Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH PSIKOLOGI

‘SIKAP’

Dosen Pengampuh : Dr.Farida Halis,S.Kp,MPd

Disusun oleh Kelompok 2 psikologi kelas 1b :


1. Eka sita Dewi (P17210213084)
2. Desy Orchida Putri (P17210213078)
3. Ahmad Zainal Mushthofa (P17210211059)
4. Faranandita Vannia H (P17210211053)
5. Ulfa Devi Udaningrum (P17210211056)
6. Aulia Fajriyatul Ian Syafrina (P17210211063)
7. Ajeng Astia Febriana (P17210213066)
8. Miftachul Jannah (P17210213094)
9. Jihan Ainaya Baradi (P17210211062)
10. Anugrah Gumilang Cahyadi (P17210213072)

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MALANG


JURUSAN KEPERAWATAN
PRODI D3 KEPERAWATAN MALANG
Tahun Ajaran 2021/2022
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT. Shalawat dan salam selalu tercurah
limpahkan kepada Nabi Agung Muhammad Rasulullah SAW. Berkat limpahan
dan rahmat-Nya kami mampu menyelesaikan tugas makalah ini guna memenuhi
tugas mata kuliah Psikologi dengan judul “Sikap”.
Makalah ini disusun agar pembaca dapat memperluas tentang sikap,
pembentukan dan perubahannya berdasarkan pengamatan dari berbagai sumber
informasi, referensi dan berita. Dengan penuh kesabaran dan terutama
pertolongan dari Allah SWT akhirnya makalah dapat terselesaikan dengan
lancar.
Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang luas kepada
pembaca. Untuk itu, kepada dosen pembimbing penulis meminta masukannya
demi perbaikan pembuatan serta mengharapkan kritik dan saran dari para
pembaca.

Malang, 30 Agustus 2021

Penyusun

i
DAFTAR ISI

Kata pengantar ........................................................................................................


Daftar Isi .................................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN
1. Latar Belakang ..................................................................................................
2. Rumusan Masalah .............................................................................................
3. Tujuan Permasalahan ........................................................................................

BAB II PEMBAHASAN

BAB III PENUTUP


1. Kesimpulan
2. Saran

DAFTAR PUSTAKA

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Anda pasti sering mendengar kata sikap, atau bahkan telah kerap
menggunakannya dalam percakapan keseharian. Apa sebenarnya sikap? Sikap
bisa kita artikan sebagai kecenderungan reaksi penilaian terhadap segala sesuatu
di dunia ini. Bisa saja sesuatu itu orang lain, peristiwaatau masalah, ide-ide
maupun suatu keadaan fisik. Di dalam sikap terkandung aspek afeksi (emosi
atau perasaan), aspek kognisi (keyakinan), dan aspek perilaku (perilaku dalam
bentuk nyata ataupun kecenderungan berperilaku).

Sebagai ilustrasi, ambil contoh sikap tentang minuman keras. "mula-mula


Anda harus memiliki keyakinan tertentu tentang minuman keras, misalnya
minuman keras itu enak, merusak tubuh, mahal, teman saat stres, kadar alkohol
tinggi bisa memabukkan, diharamkan agama, atau lainnya (aspek kognisi). Lalu
Anda bisa memiliki perasaan positif atau negatif terhadap minuman keras. Anda
bisa menyukai minuman keras atau tidak suka (aspek afektif). Kemudian, Anda
juga memiliki kecenderungan perilaku tertentu terhadap minuman keras. Jika
Anda menyukainya maka Anda meminumnya, mengatakan bahwa minum
minuman keras itu baik, bersedia mengeluarkan uang untuk membelinya, atau
yang lain. Jika Anda tidak menyukainya maka Anda tidak meminumnya, ikut
operasi minuman keras, melarang teman Anda meminumnya, mengeluarkan
artikel tentang bahaya minuman keras, tidak mau mengeluarkanuang untuk
membelinya dan sebagainya (aspek perilaku)

