Anda di halaman 1dari 20

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Wanita sehat secara normal akan mengalami suatu proses degenerasi yang
dinamakan menopause. Proses ini sering menimbulkan gejala-gejala yang dirasakan
tidak menyenangkan. Oleh karena itu sangatlah penting bagi setiap wanita untuk benar-
benar memahaminya. Sekitar separuh dari semua wanita berhenti menstruasi antara usia
45 dan 50, sekitar seperempat berhenti sebelum umur 45 tahun, dan seperempat lainnya
terus menstruasi sampai melewati umur 50 tahun.
Klimakterium adalah suatu istilah yang lebih tua, lebih umum, tetapi kurang
akurat yang menunjukkan suatu masa dimana seseorang perempuan lewat dari masa
reproduksi ke transisi menopause hingga tahun-tahun pasca menopause. Terjadi pada
umur rata-rata 45-46 tahun.
Kata menopause berasal dari dua kata Yunani yang berarti “bulan” dan
“pengehentian sementara” yang secara linguistik lebih tepat disebut “menocease”. Secara
medis istilah menopause mengandung arti berhentinya masa menstruasi bukan istirahat.
Menopause adalah haid terakhir yang dialami oleh wanita yang masih dipengaruhi oleh
hormon reproduksi yang terjadi pada usia menjelang atau pada usia menjelang atau pada
usia lima puluhan.
Gejala-gejala yang sering terjadi dijumpai berhubungan dengan penurunan
folikel ovarium, dan kemudian kehilangan ekstrogen pasca menopouse antara lain yaitu
gangguan pola haid atau menstruasi, hot flusbes, atrofi genitounaria, gangguan psikiatrik,
stabilitas emosional, kognisi dan penyakit, serta penyakit jantung koroner.
Pada wanita menophause masalah yang terjadi biasanya mengalami proses
pematangan tulang terhambat (osteoblast) sehingga menyebabkan 2 hormon yang
menurun, kekeringan vagina sehingga dapat mengalami nyeri saat bersenggama
(Dyspareunia) dan menyebabkan disfungsi seksual.
Penanganan yang dapat dilakukan pada masalah wanita menophause yaitu
menghindari makanan/minuman tertentu, menerapkan teknik relaksasi, menggunakan
pelumas vagina berbahan dasar air, memakai pelumas, memanfaatkan pelembap vagina,
serta mengoleskan krim estrogen.

1
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, dapat disimpulkan rumusan masalah sebagai
berikut antara lain:
1. Apa yang dimaksud dengan menophause?
2. Apa saja etiologi klimakterium dan menophause?
3. Bagaimana patofisiologi klimakterium dan menophause?
4. Apa saja manifestasi klinis klimakterium dan menophause?
5. Apa saja pemeriksaan penunjang klimakterium dan menophause?
6. Bagaimana penatalaksanaan klimakterium dan menophausse?
7. Apa saja komplikasi klimakterium dan menophause?
8. Bagaimana perubahan pada masa klimakterium?
9. Bagaimana asuhan keperawatan pada masa klimakterium dan menophause?
1.3 Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah diatas, dapat disimpulkan tujuan penulisan sebagai
berikut antara lain:
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan menophause.
2. Untuk mengetahui apa saja etiologi klimakterium dan menophause.
3. Untuk mengetahui bagaimana patofisiologi klimakterium dan menophause.
4. Untuk mengetahui apa saja manifestasi klinis klimakterium dan menophause.
5. Untuk mengetahui apa saja pemeriksaan penunjang klimakterium dan
menophause.
6. Untuk mengetahui bagaimana penatalaksanaan klimakterium dan
menophause.
7. Untuk mengetahui apa saja komplikasi klimakterium dan menophause.
8. Untuk mengetahui bagaimana perubahan pada masa klimakterium.
9. Untuk mengetahui bagaimana asuhan keperawatan pada masa klimakterium
dan menophause.
1.4 Manfaat
Berdasarkan tujuan di atas penulis dapat menyimpulkan manfaat sebagai berikut :
1. Bagi institusi pendidikan, hasil makalah ini dapat dijadikan sebagai bahan bacaan
di bidang kesehatan sebagai bahan informasi.
2. Bagi pembaca dapat mengetahui dan memahami mengenai materi tentang asuhan
keperawatan klimakterium dan menophause

