BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
dan bertanggung jawab kepada pasien yang berkaitan dengan Sediaan Farmasi
dengan maksud mencapai hasil yang pasti untuk meningkatkan mutu kehidupan
pendistribusian obat, pelayanan obat atas resep dokter, pelayanan informasi obat serta
pengembangan obat, bahan obat dan obat tradisional harus dilakukan oleh tenaga
(1,2,3)
peraturan perundang-undangan.
pelayanan informasi obat, serta pengembangan obat, bahan obat dan obat tradisional.
(1,2,4)
praktik kefarmasian oleh Apoteker memiliki landasan hukum yang diatur dalam
perkusor farmasi
(4)
Tugas dan fungsi apotek diantaranya yaitu :
kefarmasian.
atas resep dokter, pelayanan informasi obat serta pengembangan obat, bahan
(5)
Persyaratan apotek diantaranya adalah sebagai berikut :
a. Untuk mendapatkan izin Apotek, Apoteker atau Apoteker yang bekerja sama
dengan pemilik sarana yang telah memenuhi persyaratan harus siap dengan
b. Sarana Apotek dapat didirikan pada lokasi yang sama dengan kegiatan
sediaan farmasi.
a. Lokasi
Lokasi untuk apotek baru atau perpindahan apotek serta jumlah dan jarak
minimum antara apotek di suatu wilayah tertentu ditetapkan oleh Menteri, akan tetapi
lokasi apotek tidak lagi ditentukan harus memiliki jarak minimum dari apotek lain
dan sarana apotek dapat didirikan pada lokasi yang sama dengan kegiatan pelayanan
9
(4,5,6)
komoditi lainnya di luar sediaan farmasi.
jumlah dokter yang ada, mudah dijangkau oleh masyarakat dan letaknya strategis,
kemampuan daya beli masyarakat di lokasi tersebut serta lingkungan yang higienis
dan keamanannya. Di depan bangunan terdapat papan petunjuk yang dengan jelas
tertulis kata “APOTEK” beserta Apoteker Pengelola Apotek (APA) dan Nomor SIA.
b. Bangunan
memadai sehingga dapat menjamin kelancaran pelaksanaan tugas dan fungsi apotek.
(4,6)
Persyaratan teknis bangunan apotek setidaknya terdiri dari:
1. Dinding harus kuat dan tahan air, permukaan dalam harus rata, tidak mudah
2. Langit-langit harus terbuat dari bahan yang tidak mudah rusak dan
3. Atap tidak boleh bocor, terbuat dari genteng atau bahan lain yang
memadai.
4. Lantai tidak boleh lembab, terbuat dari ubin, semen atau bahan lain yang
memadai.
3. Ruang administrasi.
Bangunan apotek juga harus dilengkapi dengan sarana dan prasarana di bawah
ini:
4. Alat pemadam kebakaran minimal dua buah dan masih berfungsi dengan
baik.
5. Ventilasi dan sistem sanitasi yang baik serta memenuhi persyaratan hygiene
lainnya.
Pengelola Apotek (APA), Nomor Surat Izin Apotek (SIA), alamat apotek
c. Perlengkapan Apotek
(4)
Perlengkapan apotek yang harus tersedia di apotek diantaranya yaitu :
11
5. Alat administrasi seperti blanko pesanan obat, faktur, kuitansi, kartu stok, blanko
farmakologi dan terapi, ISO, MIMS, DPHO dan peraturan perundang- undangan
d. Personalia Apotek
(7)
diantaranya yaitu :
a. Apoteker
Apoteker yang telah diberi izin oleh Menteri Kesehtan untuk mengelola apotek di
12
tempat tertentu. Dalam melaksanakan tugasnya, seorang APA dapat dibantu oleh
Apoteker Pendamping atau Apoteker Pengganti. Tugas dan fungsi seorang APA
b. Menyusun rencana kerja, menentukan target yang akan dicapai, personalia, dan
ditetapkan.
