Anda di halaman 1dari 25

 

5/13/2018 Ma ka la h Ma te r nita s - slide pdf.c om

BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang

Persalinan dalah tugas dari seorang ibu yang harus dihadapi dengan tabah,
walaupun tidak jarang mereka merasa cemas dalam menghadapi masalah tersebut.
Oleh karena itu, mereka memerlukan penolong yang dapat dipercaya, yang dapat
dipercaya, yang dapat memberikan bimbingan dan selalu siap di depan dalam
mengatasi kesukaran.
Dalam makalah ini akan di jelaskan mengenai proses kelahiran.

1.2  Perumusan Masalah


K arena latar belakang diatas maka rumusan masalah adalah sebagai berikut:
³Bagaimana Proses K elahiran Bayi?´

1.3  Tujuan

Tujuan Umum :
-  Untuk mengetahui proses kelahiran
Tujuan K husus :
1.  Untuk mengidentifikasi kelahiran normal
2.  Untuk mengetahui tahap-tahap proses kelahiran normal

http://slide pdf.c om/re a de r/full/ma ka la h-ma te r nita s-55a 754a b9c d03 1/25
 

5/13/2018 Ma ka la h Ma te r nita s - slide pdf.c om

BAB II
PEMBAHASAN

2.1  Persalinan Normal

Persalinan adalah suatu proses pengeluaran hasil konsepsi yang dapat hidup
dari dalam uterus melalui vagina ke dunia luar.
Persalinan biasa atau normal (eutosia) adalah proses kelahiran janin pada
kehamilan cukup bulan (aterm 40 minggu), pada janin letak memanjang dan
  presentasi belakang kepala, yang disusul dengan pengeluaran plasenta dan seluruh
  proses kelahiran itu berakhir dalam waktu kurang dari 24 jam, tanpa tindakan atau
 pertolongan buatan dan tanpa komplikasi.

2.2  Proses Persalinan


Proses persalinan terbagi menjadi 4 kala :
1.  K ala I : Pembukaan serviks.
2.  K ala II : Pengeluaran janin.
3.  K ala III : K ala pengeluaran plasenta.
4.  K ala IV : Hingga 1 jam setelah plasenta lahir 

2.2.1  Kala I
Tanda-tanda dan gejala inpartu :
1.  Penipisan dan pembukaan serviks.
2.  K ontraksi uterus yang mengakibatkan perubahan serviks (frekuensi
minimal 2 kali dalam 10 menit)
3.  K eluar cairan lender bercampur darah melalui vagina
4.  Adanya HIS
Perbedaan his sesungguhnya dan his palsu
HIS sesungguhnya HIS palsu
1.  Rasa sakit : 1.  Rasa sakit :
-  Teratur  -  Tidak teratur 
-  Interval makin -  Interval panjang
 pendek 
-  Semakin lama -  K ekuatan tetap

http://slide pdf.c om/re a de r/full/ma ka la h-ma te r nita s-55a 754a b9c d03 2/25
 

5/13/2018 Ma ka la h Ma te r nita s - slide pdf.c om

semakin kuat
-  Dirasakan paling -  Dirasakan kuat di daerah perut
sakit di daerah
 punggung

-  Intensitas makin -  Tak ada perubahan walaupun


kuat kalau  penderita berjalan
 penderita berjalan
2.  K eluar cairan lendir  2.  Tidak keluar cairan lendir bercampur 
 bercampur darah melalui darah melalui vagina
vagina
3.  Serviks membuka dan 3.  Serviks tertutup dan tidak ada
menipis  pembukaan

Fase-fase dalam persalinan kala I :


 
      Fase laten : pembukaan servik berlangsung lambat, sampai pembukaan
 berlangsung 2 jam, cepat menjadi 9 cm.
 
      Fase aktif : berlangsung selama 6 jam dibagi atas 3 sub fase :
1.  Periode akselerasi : berlangsung 2 jam, pembukaan menjadi 4 cm.
2.  Periode dilatasi maksimal (steady) selama 2 jam, pembukaan
 berlangsung 2 jam, cepat menjadi 9 cm.
3.  Periode deselerasi berlangsung lambat dalam waktu 2 jam pembukaan
menjadi 10 cm.

Proses persalinan pada kala I :


1.  Dimulai pada waktu serviks membuka karena his: kontraksi uterus
yang teratur, makin sering, makin nyeri; disertai pengeluaran darah-
lendir (tidak lebih banyak dari darah haid)

2.  Berakhir pada waktu pembukaan serviks telah lengkap (pada


  pemeriksaan dalam bibir porsio tidak dapat diraba lagi). Selaput
ketuban biasanya pecah pada akhir kala I.
3.  Lamanya tergantung paritas ibu : primigravida kira-kira 12 jam,
multigravida kira-kira 7 jam.

http://slide pdf.c om/re a de r/full/ma ka la h-ma te r nita s-55a 754a b9c d03 3/25
 

5/13/2018 Ma ka la h Ma te r nita s - slide pdf.c om

4.  Mekanisme pembukaan serviks adalah sebagai berikut : kontraksi


segmen atas uterus dan retraksi (renggangan) segmen bawah uterus
yang mengakibatkan pembukaan serviks. Akhirnya segmen bawah
uterus makin menipis, dan segmen atas uterus ( k orpus) makin menebal.