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 PENGERTIAN
Klimakterium adalah suatu istilah yang lebih tua, lebih umum, tetapi kurang
akurat yang menunjukkan suatu masa dimana seseorang perempuan lewat dari masa
reproduksi ke transisi menopause hingga tahun-tahun pasca menopause. Terjadi pada
umur rata-rata 45-46 tahun. Masa ini ditandai dengan berbagai macam keluhan
endokrinologis dan vegetatif, keluhan tersebut disebabkan oleh menurunnya fungsi
ovarium.Kata menopause berasal dari dua kata Yunani yang berarti “bulan” dan
“pengehentian sementara” yang secara linguistik lebih tepat disebut “menocease”. Secara
medis istilah menopause mengandung arti berhentinya masa menstruasi bukan istirahat.
Menopause adalah haid terakhir yang dialami oleh wanita yang masih dipengaruhi oleh
hormon reproduksi yang terjadi pada usia menjelang atau pada usia menjelang atau pada
usia lima puluhan. Seorang wanita dikatakan telah menopause bila tidak mendapat haid
lagi sejak satu tahun terakhir. Proses ketuaan pada wanita ditandai dengan siklus haid
bulanan yang mulai terganggu dan akhirnya menghilang sama sekali. Proses ini
merupakan kodrat yang harus dilalui wanita dalam hidupnya, merupakan proses normal
tetapi penerimaan wanita berbeda-beda. Haid adalah pendarahan dari uterus yang keluar
melalu vagina selama 5-7 hari dan terjadi setiap bulan.
A. Masa Klimakterium
1. Pramenepause
Pada kondisi ini terjadi penurunan tajam estrogen dan peningkatan hormon
gonadrotropin, gangguan keseimbangan hormon menimbulkan gejala klinis
psikologis seperti takut tidak menarik, emosi labil cepat marah, sering
bersedih, dan sukar tidur. Dan juga kardiovaskuler seperti sering berdebar
2. Menopause
Adalah haid terakhir atau saat mensturuasi terakhir dengan tegang waktu
sekitar 1 sampai 2 tahun
3. Senium
Keadaan kesimbangan hormonal tercapai sehingga wanita tidak
mengalami kegoncengan psikologis. Gangguan organik dapat terjadi seperti
kulit terasa kering, epitel vagina tipis dan menimbulkan disparaunea, mudah

3
infeksi sistitis atau vaginitis senilis. Selain itu oesteoporosis dapat terjadi
sehingga mudah patah

2.2 ETIOLOGI
Sejalan dengan pertambahan usia, ovarium menjadi kurang tanggap terhadap
rangsangan oleh LH dan FSH, yang dihasilkan oleh kelenjar hipofisa. Akibatnya ovarium
melepaskan lebih sedikit estrogen dan progesteron hingga pada akhirnya proses ovulasi
(pelepasan sel telur) berhenti. Menopause dini adalah menopause yang terjadi sebelum
usia 40 tahun.

Menurut Kasdu (2002) beberpa faktor yang mempengaruhi menopause yaitu :


A. Usia saat haid pertama sekali
Semakin muda seorang mengalami haid pertama sekali, semakin tua atau lama
ia memasuki masa menopause.
B. Faktor psikis
Wanita yang tidak menikah dan bekerja diduga mempengaruhi perkembangan
psikis seorang wanita. Menurut beberapa penelitian mereka akan mengalami masa
menopause lebih muda, dibandingkan mereka yang menikah dan bekerja.
C. Jumlah anak
Beberapa penelitian menemukan bahwa makin sering seorang wanita
melahirkan, maka makin tua mereka memasuki menopause. Hal ini dikarenakan
kehamilan dan persalinan akan memperlambat sistem kerja organ reprosuksi wanita
dan juga memperlambat penuaan tubuh
D. Usia melahirkan
Semakin tua seseorang melahirkan anak, semakin tua ia memulai memasuki
usia menopause. Hal ini terjadi karena kehamilan dan persalinan akan memperlambat
sistem kerja organ reproduksi. Bahkan memperlambat proses penuaan tubuh
E. Pemakaian kontrasepsi
Pemakaian kontrasepsi khususnya kontrasepsi hormonal pada wanita yang
menggunakannya akan lebih lama atau lebih tua memasuki usia menopause. Hal ini
dapat terjadi karena cara kerja kontrasepsi yang menekan fungsi indung telur sehingga
tidak memproduksi sel telur

4
F. Merokok
Diduga wanita perokok akan lebih cepat memasuki masa menopause dini
dibandingkan dengan perempuan yang tidak merokok
G. Genetik
Menopause dikarenakan adanya terapi kanker seperti radiasi dan kemoterapi
H. Infeksi seperti TB dan gondok
I. Menopause akibat pembedahan seperti pembedahan karena endometriosis, kanker
ovarium, kanker rahim, dan polip

