Anda di halaman 1dari 56

Pembelajaran 4.

Dasar Motor dan Generator Listrik,


Teknik Pematrian, Elektronika
Dasar

A. Kompetensi

Setelah mempelajari keseluruhan materi pada pembelajaran ini, Anda diharapkan


dapat:
1. Melakukan perawatan komponen Motor Listrik
2. Melakukan pengujian fungsi komponen hasil pematrian sesuai prosedur
3. Melakukan perawatan dan perbaikan komponen-komponen elektronika dasar
.

B. Indikator Pencapaian Kompetensi

Setelah mempelajari materi dalam pembelajaran ini, Anda dapat :

1. Mengidentifikasi komponen dan fungsi Generator Listrik


2. Menjelaskan prinsip kerja generator
3. Membedakan konstruksi, penggunaan dan karakteristik macam-macam
generator
4. Menjelaskan prinsip penyearah arus
5. Melakukan perawatan komponen Generator Listrik
6. Mengidentifikasi komponen dan fungsi motor listrik
7. Menjelaskan prinsip kerja motor listrik.
8. Membedakan konstruksi, sifat-sifat, penggunaan dari macam-macam motor
listrik.
9. Menjelaskan keterjadian gaya pada sebuah kawat berarus yang dalam medan
magnet.
10. Menjelaskan pembangkitan momen putar pada belitan (angker).
11. Melakukan perawatan komponen Motor Listrik

12. Mengidentifikasi komponen dan bahan metrial

Teknik Otomotif | 145


13. Mempersiapkan komponen dan bahan di tempat kerja
14. Mempersiapkan tools dan peralatan ditempat kerja
15. Membersihkan komponen dan bahan
16. Melakukan pematrian komponen sesuai prosedur manual perbaikan
17. Melakukan pemeriksaan hasil pematrian secara visual
18. Melakukan pengujian fungsi komponen hasil pematrian sesuai prosedur
19. Mendokumentasikan hasil pematrian

20. Mengenal komponen-komponen elektronika dasar


21. Memahami fungsi dan cara kerja komponen-komponen elektronika dasar
22. Melakukan perakitan komponen-komponen elektronika dasar sesuai fungsi
dan cara kerja
23. Mendiagnosa gangguan rangkaian komponen-komponen elektronika dasar
24. Melakukan perawatan dan perbaikan komponen-komponen elektronika dasar

C. Uraian Materi

1. Dasar Motor dan Generator Listrik

a. Generator Listrik

1) Fungsi, Komponen dan Prinsip Kerja Generator

Fungsi generator adalah untuk merubah energi kinetik menjadi energi listrik, yang
akan dipakai sebagai sumber tenaga rangkaian-rangkaian yang memerlukan
listrik. Untuk bisa mengubah energi kinetik menjadi energi listrik, maka kamu perlu
bagian-bagian dari generator yang terdiri dari:

146 | Teknik Otomotif


Gambar 137. Bagian-bagian generator listrik
(https://cerdika.com/generator/)

a) Rangka Stator

Rangka stator yaitu badan atau body utama daru sebuah generator, biasanya
terbuat dari baja.

b) Stator

Stator yaitu bagian yang menempel ke rangka generator dan ada lilitan stator yang
nantinya berfungsi sebagai induksi gaya gerak listrik (GGL). Stator sendiri terbuat
dari bahan Ferromagnetik yang disusun berlapis dan ada alur buat lilitan pada
stator tersebut.

c) Rotor

Rotor yaitu bagian generator yang berputar dan ada kutub magnet dengan lilitanya
yang terbuat dari tembaga.

d) Slip Ring

Slip ring ini bentuknya seperti cincin dan terdiri dari 2 buah ikat yang berputar
bersamaan dengan rotor dan poros generator, biasanya terbuat dari bahan
tembaga atau kuningan.

Teknik Otomotif | 147


Prinsip kerja generator listrik

Gambar 138. Prinsip generator


(https://cerdika.com/generator/)

Pada penghantar yang mengalami perubahan kuat medan magnet, maka


penghantar tersebut akan, terjadi tegangan listrik. Tegangan ini disebut induksi
magnet. Pada penghantar akan terjadi tegangan induksi, jika penghantar
memotong garis garis gaya magnet atau garis–garis gaya magnet memotong
panghantar Tegangan induksi akan semakin besar jika :

➢ Penghantar semakin cepat memotong garis – garis gaya magnet


➢ Garis – garis gaya magnet semakin padat (medan magnet kuat)
➢ Panjang penghantar yang aktif di dalam penghantar semakin besar

Gambar 139. Contoh generator listrik pada kendaraan


(https://showroommobil.co.id/masalah-teknis/cara-memperbaiki-alternator-mobil/)

2) Konstruksi, penggunaan dan karakteristik macam-macam generator

148 | Teknik Otomotif


Kalo dilihat dari arus yang dibangkitkan, generator dibagi menjadi 2:
a) Generator Bolak-Balik (AC): Generator yang membangkitkan energi listrik
bolak-balik (AC).

Gambar 140. Konstruksi generator AC


(https://cerdika.com/generator/)

Generator AC ini memakai 2 buah Slip Ring yang dihubungkan ke masing-


masing ujung kumparan. Desain seperti ini membuat kedua ujung kumparan
gak saling bersentuhan.Jadi, saat kumparan berputar maka akan muncul aliran
arus yang bolak-balik, karena sesuai dengan kaedah flemmingnya, gerakan
pada satu sisi kumparan akan naik turun (saat berputar). Hal inilah yang
menyebabkan ujung kumparan bisa bertindak sebagai positif dan bertindak juga
sebagai negatifnya.

b) Generator Searah (DC): Generator yang membangkitkan energi listrik searah


(DC).

Teknik Otomotif | 149


Gambar 141. Konstruksi generator DC
(https://cerdika.com/generator/)

Pada generator DC ini mempunyai sebuah kumparan dengan 2 buah ujung


(positif dan negatif). Tapi, gak ada Slip Ringnya, melainkan ada 2 buah brush
yang berada pada bagian kiri dan kanan. Brush 1 bertindak sebagai brush
positif karena pada sisi ini, arus yang mengalir cuma searah. Sedangkan, pada
Brush 2 ini bertindak sebagai brush negatif.

3) Melakukan perawatan komponen Generator Listrik

Hal-hal yang perlu diperiksa bagian Rotor Generator, meliputi :

• Periksa kebersihan dan perubahan bentuk kumparan serta kerusakan dan


penggeseran dari blok isolasinya.
• Periksa kekendoran beban penyeimbang (balance weight).
• Cek ujung komponen dibawah cincin penahan.
• Periksa kelonggaran rakitan penghantar radial.
• Periksa komponen-komponen rotor, seperti cincin penahan, pasok blower,
dan journal poros (komponen tersebut disarankan diperiksa dengan ultra
sonic test atau dye penetrant test untuk mengetahui keretakkan material-
material tersebut).
• Teliti kelonggaran dari tiap-tiap baut dan plat alas.

150 | Teknik Otomotif


• Kerusakkan dan keausan dari journal rotor dan kopling, diteliti, pasak-
pasak rotor dan beban penyeimbangan diperiksa kelonggarannya.
• Perapat penekan dan cincin perapat harus diperiksa celahnya, kerusakan
perubahan bentuk. Cincin perapat harus diperiksa kelancaran geraknya.
• Tiap labyrinth harus diperiksa kerusakkannya dan keadaan celahnya.
• Periksa keausan bahan bantalan.
• Ukur tahanan isolasi kumparan.

Pemeliharaan generator pada stator dilakukan setelah rotor dikeluarkan, yang


meliputi :

• Belitan stator diperiksa tentang kemungkinan terjadinya kontaminasi,


kerusakan, retak, pemanasan lebih dan keausan.
• Pasak stator diperiksa kemungkinan terjadinya pergeseran (kedudukan)
dari ujung pasak dan pengganjal dibawah pasak, serta kelonggaran dari
pasak-pasak kumparan stator.
• Penyangga ujung kumparan diperiksa, khususnya kelonggaran dari baut
pengikatnya.
• Penjarak isolasi (insulation spacer) diperiksa kemungkinan merapatnya
jarak isolasi, kelonggaran dan keausan dari kain polyster, segmen
penyangga kumparan, tali pengikat dan panahan ujung kumparan.
• Cincin phasa, diperiksa kerusakan / perubahan bentuknya.
• Gulungan di dalam alur (slot) diteliti kelonggarannya dari terminal.
• Ujung penghantar utama (main lead), diperiksa kerusakan dari porselin
bushing dan permukaan sambungan serta kondisi bagian dalam kotak
saluran dan netralnya.
• Pemeriksaan keadaan inti, yang meliputi kerapatan dan laminasi-laminasi,
tanda-tanda kerusakan mekanis, tanda-tanda pemanasan setempat dan
keadaan susunan pengikat inti.
• Periksa permukaan kumparan, pemukaan inti besi, benda-benda asing
serta kebocoran minyak dan air.
• Cek pendeteksi temperatur inti stator (RTD), bila perlu ditest.
• Periksa klem kawat pentanahan dan bagian-bagiannya.

b. Motor Listrik

Teknik Otomotif | 151


1) Identifikasi Komponen Dan Fungsi Motor Listrik

Motor listrik adalah alat yang berfungsi untuk mengubah energi listrik menjadi
energi gerak. Alat ini termasuk alat listrik dinamis karena menghasilkan gerakan.

