A. Kompetensi
1. Ilmu Bahan
Bahan yang ada disekitar kita pada dasarnya digolongkan menjadi bahan teknik
dan bahan bukan teknik. Bahan teknik adalah jenis bahan yang digunakan dalam
proses rekayasa dan industri. Bahan teknik dibedakan antara lain bahan organik
dan bahan anorganik. Bahan Organik adalah bahan yang diperoleh dari alam,
(misalnya: kayu, batu, karet). Bahan An-organik adalah bahan yang diperoleh dari
hasil proses kimia, (misalnya: gelas, keramik, mika dsb). Pada umumnya bahan-
bahan tersebut dapat kita peroleh dari alam atau didapat melalui proses kimia.
Untuk lebih jelasnya mari kita pelajari lebih lanjut megenai bahan teknik.
Bahan Teknik adalah semua unsur atau zat yang berbentuk padat, cair, atau gas
yang banyak digunakan untuk kebutuhan keperluan dunia teknik atau industry.
Sifat bahan antara lain:
1) Padat : Logam, keramik, plastik, kaca, karet, kayu
2) Cair : Pelumas, air, bensin, solar, bahan kimia lain
3) Gas : Oksigen, Asitilin, Hidrogen, CO2 dan lainnya
2) Keramik
Keramik adalah bahan yang terbentuk dari hasil senyawa (compound) antara
satu atau lebih unsur-unsur logam (termasuk Si dan Ge) dengan satu atau lebih
unsur-unsur anorganik bukan logam; Contoh keramik: silikon oksida, aluminium
oksida, kalsiumoksida, magnesium oksida, kalium oksida dan natrium oksida.
3) Polimer
Polimer merupakan bahan yang memiliki berat molekul > 10.000, tersusun dari
monomer yang saling berikatan kovalen. Contoh polimer: polietilen,
polipropilen, polivinilklorid dan lain-lain. Polimer yang dapat dibentuk kembali
dengan pemanasan disebut termoplastik, sedangkan yang tidak dapat dibentuk
kembali disebut termoset.
4) Komposit
Komposit merupakan campuran bahan yang tersusun dari dua/lebih bahan
dasar dalam skala makroskopis yang sifatnya sangat berbeda dengan sifat
masing masing bahan pembentuknya, contohnya: fiberglass, tripleks, semen-
pasir, dan lain-lain. Bahan komposit alam contohnya: kayu, terdiri dari serat
selulose yang berada dalam matriks lignin.
Logam dapat dibagi dalam dua golongan yaitu logam ferro atau logam besi dan
logam non ferro yaitu logam bukan besi.
a) Besi Tuang
Besi tuang seperti halnya baja, pada dasarnya adalah paduan besi-karbon yang
lebih tinggi, biasanya antara 2,5 - 4,0 % C. Keuletan rendah, tidak dapat
ditempa, diroll, di drawing, dll. Satu-satunya cara pembuatan yang dapat
dikerjakan adalah dengan penuangan, karena itu namanya besi tuang.
Walaupun keuletan dan kekuatannya lebih rendah daripada baja, tetapi karena
mudah di tuang dan mempunyai beberapa sifat khusus yang berguna, maka
penggunaannya lebih luas, apalagi dengan diberi tambahan unsur paduan dan
proses laku panas yang tepat, maka sifatnya dapat diatur sesuai dengan
kebutuhan. ketahanan terhadap deformasi dan ketahanan aus, besi tuang telah
menjadi bahan rekayasa dengan berbagai aplikasi dan digunakan dalam pipa,
mesin dan suku cadang industri otomotif, seperti kepala silinder, blok silinder
dan rumah gearbox. Pengelompokkan besi tuang:
1) Besi tuang putih
2) Besi tuang mampu tempa
3) Besi tuang kelau
4) Besi tuang nodular
b) Besi Tempa
Komposisi besi terdiri dari 99% besi murni, sifat dapat ditempa, liat, dan tidak
dapat dituang. Besi tempa antara lain dapat digunakan untuk membuat rantai
jangkar, kait keran, dan landasan kerja plat.
c) Baja Karbon
Baja karbon adalah bentuk paling umum dari baja karena harganya yang
relatif rendah sementara itu memberikan sifat material yang dapat
diterima untuk banyak aplikasi. Baja karbon berisi sekitar 0,05-0,15%
karbon dan baja ringan mengandung 0,16-0,29% karbon sehingga mudah
dibentuk dan ulet, tetapi tidak dapat dikeraskan dengan perlakuan panas.
