A. Kompetensi
C. Uraian Materi
a. Generator Listrik
Fungsi generator adalah untuk merubah energi kinetik menjadi energi listrik, yang
akan dipakai sebagai sumber tenaga rangkaian-rangkaian yang memerlukan
listrik. Untuk bisa mengubah energi kinetik menjadi energi listrik, maka kamu perlu
bagian-bagian dari generator yang terdiri dari:
a) Rangka Stator
Rangka stator yaitu badan atau body utama daru sebuah generator, biasanya
terbuat dari baja.
b) Stator
Stator yaitu bagian yang menempel ke rangka generator dan ada lilitan stator yang
nantinya berfungsi sebagai induksi gaya gerak listrik (GGL). Stator sendiri terbuat
dari bahan Ferromagnetik yang disusun berlapis dan ada alur buat lilitan pada
stator tersebut.
c) Rotor
Rotor yaitu bagian generator yang berputar dan ada kutub magnet dengan lilitanya
yang terbuat dari tembaga.
d) Slip Ring
Slip ring ini bentuknya seperti cincin dan terdiri dari 2 buah ikat yang berputar
bersamaan dengan rotor dan poros generator, biasanya terbuat dari bahan
tembaga atau kuningan.
b. Motor Listrik
Motor listrik adalah alat yang berfungsi untuk mengubah energi listrik menjadi
energi gerak. Alat ini termasuk alat listrik dinamis karena menghasilkan gerakan.
a) Stator Coil
Stator termasuk komponen utama motor listrik. Karena komponen ini akan
bersinggungan langsung dengan kinerja motor. Stator merupakan lilitan tembaga
statis yang terletak mengililingi poros utama. Fungsi stator adalah untuk
membangkitkan medan magnet pada di sekitar rotor.
b) Rotor Coil
Bagian ini juga menyerupai stator, bedanya rotor merupakan lilitan tembaga yang
bersifat dinamis. Mengapa bersifat dinamis? Karena lilitan ini menempel bersama
main shaft atau poros utama motor yang akan berputar. Sama halnya dengan
stator coil, semakin banyak jumlah lilitan pada rotor maka semakin besar pula
putaran yang dihasilkan.
c) Main Shaft
d) Brush
Brush adalah sikat tembaga yang akan menghubungkan sumber arus litrik dengan
rotor coil. Sikat ini menempel pada rotor kecil yang terletak diujung rotor utama.
Gesekan yang terjadi akan mengalirkan arus dengan arah yang sama walaupun
rotor berputar. Sehingga putaran dapat sinkron dan kontinyu.
e) Bearing
Karena alat ini menghasilkan putaran, maka diperlukan komponen khusu yang
akan dijadikan bantalan agar putaran berlangsung dengan mulus. Inilah fungsi dari
bearing, sebagai bantalan antara permukaan poros dengan motor housing.
f) Drive pulley
Komponen ini terletak diujung bagian luar poros utama. Fungsinya untuk
mentransfer putaran motor menuju komponen lain. Komponen ini umumnya
berbentuk gear atau pulley, yang siap dihubungkan dengan komponen yang perlu
digerakan dengan motor ini.
g) Motor Housing
Dibagian terluar motor listrik kita akan menemui sebuah plat besi yang digunakan
untuk melindungi semua komponen electric motor. Selain itu, motor housing juga
berfungsi untuk melindungi kita selaku pemakai dari putaran rotor yang sangat
tinggi.
Prinsip kerja motor listrik adalah merubah energi listrik menjadi energi gerak,
dengan memanfaatkan prinsip prinsip kemagnetan. Jika pada sebuah penghantar
dialiri arus listrik maka disekeliling penghantar itu akan muncul medan magnet, jika
medan magnet itu berada pada daerah medan magnet yang lain maka akan saling
mempengaruhi sesuai dengan sifat kemagnetan itu sendiri.