Perbedaan siap bersalin dan belum akan bersalin


Betul-betul bersalin Belum bersalin
-  Mules-mules teratur(1jam 5 -  Tidak teratur.
kali)
-  Makin lama makin sering. -  Tidak ada perubahan.
-  Makin lama makin nyeri dan -  Tidak ada perubahan.
ma- kin lama.
-    Nyeri dimulai dari belakang -   Nyeri terutama di depan.
menjalar ke depan.
-  Berjalan menambah nyeri. -  Tidak ada perubahan.
-  Berhubungan dengan -  Tidak ada hubungan.
 pengeras- an uterus.
-  K eluar darah lendir. -  Tidak keluar apa-apa.
-  Serviks mendatar dan -  Tidak ada perubahan.
membuka
-  Bagian terbawah sudah turun. -  Belum turun.
-  K epala tidak dapat -  K epala tetap bebas.
digerakkan pada waktu
mules.
-  Sedativa tidak menghentikan -  Sedativa dapat
mules-mules. menghentikan mules-mules.

Pada primigravida retraksi (regangan, penipisan) mendahului


  pembukaan serviks, sedangkan pada multigravida berlangsung
 bersama-sama. Inilah yang menentukan lamanya kala I.
K ecepatan pembukaan pada sepertiga pertama lambat, dan pada dua
 per tiga kedua cepat. Pembukaan lengkap - 10 cm.
5.  His
Frekuensi : 10 kali/10 menit pada permulaan persalinan 2-3 kali /menit
 pada akhir kala 1.

http://slide pdf.c om/re a de r/full/ma ka la h-ma te r nita s-55a 754a b9c d03 4/25
 

5/13/2018 Ma ka la h Ma te r nita s - slide pdf.c om

Lamanya : kurang lebih satu menit.


 Nyerinya : berasal dari reganagan serviks yang membuka.
Terjadi kalau tekanan intrauterine melebihi 20 mmHg.
Biasanya dimulai dari tulang belakang yang menjalar ke depan.

K ontraksi uterus dimulai pada tempat kira-kira batas tuba dengan


uterus.
Akibatnya terhadap janin : setiap kontraksi dapat menghambat aliran
darah dari plasenta ke janin.K alau tekanannya melebihi 75 mmHg akan
menyumbat aliran darah sama sekali. K alau his terlampau kuat,
terlampau lama, atau terlampau sering dapat menimbulkan gawat janin.
6.  Darah lendir 
Darah lendir bercampur lendir yang keluar dari uterus akibat
  pergeseran selaput ketuban dengan dinding uterus pada waktu
 pembukaan seviks.

2.2.2  Kala II
1.  Dimulainya, hanya dapat diketahui dengan pemeriksaan dalam, dengan
menemukan serviks yang membuka lengkap (pembukaan lengkap,
 pembukaan 10 cm).
Tanda-tanda kliniknya lainnya ialah :
-   Nyeri his yang sangat hebat
-  Pasien merasa ³ingin mengejan´
-  ³darah±lendir´ bertambah banyak 
-  Selaput ketuban pecah
-  Perasaan seperti ³mau buang air besar´
-  Hemoroid fisiologik mulai tampak 
2.  Berakhir dengan lahirnya janin
3.  Lamanya
Pada primigravida kira-kira 1 jam, multipara ½ jam.
4.  Mengejan

Disebapkan oleh turunnya kepala yang menekan rectum. Berakibat


meningkatnya tekanan intraabdominal yang memperkuat kontraksi uterus.
Jangan dibiarkan kalau serviks belum membuka lengkap atau dilakukandi
luar his, karena regangan yang berlebihan pada ligamentum serviks

http://slide pdf.c om/re a de r/full/ma ka la h-ma te r nita s-55a 754a b9c d03 5/25
 

5/13/2018 Ma ka la h Ma te r nita s - slide pdf.c om

lateralis dapat menimbulkan prolapsus uteri (turun peranakan) dikemudian


hari.
5.  Perineum yang menggembung
Terjadi pada waktu kepala janin mencapai itroitus vaginae. Bertambah

gembung pada setiap kontraksi uterus, yang dapat mengakibatkan robekan


 perineum, kecuali kalau dilakukan episiotomi.
6.  K epala mulai tampak diantara labia minora ( crowning ).
7.  Mekanisme persalinan

2.2.3  Kala III


Penyebab terpisahnya plasenta dari dinding uterus adalah kontraksi uterus
(spontan atau dengan stimulus) setelah kala dua selesai. Berat plasenta
mempermudah terlepasnya selaput ketuban, yang terkelupas dan dikeluarkan.
Tempat perlekatan plasenta menentukan kecepatan pemisahan dan metode
ekspulsi plasenta. Selaput ketuban dikeluarkan dengan penonjolan bagian ibu
atau bagian janin.
Pada kala III, otot uterus (miometrium)berkontraksi mengikuti penyusutan
volume rongga uterus setelah lahirnya bayi. Penyusutan ukuran ini
menyebabkan berkurangnya ukuran tempat perlekatan plasenta. K arena tempat
  perlekatan menjadi semkin kecil, sedangkan ukuran plasenta tidak berubah
maka pasenta akan terlipat, menebal dan kemudian lepas dari dinding uterus.
Setelah lepas, plasenta akan turun ke bagian bawah uterus atau ke dalam
vagina.
Setelah janin lahir, uterus mengadakan kontraksi yang mengakibatkan
  penciutan permukaan kavum uteri, tempat implantassi plasenta. Akibatnya,
 plasenta akan lepas dari tempat implantasinya. Berat plasenta pada kelahiran
cukup bulan kira ± kira 500-700 gr.
Cara ± cara Pelepasan Plasenta
1.  Metode Ekspulsi Schultze 
Pelepasan ini dapat dimulai dari tengah (sentral) atau dari pinggir 
  plasenta. Ditandai oleh makin panjang keluarnya tali pusat dari vagina
(tanda ini dikemukakan oleh Ahfled) tanpa adanya perdarahan per 
vaginam. Lebih besar kemungkinannya terjadi pada plasenta yang melekat
di fundus.