Baja karbon ini memiliki kekuatan tarik relatif rendah, tetapi murah dan
lunak. Kekerasan permukaan dapat ditingkatkan melalui karburasi.
Pengelompokan Baja
Yang dimaksud dengan baja karbon adalah baja yang hanya terdiri dari
besi ( Fe ) dan karbon ( C ) saja tanpa adanya bahan pemadu dan unsur
lain yang kadang terdapat pada baja karbon seperti Si, Mn, P,
a) Tembaga (copper)
Tembaga ialah salah satu logam penting sebagai bahan teknik yang
pemakaiannya sangat luas baik digunakan dalam keadaan murni maupun dalam
bentuk paduan. Tembaga memilki kekuatan Tarik 150 N/mm2 sebagai Tembaga
Cor dan dengan proses pengerjaan dingin kekuatan tarik Tembaga dapat
ditingkatkan hingga 390 N/mm2 demikian pula dengan angka kekerasannya
dimana Tembaga Cor memiliki angka kekerasan 45 HB dan meningkat hingga 90
HB melalui proses pengerjaan dingin, dengan demikian juga akan diperoleh sifat
Tembaga yang ulet serta dapat dipertahankan walaupun dilakukan proses
perlakuan panas misalnya dengan Tempering.
b) Kuningan (brass)
Adalah paduan logam dari tembaga dan seng (Cu + Zn) . Terdapat dua jenis.
Pertama campuran kuningan (70% tembaga + 30% seng) berwarna unggu dan
campuran kuningan ( 90% tembaga + 10% seng ) berwarna emas kekuningan.
Kuningan apabila dikerjakan akan menjadi keras dengan cepat dan memerlukan
proses annealing (proses melembutkan struktur logam). Kuningan mudah
dipotong, dikikir dan diberi warna. Titik cair 940°C.
c) Perunggu (bronze)
Adalah paduan logam dari tembaga 90% + seng 10%. Paduan ini lebih kuat
daripada tembaga dan kuningan, menjadikan satu logam yang baik dan berwarna
emas kekuningan. Kegunaan utamanya adalah untuk seni logam. Mudah dipotong
dan dikikir. Titik cairnya 1562°F hingga 1832°F ( 850°C hingga 1000°C ).
d) Aluminium.
Aluminium adalah logam yang berwarna putih terang dan sangat mengkilap
dengan titik cair 660˚C sangat tahan terhadap pengaruh atmosfer juga bersifat
electrical dan Thermal Conductor dengan koefisien yang sangat tinggi.
e) Perak
Silver, Argentum (Ag) adalah salah satu logam mulia yang memiliki titik cair 960˚C
terdapat dalam skala kecil dan terpadu pada Tembaga dan Emas. Silver memiliki
konduktifitas listrik yang paling tinggi dibanding dengan logam lainnya dan
digunakan dalam kontak listrik juga dalam “Silver solders” serta bahan pelapis
logam lain.
f) Emas
Sejenis logam yang berat dan berwarna kekuningan. Logam yang paling liat. Suhu
cairnya ialah 1900°F ( 1060°c ).
Gambar 201. Uang logam pecahan 1000 rupiah berbahan nikel plate steel
(sumber : google.com)
m) Magnesium (Mg)
Magnesium ialah logam yang berwarna putih perak dan sangat mengkilap dengan
titik cair 651˚C yang dapat digunakan sebagai bahan paduan ringan, sifat dan
karakteristiknya sama dengan Aluminium. Perbedaan titik cairnya sangat kecil
tetapi sedikit berbeda dengan Aluminium terutama pada permukaannya yang
mudah keropos bila terjadi oxidasi dengan udara.
Gambar 205. Produk yang terbuat dari magnesium : pemantik api, serutan pinsil, dan pita
magnesium
(sumber : google.com)
p) Vanadium (V)
Vanadium (V) akan mencair pada Temperatur diatas 1900˚C, logam yang
berwarna putih ini sangat keras, jika ditambahkan pada baja sebagai unsur paduan
akan menambah kekenyalan dari baja tersebut.
1) Pembuatan Besi
Bahan utama untuk membuat besi kasar adalah bijih besi. Berbagai macam
bijih besi yang terdapat di dalam kulit bumi berupa oksid besi dan karbonat
besi, diantaranya yang terpenting adalah sebagai berikut.
a) Batu besi coklat (2Fe2O3 + 3H2O) dengan kandungan besi berkisar 40%.
Secara singkat proses pembuatan pig iron dapat dijelaskan sebagai berikut:
2) Pembuatan Baja
Besi kasar sebagai hasil dari dapur tinggi masih banyak mengandung unsur-unsur
yang tidak cocok untuk bahan konstruksi, misalnya zat arang (karbon) yang terlalu
tinggi, fosfor, belerang, silisium dan sebagainya. Unsur-unsur ini harus diupayakan
serendah mungkin dengan berbagai cara, antara lain:
Ketiga hal diatas tergantung dari material yang akan di heat treatment dan sifat-
sifat akhir yang diinginkan. Untuk memungkinkan perlakuan panas yang tepat,
susunan kimia logam harus diketahui karena perubahan komposisi kimia,
Annealing
Proses annealing yaitu proses pemanasan material sampai temperatur austenit
lalu ditahan beberapa waktu kemudian pendinginannya dilakukan perlahan-
lahan di dalam tungku. Keuntungan yang didapat dari proses ini adalah sebagai
berikut :
a) Menurunkan kekerasan
b) Menghilangkan tegangan sisa
c) Memperbaiki sifat mekanik
d) Memperbaiki mampu mesin dan mampu bentuk
e) Menghilangkan terjadinya retak panas
f) Menurunkan atau menghilangkan ketidak homogenan struktur
g) Memperhalus ukuran butir
h) Menghilangkan tegangan dalam dan menyiapkan struktur baja
Proses Annealing tidak dimaksudkan untuk memperbaiki sifat mekanik baja perlitik
dan baja perkakas.Sifat mekanik baja struktural diperbaiki dengan cara dikeraskan
dan kemudian diikuti dengan tempering. Proses Annealing terdiri dari beberapa
tipe yang diterapkan untuk mencapai sifat-sifat tertentu sebagai berikut :
a) Spheroidized annealing
Spheroidized annealing dilakukan untuk memperbaiki mampu mesin dan
memperbaiki mampu bentuk
b) Isothermal annealing
Isothermal annealing dilakukan untuk melunakkan baja-baja sebelum dilakukan
proses permesinan.
c) Stress relieving
Stress relieving adalah proses perlakuan panas yang ditujukan untuk
menghilangkan tegangan-tegangan yang ada di dalam benda kerja,
memperkecil distorsi yang terjadi selama proses perlakuan panas dan
d) Normalizing
Proses Normalizing adalah jenis perlakuan panas yang ditujukan untuk
memperhalus butir, memperbaiki mampu mesin, menghilangkan tegangan sisa
dan juga memperbaiki sifat mekanik baja karbon struktural dan baja-baja
paduan rendah.
e) Hardening
Hardening adalah proses perlakuan panas yang diterapkan untuk
menghasilkan benda kerja yang keras.
f) Quenching
Quenching merupakan proses pencelupan baja yang telah berada pada
temperatur pengerasannya dengan laju pendinginan yang sangat tinggi agar
diperoleh kekerasan yang diinginkan.
g) Tempering
Tempering adalah proses memanaskan kembali baja yang telah dikeraskan
untuk meningkatkan keuletan baja.
Pengecoran Logam
Pengecoran logam adalah proses di mana logam cair panas dituangkan ke dalam
cetakan yang berisi potongan berlubang atau rongga dengan bentuk jadi yang
diinginkan.
1) Pembuatan pola
Proses pertama ini bertujuan untuk membuat pola cetakan yang akan dibuat.
Untuk pola ini bisa dibuat menggunakan kayu, plastik atau logam.
2) Pembuatan cetakan
Selanjutnya, pola yang sudah dibuat tadi, dijadikan dasar pembuatan bentuk
cetakan. Untuk jenis dan cara pembuatannya berbeda-beda tergantung jenis
pengecoran-nya. Salah satu contohnya yaitu pengecoran dengan cetakan
pasir. Maka bahan cetakannya akan menggunakan pasir sebagai bahan
cetakannya.
4) Post-processing
Ini adalah langkah terakhir yang dilakukan setelah benda logam dikeluarkan
dari cetakan. Biasanya hasil cetakan akan dibersihkan dan dirapikan sehingga
bentuknya lebih halus.
1) Pengertian Korosi
Korosi besi memerlukan oksigen dan air. Bila salah satu tidak ada, maka
peristiwa korosi tidak dapat terjadi. Korosi dapat dicegah dengan melapisi besi
dengan cat,oli, logam lain yang tahan korosi (logam yang lebih aktif seperti seng
dan krom).Penggunaan logam lain yang kurang aktif (timah dan tembaga)
sebagai pelapis pada kaleng bertujuan agar kaleng cepat hancur di tanah.
Timah atau tembaga bersifat mampercepat proses korosi.
Korosi pada besi akan dipercepat oleh beberapa faktor, yaitu:
a) tingkat keasaman
b) kontak dengan elektrolit,
c) kontak dengan pengotor,
d) kontak dengan logam lain yang kurang aktif (logam nikel, timah, tembaga),
e) keadaan logam besi itu sendiri (kerapatan atau kasar halusnya
permukaan).
Dari kehidupan sehari-hari kita ketahui bahwa besi yang dilapisi dengan zink
“tahan karat”, sedangkan besi yang kontak dengan tembaga berkarat lebih
cepat. Hal itu terjadi karena potensial reduksi besi lebih negatif daripada
tembaga timah (Eº Fe = -0,44 volt; Eº Cu = +0,34 volt). Sehingga besi akan
cepat berkarat.
a. Teknik mengikir
Peralatan utama dalam kegiatan mengikir adalah kikir. Bentuk kikir dapat dilihat
seperti gambar berikut.
1) Bentuk Kikir
c) Kikir Segitiga
2) Gigi Kikir
Gigi kikir dibentuk melalui pemahatan pada bilah kikir.Untuk pengikiran kelompok
logam ferro umumnya menggunakan kikir dengan pahatan/guratan ganda.
Pahatan yang pertama adalah pahatan dalam, bersudut 70 terhadap garis tengah
kikir dan yang kedua adalah pahatan dangkal, menyilang terhadap pahatan
pertama dan bersudut 45 terhadap garis tengah kikir.
3) Posisi kaki
Selama kegiatan mengikir peserta harus selalu berdiri disebelah kiri ragum dengan
posisi kaki sedemikian rupa dan tetap pada tempatnya, jarak antara kaki kanan
dan kiri menyesuaikan dengan panjang kikir yang sedang digunakan. Jika dilihat
dari atas, maka posisi telapak kaki kiri terhadap poros ragum sebesar ± 30 dan
kaki kanan sebesar ± 75. Perhatikan gambar berikut!
Setelah posisi kaki benar, bagaimana gerakan dalam mengikir. Gerakan mengikir
yang benar adalah gerakan kedua tangan yang diikuti oleh ayunan badan supaya
gerakan kedepan mendapatkan tekanan yang memadai. Gerakan harus maksimal
sepanjang kikir dan jumlah gerakan kedepan (pemotongan) kurang lebih 40 – 50
gerakan per menit.
Secara normal tangan kanan memegang gagang kikir dengan mantap dan
memberikan tekanan pada ujung gagang kikir dengan bagian tengah telapak
tangan.Ibu jari terletak di atas dan jari-jari lainnya di bawah gagang. Sedangkan
tangan kiri diletakkan pada ujung kikir dengan cara meletakkan telapak tangan dan
ibu jari diatas ujung kikir, sedangkan jari-jari yang lain merapat dilipat kebawah
tanpa memegang ujung kikir.
