Anda di halaman 1dari 5

HUBUNGAN PENGETAHUAN PENDERITA HIPERTENSI

DENGAN PERILAKU MENJALANI DIET HIPERTENSI

Irpan Ali Rahman


STIKes Muhammadiyah Ciamis
Email : van.vinnot@gmail.com

ABSTRAK

Latar Belakang : Perubahan pola hidup pada masyarakat saat ini serta banyaknya kandungan unsur makanan
tertentu dalam tubuh mengakibatkan munculnya penyakit degeneratif, seperti hipertensi.di Provinsi Jawa Barat
yaitu Kota Tasikmalaya berpotensi mengalami peningkatan kejadian hipertensi yaitu mencapai 192 per 1000
anggota rumah tangga (19,2%), engan penderita hipertensi mencapai 160 kasus. Tujuan : Untuk mengetahui
hubungan antara pengetahuan penderita hipertensi dengan perilaku menjalani diet hipertensi. Metode Penelitian
: Menggunakan metode Deskriptif analitik dengan pendekatan cross sectional, populasi dan sampel dalam
penelitian ini adalah sebanyak160 orang penderita hipertensi dan menggunakan teknik simple random sampling
menjadi 114 orang. Analisis data yang digunakan yaitu analisis Univariat dan Bivariat. Uji validitas dilaksanakan
pada 20 orang.
Hasil penelitian : Pengetahuan kurang penderita hipertensi sebanyak 55,3%, dan perilaku menjalani diet
hipertensi pada respon tidak menjalani perilaku diet hipertensi sebanyak 67,5%.
Kesimpulan : Pengetahuan terbanyak penderita hipertensi pada tingkatan pengetahuan kurang dan perilaku
menjalani diet hipertensi tidak melakukan diet hipertensi.

Kata Kunci : Diet Rendah Garam, Pengetahuan Hipertensi, Perilaku Diet

ABSTRACT
Background: Changes in the pattern of life in society and the number of content of certain food elements in the
body lead to degenerative diseases, such as hypertension. In West Java Province, Tasikmalaya City has the
potential to experience an increase in the incidence of hypertension, reaching 192 per 1000 household members
(19.2%), with hypertension sufferers reached 160 cases. Purpose : Objective: To determine the relationship
between knowledge of hypertension sufferers and the behavior of undergoing a hypertensive diet. The Method :
Using a descriptive-analytic method with a cross-sectional approach, the population and sample in this study
were 160 people with hypertension and 114 people using a simple random sampling technique. The data analysis
used was Univariate and Bivariate analysis. The validity test was carried out on 20 people. The Result : The lack
of knowledge of hypertension sufferers was 55.3%, and the response to not undergoing hypertension diet behavior
was 67.5%. Conslusion : Most people with hypertension at the level of knowledge and behavior on a hypertensive
diet do not do a hypertension diet.