Pemahaman mengenai mekanisme perubahan dan pengubahan sikap


sangat diperlukan karena sebagai manusia kadang-kadang kita berperan sebagai
agen perubahan dan kadang-kadang kita berperan sebagai subjek perubahan.
Suatu waktu mungkin kita menginginkan oranglain agar mengubah sikap dan
lain waktu mungkin kita perlu mempertahankan sikap dari usaha-usaha yang
hendak mengubahnya.
B. Rumusan Masalah
1. Jelaskan Pengertian Sikap?
2. Jelaskan Isi, Struktur, Dan Fungsi Sikap?
3. Bagaimana Proses Pembentukan Sikap?
4. Bagaimana Hubungan Sikapa Dan Perilaku ?
5. Sebutkan Teori-teori Yang Terdapat Dalam Sikap ?
6. Bagiamana Cara Mengubah Sikap Melalui Komunikasi Persuasif
C. Tujuan Penulisa
1. Mengetahui Pengertian Sikap
2. Mengetahui Struktur, dan Fungsi sikap
3. Mengetahui Proses Pembetukan Sikap
4. Mengetahui Hubungan Antara Sikap
5. Mengtahui Teori – teori Yang Terdapat Di Dalam Sikap
6. Mengetahui Cara Mengubah Sikap Melalui Komunikasi Persuasif

BAB 2
PEMBAHASAN
D. Landasan Teori
Dalam bahasa Indonesia attitude diartikan sebagai sikap. Sikap atau attitude
merupakan sikap seseorang terdahap apa yang dihadapinya. Tiap orang
memiliki sikap dan perilaku yang berbeda, misalnya attitude yang baik itu
sangat penting bagi sendiri, sekaligus orang sekitar. Attitude mencakup evaluasi
orang, masalah, objek, atau peristiwa. Sikap ini bisa berubah seiring
berkembangnya pengalaman atau pengetahuan seseorang. Attitude adalah
bagian yang memiliki pengaruh yang kuat terhadap perilaku, hal ini sering kali
sering terjadi pada pengalaman atau didikan. Misalnya, seorang anak di didik
orang tuanya suka menabung, maka ia akan memiliki sikap hemat.

Attitude dimanifestasikan dalam pengalaman sadar, laporan verbal, perilaku


terbukan, dari indikator fisiologis. Melansir Verywellninde, dalam psikologi,
sikap mengacu pada serangkaian emosi keyakinan, dan prilaku terhadap objek,
orang, benda, atau peristiwa tertentu. Menurut Chapline attitude merupakan
predis posisi atau kecenderungan yang relatif stabil dan berlangsung terus
menerus untuk bertingkah laku tau bereaksi dengan cara tertentu terhadap objek
atau persoalan tertentu.

Menurut Notoadmojo ada empat tingkatan yaitu menerima (receiving),


merespon (responding), menghargai (valuing), bertanggung jawab
(responsible). Attitude juga memiliki beberapa fungsi menurut Katz yaitu fungsi
instrumental, fungsi pertahanan ego, fungsi ekspresi nilai, fungsi pengetahuan.
Ada tiga komponen utama menurut Verywellnind yaitu komponen kognitif,
komponen afektif, komponen perilaku.

BAB 3
TINJAUAN KASUS
Sebuah kasus perawat yang melakukan operasi kepada pasien hingga
menyebabkan saraf dari pasien putus. Kasus ini terjadi di Kecamatan
Pegantenan, Pamekasan pada tahun 2012. Kasus ini terjadi ketika korban
bernama Sudeh 42 tahun datang ke klinik harapan yang menjadi tempat praktik
perawat Bustami di rumahnya. Saat itu, korban merasakan pusing - pusing,
Perawat Bustami menyarankan untuk dilakukan operasi karena dibagian
punggung korban terdapat benjolan yang diduga sebagai penyebab dari penyakit
yang diderita pasien.