2. Apoteker Pendamping
3. Apoteker Pengganti
tidak berada di tempat dalam jangka lebih dari 3 bulan secara terus menerus. Selain
itu, Apoteker Pengganti haruslah telah memiliki Surat Izin Praktik Apoteker dan
Tenaga Teknis Kefarmasian (TTK) meliputi sarjana farmasi, ahli madya farmasi,
dan analis farmasi. Tugas dan fungsi seorang Tenaga Teknis Kefarmasian
b) Memberikan harga pada setiap resep yang masuk dan memeriksa kelengkapan
resep.
A. Kasir
dengan kuitansi, nota penjualan yang dilengkapi dengan kuitansi, nota, tanda setoran,
4. Melakukan pembayaran gaji pegawai baik uang servis, lembur, gaji dan honorer
personalia, dan lain-lain. Tugas dan fungsi pegawai tata usaha, yaitu :
mingguan.
memiliki surat izin sesuai tempat tenaga kefarmasian bekerja. Surat izin sebagaimana
(8)
dimaksud diantaranya dapat berupa :
kefarmasian;
15
Indonesia wajib memiliki surat tanda registrasi. Surat tanda registrasi Apoteker
berupa STRA dan Tenaga Teknis Kefarmasian berupa STRTTK. STRA tersebut
(2)
berikut :
4. Surat keterangan sehat fisik dan mental dari dokter yang mempunyai surat
izin praktek;
profesi.
pemberian STRA kepada Komite Farmasi Nasional (KFN) dan STRTTK kepada
Kepala Dinas Kesehatan Provinsi. STRA dan STRTTK berlaku selama 5 (lima)
16
tahun dan dapat diregistrasi ulang selama memenuhi persyaratan. Dalam memperoleh
SIPA atau SIKA, maka Apoteker haruslah mengajukan permohonan kepada Kepala
(9)
mengajukan permohonan SIPA atau SIKA maka Apoteker harus melampirkan :
dua lembar.
(4)
2.5 Tata Cara Perizinan Apotek
dapat meminta bantuan teknis kepada Kepala Balai POM untuk melakukan
lambatnya 6 (enam) hari kerja setelah permintaan bantuan teknis dari kepala
4. Dalam hal pemeriksaan sebagaimana dimaksud di dalam butir (2) dan (3), jika
5. Dalam jangka waktu 12 (dua belas) hari kerja setelah diterima laporan
pemeriksaan sebagaimana dimaksud butir (3) atau pernyataan butir (4) Kepala
6. Dalam hal hasil pemeriksaan tim Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota atau Kepala
Balai POM sebagaimana dimaksud pada butir (3) jika masih belum memenuhi
APT-6.
lambatnya dalam jangka waktu 1 (satu) bulan sejak tanggal surat penundaan.
Apoteker dan pemilik sarana. Pemilik sarana dimaksud dalam butir (8)
persyaratan dimaksud pasal 5 dan atau pasal 6, atau lokasi Apotek tidak
(4)
2.6 Pencabutan Surat Izin Apotek
Apotek apabila :
terjamin dan Apoteker mengganti obat generik yang ditulis di dalam resep
secara terus-menerus.
19
surat izin apotek berkoordinasi dengan Kepala Balai POM setempat. Pelaksanaan
Pembekuan izin apotek sebagaimana dimaksud dalam poin (2) di atas, dapat
Formulir Model APT-14. Pencairan izin Apotek tersebut dilakukan setelah menerima
20
setempat. Apabila Surat Izin Apotek dicabut, Apoteker Pengelola Apotek atau
Psikotropika, obat keras tertentu dan obat lainnya serta seluruh resep yang
tersedia di Apotek.
penghentian kegiatan disertai laporan inventarisasi yang dimaksud dalam poin (1)
di atas.