2.3 PATOFISIOLOGI
Pada ovarium sendiri sebenarnya bakal sel telur, yaitu oosit Oosit terdiri atas oosit
primer dan sekunder. Oosit sekunder berasal dari oosit primer yang mengalami proses
pembelahan secara meiosis di bawah pengaruh FSH. Di samping oosit sekunder, dalam
proses pembelahan oosit primer secara meiosis dihasilkan juga suatu badan yang
disebut badan polar  pertama. Pada oosit sekunder di sekelilingnya terdapat folikel.
Folikel-folikel tersebut di bawah pengaruh FSH akan membelah berkali-kali sehingga
membentuk folikel yang disebut folikel degraaf atau folikel yang telah masak. Folikel
inilah yang kemudian berperan untuk memproduksi estrogen pada wanita. Hormon
estrogen berperan untuk merangsang hipofisis mensekresikan LuteinizingHormone (LH).
LH merangsang proses pelepasan sel telur dari ovarium yang dikenal dengan istilah
ovulasi. Apabila sewaktu ovulasi terjadi fertilisasi maka oosit sekunder akan mengalami
proses pembelahan lebih lanjut sehingga dihasilkan ootid yang bersifat haploid dan juga
dihasilkan badan polar yang kedua. Selanjutnya, ootid tersebut akan berdiferensiasi
menjadi ovum atau sel telur.
Pada usia 40-50 tahun siklus seksual biasanya menjadi tidak teratur dan ovulasi
sering tidk terjadi. Sesudah beberapa tahun, siklus terhenti sama sekali. Periode ketika
siklus terhenti dan hormon-hormon kelamin wanita menghilang dengan cepat sampai
hampir tidak ada disebut sebagai menopause. Penyebab menopause adalah”matinya”
(burning out) ovarium.Sepanjang kehidupan sosial seorang wanita, kira-kira 400 folikel
primordial tumbuh menjadi folikel matang dan berevolusi,dan beratus –ratus dari ribuan
ovum berdegenerasi. Pada usia sekitar 45 tahun, hanya tinggal beberapa folikel-folikel
primordial yang akan di rangsang FSH dan LH, dan produksi ekstrogen dari bovarium
berkurang sewaktu jumlah folikel primordial mencapai nol. Ketika produksi ekstrogen
turun dibawah nilai kritis, estrogen tidak lagi menghambat produksi gonadotropin FSH

5
dan LH. Sebaliknya, gonadotropin FSH dab LH (Terutama FSH) Di produksi sesudah
menopouse dalam jumlah besar dan kontinue, tetapi ketika folikel primordial yang tersisa
menjadi sedikit, produksi ekstrogen oleh ovarium turun secara nyata menjad nol
(guyton.2011)

2.4 MANIFESTASI KLINIS


Gejala-gejala yang sering terjadi dijumpai berhubungan dengan penurunan folikel
ovarium, dan kemudian kehilangan ekstrogen pasca menopouse adalah sebagai berikut :
a. Gangguan pola haid atau menstruasi
Termasuk anovulasi dan penurunan vertiltas, penurunan keluarnya darah,
frekuensi haid yang tidak teratur dan kemudian di ahiri amenore kondisi atrofi: eoitel
vagina introitus dan vagina etrofi, gangguan berkemih seperti urgensi, uretritis dan
sistisis tanpa bakteri
b. Hot flusbes
Beberapa derajat dan berkeringat dipandang sebagai ciri khas kelimaktrium
yang dialami oleh sebagian besar perempuan pasca menopouse, berupa dimulainya
kulit kepala,leher,dada,kemerahan secara mendadak disertai perasaan panas yang
hebat dan di ahiri dengan keringat banyak lamanya dari beberapa detik hingga
beberapa menit lebih sering di malam hari dan saat stress.
c. Atrofi genitounaria
Menyebabkan beberapa gejala yang mempengaruhi kualitas hidup. Uretritis
dengan di suria, inkontinensia urgensi, dan meningkatnya frekuensi berkemih
merupakan gejala lanjutan dari penipisan mukosa uretra dan kandung kemih . karena
kehabisan ekstrogen vaginakehilangan kolagen jaringan adipose dan kemampuan
untuk mempertahankan air. Ketika dinding vagina mengkerut akan mendatar dan
lenyap sehingga menyebabkan vagina kering. Vagina kering adalah ciri dari atrofi
vagina(atropic vaginitis),yaitu penipisan dan peradangan pada dinding vagina karena
penurunan kadar estrogen.
Ketika vagina terangsang,drah akan lebih banyak mengalir ke organ-organ
panggul,menciptakan lebih banyak cairan pelumas vagina.tapi perubahan hormonal
yang berhubungan dengan siklus menstruasi,penuaaan,menoupose,melahirkan,dan
menyusui dapat mempengaruhi jumlah dan konsistensi dari proses lubrikasi tersebut.
Vagina kering dapat disertai dengan gejala seperti gatal atau menyengat
disekitar lubang vagina dan bagian bawah vagina,rasa terbakar,sakit,nyeri atau

