Anda di halaman 1dari 5

LISTRIK DINAMIS

Listrik dinamis adalah aliran partikel bermuatan dalam bentuk arus listrik yang dapat
menghasilkan energi listrik. Listrik dapat mengalir dari titik berpotensial lebih tinggi ke
titik berpotensial lebih rendah apabila kedua titik tersebut terhubung dalam suatu
rangkaian tertutup.
Pada analisis rangkaian listrik dinamis hal yang perlu diperhatikan adalah komponen-
komponen rangkaian seperti sumber listrik dan tahanan, susunan rangkaian, dan
hukum-hukum yang berlaku pada rangkaian tersebut.

Rumus Kuat Arus Listrik (I)


Arus listrik terjadi apabila ada perpindahan elektron. Kedua benda bermuatan,
apabila dihubungkan dengan penghantar akan menghasilkan arus listrik. Kuat arus
listrik disimbolkan dengan huruf I, mempunyai satuan Ampere (A), rumusnya
adalah :

I=Q/t

Keterangan:

I = kuat arus listrik (A)


Q = jumlah muatan listrik (Coulomb)
t = selang waktu (s)

Rumus Beda Potensial (V)


Berdasarkan uraian tersebut diatas, arus listrik memiliki definisi bahwa banyaknya
elektron yang berpindah dalam waktu tertentu. Perbedaan potensial akan
mengakibatkan perpindahan elektron, banyaknya energi listrik yang diperlukan untuk
mengalirkan setiap muatan listrik dari ujung penghantar disebut dengan tegangan
listrik atau beda potensial.

Sumber tegangan atau beda potensial memiliki simbol V, dengan satuan Volt.
Secara matematik mempunyai rumus :

V=W/Q

Keterangan:

V = beda potensia atau sumber tegangan listrik (Volt)


W = energi (Joule)
Q = muatan (Coulomb)
Hambatan Listrik
Hambatan atau resistor (R) adalah komponen yang berfungsi untuk mengatur besarnya
arus listrik yang mengalir melalui rangkaian. Besaran resistor disebut dengan resistansi
yang memiliki satuan Ohm (Ω). Ohm diambil dari nama fisikawan Jerman yaitu Georg
Simon Ohm yang menemukan hubungan langsung antara beda potensial dengan arus
listrik yang dihasilkan. Alat ukur yang digunakan untuk mengukur resistansi adalah
ohmmeter.

Setiap bahan memiliki nilai resistansi yang berbeda-beda. Berdasar sifat resistivitas
bahan, suatu bahan dibagi menjadi tiga, yaitu konduktor, isolator, semikonduktor.
Konduktor memiliki hambatan yang kecil, sehingga dapat menghantarkan listrik dengan
baik. Contohnya material-material logam seperti besi, tembaga, alumunium, dan perak.

Isolator memiliki hambatan yang besar, sehingga tidak dapat menghantarkan listrik.
Contohnya kayu dan plastik. Sedangkan semikonduktor adalah material yang dapat
bersifat sebagai konduktor, juga isolator. Contohnya karbon, silikon, dan germanium.
Pengaturan sifat semikonduktor dilakukan dengan penambahan material lain dan
pemberian tegangan listrik.

Dari sifat-sifat bahan tersebut, yang sering digunakan sebagai hambatan penghantar
adalah konduktor. Nilai hambatan bahan konduktor sebanding dengan panjang kawat
(l), dan berbanding terbalik dengan luas penampang kawat (A). Secara matematis,
dapat dirumuskan sebagai berikut:

dimana   adalah hambatan jenis, L adalah panjang penghantar, dan A adalah


penampang penghantar.

Hukum Ohm
Hukum Ohm adalah hukum yang menyatakan bahwa perbedaan tegangan pada
penghantar akan sebanding dengan arus yang melewatinya. Konstata yang
menghubungkan proporsionalitas tegangan-arus disebut dengan tahanan. Secara
matematis, hukum Ohm dinyatakan sebagai berikut:

P = W/t ATAU P = v.I

dimana V adalah beda potensial (Volt), I adalah arus listrik (Ampere), dan R adalah
besar tahanan (Ohm) P adalah daya (Watt) W adalah usaha (J). Untuk mempermudah
mengingat rumus ini, hubungan ketiga variabel tersebut dapat digambarkan dengan
sebuah segitiga.
Hukum Sirkuit Kirchoff
Hukum Sirkuit Kirchoff adalah hukum yang menyatakan fenomena arus dan tegangan
dalam rangkaian listrik. Hukum Sirkuit Kirchoff 1 berkaitan dengan aliran arus ke titik
rangkaian, dan Hukum Sirkuit Kirchoff 2 berkaitan dengan perbedaan tegangan.
Hukum Sirkuit Kirchoff 1