Pada magnet yang sama kutubnya akan saling tolak menolak sedangkan yang
tidak senama akan saling tarik menarik, prinsip inilah yang dimanfaatkan pada
motor listrik, sedangkan untuk dapat berputar maka kutub magnetnya harus
mengalami perubahan, maka digunakanlah mekanisme komutator dengan sikat
arangnya atau dengan pengatur secara elektronik
Kalau dilihat dari sumber energi listriknya, motor listrik dibagi dua yaitu Motor listrik
DC dan motor listrik AC. Bagian ini menjelaskan tentang dua jenis utama motor
listrik: motor DC dan motor AC. Motor tersebut diklasifikasikan berdasarkan
pasokan input, konstruksi, dan mekanisme operasi, dan dijelaskan lebih lanjut
dalam bagan dibawah ini.
Pada saat kunci kontak OFF, tidak ada arus yang mengalir ke dalam solenoid
(starter relay) maupun motor starter. Arus dari baterai akan stand-by (berhenti)
pada contact point (titik kontak) . gigi pinion (pinion gear) tidak terkait dengan
flywheel.
Pada saat kunci kontak di-ON-kan, arus listrik akan mengalir ke pull in coil dan
hold in coil secara bersamaan. Selanjutnya pull in coil akan menarik plunger ke
arah kanan dan hold in coil akan menahan plunger pada posisi terakhirnya. Dalam
rangkaian sistem starter ini, pull ini coil terpasang seri dengan field coil sehingga
arus yang keluar dari pull in coil akan diteruskan ke field coil terus ke massa. Untuk
lebih jelas lagi aliran arusnya adalah sebagai berikut :
Oleh karena arus yang mengalir ke field coil pada saat ini masih kecil, maka
armature akan berputar lambat untuk memungkinkan terjadinya perkaitan gigi
pinion dengan flywheel secara lembut. Pada saat ini moving contact belum
berhubungan dengan contact point. Pada saat yang bersamaan, pergerakan
plunger juga akan menyebabkan shift lever (tuan penggerak/pengungkit) tertarik
sehingga gigi pinion akan bergeser ke arah flywheel. Bila gigi pinion sudah
berkaitan penuh dengan flywheel, moving contact akan menutup contact point
sehingga arus besar dari baterai yang telah stand by pada contact point sebelah
atas akan mengalir langsung ke field coil melalui terminal C. Akibatnya armature
akan berputar cepat dan putarannya diteruskan ke flywheel melalui overunning
clutch dan gigi pinion. untuk lebih jelas lagi aliran arusnya adalah sebagai berikut:
Pada saat moving contact telah berhubungan dengan contact point, maka arus
dari pull in coil tidak dapat mengalir, akibatnya plunger ditahan oleh kemagnetan
hold in coil saja. Jika mesin sudah mulai hidup, flywheel akan memutarkan
armature melalui pinion karena kecepatan putar motor starter lebih kecil dibanding
kecepatan mesin. Untuk menghindari kerusakan apada starter akibat hal tersebut,
maka kopling starter (overunning clutch) akan membebaskan dan melindungi
armature dari putaran yang berlebihan
a. Pengertian
b. Macam-macam pematrian/penyolderan:
a) Pematrian celah,
Bidang patrian terletak sejajar satu di atas yang lainnya atau berdampingan
dengan celah sempit (0,03 s.d. 0,25 mm) yang menghisap patri akibat efek
pori-pori. Dengan cara demikian dicapai perambatan patri secara
baiksehingga dengan Pematrian ini diperoleh suatu kekuatan celahpatri
yang tinggi. Pada Pematrian celah, segenap wilayahperbatasan
dipanaskan secara merata menuju suhu yangdiperlukan. Penerapannya
pada Pematrian lunak dan keras.
b) Pematrian sambungan.
Bagian Pematrian disiapkan dengan bentuk sambungan I, V, atau X dan
patri dibubuhkan sedikit demi sedikit hingga sambungan terpenuhi
seluruhnya (miripseperti pada pengelasan leleh). Penerapannya hanya
pada Pematrian keras.
1) Adhesi (daya lekat) antara patri dan bahan dasar. Patri melekat pada bahan
dasar hanya karena daya lekat, akibatnya pada beban yang kecil sambungan
pematrian akan mudah terlepas satu dengan yang lainnya.
2) Difusi (saling menyusup). Partikel patri yang terhalus menyusup ke dalam tata
susun permukaan bahan dasar dan berakar (terjangkar) di sekitar batas butiran
kristal. Proses ini sangat menentukan pembentukan ikatan patri yang kokoh.
Kekuatan ikatan sama besar dengan kekuatan patri.
3) Pembentukan leburan, proses pembentukan paduan antara patri dan bahan
tambah. Apabila selisih titik lebur patri dan bahan dasar tidak terlalu jauh, maka
dapat terjadi suatu paduan berlapis tipis di antara kedua logam tersebut.
Paduan yang terjadi memiliki kekuatan yang lebih besar daripada kekuatan patri
murni, namun pembentukan leburan ini tidak selalu terjadi pada semua logam.
Celah pematrian yang diselaraskan dengan baik dan sangat sempit akan
meningkatkan kekuatan sambungan. Pada celah pematrian yang sempit hanya
2) Keselamatan Kerja
a) Gunakan kacamata polycarbonate atau yang sejenis untuk melindungi
mata dari asap solder
b) Jangan pernah menyentuh elemen pemanas atau ujung dari solder
c) Selalu kembalikan solder pada stand soder setelah digunakan atau ketika
tidak digunakan
d) Lakukan penyolderan pada area yang cukup ventilasi
e) Cuci tangan ketika selesai mengerjakan penyolderan
3) Persiapan Penyolderan
a) Dipasaran terdapat solder yang mempunyai rentang daya antara 15 watt
s/d 40 watt. Semakin besar tegangannya, solder tersebut akan semakin
panas. Dalam pemilihan solder yang harus kita perhatikan adalah benda
Jika hal diatas sudah dipahami dan dipersiapkan maka mari lanjutkan pada tahap
penyolderan. Perhatikan dengan seksama tahapan dibawah ini dan hal-hal yang
harus dilakukan selama tahap penyolderan.
Untuk pemeriksaan hasil penyolderan bisa dilakukan dengan dua cara, yaitu:
1) Pemeriksaan secara visual yaitu dengan melihat jumlah timah yang
disolderkan apakah terlalu sedikit, terlalu banyak atau sudah cukup.
Perhatikan
Untuk menyolder komponen semikonduktor gunakanlah solder yang panas dan
lakukan dengan cepat. Hindari menggunakan solder yang dingin yang justru
membuat proses penyolderan menjadi lebih lama kecuali dalam kondisi tertentu
yang mengharuskan menggunakan solder yang lebih dingin.
Dalam dunia elektronika komponen ada beraneka ragam dan jenis, namun dari
kesemuanya itu dapat dibagi menjadi dua kelompok yaitu komponen aktif dan
komponen pasif. Sebagai contoh untuk komponen pasif adalah : resistor, induktor,
kapasitor sedangkan untuk komponen aktif adalah : diode, transistor, tyristor,
opamp dan IC. Perbedaan yang mencolok antara keduanya adalah pada
komponen pasif tidak mengubah bentuk gelombang sinyal ac yang diberikan
kepadanya sedangkan komponen aktif dapat menyearahkan, menguatkan, dan
mengubah bentuk gelombang sinyal AC yang diberikan kepadanya.
1) Tahanan (Resistor)
Resistor dapat disebut juga sebagai tahanan atau hambatan dimana resistor
digunakan untuk menghambat aliran dari arus listrik yang diberikan. Resistor
memiliki nilai yang disebut resistansi dalam satuan ohm dengan lambang omega
(Ω). Dengan simbol seperti gambar dibawah.
https://skemaku.com/kode-warna-resistor-dan-cara-membacanya/
Sebagai contoh, sebuah resistor terdapat warna Hijau, Biru, Hitam, dan Emas.
Berarti nilai resistor tersebut adalah:
https://akhdanazizan.com/cara-menghitung-resistor/
2) Kondensator / Capasitor
ada salah satu kaki (elektroda) metalnya dan pada saat yang sama muatan-
muatan negatif terkumpul pada ujung metal yang satu lagi. Muatan positif tidak
dapat mengalir menuju ujung kutup negatif dan sebaliknya muatan negatif tidak
bisa menuju ke ujung kutup positif, karena terpisah oleh bahan dielektrik yang non-
Q
C=
V
Berikut adalah tabel contoh konstanta (k) dari beberapa bahan dielektrik yang
disederhanakan.
Gelas k=8
Polyethylene k=3
Untuk rangkaian elektronik prak-tis, satuan farads adalah sangat besar sekali.
Umumnya kapasitor yang ada di pasar memiliki satuan uF (10-6 F), nF (10-9 F)
dan pF (10-12 F).
Berikut jenis-jenis kapasitor yang beredar dilapangan:
a) Kapasitor Electrostatic
Kapasitor electrostatic adalah kelompok kapasitor yang dibuat dengan bahan
dielektrik dari keramik, film dan mika. Keramik dan mika adalah bahan yang
popular serta murah untuk membuat kapasitor yang kapasi-tansinya kecil.
Tersedia dari besaran pF sampai beberapa uF, yang biasanya untuk aplikasi
rangkaian yang berkenaan dengan frekuensi tinggi. Termasuk kelompok bahan
dielektrik film adalah bahan-bahan material se-perti polyester (polyethylene te-
rephthalate atau dikenal dengan sebutan mylar), polysty-rene, polyprophylene,
polycarbonate, metalized paper dan lainya . Mylar, MKM, MKT adalah beberapa
contoh sebutan merek dagang untuk kapasitor dengan bahan-bahan dielektrik film.
Umumnya kapasitor ke-lompok ini adalah non-polar. Konstruksinya ditunjukkan
pada berikut.
b) Kapasitor Electrolytic
Kelompok kapasitor elec-trolytic terdiri dari kapasitor-ka-pasitor yang bahan
dielektriknya adalah lapisan metal-oksida. Umumnya kapasitor yang ter-masuk
kelompok ini adalah ka-pasitor polar dengan tanda + dan - di badannya. Mengapa
ka-pasitor ini dapat memiliki pola-ritas, adalah karena proses pem-buatannya
menggunakan elek-trolisa sehingga terbentuk kutup positif anoda dan kutup
negatif katoda. Beberapa metal seperti tantalum, aluminium, magnesium, titanium,
niobium, zirconium dan seng (zinc) per-mukaannya dapat dioksidasi sehingga
membentuk lapisan metal-oksida (oxide film). Lapisan oksidasi ini terbentuk
melalui proses elektrolisa, seperti pada proses penyepuhan emas. Elektroda metal
Bahan electrolyte pada kapasitor Tantalum ada yang cair tetapi ada juga yang
padat. Disebut electrolyte padat, tetapi sebenarnya bukan larutan electrolit yang
menjadi elektroda negatif-nya, melainkan bahan lain yaitu manganese-dioksida.
Dengan demikian kapasitor jenis ini bisa memiliki kapasitansi yang besar namun
menjadi lebih ramping dan mungil. Selain itu karena seluruhnya padat, maka waktu
kerjanya (lifetime) menjadi lebih tahan lama. Kapasitor tipe ini juga memiliki arus
c) Kapasitor Electrochemical
Satu jenis kapasitor lain ada-lah kapasitor electrochemical. Termasuk kapasitor
jenis ini ada-lah batere dan accu. Pada ken-yataanya batere dan accu adalah
kapasitor yang sangat baik, karena memiliki kapasitansi yang besar dan arus
bocor (leakage current) yang sangat kecil. Tipe kapasitor jenis ini juga masih dalam
pengembangan untuk mendapatkan kapa-sitansi yang besar namun kecil dan
ringan. Pada kapasitor yang ber-ukuran besar, nilai kapasitansi umumnya ditulis
dengan angka yang jelas. Lengkap dengan nilai tegangan maksimum dan pola-
ritasnya. Kapasitor yang ukuran fisiknya mungil dan kecil biasanya hanya
bertuliskan 2 (dua) atau 3 (tiga) angka saja. Jika hanya ada dua angka satuannya
adalah pF (pico farads). Jika ada 3 digit, angka pertama dan kedua menunjukkan
nilai nominal, se-dangkan angka ke-3 adalah fak tor pengali. Faktor pengali sesuai
dengan angka nominalnya, berturut-turut 1 = 10, 2 = 100, 3 = 1.000, 4 = 10.000
dan sete-rusnya. Pada kapasitor terdapat yang dinamakan tegangan kerja atau
tegangan maksimum yang diijinkan sehingga kapasitor ma-sih dapat bekerja
dengan baik. Sehingga tegangan yang diberi-kan pada kapasitor tidak boleh
melebihi dari yang tertera atau tercantum. Umumnya kapasitor-kapasitor polar
bekerja pada te-gangan DC dan kapasitor non-polar bekerja pada tegangan AC.
3) Dioda
Tentu jawabanya adalah tidak akan terjadi perpindahan elektron atau aliran hole
dari P ke N maupun sebaliknya. Karena baik hole dan elektron masing-masing
tertarik ke arah kutup berlawanan. Bahkan lapisan deplesi (depletion layer)
semakin besar dan menghalangi terjadinya arus.
Dengan demikian dioda hanya dapat mengalirkan arus satu arah saja. Pada
tegangan bias maju yang kecil saja dioda sudah menjadi konduktor. Hanya
diperlukan beberapa volt diatas nol saja pada diode bisa terjadi konduksi. Ini
disebabkan karena adanya dinding deplesi (deplesion layer). Untuk dioda yang
Sebaliknya untuk bias negatif dioda tidak dapat mengalirkan arus, namun memang
ada batasnya. Sampai beberapa puluh bahkan ratusan volt baru terjadi
breakdown, dimana dioda tidak lagi dapat menahan aliran elektron yang terbentuk
di lapisan deplesi. Fenomena tegangan breakdown dioda ini mengilhami
pembuatan komponen aktif lainnya yang dinamakan zener. Sebenarnya tidak ada
perbedaan sruktur dasar dari zener, melainkan mirip dengan dioda. Tetapi dengan
memberi jumlah doping yang lebih banyak pada sambungan P dan N, ternyata
tegangan breakdown dioda bisa makin cepat tercapai. Jika pada dioda biasanya
baru terjadi breakdown pada tegangan ratusan volt, pada zener bisa terjadi pada
angka puluhan dan satuan volt.
Ini adalah karakteristik zener yang unik. Jika dioda bekerja pada bias maju maka
zener biasanya berguna pada bias negatif (reverse bias). Jenis diode yang lain
Pada saat ini warna-warna cahaya LED yang banyak ada adalah warna merah,
kuning, hijau dan biru. Pada dasarnya semua warna bisa dihasilkan, namun akan
menjadi sangat mahal dan tidak efisien. Dalam memilih LED selain warna, perlu
diperhatikan tegangan kerja, arus maksimum dan disipasi daya-nya. Umumnya
LED bisa bekerja pada tegangan 1,2 sampai 1,5 volt namun saat ini ada juga yang
dinamakan LED super bright dengan cahaya yang lebih terang namun diperlukan
juga tegangan kerja dan arus yang lebihbesar juga. Bentuk LED juga bermacam-
macam, ada yang persegi empat, bulat dan lonjong.
Thyristor berakar kata dari bahasa Yunani yang berarti ‘pintu'. Dinamakan
demikian barangkali karena sifat dari komponen ini yang mirip dengan pintu yang
dapat dibuka dan ditutup untuk melewatkan arus listrik. Ada beberapa komponen
yang termasuk thyristor antara lain adalah komponen-komponen thyristor yang
dikenal dengan sebutan SCR (silicon controlled rectifier), TRIAC dan DIAC. Ciri-
ciri utama dari sebuah thyristor adalah komponen yang terbuat dari bahan
semikonduktor silicon. Walaupun bahannya sama, tetapi struktur P-N junction
yang dimilikinya lebih kompleks dibanding transistor bipolar atau MOS. Komponen
thyristor lebih digunakan sebagai saklar (switch) ketimbang sebagai penguat arus
atau tegangan seperti halnya transistor.
5) SCR
Untuk membuat thyristor menjadi ON adalah dengan memberi arus trigger lapisan
P yang dekat dengan katoda. Yaitu dengan membuat kaki gate pada thyristor
PNPN seperti pada Gambar 2.56. Karena letaknya yang dekat dengan katoda,
bisa juga pin gate ini disebut pin gate katoda (cathode gate). Beginilah SCR dibuat
Transistor seperti gambar diatas dapat disebut juga transistor bipolar atau
transistor BJT (Bipolar Junction Transistor). Transistor bipolar adalah inovasiyang
mengantikan transistor tabung (vacum tube). Selain dimensi transistor bipolar
yang relatif lebih kecil, disipasi dayanya juga lebih kecil sehingga dapat bekerja
pada suhu yang lebih dingin. Dalam beberapa aplikasi, transistor tabung masih
digunakan terutama pada aplikasi audio, untuk mendapatkan kualitas suara yang
baik, namun konsumsi dayanya sangat besar. Sebab untuk dapat melepaskan
elektron, teknik yang digunakan adalah pemanasan filamen seperti pada lampu
pijar.Transistor bipolar memiliki 2 junction yang dapat disamakan dengan
penggabungan 2 buah dioda. Emiter-Base adalah satu junction dan Base-Kolektor
junction lainnya itulah kenapa disebut (Bipolar Junction Transistor). Seperti pada
dioda, arus hanya akan mengalir hanya jika diberi bias positif, yaitu hanya jika
tegangan pada material P lebih positif daripada material N (forward bias). Pada
gambar ilustrasi transistor NPN berikut ini, junction base-emiter diberi bias positif
sedangkan base-colector mendapat bias negatif (reverse bias).
Jika misalnya tegangan base-emitor dibalik (reverse bias), maka tidak akan terjadi
aliran elektron dari emitor menuju kolektor. Jika pelan-pelan 'keran' base diberi
bias maju (forward bias), elektron mengalir menuju kolektor dan besarnya
sebanding dengan besar arus bias base yang diberikan. Dengan kata lain, arus
base mengatur banyaknya elektron yang mengalir dari emiter menuju
kolektor. Ini yang dinamakan efek penguatan transistor, karena arus base yang
kecil menghasilkan arus emiter-colector yang lebih besar. Istilah amplifier
(penguatan) sebenarnya bukanlah penguatan dalam arti sebenarnya, karena
dengan penjelasan di atas sebenarnya yang terjadi bukan penguatan, melainkan
arus yang lebih kecil mengontrol aliran arus yang lebih besar. Juga dapat
Perlu diingat, walaupun tidak ada perbedaan pada doping bahan pembuat emitor
dan kolektor, namun pada prakteknya emitor dan kolektor tidak dapat dibalik.
Dari satu bahan silikon (monolitic), emitor dibuat terlebih dahulu, kemudian base
dengan doping yang berbeda dan terakhir adalah kolektor. Terkadang dibuat juga
efek diodapada terminal-terminalnya sehingga arus hanya akan terjadi pada arah
yang dikehendaki. Untuk memudahkan pembahasan prinsip bias transistor lebih
lanjut, berikut adalah terminologi parameter transistor. Dalam hal ini arah arus
adalah dari potensial yang lebih besar ke potensial yang lebih kecil.
IC : arus kolektor
IB : arus base
IE : arus emitor
VC : tegangan kolektor
VB : tegangan base
VE : tegangan emitor
VCC : tegangan pada kolektor
VCE : tegangan jepit kolektor-emitor
VEE : tegangan pada emitor
VBE : tegangan jepit base-emitor (umumnya 0,6 – 0,7 volt untuk transistor
silikon)
ICBO : arus base-kolektor
VCB : tegangan jepit kolektor-base
Pada tabel data transistor (databook) beberapa hal perlu diperhatikan antara lain
spesifikasi αdc (alpha dc) yang tidak lain adalah :
αdc = IC/IE
Transistor Bipolar dinamakan demikian karena bekerja dengan 2 (bi) muatan yang
berbeda yaitu elektron sebagai pembawa muatan negatif dan hole sebagai
pembawa muatan positif. Ada satu jenis transistor lain yang dinamakan FET (Field
Efect Transistor). Berbeda dengan prinsip kerja transistor bipolar, transistor FET
bekerja bergantung dari satu pembawa muatan, apakah itu elektron atau hole.
