Anda di halaman 1dari 2

Nama :

- Ni Luh Putu Herlinda Prasetya Dewi (18C10098)


- Ni Made Yeshika Armiandeni (18C10132)

IMPLIKASI KEPERAWATAN KOMUNITAS

1. Angka kejadian gagal ginjal di Provinsi Bali meningkat mulai tahun 2005. Menurut
Depkes, 2018 prevalensi penyakit gagal ginjal kronis di Bali yaitu 0,44% atau 12.092
jiwa dari jumlah penduduk 4.225.384 jiwa. Biaya untuk cuci darah 1 x Rp. 800.000 – Rp.
1.500.000. % pasien berasal dari masyarakat dengan pendapatan dibawah UMR.
2. Penderita DM di Bali tahun 2020 mencapai 1,8% (Rikesdas Dekpes RI,2018) jumlah
penduduk. Sebagian besar merupakan DM tipe II yang menggunakan insulin, pola
konsumsi masyarakat cenderung pada makanan cepat saji dan ultra-processed. Klien
banyak memeriksakan diri ke puskesmas.

INTERVENSI KEPERAWATAN

- INTERVENSI DM
Pencegahan primer
Pencegahan primer adalah upaya yang ditujukan pada kelompok yang memiliki faktor risiko
yakni mereka yang belum terkena, tetapi berpotensi untuk mendapat DM dan kelompok
intoleransi glukosa.
Contoh :
1. Program penurunan berat badan
2. Diet sehat
3. Latihan jasmani
Pencegahan sekunder
Pencegahan sekunder adalah Upaya Mencegah atau menghambattimbulnya penyulit pada pasien
yang telah menderita DM. Dilakukan Dengan pemberian pengobatan yang cukup dan tindakan
deteksi dini penyulit sejak awal pengelolaan penyakit DM. Dalam upaya pencegahan sekunder
program penyuluhan memegang peran penting untuk meningkatkan kepatuhan pasien dalam
menjalani program pengobatan dan dalam menuju perilaku sehat. Untuk pencegahan sekunder
ditujukan terutama pada pasien baru. Salah satu penyulit DM yang sering terjadi adalahpenyakit
kardiovaskular, yang merupakan penyebabutama kematian pada penyandang diabetes.
Selainpengobatan terhadap tingginya kadar glukosa darah,pengendalian berat badan, tekanan
darah, profil lipiddalam darah serta pemberian antiplatelet dapatmenurunkan risiko timbulnya
kelainan kardio
Pencegahan tersier
 Pencegahan tersier ditujukan pada kelompok penyandang diabetes yang telah mengalami
penyulit dalam upaya mencegah terjadinya kecacatan lebih lanjut. Upaya Rehabilitasi
pada pasien dilakukan sedini mungkin, sebelum kecacatan menetap.
 Pada upaya pencegahan tersier tetap dilakukan penyuluhan pada pasien dan keluarga.
Materi penyuluhan termasuk upaya rehabilitasi yang dapat dilakukan untuk mencapai
kualitas hidup yangoptimal.
 Pencegahan tersier memerlukan pelayanankesehatan holistic dan terintegrasi antar
disiplinyang terkait, terutama di rumah sakit rujukan

INTERVENSI PGK
 Pencegahan primer dilakukan sebelum terjadi Penyakit Ginjal Kronik (PGK) dengan
mengidentifikasi orang yang berisiko terkena PGK, edukasi untuk mengontrol tekanan
darah dan gula darah, serta menerapkan pola hidup sehat.
 Pencegahan sekunder berupa diagnosis dini gangguan ginjal yang dapat dilakukan
dengan pemeriksaan urin dan darah untuk mengetahui fungsi ginjal. Dengan demikian
pengobatan dapat dilakukan sedini mungkin. Sementara pencegahan tersier lebih
ditujukan untuk tatalaksana komplikasi PGK yang optimal. Misalnya seperti gejala
anemia, sesak napas dan kelebihan cairan, gangguan mineral dan tulang, serta komplikasi
ke jantung.
 Pencegahan tersier lebih ditujukan untuk tatalaksana komplikasi PGK yang optimal. Misalnya
seperti gejala anemia, sesak napas dan kelebihan cairan, gangguan mineral dan tulang, serta
komplikasi ke jantung

Anda mungkin juga menyukai