(4)
2.7 Pengalihan Tanggung Jawab
Pengganti, wajib dilakukan serah terima resep, narkotika. Obat dan perbekalan
psikotropika. Pada serah terima tersebut wajib dibuat berita acara serah terima
21
sesuai dengan bentuk yang telah ditentukan dalam rangkap empat yang
2. Apabila Apoteker Pengelola Apotek meninggal dunia, dalam jangka waktu dua
kali dua puluh empat jam, ahli waris APA wajib melaporkan kejadian tersebut
pelaporan oleh ahli waris wajib disertai disertai penyerahan resep, narkotika,
psikotropika;
4. Pada penyerahan pada poin (2) dan (3) kemudian dibuat Berita Acara
Serah Terima sesuai poin (1) dengan Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota
berhalangan melakukan tugasnya pada jam buka Apotek. Namun apabila Apoteker
karena hal-hal tertentu, maka Apoteker Pengelola Apotek harus menunjuk Apoteker
setempat dengan menggunakan contoh Formulir Model APT-9 dan juga Apoteker
Pengelola Apotek.
22
(3)
2.8 Standar Pelayanan Kefarmasian di Apotek
Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan dan Bahan Medis Habis Pakai serta Pelayanan
Farmasi Klinik.
Habis Pakai
Pengelolaan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan dan Bahan Medis Habis Pakai
1. Perencanaan
Bahan Medis Habis Pakai perlu diperhatikan pola penyakit, pola konsumsi, budaya
2. Pengadaan
3. Penerimaan
spesifikasi, jumlah, mutu, waktu penyerahan dan harga yang tertera dalam surat
23
4. Penyimpanan
Obat atau bahan Obat harus disimpan dalam wadah asli dari pabrik. Dalam
hal pengecualian atau darurat, yaitu apabila isi dipindahkan pada wadah lain, maka
harus dicegah terjadinya kontaminasi dan harus ditulis informasi yang jelas pada
wadah baru. Wadah sekurang-kurangnya memuat nama Obat, nomor batch dan
tanggal kadaluwarsa. Semua Obat atau bahan Obat harus disimpan pada kondisi yang
dengan memperhatikan bentuk sediaan dan kelas terapi Obat serta disusun secara
alfabetis. Pengeluaran Obat memakai sistem FEFO (First Expire First Out) dan
5. Pemusnahan
Obat kadaluwarsa atau rusak harus dimusnahkan sesuai dengan jenis dan bentuk
atau psikotropika dilakukan oleh Apoteker dan disaksikan oleh Dinas Kesehatan
Apoteker dan disaksikan oleh tenaga kefarmasian lain yang memiliki surat izin
praktik atau surat izin kerja. Pemusnahan dibuktikan dengan berita acara
cara dibakar atau cara pemusnahan lain yang dibuktikan dengan Berita Acara
6. Pengendalian
baik dengan cara manual atau elektronik. Kartu stok sekurang-kurangnya memuat
nama Obat, tanggal kadaluwarsa, jumlah pemasukan, jumlah pengeluaran dan sisa
perekalan (supply) sediaan farmasi dan alat kesehatan agar mempunyai persediaan
dalam jenis dan jumlah yang cukup sekaligus menghindari kekosongan dan
tingkat persediaan pada suatu tingkat tertentu dengan mengendalikan arus barang
yang masuk melalui pengaturan sistem pesanan atau pengadaan, penyimpanan dan
pengeluaran untuk memastikan persediaan efektif dan efisien atau tidak terjadi
a. Konsumsi rata-rata
Lead Time merupakan waktu tenggang yang dibutuhkan mulai dari pemesanan
sampai dengan barang diterima dari supplier yang telah ditentukan. Lead time dapat
berbeda-beda untuk setiap supplier. Faktor- faktor yang dapat berpengaruh pada lead
time adalah jarak antara supplier dengan apotek, jumlah pesanan dan kondisi
supplier.