http://slide pdf.c om/re a de r/full/ma ka la h-ma te r nita s-55a 754a b9c d03 6/25
 

5/13/2018 Ma ka la h Ma te r nita s - slide pdf.c om

Pelepasan dimulai pada bagian tengah dari plasenta dan terjadi


hematoma retroplasentair yang selanjutnya mengangkat plasenta dari
dasarnya. Plasenta dengan hematoma diatasnya sekarang jatuh kebawah
dan menarik lepas selaput janin. Bagian plasenta yang tampak pada vulva

adalah permukaan foetal sedangkan hematoma sekarang berada dalam


kantong yang berputar balik. Pada pelepasan secara schultze tidak ada
  perdarahan sebelum plasenta lahir atau sekurang-kurangnya terlepas
seluruhnya. Baru seluruh plasenta lahir darah sekonyong-konyong
mengalir. Pelepasan secara schultze paling sering kita jumpai.
2.  Metode Ekspulsi Matthew-Duncan 
Ditandai oleh adanya perdarahan dari vagina apabila plasenta mulai
terlepas. Umumnya perdarahan tidak melebihi 400 ml. Bila lebih hal ini
  patologik.Lebih besar kemungkinan pada implantasi lateral. Apabila
  plasenta lahir, umumnya otot-otot uterus segera berkontraksi, pembuluh-
  pembuluh darah akan terjepit, dan perdarahan segera berhenti. Pada
keadaan normal akan lahir spontan dalam waktu lebih kurang 6 menit
setelah anak lahir lengkap.
Pelepasan dimulai dari pinggir plasenta. Darah mengalir antara selaput
  janin dan dinding rahim, jadi perdarahan sudah ada sejak sebagian dari
  plasenta lepas dan terus berlangsung sampai plasenta lepas secara
keseluruhan. Pelepasan secara ducan sering terjadi pada plasenta letak 
rendah. (buku askeb pada masa bersalin)
Apabila plasenta lahir, umumnya otot-otot uterus segera berkontraksi,
 pembuluh-pembuluh darah akan terjepit, dan perdarahan segera berhenti. Pada
keadaan normal akan lahir spontan dalam waktu lebih kurang 6 menit setelah
anak lahir lengkap.
Tanda ± Tanda Klinis Pelepasan Plasenta
1.  Semburan darah
Semburan darah ini disebabkan karena penyumbat retroplasenter pecah
saat plasenta lepas. Darah yang terkumpul di belakang plasenta akan
membantu mendorong plasenta keluar di bantu oleh gaya gravitasi.
Apabila kumpulan darah (retroplasental pooling) dalam ruang di antara
dinding uterus dan permukaan dalam plasenta melebihi kapasitas
tampungnya maka darah tersembur keluar dari tepi plasenta yang terlepas.

http://slide pdf.c om/re a de r/full/ma ka la h-ma te r nita s-55a 754a b9c d03 7/25
 

5/13/2018 Ma ka la h Ma te r nita s - slide pdf.c om

Tanda ini kadang ± kadang terlihat dalam waktu satu menit setelah bayi
lahir dan biasanya dalam 5 menit.
2.  Pemanjangan tali pusat
Tali pusat terlihat menjulur keluar melalui vulva. Hal ini disebabkan

karena plasenta turun ke segmen uterus yang lebih bawah atau rongga
vagina.
3.  Perubahan bentuk uterus dan tinggi fundus
Perubahan bentuk ini disebapkan oleh kontraksi uterus
Terjadi, setelah bayi lahir dan sebelum miometrium mulai berkontraksi,
uterus berbentuk bulat penuh dan tinggi fundus biasanya di bawah pusat.
Setelah uterus berkontraksi dan plasenta terdorong ke bawah, uterus
 berbentuk segitiga atau seperti buah pear atau alpukat dan fundus berada di
atas pusat.
Perubahan dalam posisi uterus, yaitu uterus naik di dalam abdomen.
Hasil pemeriksaan menunjukkan bahwa sesaat setelah plasenta lepas TFU

akan naik, hal ini disebabkan oleh adanya pergerakan plasenta ke segmen
uterus yang lebih bawah.
Tehnik Pengecekan Pelepasan Plasenta
Selain mengamati tanda ± tanda klinis diatas, petugas kesehatan juga
dapat melakukan prasat untuk mengecek pelepasan plasenta.
Prasat ± prasat yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut :
1.  Prasat K ustner.
Tangan kanan meregangkan atau menarik sedikit tali pusat. Tangan
kiri menekan daerah di atas simfisis. Bila tali pusat ini masuk kembali
ke dalam vagina, berarti plasenta belum lepas dari dinding uterus. Bila
tetap atau tidak masuk kembali ke dalam vagina, berarti plasenta lepas
dari dinding uterus. Prasat ini hendaknya dilakukan secara hati-hati.
Apabila hanya sebagian plasenta terlepas, perdarahan banyak akan
dapat terjadi.
2.  Prasat Strassman
Perasat ini dilakukan dengan mengetok-ngetok fundus uterus
dengan tangan kiri dan tangan kanan meregangkan tali pusat sambil
merasakan apakah ada getaran yang ditimbulkan dari gerakan tangan
kiri, jika terasa ada getaran berarti plasenta sudah lepas.

http://slide pdf.c om/re a de r/full/ma ka la h-ma te r nita s-55a 754a b9c d03 8/25
 

5/13/2018 Ma ka la h Ma te r nita s - slide pdf.c om

3.  Prasat K lein


Si ibu disuruh mengedan. Tali pusat tampak turun ke bawah. Bila
  pengedanannya dihentikan dan tali pusat masuk kembali ke dalam
vagina, berarti plasenta belum lepas dari dinding uterus.

4.  Prasat Manuaba


Tangan kiri memegang uterus pada segmen bawah rahim,
sedangkan tangan kanan memegang dan mengencangkan tali pusat.
K edua tangan ditarik berlawan, dapat terjadi :
-  Tarikan terasa berat dan tali pusat tidak memanjang, berarti
 plasenta belum lepas.
-  Tarikan terasa ringan dan tali pusat memanjang berarti plasenta
sudah terlepas.
5.  Prasat Crede
-  Empat Jari-jari pada dinding rahim belakang, ibu jari fundus depan
tengah.
-  Lalu pijat rahim dan sedikit dorong ke bawah, tapi jangan terlalu
kuat, seperti memeras jeruk.
-  Lakukan sewaktu ada His.
-  Jangan tarik tali pusat, karena bisa terjadi inversion uteri.
Pengeluaran Plasenta
Plasenta yang sudah terlepas oleh kontraksi rahim akan didorong ke
segmen bawah rahim, ke dalam bagian atas vagina. Dari tempat ini
  plasenta didorong keluar oleh tenaga mengejan, 20 % secara spontan dan
selebihnya memerlukan pertolongan. Plasenta dikeluarkan dengann
melakukan tindak manual, bila :
-  Pendarahan lebih dari 400 sampai 500 cc.
-  T erjadi retensio plasenta.
-  Bersamaan dengan tindakan yang disertai narkosa.
-  Dari anamnesa terdapat plasenta suksenturiata.
Pemeriksaan Plasenta dan Selaputnya
Setelah plasenta lahir bersama selaputnya, selanjutnya dilakukan
 pemeriksaan yang cermat terhadap :
-  K otiledon, yang berjumlah 20 buah.
-  Permukaan plasenta janin

http://slide pdf.c om/re a de r/full/ma ka la h-ma te r nita s-55a 754a b9c d03 9/25
 

5/13/2018 Ma ka la h Ma te r nita s - slide pdf.c om

-  K emungkinan terdapat plasenta seksenturiata


Tertinggalnya sebagian jaringan plasenta dapat menyebapkan :
-  Perdarahan puperinium yang berkepanjangan.
-  Bahaya infeksi

-  T erjadi polip plasenta


-  Degenerasi ganas menjadi karsinoma.

2.2.4  Kala IV
Diagnosis
Dua jam pertama setelah persalinan merupakan waktu yang kritis bagi ibu dan
 bayi. K eduanya baru saja mengalami perubahan fisik yang luar biasa. Si ibu
melahirkan bayi dari perutnya dan bayi sedang menyesuaikan diri dari dalam
 perut ibu ke dunia luar.
Petugas/bidan harus tinggal bersama ibu dan bayi untuk memastikan bahwa
keduanya dalam kondisi yang stabil dan mengambil tindakan yang tepat untuk 
melakukan stabilasi.
Penanganan
-  Periksa fundus setiap 15 menit pada jam pertama dan setiap 20-30 menit
selama jam kedua. Jika kontraksi tidak kuat, masase uterus sampai menjadi
keras. Apabila uterus berkontraksi, otot uterus berkontraksi, otot uterus
akan menjepit pembuluh darah untuk menghentikan perdarahan. Hal ini
dapat mengurangi kehilangan darah dan mencegah perdarahan pasca
 persalinan.
-  Periksa tekanan darah, nadi, kandung kemih, dan perdarahan setiap 30
menit selama jam kedua.
-  Anjurkan ibu untuk minum demi mencegah dehidrasi. Tawarkan ibu
makanan dan minuman yang dia sukai.
-  Bersihkan perineum ibu dan kenakan pakaian ibu yang bersih dan kering.
-  Biarkan ibu beristirahat, ia telah bekerja keras melahirkan bayinya. Bantu
ibu pada posisi yang nyaman.
-  Biarkan bayi berada pada ibu untuk meningkatkan hubungan ibu dan bayi,
sebagai permulaan dengan menyusui bayinya.
-  Bayi sangat siap segera setelah kelahiran. Hal ini sangat tepat untuk 
memulai memberikan ASI. Menyusui juga membantu uterus berkontraksi.