Komponen Motor Listrik

Gambar 142. komponen motor listrik


(https://news.indotrading.com/komponen-motor-listrik-dan-cara-kerjanya/)

a) Stator Coil

Stator termasuk komponen utama motor listrik. Karena komponen ini akan
bersinggungan langsung dengan kinerja motor. Stator merupakan lilitan tembaga
statis yang terletak mengililingi poros utama. Fungsi stator adalah untuk
membangkitkan medan magnet pada di sekitar rotor.

b) Rotor Coil

Bagian ini juga menyerupai stator, bedanya rotor merupakan lilitan tembaga yang
bersifat dinamis. Mengapa bersifat dinamis? Karena lilitan ini menempel bersama
main shaft atau poros utama motor yang akan berputar. Sama halnya dengan
stator coil, semakin banyak jumlah lilitan pada rotor maka semakin besar pula
putaran yang dihasilkan.

c) Main Shaft

152 | Teknik Otomotif


Poros utama adalah komponen logam yang memanjang sebagai tempat
menempelnya beberapa komponen. Selain rotor coil, komponen yang menempel
pada poros ini adalah drive pulley. Umumnya poros utama terbuat dari bahan
aluminium yang anti karat.

d) Brush

Brush adalah sikat tembaga yang akan menghubungkan sumber arus litrik dengan
rotor coil. Sikat ini menempel pada rotor kecil yang terletak diujung rotor utama.
Gesekan yang terjadi akan mengalirkan arus dengan arah yang sama walaupun
rotor berputar. Sehingga putaran dapat sinkron dan kontinyu.

e) Bearing

Karena alat ini menghasilkan putaran, maka diperlukan komponen khusu yang
akan dijadikan bantalan agar putaran berlangsung dengan mulus. Inilah fungsi dari
bearing, sebagai bantalan antara permukaan poros dengan motor housing.

f) Drive pulley

Komponen ini terletak diujung bagian luar poros utama. Fungsinya untuk
mentransfer putaran motor menuju komponen lain. Komponen ini umumnya
berbentuk gear atau pulley, yang siap dihubungkan dengan komponen yang perlu
digerakan dengan motor ini.

g) Motor Housing

Dibagian terluar motor listrik kita akan menemui sebuah plat besi yang digunakan
untuk melindungi semua komponen electric motor. Selain itu, motor housing juga
berfungsi untuk melindungi kita selaku pemakai dari putaran rotor yang sangat
tinggi.

Teknik Otomotif | 153


2) Prinsip Kerja Motor Listrik

Prinsip kerja motor listrik adalah merubah energi listrik menjadi energi gerak,
dengan memanfaatkan prinsip prinsip kemagnetan. Jika pada sebuah penghantar
dialiri arus listrik maka disekeliling penghantar itu akan muncul medan magnet, jika
medan magnet itu berada pada daerah medan magnet yang lain maka akan saling
mempengaruhi sesuai dengan sifat kemagnetan itu sendiri.

Gambar 143. Prinsip motor listrik


(Otomotifmobil.com)

Pada magnet yang sama kutubnya akan saling tolak menolak sedangkan yang
tidak senama akan saling tarik menarik, prinsip inilah yang dimanfaatkan pada
motor listrik, sedangkan untuk dapat berputar maka kutub magnetnya harus
mengalami perubahan, maka digunakanlah mekanisme komutator dengan sikat
arangnya atau dengan pengatur secara elektronik

154 | Teknik Otomotif


Gambar 144. Prinsip kerja motor DC
(https://otomotifmobil.com/prinsip-kerja-motor-dc-atau-cara-kerja-motor-listrik-dc/)

3) Konstruksi, Sifat-Sifat, Penggunaan Dari Macam-Macam Motor Listrik.

Kalau dilihat dari sumber energi listriknya, motor listrik dibagi dua yaitu Motor listrik
DC dan motor listrik AC. Bagian ini menjelaskan tentang dua jenis utama motor
listrik: motor DC dan motor AC. Motor tersebut diklasifikasikan berdasarkan
pasokan input, konstruksi, dan mekanisme operasi, dan dijelaskan lebih lanjut
dalam bagan dibawah ini.

Gambar 145. Klasifikasi Motor Listrik.


(http://electrodipo.blogspot.com/2015/08/mengenal-jenis-jenis-motor-listrik.html)

Teknik Otomotif | 155


4) Pembangkitan Momen Putar pada Belitan (Angker)
Untuk melihat Pembangkitan Momen Putar pada Belitan (Angker) dapat dijelaskan
melalui cara kerja dari motor starter yang ada pada kendaraan berikut ini:

Gambar 146. Cara kerja motor starter


(https://www.teknik-otomotif.com/2017/12/cara-kerja-motor-starter-konvensional.html)

Pada saat kunci kontak OFF, tidak ada arus yang mengalir ke dalam solenoid
(starter relay) maupun motor starter. Arus dari baterai akan stand-by (berhenti)
pada contact point (titik kontak) . gigi pinion (pinion gear) tidak terkait dengan
flywheel.

Pada saat kunci kontak di-ON-kan, arus listrik akan mengalir ke pull in coil dan
hold in coil secara bersamaan. Selanjutnya pull in coil akan menarik plunger ke
arah kanan dan hold in coil akan menahan plunger pada posisi terakhirnya. Dalam
rangkaian sistem starter ini, pull ini coil terpasang seri dengan field coil sehingga
arus yang keluar dari pull in coil akan diteruskan ke field coil terus ke massa. Untuk
lebih jelas lagi aliran arusnya adalah sebagai berikut :

➢ Baterai —— kunci kontak —— terminal 50 —— hold in coil —— massa


Baterai

156 | Teknik Otomotif


➢ Kunci kontak —— terminal 50 —— pull ini coil —— field coil —-sikat positif
—— armature —— sikat negatif —— massa.

Oleh karena arus yang mengalir ke field coil pada saat ini masih kecil, maka
armature akan berputar lambat untuk memungkinkan terjadinya perkaitan gigi
pinion dengan flywheel secara lembut. Pada saat ini moving contact belum
berhubungan dengan contact point. Pada saat yang bersamaan, pergerakan
plunger juga akan menyebabkan shift lever (tuan penggerak/pengungkit) tertarik
sehingga gigi pinion akan bergeser ke arah flywheel. Bila gigi pinion sudah
berkaitan penuh dengan flywheel, moving contact akan menutup contact point
sehingga arus besar dari baterai yang telah stand by pada contact point sebelah
atas akan mengalir langsung ke field coil melalui terminal C. Akibatnya armature
akan berputar cepat dan putarannya diteruskan ke flywheel melalui overunning
clutch dan gigi pinion. untuk lebih jelas lagi aliran arusnya adalah sebagai berikut:

➢ Baterai —— kunci kontak —— terminal 50 —— hold in coil —— massa


Baterai
➢ Kunci kontak —— contact point —— field coil —— sikat positif ——
armature —— sikat negatif —— massa.

Pada saat moving contact telah berhubungan dengan contact point, maka arus
dari pull in coil tidak dapat mengalir, akibatnya plunger ditahan oleh kemagnetan
hold in coil saja. Jika mesin sudah mulai hidup, flywheel akan memutarkan
armature melalui pinion karena kecepatan putar motor starter lebih kecil dibanding
kecepatan mesin. Untuk menghindari kerusakan apada starter akibat hal tersebut,
maka kopling starter (overunning clutch) akan membebaskan dan melindungi
armature dari putaran yang berlebihan

Teknik Otomotif | 157


2. Teknik Pematrian

a. Pengertian

Teknik pematrian/menyolder adalah menyabung dua buah logam atau lebih


dengan menggunakan bahan tambah/pengisi yang titik didihnya lebih rendah dari
bahan utama.

b. Macam-macam pematrian/penyolderan:

Jenis-jenis pematrian dapat dibedakan menurut:

1) Suhu kerja dan kekuatan sambuangan


a) Solder Lunak adalah proses penyolderan yang menggunakan bahan tambah
dari logam lunak dimana logam ini harus mencair dibawah suhu 450o
Celcius. Pada umumnya kekuatan patri lebih rendah dari kekuatan bahan
dasarnya.
b) Solder Keras adalah proses penyolderan yang menggunakan bahan tambah
dari logam-logam yang agak keras (perak, kuningan, tembaga, dll), dimana
logam ini mencair diatas suhu 450 o Celcius. Kadang-kadang kekuatan patri
sedikit lebih rendah, namun seringkali lebih tinggi dari kekuatan bahan dasar.

2) Menurut bentuk tempat Pematrian

a) Pematrian celah,
Bidang patrian terletak sejajar satu di atas yang lainnya atau berdampingan
dengan celah sempit (0,03 s.d. 0,25 mm) yang menghisap patri akibat efek
pori-pori. Dengan cara demikian dicapai perambatan patri secara
baiksehingga dengan Pematrian ini diperoleh suatu kekuatan celahpatri
yang tinggi. Pada Pematrian celah, segenap wilayahperbatasan
dipanaskan secara merata menuju suhu yangdiperlukan. Penerapannya
pada Pematrian lunak dan keras.
b) Pematrian sambungan.
Bagian Pematrian disiapkan dengan bentuk sambungan I, V, atau X dan
patri dibubuhkan sedikit demi sedikit hingga sambungan terpenuhi
seluruhnya (miripseperti pada pengelasan leleh). Penerapannya hanya
pada Pematrian keras.

158 | Teknik Otomotif


c) Pematrian bubuhan.
Pada Pematrian bubuhan umumnya dibubuhkan patri keras yang memiliki
sifat istimewa dalam kekerasan, daya luncur, kekuatan gesek atau daya
tahan keratnya, sedikit demi sedikit pada bahan dasar.