Karena hanya bergantung pada satu pembawa muatan saja, transistor ini disebut
komponen unipolar. Umumnya untuk aplikasi linear, transistor bipolar lebih
disukai, namun transistor FET sering digunakan juga karena memiliki impedansi
input (input impedance) yang sangat besar. Terutama jika digunakan sebagai
switch, FET lebih baik karena resistansi dan disipasi dayanya yang kecil. Ada dua
jenis transistor FET yaitu JFET (junction FET) dan MOSFET (metal-oxide
semiconductor FET). Pada dasarnya kedua jenis transistor memiliki prinsip kerja
yang sama, namun tetap ada perbedaan yang mendasar pada struktur dan
karakteristiknya. Namun dari keduanya yg sering banyak dipakai adalah jenis
MOSFET makanya yang akan dibahas disini adalah jenis MOSFET. Mirip seperti
JFET, transistor MOSFET (Metal oxide FET) memiliki drain, source dan gate.
Namun perbedaannya gate terisolasi oleh suatu bahan oksida. Gate sendiri
terbuat dari bahan metal seperti aluminium. Oleh karena itulah transistor ini
dinamakan metal-oxide. Karena gate yang terisolasi, sering jenis transistor ini
disebut juga IGFET yaitu insulated-gate FET. Ada dua jenis MOSFET, yang
pertama jenis depletion-mode dan yang kedua jenis enhancement-mode. Jenis
MOSFET yang kedua adalah komponen utama dari gerbang logika dalam bentuk
IC (integrated circuit), uC (micro controller) dan uP (micro processor) yang tidak
lain adalah komponen utama dari komputer modern saat ini.
Gambar berikut menunjukkan struktur dari transistor jenis ini. Pada sebuah kanal
semikonduktor tipe n terdapat semikonduktor tipe p dengan menyisakan sedikit
celah. Dengan demikian diharapkan elektron akan mengalir dari source menuju
drain melalui celah sempit ini. Gate terbuat dari metal (seperti aluminium) dan
terisolasi oleh bahan oksida tipis SiO2 yang tidak lain adalah kaca.
Dari kurva ini terlihat jelas bahwa transistor MOSFET depletion-mode dapat
bekerja (ON) mulai dari tegangan VGS negatif sampai positif. Terdapat dua daerah
kerja, yang pertama adalah daerah ohmic dimana resistansi drain-source adalah
fungsi dari :
RDS(on) = VDS/IDS
b) MOSFET Enhancement-mode
Lapisan yang terbentuk ini disebut dengan istilah inversion layer. Kira-kira
terjemahannya adalah lapisan dengan tipe yang berbalikan. Di sini karena
subtratnya tipe p, maka lapisan inversion yang terbentuk adalah bermuatan negatif
atau tipe n. Tentu ada tegangan minimum dimana lapisan inversion n mulai
terbentuk. Tegangan minimun ini disebut tegangan threshold VGS(th). Tegangan
VGS(th) oleh pabrik pembuat tertera di dalam datasheet. Di sini letak perbedaan
utama prinsip kerja transitor MOSFET enhancement-mode dibandingkan dengan
JFET. Jika pada tegangan VGS = 0, transistor JFET sudah bekerja atau ON, maka
transistor MOSFET enhancement-mode masih OFF. Dikatakan bahwa JFET
adalah komponen normally ON dan MOSFET adalah komponen normally OFF.
Transistor MOSFET enhacement mode dalam beberapa literatur disebut juga
dengan nama E-MOSFET.
Gambar diatas adalah bagaimana transistor MOSFET enhancement-mode dibuat.
Sama seperti MOSFET depletion-mode, tetapi perbedaannya disini tidak ada
kanal yang menghubungkan drain dengan source. Kanal n akan terbentuk
(enhanced) dengan memberi tegangan VGS diatas tegangan threshold tertentu.
Inilah struktur transistor yang paling banyak di terapkan dalam IC digital. Mirip
seperti kurva D-MOSFET, kurva drain transistor E-MOSFET adalah seperti yang
ditunjukkan pada gambar berikut. Namun di sini V GS semua bernilai positif. Garis
kurva paling bawah adalah garis kurva dimana transistor mulai ON. Tegangan V GS
pada garis kurva ini disebut tegangan threshold V GS(th). Pada titik saturasi MOSFET
Siapkan bahan untuk perakitan komponen sesuai rangkaian yang akan dibuat.
Bahan yang disiapkan tentunya mengacu pada rangkaian yang akan dibuat.