10

http://slide pdf.c om/re a de r/full/ma ka la h-ma te r nita s-55a 754a b9c d03 10/25
 

5/13/2018 Ma ka la h Ma te r nita s - slide pdf.c om

-  Jika ibu perlu ke kamar mandi, ibu boleh bangun, pastikan ibu dibantu
karena masih dalam keadaan lemah atau pusing setelah persalinan. Pastikan
ibu sudah buang air kecil dalam 3 jam pascapersalinan.
-  Ajari ibu atau anggota keluarga tentang :

  Bagaimana memeriksa fundus dan menimbulkan kontraksi.


y

y   Tanda-tanda bahaya bagi ibu dan bayi.


Tindakan yang tidak bermanfaat bahkan kemungkinan membahayakan
Tindakan Deskripsi dan keterangan
Tampon vagina menyerap darah tetapi tidak meng-
hentikan perdarahannya. Seorang ibu dapat terus
Tampon vagina mengalami perdarahan dengan tampon di dalam
vagina. Hal ini bahkan merupakan sumber 
terjadinya infeksi.
Gurita atau Selama dua jam pertama segera setelah pasca-
sejenisnya  persalinan, adanya gurita akan menyulitkan petugas
  pada saat memeriksa fundus apakah berkontraksi
dengan baik.
Memisahkan ibu dan Bayi benar-benar siaga selama dua jam pertama
 bayi setelah kelahiran. Hal ini merupakan waktu yang
  baik bagi ibu dan bayi saling berhubungan. Berikan
kesempatan bagi keduanya untuk pemberian ASI
Duduk di atas bara yang panas dapat menyebabkan
Menduduki sesuatu vaso- dilatasi, menurunkan tekanan darah ibu dan
yang panas menambah perdarahan. Juga dapat menyebabkan
dehidrasi

11

http://slide pdf.c om/re a de r/full/ma ka la h-ma te r nita s-55a 754a b9c d03 11/25
 

5/13/2018 Ma ka la h Ma te r nita s - slide pdf.c om

BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN

3.1  LAPORAN PENDAHULUAN


A.  Definisi
Persalinan adalah proses membuka dan menipisnya serviks dan janin turun ke
dalam jalan lahir. (Prawirohardjo, 2001).
K elahiran adalah proses dimana janin dan ketuban di dorong keluar melalui
 jalan lahir. (Prawirohardjo, 2001).
Pesalinan dan kelahiran normal adalah proses pengeluaran janin yang terjadi
  pada kehamilan cukup bulan (37-42 minggu), lahir spontan dengan presentasi

  belakang kepala yang berlangsung dalam 18 jam, tanpa komplikasi baik pada ibu
maupun pada janin. (Prawirohardjo, 2001).
Pesalinan normal (partus spontan) adalah proses lahirnya bayi pada letak 
  belakang kepala yang dapat hidup dengan tenaga ibu sendiri dan uri,tanpa alat serta
tidak melukai ibu dan bayi yang umumnya berlangsung kurang dari 24 jam melalui
 jalan lahir.
Persalinan dibagi dalam 4 kala, yaitu :
y   K ala I : Dimulai dari saat persalinan mulai sampai pembukaan lengkap (10

cm). Proses ini terbagi dalam 2 fase : Fase Laten (8 jam) serviks membuka
sampai 3 cm dan Fase aktif (7 jam) serviks membuka dari 3 cm sampai 10 cm.
K ontraksi lebih kuat dan sering selama Fase aktif.
y   K ala II : Dimulai dari pembukaan lengkap (10 cm) sampai bayi lahir. Proses
ini biasanya berlangsung 2 jam pada primi dan 1 jam pada multi.
y   K ala III : Dimulai segera setelah lahir sampai lahirnya plasenta, yang
 berlangsung tidak lebih dari 30 menit.
y   K ala IV : Dimulai saat lahirnya plasenta sampai 2 jam pertama postpartum.

B.  Penyebap Persalinan


a.  Teori penurunan hormon.
½ minggu sebelum partus mulai terjadi penurunan kadar hormon esterogen
dan progesteron. Progesteron bekerja sebagai penegang otot-otot polos rahim

12 

http://slide pdf.c om/re a de r/full/ma ka la h-ma te r nita s-55a 754a b9c d03 12/25
 

5/13/2018 Ma ka la h Ma te r nita s - slide pdf.c om

dan estrogen berfungsi untuk meninggikan kerentanan otot rahim. Pada akhir 
kehamilan kadar progesteron menurun sehingga menyebapkan timbulnya His.
 b.  Teory plasenta menjadi tua.
Turunnya kadar hormon estrogen dan progesteron menyebapkan kekejangan

 pembuluh darah yang menimbulkan kontraksi rahim.


c.  Teori oxcitocin.
Pada akhir kehamilan kadar oxcitocin bertambah. Oleh karena itu timbul
kontraksi otot-otot rahim.
d.  K eregangan otot-otot.

Seperti halnya dengan kandung kencing dan lambung bila dindingnya teregang
oleh karena isinya bertambah maka timbul kontraksi untuk mengeluarkan
isinya.
Demikian pula dengan rahim, maka dengan majunya kehamilan makin
teregang otot-otot dan otot-otot rahim makin rentan.
e.  Teori Prostaglandin
Prostaglandin yang dihasilkan oleh decidua, disangka menjadi salah satu sebab
  permulaan persalinan.
Hasil dari percobaab menunjukkan bahwa Prostaglandin F2 dan E2 yang
diberikan secara intra vena, intra dan extraamnial menimbulkan kontraksi
myometrium pada setiap umur kehamilan. Hal ini juga di sokong dengan
adanya kadar Prostaglandin yang tinggi baik dalam air ketuban maupun darah
 perifer pada ibu-ibu hamilsebelum melahirkan atau selama persalinan.  
f.  Teori iritasi mekanik.
Di belakang servik terletak ganglion servikale (Fleksus Frankenhausen). Bila
ganglion ini di geser dan di tekan, misalnya oleh kepala janin akan timbul
kontraksi uterus.