6
perdarahan ringan setelah berhubungan seksual,anyang-anyang dan infeksi saluran
kemih.
d. Gangguan psikiatrik
Menopouse memiliki efek yang merugikan pada kesehatan jiwa tidak
didukung dalam kepustakaan sikiatrik. Pada awal pasca menopouse sering dijumpai
kelelahan, gugup,nyeri kepala,insomnia, depresi,nyeri sendi dan otot, pusing berputar
dan berdebar-debar. Namun tampaknya hal tersebut tidak memiliki hubungan kausal
dengan ekstrogen.
e. Stabilitas emosional
Selama perimonopouse dapat diganggu oleh pola tidur yang buruk. Hot
flusbes sendiri berdampak buruk pada kualitas tidur. Perimonopouse bukanlah
penuyebab depresi tetapi emosi yang labil dapat membaik dengan pemberian hormon.
f. Kognisi dan penyakit
Efek yang menggantung dari ekstrogen pada kognisi khususnya pada memori
verbal akan tetapi pada perempuan efeknya tidak mengesankan. Perempuan 3 kali leih
banyak yang menderita alzainer dibanding laki-laki. Ekstrogen mampu melindungi
fungsi sistem saraf pusat melalui berbagai mekanisme ekstrogen melindungi terhadap
sitoksisitas neuron yang di indikasi oleh oksidasi menurunkan konsentrasi komponen
amiloit serum, melindung terhadap toksisitas serebro vaskuler yang dipicu oleh
peptida ameloid.
g. Penyakit jantung koroner
Satu dari lima perempuan menderita salah satu jenis penyakit jantung atau
pembuluh darah disebabkan oleh aterosklerosis pada pembuluh darah mayor faktor
resikonya pada laki –laki misalnya merokokok,darah tinggi, deabetes militus,serta
obesitas.

2.5 PEMERIKSAAN PENUNJANG


Tanda – tanda gejala menopause cukup untuk mengatakan kebanyakan wanita
melewati transisi menopause. Pemeriksaan penunjang untuk monopause dapat di lakukan
dengan cara memeriksa tingkat Follicle Stimulating Hormone(FSH) dan estrogen dengan
tes darah dikatakan menopause jika hormone FSH dan estrogen menunjukantingkat
penurunan. Pemeriksaan FSH dan hormon estrogen menopause di tunjukan saat kadar
FSH meningkat dan kadar estrogen menurun atau rendah.

7
2.6 PENATALAKSANAAN
1. Penatalaksanaan Medis
Bila gejala menopause sangat mengganggu. Terapi ini efektif untuk meredakan
gejala menopause. Terdapat dua jenis terapi pengganti hormon untuk menopause, yaitu:
1) Terapi pengganti hormon estrogen
Terapi ini diberikan pada wanita yang sudah menjalani operasi pengangkatan rahim.
2) Terapi kombinasi (estrogen dan progesteron)
Terapi ini diberikan pada wanita yang mengalami menopause secara alami.
3) Terapi pengganti hormon dapat diberikan dalam bentuk tablet, krim, atau gel. Namun,
terapi ini tidak dianjurkan bagi wanita yang menderita kanker payudara atau berisiko
tinggi mengalami kanker
2. Penanganan Menopause Secara Mandiri
Menopause tidak membutuhkan penanganan khusus. Penanganan yang dilakukan
hanya bertujuan untuk meredakan gejala, yaitu dengan:
1. Menghindari makanan/minuman tertentu
Makanan pedas dan minuman panas, berkafein, atau beralkohol dapat
membuat gejala menopause, seperti hot flashes dan jantung berdebar, menjadi lebih
parah.
2. Mengenakan pakaian tipis berbahan katun
Cara ini dapat mengurangi hot flashes yang dirasakan selama masa perimenopause.
3. Menerapkan teknik relaksasi
Teknik relaksasi yang dimaksud antara lain adalah meditasi, pengaturan napas,
yoga, serta taichi. Teknik-teknik ini dapat membantu mengurangi tingkat stres serta
mencegah depresi.
4. Menggunakan pelumas vagina berbahan dasar air
Tujuannya adalah untuk mengurangi rasa tidak nyaman akibat vagina yang
kering. Jangan menggunakan produk pelumas vagina yang mengandung gliserin,
karena berisiko menimbulkan iritasi.
Untuk mencegah penyakit yang dapat timbul akibat menopause, seorang
wanita disarankan untuk menjalani gaya hidup sehat. Caranya adalah dengan tidur
yang cukup, rutin berolahraga, serta menerapkan pola makan yang sehat.
Pola makan yang dianjurkan adalah mengonsumsi makanan dengan gizi
seimbang dan memperbanyak asupan serat, seperti buah, sayur, atau biji-bijian. Selain
itu, batasi asupan lemak, gula, dan minyak. Jika dibutuhan, konsumsi suplemen

8
kalsium dan vitamin D untuk memelihara kesehatan tulang. Selain itu, hindarilah
konsumsi alkohol, karena bisa menyebabkan sulit tidur.
Penanganan Vagina Kering
Pemberian terapi dispareunia melalui beberapa tahapan:
a. Anamnesa yang cermat
b. Pemeriksaan fisik terutama pemeriksaan panggul antara lain untuk melihat sumber
keluhan atau melihat apa yang dapat menyebabkan timbulnya rasa nyeri.
c. Menjelaskan secara rinci pada pasien apa yang terjadi termasuk menjelaskan lokasi
dan penyebab timbulnya rasa nyeri.
d. Hilangkan sumber rasa sakit (bila mungkin)
e. Berikan lubrikan yang larut air sebelum aktivitas seksual. Disarankan untuk
menggunakan cairan pelembab kulit sebagai bahan lubrikan sebanyak 2 sendok teh
pada penis dan pintu masuk vagina.
f. Pasien memasukkan sendiri penis pasangannya untuk dapat mengendalikan
penetrasi.
g. Hendaknya pasangan melakukan aktivitas untuk menggairahkan kehidupan seksual
seperti misalnya mandi bersama dan kebersamaan ini tidak selalu berakhir dengan
hubungan seksual atau menggunakan gambar-gambar /video seksual. Pada
pasangan seksual dimana pasangan wanita dipersiapkan untuk aktivitas penetrasi
seksual kedalam vagina, aktivitas seperti diatas dapat menyebabkan terjadinya
lubrikasi alamiah dan dilatasi vagina sehingga mengurangi gesekan saat melakukan
penetrasi seksual.
Penanganan Vagina Kering
a. Memakai pelumas
Pelumas berbahan dasar air biasanya efektif. Untuk beberapa jam selain untuk
melembabkan vagina, pelumas juga berfungsi untuk memudahkan untuk
pembukaan vagina, sehingga proses penetrasi berjalan lebih mudah, dan tidak
menimbulkan nyeri saat berhubungan seksual. Pelumas yang berbentuk cream
biasanya dapat bertahan satu hari penuh.
b. Memanfaatkan pelembab vagina
pelembab vagina efektif untuk memengurangi kekeringan pada vaagina selama
beberapa hari dengan satu kali pemakaian.
c. Menggunakan cincin ekstrogen vagina

9
benda lembut yang berbentuk cicin ini akan di masukan di dalam vagina. Cicin ini
akan melepaskan hormon estrogen secara bertahap ke jaringan vagina. Cicin butuh
di ganti setiap 12 minggu
d. Memakai tablet estrogen vagina
tablet ini bukan untuk diminum. Cara menggunakan tablet ini yaitu dengan
memasukan tablet ke dalam vagina, 1 kali dalam sehari selama 2 minggu pertama
setelah itu, anda dapat menggunakanya 2 minggu sekali, hingga waktu yang di
tentukan dokter.
e. Mengoleskan cream estrogen vagina
anda dapat menggunakan aplikator untuk mengoleskan cream ke dalam vagina.
Cream di gunakan setiap hari selama 1-2 minggu, kemudian kurangi frekuensinya
menjadi 1-3 kali seminggu sesuai rekomendaksi dokter.
2.7 KOMPLIKASI
1. Penyakit Jantung Koroner
Keluhan yang mempengaruhi fungsi jantung dan pembuluh darah meliputi :
Kulit terasa kering, keriput dan longgar dari ototnya oleh karena turunnya sirkulasi
menuju kulit, Badan terasa panas termasuk wajah terjadi perubahan sirkulasi pada
wajah yang dapat melebar ke tengkuk(hot flushes), mudah berdebar debat terjadi
tekanan darah tinggi yang berlanjut ke penyakit jantung koroner.(Manuaba, 1999).
Adanya hipertensi dan peningkatan kadar kolesterol menyebabkan meningkatkan
faktor resiko terhadap terjadinya aterosklorosis. Khususnya mengenai sklerosis
primer koroner dan infark miocard akan terjadi 1-2 kali lebih sering setelah kadar
estrogen mmenurun.
2. Masalah Urogenital
Ketidak mampuan mengendalikan buang air kecil(inkontinensia). Infeksi
saluran kemih.
3. Osteoporosis
Dengan turunnya estrogen maka proses osteobrast yang berfungsi
membentuk tulang baru terhambat dan fungsi osteoclastmerusak tulang
meningkat. Akibat tulang tua di serap dan dirusakosteoclast tetapi tidak dibentuk
tulang yang baru oleh osteoblast, sehingga tulang menjadi osteoporosis.
4. Dimensia
Wanita pasca menopause biasanya kemampuan berfikir dan ingatnya
menurun hal ini merupakan pengaruh menurunnya hormon estrogen. Dimana

10
hormon estrogen ini dapat mempengaruhi kerja dari degenerasi sel-sel saraf dan
sel-sel otak.
5. Sindrom Klimaterium
Tidak terjadi pada semua wanit, tetapi hanya sebagian kecil. Di Asia –
Indonesia gejala ini tidak umum, lebih menonjol kemunduran keinginanseksual
menjadi keluhan dari suaminya.