Gambar 147. Jenis-jenis sambungan patri


(https://docplayer.info/69901315-Melakukan-prosedur-pengelasan-pematrian-pemotongan-dengan-
panas-dan-pemanasan.html)

c. Proses Terjadinya Ikatan patri

Proses pengikatan di dalam pematrian hanya berlangsung pada permukaan bahan


dasar yang akan disambung. Prinsip dasar yang membedakan pematrian dengan
pengelasan ialah bidang pematrian dipanaskan, namun tidak sampai meleleh.
Proses terjadinya ikatan patri dapat dijelaskan pada bagan berikut.

1) Adhesi (daya lekat) antara patri dan bahan dasar. Patri melekat pada bahan
dasar hanya karena daya lekat, akibatnya pada beban yang kecil sambungan
pematrian akan mudah terlepas satu dengan yang lainnya.
2) Difusi (saling menyusup). Partikel patri yang terhalus menyusup ke dalam tata
susun permukaan bahan dasar dan berakar (terjangkar) di sekitar batas butiran
kristal. Proses ini sangat menentukan pembentukan ikatan patri yang kokoh.
Kekuatan ikatan sama besar dengan kekuatan patri.
3) Pembentukan leburan, proses pembentukan paduan antara patri dan bahan
tambah. Apabila selisih titik lebur patri dan bahan dasar tidak terlalu jauh, maka
dapat terjadi suatu paduan berlapis tipis di antara kedua logam tersebut.
Paduan yang terjadi memiliki kekuatan yang lebih besar daripada kekuatan patri
murni, namun pembentukan leburan ini tidak selalu terjadi pada semua logam.

Celah pematrian yang diselaraskan dengan baik dan sangat sempit akan
meningkatkan kekuatan sambungan. Pada celah pematrian yang sempit hanya

Teknik Otomotif | 159


sedikit terdapat patri murni, sebagian besar patri telah melebur dan meresap ke
dalam bahan dasar. Oleh karena itu dapat dihasilkan ikatan dengan kekuatan yang
paling tinggi.

d. Persiapkan tools dan peralatan ditempat kerja


1) Peralatan
Didalam menyolder tentunya dibutuhkan peralat. Peralatan yang dibutuhkan
pada waktu menyolder, diantaranya :

a) Timah solder/Tinol (metal yang mempunyai titik cair cukup rendah


sehingga mudah mencair);
b) Multitester/Multimeter (digunakan untuk memeriksa komponen sebelum
disolder);
c) Penjepit/tang (digunakan untuk menjepit kaki komponen elektronika yang
akan di solder, sehingga komponen tersebut mudah dipasang dan tidak
terlalu panas karena sebagian panas akan disalurkan pada penjepit);
d) Penghisap solder (digunakan untuk membersihkan tinol baik yang ada
pada PCB maupun komponen, juga digunakan untuk mempermudah waktu
mencabut komponen dari PCB);
e) Dudukan solder (digunakan untuk menyimpan solder yang panas ketika
sedang tidak digunakan).

2) Keselamatan Kerja
a) Gunakan kacamata polycarbonate atau yang sejenis untuk melindungi
mata dari asap solder
b) Jangan pernah menyentuh elemen pemanas atau ujung dari solder
c) Selalu kembalikan solder pada stand soder setelah digunakan atau ketika
tidak digunakan
d) Lakukan penyolderan pada area yang cukup ventilasi
e) Cuci tangan ketika selesai mengerjakan penyolderan

3) Persiapan Penyolderan
a) Dipasaran terdapat solder yang mempunyai rentang daya antara 15 watt
s/d 40 watt. Semakin besar tegangannya, solder tersebut akan semakin
panas. Dalam pemilihan solder yang harus kita perhatikan adalah benda

160 | Teknik Otomotif


kerja yang akan di solder. Untuk menyolder komponen elektronika
dianjurkan menggunakan solder yang berkekuatan 30 watt, supaya tidak
terlalu panas yang menyebabkan komponen yang disolder menjadi rusak.
b) Periksa PCB dan komponen elektronika yang akan di solder. Pastikan
bahwa komponen-komponen tersebut bisa berfungsi sesuai dengan yang
diharapkan.

e. Melakukan pematrian/penyolderan komponen sesuai prosedur manual

Jika hal diatas sudah dipahami dan dipersiapkan maka mari lanjutkan pada tahap
penyolderan. Perhatikan dengan seksama tahapan dibawah ini dan hal-hal yang
harus dilakukan selama tahap penyolderan.

1) Bersihkan PCB dan Kaki Komponen


Bersihkan bagian-bagian yang akan disolder baik itu PCB maupun kaki komponen
elektronika dengan ampelas halus atau pisau sehingga lapisan-lapisan cat, gemuk
atau oksida tersingkirkan. Bila menggunakan kawat montase berisolasi (misal;
kawat email) maka kelupaslah dulu isolasinya sepanjang 6-7mm kemudian ujung
kawat dilapis dengan timah.

2) Memasukan Komponen Elektronika pada PCB


Kawat kaki komponen dimasukan pada lubang PCB dan bengkokan dengan tang
sehingga terdapat pengait mekanis untuk menjaga posisi komponen. Ujung kawat
yang berdiameter besar harus dipasang sedemikian rupa sehingga penyolderan
dapat dilakukan dengan baik.

3) Mengatur Posisi PCB


Aturlah posisi PCB dan titik solderan sehingga cairan timah dapat mengalir sendiri
ke titik yang diinginkan dengan bantuan gravitasi bumi.

4) Memanaskan PCB dan Kaki Komponen


Letakan bagian datar dari ujung solder ke sisi yang lebar pada PCB sehingga
penyaluran panas terjadi melalui permukaan yang paling luas.

5) Menambahkan Timah pada Titik Solderan

Teknik Otomotif | 161


Berikan timah pada titik solderan dan usahakan lapisan kolophonium lebih dulu
mencair baru kemudian timah. Jumlah timah yang dilebur pada titik solderan
tidaklah harus memenuhi lingkaran pad PCB.

6) Menarik Timah Solder


Setelah jumlah timah yang meleleh dirasa cukup, singkirkan timah dari titik
solderan. Tahan ujung solder pada titik solderan sampai timah meresap pada
semua bagian solderan. Setelah itu tarik ujung solder dari titik solderan dan biarkan
beberapa saat untuk proses pendinginan.

7) Mendinginkan Titik Solderan


Selama pendinginan, titik penyolderan tidak boleh terguncang untuk menghindari
penyolderan dingin. Penyolderan dingin dapat dilihat dari permukaan timah pada
titik solderan yang menjadi buram.

f. pemeriksaan hasil pematrian/penyolderan

Untuk pemeriksaan hasil penyolderan bisa dilakukan dengan dua cara, yaitu:
1) Pemeriksaan secara visual yaitu dengan melihat jumlah timah yang
disolderkan apakah terlalu sedikit, terlalu banyak atau sudah cukup.

Gambar 148. Pemeriksaan secara visual


(http://didikdarmaji09.blogspot.com/2014/04/teknik-menyolder.html)

162 | Teknik Otomotif


2) Pemeriksaan secara fungsi, yaitu dengan menggunakan Multitester untuk
mengetahui apakah hasil solderan menyambung atau tidak atau
komponennya rusak atau tidak.

Perhatikan
Untuk menyolder komponen semikonduktor gunakanlah solder yang panas dan
lakukan dengan cepat. Hindari menggunakan solder yang dingin yang justru
membuat proses penyolderan menjadi lebih lama kecuali dalam kondisi tertentu
yang mengharuskan menggunakan solder yang lebih dingin.

Gambar 149. Contoh hasil solderan


(http://insyaansori.blogspot.com/2013/03/teknik-menyolder.html)

Teknik Otomotif | 163


3. Elektronika Dasar

Dalam dunia elektronika komponen ada beraneka ragam dan jenis, namun dari
kesemuanya itu dapat dibagi menjadi dua kelompok yaitu komponen aktif dan
komponen pasif. Sebagai contoh untuk komponen pasif adalah : resistor, induktor,
kapasitor sedangkan untuk komponen aktif adalah : diode, transistor, tyristor,
opamp dan IC. Perbedaan yang mencolok antara keduanya adalah pada
komponen pasif tidak mengubah bentuk gelombang sinyal ac yang diberikan
kepadanya sedangkan komponen aktif dapat menyearahkan, menguatkan, dan
mengubah bentuk gelombang sinyal AC yang diberikan kepadanya.

a. Fungsi Dan Cara Kerja Komponen-Komponen Elektronika Dasar

1) Tahanan (Resistor)

Resistor dapat disebut juga sebagai tahanan atau hambatan dimana resistor
digunakan untuk menghambat aliran dari arus listrik yang diberikan. Resistor
memiliki nilai yang disebut resistansi dalam satuan ohm dengan lambang omega
(Ω). Dengan simbol seperti gambar dibawah.

Gambar 150. Simbol macam – macam resistor


(M. Saful Rokim, ST., MT., dkk, 2009)

164 | Teknik Otomotif


Gambar 151. Berbagai macam bentuk resistor
(M. Saful Rokim, ST., MT., dkk, 2009)

Macam-macam resistor dapat dibedakan sebagai berikut :


• Resistor biasa atau biasanya nilai resistansinya dikodekan pada warna
gelangnya deng-an nilai resistansi tetap atau tidak dapat diubah.
• Variabel resistor atau dapat disebut juga resistor yang nilai resistansinya dapat
diubah-ubah sesuai spesifikasinya (Contohnya: potensiometer, trimpot).
• Thermistor atau resistor yang dipengaruhi oleh perubahan suhu atau
temperatur (Con-tohnya: NTC dan PTC).
• LDR (Light Dependent Re-sistor) adalah resistor yang dipengaruhi oleh
perubahan cahaya.