Perawat Bustami memaksa keluarga korban untuk tidak melakukan operasi di


rumah sakit lain, Padahal keluarga korban telah mengatakan untuk merujuk
korban ke rumah sakit lain, karena perawat Bustami mengaku bisa melakukan
tindakan medis dan juga ia mengaku sebagai dokter spesialis bedah. Setelah
dilakukan operasi ternyata pasien tidak sembuh, bahkan pandangan mata kian
memburam, pendengaran terganggu, dan terjadi kelumpuhan. Setelah itu korban
dilarikan ke rumah sakit lain, dan ternyata saraf korban putus akibat dari operasi
yang dilakukan oleh perawat Bustami. Ternyata setelah diselidiki perawat
Bustami merupakan perawat di unit gawat darurat Rumah Sakit Umum Daerah
(RSUD).

BAB 4
PEMBAHASAN KASUS
Dalam kasus tersebut terdapat tiga nilai yang telah dilanggar oleh Perawat
Bustami. Tiga nilai tersebut adalah alturism, autonomy, dan integrity. Altruism
memiliki pengertian peduli terhadap keselamatan dan kesejahteraan orang lain,
salah satu sikap cerminan dari nilai altruism adalah commitment. Perawat
Bustami jelas melanggar nilai dari altruism karena ia tidak berkomitmen
terhadap profesi yang ia miliki. Ia seharusnya dapat berkomitmen atas profesi
perawatnya, tetapi ia malah mengaku sebagai dokter spesialis bedah, padahal
faktanya ia adalah perawat unit gawat darurat RSUD.

1. Altruism
Altruism adalah commitment. Perawat Bustami jelas melanggar nilai dari
altruism karena ia tidak berkomitmen terhadap profesi yang ia miliki. Ia
seharusnya dapat berkomitmen atas profesi perawatnya, tetapi ia malah
mengaku sebagai dokter spesialis bedah, padahal faktanya ia adalah
perawat unit gawat darurat RSUD.
2. Autonomy
Autonomy adalah hak untuk menentukan nasib sendiri, salah satu sikap
cerminannya adalah openness (keterbukaan), dalam hal ini perawat harus
memiliki sikap keterbukaan seperti menerima pendapat dan keinginan
dari pasien. Perawat Bustami tidak melaksanakan nilai tersebut, terbukti
ketika ia tidak memperbolehkan bahkan memaksa korban untuk tidak
melakukan operasi di rumah sakit lain. Integrity yaitu bertindak sesuai
dengan kode etik dan standar praktik.
3. Honesty
Sikap cerminan dari nilai tersebut salah satunya adalah honesty (jujur),
dalam hal ini perawat Bustami tidak mencerminkan sikap dari nilai
integrity. Hal ini ditunjukkan ketika kasus itu terjadi, perawat Bustami
mengaku sebagai dokter spesialis bedah padahal faktanya ia adalah
seorang perawat RSUD yang membuka praktik klinik pribadi, sehingga
terbukti bahwa perawat Bustami tidak jujur (honesty).