2.8 PERUBAHAN PADA MASA KLIMAKTERIUM (FISIOLOGIS)


Menurut Endang Purwoastuti, 2008 mengatakan bahwa gejala dan
tandaklimakterium disebabkan oleh adanya perubahan pada organ reproduksi,
susunanekstragenital dan adanya gejala klinis.
1) Perubahan Pada Organ Reproduksi
A. Uterus
Ukuran mengecil oleh karena menciutnya selaput lendir rahim
(atropiendometrium) hilang cairan dan perubahan bentuk jaringan ikat antar
sel.
B. Tuba Fallopi
Lipatan tubuh menjadi > pendek, menipis dan mengendosaeping adanya
rambutgetar dalam tuba (silia) kemudian menghilang.
C. Ovarium
Makin bertambah umur, maka jumlahnya makin berusia 40-50 tahun rata-
ratajumlah sel primodial berkurang sd 8.300 karena adanya ovulasi pada setiap
haiddan proses terhentinya pertumbuhan folikel primodial.
D. Serviks
Akan mengerut sampai terselubunga oleh dinding vagina atropi, kripta
servikalkanalis servikalis memendek, menyerupai ukuran serviks fundus pada
masaadolescent.
E. Vagina
Terdapat penipisan dinding vagina sehingga menyebabkan hilangnya
rugaClipatan vagina), berkurangnya pembuluh darah, elastisitas menurun
secretencer, indeks kario pianotik menurun, PH vagina meningkat
karenaterlambatnya pertumbuhan jasad renik vagina oleh karena peningkatan
cadangangula sel.

11
F. Vulva
1. Menipis karena berkurangnya dan hilangnya jaringan lemak dan
jaringanelastis.
2. Kulit menipis dan pembuluh darah berkurang : pengerutan lipatan vulva.
3. Pruritis oleh karena atropi dan secret kulit (-).
4. Rambut di mons pubis berkurang lebatnya.
5. Nyeri saat sanggama (disparema) mengerutnya intratus
2) Perubahan Pada Organ Non Reproduksi
A. Dasar Panggul
Kekuatan dan elastisitasnya menurun karena penciutan (atropi dan
melanya dayasokong prolapsus uterovaginal/turunnya alat-alat kelamin
bagian dalam)
B. Anus dan Perineum
Lemak dibawah kulit (-), atropi otot sekitarnya menyebabkan tonus
spinktermelemah dan menghilang, sering terjadi inkontensia alvi vagina.
C. Vesika Urinaria (Bladder)
Aktivitas kendali spinkter dan otot detruser (otot bladder hilang).
D. Lemak subkutan diserap, atropi parenkim. lobulus menciut, stroma
ikatenebal, putting susu mengecil, kurang erektil, pigmentasi menurun,
payudaramendatar dan mengendor.

3). Perubahan pada ekstraganital


A. Adipositas ( penimbunan lemak) diduga denan penurunan ekstrogen dan
gangguan pertukaran zat metabolismelemak.
B. Hipertensi
Peningkatan TD selama klimakterium terjadi secara bertahap kemudian
menetap dan menjadi tinggi dari TD sebelumnya
C. Hiperkolesterolemia
D. Aterosklerosis
E.Vinilisasi ( timbulnya rambut), penurunan o2 dan peningkatan pembentukan
ostion
F. Esteopenia, pengurangan kadar mineral tulang osteoporosis ( pengeroposan
tulang).

12
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN TENTANG KLIMAKTERIUM DAN MENOPAUSE

3.1 PENGKAJIAN
A. Identitas klien: Meliputi nama, umur, jenis kelamin, agama, suku bangsa, status
pernikahan, pendidikan, pekerjaan, alamat, no register, tanggal MRS, tanggal
pengkajian, diagnose medis.
B. Riwayat penyakit
1. Keluhan utama: klien mengeluhkan tidak haid
2. Riwayat penyakit sekarang: klien mengalami perubahan pada pola haid
menjadi tidak teratur dan sudah tidak haid sejak beberapa bulan terakhir, di
sertai dengan perasaan tidak enak seperti panas yang menyebar di bdan ke
wajah ( hot flushes), merasa nyeri pada vagina saat berhubungan, sehingga
sering menolak untuk melakukan hubungan dengan suami/istri.
3. Riwayat penyakit dahulu: kaji apakah klien pernah mengalami masalah pada
system reproduksi, masalah pada haid/mestruasi, pola menstruasi, ataupun
riwayat obstrektik GPAH pasien.
4. Riwayat penyakit keluarga: kaji mengenai penyakit keturunan yang di derita
oleh keluarga, terutama jika ada masalah- masalah yang terkait dengan pola
menstruasi ataupun masalah reproduksi yang terjadi pada keluarga.
C. Pengkajian Fungsional Gordon
1. Pola persepsi dan penanganan kesehatan
Kaji bagaimana klien memandang perubahan terkait fase menopause dan
klimekterium yang ia alami, kaji bagaimana klien biasanya perubahan
tersebut.
2. Pola nutrisi dan metabolic
Kaji apakah klien merasakan perubahan pada pola ataupun selera/keinginan
makan, adanya perubahan pada berat badan ( biasanya terjadi kenaikan berat
badan), dan keletihan
3. Pola eliminasi
Kaji apakah klien mengalami perubahan pada pola defakasi, konstipasi,
perubahan eliminasi urin.