Cara Membaca resistor empat warna:

Gambar 152. Resistor 4 warna


(https://moedahgamand.wordpress.com/2013/06/03/metode-cepat-membaca-nilai-resistor/)

Teknik Otomotif | 165


Kedua pita warna pertama pada resistor 4 warna menunjukan nilai dari
resistansinya, sedangkan pada pita ketiga menunjukan faktor pengali atau jumlah
nol yang digabungkan dengan pita pertama dan pita kedua. Untuk pita warna
keempat menunjukan toleransi resistor tersebut. Untuk tabel kode resistor empat
warna sebagai berikut:

.Tabel 12. Kode Warna Resistor 4 Warna

https://skemaku.com/kode-warna-resistor-dan-cara-membacanya/

Sebagai contoh, sebuah resistor terdapat warna Hijau, Biru, Hitam, dan Emas.
Berarti nilai resistor tersebut adalah:

Pita ke-1 : Hijau=5


Pita ke-2 : Biru=6
Pita ke-3: Hitam=100
Pita ke-4: Emas=Toleransi 5%.

Berarti nilainya = 560 Ohm dengan toleransi 5%.

166 | Teknik Otomotif


Untuk resistor yang lima warna acara membacanya sama yaitu untuk pita 1,2,3
merupakan nilai resistansinya pita 4 sebagai factor pengali (jumlah nol) dan pita 5
merupakan toleransi resistor tersebut. Berikut tabel kode warna resistor 5 warna:

.Tabel 13. Kode warna resistor 5 warna

https://akhdanazizan.com/cara-menghitung-resistor/

2) Kondensator / Capasitor

Kapasitor adalah komponen elektronika yang dapat menyimpan muatan listrik.


Struktur sebuah kapasitor terbuat dari 2 buah plat metal yang dipisahkan oleh
suatu bahan dielektrik. Bahan-bahan dielektrik yang umum dikenal misalnya udara
vakum, keramik, gelas dan lain-lain. Jika kedua ujung plat metal diberi tegangan
listrik, maka muatan-muatan positif akan mengumpul p

ada salah satu kaki (elektroda) metalnya dan pada saat yang sama muatan-
muatan negatif terkumpul pada ujung metal yang satu lagi. Muatan positif tidak
dapat mengalir menuju ujung kutup negatif dan sebaliknya muatan negatif tidak
bisa menuju ke ujung kutup positif, karena terpisah oleh bahan dielektrik yang non-

Teknik Otomotif | 167


konduktif. Muatan elektrik ini "tersimpan" selama tidak ada konduksi pada ujung-
ujung kakinya. Untuk simbol dari Kapasitor dapat dilihat gambar dibawah :

Kapasitor Kapasitor Kapasitor


non polar bipolar Variable

Gambar 153. Simbol Kapasitor


(M. Saful Rokim, ST., MT., dkk, 2009)

Kapasitansi didefenisikan sebagai kemampuan dari suatu kapasitor untuk dapat


menampung muatan elektron. Dapat dihitung bahwa 1 coulomb = 6.25 x 10 18
elektron. Dan juga dapat didefinisikan bahwa sebuah kapasitor akan memiliki
kapasitansi sebesar 1 farad jika dengan tegangan 1 volt dapat memuat muatan
elektron sebanyak 1 coulombs. Dengan rumus dapat ditulis :

Q
C=
V

Q = muatan elektron dalam C (coulombs)


C = nilai kapasitansi dalam F (farads)
V = besar tegangan dalam V (volt)

Dalam praktek pembuatan kapasitor, kapasitansi dihitung dengan mengetahui luas


area plat metal (A), jarak (t) antara kedua plat metal (tebal dielektrik) dan konstanta
(k) bahan dielektrik.
Dengan rumusan dapat ditulis se-bagai berikut :

C = (8.85 x 10-12) (k A/t)

Berikut adalah tabel contoh konstanta (k) dari beberapa bahan dielektrik yang
disederhanakan.

168 | Teknik Otomotif


Tabel 14. Nilai Konstanta bahan dielektrikum

Udara vakum k=1

Aluminium oksida k=8

Keramik k = 100 - 1000

Gelas k=8

Polyethylene k=3

Untuk rangkaian elektronik prak-tis, satuan farads adalah sangat besar sekali.
Umumnya kapasitor yang ada di pasar memiliki satuan uF (10-6 F), nF (10-9 F)
dan pF (10-12 F).
Berikut jenis-jenis kapasitor yang beredar dilapangan:

Gambar 154. Macam-macam kapasitor


(M. Saful Rokim, ST., MT., dkk, 2009)

Teknik Otomotif | 169


Kapasitor sendiri terdiri dari beberapa tipe, tergantung dari bahan dielektriknya
Untuk lebih sederhana dapat dibagi menjadi 3 bagian, yaitu :

a) Kapasitor Electrostatic
Kapasitor electrostatic adalah kelompok kapasitor yang dibuat dengan bahan
dielektrik dari keramik, film dan mika. Keramik dan mika adalah bahan yang
popular serta murah untuk membuat kapasitor yang kapasi-tansinya kecil.
Tersedia dari besaran pF sampai beberapa uF, yang biasanya untuk aplikasi
rangkaian yang berkenaan dengan frekuensi tinggi. Termasuk kelompok bahan
dielektrik film adalah bahan-bahan material se-perti polyester (polyethylene te-
rephthalate atau dikenal dengan sebutan mylar), polysty-rene, polyprophylene,
polycarbonate, metalized paper dan lainya . Mylar, MKM, MKT adalah beberapa
contoh sebutan merek dagang untuk kapasitor dengan bahan-bahan dielektrik film.
Umumnya kapasitor ke-lompok ini adalah non-polar. Konstruksinya ditunjukkan
pada berikut.

Gambar 155. Konstruksi dari kapasitor


(M. Saful Rokim, ST., MT., dkk, 2009)

b) Kapasitor Electrolytic
Kelompok kapasitor elec-trolytic terdiri dari kapasitor-ka-pasitor yang bahan
dielektriknya adalah lapisan metal-oksida. Umumnya kapasitor yang ter-masuk
kelompok ini adalah ka-pasitor polar dengan tanda + dan - di badannya. Mengapa
ka-pasitor ini dapat memiliki pola-ritas, adalah karena proses pem-buatannya
menggunakan elek-trolisa sehingga terbentuk kutup positif anoda dan kutup
negatif katoda. Beberapa metal seperti tantalum, aluminium, magnesium, titanium,
niobium, zirconium dan seng (zinc) per-mukaannya dapat dioksidasi sehingga
membentuk lapisan metal-oksida (oxide film). Lapisan oksidasi ini terbentuk
melalui proses elektrolisa, seperti pada proses penyepuhan emas. Elektroda metal

170 | Teknik Otomotif


yang dicelup kedalam larutan electrolit (sodium borate) lalu diberi tegangan positif
(anoda) dan la rutan electrolit diberi tegangan negatif (katoda). Oksigen pada
larutan electrolyte terlepas dan mengoksidai permukaan plat metal. Contohnya,
jika digunakan Aluminium, maka akan terbentuk lapisan Aluminium-oksida (Al2O3)
pada permukaannya.
Dengan demikian berturut-turut plat metal (anoda), lapisan-metal-oksida dan
electrolyte (katoda) membentuk kapasitor. Dalam hal ini lapisan-metal-oksida
sebagai dielektrik. Lapisan metal-oksida ini sangat tipis, sehingga dengan
demikian dapat dibuat kapasitor yang kapasitansinya cukup besar.
Karena alasan ekonomis dan praktis, umumnya bahan metal yang banyak
digunakan adalah aluminium dan tantalum. Bahan yang paling banyak dan murah
adalah Aluminium. Untuk men-dapatkan permukaan yang luas, bahan plat
Aluminium ini biasanya digulung radial. Sehingga dengan cara itu dapat diperoleh
kapasitor yang kapasitansinya besar.

Gambar 156. Konstruksi dari kapasitor electrolytic


(M. Saful Rokim, ST., MT., dkk, 2009)

Bahan electrolyte pada kapasitor Tantalum ada yang cair tetapi ada juga yang
padat. Disebut electrolyte padat, tetapi sebenarnya bukan larutan electrolit yang
menjadi elektroda negatif-nya, melainkan bahan lain yaitu manganese-dioksida.
Dengan demikian kapasitor jenis ini bisa memiliki kapasitansi yang besar namun
menjadi lebih ramping dan mungil. Selain itu karena seluruhnya padat, maka waktu
kerjanya (lifetime) menjadi lebih tahan lama. Kapasitor tipe ini juga memiliki arus

Teknik Otomotif | 171


bocor yang sangat kecil Jadi dapat dipahami men-gapa kapasitor Tantalum
menjadi relatif mahal.

c) Kapasitor Electrochemical
Satu jenis kapasitor lain ada-lah kapasitor electrochemical. Termasuk kapasitor
jenis ini ada-lah batere dan accu. Pada ken-yataanya batere dan accu adalah
kapasitor yang sangat baik, karena memiliki kapasitansi yang besar dan arus
bocor (leakage current) yang sangat kecil. Tipe kapasitor jenis ini juga masih dalam
pengembangan untuk mendapatkan kapa-sitansi yang besar namun kecil dan
ringan. Pada kapasitor yang ber-ukuran besar, nilai kapasitansi umumnya ditulis
dengan angka yang jelas. Lengkap dengan nilai tegangan maksimum dan pola-
ritasnya. Kapasitor yang ukuran fisiknya mungil dan kecil biasanya hanya
bertuliskan 2 (dua) atau 3 (tiga) angka saja. Jika hanya ada dua angka satuannya
adalah pF (pico farads). Jika ada 3 digit, angka pertama dan kedua menunjukkan
nilai nominal, se-dangkan angka ke-3 adalah fak tor pengali. Faktor pengali sesuai
dengan angka nominalnya, berturut-turut 1 = 10, 2 = 100, 3 = 1.000, 4 = 10.000
dan sete-rusnya. Pada kapasitor terdapat yang dinamakan tegangan kerja atau
tegangan maksimum yang diijinkan sehingga kapasitor ma-sih dapat bekerja
dengan baik. Sehingga tegangan yang diberi-kan pada kapasitor tidak boleh
melebihi dari yang tertera atau tercantum. Umumnya kapasitor-kapasitor polar
bekerja pada te-gangan DC dan kapasitor non-polar bekerja pada tegangan AC.

3) Dioda

Dioda termasuk komponen elektronika yang terbuat dari bahan


semikonduktor. Struktur dioda tidak lain adalah sambungan semikonduktor P dan
N. Satu sisi adalah semikonduktor dengan tipe P dan satu sisinya yang lain adalah
tipe N. Dengan struktur demikian arus hanya akan dapat mengalir dari sisi P
menuju sisi N.

172 | Teknik Otomotif


Gambar 157. Simbol dan Penampang Diode
(M. Saful Rokim, ST., MT., dkk, 2009)

Gambar ilustrasi di atas menunjukkan sambungan PN dengan sedikit porsi kecil


yang disebut lapisan deplesi (depletion layer), dimana terdapat keseimbangan
hole dan elektron. Seperti yang sudah diketahui, pada sisi P banyak terbentuk
hole-hole yang siap menerima elektron sedangkan di sisi N banyak terdapat
elektron-elektron yang siap untuk bebas merdeka. Lalu jika diberi bias positif,
dengan arti kata memberi tegangan potensial sisi P lebih besar dari sisi N, maka
elektron dari sisi N dengan serta merta akan tergerak untuk mengisi hole di sisi P.
Tentu kalau elektron mengisi hole disisi P, maka akan terbentuk hole pada sisi N
karena ditinggal elektron. Ini disebut aliran hole dari P menuju N, Kalau
mengunakan terminologi arus listrik, maka dikatakan terjadi aliran listrik dari sisi P
ke sisi N.

Gambar 158. Dioda dengan Bias Maju (Forward)


(M. Saful Rokim, ST., MT., dkk, 2009)

Teknik Otomotif | 173


Sebalikya apakah yang terjadi jika polaritas tegangan dibalik yaitu dengan
memberikan bias negatif (reverse bias). Dalam hal ini, sisi N mendapat polaritas
tegangan lebih besar dari sisi P.

Gambar 159. Diode dengan Bias Mundur (Backward)


(M. Saful Rokim, ST., MT., dkk, 2009)

Tentu jawabanya adalah tidak akan terjadi perpindahan elektron atau aliran hole
dari P ke N maupun sebaliknya. Karena baik hole dan elektron masing-masing
tertarik ke arah kutup berlawanan. Bahkan lapisan deplesi (depletion layer)
semakin besar dan menghalangi terjadinya arus.

Gambar 160. Jenis-jenis dioda


(M. Saful Rokim, ST., MT., dkk, 2009)

Dengan demikian dioda hanya dapat mengalirkan arus satu arah saja. Pada
tegangan bias maju yang kecil saja dioda sudah menjadi konduktor. Hanya
diperlukan beberapa volt diatas nol saja pada diode bisa terjadi konduksi. Ini
disebabkan karena adanya dinding deplesi (deplesion layer). Untuk dioda yang

174 | Teknik Otomotif


terbuat dari bahan Silikon tegangan konduksi adalah diatas 0.7 volt. Kira-kira 0.2
volt batas minimum untuk dioda yang terbuat dari bahan Germanium.

Gambar 1. Grafik arus diode


(M. Saful Rokim, ST., MT., dkk, 2009)

Sebaliknya untuk bias negatif dioda tidak dapat mengalirkan arus, namun memang
ada batasnya. Sampai beberapa puluh bahkan ratusan volt baru terjadi
breakdown, dimana dioda tidak lagi dapat menahan aliran elektron yang terbentuk
di lapisan deplesi. Fenomena tegangan breakdown dioda ini mengilhami
pembuatan komponen aktif lainnya yang dinamakan zener. Sebenarnya tidak ada
perbedaan sruktur dasar dari zener, melainkan mirip dengan dioda. Tetapi dengan
memberi jumlah doping yang lebih banyak pada sambungan P dan N, ternyata
tegangan breakdown dioda bisa makin cepat tercapai. Jika pada dioda biasanya
baru terjadi breakdown pada tegangan ratusan volt, pada zener bisa terjadi pada
angka puluhan dan satuan volt.

Gambar 161. Simbol Dioda Zener


(M. Saful Rokim, ST., MT., dkk, 2009)

Ini adalah karakteristik zener yang unik. Jika dioda bekerja pada bias maju maka
zener biasanya berguna pada bias negatif (reverse bias). Jenis diode yang lain

Teknik Otomotif | 175


adalah LED atau singkatan dari Light Emiting Dioda, merupakan komponen yang
dapat mengeluarkan emisi cahaya. Struktur LED juga sama dengan dioda, tetapi
belakangan ditemukan bahwa elektron yang menerjang sambungan P-N juga
melepaskan energi berupa energi panas dan energi cahaya. LED dibuat agar lebih
efisien jika mengeluarkan cahaya. Untuk mendapatkan emisi cahaya pada
semikonduktor, doping yang pakai adalah galium, arsenic dan phosporus. Jenis
doping yang berbeda menghasilkan warna cahaya yang berbeda pula.

Gambar 162. Struktur dan Simbol LED


(M. Saful Rokim, ST., MT., dkk, 2009)

Pada saat ini warna-warna cahaya LED yang banyak ada adalah warna merah,
kuning, hijau dan biru. Pada dasarnya semua warna bisa dihasilkan, namun akan
menjadi sangat mahal dan tidak efisien. Dalam memilih LED selain warna, perlu
diperhatikan tegangan kerja, arus maksimum dan disipasi daya-nya. Umumnya
LED bisa bekerja pada tegangan 1,2 sampai 1,5 volt namun saat ini ada juga yang
dinamakan LED super bright dengan cahaya yang lebih terang namun diperlukan
juga tegangan kerja dan arus yang lebihbesar juga. Bentuk LED juga bermacam-
macam, ada yang persegi empat, bulat dan lonjong.

176 | Teknik Otomotif


4) Thyristor

Thyristor berakar kata dari bahasa Yunani yang berarti ‘pintu'. Dinamakan
demikian barangkali karena sifat dari komponen ini yang mirip dengan pintu yang
dapat dibuka dan ditutup untuk melewatkan arus listrik. Ada beberapa komponen
yang termasuk thyristor antara lain adalah komponen-komponen thyristor yang
dikenal dengan sebutan SCR (silicon controlled rectifier), TRIAC dan DIAC. Ciri-
ciri utama dari sebuah thyristor adalah komponen yang terbuat dari bahan
semikonduktor silicon. Walaupun bahannya sama, tetapi struktur P-N junction
yang dimilikinya lebih kompleks dibanding transistor bipolar atau MOS. Komponen
thyristor lebih digunakan sebagai saklar (switch) ketimbang sebagai penguat arus
atau tegangan seperti halnya transistor.

Gambar 163. Struktur Thyristor


(M. Saful Rokim, ST., MT., dkk, 2009)

5) SCR

Untuk membuat thyristor menjadi ON adalah dengan memberi arus trigger lapisan
P yang dekat dengan katoda. Yaitu dengan membuat kaki gate pada thyristor
PNPN seperti pada Gambar 2.56. Karena letaknya yang dekat dengan katoda,
bisa juga pin gate ini disebut pin gate katoda (cathode gate). Beginilah SCR dibuat

Teknik Otomotif | 177


dan simbol SCR digambarkan seperti Gambar 2.56. SCR dalam banyak literatur
disebut Thyristor saja.
Melalui kaki (pin) gate tersebut memungkinkan komponen ini di trigger menjadi
ON, yaitu dengan memberi arus gate. Ternyata dengan memberi arus gate Igyang
semakin besar dapat menurunkan tegangan breakover (Vbo) sebuah SCR.
Dimana tegangan ini adalah tegangan minimum yang diperlukan SCR untuk
menjadi ON. Sampai pada suatu besar arus gate tertentu, ternyata akan sangat
mudah membuat SCR menjadi ON. Bahkan dengan tegangan forward yang kecil
sekalipun. Misalnya 1 volt saja atau lebih kecil lagi. Kurva tegangan dan arus dari
sebuah SCR adalah seperti yang ada pada Gambar 2.57. yang berikut ini.

Gambar 164. Struktur dan Simbol SCR


(M. Saful Rokim, ST., MT., dkk, 2009)

Gambar 165. Karakteristik Kurva I-V pada SCR


(M. Saful Rokim, ST., MT., dkk, 2009)

178 | Teknik Otomotif


Pada Gambar di atas tertera tegangan break over Vbo, yang jika tegangan forward
SCR mencapai titik ini, maka SCR akan ON. Lebih penting lagi adalah arus Ig yang
dapat menyebabkan tegangan Vbo turun menjadi lebih kecil. Pada gambar
ditunjukkan beberapa arus Ig dan korelasinya terhadap tegangan breakover. Pada
datasheet SCR, arus trigger gate ini sering ditulis dengan notasi IGT (gate trigger
current). Pada gambar ada ditunjukkan juga arus Ih yaitu arus holding yang
mempertahankan SCR tetap ON. Jadi agar SCR tetap ON maka arus forward dari
anoda menuju katoda harus berada di atas parameter ini. Sejauh ini yang
dikemukakan adalah bagaimana membuat SCR menjadi ON.
Pada kenyataannya, sekali SCR mencapai keadaan ON maka selamanya akan
ON, walaupun tegangan gate dilepas atau di short ke katoda. Satu-satunya cara
untuk membuat SCR menjadi OFF adalah dengan membuat arus anoda-katoda
turun dibawah arus Ih (holding current). Pada Gambar 2.57. kurva I-V SCR, jika
arus forward berada dibawah titik Ih, maka SCR kembali pada keadaan OFF.
Berapa besar arus holding ini, umumnya ada di dalam datasheet SCR.Cara
membuat SCR menjadi OFF tersebut adalah sama saja dengan menurunkan
tegangan anoda-katoda ke titik nol. Karena inilah SCR atau thyristor pada
umumnya tidak cocok digunakan untuk aplikasi DC. Komponen ini lebih banyak
digunakan untuk aplikasi-aplikasi tegangan AC, dimana SCR bisa OFF pada saat
gelombang tegangan AC berada di titik nol. Ada satu parameter penting lain dari
SCR, yaitu VGT. Parameter ini adalah tegangan trigger pada gate yang
menyebabkab SCR ON.

