Hipotiroid HDHDH
Hipotiroid HDHDH
Hipotiroid
Hipotiroid adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh gangguan pada salah satu
tingkat dari aksis hipotalamus-hipofisis-tiroid-“end organ”, dengan akibat terjadinya
defisiensi hormon tiroid, ataupun gangguan respon jaringan terhadap hormon tiroid.
Menurut onsetnya, hipotiroid pada anak dibedakan menjadi 2 :7
a. Hipotiroid kongenital.
Hernia umbilicalis 2
Kromosom Y tidak ada (wanita) 1
Pucat, dingin, hipotermi 1
Tipe wajah khas edematus 2
Makroglosi 1
Hipotoni 1
Ikterus lebih dari 3 hari 1
Kulit kasar, kering 1
Fontanella posterior terbuka (>3cm) 1
Konstipasi 1
Berat badan lahir > 3,5 kg 1
Kehamilan > 40 minggu 1
Total 15
e. Laboratorium :
1) Pemeriksaan fungsi tiroid T4 dan TSH dilakukan untuk memastikan diagnosis,
apabila ditemukan kadar T4 rendah disertai TSH meningkat maka diagnosis sudah
dapat ditegakkan.
2) Pemeriksaan darah perifer lengkap, air kemih, tinja, kolesterol serum (biasanya
meningkat pada anak > 2 tahun).
3) Apabila ibu dicurigai menderita hipotiroid maka bayi perlu diperiksa antibodi
antitiroid. Kadar TBG diperiksa bila ada dugaan defisiensi TBG yaitu bila dengan
pengobatan hormon tiroid tidak ada respon.
Results in Results in
Name Normal Value Hypothyroidis Hyperthyroid
m ism
0.3 – 5.0µU/mL or
Thyroid Stimulating
High Low
Hormone (TSH)
0.3 – 5.0 mU/L
Total T4 5 – 11µg/dL or
Low High
Immunoassay 64 – 142 nmol/L
f. Radiologis :
1) USG atau CT scan tiroid.
2) Tiroid scintigrafi, membantu memperjelas penyebab yang
mendasari bayi dengan hipotiroidisme kongenital. Pasien meminum radioaktif
yodium atau technetium dan ditunggu hingga substansi tersebut ada pada
kelenjar tiroid. Jika tiroid berfungsi maka akan terlihat level penyerapan yang
sama pada seluruh kelenjar tiroid. Bila ada aktivitas berlebih akan terlihat
daerah berwarana putih. Sedangkan area yang kurang aktif akan terlihat lebih
gelap.
3) Umur tulang (bone age), adanya retardasi perkembangan tulang
misalnya disgenesis epifise atau deformitas veterbra.
4) X-foto tengkorak, menunjukkan adanya fontanella besar dan
sutura yang melebar, tulang antar sutura (wormian) biasanya ada, terlihatnya
sella tursika yang membesar dan bulat, dan mungkin terlihat adanya erosi dan
penipisan.
g. Diagnosis Banding
1) Mongolisme
Sering disertai hipotiroid kongenital, sehingga perlu dilakukan
pemeriksaan faal tiroid secara rutin. Pada mongolisme terdapat: epikantus (+),
makroglosi (+), miksedema (-), retardasi motorik dan mental serta adanya
kariotyping dan trisomi 21.
2) Dysmorphogenetic chromosomal syndromes
3) Infeksi kongenital
4) Intrauterine drug exposure
5) Intestinal obstruction
6) Ikterus fisiologis
7) Miopatik kongenital
h. Tatalaksana
Hormon tiroid
Obat pilihan adalah Sodium L-Thyroxine, diberikan sedini mungkin.
1. Bila fasilitas untuk mengukur faal tiroid ada, diberikan dosis seperti tabel
berikut :
2) Tumbuh Kembang
Hipotiroid kongenital sangat mengganggu tumbuh kembanganak apabila
tidak terdiagnosis secara dini ataupun bila pengobatan dilakukan tidak benar.
Apabila hipotiroid diobati dini dengan dosis adekuat, proses pertumbuhan linier
pada sebagian besar kasus mengalami kejar tumbuh yang optimal sehingga
mencapai tinggi badan normal. Pengobatan yang dilakukan setelah usia 3 bulan
akan mengakibatkan taraf IQ subnormal atau lebih rendah.
j. Prognosis
Dengan adanya program skrining neonatus untuk mendeteksi hipotiroidisme
kongenital, prognosis untuk bayi yang terkena telah baik secara dramatis. Diagnosis
awal dan pengobatan yang cukup sejak umur minggu-minggu pertama
memungkinkan pertumbuhan linier yang normal dan intelegensianya setingkat
dengan saudara kandung yang tidak terkena.
Tanpa pengobatan dini akan terjadi sekuale neurologis berupa
1) retardasi mental
2) koordinasi motorik yang lemah
3) hipotonia muskuler
4) ataxia
Dengan pengobatan dini retardasi mental dapat dihindari. Lebih dini
pengobatan prognosis akan lebih baik. Bahkan dengan pengobatan komplikasi
disfungsi psikomotor seperti gangguan belajar masih dapat dijumpai.