Kasus tersebut telah melanggar lima prinsip dari etika dan moral
yakni autonomy, nonmaleficence, beneficence, fidelity, dan veracity.
Autonomy mengacu kepada hak untuk membuat keputusan sendiri,
perawat yang memiliki sikap otonomi mengakui bahwa setiap klien unik,
memiliki hak untuk menjadi siapa individu tersebut dan juga memiliki
hak untuk memilih tujuan klien. Tetapi prinsip tersebut tidak diterapkan
oleh perawat Bustami, karena ia memaksa tujuan dan kehendak klien
untuk melakukan operasi di rumah sakit lain.
1. Non melefience
Non maleficence adalah prinsip untuk tidak membahayakan
pasien, meskipun prinsip ini terlihat sederhana namun
kenyataannya rumit. Membahayakan dalam prinsip ini memiliki
makna sesuatu yang dilakukan dengan sengaja atau tidak
sengaja menyebabkan kerusakan. Perawat Bustami jelas
melakukan pelanggaran prinsip nonmaleficence, yakni dia
melakukan tindakan operasi yang mengakibatkan pasien
menjadi tuli, lumpuh, dan penglihatannya menjadi memburam.
2. Beneficence
Beneficence, prinsip ini memiliki makna yakni perawat wajib
melakukan kebaikan untuk menerapkan tindakan yang
menguntungkan klien dan juga untuk orang - orang pendukung
klien. Perawat Bustami telah melakukan hal buruk yakni
melakukan operasi hingga saraf dari pasien putus, hal itu
menunjukkan bahwa perawat Bustami tidak melakukan
tindakan yang menguntungkan pasien.
3. Fidelity
Fidelity yang berarti setia terhadap perjanjian atau
berkomitmen, perawat Bustami melanggar prinsip ini karena ia
tidak berkomitmen terhadap profesinya sendiri yang seharusnya
ia berkomitmen berperan berprofesi sebagai perawat, ia malah
mengaku sebagai dokter dalam kasus tersebut.
4. Veracity
Veracity yang memiliki makna sebagai seorang perawat harus
mengatakan yang sebenarnya dan tidak membohongi pasien,
perawat Bustami juga melanggar prinsip ia tidak mengatakan
yang sejujurnya bahwa ia seorang perawat, malahan ia mengaku
sebagai dokter spesialis bedah.

Kasus ini merupakan masalah besar bagi para calon perawat,


karena dengan semakin banyak terjadinya kasus negatif yang
dilakukan oleh perawat semakin besar juga citra buruk perawat
yang akan terbentuk di tengah - tengah masyarakat. Untuk itu
para calon perawat harus mengetahui metode dan cara untuk
menumbuhkan nilai - nilai profesionalisme dalam keperawatan,
sehingga nilai tersebut akan terus tertanam di dalam diri dan
tidak akan terlepas dari kehidupan praktik asuhan keperawatan.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Sikap atau attitude merupakan sikap seseorang terdahap apa yang dihadapinya.
Tiap orang memiliki sikap dan perilaku yang berbeda, misalnya attitude yang
baik itu sangat penting bagi sendiri, sekaligus orang sekitar. Sikap dapat
berubah seiring perkembangan seseorang. Sikap yang dilakukan oleh setiap
individu sangatlah berpengaruh terhadap perilaku individu. Pengaruh tersebut
terletak pada individu sendiri terhadap respon yang ditangkap ,kecenderungan
individu untuk melakukan tindakan dipengaruhi oleh berbagai faktor bawaan
dan lingkungan sehingga menimbulkan tingkah laku.
Menurut Notoadmojo ada empat tingkatan yaitu menerima (receiving),
merespon (responding), menghargai (valuing), bertanggung jawab
(responsible). Attitude juga memiliki beberapa fungsi menurut Katz yaitu fungsi
instrumental, fungsi pertahanan ego, fungsi ekspresi nilai, fungsi pengetahuan.
Ada tiga komponen utama menurut Verywellnind yaitu komponen kognitif,
komponen afektif, komponen perilaku.
Perilaku dan sifat berhubungan karena perilaku mempengaruhi sikap dan sikap
sesuai dengan perilaku.
Dari kasus yang telah dipaparkan mengajarkan bahwa kita sebagai perawat
haruslah mengetahui metode dan nilai-nilai profesionalisme dalam keperawatan
supaya tidak terjadi hal-hal negative, terutama sikap kita sebagai seorang
perawat.

B. Saran
Dalam kehidupan sehari-hari kita harus Tetap menjaga sikap dan perilaku
dengan baik, sehingga dapat menerima dalam lingkungan kita dimana berada.
DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai