Anda di halaman 1dari 15

Pembelajaran 6: Dasar Sistem Kontrol

A. Kompetensi
Setelah mengikuti menyelesaikan materi Dasar Sistem Kontrol secara Umum ini,
peserta diharapkan dapat :

1. Memahami konsep dasar sistem kontrol secara umum

B. Indikator Pencapaian Kompetensi


1. Memahami perkembangan sistem kontrol otomotif
2. Memahami definisi-definisi dalam konsep sistem kontrol
3. Menafsirkan konsep sistem kontrol pada manusia
4. Membedakan sistem kontrol loop tertutup dan terbuka

C. Uraian Materi

Satu dari pertanyaan yang sering ditanyakan oleh seorang pemula adalah apa
yang dimaksud dengan sistem kontrol ? Untuk menjawab pertanyaan itu, ilustrasi
yang tepat adalah dengan meninjau kehidupan kita sehari-hari. Dimana kita sering
mendapat permasalahan dengan sejumlah tujuan yang harus dicapai, misalnya
dalam bidang rumah tangga, kita perlu mengatur suhu dan kelembaban rumah dan
bangunan untuk kenyamanan hidup. Dalam bidang transportasi, kita harus
mengendalikan mobil dan pesawat agar berpindah dari satu lokasi ke lokasi
lainnnya dengan aman dan akurat. Dalam bidang industri, proses manufaktur
mempunyai sejumlah tujuan agar didapatkan hasil yang memuaskan dalam
ketelitian dan keefektifan biayanya.

Manusia mempunyai kemampuan untuk melaksanakan tugas dalam ruang lingkup


yang luas, termasuk di dalamnya sebagai pembuat keputusan. Beberapa tugas ini
seperti mengambil benda dan berjalan dari satu tempat ke tempat lainnya, sering
dikerjakan dengan cara yang biasa. Tetapi dalam kondisi tertentu, beberapa tugas
ini perlu dilakukan dengan cara dan strategi tidak biasa dan berbeda. Misalnya,

Teknik Otomotif | 253


seorang pelari 100 yard mempunyai tujuan : dalam waktu yang singkat mampu
mencapai garis finis dengan cara dan strategi berlari secepat-cepatnya.
Sedangkan seorang pelari maraton, tidak harus berlari secepat-cepatnya, tetapi
untuk mencapai garis finis dia harus mengatur pemakaian energi dan memikirkan
cara yang terbaik sesuai kemampuan tubuhnya. Untuk mencapai tujuan yang
diharapkan ini diperlukan cara dan strategi kontrol tertentu.

Kontrol automatik (otomatis) memegang peranan penting dalam perkembangan


ilmu dan teknologi. Penerapannya sudah digunakan dalam proses-proses dalam
industri modern, teknologi pesawat ruang angkasa, peluru kontrol, sistem
pengemudian pesawat dan lain-lain. Dalam proses industri konsep kontrol
otomatis digunakan dalam pengontrolan tekanan, suhu, kelembaban, viskositas,
arus dan besaran lainnya. Pada teknologi pesawat ruang angkasa terdapat roket
pendorong yang dikontrol secara otomatis untuk mendapatkan kestabilan arah dan
posisi. Pada teknologi peluru kontrol dan pesawat terbang terdapat sistem
autopilot, yang merupakan aplikasi dari konsep kontrol otomatis. Dan masih
banyak yang lain.

Karena kemajuan dalam teori dan praktek, kontrol automatik (otomatis) semakin
memberikan kemudahan untuk mendapatkan performansi dari sistem yang
dinamik, mempertinggi kualitas dan menurunkan biaya produksi, mempertinggi
laju produksi, meniadakan pekerjaan-pekerjaan rutin yang membosankan dan
keuntungan-keuntungan lainnya.

Gambar 258. Komponen Dasar Sistem Kontrol


(Trigas Badmianto, S.T., 2016)

Komponen dasar sistem kontrol pada prinsipnya ada tiga, seperti diperlihatkan
pada gambar ”Komponen Dasar Sistem Kontrol” di atas, yaitu :

1. Tujuan sistem kontrol, sering juga disebut dengan referensi atau set point

254 | Teknik Otomotif


2. Elemen atau unsur sistem kontrol (summing, controler, aktuator, plant,
feedback)
3. Hasil atau keluaran, sering juga disebut dengan output

Dalam istilah yang lebih teknis, tujuan dapat dihubungkan dengan masukan atau
sinyal penggerak (u) dan hasilnya disebut keluaran atau variabel yang dikontrol
(y). Secara umum, tujuan dari sistem kontrol adalah untuk mengontrol atau
mengendalikan keluaran dengan berbagai masukan tertentu melalui elemen-
elemen atau unsur-unsur sistem kontrol.

1. Perkembangan Sistem Kontrol secara Umum

Hasil karya pertama yang penting dalam penerapan kontrol automatik (otomatis)
adalah governor sentrifugal untuk mengontrol kecepatan mesin uap yang dibuat
oleh James Watt pada abad kedelapanbelas. Mengenai sistem kerja akan
dijelaskan lebih detail pada bahasan mengenai sistem kontrol otomatis di bawah.
Hasil karya lain yang penting pada tahap awal perkembangan dalam teori kontrol
dibuat oleh Minorsky, Hazen, Nyquist dan sebagainya.

Pada tahun 1222, Minorsky membuat kontroler automatik untuk mengemudikan


kapal dan menunjukkan cara menentukan kestabilan dari persamaan diferensial
yang menggambarkan sistem. Pada tahun 1232 Nyquist mengembangkan suatu
prosedur yang relatif sederhana untuk menentukan kestabilan sistem loop tertutup
pada basis respons loop terbuka terhadap masukan tunak (steady state)
sinusoida. Pada tahun 1234 Hazen, yang memperkenalkan istilah
servomekanisme untuk sistem kontrol posisi, membahas desain servomekanisme
relay yang mampu mengikuti dengan baik dengan masukan yang berubah.

Selama dasa warsa 1240-an, metode respons frekuensi memung-kinkan para


insinyur untuk mendesain sistem kontrol linear berumpan-balik yang memenuhi
persyaratan kinerja. Dari akhir tahun 1240 hingga awal tahun 1250, metode tempat
kedudukan akar dalam desain sistem kontrol benar-benar telah berkembang.
Metode respons frekuensi dan tempat kedudukan akar, yang meru-pakan inti teori

Teknik Otomotif | 255


kontrol fisik, akan membawa kita ke sistem yang stabil dan memenuhi seperangkat
persyaratan kinerja yang hampir seimbang.

Karena plant modern dengan multi-masukan dan multi-keluaran menjadi semakin


kompleks, maka deskripsi sistem kontrol modern memerlukan banyak persamaan.
Teori kontrol klasik, yang hanya membahas sistem satu masukan satu keluaran,
sama sekali tidak dapat digunakan untuk sistem multi-masukan multi-keluaran.
Semenjak sekitar tahun 1260, teori kontrol modern telah dikembangkan untuk
mengatasi bertambah kompleksnya plant modern.

Bahkan pengendalian dari sistem persedian barang, sosial dan ekonomi dapat
didekati dengan teori kontrol automatik. Teori kontrol modern yang berkembang
akhir-akhir ini adalah kontrol optimal baik pada sistem deterministik (tertentu)
maupun stokastik (acak), demikian juga dengan kontrol belajar (learning) dan
adaptif dari sistem yang rumit. Penerapan teori kontrol modern dewasa selain
disebutkan di atas, juga meliputi pada sistem bukan rekayasa, seperti sistem
biologi (misal tubuh manusia), biomedikal, ekonomi dan sosial ekonomi.

Dengan ditemukannya komputer digital untuk meyelesaikan perhitungan


matematis yang kompleks, maka menjadi praktis dan umum jika penggunaan
komputer dipasang langsung menjadi bagian integral dari sistem kontrol. Dengan
demikian baik dari sisi performa dan ekonomi, keseluruhan dari suatu sistem dapat
dimaksimalkan. Apalagi dewasa ini komputer digital telah menjadi lebih murah dan
semakin ringkas.

2. Perkembangan Sistem Kontrol Otomotif

Penggunaan elektronika di otomobil (kendaraan) bisa dikatakan relatif terlambat.


Alasan utamanya, karena hubungan antara biaya yang besar dengan keuntungan
yang didapatkan. Dalam sejarahnya, penggunaan elektronika (selain radio) dalam
sistem otomobil pertama kali diawali pada tahun 1950-an sampai dengan 1960-

256 | Teknik Otomotif


an. Akan tetapi fitur ini tidak begitu dinikmati oleh konsumen sehingga hal ini
mengakibatkan berhentinya produksi automobil (kendaraan).

Dua kejadian utama terjadi selama tahun 1970-an, dimana kejadian ini memicu
tren penggunaan elektronika modern ke dalam teknologi otomobil (kendaraan).
Kedua kejadian itu adalah : (1) regulasi pemerintah mengenai emisi gas buang
(exhaust emission) dan konsumsi bahan bakar yang ekonomis (fuel economy)
dimana diperlukan kontrol mesin yang lebih baik jika dibandingkan dengan metode
yang saat itu dipakai; dan (2) perkembangan ditemukannya komponen elektronika
digital solid-state (transistor, mikroprosessor dll) dengan biaya relatif murah
dimana dapat dipakai untuk kontrol mesin (engine) dan aplikasi lainnya.

Sekarang, teknologi elektronika telah dipakai di otomobil (kendaraan) dan bahkan


mungkin sekali tetap dipakai di waktu yang akan datang. Beberapa penerapan
teknologi elektronik yang telah dipakai dan berpotensi dikembangkan di otomobil
(lihat gambar di bawah) adalah pada sistem :

1. Kontrol mesin (engine) secara elektronik untuk meminimalkan emisi gas


buang dan memaksimalkan konsumsi bahan bakar yang ekonomis.
2. Instrumen untuk mengukur parameter performasi kendaraan dan untuk
mendiagnosa sendiri (self diagnosis) sistem yang mengalami malfungsi
dengan sistem OBD (On-Board Diagnosis).
3. Kontrol pemindah tenaga (Drivetrain – transmisi, diferensial, axle)
4. Suspensi
5. Steering Control
6. Kelistrikan
7. Kontrol gerakan kendaraan (Vehicle Motion)
8. Keamanan dan kenyamanan (Safety and Comfort)
9. Komunikasi, navigasi dan entertainment (audio-video)

Teknik Otomotif | 257


Gambar 259. Sistem Otomobil (Kendaraan)
(Trigas Badmianto, S.T., 2016)

3. Terminologi pada Sistem Kontrol

Dalam konsep sistem kontrol terdapat istilah-istilah yang perlu diketahui, seperti
misalnya : variabel yang dikontrol, variabel yang dimanipulasi, Set Point, error,
kontroler, plant, gangguan, kontrol umpan balik, sistem kontrol umpan balik, sistem
kontrol loop terbuka dan tertutup. Berikut ini akan dijelaskan beberapa istilah
tersebut.

Gambar 260. Istilah pada Sistem Kontrol


(Trigas Badmianto, S.T., 2016)
a. Variabel yang dikontrol dan Variabel yang dimanipulasi (Sinyal Kontrol).
Variabel yang dikontrol adalah besaran atau keadaan yang diukur dan dikontrol.
Variabel yang dimanipulasi adalah besaran atau keadaan yang diubah oleh

258 | Teknik Otomotif


kontroler untuk mempengaruhi nilai variabel yang dikontrol. Variabel yang
dimanipulasi biasa disebut sinyal kontrol. Dalam keadaan normal, variabel yang
dikontrol adalah keluaran (output) dari sistem. Kontrol berarti mengukur nilai
dari variabel sistem yang dikontrol dan menerapkan variabel yang dimanipulasi
ke sistem untuk mengoreksi atau membatasi penyimpangan nilai yang diukur
dari nilai yang dikehendaki.

b. Set Point dan Error.


Set Point adalah nilai variabel yang dikehendaki. Sebuah sistem kontrol akan
selalu berusaha menyamakan variabel yang dikontrol dengan set point. Error
adalah selisih antara set point yang dikurangi dengan variabel yang dkontrol.
Error bisa negatif, bisa juga positif. Apabila set point lebih kecil dari variabel
yang dikontrol, error menjadi negatif, begitu juga sebaliknya.

c. Kontroler.
Kontroler adalah elemen yang mengerjakan tiga tahap langkah pengendalian,
yaitu (1) Membandingkan set point dengan variabel yang dikontrol (output); (2)
Menghitung berapa banyak koreksi yang perlu dilakukan dan (3) Mengeluarkan
sinyal kontrol sesuai dengan hasil perhitungan tadi. Kontroler sepenuhnya
menggantikan peran manual oleh manusia dalam mengontrol sebuah plant atau
proses.

d. Plant.
Plant adalah seperangkat peralatan, mungkin hanya terdiri dari beberapa
bagian mesin yang bekerja bersama-sama, digunakan untuk melakukan suatu
proses tertentu. Setiap obyek fisik yang dikontrol, seperti tungku pemanas,
reaktor kimia, dan pesawat ruang angkasa disebut plant.

e. Proses (processes).
Proses merupakan suatu rangkaian kejadian yang sengaja dibuat secara
sistematis atau berkembang alamiah yang berlangsung secara kontinu menuju

Teknik Otomotif | 259


ke keadaan akhir atau hasil tertentu. Setiap rangkaian kejadian yang dikontrol
disebut proses, contohnya adalah proses kimia, ekonomi, dan biologi.

f. Sistem.
Sistem adalah kombinasi dari beberapa komponen yang bekerja bersama-
sama dan melakukan suatu sasaran tertentu. Sistem tidak dibatasi hanya untuk
sistem fisik saja. Istilah sistem dapat digunakan pada gejala yang abstrak dan
dinamis seperti yang dijumpai dalam ekonomi. Istilah sistem juga bisa
diinterpretasikan untuk menyatakan sistem fisik, biologi, ekonomi dan lain
sebagainya.

g. Gangguan (disturbances).
Gangguan adalah suatu sinyal atau besaran yang cenderung mempunyai
pengaruh yang merugikan pada nilai keluaran sistem. Jika suatu gangguan
terbentuk di dalam sistem, disebut internal, sedangkan gangguan eksternal
terbentuk di luar sistem dan menjadi suatu masukan.

h. Kontrol Umpan Balik (feedback control).


Kontrol umpan balik mengacu pada suatu operasi perhitungan, dimana dengan
adanya gangguan (yang tidak diperkirakan), mampu mengurangi perbedaan
antara keluaran / output (variabel yang dikontrol) dan tujuan (set point /
referensi). Sedangkan gangguan yang dapat diperkirakan atau sudah diketahui
dapat dikompensasi ke dalam sistem tersebut.

4. Sistem Kontrol Manual oleh Manusia

Gambar di bawah menjelaskan bagaimana seorang operator manusia mengatur


kedalaman air di tangki air. Variabel h adalah kedalaman air sebenarnya, Qin
adalah debit air masuk sebesar dan Qout adalah debit air keluar. Besar dari air
yang masuk tidak bisa kita prediksi, bisa bernilai besar, sedang, kecil dan bahkan
tidak mengalir sama sekali. Titik A menunjukkan kedalaman air yang diinginkan

260 | Teknik Otomotif


(variabel H). Dimana di sistem ini selalu diharapkan ketinggian atau kedalaman air
selalu sebesar H, tidak lebih tinggi dan tidak lebih rendah. Selisih ketinggian yang
diharapkan (set point) dan ketinggian sebenarnya (output) menghasilkan sinyal
kesalahan (error).

Gambar 261. Sistem Kontrol Level Air dengan Operator Manusia


(Trigas Badmianto, S.T., 2016)

Agar selalu didapatkan sinyal kesalahan (error) sama dengan NOL, maka
diperlukan operator untuk mengontrol sistem ini. Sistem ini akan dikatakan
berjalan dengan baik jika ketinggian air sebenarnya , output (h), selalu sama
dengan ketinggian air yang diinginkan, set point (H).

Tampak pada gambar, operator akan membuka katup jika nilai kedalaman air
sebenarnya (h) lebih besar dari nilai kedalaman yang diinginkan (H), sehingga
kedalaman air akan berkurang, menyebabkan nilai h bergerak mendekati H.
Sebaliknya jika kedalaman air sebenarnya (h) kurang dari kedalaman air yang
diharapkan (H), maka operator harus menutup katup, menyebabkan nilai
ketinggian air yang sebenarnya (h) semakin besar seiring dengan mengalirnya air
dari Qin. Lebih detailnya bagaimana proses itu bisa terjadi bisa dijelaskan pada
sebagai berikut.

Terdapat 3 komponen yang berperan dalam sistem kontrol di atas, yaitu :

a. Mata, Berfungsi untuk mengawasi ketinggian level air.

Teknik Otomotif | 261


b. Otak, Mempunyai 2 fungsi yaitu membandingkan level air yang sebenarnya
dengan garis level referensi (A) dan kemudian mengambil keputusan yaitu
:
➢ Jika level air sebenarnya melebihi tanda A, maka valve harus dibuka
➢ Jika level air sebenarnya kurang dari tanda A, maka valve ditutup.
➢ Jika level air sebenarnya sama dengan tanda A, maka valve
dibiarkan (tidak ditutup dan tidak dibuka)
c. Tangan, Berfungsi untuk membuka atau menutup valve.

Lihat gambar di bawah ! Ketinggian referensi (H) dan ketinggian sebenarnya (h)
dibandingkan oleh pembanding (tanda +/-). Mata seorang operator manusia
mengamati nilai variabel ketinggian sebenarnya (h), melalui syaraf sensorik, sinyal
hasil pengamatan mata dikirim menuju otak operator manusia.

Gambar 262. Proses Kontrol pada Manusia (a) mata, (b) otak dan (c) tangan
(Trigas Badmianto, S.T., 2016)

Otak membandingkan nilai set point (H) dengan output (h), hingga didapatkan
sinyal error atau kesalahan sama dengan H dikurang dengan h. Sinyal error bisa
bernilai positif, nol dan negatif. Otak sebagai pengambil keputusan, memutuskan
sesuai dengan yang disebut di atas, ada 3 kemungkinan kondisi (positif, nol dan

262 | Teknik Otomotif


negatif), lihat gambar di atas. Sampai disini fungsi otak sebagai kontroler, (1)
membandingkan set point dengan variabel yang dikontrol (output); (2) menghitung
berapa banyak koreksi yang perlu dilakukan dan (3) mengeluarkan sinyal kontrol
sesuai dengan hasil perhitungan.

Gambar 263. Blok Diagram Proses Kontrol pada Manusia


(Trigas Badmianto, S.T., 2016)

Sinyal kontrol yang dihasilkan oleh otak, dikirim ke tangan melalui syaraf motorik.
Sinyal ini akan menggerakkan otot tangan untuk membuka atau menutup katup
berdasarkan hasil keputusan dari otak sebagai fungsi kontroler, mengakibatkan
ketingian level air tangki akan berubah, semakin besar atau berkurang.
Selanjutnya ketinggian air tersebut diamati lagi oleh mata, dikirim ke otak, otak
akan membandingkan, mengkalkulasi dan mengambil keputusan hingga
didapatkan sinyal kontrol. Dimana proses ini terjadi secara berulang dan terus-
menerus.

5. Kontrol Loop Tertutup dan Kontrol Loop Terbuka

Sistem Kontrol Umpan Balik (feedback control system). Sistem ini


mempertahankan hubungan antara keluaran / output dan set point / input referensi,
dengan cara membandingkannya dan menggunakan hasil perbedaan (error)
tersebut sebagai masukan kontroler. Contohnya adalah pada sistem kontrol suhu
ruangan. Dengan mengukur suhu ruangan sebenarnya (output) dan
membandingkannya dengan suhu acuan yang dikehendaki (set point), termostat

Teknik Otomotif | 263


akan menghidupkan alat pemanas/pendingin, atau mematikannya sehingga suhu
ruangan (output/variabel yang dikontrol) tetap pada suhu yang nyaman.

a. Sistem Kontrol Loop Tertutup.


Sistem kontrol umpan balik seringkali disebut sebagai sistem kontrol loop
tertutup. Dalam praktenya, istilah kontrol umpan balik dan kontrol loop tertutup
dapat saling dipertukarkan penggunaannya. Pada sistem ini, sinyal kesalahan
(error), yaitu perbedaan antara sinyal masukan sinyal umpan balik (yang
mungkin sinyal keluarannya sendiri atau fungsi dari sinyal keluaran dan
turunannya), disajikan ke kontroler sedemikian rupa untuk mengurangi
kesalahan dan membawa keluaran sistem ke nilai yang dikehendaki. Istilah
kontrol loop tertutup selalu berarti penggunaan aksi kontrol umpan balik untuk
mengurangi kesalahan sistem.

Gambar 264. Blok Diagram Sistem Kontrol Loop Tertutup


(Trigas Badmianto, S.T., 2016)

b. Sistem Kontrol Loop Terbuka.


