa buruk Pada
foto polos abdomen akan tampak masa jaringan lunak dan jarang ditemukan
klsifikasi didalamnya.Pemeriksaan pielografi intravena dapat memperlihatkan
gambaran distori, penekanan dan pemanjangan susunan pelvis dan kalises. Dari
pemeriksaan renoarteriogram didapatkan gambaran arteri yang memasuki masa
tumor. Foto thoraks dibuat untuk mencari metastasi kedalam paru-paru.

B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Masalah Keperawatan
1. Devisit volume cairan
2. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh.
3. Nyeri

Pioritas Masalah Keperawatan


1. Nyeri
2. Devisit volume cairan
3. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

Diagnosa keperawatan
1. Nyeri b/d agen cidera biologis.
2. Devisit volume cairan b/d kehilangan cairan aktif.
3. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d ketidakmampuan untuk
mengabsorpsi nutrien
C. DIAGNOSA KEPERAWATAN
No. Diagnosa Tujuan dan Kriteria hasil intervensi
Keperawatan
1. Nyeri b/d agen NOC : NIC : Manajemen nyeri
cidera biologis 1. Tingkat nyeri setelah 1. Lakukan pengkajian nyeri
(kerusakan ginjal) dilakukan tindakan keperawatan secara komprehensif termasuk
DS: - Klien selama 2x24 jam nyeri klien lokasi, karakteristik, durasi,
mengeluh nyeri menghilang dengan indikator : frekuensi, kualitas dan factor
dibagian piggang a. Mampu mengontrol nyeri ( presipitasi
DO: - tahu penyebab nyeri, mampu
TD:140/100 menggunakan tehnik 2. Observasi reaksi nonverbal dari
RR: 30/mnt nonfarmakologi untuk ketidaknyamanan
T: 38 C mengurangi nyeri, mencari
bantuan) (1-4 ) 3. Evaluasi pengalaman nyeri
masa lampau
b. Melaporkan bahwa nyeri
berkurang dengan 4. Evaluasi bersama pasien dan
menggunakan manajemen tim kesehatan lain tentang ketidak
nyeri ( 1-4) efektifan control nyeri masa
lampau
c. Mampu mengenali nyeri
(skala, 5. Kontrol lingkungan yang dapat
mempengaruhi nyeri seperti suhu
d. Menyatakan rasa nyaman ruangan, pencahayaan dan
setelah nyeri berkurang ( 1-4 kebisingan
)
6. Kurangi factor presipitasi nyeri
e. Tanda vital dalam rentang
normal ( 1- 4 ) 7. Pilih dan lakukan penanganan
nyeri (farmakologi, non
Indikator : farmakologi dan inter personal)
a. Tidak menujukan kriteria
hasil 8. Kaji tipe dan sumber nyeri
b. Jarang menujukan kriteria untuk menentukan intervensi
hasil
c. Kadang menujukan kriteria 9. Ajarkan tentang teknik non
hasil farmakologi
d. Sering menujukan kriteria
hasil 10. Berikan analgetik untuk
e. Selalu menujukan kriteria mengurangi nyeri
hasil
11. Evaluasi keefektifan control
nyeri
12. Tingkatkan istirahat

13. Kolaborasikan dengan dokter


jika ada keluhan dan tindakan
nyeri tidak berhasil

2. Kekurangan volume NOC: NIC :


cairan b/d Keseimbangan cairan setelah Manajemen cairan
kehilangan cairan dilakukan tindakan keperawatan A. Pertahankan catatan intake dan
aktif. selama 2x24 jam volume cairan output yang akurat.
DS: dalam batas normal dengan
DO : indicator : B. Monitor status hidrasi
- Kelemahan otot Kriteria Hasil : (kelembaban membran mukosa,
- Kulit kering dan 1. Mempertahankan urine output nadi adekuat, tekanan darah
bersisik sesuai dengan usia dan BB, BJ ortostatik ), jika diperlukan
- T : 38 C urine normal, HT normal(1-4)
C. Monitor hasil lAb yang sesuai
2. Tekanan darah, nadi, suhu dengan retensi cairan (osmolalitas
tubuh dalam batas normal(1-4) urin )

3.Tidak ada tanda tanda D. Monitor vital sign


dehidrasi, Elastisitas turgor kulit
baik, membran mukosa lembab, E. Monitor masukan makanan /
tidak ada rasa haus yang cairan dan hitung intake kalori
berlebihan (1-4) harian.

Indikator : F. Kolaborasi pemberian cairan


1. Tidak menujukan kriteria IV
hasil
2. Jarang menujukan kriteria G. Monitor status nutrisi
hasil
3. Kadang menujukan kriteria H. Berikan cairan
hasil
4. Sering menujukan kriteria I. Berikan diuretik sesuai
hasil interuksi.
5. Selalu menujukan kriteria
hasil J. Dorong masukan oral

K. Berikan penggantian
nesogatrik sesuai output

L. Dorong keluarga untuk


membantu pasien makan

M. Kolaborasi dokter jika tanda


cairan berlebih muncul meburuk

3. Ketidakseimbangan NOC : NIC :


nutrisi kurang dari Status nutrisi : Asupan nutrisi Manajemen nutrisi Kaji adanya
kebutuhan tubuh b/d setelah dilakukan tindakan alergi makanan
ketidakmampuan keperawatan selama 2x24 jam a. Anjurkan pasien untuk
untuk mengabsorpsi nutrisi pasien tercukupi dengan meningkatkan intake Fe
nutrien indicator :
DS: Kriteria Hasil b. Anjurkan pasien untuk
- Klien mengatakan 1. Adanya peningkatan berat meningkatkan protein dan vitamin
tidak nafsu makan badan sesuai dengan tujuan (1-4) C
DO: 2. Berat badan ideal sesuai
- Asupan nutrisi dengan tinggi badan(1-5) c. Berikan substansi gula
yang tidak adekuat
- mual, muntah 3. Mampu mengidentifikasi d. Yakinkan diet yang dimakan
- BB : 45 Kg kebutuhan nutrisi(1- 4) mengandung tinggi serat untuk
mencegah konstipasi.
4. Tidak ada tanda tanda
malnutrisi(1-5) e. Berikan makanan yang terpilih
( sudah dikonsultasikan dengan
5. Menunjukkan peningkatan ahli gizi)
fungsi pengecapan dari
menelan(1-4) f. Ajarkan pasien bagaimana
membuat catatan makanan harian.
6.Tidak terjadi penurunan berat
badan yang berarti(1-4) g. Monitor jumlah nutrisi dan
kandungan kalori
Indikator :
a. Tidak menujukan kriteria hasil h. Mendapatkan nutrisi yang
b. Jarang menujukan kriteria dibutuhkan
hasil
c. Kadang menujukan kriteria Kontrol nutrisi
hasil 1. BB pasien dalam batas normal
d. Sering menujukan kriteria
hasil 2. Monitor adanya penurunan
e. Selalu menujukan kriteria berat badan
hasil
3. Monitor tipe dan jumlah
aktivitas yang biasa dilakukan
4. Monitor interaksi anak atau
orangtua selama makan
5. Monitor kulit kering dan
perubahan pigmentas

G. Refrensi
Timin, dr. Rizki. 2020. “Kanker Ginjal”. Berikut penjelasannya
https://www.alodokter.com/kanker-ginjal
Black, M. Joyce. 2014. Keperawatan Medikal Bedah, Ed. 8. Singapore: Elseveir.

Anda mungkin juga menyukai