pesanan atau untuk menghadapi suatu keadaan tertentu yang diakibatkan karena
meningkat secara tiba-tiba seperti karena adanya wabah penyakit. Safety Stock dapat
SS = CA x LT
Keterangan :
SS = Safety Stock
26
LT = Lead Time
CA = Konsumsi rata-rata
d. Persediaan minimum
tersedia. Bila penjualan telah mencapai nilai persediaan minimum, maka pemesanan
harus langsung dilakukan agar kontinuitas usaha dapat berlanjut. Jika barang yang
tersedia jumlahnya sudah kurang dari jumlah persediaan minimum maka dapat
e. Persediaan maksimum
tersedia. Jika jumlah persediaan telah mencapai jumlah maksimum maka tidak perlu
lagi melakukan pemesanan untuk menghindari terjadinya stok mati yang dapat
Keterangan:
PP = Periode Pengadaan
CA = Konsumsi rata-rata
f. Perputaran Sediaan
27
cepat barang dibeli, terjual, dan tergantikan. Dua kelebihan dari peningkatan ITOR
yang besar maka barang tersebut dikategorikan sebagai barang fast moving.
Sebaliknya, jika angka perputaran persediaan suatu barang terbilang kecil maka
barang tersebut termasuk slow moving. Perputaran persediaan dihitung dengan cara :
Nilai ITOR tidak boleh terlalu tinggi atau rendah. Nilai ITOR yang paling ideal
yaitu 12. Nilai ITOR ini menunjukan bahwa pada setiap bulan terjadi pertukaran
barang. Nilai ITOR yang terlalu tinggi menunjukan bahwa terlalu sering terjadi
kehabisan stok. Nilai ITOR = 30 mungkin dapat diterima bila apotek dapat
memesan dan menerima barang dengan cepat dari suplier dan tidak ada keluhan
kekurangan barang. Nilai ITOR yang terlalu rendah menunjukan bahwa terlalu
Di apotek, jumlah persediaan yang harus ada adalah persediaan untuk jangka
waktu tertentu dan disesuaikan dengan kebijakan pada pola kebutuhan. Persediaan
dirancang agar setiap saat harus tersedia dan sekaligus untuk mengantisipasi
permintaan yang tidak menentu, kemampuan supplier yang terbatas, waktu tenggang
pesanan yang tidak menentu, ongkos kirim mahal, dan sebagainya. Faktor yang
28
Keterangan :
P = Harga barang/unit
sehingga kedatangan atau penerimaan barang yang dipesan tepat waktu, yaitu ketika
persediaan di atas persediaan pengaman (safety stock) sama dengan nol atau saat
dilakukan pemesanan langsung tanpa harus menunggu hari pembelian yang telah
ditentukan bersama antara apotek dan supplier. Titik pemesanan (ROP) dapat
ROP = SS + LT
Keterangan :
SS = Safety Stock
LT = Lead Time
sebagai berikut:
yang berdasarkan atas dampak setiap jenis obat yang berpengaruh terhadap
30
kesehatan. Semua jenis obat dalam daftar obat dapat dikategorikan kedalam 3
dan harus selalu tersedia untuk melayani permintaan guna pengobatan atau
atau obat yang bekerja pada sumber penyebab penyakit. Biasanya obat
pelayanan kesehatan. Oleh karena itu, obat-obat kelompok E adalah obat yang
fast moving.
yang kerjanya ringan dan bisa dipergunakan untuk mengatasi keluhan ringan.