Keywords : Diet Behavior, Knowledge of Hypertension, Low Salt Diet

PENDAHULUAN kematian sebanyak 42 ribu. Hasil Riskesdas


2018 menunjukkan angka prevalensi
Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah hipertensi pada penduduk > 18 tahun
suatu kondisi dimana pembuluh darah berdasarkan pengukuran secara nasional
secara terus - menerus mengalami sebesar 34,11%. Menurut hasil Riskesdas
peningkatan tekanan (Nuraini, 2015). 2013, Prevalensi penyakit hipertensi di
Menurut American Heart Association Indonesia cukup tinggi yaitu 25,8%
(AHA), penduduk Amerika berusia di atas (Kemenkes RI, 2019).
20 tahun yang menderita hipertensi telah
mencapai angka hingga 74,5 juta jiwa, Penyakit hipertensi adalah penyakit yang
namun hampir sekitar 90-95% kasus tidak sering diderita oleh masyarakat dunia,
diketahui penyebabnya. Hipertensi masih terkhusus pada negara maju, tidak sedikit
menduduki kategori 10 penyebab utama masyarakat yang meninggal dunia karena
kematian di Indonesia dengan angka penyakit ini, dan juga tidak sedikit
masyarakat yang mengalami penyakit kesehatan, pengobatan gratis, pembinaan
serius kareba penyakit ini,di setiap kelompok beresiko, senam sehat penderita
tahunnya penyakit hipertensi ini mengalami hipertensi dan lain sebagainya. Namun
peningkatan (Magfira, 2017). penderita hipertensi yang terdata di wilayah
kerja Puskesmas Cihideung dari setiap
Menurut data dari World Healt bulannya terus meningkat dimana pada 3
Organization (WHO) tahun 2015 bulan terakhir sejak Januari sampai dengan
menunjukkan sekitar 1,13 milliyar orang di Maret 2019 terus mengalami penambahan
dunia menyandang hipertensi, yang artiya 1 kasus. Pada bulan Januari 2019 sebanyak
dari 3 orang di dunia terdiagnosis 148 penderita, pada bulan Februari
hipertensi. Jumlah penyandang hipertensi sebanyak 154, dan pada bulan maret 2019
terus menerus meningkat setiap tahunnya, sebanyak 160 (DINKES Kota Tasikmalaya
diperkirakan pada tahun 2025 akan ada 1,5 2019).
milliyar orang yang terkena hipertensi dan
diperkirakan setiap tahunnya orang METODOLOGI PENELITIAN
meninggal akibat hipertensi dan
komplikasinya (Tarigan et al., 2018). Penelitian ini dilaksanakan di Wilayah
Kerja Puskesmas Cihideung Kota
Manajemen hipertensi dapat dilakukan Tasikmalaya pada Bulan Maret-Agustus
salah satunya dengan cara non farmakologi. 2019. Jenis Penelitian ini adalah Jenis
Beberapa cara untuk melakukan penelitian analitik dengan pendekatan
pengobatan non farmakologi menurut Cross-Sectional Study.
adalah mengontrol pola makan,
mengurangi asupan garam, meningkatkan Populasi dalam penelitian ini adalah
konsumsi potassium dan magnesium, serta penderita hipertensi di wilayah kerja
melakukan aktivitas fisik (Sudjaswandi Puskesmas Cihideung Kota Tasikmalaya
2003). sebanyak 160 orang. Sampel dalam
penelitian ini diambil dari keseluruhan
Dinas Kesehatan Kota Tasikmalaya telah objek yang diteliti dan dianggap mewakili
melakukan program penanggulangan seluruh populasi. Teknik pengambilan
hipertensi dan komplikasinya yang dimulai sampel dengan cara simple random
sejak tahun 2016 sampai dengan sekarang, sampling yaitu sebagian dari populasi yang
dimana Puskesmas Cihideung adalah dapat mewakili target keseluruhan. Sampel
pelaksana program secara langsung karena dalam penelitian ini adalah penderita
kasus hipertensi tertinggi dibandingkan hipertensi sebanyak 114 orang. Alat yang
wilayah kerja Puskesmas lainnya di Kota digunakan untuk mengumpulkan data
Tasikmalaya. (DINKES Kota Tasikmalaya dalam penelitian ini berbentuk kuisioner
2019). yang diisi langsung oleh responden.
Kusioner berisi pertanyaan mengenai
Berdasarkan data Dinas Kesehatan Kota pengetahuan Hipertensi dan Perilaku
Tasikmalaya diketahui bahwa pada wilayah Menjalani Diet Hipertensi.(Notoatmodjo,
kerja Puskesmas Cihideung mencapai 160 2015, n.d.)
kasus dan menempati urutan tertinggi
dibandingkan 19 Puskesmas lainnya. Pada penelitian ini menggunakan uji
Sebanyak 160 orang penderita hipertensi di statistik Chie Square dengan tingkat
Puskesmas Cihideung, terdiri dari tiga kesalahan yang digunakan adalah (α <
wilayah binaan, yaitu di Kelurahan 0,05). Besarnya pengaruh pada setiap
Tuguraja 43 orang, di Kelurahan variabel independen terhadap variabel
Nagarawangi 61 orang dan di Kelurahan dependen digunakan prevalen ratio dengan
Tugujaya 56 orang (DINKES Kota 95 % CI, untuk melihat hubungan antara
Tasikmalaya 2019). dua variabel yaitu variabel dependen
dengan variabel independen (Riduwan
Hasil observasi dari wilayah kerja Akdon, 2007)
Puskesmas Cihideung, berbagai
pendekatan persuasive telah dilakukan Dalam penelitian ini peneliti tidak
petugas kesehatan yaitu penyuluhan menggunakan tindakan - tindakan
tertentu yang dapat membahayakan 2. Analisis Bivariat
responden dan peneliti juga memberikan Tabel 1. Distribusi Frekuensi
informed consent terlebih dahulu sebelum Hubungan antara Pengetahuan
melakukan penelitian. Penderita Hipertensi dengan Perilaku
Diet Hipertensi.
HASIL PENELITIAN