2. Hipotiroid Dapatan
a. Etiologi
1) Tiroiditis Limfositik
Tiroiditis limfositik merupakan penyebab paling lazim terjadinya
hipotiroidisme didapat. Meskipun secara khas ditemukan pada remaja, keadaan
ini terjadi seawal pada usia 2 tahun. Penyakit ini merupakan suatu penyakit
autoimun yang ditandai secara histologis infiltrasi tiroid dengan limfosit. Setiap
bentuk autoimun tiroiditis secara tipikal dimulai dengan sel T dan B:
a) Sel T dan B menginfiltrasi kelenjar tiroid dalam jumlah yang setara. Kedua sel
ini berperan dalam respon primer terhadap infeksi. Sel T mengidentifikasi
molekul invasive (cth: virus) dan membantu sel B untuk memproduksi
antibodi.
b) Pada kasus autoimunitas, sel T mengira molekul badan kita sebagai molekul
invasive. Sehingga sel B memproduksi antibodi yang disebut autoantibody.
c) Antibodi kemudian menyerang protein tiroid yang disebut thyroid peroxidase
yang menyebabkan kehancuran dari sel tiroid.
a) Salah satu teori mengatakan selama infeksi sel T menginduksi sel B untuk
mengeluarkan antibodi guna melawan invasi virus. Namun tanpa diduga, sel T
juga menginduksi sel B untuk menghancurkan protein tiroid yang serupa.
b) Faktor genetic paling berperan pada autoimun tiroiditis. Sebagai contoh,
pasien dengan hashimoto’s tiroiditis memiliki gen yang disebut fas Gen, yang
berinteraksi dengan sel tiroid dan merangsang proses yang disebut apoptosis,
yang memulai terjadinya kehancuran sel.
c) Pada beberapa wanita, autoimunitas terjadi ketika sedang mengandung. Dalam
hal ini sel fetal terakumulasi di kelenjar tiroid ibu, merangsang respon imun.
d) Pada hashimoto’s tiroiditis antibodi memblok reseptor pada sel tiroid yang
mengikat TSH. Efek ini lebih menjelaskan perburukan dari kelainan ini, tapi
tidak menjelaskan sebab awal terjadinya kehancuran sel tiroid..
e) Beberapa penelitian membuktikan intake yodium yang berlebihan
berhubungan dengan terjadinya hashimoto’s tiroiditis
2) Tiroidektomi Subtotal
Tiroidektomi subtotal pada tirotoksikosis atau kanker dapat menyebabkan
hipotiroidisme, sama seperti halnya dengan pengambilan jaringan tiroid ektopik
misalnya tiroid lidah, tiroid subhioid media, atau jaringan tiroid pada kista duktus
tiroglossus merupakan satu-satunya sumber hormon tiroid, dan pemotongan
menyebabkan terjadinya hipotiroidisme.
3) Sistinosis Nefropati
Anak dengan keadaan seperti ini ditandai dengan penyimpanan sistin
intralisosom dalam jaringan tubuh, mengalami gangguan fungsi tiroid.
Hipotiroidisme dapat jelas, tetapi bentuk yang terkompensasi lebih lazim, dan
penilaian berkala kadar TSH terindikasi. Pada usia 13 tahun, duapertiga penderita
ini memerlukan penggantian tiroksin.
4) Infiltrasi Histiosit
Yaitu terjadi pada anak dengan histiositosis sel Langerhans dapat
menyebabkan hipotiroidisme.
5) Iradiasi
Iradiasi daerah tiroid yang merupakan kejadian pada pengobatan penyakit
Hodgkin atau malignansi lain atau yang diberikan sebelum transplantasi sumsum
tulang sering menyebabkan kerusakan tiroid. Pada sekitar sepertiga anak tersebut
terjadi kenaikkan kadar TSH dalam setahun setelah terapi, dan 15-20% menjadi
hipotiroidisme dalam 5-7 tahun.
6) Obat-obatan
Penelanan obat-obatan yang mengandung yodium yang lama dapat
menyebabkan hipotiroidisme, biasanya disertai dengan gondok. Amiodaron, obat
yang digunakan untuk aritmia jantung 37% beratnya terdiri dari yodium sehingga
menyebabkan hipotiroidisme pada sekitar 20% anak yang diobati. Ini
mempengaruhi fungsi tiroid secara langsung karena kandungan yodiumnya yang
tinggi juga karena hambatan 5’-deiodinase yang mengubah T4 menjadi T3, anak
yang mendapat pengobatan ini harus dilakukan pengukuran T4, T3, dan TSH seri.
7) Subklinis hipotiroid
Subklinis hipotoiroid terjadi ketika kadar TSH tinggi tetapi kadar T3 dan
T4 normal. Para ahli masih meragukan bagaimana subklinis hipotiroid
mempengaruhi metabolisme selular karena kadar dari hormone yang normal.
Cochrane collaboration menemukan bahwa tidak ada kegunaan dari terapi
penggantian hormone.
b. Manifestasi Klinis
Perlambatan pertumbuhan biasanya merupakan manifestasi klinis pertama,
tetapi tanda ini sering lewat tanpa diketahui. Perubahan miksedematosa kulit,
konstipasi, intoleransi dingin, energi menurun, bertambahnya kebutuhan untuk tidur
berkembang secara diam-diam. Namun, tugas sekolah dan nilai biasanya tidak
terpengaruh bahkan pada anak yang menderita hipotiroid berat sekalipun. Maturasi
tulang terlambat, sering secara mencolok yang merupakan petunjuk lamanya
hipotiroidisme.
Beberapa anak datang dengan nyeri kepala, masalah penglihatan, pubertas
prekoks, atau galaktorrea. Anak-anak ini biasanya mengalami pembesaran
hiperplastik kelenjar pituitaria, seringkali dengan perluasan suprasella, setelah
hipotiroidisme yang lama; keadaan ini dapat keliru dengan tumor kelenjar pituitaria.
c. Pemeriksaan Diagnosis dan Pengobatan
b) Efek hipotiroid selama masa balita. Walaupun sementara, pada kasus yang
berat dapat menyebabkan gangguan perkembangan neurologist dan mental.
d) Efek yang terjadi bila onset hipotiroid > 2 tahun. Ancaman mental retardasi
berkurang namun pertumbuhan fisik menjadi lebih pelan dan pertumbuhan
gigi jadi terlambat.