6) Transistor BJT (Bipolar Junction Transistor)

Transistor merupakan dioda dengan dua sambungan (junction). Sambungan itu


membentuk transistor PNP maupun NPN. Ujung-ujung terminalnya berturut-turut
disebut emitor, base dan kolektor. Base selalu berada di tengah, di antara emitor
dan kolektor.

Teknik Otomotif | 179


Gambar 166. Simbol dan Penampang Transistor
(M. Saful Rokim, ST., MT., dkk, 2009)

Transistor seperti gambar diatas dapat disebut juga transistor bipolar atau
transistor BJT (Bipolar Junction Transistor). Transistor bipolar adalah inovasiyang
mengantikan transistor tabung (vacum tube). Selain dimensi transistor bipolar
yang relatif lebih kecil, disipasi dayanya juga lebih kecil sehingga dapat bekerja
pada suhu yang lebih dingin. Dalam beberapa aplikasi, transistor tabung masih
digunakan terutama pada aplikasi audio, untuk mendapatkan kualitas suara yang
baik, namun konsumsi dayanya sangat besar. Sebab untuk dapat melepaskan
elektron, teknik yang digunakan adalah pemanasan filamen seperti pada lampu
pijar.Transistor bipolar memiliki 2 junction yang dapat disamakan dengan
penggabungan 2 buah dioda. Emiter-Base adalah satu junction dan Base-Kolektor
junction lainnya itulah kenapa disebut (Bipolar Junction Transistor). Seperti pada
dioda, arus hanya akan mengalir hanya jika diberi bias positif, yaitu hanya jika
tegangan pada material P lebih positif daripada material N (forward bias). Pada
gambar ilustrasi transistor NPN berikut ini, junction base-emiter diberi bias positif
sedangkan base-colector mendapat bias negatif (reverse bias).

Gambar 167. Rangkaian Bias Transistor dan Arus Elektron


(M. Saful Rokim, ST., MT., dkk, 2009)

180 | Teknik Otomotif


Karena base-emiter mendapat bias positif maka seperti pada dioda, elektron
mengalir dari emiter menuju base. Kolektor pada rangkaian ini lebih positif sebab
mendapat tegangan positif. Karena kolektor ini lebih positif, aliran elektron
bergerak menuju kutup ini. Misalnya tidak ada kolektor, aliran elektron seluruhnya
akan menuju base seperti pada dioda. Tetapi karena lebar base yang sangat tipis,
hanya sebagian elektron yang dapat bergabung dengan hole yang ada pada base.
Sebagian besar akanmenembus lapisan base menuju kolektor. Inilah alasannya
mengapa jika dua dioda digabungkan tidak dapat menjadi sebuah transistor,
karena persyaratannya adalah lebar base harus sangat tipis sehingga dapat
diterjang oleh elektron.

Gambar 168. Macam-Macam transistor


(M. Saful Rokim, ST., MT., dkk, 2009)

Jika misalnya tegangan base-emitor dibalik (reverse bias), maka tidak akan terjadi
aliran elektron dari emitor menuju kolektor. Jika pelan-pelan 'keran' base diberi
bias maju (forward bias), elektron mengalir menuju kolektor dan besarnya
sebanding dengan besar arus bias base yang diberikan. Dengan kata lain, arus
base mengatur banyaknya elektron yang mengalir dari emiter menuju
kolektor. Ini yang dinamakan efek penguatan transistor, karena arus base yang
kecil menghasilkan arus emiter-colector yang lebih besar. Istilah amplifier
(penguatan) sebenarnya bukanlah penguatan dalam arti sebenarnya, karena
dengan penjelasan di atas sebenarnya yang terjadi bukan penguatan, melainkan
arus yang lebih kecil mengontrol aliran arus yang lebih besar. Juga dapat

Teknik Otomotif | 181


dijelaskan bahwa base mengatur membuka dan menutup aliran arus emiter-
kolektor (switch on/off). Pada transistor PNP, fenomena yang sama dapat
dijelaskan dengan memberikan bias seperti pada gambar berikut. Dalam hal ini
yang disebut perpindahan arus adalah arus hole.

Gambar 169. Arus Hole transistor PNP


(M. Saful Rokim, ST., MT., dkk, 2009)

Perlu diingat, walaupun tidak ada perbedaan pada doping bahan pembuat emitor
dan kolektor, namun pada prakteknya emitor dan kolektor tidak dapat dibalik.

Gambar 170. Penampang Transistor Bipolar


(M. Saful Rokim, ST., MT., dkk, 2009)

Dari satu bahan silikon (monolitic), emitor dibuat terlebih dahulu, kemudian base
dengan doping yang berbeda dan terakhir adalah kolektor. Terkadang dibuat juga
efek diodapada terminal-terminalnya sehingga arus hanya akan terjadi pada arah
yang dikehendaki. Untuk memudahkan pembahasan prinsip bias transistor lebih
lanjut, berikut adalah terminologi parameter transistor. Dalam hal ini arah arus
adalah dari potensial yang lebih besar ke potensial yang lebih kecil.

182 | Teknik Otomotif


Gambar 171. Arus Potensial
(M. Saful Rokim, ST., MT., dkk, 2009)

Parameter-paramater yang perlu diperhatikan :

IC : arus kolektor
IB : arus base
IE : arus emitor
VC : tegangan kolektor
VB : tegangan base
VE : tegangan emitor
VCC : tegangan pada kolektor
VCE : tegangan jepit kolektor-emitor
VEE : tegangan pada emitor
VBE : tegangan jepit base-emitor (umumnya 0,6 – 0,7 volt untuk transistor
silikon)
ICBO : arus base-kolektor
VCB : tegangan jepit kolektor-base
Pada tabel data transistor (databook) beberapa hal perlu diperhatikan antara lain
spesifikasi αdc (alpha dc) yang tidak lain adalah :

αdc = IC/IE

Defenisinya adalah perbandingan arus kolektor terhadap arus emitor. Karena


besar arus kolektor umumnya hampir sama dengan besar arus emiter maka
idealnya besar αdc adalah = 1 (satu). Namun umumnya transistor yang ada
memiliki αdc kurang lebih antara 0.95 sampai 0.99. Pada tabel data transistor
(databook) juga dapat dijumpai spesifikasi βdc (beta dc) atau hfe didefenisikan
sebagai besar perbandingan antara arus kolektor dengan arus base.
βdc = IC/IB

Teknik Otomotif | 183


Dengan kata lain, βdc adalah parameter yang menunjukkan kemampuan
penguatan arus (current gain) dari suatu transistor. Parameter ini ada tertera di
databook transistor dan sangat membantu para perancang rangkaian elektronika
dalam merencanakan rangkaiannya. Sebelumnya ada beberapa spesifikasi
transistor yang perlu diperhatikan, seperti tegangan VCEmax dan PD max. Sering
juga dicantumkan di datasheet keterangan lain tentang arus I Cmax VCBmax dan
VEBmax. Ada juga PDmax pada TA = 25o dan PDmax pada TC = 25o.

7) Transistor FET (Field Efect Transistor)

Transistor Bipolar dinamakan demikian karena bekerja dengan 2 (bi) muatan yang
berbeda yaitu elektron sebagai pembawa muatan negatif dan hole sebagai
pembawa muatan positif. Ada satu jenis transistor lain yang dinamakan FET (Field
Efect Transistor). Berbeda dengan prinsip kerja transistor bipolar, transistor FET
bekerja bergantung dari satu pembawa muatan, apakah itu elektron atau hole.
Karena hanya bergantung pada satu pembawa muatan saja, transistor ini disebut
komponen unipolar. Umumnya untuk aplikasi linear, transistor bipolar lebih
disukai, namun transistor FET sering digunakan juga karena memiliki impedansi
input (input impedance) yang sangat besar. Terutama jika digunakan sebagai
switch, FET lebih baik karena resistansi dan disipasi dayanya yang kecil. Ada dua
jenis transistor FET yaitu JFET (junction FET) dan MOSFET (metal-oxide
semiconductor FET). Pada dasarnya kedua jenis transistor memiliki prinsip kerja
yang sama, namun tetap ada perbedaan yang mendasar pada struktur dan
karakteristiknya. Namun dari keduanya yg sering banyak dipakai adalah jenis
MOSFET makanya yang akan dibahas disini adalah jenis MOSFET. Mirip seperti
JFET, transistor MOSFET (Metal oxide FET) memiliki drain, source dan gate.
Namun perbedaannya gate terisolasi oleh suatu bahan oksida. Gate sendiri
terbuat dari bahan metal seperti aluminium. Oleh karena itulah transistor ini
dinamakan metal-oxide. Karena gate yang terisolasi, sering jenis transistor ini
disebut juga IGFET yaitu insulated-gate FET. Ada dua jenis MOSFET, yang
pertama jenis depletion-mode dan yang kedua jenis enhancement-mode. Jenis
MOSFET yang kedua adalah komponen utama dari gerbang logika dalam bentuk
IC (integrated circuit), uC (micro controller) dan uP (micro processor) yang tidak
lain adalah komponen utama dari komputer modern saat ini.