1. Analisis Univariat
Tabel 1. Distribusi Frekuensi
Pengetahuan Penderita Hipertensi

Frekuensi Presentase
No Pengetahuan
(Orang) (%)
1. Baik 12 10,5
2. Cukup 39 34,2
3. Kurang 63 55,3 Berdasarkan diatas menunjukan bahwa
Jumlah 114 100 penderita hipertensi dengan pengetahuan
baik, 100% menjalani diet hipertensi
Hasil penelitian menunjukan bahwa sedangkan penderita hipertensi dengan
pengetahuan penderita hipertensi di pengetahuan kurang, 100% tidak menjalani
Wilayah Kerja Puskesmas Cihideung diet hipertensi.
Kota Tasikmalaya dari jumlah 114
responden adalah penderita hipertensi Dari hasil analisa data diperoleh nilai chi
dengan pengetahuan kurang yaitu square (χ2) sebesar 73,363 dan nilai ρ value
sebanyak 63 orang (55,3%), sebesar 0,000. Berdasarkan hasil analisa
berpengetahuan cukup sebanyak 39 data di atas maka dapat disimpulkan bahwa
orang (34,2%) dan berpengetahuan terdapat hubungan yang signifikan antara
baik sebanyak 12 orang (10,5%). pengetahuan penderita hipertensi dengan
perilaku diet hipertensi di Wilayah Kerja
Tabel 2. Distribusi Frekuensi Perilaku Puskesmas Cihideung Kota Tasikmalaya
Penderita Hipertensi dalam Menjalani Tahun 2011 karena nilai α > ρ value (0,05
Diet Hipertensi > 0,000) dan nilai chi square (χ2) hitung >
chi square (χ2) tabel (73,363 > 5,991).
Frekuensi Presentase
No Pengetahuan HASIL PENELITIAN
(Orang) (%)
1. Ya 37 32,5
2. Tidak 77 67,5
Berdasarkan hasil penelitian bahwa
karakteristik responden berdasarkan tingkat
Jumlah 114 100 pengetahuan sebagian besar
pengetahuannya berkategori kurang yaitu
Hasil penelitian menunjukan bahwa sebanyak 63 orang (55,3%), hasil analisis
perilaku penderita hipertensi dalam item kuesioner sebagian besar penderita
menjalani diet hipertensi dari jumlah hipertensi belum mengetahui dan
114 responden adalah penderita memahami secara benar mengenai diet
hipertensi. Hal ini terjadi karena pada
hipertensi dengan perilaku tidak umumnya penderita hipertensi tidak
menjalani diet hipertensi sebanyak 77 mengetahui dengan baik tentang diet
orang (67,5%). dan penderita hipertensi yang benar. Sebagian ibu bekerja
hipertensi dengan perilaku tidak sebagai petani dan buruh tani sehingga
menjalani diet hipertensi sebanyak 37 pengetahuan yang diperoleh hanya sebatas
orang (32,5%). mendengarkan penjelasan yang
disampaikan oleh petugas posyandu. Hal
ini sesuai dengan teori yang dikemukakan
(P. D. S. Notoatmodjo, 2012) bahwa
pendidikan adalah upaya untuk membentuk reaksi berupa perubahan sikap
memberikan pengetahuan sehingga terjadi pada akhirnya dengan dukungan dan
prilaku positif yang meningkat, dalam hal fasilitas serta dorongan dari lingkungan
ini mengenai perilaku diet hipertensi. stimulus tersebut mempunyai efek tindakan
nyata dari individu (P. D. S. Notoatmodjo,
Untuk mengatasi tingkat pengetahuan yang 2003).
masih kurang tersebut perlu adanya
pendidikan kesehatan dimana perawat Berdasarkan hasil penelitian menunjukan
sebagai motivator dalam bidang kesehatan bahwa penderita hipertensi dengan
yaitu memberikan penyuluhan dan sebagai pengetahuan baik, 100% menjalani diet
edukator yaitu memberikan pendidikan hipertensi sedangkan penderita hipertensi
kesehatan. Pendidikan kesehatan pada dengan pengetahuan kurang, 100% tidak
hakikatnya adalah suatu kegiatan atau menjalani diet hipertensi. Dari hasil analisa
usaha menyampaikan pesan kesehatan data diperoleh nilai chi square (χ2) sebesar
kepada masayarakat, kelompok atau 73,363 dan nilai ρ value sebesar 0,000.
individu. Dengan adanya pesan tersebut Berdasarkan hasil analisa data di atas maka