Analisis ABC juga dikenal dengan nama analisis Pareto. Hukum pareto
terkecil (20%) yang bernilai atau memiliki dampak terbesar (80%). Analisa ABC
nilai dari nilai tertinggi hingga terendah dan dibagi menjadi 3 kelompok besar yang
a. Kelompok A merupakan inventory dengan jumlah sekitar 20% dari item tapi
31
b. Kelompok B merupakan inventory dengan jumlah sekitar 30% dari item tapi
c. Kelompok C merupakan inventory dengan jumlah sekitar 50% dari item tapi
3) Analisis VEN-ABC
VEN dan ABC ke dalam suatu matriks sehingga analisis yang menggabungkan
analisis VEN dan ABC ke dalam suatu matriks menjadi lebih tajam juga dapat
A B C
V VA VB VC
E EA EB EC
N NA NB NC
barang yang bersifat Vital (VA, VB, VC) merupakan pilihan utama untuk dibeli atau
memerlukan perhatian khusus. Sebaliknya barang yang Non Esensial tetapi menyerap
anggaran banyak (NA) dijadikan prioritas untuk dikeluarkan dari daftar belanja.
Hasil analisis VEN dan ABC dapat digunakan dalam menghemat biaya dan
obat, penetapan jadwal pengiriman, pengawasan stok, dan monitoring umur pakai
obat.
Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai meliputi pengadaan (surat pesanan, faktur),
penyimpanan (kartu stock), penyerahan (nota atau struk penjualan) dan pencatatan
lainnya disesuaikan dengan kebutuhan. Pelaporan terdiri dari pelaporan internal dan
lainnya.
(3)
2.8.2 Pelayanan Farmasi Klinik
Kefarmasian yang langsung dan bertanggung jawab kepada pasien berkaitan dengan
Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai dengan maksud
mencapai hasil yang pasti untuk meningkatkan kualitas hidup pasien. Pelayanan
Pemantauan Terapi Obat (PTO), dan Monitoring Efek Samping Obat (MESO).
1. Pengkajian Resep
klinis. Kajian administratif meliputi: nama pasien, umur, jenis kelamin dan berat
badan; nama dokter, nomor Surat Izin Praktik (SIP), alamat, nomor telepon dan
paraf; dan tanggal penulisan Resep. Kajian kesesuaian farmasetik meliputi: bentuk
Pertimbangan klinis meliputi: ketepatan indikasi dan dosis Obat, aturan, cara dan
lama penggunaan Obat, duplikasi dan/atau polifarmasi; reaksi Obat yang tidak
diinginkan (alergi, efek samping Obat, manifestasi klinis lain); kontra indikasi; dan
2. Dispensing
d. Memasukkan Obat ke dalam wadah yang tepat dan terpisah untuk Obat
yang berbeda untuk menjaga mutu Obat dan menghindari penggunaan yang
salah.
mengenai penulisan nama pasien pada etiket, cara penggunaan serta jenis dan
e. Memberikan informasi cara penggunaan Obat dan hal-hal yang terkait dengan
Obat antara lain manfaat Obat, makanan dan minuman yang harus dihindari,
f. Penyerahan Obat kepada pasien hendaklah dilakukan dengan cara yang baik,
mengingat pasien dalam kondisi tidak sehat mungkin emosinya tidak stabil.
keluarganya.
h. Membuat salinan Resep sesuai dengan Resep asli dan diparaf oleh
Formulir 5.
Apoteker di Apotek juga dapat melayani Obat non Resep atau pelayanan
Obat non Resep untuk penyakit ringan dengan memilihkan Obat bebas atau
dievaluasi dengan kritis dan dengan bukti terbaik dalam segala aspek penggunaan
Obat kepada profesi kesehatan lain, pasien atau masyarakat. Informasi mengenai obat
Informasi meliputi dosis, bentuk sediaan, formulasi khusus, rute dan metoda
penggunaan pada ibu hamil dan menyusui, efek samping, interaksi, stabilitas,
ketersediaan, harga, sifat fisika atau kimia dari Obat dan lain-lain. Kegiatan
(penyuluhan)
kembali dalam waktu yang relatif singkat. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam
a. Topik pertanyaan.