13
4. Pola aktivitas dan latihan
Kaji apakah klien mengalami kelemahan dan keletihan, serta hal hal-hal yang
menggangu aktivitas. Biasanya klien dengan klimakterium dan menopause
akan lekas lelah dan kurang bersemangat.
5. Pola istirahat dan tidur
Kaji adanya perubahan pada pola istirahat dan kebiasaan tidur. Biasanya klien
dengan syndrome klimekterium atau menopause mengalami insomnia atau
kesulitan untuk tidur.
6. Pola persepsi dan kognitif
Gali mengenai persepsi dan pengetahuan klien terkait perubhan yang di
alaminya, memahami gejala terkait perubahan ataupun masalah yang di alami.
7. Pola persepsi dan konsep diri
Kaji factor strees klien dan cara mengatasi strees, masalah tentang perubahan
yang terjadi, perasaan tidak berdaya, depresi menarik diri.
8. Pola peran dan hubungan
Kaji apakah terjadi ketidakadukuatan/ kelemahan system pendukung , dan
masalah peran dan fungsi, kaji pula bagaimana peran keluarga dan orang
terdekat terkait perubahan yang dialami klien. Serta bagaimana klien di
perlkukan di keluarga ataupun komunitas dan masyarakat.
9. Pola seksualitas dan reproduksi
Kaji apakah terjadi peruganah pada pola seksualitas, biasanya terjadi
perubahan berupan penurunan libido atau ketertarikan terhadap pasangan.
10. Pola koping dan toleransi
Kaji bagaimana klien mengekspresikan perasaanya, bagaimana ia beradaptasi
dengan penyakitnya , serta bagaimana koping yang di lakukan terhadap
penyakit, serta pola kecemasan klien. Biasanya pada klien dengan
klimakterium ataupun menopause akan terjadi perubahan psikis seperti
mudah tersingggung dan mudah depresi.
11. Nilai kepercayaan
Kaji bagaimana klien melakukan kegiatan ibadah dengan adanya perubahan,
kaji pula bagaimana pengaruh keyakinan dan kepercayaan terhadap koping
klien terhadap keadaanya.

14
D. Pemeriksaan fisik
1) Keadaan umum: biasanya pasien mengalami perubahan mood, kaji tanda tanda
vital( TTV) klien.
2) Kulit: liat adanya kemerahan pada kulit, lesi, ataupun terjadi pengeriputan
pada kulit.
3) Kepala dan rambut: kaji kesimetrisan, kulit kepala, kebersihan kulit kepala
dan rambut, serta kaji apakah rambut mulai beruban.
4) Mata: kaji bagaimnaa sensoris mata seperti reflex pupil, perubahan atau
gangguan anatomis fungsiologis mata, serta konjung tiva.
5) Telinga: kaji bentuk dan fungsional telinga, apakah terjadi penurunan
pendengaran.
6) Hidung: kaji bentuk sensivitas/ fisiologi penciuman, dan kelainana dan
amsalah lain yang mungkin terjadi, seperti ada massa ataupun cairan.
7) Mulut: kaji kelembaban dan mukosa bibir serta lidah, dan kebersihan mulut.
8) Leher: kaji apabila terjadi pembengkakan ( seperti kelenjar tiroid) dan masalah
pada penggerakan leher.
9) Dada: kaji dan pengsimetrisan penggerakan dada, serta ada/tidaknya nyeri
tekan.
10) Abdomen: apakah ada pembesaran organ seperti ulu hati atau limfa serta
adanya nyeri tekan.
11) Tungkai/ekstermitas: kaji kesimetrisan dan kemampuan melakukan aktivitas
dengan baik.

3.2 DIAGNOSA KEPERAWATAN


1. Disfungsi seksual b.d perubahan struktur/ fungsi seksual
2. Gangguan pola tidur b.d ketidaknyamanan akibat gejala penyakit
3. Kecemasan b.d strees psikologis dan kurang pengetahuan mengenai perubahan yang di
alami
3.3 INTERVENSI DAN IMPLEMENTASI
1. Disfungsi seksual b.d perubahan struktur / fungsi seksual
1) Konseling Seksual
A. IMPLEMENTASI
definisi

15
Memberikan bimbingan seksual pada pasangan sehinggga mampu
menjalankan fungsinya secara optimal
1. observasi
a. identifikasi tingkat pengetahuan masalah sistem reproduksi,masalah
seksualitas dan penyakit menular seksual
b. identifikasi waktu disfungsi seksual dan kemungkinan penyebab
c. monitor stress,kecemasan,depresi dan penyebab disfungsi seksual
menjalankan fungsinya secara optimal
2. terapeutik
a. fasilitasi komunikasi antara pasien dan pasangan
b. berikan kesempatan kepada pasangan untuk menceritakan
permasalahan seksual
c. berikan pujian terhadap perilaku yang benar
d. berikan saran yang sesuai kebutuhan pasangan dengan menggunakan
bahasa yang mudah diterima,dipahami,dan tidak menghakimi
3. edukasi
a. jelaskan efek pengobatan,kesehatan dan penyakit terhadap disfungsi
seksual
b. informasikan pentingnya modifikasi pada aktivitas seksual
4. kolaborasi
a. kolaborasi dengan spesialis seksologi,jika perlu
2. Gangguan pola tidur b.d ketidaknyamanan akibat gejala penyakit
1) Dukungan tidur
2) Terapi Relaksasi
A. IMPLEMENTASI
Definisi
Memfasilitasi siklus tidur dan terjaga yang teratur.
1. Observasi
a. Identifikasi pola aktivitas dan tidur
b. Identifikasi faktor pengganggu tidur(fisik dan /psikologis)
2. Terapeutik
a. Fasilitasi menghilangkan stress sebelum tidur
b. Tetapkan jadwal tidur rutin
3. Edukasi