C.   Tanda ± Tanda Permulaan Persalinan  


1.  Lightening/setting/dropping yaitu kepala turun memasuki PAP terutama pada
 primigravida.  
2.  Perut kelihatan lebih melebar, fundus uteri menurun.  
3.  Perasaan sering atau susah kencing karena tertekan oleh bagian bawah janin.  
4.  Perasaan sakit di perut dan pinggang oleh adanya kontraksi-kontraksi lemah
dari uterus, kadang-kadang disebut ³Fase Labor Pains´  
13 

http://slide pdf.c om/re a de r/full/ma ka la h-ma te r nita s-55a 754a b9c d03 13/25
 

5/13/2018 Ma ka la h Ma te r nita s - slide pdf.c om

5.  Servik menjadi lembek, mulai mendatar dan sekresinya bertambah bisa
 bercampur darah (bloody show)  
D.  Mekanisme Persalinan 
Proses persalinan terdiri dari 4 kala, yaitu :

1.  Kala I (kala pembukaan)


In partu (partu mulai) ditandai dengan keluarnya lender bercampur darah,
servik mulai membuka dan mendatar, darah berasal dari pecahnya pembuluh
darah kapiler, kanalis servikalis.
K ala pembukaan dibagi menjadi 2 fase :
 
      Fase laten : pembukaan servik berlangsung lambat, sampai pembukaan
 berlangsung 2 jam, cepat menjadi 9 cm.
 
      Fase aktif : berlangsung selama 6 jam dibagi atas 3 sub fase :
4.  Periode akselerasi : berlangsung 2 jam, pembukaan menjadi 4 cm.
5.  Periode dilatasi maksimal (steady) selama 2 jam, pembukaan
 berlangsung 2 jam, cepat menjadi 9 cm.
6.  Periode deselerasi berlangsung lambat dalam waktu 2 jam pembukaan
menjadi 10 cm.
Akhir kala 1 servik mengalami dilatasi penuh, uterus servik dan vagina
menjadi saluran yang continue, selaput amnio ruptur, kontraksi uterus kuat tiap
2-3 menit selama 50-60 detik untuk setiap kontraksi, kepala janin turun ke
 pelvis.
2.  Kala II (pengeluaran janin)
His terkoordinir cepat dan lebih lama, kira-kira 2-3 menit sekali, kepala janin
telah turun dan masuk ruang pinggul, sehingga terjadilah tekanan pada otot-
otot dorsal panggul yang secara reflek menimbulkan rasa ngedan karena
tekanan pada rectum sehingga merasa seperti ingin BAB dengan tanda anus
membuka. Pada waktu his kepala janin mulai kelihatan, vulva membuka dan
 perineum meregang. Dengan his mengedan yang terpimpin akan lahir dan
diikuti oleh seluruh badan janin.
K ala II pada primi 1.5-2 jam, pada multi 0,5-1 jam.
3.  Kala III (pengeluaran plasenta)
Setelah bayi lahir, kontraksi uterus berhenti sebentar, uterus teraba keras
dengan fundus uteri sehingga pucat, plasenta menjadi tebal 2x sebelumnya.
Beberapa saat kemudian timbul his untuk pelepasan dan pengeluaran uri.

14 

http://slide pdf.c om/re a de r/full/ma ka la h-ma te r nita s-55a 754a b9c d03 14/25
 

5/13/2018 Ma ka la h Ma te r nita s - slide pdf.c om

Dalam waktu 5-10 menit, seluruh plasenta terlepas, terdorong keluar vagina
dan akan lahir secara spontan atau dengan sedikit dorongan dari atas
simpisis/fundus uteri, seluruh proses berlangsung 5-30 menit setelah bayi lahir.
Pengeluaran plasenta disertai dengan pengeluaran darah kira-kira 100-200 cc.

Cara ± cara Pelepasan Plasenta


3.  Metode Ekspulsi Schultze 
Pelepasan ini dapat dimulai dari tengah (sentral) atau dari pinggir plasenta.
Ditandai oleh makin panjang keluarnya tali pusat dari vagina (tanda ini
dikemukakan oleh Ahfled) tanpa adanya perdarahan per vaginam. Lebih
 besar kemungkinannya terjadi pada plasenta yang melekat di fundus.
Pelepasan dimulai pada bagian tengah dari plasenta dan terjadi hematoma
retroplasentair yang selanjutnya mengangkat plasenta dari dasarnya.
Plasenta dengan hematoma diatasnya sekarang jatuh kebawah dan menarik 
lepas selaput janin. Bagian plasenta yang tampak pada vulva adalah
  permukaan foetal sedangkan hematoma sekarang berada dalam kantong
yang berputar balik. Pada pelepasan secara schultze tidak ada perdarahan
sebelum plasenta lahir atau sekurang-kurangnya terlepas seluruhnya. Baru
seluruh plasenta lahir darah sekonyong-konyong mengalir. Pelepasan
secara schultze paling sering kita jumpai.
4.  Metode Ekspulsi Matthew-Duncan 
Ditandai oleh adanya perdarahan dari vagina apabila plasenta mulai
terlepas. Umumnya perdarahan tidak melebihi 400 ml. Bila lebih hal ini
  patologik.Lebih besar kemungkinan pada implantasi lateral. Apabila
  plasenta lahir, umumnya otot-otot uterus segera berkontraksi, pembuluh-
  pembuluh darah akan terjepit, dan perdarahan segera berhenti. Pada
keadaan normal akan lahir spontan dalam waktu lebih kurang 6 menit
setelah anak lahir lengkap.
Pelepasan dimulai dari pinggir plasenta. Darah mengalir antara selaput
  janin dan dinding rahim, jadi perdarahan sudah ada sejak sebagian dari
  plasenta lepas dan terus berlangsung sampai plasenta lepas secara
keseluruhan. Pelepasan secara ducan sering terjadi pada plasenta letak 
rendah. (buku askeb pada masa bersalin)
Apabila plasenta lahir, umumnya otot-otot uterus segera berkontraksi,
 pembuluh-pembuluh darah akan terjepit, dan perdarahan segera berhenti. Pada

