Biotekno
Biotekno
i. Tujuan
Mengenalkan ruangan laboratorium kultur jaringan kepada mahasiswa serta
kegunaannya.
Puspita, A. (2017). Potensi Biosida Ekstrak Akar dan Batang Pisang Kepok Untuk
Pertumbuhan Biji Kacang Hijau Secara In Vitro. Skripsi Pendidikan Biologi UMS pp.
1-13.
ACARA II (PENGENALAN ALAT DAN STERILISASI)
2. Daftar Pustaka
Barahima Abbas, 2011. Prinsip Dasar Teknik Kultur Jaringan. Alfabeta. Bandung,
Edhi Sandra .2013. Cara Mudah Memahami dan Menguasai Kultur Jaringan. IPB Press.
Permatasi, dkk., 2013. Uji Pembuatan Marning Jagung dengan Menggunakan Autoclave
. Jurnal Keteknikan Pertanian Tropis dan Biosistem. Vol. I. No.1
ACARA III (PEMBUATAN MS DAN ALAMI)
1. Tinjauan Pustaka
Media merupakan tempat jaringan untuk tumbuh dan mengambil nutrisi yang
mendukung kehidupan jaringan. Media tumbuh menyediakan berbagai bahan yang
diperlukan jaringan untuk hidup dan memperbanyak dirinya. Ada dua penggolongan
media tumbuh: media padat dan media cair. Media padat pada umumnya berupa padatan
gel, seperti agar. Media cair adalah nutrisi yang dilarutkan di air (Mahmoud, 2013).
Bahan-bahan yang diperlukan dan biasa digunakan dalam metode kultur jaringan
adalah media MS (Murashige and Skoog), yang terdiri dari makronutrien, mikronutrien,
vitamin, iron, zat pengatur tumbuh (ZPT), myoinositol, sukrosa dan agar. Bahan-bahan
seperti makronutrien, mikronutrien, vitamin, zpt, dan iron biasanya dibuat dalam bentuk
larutan stok (media yang lebih pekat), sehingga pada saat akan membuat media, cukup
mengambil larutan stok yang sudah dibuat. Pembuatan stok bertujuan untuk
mempermudah dibandingkan setiap kali membuat media harus menimbang (Edhi Sandra,
2013).
Media MS (Murashige & Skoog) merupakan salah satu formula yang digunakan
untuk hampir semua macam tanaman pada teknik kultur jaringan. Media MS
mengandung garam-garam mineral dalam jumlah yang tinggi dan senyawa N dalam
bentuk NO3- dan NH4+. Pada media juga ditambahkan zat pengatur tumbuh yang
diperlukan bagi pertumbuhan dan diferensiasi eksplan. Ada 2 jenis hormon tanaman yang
sekarang banyak dipakai dalam propagasi secara in vitro, yaitu auksin dan sitokinin
(Herawan, 2015).
Media tanam yang termasuk dalam kategori bahan organik
u m u m n y a berasal dari komponen organisme hidup antara lain1 daun, batang, bunga,
akar,dan kulit tanaman. penggunaan media bahan organik sudah menyediakan
cara bagi tanaman. Selain itu bahan organic mempunyai pori-pori makro dan mikroyang
hampir seimbang sehingga sirkulasi udara yang dihasilkan cukup banyak dan daya
serap air yang tinggi. untuk meningkatkan budidaya tersebut diperlukan pemeliharaan yang
benar, salah satunya dengan menggunakan media organic yangdapat memenuhi unsur hara
yang dibutuhkan tanaman. Media organi% yang seringdipakai antara lain, arang kayu, arang
sekam, moss, dan cocopeat (Rossa, 2011).
2. Daftar Pustaka
Mahmound, O., & Kosar, M. (2013). Regeneration and Histological of plants Derived
From Leaf Explants In Vitro Culture of Strawberry. Agricultural Biotechnology Research
Institute of Iran.
Edhi Sandra .2013. Cara Mudah Memahami dan Menguasai Kultur Jaringan. IPB Press.
Herawan, T., Na'iem, M., Indrioko, S., & Indrianto, A. (2015). Kultur Jaringan Cendana
(Santalum album L.) Menggunakan Eksplan Mata Tunas. Jurnal Pemuliaan Tanaman
Hutan, 9(3), 177-188.
ACARA VI (ORGANOGENESIS)
1. Tinjauan Pustaka
2. Daftar Pustaka
Koeswianti, T. 2013. Biologi Kultur Jaringan, Bahan Ajar Kuliah Bioteknologi Fakultas
Pertanian Universitas Hasanuddin.
Nova Kristina dan Sitti Fatimah. 2012. Induksi Perakaran dan Aklimatisasi Tanaman
Tabat Barito Setelah Konservasi In Vitro Jangka Panjang. Bl. Littro. Vol. 23 No. 1, 11 –
20
Yosepa, T., C. Siregar, E. Gusmayanti. 2012. Pengaruh penggunaan jenis media terhadap
aklimatisasi anggrek Dendrobium sp. (hibrida). J. Sains Mahasiswa Pertanian. 2(2): 1-2.