16
a. Jelaskan pentingnya tidur cukup selama sakit
b. Anjurkan menempati kebiasaan waktu tidur

3. Ansietas b.d strees psikologis dan kurang pengetahuan mengenai perubahan yang di alami.
1. Terapi Relaksasi
A. Implementasi
Definisi
Memfasilitasi menggunakan teknik perenggangan untuk mengalami tanda dan gejala
ketidaknyamananan seperti nyeri,ketegangan otot,atau kecemasan
1. Observasi
a. Identifikasi penurunan tingkat energi,ketidakmampuan berkonsentrasi,atau
gejala lain yang mengganggu kemammpuan kognitif
b. Memonitor respon terhadap terapi relaksasi
2. Terapeutik
a. Ciptakan lingkungan tenang dan tanpa gangguan dengan pencahayaan dan
suhu ruang nyaman,jika memungkinkan
b. Gunakan nada suara lembut dengan nada lambat dan berirama
3. Edukasi
a. Anjurkan mengambil posisi nyaman
b. Anjurkan sering mengulangi teknik yang diulangi
c. Anjurkan sering mengulangi teknik yang dipilih

2. Dukungan Emosi
Definisi
Memfasilitasi penerimaan kondisi emosional selama masa stress
1. Observasi
a. Identifikasi fungsi marah,frustasi,dan amuk bagi pasien
b.Identifikasi hal yang telah memicu emosi
2. Terapeutik
a.Fasilitasi mengungkapkan perasaan cemas,marah,atau sedih
b.Buat pernyataan sportif atau empati selama fase berduka
c.Lakukan sentuhan untuk memberikan dukungan (misal:merangkul,menepuk-
nepuk)

17
3. Edukasi
a. Jelaskan konsekuensi tidak menghadapi rasa bersalah dan malu
b. Anjurkan mengungkapkan perasaan yang dialami(misalnya:ansietas,marah,sedih)
3. Kolaborasi
a. rujuk untuk konseling,jika perlu

18
BAB IV
PENUTUP
4.1 KESIMPULAN
Klimakterium merupakan masa peralihan antara masa reproduksi dan masa senium.
Masa klimakterium sebelum menopause disebut pramenopouse dan seudah menepouse
disebut pascamenopause. Sulit menentukan awal masa klimakterium, tetapi berdasarkan
keadaan endokrin (kadar hormon gonadotropin meningkat) dan gejala-gejala klinis jika
ada, maka dapat dikatakan bahwa klimakterium mulai kira-kira 6-7 tahun sesudah
menopause. Pada saat ini kadar hormon estrogen telah rendah yang sesuai dengan
keadaan senium.
Menopause adalah haid terakhir yang dialami oleh wanita yang masih dipengaruhi
oleh hormon reproduksi yang terjadi pada usia menjelang atau pada usia menjelang atau
pada usia lima puluhan. Haid adalah pendarahan dari uterus yang keluar melalu vagina
selama 5-7 hari dan terjadi setiap bulan. Gejala-gejala yang sering terjadi dijumpai
berhubungan dengan penurunan folikel ovarium, dan kemudian kehilangan ekstrogen
pasca menopouse adalah sebagai berikut :gangguan pola haid atau menstruasi,hot
flusbes, atrofi genitounaria, dan gangguan psikiatrik

4.2 SARAN
1) Bagi Institusi Pendidikan
Sebaiknya pihak yang bersangkutan memberikan pengarahan yang lebih mengenai
asuhan keperawatan klimakterium dan menophause.
2) Bagi Mahasiswa
Mengenai makalah yang kami buat, bila ada kesalahan maupun ketidak
lengkapan materi mengenai asuhan keperawatan klimakterium dan menophause.
Kami mohon maaf, kamipun sadar bahwa makalah yang kami buat tidaklah
sempurna.Oleh karena itu kami mengharap kritikdan saran yang membangun.

19
DAFTAR PUSTAKA

Kasdu. 2004. Kiat sehat dan bahagia di suia menopause Puspaswara. Jakarta : Gramedia
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. 2016. Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia. Jakarta: DPP
PPNI
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. 2016. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia. Jakarta: DPP
PPNI
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. 2016. Standar Luaran Keperawatan Indonesia. Jakarta: DPP
PPNI.

20

Anda mungkin juga menyukai