15 

http://slide pdf.c om/re a de r/full/ma ka la h-ma te r nita s-55a 754a b9c d03 15/25
 

5/13/2018 Ma ka la h Ma te r nita s - slide pdf.c om

keadaan normal akan lahir spontan dalam waktu lebih kurang 6 menit setelah
anak lahir lengkap.
4.  Kala IV
Pengawasan selama 2 jam setelah bayi lahir dan uri lahir, mengamati keadaan

ibu terutama terhadap bahaya pendarahan post partum. Dengan menjaga


kondisi kontraksi dan retraksi uterus yang kuat dan terus-menerus. Tugas ini
dapat dibantu dengan obat-obatan oksitosin.
Observasi yang dilakukan :
y   Tingkat kesadaran ibu
y   Pemeriksaan tanda-tnda vital (tekanan darah, nadi, pernafasan).
y   Terjadinya perdarahan
Perdarahan dianggap normal bila jumlahnya tidak melebihi 400-500 cc.
Lamanya perdarahan pada primi dan multi adalah
K ala Primi Multi

I 13 jam 7 jam
II 1 jam ½ jam
III ½ jam ¼ jam
Lama persalinan 14 ½ jam 7 ¾ jam

E.  Gerakan ± Gerakan Utama Dalam Persalinan  


1.  Engagement
y   Diameter biparietal melewati PAP  
y    Nullipara terjadi pada 2 minggu sebelum persalinan 
y   Multipara terjadi pada permulaan persalinan  
y   K ebanyakan kepala masuk PAP dengan sagitalis melintang pada PAP
Flexi Ringan.  
2.  Descent (Turunnya K epala)

Turunnya presentasi pada inlet


Disebapkan oleh 4 hal :
1.  Tekanan cairan ketuban
2.  Tekanan langsung dari fundus uteri
3.  K ontraksi diafragma dan otot perut (kala II)
4.  Melurusnya badan janin akibat kontraksi uterus.

16 

http://slide pdf.c om/re a de r/full/ma ka la h-ma te r nita s-55a 754a b9c d03 16/25
 

5/13/2018 Ma ka la h Ma te r nita s - slide pdf.c om

3.  Flexion
Majunya kepala mendapat tekanan dari serviks, dinding panggul atau dasar 

 panggul.
4.  Internal Rotation
   Bagian terendah memutar ke depan ke bawah symphisis
   Usaha untuk menyesuaikan posisi kepala dengan bentuk jalan lahir 
(Bidang tengah dan PBP)
   Terjadinya bersama dengan majunya kepala
   Rotasi muka belakang secara lengkap terjadi setelah kepala di dasar 
 panggul
5.  Extension
   Defleksi kepala
   K arena sumbu PBP mengarah ke depan dan atas
   Dua kekuatan kepala
y   K ekuatan kedepan atas mendesak ke bawah
y   Tahanan dasar panggul menolak ke atas
   Setelah sub occiput tertahan pada pinggir bawah symphisis sebagai
Hympomoclion
6.  External Rotation
   Setelah kepala lahir, kepala memutar kembali ke arah panggul anak untuk 
menghilangkan torsi leher akibat putaran paksi dalam
   Ukuran bahu menempatkan pada ukuran muka belakang dari PBP.
7.  Expulsi
   Bahu depan di bawah symphisis sebagai hypomoklion. lahir bahu
 belakang, bahu depan, kemudian seluruh badan.

17 

http://slide pdf.c om/re a de r/full/ma ka la h-ma te r nita s-55a 754a b9c d03 17/25
 

5/13/2018 Ma ka la h Ma te r nita s - slide pdf.c om

3.2  PENGKAJIAN
A.  Data Subjektif 
Tujuan: Mengumpulkan informasi tentang riwayat kesehatan, kehamilan dan
  persalinan. Informasi ini digunakan untuk menentukan diagnosis untuk 

mengembangkan rencana asuhan atau perawatan yang sesuai.