Suatu sistem yang keluarannya tidak mempunyai pengaruh terhadap aksi
kontrol disebut sistem kontrol loop terbuka. Dengan kata lain, sistem kontrol
loop terbuka keluarannya tidak dapat digunakan sebagai perbandingan umpan
balik dengan masukan. Suatu contoh sederhana adalah mesin cuci.
Perendaman, pencucian, dan pembilasan dalam mesin cuci dilakukan atas
basis waktu. Mesin ini tidak mengukur sinyal keluaran yaitu tingkat kebersihan
pakaian. Dalam suatu sistem kontrol loop terbuka, keluaran tidak dapat

264 | Teknik Otomotif


dibandingkan dengan masukan acuan. Jadi, untuk tiap masukan acuan
berhubungan dengan kondisi operasi tertentu, sebagai akibat, ketetapan dari
sistem tergantung pada kalibrasi. Dengan adanya gangguan, sistem kontrol
loop terbuka tidak dapat melaksanakan tugas seperti yang diharapkan. Sistem
kontrol loop terbuka dapat digunakan, hanya jika hubungan antara masukan
dan keluaran diketahui dan tidak terdapat gangguan internal maupun eksternal.

Gambar 265. Blok Diagram Sistem Kontrol Loop Terbuka


(Trigas Badmianto, S.T., 2016)

Kelebihan dari sistem kontrol loop tertutup adalah penggunaan umpan-balik yang
membuat respons sistem relatif kurang sensitif tarhadap gangguan eksternal dan
perubahan internal pada parameter sistem. Sehungga dapat digunakan
komponen-komponen yang relatif kurang teliti dan murah untuk mendapatkan
pengontrolan plant dengan teliti, hal ini berbeda pada sistem loop terbuka. Dari
segi kestabilan, sistem kontrol loop terbuka lebih mudah dibuat atau dapat
dikatakan kestabilan bukan merupakan persoalan. Sebaliknya, kestabilan dapat
menjadi persoalan pada sistem kontrol loop tertutup karena kesalahan bisa muncul
akibat adanya koreksi yang berlebih, dapat menghasilkan osilasi pada output
sistem. Perlu ditekankan bahwa untuk sistem dengan masukan yang telah
diketahui dan tidak ada gangguan, maka disarankan menggunakan kontrol loop
terbuka. Sistem kontrol loop tertutup mempunyai kelebihan hanya jika terdapat
gangguan yang tidak dapat diramal dan/atau perubahan yang tidak dapat diramal
pada komponen sistem.

Dari penjelasan di atas, dapat disimpulkan kelebihan sistem kontrol loop terbuka
adalah :

Teknik Otomotif | 265


1) Kontruksi yang sederhana dan memerlukan perawatan yang mudah
2) Cenderung lebih murah dibandingkan dengan sistem loop tertutup
3) Tidak ada masalah dalam kestabilannya
4) Mudah dikerjakan ketika output sulit untuk diukur atau memerlukan
kepresisian yang tinggi. (contohnya pada sistem mesin cuci, sangat sulit dan
mahal untuk mengukur kualitas output sistem, yaitu tingkat kebersihan baju)
Kerugian utama pada sistem kontrol loop terbuka adalah sebagai berikut :

1) Gangguan (disturbances) dan perubahan atau pergeseran pada plant bisa


menyebabkan kegagalan sistem dan kemungkinan nilai output berbeda dengan
set point.
2) Untuk menjaga kualitas output, dari waktu ke waktu diperlukan proses
pengkalibrasian lagi.

(Untuk lebih detail baca buku Teknik Sistem Kontrol pada Kendaraan di daftar
pustaka)

266 | Teknik Otomotif


D. Rangkuman
Kontrol automatik (otomatis) memegang peranan penting dalam
perkembangan ilmu dan teknologi. Secara umum komponen dasar sistem
kontrol pada prinsipnya ada tiga, yaitu :
1. Tujuan sistem kontrol, sering juga disebut dengan referensi atau set point
2. Elemen atau unsur sistem kontrol (summing, kontroler, aktuator, plant,
feedback)
3. Hasil atau keluaran, sering juga disebut dengan output

Dengan ditemukannya komputer digital untuk meyelesaikan perhitungan


matematis yang kompleks, maka menjadi praktis dan umum jika penggunaan
komputer dipasang langsung menjadi bagian integral dari sistem kontrol.
Penyebab meningkatnya tren penggunaan elektronika modern ke dalam
teknologi otomobil (kendaraan) antara lain:
1. Regulasi pemerintah mengenai emisi gas buang (exhaust emission) dan
konsumsi bahan bakar yang ekonomis (fuel economy) dimana diperlukan
kontrol mesin yang lebih baik jika dibandingkan dengan metode yang saat
itu dipakai; dan
2. Perkembangan ditemukannya komponen elektronika digital solid-state
(transistor, mikroprosessor dll) dengan biaya relatif murah

Teknik Otomotif | 267

Anda mungkin juga menyukai