d. Data pasien (umur, jenis kelamin, berat badan, informasi lain seperti riwayat
e. Uraian pertanyaan
f. Jawaban pertanyaan
g. Referensi
h. Metode pemberian jawaban (lisan, tertulis, via telepon) dan data apoteker
4. Konseling
terjadi perubahan perilaku dalam penggunaan Obat dan menyelesaikan masalah yang
37
questions. Apabila tingkat kepatuhan pasien dinilai rendah, perlu dilanjutkan dengan
metode Health Belief Model. Apoteker harus melakukan verifikasi bahwa pasien atau
a. Pasien kondisi khusus (pediatri, geriatri, gangguan fungsi hati dan/atau ginjal,
epilepsi).
d. Pasien yang menggunakan Obat dengan indeks terapi sempit (digoksin, fenitoin).
penyakit yang sama. Dalam kelompok ini juga termasuk pemberian lebih dari
satu Obat untuk penyakit yang diketahui dapat disembuhkan dengan satu jenis
Obat.
Pasien dengan tingkat kepatuhan rendah, tahap kegiatan konseling, diantaranya yaitu:
Question, yaitu:
2. Apa yang dijelaskan oleh dokter tentang cara pemakaian Obat Anda?
38
3. Apa yang dijelaskan oleh dokter tentang hasil yang diharapkan setelah
c. Menggali informasi leih lanjut dengan memberi kesempatan kepada pasien untuk
penggunaan Obat.
Kefarmasian yang bersifat kunjungan rumah, khususnya untuk kelompok lansia dan
pengobatan.
menggunakan Formulir 8.
pasien mendapatkan terapi Obat yang efektif dan terjangkau dengan memaksimalkan
efikasi dan meminimalkan efek samping. Kriteria pasien yang perlu pemantauan
c. Adanya multidiagnosis.
merugikan.
setiap respon terhadap obat yang merugikan atau tidak diharapkan yang terjadi pada
dosis normal yang digunakan pada manusia untuk tujuan profilaksis, diagnosis dan
terapi atau memodifikasi fungsi fisiologis. Kegiatan Monitoring Efek Samping Obat
Obat adalah bahan atau paduan bahan, termasuk produk biologi yang
(1)
peningkatan kesehatan dan kontrasepsi, untuk manusia. Obat-obat yang beredar di
Indonesia, digolongkan menjadi 4 (empat) golongan, yaitu : obat bebas; obat bebas
terbatas; obat keras dan psikotropika; serta obat narkotika. Setiap golongan obat
(9)
dieri tanda/logo pada kemasan yang terlihat. Beberapa peraturan yang mengatur
Keras Daftar G.
Psikotropika.
(8)
2.9.1 Obat Bebas
Obat bebas adalah obat yang dijual bebas di pasaran dan dapat dibeli tanpa
resep dokter. Tanda khusus pada kemasan dan etiket obat bebas adalah lingkaran
hijau dengan garis tepi berwarna hitam. Dalam kemasan obat disertakan brosur yang
berisi nama obat, nama dan isi zat berkhasiat, indikasi, dosis, aturan pakai, efek
samping, nomor batch, nomor registrasi, nama dan alamat pabrik, serta cara
(9)
2.9.2 Obat Bebas Terbatas
obat yang digunakan untuk mengobati penyakit ringan yang dapat dikenali oleh
penderita sendiri. Obat bebas terbatas adalah obat yang sebenarnya termasuk obat
42
keras tetapi masih dapat dijual atau dibeli bebas tanpa resep dokter dan disertai
dengan tanda peringatan. Tanda khusus pada kemasan dan etiket obat bebas
terbatas adalah lingkaran biru dengan garis tepi berwarna hitam. Logo obat bebas
tercantum pada kemasan obat bebas terbatas, berupa empat persegi panjang
dan memuat pemberitahuan berwarna putih di bawah ini dan dapat dilihat pada
Gambar 2.5.
Tuzalos.
Contoh: Daktarin.
Contoh: Dulcolax.
