B.1 Hiponatremia
Penatalaksanaan
Terapi tergantung dari gejala dan durasi hiponatremi seperti pada akut (kejadian kurang
dari 48 jam) akan ditemukan gejala nerologis yang berat dan permanen sampai gejala sisa
akibat edema otak jika hiponatremi ini tidak dikoreksi secara memadai. Pasien dengan
hiponatremi jika kronik (kejadian lebih dari 48 jam) akan berisiko demielinisasi osmotik
pada otak dikoreksi terlalu cepat.
B.2 Hipernatremia
Hipernatremi terjadi pada kondisi klinis yang dapat diantisipasi dan seharusnya dapat
dicegah. Pasien-pasien yang dirawat di rumahsakit dan usia lanjut memiliki risiko tinggi
karena ganguan rasa haus dan tidakmampuan untuk mendapatkan udara yang cukup secara
mandiri. Pada keadaan tertentu seperti gangguan ginjal akut (AKIacute kidney in juriry),
keadaan katabolik, terapi cairan hipertonik, diabetes tidak terkontrol dan luka bakar
diperlukan Perhatian khusus terhadap kadar elektrolitnya dan pemberian udara yang
adekuat. tujuan pengobatan selalu berdasarkan keadaan hiperosmolalitas dan ditujukan
untuk memperbaiki kenisitasan plasma. Rejimen pengobatan ter- gantung status volume,
dan tatalaksana pengobatan sesuai algoritme
.
C. Hipokalemia dan Hiperkalemia
Hipokalemia
Indikasi mutlak:
pemberian kalium mutlak segera diberikan yaitu pada keadaan pasien
sedang dalam pengobatan digitalis, pasien dengan ketoasidosis diabetik, pasien
dengan kelemahan otot per napasan dan pasien dengan hipokalemia berat (K < 2
meq/L).
Indikasi kuat:
Kalium harus diberikan dalam waktu tidak terlalu lama yaitu pada keadaan
insufisiensi koroner/iskemia otot jantung, ensefalopati hepatik dan pasien
menggunakan obat yang dapat menyebabkan perpindahan kalium dari ekstra ke
intrasel.
Indikasi sedang :
Pemberian kalium tidak perlu segera, seperti pada hipokalemia ringan (K
3 - 3,5 meq/L).
Pemberian 40-60 meq dapat meningkatkan kadar kalium sebesar 1-1,5 meq/L dan
mempersembahkan 135-160 meq dapat meningkatkan kadar kalium 2,5-3,5 meq/L.
Kecepatan pemberian KCI melalui vena perifer 10 mEq per jam, atau melalui
vena central 20 mEq per jam atau lebih pada keadaan tertentu.
Konsentrasi cairan infus KCI bila melalui vena perifer, KCI maksimal 60 meq
dilarutkan dalam NaCl isotonik 1000 mL karena bila melebihi dapat
menimbulkan rasa nyeri dan menyebabkan sklerosis vena.
Konsentrasi cairan infus kalium bila melalui vena sentral, KCI maksimal 40 mEg
dilarutkan dalam Nacl isotonik 100 mL.
Pada keadaan aritmia yang berbahaya atau adanya kelumpuhan otot pernapasan,
KCI dapat diberikan dengan kecepatan 40-100 meq/jam. KCI dilarutkan
sebanyak 20 meq dalam 100 mL NaCI isotonik.
Hipoglikemia
Hiperglikemia
E. Syok