‘SIKAP’
Segala puji bagi Allah SWT. Shalawat dan salam selalu tercurah
limpahkan kepada Nabi Agung Muhammad Rasulullah SAW. Berkat limpahan
dan rahmat-Nya kami mampu menyelesaikan tugas makalah ini guna memenuhi
tugas mata kuliah Psikologi dengan judul “Sikap”.
Makalah ini disusun agar pembaca dapat memperluas tentang sikap,
pembentukan dan perubahannya berdasarkan pengamatan dari berbagai sumber
informasi, referensi dan berita. Dengan penuh kesabaran dan terutama
pertolongan dari Allah SWT akhirnya makalah dapat terselesaikan dengan
lancar.
Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang luas kepada
pembaca. Untuk itu, kepada dosen pembimbing penulis meminta masukannya
demi perbaikan pembuatan serta mengharapkan kritik dan saran dari para
pembaca.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1. Latar Belakang ..................................................................................................
2. Rumusan Masalah .............................................................................................
3. Tujuan Permasalahan ........................................................................................
BAB II PEMBAHASAN
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Anda pasti sering mendengar kata sikap, atau bahkan telah kerap
menggunakannya dalam percakapan keseharian. Apa sebenarnya sikap? Sikap
bisa kita artikan sebagai kecenderungan reaksi penilaian terhadap segala sesuatu
di dunia ini. Bisa saja sesuatu itu orang lain, peristiwaatau masalah, ide-ide
maupun suatu keadaan fisik. Di dalam sikap terkandung aspek afeksi (emosi
atau perasaan), aspek kognisi (keyakinan), dan aspek perilaku (perilaku dalam
bentuk nyata ataupun kecenderungan berperilaku).
BAB 2
PEMBAHASAN
D. Landasan Teori
Dalam bahasa Indonesia attitude diartikan sebagai sikap. Sikap atau attitude
merupakan sikap seseorang terdahap apa yang dihadapinya. Tiap orang
memiliki sikap dan perilaku yang berbeda, misalnya attitude yang baik itu
sangat penting bagi sendiri, sekaligus orang sekitar. Attitude mencakup evaluasi
orang, masalah, objek, atau peristiwa. Sikap ini bisa berubah seiring
berkembangnya pengalaman atau pengetahuan seseorang. Attitude adalah
bagian yang memiliki pengaruh yang kuat terhadap perilaku, hal ini sering kali
sering terjadi pada pengalaman atau didikan. Misalnya, seorang anak di didik
orang tuanya suka menabung, maka ia akan memiliki sikap hemat.
BAB 3
TINJAUAN KASUS
Sebuah kasus perawat yang melakukan operasi kepada pasien hingga
menyebabkan saraf dari pasien putus. Kasus ini terjadi di Kecamatan
Pegantenan, Pamekasan pada tahun 2012. Kasus ini terjadi ketika korban
bernama Sudeh 42 tahun datang ke klinik harapan yang menjadi tempat praktik
perawat Bustami di rumahnya. Saat itu, korban merasakan pusing - pusing,
Perawat Bustami menyarankan untuk dilakukan operasi karena dibagian
punggung korban terdapat benjolan yang diduga sebagai penyebab dari penyakit
yang diderita pasien.
BAB 4
PEMBAHASAN KASUS
Dalam kasus tersebut terdapat tiga nilai yang telah dilanggar oleh Perawat
Bustami. Tiga nilai tersebut adalah alturism, autonomy, dan integrity. Altruism
memiliki pengertian peduli terhadap keselamatan dan kesejahteraan orang lain,
salah satu sikap cerminan dari nilai altruism adalah commitment. Perawat
Bustami jelas melanggar nilai dari altruism karena ia tidak berkomitmen
terhadap profesi yang ia miliki. Ia seharusnya dapat berkomitmen atas profesi
perawatnya, tetapi ia malah mengaku sebagai dokter spesialis bedah, padahal
faktanya ia adalah perawat unit gawat darurat RSUD.