maka di harapkan masyarakat, kelompok dapat disimpulkan bahwa terdapat terdapat
atau individu dapat memperoleh hubungan yang signifikan antara
pengetahuan tentang kesehatan yang baik. pengetahuan penderita hipertensi dengan
Pengetahuan tersebut akhirnya diharapkan perilaku diet hipertensi di Wilayah Kerja
dapat berpengaruh terhadap perilaku. Puskesmas Cihideung Kota Tasikmalaya
Dengan kata lain adanya pendidikan Tahun 2011 karena nilai α > ρ value (0,05
tersebut diharapkan dapat membawa akibat > 0,000) dan nilai chi square (χ2) hitung >
terhadap perubahan perilaku sasaran (P. D. chi square (χ2) tabel (73,363 > 5,991).
S. Notoatmodjo, 2003).
Berdasarkan hasil tersebut maka
Pendidikan kesehatan ini dapat dilakukan pengetahuan penderita hiptertensi tentang
dengan penyuluhan oleh petugas kesehatan diet hipertensi dapat mempengaruhi
kepada masyarakat. Selain pendidikan perilaku penderita hipertensi dalam
kesehatan juga perlu adanya promosi menjalani diet hipertensi. Hasil Penelitian
kesehatan yang tidak mengubah perilaku ini sesuai dengan teori yang dikemukakan
saja, tetapi juga perubahan lingkungan yang (2014 Notoatmodjo, n.d.) yang menyatakan
memfasilitasi perubahan perilaku tesebut bahwa pengetahuan merupakan domain
(P. D. S. Notoatmodjo, 2003). yang sangat penting dalam pembentukan
perilaku dan perilaku ini ditentukan oleh
Berdasarkan hasil penelitian bahwa faktor predisposisi (predispossing factor)
perilaku responden dalam menjalani diet yaitu faktor-faktor yang dapat
hipertensi sebagian besar berkategori tidak mempermudah atau mempredisposisi
yaitu sebanyak 77 orang (67,5%), terjadinya perilaku pada diri seseorang atau
Berdasarkan analisis item pernyataan masyarakat, adalah pengetahuan dan sikap
sebagian besar memiliki pemahaman lain seseorang atau masyarakat.
tentang penyebab hipertensi dan
komplikasinya, dimana penderita hipertensi Berdasarkan hasil penelitian tersebut dapat
mengganggap hipertensi tersebut terjadi diambil kesimpulan bahwa semakin tinggi
akibat stress saja. Dan peningkatan tekanan tingkat pengetahuan penderita hipertensi
darah sejalan dengan usia dianggap hal tentang diet hipertensi maka semakin tinggi
yang wajar. Sehingga pola hidup sehat yang perilaku dalam menjalani diet hipertensi.
seharusnya dilakukan penderita hipertensi
untuk mencegah komplikasi terabaikan. Diet hipertensi dapat dilakukan dengan
melakukan pengaturan pola makan.
Menurut teori stimulus organisme, Misalnya, diet rendah garam bertujuan
penyebab terjadinya perubahan perilaku untuk membantu menghilangkan retensi
tergantung pada kualitas rangsangan. (penahanan) garam atau air dalam jaringan
Stimulus akan mempengaruhi individu tubuh sehingga dapat menurunkan tekanan
dalam membentuk perhatian, pengertian darah. Walaupun rendah garam, yang
dan penerimaan yang selanjutnya penting diperhatikan dalam melakukan diet
ini adalah komposisi makanan harus tetap Kemenkes RI. (2019). Hipertensi Si
mengandung zat-zat gizi, baik kalori, Pembunuh Senyap. Kementrian
protein, mineral maupun vitamin yang Kesehatan RI, 1–5.
seimbang. https://pusdatin.kemkes.go.id/resourc
es/download/pusdatin/infodatin/infod
SIMPULAN
atin-hipertensi-si-pembunuh-
Terdapat hubungan yang signifikan antara senyap.pdf
pengetahuan penderita hipertensi dengan
perilaku menjalani diet hipertensi di Mahendra (2018). Hipertensi berkaitan
Wilayah Kerja Puskesmas Cihideung Kota dengan kenaikan tekanan diastolik dan
Tasikmalaya. sistolik. http://www.depkesri.com.