43
(9,10,12)
2.9.3 Obat Keras dan Psikotropika
Obat keras atau obat daftar G (Geverlijk = berbahaya) adalah obat yang
hanya boleh diserahkan dengan resep dokter, dimana pada bungkus luarnya
diberi tanda bulatan dengan lingkaran hitam dengan dasar merah yang
didalamnya terdapat huruf “K” yang menyentuh garis tepi. Logo obat keras dapat
Sedangkan, Obat psikotropika adalah obat keras baik alamiah maupun sintetis
bukan narkotika, yang berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan
saraf pusat yang menyebabkan perubahan khas pada aktivitas mental dan perilaku.
(10)
Psikotropika dibedakan ke dalam 4 golongan, yaitu :
digunakan untuk tujuan ilmu pengetahuan dan tidak digunakan dalam terapi,
pengobatan dan dapat digunakan dalam terapi dan/atau untuk tujuan ilmu
ketergantungan.
pengobatan dan banyak digunakan dalam terapi dan/atau untuk tujuan ilmu
pengobatan dan sangat luas digunakan dalam terapi dan/atau untuk tujuan ilmu
a. Pemesanan
oleh APA. Satu surat pesanan dapat digunakan untuk memesan lebih dari satu jenis
obat golongan psikotropika. Surat Pesanan Psikotropika dibuat rangkap 3 (tiga), yaitu
b. Penyaluran
dilakukan oleh :
c. Penyimpanan
d. Penyerahan
oleh Apotek, Rumah Sakit, Puskesmas, dan Balai pengobatan tersebut dilaksanakan
dilakukan kepada apotek lainnya, rumah sakit, puskesmas, balai pengobatan, dokter
e. Pelaporan
dan psikotropika (SIPNAP) setiap satu bulan sekali. SIPNAP adalah sistem yang
Dirjen Binfar dan Alkes) melalui mekanisme pelaporan online yang menggunakan
fasilitas internet.
f. Pemusnahan
47
disaksikan oleh pejabat yang ditunjuk dalam 7 (tujuh) hari setelah mendapat
kepastian. Berita acara tersebut memuat hari, tanggal, bulan dan tahun pemusnahan;
nama pemegang izin khusus atau apoteker pengelola apotek; nama seorang saksi dari
pemerintah dan seorang saksi lain dari apotek tersebut; nama dan jumlah
dengan tindak pidana, psikotropika yang diproduksi tidak memenuhi standard dan
persyaratan bahan baku yang berlaku berlaku dan/atau tidak dapat digunakan dalam
(10)
(11,12)
2.9.4 Obat Narkotika
Narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan
tanaman baik sintetis maupun semi sintetis yang dapat menyebabkan penurunan atau
a. Penggolongan Narkotika
digunakan sebagai pilihan terakhir dan dapat digunakan dalam terapi dan/atau
mengakibatkan ketergantungan.
ketergantungan.
b. Pengelolaan Narkotika
1. Pemesanan Narkotika
oleh APA, dilengkapi nama jelas, nomor SIA dan SIPA, serta nama, alamat,
dan stempel apotek. Satu lembar Surat Pesanan hanya dapat digunakan untuk
memesan satu macam narkotika, dan perlu mencatumkan jumlah stok terakhir.