1. Altruism
Altruism adalah commitment. Perawat Bustami jelas melanggar nilai dari
altruism karena ia tidak berkomitmen terhadap profesi yang ia miliki. Ia
seharusnya dapat berkomitmen atas profesi perawatnya, tetapi ia malah
mengaku sebagai dokter spesialis bedah, padahal faktanya ia adalah
perawat unit gawat darurat RSUD.
2. Autonomy
Autonomy adalah hak untuk menentukan nasib sendiri, salah satu sikap
cerminannya adalah openness (keterbukaan), dalam hal ini perawat harus
memiliki sikap keterbukaan seperti menerima pendapat dan keinginan
dari pasien. Perawat Bustami tidak melaksanakan nilai tersebut, terbukti
ketika ia tidak memperbolehkan bahkan memaksa korban untuk tidak
melakukan operasi di rumah sakit lain. Integrity yaitu bertindak sesuai
dengan kode etik dan standar praktik.
3. Honesty
Sikap cerminan dari nilai tersebut salah satunya adalah honesty (jujur),
dalam hal ini perawat Bustami tidak mencerminkan sikap dari nilai
integrity. Hal ini ditunjukkan ketika kasus itu terjadi, perawat Bustami
mengaku sebagai dokter spesialis bedah padahal faktanya ia adalah
seorang perawat RSUD yang membuka praktik klinik pribadi, sehingga
terbukti bahwa perawat Bustami tidak jujur (honesty).
Kasus tersebut telah melanggar lima prinsip dari etika dan moral
yakni autonomy, nonmaleficence, beneficence, fidelity, dan veracity.
Autonomy mengacu kepada hak untuk membuat keputusan sendiri,
perawat yang memiliki sikap otonomi mengakui bahwa setiap klien unik,
memiliki hak untuk menjadi siapa individu tersebut dan juga memiliki
hak untuk memilih tujuan klien. Tetapi prinsip tersebut tidak diterapkan
oleh perawat Bustami, karena ia memaksa tujuan dan kehendak klien
untuk melakukan operasi di rumah sakit lain.
1. Non melefience
Non maleficence adalah prinsip untuk tidak membahayakan
pasien, meskipun prinsip ini terlihat sederhana namun
kenyataannya rumit. Membahayakan dalam prinsip ini memiliki
makna sesuatu yang dilakukan dengan sengaja atau tidak
sengaja menyebabkan kerusakan. Perawat Bustami jelas
melakukan pelanggaran prinsip nonmaleficence, yakni dia
melakukan tindakan operasi yang mengakibatkan pasien
menjadi tuli, lumpuh, dan penglihatannya menjadi memburam.
2. Beneficence
Beneficence, prinsip ini memiliki makna yakni perawat wajib
melakukan kebaikan untuk menerapkan tindakan yang
menguntungkan klien dan juga untuk orang - orang pendukung
klien. Perawat Bustami telah melakukan hal buruk yakni
melakukan operasi hingga saraf dari pasien putus, hal itu
menunjukkan bahwa perawat Bustami tidak melakukan
tindakan yang menguntungkan pasien.
3. Fidelity
Fidelity yang berarti setia terhadap perjanjian atau
berkomitmen, perawat Bustami melanggar prinsip ini karena ia
tidak berkomitmen terhadap profesinya sendiri yang seharusnya
ia berkomitmen berperan berprofesi sebagai perawat, ia malah
mengaku sebagai dokter dalam kasus tersebut.
4. Veracity
Veracity yang memiliki makna sebagai seorang perawat harus
mengatakan yang sebenarnya dan tidak membohongi pasien,
perawat Bustami juga melanggar prinsip ia tidak mengatakan
yang sejujurnya bahwa ia seorang perawat, malahan ia mengaku
sebagai dokter spesialis bedah.
B. Saran
Dalam kehidupan sehari-hari kita harus Tetap menjaga sikap dan perilaku
dengan baik, sehingga dapat menerima dalam lingkungan kita dimana berada.
DAFTAR PUSTAKA