5) Arah pengikiran
Memeriksa kerataan permukaan benda kerja dapat menggunakan mistar baja atau
mal kerataan (straight gauge) dengan cara merapatkan sisi mistar/mal pada
permukaan benda kerja dari berbagai arah (digonal, membujur, dan melintang).
Indikator kerataan yaitu jika diantara mistar/mal dan permukaan benda kerja tidak
ada celah cahaya yang tampak.
Memeriksa kesikuan antara dua bidang permukaan benda kerja yang saling
berpotongan 90 dapat menggunakan siku-siku yaitu dengan cara merapatkan
siku-siku pada dua bidang permukaan yang diperiksa. Indikator kisikuan jika
sepanjang sisi siku-siku rapat pada permukaan benda kerja dan tanpa celah
cahaya.
b. Teknik Menandai
1) Menggores
Keterangan gambar:
a. Arah penggores benar
b. Arah penggores salah
2) Menitik
Perlu diingat bahwa ujung penitik untuk titik pusat pembuatan lubang (bor)
harus bersudut 90 dan ujung penitik untuk titik-titik batas/garis pengerjaan
bersudut 60.
3) Stempel
Stempel dibuat dari baja perkakas, yang diperlakukan panas seperti dikeraskan
dan ditemper (60 – 62 HRc). Pada batang stempel dituliskan tanda identitas dan
ukurannya (tinggi huruf, angka, atau tanda lainnya).Dalam penggunaannya, tanda
identitas harus menghadap ke pemakai.
c. Teknik Menggergaji
Peralatan utama dalam kegiatan menggergaji dalam kerja bangku adalah
gergaji tangan (Hack saw) Gergaji tangan terdiri dari bingkai (sengkang) untuk
pembentangan daun gergaji, tangkai (gagang) untuk pegangan, daun gergaji
sebagai pemotong, dan mur/baut pengencang untuk menegangkan daun
gergaji.
4) Teknik Memahat
Kegiatannmemahat adalah untuk keperluan-keperluan seperti memotong,
membuat alur, meratakan bidang, membentuk sudut dsb. Dalam kerja bangku
alat yang digunakan adalah pahat tangan. Beberapa macam pahat, antara lain:
1) Pahat datar yang ujung tajamnya sedikit dicembungkan berguna untuk
mempermudah pemotongan pelat tipis di ragum, atau untuk memotong
lembaran logam di blok landasan.
2) Pahat setengah bulat (pahat kuku) sering digunakan untuk memotong alur
minyak dan "membersihkan" bagian-bagian beralur dan bersudut.
3) Pahat alur digunakan di mana alur sempit diperlukan seperti alur pasak/spie.
4) Pahat berlian dapat digunakan untuk memotong sudut dalam yang tajam.
1) Pengertian Mengebor
a) Ragum.
Ragum mesin bor/gurdi digunakan untuk mencekam benda kerja pada saat
akan di bor.
b) Klem set.
Klem set digunakan untuk mencekam benda kerja yang tidak mungkin
dicekam dengan ragum.
f) Pasak pembuka.
Digunakan untuk melepas sarung pengurang dari spindel bor atau melepas
mata bor dari sarung pengurang.
g) Boring head.
Untuk menentukan kecepatan putaran yang perlu diketahui lebih dulu yaitu
mengenai kecepatan potong dari masing-masing bahan yang dikerjakan, yang
sudah ditabelkan dalam beberapa buku teknik pemesinan.
Untuk mendapatkan hasil pengeboran yang baik, mata bor perlu diperiksa dulu
dan dipersiapkan sebaik mungkin. Untuk itu pengguna harus sudah memiliki
pengetahuan geometri mata bor dan bagaimana mengubah sudutsudut pada mata
bor yang diperlukan untuk setiap pekerjaan pengeboran. Sudut-sudut yang penting
pada geometri mata bor adalah: sudut bibir potong, sudut bebas bibir, dan sudut
puncak pahat. Kondisi geometri tersebut diperoleh dengan cara mengasah atau
menggerinda mata bor.