Munadi (2010). Kasus Hipertensi di Kota


DAFTAR PUSTAKA
Tasikmalaya. http://www.google.com,
Akdon, Ridwan (2007), Rumus dan Data 05 April 2011
dalam Analisis dan Statistik, Bandung
: Alfabeta. Magfira. (2017). Irawati.
Notoatmodjo, 2015. (n.d.). Retrieved
Arikunto (2002) Prosedur Penelitian Suatu October 21, 2020, from
Pendekatan Praktik, Rineka Cipta, https://nicolerobinson4.doodlekit.com
Jakarta. /blog/entry/6492090/metodologi-
penelitian-kesehatan-notoatmodjopdf
Armilawaty (2011). Angka Penderita
Hipertensi di Indonesia. Notoatmodjo, 2014. (n.d.). Lokasi: Ilmu
http://www.depkesri.com, 05 April perilaku kesehatan. Retrieved October
2011 21, 2020, from
https://onesearch.id/Record/IOS1350
Dalimartha (2008), Hipertensi. Jakarta : 8.INLIS000000000698367
Penebar Plus.
Notoatmodjo, P. D. S. (2003). Pendidikan
Darmawan (2018). Hipertensi Mengatasi dan Perilaku Kesehatan. Rineka
Tekanan Darah Tinggi. Jakarta : Cipta, Jakarta.
Intisari
Notoatmodjo, P. D. S. (2012). Metodologi
Diana, (2015). Riwayat penyakit hipertensi Penelitian Kesehatan (Cet. 2). Rineka
yang bersamaan dengan pola hidup. Cipta.

Dinas Kesehatan Kota Tasikmalaya. Data Nuraini, B. (2015). Risk Factors of


Penyakit di Puskesmas Wilayah Kota Hypertension. J Majority, 4(5), 10–19.
Tasikmalaya.
Tarigan, A. R., Lubis, Z., & Syarifah, S.
Fazidah (2015). Faktor resiko Penyakit (2018). Pengaruh Pengetahuan, Sikap
Jantung Koroner pada pasien di Dan Dukungan Keluarga Terhadap
Rumah Sakit Dr. Pringadi Medan. Diet Hipertensi Di Desa Hulu
http://www.infoibu.com, Kecamatan Pancur Batu Tahun 2016.
Jurnal Kesehatan, 11(1), 9–17.
Juniarto, (2010). Gejala-gejala Hipertensi. https://doi.org/10.24252/kesehatan.v1
http://www.depkesri.com, 06 April 1i1.5107
2011

Anda mungkin juga menyukai