Pastikan bahan dites dulu kefungsiannya sebelum disolder. Beberapa bahan yang
harus disiapkan antara lain:
Siapkan alat yang akan digunan dalam proses menyolder. Beberapa alat
menyolder antara lain:
1) papan pcb
2) Pemegang/penjepit PCB3.solder
3) tang jepit
4) tang potong
5) pinset
6) Lampu penerangan
1) Pertama-tama bersihkan ujung solder dari kotoran atau sisa timah yang
menempel
2) Setelah itu colokkan solder ke sumber tegangan
3) Tunggu selama kurang lebih 5 sampai 10 menit sampai solder panas
4) Sembari menunggu solder memanas, anda bisa mengamplas permukaan
PCB yang hendak disolder. Tujuannya adalah untuk menghilangkan
lapisan yang membuat timah tidak bisa menempel dengan sempurna
5) Setelah solder panas, ambil timah dan komponen yang ingin disolder ke
PCB
6) Masukkan kaki komponen ke dalam lubang PCB
Rangkaian flip-flop atau sering disebut rangkaian lampu kedip, pada dasarnya
adalah pengisian dan pelepasan muatan kondensator Q1 dan Q2 secara
bergantian untuk mengendalikan Tr1 dan Tr2, sehing-ga Tr1 dan Tr2 bergantian
on yang menyebabkan arus listrik mengalir melalui C-E Tr1 danTr2 dan lampu LED
bergantian menyala.
2) Rangkaian Amplifier
Pada gambar di atas ada beberapa pin yang memang tidak digunakan yaitu pin
1,5 dan 8 sedangkan pin 7 untuk sumber tegangan positif dan pin 4 untuk negatif.
Pada gambar di atas adalah sebuah rangkaian dioda zener yang dirangkai sebagai
regulator tegangan dimana UIN adalah tegangan masu-kan sedangkan UOUT
adalah tegangan keluaran dimana besarnya adalah selalu sama dengan rating dari
dioda zener.
4) Rangkaian Timer
Rangkaian timer pada dasarnya dapat digunakan pada berbagai aplikasi, dengan
IC timer seri 555 dapat dipakai untuk beberapa aplikasi.
Gambar 187. Contoh rangkaian timer dengan IC 555 untuk pengendali relay
(M. Saful Rokim, ST., MT., dkk, 2009)
1) Resistor
Kedua semikonduktor ini mudah rusak kalau mendapat beban lebih. Kemungkinan
kerusakan yang terjadi adalah:
• Hubung singkat: pada junction BE, BC atau CE.
• Terbuka: pada junction BE atau BC.
Beberapa penyebab kerusakan semikonduktor adalah :
• Kerusakan mekanis (penyebabnya proses pabrikasi)
• Salah pemakaian (tegangan melebihi, mencabut/memasukkan IC saat
tegangan hidup.
• Bahaya Lingkungan (Interferensi kelistrikan, kejutan tegangan oleh
mesin atau relay, Medan magnetic)
Generator adalah alat yang berfungsi untuk merubah energi kinetik menjadi energi
listrik, yang akan dipakai sebagai sumber tenaga rangkaian-rangkaian yang
memerlukan listrik. Salah satu contoh generator pada kendaraan adalah dynamo
isi (alternator)
Motor listrik adalah alat yang berfungsi untuk mengubah energi listrik menjadi
energi gerak.
Komponen-komponen generator antara lain: Stator Coil, Rotor Coil, Main Shaft,
Brush, Bearing, Drive pulley, Motor Housing. Salah satu contoh motor listrik pada
kendaraan adalah motor starter.
Elektronika adalah ilmu yang mempelajari alat listrik arus lemah yang dioperasikan
dengan cara mengontrol aliran elektron atau partikel bermuatan listrik dalam suatu
alat seperti komputer, peralatan elektronik, termokopel, semikonduktor, dan lain
sebagainya. Dalam dunia elektronika komponen ada beraneka ragam dan jenis,
namun dari kesemuanya itu dapat dibagi menjadi dua kelompok yaitu komponen
aktif dan komponen pasif. Sebagai contoh untuk komponen pasif adalah : resistor,
induktor, kapasitor sedangkan untuk komponen aktif adalah : diode, transistor,
tyristor, opamp dan IC