184 | Teknik Otomotif


a) MOSFET Depletion-mode

Gambar berikut menunjukkan struktur dari transistor jenis ini. Pada sebuah kanal
semikonduktor tipe n terdapat semikonduktor tipe p dengan menyisakan sedikit
celah. Dengan demikian diharapkan elektron akan mengalir dari source menuju
drain melalui celah sempit ini. Gate terbuat dari metal (seperti aluminium) dan
terisolasi oleh bahan oksida tipis SiO2 yang tidak lain adalah kaca.

Gambar 172. Struktur MOSFET (Depletion-Mode)


(M. Saful Rokim, ST., MT., dkk, 2009)

Semikonduktor tipe p di sini disebut subtrat p dan biasanya dihubung singkat


dengan source.Ingatseperti pada transistor JFET lapisan deplesi mulai membuka
jika VGS = 0.Dengan menghubung singkat subtrat p dengan source diharapkan
ketebalan lapisan deplesi yang terbentuk antara subtrat dengan kanal adalah
maksimum. Sehingga ketebalan lapisan deplesi selanjutnya hanya akan
ditentukan oleh tegangan gate terhadap source. Pada gambar, lapisan deplesi
yang dimaksud ditunjukkan pada daerah yang berwarna kuning. Semakin negatif
tegangan gate terhadap source, akan semakin kecil arus drain yang bisa lewat
atau bahkan menjadi 0 pada tegangan negatif tertentu.

Gambar 173. Penampang D-MOSFET (Depletion-Mode)


(M. Saful Rokim, ST., MT., dkk, 2009)

Teknik Otomotif | 185


Karena lapisan deplesi telah menutup kanal. Selanjutnya jika tegangan gate
dinaikkan sama dengan tegangan source, arus akan mengalir. Karena lapisan
deplesi muali membuka. Sampai di sini prinsip kerja transistor MOSFET depletion-
mode tidak berbeda dengan transistor JFET. Karena gate yang terisolasi,
tegangan kerja VGS boleh positif. Jika VGS semakin positif, arus elektron yang
mengalir dapat semakin besar. Di sini letak perbedaannya dengan JFET, transistor
MOSFET depletion-mode bisa bekerja sampai tegangan gate positif.
Struktur ini adalah penampang MOSFET depletion-mode yang dibuat di atas
sebuah lempengan semikonduktor tipe p. Implant semikonduktor tipe n dibuat
sedemikian rupa sehingga terdapat celah kanal tipe n. Kanal ini menghubungkan
drain dengan source dan tepat berada di bawah gate. Gate terbuat dari metal
aluminium yang diisolasi dengan lapisan SiO 2 (kaca). Dalam beberapa buku,
transistor MOSFET depletion-mode disebut juga dengan nama D-
MOSFET.Analisa kurva drain dilakukan dengan mencoba beberapa tegangan gate
VGS konstan, lalu dibuat grafik hubungan antara arus drain I D terhadap tegangan
VDS.

Gambar 174. Kurva Drain Transistor MOSFET (depletion-mode)


(M. Saful Rokim, ST., MT., dkk, 2009)

Dari kurva ini terlihat jelas bahwa transistor MOSFET depletion-mode dapat
bekerja (ON) mulai dari tegangan VGS negatif sampai positif. Terdapat dua daerah
kerja, yang pertama adalah daerah ohmic dimana resistansi drain-source adalah
fungsi dari :

RDS(on) = VDS/IDS

186 | Teknik Otomotif


Jika tegangan VGS tetap dan VDS terus dinaikkan, transistor selanjutnya akan
berada pada daerah saturasi. Jika keadaan ini tercapai, arus IDS adalah konstan.
Tentu saja ada tegangan VGS(max), yang diperbolehkan. Karena jika lebih dari
tegangan ini akan dapat merusak isolasi gate yang tipis alias merusak transistor
itu sendiri.

b) MOSFET Enhancement-mode

Jenis transistor MOSFET yang kedua adalah MOSFET enhancement-mode.


Transistor ini adalah pengembangan dari MOSFET depletion-mode. Gate terbuat
dari metal aluminium dan terisolasi oleh lapisan SiO2 sama seperti transistor
MOSFET depletion-mode. Perbedaan struktur yang mendasar adalah, subtrat
pada transistor MOSFET enhancement-mode sekarang dibuat sampai menyentuh
gate, seperti terlihat pada gambar berikut ini.

Gambar 175. Struktur MOSFET (Enhancement-mode)


(M. Saful Rokim, ST., MT., dkk, 2009)

Gambar diatas adalah transistor MOSFET enhancement mode kanal n. Jika


tegangan gate VGS dibuat negatif, tentu saja arus elektron tidak dapat mengalir.
Juga ketika VGS=0 ternyata arus belum juga bisa mengalir, karena tidak ada
lapisan deplesi maupun celah yang bisa dialiri elektron. Satu-satunya jalan adalah
dengan memberi tegangan VGS positif. Karena subtrat terhubung dengan source,
maka jika tegangan gate positif berarti tegangan gate terhadap subtrat juga positif.
Tegangan positif ini akan menyebabkan elektron tertarik ke arah subtrat p.
Elektron-elektron akan bergabung dengan hole yang ada pada subtrat p. Karena
potensial gate lebih positif, maka elektron terlebih dahulu tertarik dan menumpuk
di sisi subtrat yang berbatasan dengan gate. Elektron akan terus menumpuk dan

Teknik Otomotif | 187


tidak dapat mengalir menuju gate karena terisolasi oleh bahan insulator SiO2
(kaca). Jika tegangan gate cukup positif, maka tumpukan elektron akan
menyebabkan terbentuknya semacam lapisan n yang negatif dan seketika itulah
arus drain dan source dapat mengalir.

Gambar 176. Penampang E-MOSFET (Enhancement-Mode)


(M. Saful Rokim, ST., MT., dkk, 2009)

Lapisan yang terbentuk ini disebut dengan istilah inversion layer. Kira-kira
terjemahannya adalah lapisan dengan tipe yang berbalikan. Di sini karena
subtratnya tipe p, maka lapisan inversion yang terbentuk adalah bermuatan negatif
atau tipe n. Tentu ada tegangan minimum dimana lapisan inversion n mulai
terbentuk. Tegangan minimun ini disebut tegangan threshold VGS(th). Tegangan
VGS(th) oleh pabrik pembuat tertera di dalam datasheet. Di sini letak perbedaan
utama prinsip kerja transitor MOSFET enhancement-mode dibandingkan dengan
JFET. Jika pada tegangan VGS = 0, transistor JFET sudah bekerja atau ON, maka
transistor MOSFET enhancement-mode masih OFF. Dikatakan bahwa JFET
adalah komponen normally ON dan MOSFET adalah komponen normally OFF.
Transistor MOSFET enhacement mode dalam beberapa literatur disebut juga
dengan nama E-MOSFET.
Gambar diatas adalah bagaimana transistor MOSFET enhancement-mode dibuat.
Sama seperti MOSFET depletion-mode, tetapi perbedaannya disini tidak ada
kanal yang menghubungkan drain dengan source. Kanal n akan terbentuk
(enhanced) dengan memberi tegangan VGS diatas tegangan threshold tertentu.
Inilah struktur transistor yang paling banyak di terapkan dalam IC digital. Mirip
seperti kurva D-MOSFET, kurva drain transistor E-MOSFET adalah seperti yang
ditunjukkan pada gambar berikut. Namun di sini V GS semua bernilai positif. Garis
kurva paling bawah adalah garis kurva dimana transistor mulai ON. Tegangan V GS
pada garis kurva ini disebut tegangan threshold V GS(th). Pada titik saturasi MOSFET

188 | Teknik Otomotif


mulai jenuh atau saturasi hingga benar-benar ON atau memiliki hambatan yg
sangat kecil.

Gambar 177. Kurva Drain E-MOSFET


(M. Saful Rokim, ST., MT., dkk, 2009)

Karena transistor MOSFET umumnya digunakan sebagai saklar


(switch), parameter yang penting pada transistor E-MOSFET adalah resistansi
drain-source. Biasanya yang tercantum pada datasheet adalah resistansi pada
saat transistor ON. Resistansi ini dinamakan R DS(on). Besar resistansi bervariasi
mulai dari 0.3 Ohm sampai puluhan Ohm. Untuk aplikasi power switching, semakin
kecil resistansi RDS(on) maka semakin baik transistor tersebut. Karena akan
memperkecil rugi-rugi disipasi daya dalam bentuk panas. Juga penting diketahui
parameter arus drain maksimum ID(max)dan disipasi daya maksimum PD(max).

c) Simbol transistor MOSFET

Garis putus-putus pada simbol transistor MOSFET menunjukkan struktur transistor


yang terdiri drain, source dan subtrat serta gate yang terisolasi. Arah panah pada
subtrat menunjukkan type lapisan yang terbentuk pada subtrat ketika transistor ON
sekaligus menunjukkan type kanal transistor tersebut.

