1907155915
T.Kimia S1 C
Sejak 600 tahun pada masa Dinasti Joseon berkuasa, kota Seoul yang dulu bernama
Hanyang merupakan pusat pemerintahan. Saat itu, di kawasan ini masih mengandalkan pada
transportasi air. Setelah Perang Korea (1950 – 1953), Cheonggyecheon menjadi lokasi
pemukiman kaum pendatang yang ingin mengadu nasib di ibu kota. Kondisi itu diperparah
dengan banyaknya sampah dan limbah di sepanjang sungai yang menjadikan wajah kota
Seoul semakin buruk.
Proses revitalisasi
Pada masa pemerintahan Wali Kota Lee Myung-bak, berjanji menghadirkan kembali
sungai Cheonggyecheon sebagai kawasan hijau. Rencana tersebut dihujani penolakan karena
dianggap sebagai pemborosan, hingga isu transportasi modern yang membutuhkan banyak
jalan raya.
“Banyak ahli memperingatkan bahwa menghancurkan jalan raya akan menjadi
bencana bagi lalu lintas kota. Para pemangku kepentingan takut proyek ini mengurangi
pendapatan. Meskipun semakin sulit untuk membawa mobil ke pusat kota, tetapi itu menjadi
tempat yang lebih baik bagi orang-orang yang menggunakan transportasi umum atau berjalan
kaki,” papar Kim Youngmin, asisten profesor di Departemen Lanskap dan Arsitektur
Universitas Seoul.
Namun Lee bersikukuh. Dia tetap merobohkan jalan layang yang sudah dibangun
selama hampir 20 tahun. Diyakinkannya bahwa proyek ini tidak mempercantik kota, namun
sebagai pembangunan berkelanjutan yang akan meningkatkan citra Korea di seluruh dunia.
Revitalisasi diawali dengan membersihan air sungai. Diperlukan pembangunan stasiun-
stasiun pemompaan untuk mengalirkan air dari Sungai Han karena air di daerah aliran Sungai
Cheonggyecheon hampir kering.
Kemudian membuat ruang publik dan terbuka hjau, dibutuhkan sebuah taman linier
dengan luas lahan sekitar 400 hektare. Sebuah jalan bagi pejalan kaki yang menghubungkan
kedua sisi sungai dibangun. Ada 22 jembatan dibangun di atas sungai yang 7 di antaranya
khusus bagi pejalan kaki. Jembatan bersejarah Gwanggyo dan Supyogyo di lokasi tersebut
kemudian direstorasi. Berbagai atraksi seni dan budaya seperti festival lampion dan menapaki
tangga di jembatan Supyogyo dihidupkan kembali.
September 2005, aliran baru sungai Cheonggyecheon kembali dibuka dan dengan
cepat menjadi primadona masyarakat Seoul. Dua tahun kemudian jalan layang disulap
menjadi sebuah taman linear kontemporer yang multifungsi.
Gambar 2. Sungai Cheonggyecheon (청계천) setelah proses revitalisasi