terdiri dari empat rangkap. Sebanyak 3 (tiga) rangkap diserahkan ke PBF dan 1
2. Penyimpanan Narkotika
obat jadi. Penyerahan Narkotika dan/atau Psikotropika hanya dapat dilakukan oleh
Apotek; Puskesmas; Instalasi Farmasi Rumah Sakit; dan Instalasi Farmasi Klinik;
4. Pelaporan Narkotika
dalam bentuk obat jadi wajib membuat, menyimpan, dan menyampaikan laporan
bentuk obat jadi setiap bulan kepada Kepala Dinas Kesehatan Provinsi dengan
sedikit terdiri atas nama, bentuk sediaan, dan kekuatan Narkotika, Psikotropika,
dan/atau Prekursor Farmasi; jumlah persediaan awal dan akhir bulan; tanggal, nomor
dokumen, dan sumber penerimaan; jumlah yang diterima; tanggal, nomor dokumen,
dan tujuan penyaluran; jumlah yang disalurkan; dan nomor batch dan kadaluarsa
Apotek, Instalasi Farmasi Rumah Sakit, Instalasi Farmasi Klinik, Lembaga Ilmu
terdiri atas nama, bentuk sediaan, dan kekuatan Narkotika, Psikotropika, dan/atau
Prekursor Farmasi; jumlah persediaan awal dan akhir bulan; jumlah yang diterima,
51
5. Pemusnahan Narkotika
dalam hal diproduksi tanpa memenuhi standar dan persyaratan yang berlaku dan/atau
tidak dapat diolah kembali; telah kadaluarsa; tidak memenuhi syarat untuk digunakan
termasuk sisa penggunaan; dibatalkan izin edarnya; atau berhubungan dengan tindak
Pemusnahan paling sedikit memuat hari, tanggal, bulan, dan tahun pemusnahan;
perorangan; nama petugas kesehatan yang menjadi saksi dan saksi lain badan/sarana
tersebut; nama dan jumlah Narkotika yang dimusnahkan; cara pemusnahan; dan
mengenai pelaporan narkotika dapat dikenai sanksi administratif oleh Menteri atas
rekomendasi dari Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan berupa teguran,
izin.
(13,14,15,16)
2.10 Obat Wajib Apotek
Obat Wajib Apotek adalah beberapa obat keras yang dapat diserahkan tanpa
resep dokter namun harus diserahkan oleh apoteker di apotek. Pemilihan dan
penggunaan Obat Wajib Apotek harus dilakukan atas bimbingan apoteker. Daftar
obat wajib apotek (DOWA) yang dikeluarkan merupakan atas dasar keputusan
Menteri Kesehatan. Terdapat 3 (tiga) daftar obat yang telah diperbolehkan diserahkan
tanpa resep dokter. Peraturan mengenai Daftar Obat Wajib Apotek tercantum dalam
Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 919 Tahun 1993 pasal (2)
53
tentang Kriteria obat yang dapat diserahkan tanpa resep diantaranya adalah sebagai
berikut :
kelanjutan penyakit.
c. Penggunaannya tidak memerlukan cara dan atau alat khusus yang harus
Indonesia.
Apoteker di apotek dalam melayani pasien yang memerlukan Obat Wajib Apotek
diwajibkan :
a. Memenuhi ketentuan dan batasan tiap jenis obat per pasien yang disebutkan
Obat wajib apotek terdiri dari kelas terapi oral kontrasepsi, obat saluran cerna,
obat mulut untuk tenggorokan, obat saluran nafas, obat yang mempengaruhi sistem
(17)
2.11 Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN)
Jaminan sosial adalah salah satu bentuk perlindungan sosial untuk menjamin
seluruh rakyat agar dapat memenuhi kebutuhan dasar hidupnya yang layak. Sistem
Jaminan Sosial Nasional adalah suatu tata cara penyelenggaraan program jaminan
asas kemanusiaan, asas manfaat, dan asas keadilan sosial bagi seluruh rakyat
terpenuhinya kebutuhan dasar hidup yang layak bagi setiap peserta dan/atau anggota
keluarganya.
asuransi sosial dan prinsip ekuitas. Jaminan kesehatan diselenggarakan dengan tujuan
mencakup pelayanan promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif, termasuk obat dan
bahan medis habis pakai yang diperlukan. Badan Penyelenggara Jaminan Sosial
efektivitas. Daftar dan harga tertinggi obat-obatan, serta bahan medis habis pakai
55
yang dijamin oleh Badan Penyelenggaraan Jaminan Sosial ditetapkan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.