Teknik Otomotif | 189


Gambar 178. Simbol MOSFET, (a) kanal-n (b) kanal-p
(M. Saful Rokim, ST., MT., dkk, 2009)

Kedua simbol di atas dapat digunakan untuk mengambarkan D-MOSFET maupun


E-MOSFET. Transistor FET termasuk perangkat yang disebut voltage-controlled
device yang mana tegangan masukan (input) mengatur arus keluaran (output).
Pada transistor FET, besar tegangan gate-source (VGS) menentukan jumlah arus
yang dapat mengalir antara drain dan source. Transistor MOSFET yang dikenal
dengan sebutan transistor MOS umumnya gampang rusak. Ada kalanya karena
tegangan gate yang melebihi tegangan VGS(max). Karena lapisan oksida yang
amat tipis, transistor MOS rentan terhadap tegangan statik (static voltage) yang
bisa mencapai ribuan volt. Untuk itulah biasanya MOS dalam bentuk transistor
maupun IC selalu dikemas menggunakan anti static.Terminal atau kaki-kakinya di
hubung singkat untuk menghindari tegangan statik ini. Transistor MOS yang mahal
karena RDS(on) yang kecil, biasanya dilengkapi dengan zener didalamnya. Zener
diantara gate dan source ini berfungsi sebagai proteksi tegangan yang berlebih.
Walapun zener ini sebenarnya akan menurunkan impedansi input gate, namun
cukup seimbang antara performance dan harganya itu.

b. Perakitan komponen-komponen elektronika dasar.

Setelah mengenal beberapa macam dari komponen-komponen elektronika maka


dari komponen tersebut dapat dirangkai menjadi suatu rangkaian yang berguna.
Untuk menghindari kerusakan komponen elektronika pada saat proses perakitan,
sebaiknya perakitan dilakukan pada software di komputer (contoh software eagel)
untuk mengetahui kefungsiannya. Setelah yakin fungsi, maka langkah selanjutnya
adalah merakit pada komponen real. Berikut adalah langkah-langkah dalam
melakukan perakitan komponen elektronika dasar:

190 | Teknik Otomotif


Persiapan alat dan bahan

Siapkan bahan untuk perakitan komponen sesuai rangkaian yang akan dibuat.
Bahan yang disiapkan tentunya mengacu pada rangkaian yang akan dibuat.
Pastikan bahan dites dulu kefungsiannya sebelum disolder. Beberapa bahan yang
harus disiapkan antara lain:

1) Solder (30-40 watt)


2) Kawat timah
3) Amplas halus
4) Board PCB
5) Komponen elektronika

Siapkan alat yang akan digunan dalam proses menyolder. Beberapa alat
menyolder antara lain:

1) papan pcb
2) Pemegang/penjepit PCB3.solder
3) tang jepit
4) tang potong
5) pinset
6) Lampu penerangan

Cara menyolder komponen ke PCB:

1) Pertama-tama bersihkan ujung solder dari kotoran atau sisa timah yang
menempel
2) Setelah itu colokkan solder ke sumber tegangan
3) Tunggu selama kurang lebih 5 sampai 10 menit sampai solder panas
4) Sembari menunggu solder memanas, anda bisa mengamplas permukaan
PCB yang hendak disolder. Tujuannya adalah untuk menghilangkan
lapisan yang membuat timah tidak bisa menempel dengan sempurna
5) Setelah solder panas, ambil timah dan komponen yang ingin disolder ke
PCB
6) Masukkan kaki komponen ke dalam lubang PCB

Teknik Otomotif | 191


7) Arahkan ujung solder ke ujung kawat timah, dan dekatkan ke pangkal
kaki komponen yang menempel ke PCB
8) Solder sampai seluruh pangkal kaki komponen tertutup timah dengan
sempurna

Berikut beberapa contoh rangkaian elektronika:

1) Rangkaian Flip – Flop

Rangkaian flip-flop atau sering disebut rangkaian lampu kedip, pada dasarnya
adalah pengisian dan pelepasan muatan kondensator Q1 dan Q2 secara
bergantian untuk mengendalikan Tr1 dan Tr2, sehing-ga Tr1 dan Tr2 bergantian
on yang menyebabkan arus listrik mengalir melalui C-E Tr1 danTr2 dan lampu LED
bergantian menyala.

Gambar 179. Rangkaian flip-flop


(M. Saful Rokim, ST., MT., dkk, 2009)

2) Rangkaian Amplifier

Rangkaian amplifier adalah rang-kaian penguat, dinamakan penguat berarti dapat


menguatkan ke arah negatif maupun positif.

192 | Teknik Otomotif


Gambar 180. Rangkaian OP-AMP
(M. Saful Rokim, ST., MT., dkk, 2009)

Gambar 181. Rangkaian internal dalam IC OP-AMP


(M. Saful Rokim, ST., MT., dkk, 2009)

Pada gambar di atas ada beberapa pin yang memang tidak digunakan yaitu pin
1,5 dan 8 sedangkan pin 7 untuk sumber tegangan positif dan pin 4 untuk negatif.

3) Rangkaian regulator tegangan

Regulator tegangan digunakan untuk meregulasi tegangan sesuai yang


diinginkan, regulasi tegangan dapat dilakukan dengan meman-faatkan dioda zener
maupun IC regulator.

Teknik Otomotif | 193


Gambar 182. Rangkaian regulator tegangan dengan dioda zener
(M. Saful Rokim, ST., MT., dkk, 2009)

Pada gambar di atas adalah sebuah rangkaian dioda zener yang dirangkai sebagai
regulator tegangan dimana UIN adalah tegangan masu-kan sedangkan UOUT
adalah tegangan keluaran dimana besarnya adalah selalu sama dengan rating dari
dioda zener.

Gambar 183. Rangkaian regulator tegangan dengan IC regulator


(M. Saful Rokim, ST., MT., dkk, 2009)

194 | Teknik Otomotif


Gambar 184. Contoh IC regulator 5V
(M. Saful Rokim, ST., MT., dkk, 2009)

Gambar 185. Contoh IC regulator tegangan sistem pengisian baterai


(M. Saful Rokim, ST., MT., dkk, 2009)

4) Rangkaian Timer

Rangkaian timer pada dasarnya dapat digunakan pada berbagai aplikasi, dengan
IC timer seri 555 dapat dipakai untuk beberapa aplikasi.

Teknik Otomotif | 195


Gambar 186. Contoh IC timer
(M. Saful Rokim, ST., MT., dkk, 2009)

Gambar 187. Contoh rangkaian timer dengan IC 555 untuk pengendali relay
(M. Saful Rokim, ST., MT., dkk, 2009)

196 | Teknik Otomotif


c. Mendiagnosa gangguan rangkaian komponen-komponen elektronika
dasar.

Banyak teknik pelacakan kerusakan yang dapat digunakan dalam bidang


elektronika. Proses pelacakan kerusakan secara umum dapat dilakukan melalui
pengamatan fisik, mengenali gejala kerusakan, melakukan pengujian komponen
dan memeriksa input output tiap blok. Untuk bisa mendiagnosa gangguan pada
rangkaian harus paham dulu tentang kerusakan/kegagalan komponen elektronika
dasar, antara lain:

1) Resistor

Tabel 15. Kerusakan resistor dan penyebabnya

Teknik Otomotif | 197


2) Kapasitor

Tabel 16. Kerusakan Kapasitor dan Penyebabnya

3) Semi Konduktor (Diona, Transistor, IC)

Kedua semikonduktor ini mudah rusak kalau mendapat beban lebih. Kemungkinan
kerusakan yang terjadi adalah:
• Hubung singkat: pada junction BE, BC atau CE.
• Terbuka: pada junction BE atau BC.
Beberapa penyebab kerusakan semikonduktor adalah :
• Kerusakan mekanis (penyebabnya proses pabrikasi)
• Salah pemakaian (tegangan melebihi, mencabut/memasukkan IC saat
tegangan hidup.
• Bahaya Lingkungan (Interferensi kelistrikan, kejutan tegangan oleh
mesin atau relay, Medan magnetic)

198 | Teknik Otomotif


D. Rangkuman

Generator adalah alat yang berfungsi untuk merubah energi kinetik menjadi energi
listrik, yang akan dipakai sebagai sumber tenaga rangkaian-rangkaian yang
memerlukan listrik. Salah satu contoh generator pada kendaraan adalah dynamo
isi (alternator)
Motor listrik adalah alat yang berfungsi untuk mengubah energi listrik menjadi
energi gerak.
Komponen-komponen generator antara lain: Stator Coil, Rotor Coil, Main Shaft,
Brush, Bearing, Drive pulley, Motor Housing. Salah satu contoh motor listrik pada
kendaraan adalah motor starter.

Teknik pematrian/menyolder adalah menyabung dua buah logam atau lebih


dengan menggunakan bahan tambah/pengisi yang titik didihnya lebih rendah dari
bahan utama. Peralatan yang digunakan untuk menyolder antara lain: timah
solder/tinol, multitester/multimeter, penjepit/tang , penghisap solder dudukan
solder.

Elektronika adalah ilmu yang mempelajari alat listrik arus lemah yang dioperasikan
dengan cara mengontrol aliran elektron atau partikel bermuatan listrik dalam suatu
alat seperti komputer, peralatan elektronik, termokopel, semikonduktor, dan lain
sebagainya. Dalam dunia elektronika komponen ada beraneka ragam dan jenis,
namun dari kesemuanya itu dapat dibagi menjadi dua kelompok yaitu komponen
aktif dan komponen pasif. Sebagai contoh untuk komponen pasif adalah : resistor,
induktor, kapasitor sedangkan untuk komponen aktif adalah : diode, transistor,
tyristor, opamp dan IC

Teknik Otomotif | 199


Untuk lebih detail baca buku di daftar pustaka :
1. Modul Teknik Ototronik: Bab 3_Proses-proses Konversi Energi
2. Modul Teknik Ototronik: Bab 8_ Listril dan Elektronika

200 | Teknik Otomotif

Anda mungkin juga menyukai