Bunyi dari Hukum Sirkuit Kirchoff 1 adalah “Pada setiap titik percabangan dalam sirkuit
listrik, jumlah dari arus yang masuk kedalam titik itu sama dengan jumlah arus yang
keluar dari titik tersebut. atau Jumlah total arus pada sebuah titik adalah nol”.
Secara matematis hukum Kirchoff 1 dinyatakan dengan persamaan berikut:

atau

Nilai arus yang keluar diberikan tanda negatif, sedangkan nilai arus masuk diberikan
tanda positif.

Gambar di samping menunjukkan aplikasi Kirchoff 1 pada analisis rangkaian listrik,


dimana jumlah arus masuk i2 dan i3 akan sama dengan jumlah arus keluar i1 dan i4.

Hukum Sirkuit Kirchoff 2

Bunyi dari Hukum Sirkuit Kirchoff 2 adalah “Jumlah terarah (melihat orientasi tanda
positif dan negatif) dari beda potensial listrik (tegangan) di sekitar sirkuit tertutup sama
dengan nol, atau secara lebih sederhana, jumlah dari gaya gerak listrik dalam lingkaran
tertutup ekivalen dengan jumlah turunnya potensial pada lingkaran itu.” Secara
matematis Hukum Kirchoff 2 dinyatakan dengan persamaan berikut:
 atau  ATAU Ʃε – ƩI.R = 0

Analisis Rangkaian Listrik Dinamis


Pada analisis rangkaian listrik dinamis, terdapat beberapa terminologi penting yang
harus diperhatikan.

 Loop
Loop adalah siklus tertutup yang memiliki titik awal dan titik akhir di komponen yang
sama.  Pada satu loop hanya ada satu arus listrik yang mengalir, dan nilai beda
potensial yang ada di komponen-komponen listrik loop tersebut bisa berbeda.
 Junction
Junction atau node adalah titik temu antara dua atau lebih komponen listrik. Node
menjadi tempat bertemunya arus-arus listrik yang berbeda besaran dan pada setiap
node akan berlaku Hukum Kirchoff 1.

Analisis rangkaian listrik dimulai mengidentifikasi loop dan junction yang ada pada
rangkaian tersebut. Untuk menganalisis loop dapat digunakan Hukum Kirchoff 2, dan
untuk menganalisis junction atau node digunakan Hukum Kirchoff 1.

Arah loop dapat ditentukan secara bebas, namun umumnya arah loop searah dengan
arah arus dari sumber tegangan paling dominan di rangkaian. Arus bertanda positif jika
searah dengan loop dan bertanda negatif jika berlawanan dengan arah loop. Pada
komponen dengan GGL, GGL bertanda positif jika kutub positifnya lebih dulu dijumpai
loop dan sebaliknya GGL negatif jika kutub negatifnya lebih dulu dijumpai loop.

Contoh analisis rangkaian listrik dapat dilakukan dengan gambar dibawah.

Sumber gambar: i.stack.imgur.com/a3XNu.gif

Catatan : I3 adalah arus dari titik A ke B

 Loop 1
 Terdapat sumber tegangan 10V (V1) yang memiliki GGL negatif karena
kutub negatif terlebih dahulu ditemui
 Terdapat Arus I1 yang searah dengan Loop, dan arus I3 yang searah
dengan Loop
 Terdapat komponen R1 yang dialiri arus I1
 Terdapat komponen R2 yang dialiri arus I3
 Persamaan Kirchoff 2 di Loop 1: 
 Loop 2
 Terdapat sumber tegangan 5V (V2) yang memiliki GGL positif karena
kutub positif terlebih dahulu ditemui
 Terdapat Arus I2 yang searah dengan Loop, dan arus I3 yang berlawanan
dengan loop
 Terdapat komponen R2 yang dialiri arus I3
 Terdapat komponen R3 yang dialiri arus I2
 Persamaan Kirchoff 2 di Loop 2: 
 Node A
 Terdapat arus masuk I1
 Terdapat keluar I2 dan I3
 Persamaan Kirchoff 1 di Node
A: 

Anda mungkin juga menyukai