Metode yang disarankan adalah pertama untuk menggerinda sudut bibir potong,
kemudian berkonsentrasi pada penggerindaan sudut bebas bibir, yang kemudian
akan menentukan panjang bibir. Sudut bibir yang umumdigunakan adalah 118°
(59°x2) harus simetris, termasuk panjang bibir dan sudut bebas bibir.
Setelah mendapatkan kecepatan putaran bor yang sesuai dengan bahan yang
akan di bor, maka kecepatan putar yang dimaksud dapat diperoleh dengan cara
menyetelnya melalui pengubahan posisi belt transmisi yang menghubungkan puli
penggerak dan puli spindel.
Bagaimana menyiapkan benda kerja yang akan dibor. Setelah benda kerja
ditandai (dititik) pada pusat-pusat lubang yang akan dibor, maka benda kerja harus
dijepit sedemikian rupa diatas meja bor dengan alat penjepit yang sesuai. Alat-alat
penjepit untuk di mesin bor ada beberapa macam antara lain: Ragum mesin bor,
Klem garpu, Klem C, dan Klem sejajar. Penjepitan harus dilaksanakan dengan
seksama, kuat dan permukaan yang akan dibor harus benar-benar datar (rata air)
untuk menghindari penyimpangan pengeboran.
Pencekam bor (cak) memiliki tiga rahang pencekam, untuk membuka dan
menutup ketiga rahang tersebut diperlukan kunci cak yang sesuai. Untuk
memasang mata bor pada pencekam, rahang pencekam harus dibuka sesuai
dengan diameter mata bor yang akan digunakan, kemudian pangkal mata bor
dimasukkan kerahang pencekam sedalam panjang tangkai mata bor, kemudian
rahang dikencangkan menggunakan kunci cak yang sesuai (jangan menggunakan
palu!).
7) Persing
Keterangan:
1. Kontersing (60o; 75 o ; 82 o ; 90 o ; 100 o ; 110 o ; 120 o )
2. Kontersing datar
3. Konterbor dengan bor spiral
4. Konterbor berpengarah (ujung)
5. Konterbor khusus
1) Mengulir
Ulir dapat berfungsi jika dibuat berpasangan. Oleh karena itu dikenal adanya
ulir luar (baut) dan ulir dalam (mur). Untuk membuatnya juga memerlukan
alatnya masing-masing. Ulir luar dapat dibuat dengan alat yang disebut Snei
dan untuk ulir dalam dapat dibuat dengan alat yang disebut Tap. Ada dua
macam normalisasi jenis ulir yaitu ulir metrik dan whitworth, ulir metrik
menggunakan sistem satuan metris (mm) dan whitworth menggunakan
sistem satuan imperial, misalnya inchi ( “ ). Ukuran tap/snei menunjukkan
ukuran ulir yang dibuat, contoh:
a) Tap/snei: M 12x1,25 artinya M = jenis ulir metrik; 12 = diameter nominal
ulir dalam mm; 1,25 = kisar (gang) ulir selebar 1,25 mm
b) Tap/snei: W 5/8x11 artinya W = jenis ulir whitworth; 5/8 = diameter
nominal ulir dalam inchi; 11 = jumlah kisar (gang) per inchi.
Alat pemotong ulir luar (snei) dan pemotong ulir dalam (Tap) dibuat dari baja
karbon tinggi atau baja kecepatan tinggi (HSS), snei digunakan untuk
membuat/memotong ulir luar pada batang silindris dan tap untuk ulir dalam.
Masing-masing dilengkapi dengan tangkai pemutar untuk menggerakkannya
Diameter luar batang yang akan diulir harus 0,1 – 0,2 mm lebih kecil dari
pada diameter nominal ulir. Ujung batang harus dipersing. Diameter d1 harus
agak kecil dibandingankan dengan diameter dalam ulir. Sebelum memulai
pemotongan pertama, dimulai dengan pemotongan secara ringan dengan
mengeraskan baut pusat. Baut-baut pengatur dan baut-baut penahan
diputar sampai mereka menyentuh dasar lubang-lubang penahan.
Pemotongan selanjutnya dilaksanakan sesuai diameter nominal
Pembuatan ulir dalam harus dipersiapkan dengan baik dan benar. Mempersiapkan
lubang yang akan diulir yang pertama menetapkan diameter lubang yang akan
dibor (dapat dilihat pada tabel ulir) atau dapat dihitung menurut rumus (ISO Metric
Thread) sebagai berikut:
Diameter dalam (di) = Diameter Nominal (de) – kisar (gang)
Contoh : M 5 dengan kisar 0,8 mm. Lubang Bor = 5 – 0,8 = 4,2 mm.
Selanjutnya memilih mata bor yang sesuai dan mengebor diameter dalam (di).
Untuk lubang ulir tembus, perlu dikontersing pada kedua sisinya kurang lebih 0,2
mm lebih besar dari pada diameter luar ulir (de + 0,2). Tetapi kontersing dikerjakan
apabila tebal material (benda kerja) memungkinkan. Agar dapat mengoperasikan
Tahapan pengetapan.
Pemotongan ulir dalam harus dilakukan secara bertahap, yaitu dalam tiga
tahapan. Oleh karena itu setiap satu ukuran tap terdiri dari tiga buah tap yang
masing-masing memiliki perbedaan fungsi.
2) Mengeling
a) Alat-alat pengelingan
Alat-alat pengelingan terdiri dari :
(2) Perapat keling, gunanya untuk merapatkan bahan dan kedudukan keling
pada bahan yang disambung
(3) Pembentuk kepala keling, untuk membentuk kepala penutup setelah diberi
bentuk awal dengan palu.
c) Kesalahan pengelingan.
Ketidak cermatan pengelingan dapat mengakibatkan macam-macam
kesalahan antara lain :
(2) Lubang keling pada bahan yang disambung tidak lurus. (Kedudukan keling
miring dan tidak kokoh)
(3) Paku keling tidak memenuhi lubang atau ada kelonggaran terlalu besar,
batang keling bengkok.
(4) Kepala penutup tidak normal, karena persediaan batang terlalu pendek.
d) Proses pengelingan.
(Untuk lebih detail baca buku Teknik Kerja Bengkel dan Ilmu Bahan Teknik pada
daftar pustaka)
D. Rangkuman
Bahan Teknik adalah semua unsur atau zat yang berbentuk padat, cair, atau
gas yang banyak digunakan untuk kebutuhan keperluan dunia teknik atau
industry. Bahan teknik dibedakan antara lain bahan organik dan bahan an
organik. Bahan organik merupakan bahan baku produk yang diperoleh dan
digunakan secara langsung dari bahan alam, antara lain ; kayu, batu, karet,
kulit, keramik, celulosa dan lain-lain. Bahan-bahan tiruan (syntetic materials)
biasanya diperoleh dari senyawa kimia dengan komposisi berbagai unsur akan
diperoleh suatu sifat tertentu secara spesifik atau sifat yang menyerupai sifat
bahan alam.
Logam adalah unsur kimia yang mempunyai sifat-sifat kuat, liat, keras,
penghantar listrik dan panas, serta mempunyai titik cair tinggi. Dalam
penggunaan serta pemakainnya, logam pada umumnya tidak merupakan
senyawa logam, tetapi merupakan paduan. Logam dapat dibagi dalam dua
golongan yaitu logam ferro atau logam besi dan logam non ferro yaitu logam
bukan besi. Jenis logam ferro adalah sebagai berikut. Besi Tuang, Besi Tempa,
Baja Lunak, Baja Karbon Sedang, Baja Karbon Tinggi, Baja Karbon Tinggi
Proses pembuatan besi kasar (pig iron) umumnya merupakan proses reduksi
pada tanur tinggi. Bahan utama pembuatan besi kasar adalah: bijih besi, kokas,
dan batu kapur. Bijih besi merupakan bahan baku pembuatan besi yang dapat
berupa senyawa oksida, karbonat, dan sulfida serta tercampur dengan unsur
lain misalnya silikon. Baja adalah logam paduan antara besi dan karbon dengan
kadar karbonnya secara teoritis maksimum 1,7%. Besi cor adalah logam
paduan antara besi dan karbon yang kadarnya 1,7 - 3,5%.