1.   Nama, umur dan alamat
2.  Gravida dan para
3.  Hari pertama haid terakhir 
4.  K apan bayi akan lahir (menurut taksiran ibu)
5.  Riwayat alergi obat-obatan tertentu.
6.  Riwayat kehamilan sekarang.
  Apakah ibu pernah melakukan pemeriksaan antenatal? Jika ya,
  periksa kartu antenatalnya.
  Pernakah ibu mendapat masalah selama kehamilannya? (misalnya
 perdarahan, hipertensi)?
  K apan mulai kontraksi teratur? Seberapa sering kontraksi terjadi?
  Apakah ibu masih merasakan gerakan bayi?
  Apakah selaput ketuban sudah pecah? Jika ya apa warna cairan
ketuban? Apakah kental atau encer? K apan saat selaput ketuban
  pecah? (periksa perineum ibu untuk memeriksa cairanketuban
dipakaiannya)
  K apankah ibu terakhir kali makan atau minum?
  Apakah ibu mengalami kesulitan untuk berkemih?
7.  Riwayat kehamilan sebelumnya.
  Apakah ada masalah selama persalinan atau kelahiran sebelumnya
(bedah caesar, persalinan dengan ekstraksi vakum atau vorseps,
induksi oksitosin, hipertensi yang diinduksi oleh kehamilannya,
 preeklampsi/eklampsia, perdarahan pasca persalinan)?
  Berapa berat badan bayi yang paling besar pernah ibu lahirkan?
  Apakah ibu mempunyai bayi bermasalah pada kehamilan/persalinan
sebelumnya?
8.  Riwayat medis lainnya (masalah pernafasan, hipertensi, gangguan
  jantung, berkemih, dll)

18 

http://slide pdf.c om/re a de r/full/ma ka la h-ma te r nita s-55a 754a b9c d03 18/25
 

5/13/2018 Ma ka la h Ma te r nita s - slide pdf.c om

9.  Masalah medis saat ini (sakit kepala, gangguan penglihatan, pusing atau
nyeri epigastrium bagian atas). Jika ada periksa tekanan darahnya dan
 protein dalam urine ibu.
10.  Pertanyakan tentang hal-hal yang belum jelas atau berbagai bentuk 

kekhawatiran lainnya.
11.  Riwayat perkawinan.
Ditanyakan kawin berapa kali, umur/lama perkawinan, jarak perkawinan
dengan kehamilan, perkawinan pada masyarakat desa sering pada usia
muda, yaitu sekitar usia menarche resiko melahirkan BBLR sekitar 2 kali
lipat dalam 2 tahun setelah menarche disamping itu akan terjadi kompetisi
makanan antara janin dan ibunya sendiri yang masih dalam masa
  pertumbuhan dan adanya perubahan hormonal yang akan terjadi selama
kehamilan.semua ini akan menyebapkan kebanyakan wanita di negara
 berkembang mempunyai TB yang pendek.
12.  Pola kebiasaan sehari-hari
a.   Nutrisi
Ditanyakan apa yang ibu konsumsi selama inpartu
 b.  Eliminasi
Ditanyakan adanya perasaan sering/susah kencing selama kehamilan
dan poses persalinan. Pada akhir trimester III dapat terjadi konstipasi.
c.  Istirahat/tidur 
Waktu istirahat harus lebih lama dari pada keadaan biasa. Bagi wanita
hamil membutuhkan 10-11 jam.
d.  K ebersihan

K ebersiahan meliputi kebersihan tubuh. Pakaian dan lingkungan,


menjaga kebersihan sangat penting agar kesehatan ibu tetap
terpelihara.
13.  Data psikologis
Wanita hamil diharapkan selalu disertai perasaan aman dan tenang dalam
menghadapi kehamilan dan persalinannya yang akan datang.
14.  Latar belakang sosial budaya
  Pada wanita hamil dari golongan sosial ekonomi rendah pada
umumnya t ergolong kategori resiko besar 

19 

http://slide pdf.c om/re a de r/full/ma ka la h-ma te r nita s-55a 754a b9c d03 19/25
 

5/13/2018 Ma ka la h Ma te r nita s - slide pdf.c om

   Adanya pantangan wanita hamil tentang makanan tertentu dapat


mengakibatkan kekurangan gizi pada ibi hamil
   Pada masyarakat tradisional, wanita mempunyai status lebih rendah
dari pada laki-laki, sehingga kurang energi protein ( K EP) pada wanita

lebih tinggi dengan akibat tingginya angka kematian bayi.

B.  Data Objektif 


1.  Pemeriksaan Umum
-  Bagaimana keadaan mum penderita, keadaan gizi, kelainan bentuk badan,
kesadaran.
-  Adanya anemia, cynose, loterus atau dypnoe
-  K eadaan jantung dan paru-paru
-  Reflek terutama lutut
-  Pemeriksaan.
1.  Tinggi badan dan berat badan.
Ibu hamil yang tinggi badannya kurang dari 145 cm terlebih pada
kehamilan pertama, tergolong resiko tinggi karena kemungkinan besar 
memiliki panggul yang sempit. Berat badan ibu perlu dikontrol secara
teratur dengan peningkatan berat badan selama hamil antara 10-12 kg.
2.  Tekanan darah diukur pada akhir kala II yaitu setelah anak dilahirkan
 biasanya tekanan darah akan naik kira-kira 10 mmHg
3.  Suhu badan, nadi, dan pernafasan.
O O
Pada penderita dalam keadaan biasa suhu badan antara 36 -37 C, bila
O   O
suhu lebih dari 37,5 C -37,8 C masih dianggap normal karena
kelelahan.
K eadaan nadi biasanya mengikuti keadaan suhu, bila suhu naik nadi
akan bertambah pula dapat disebapkan karena adanya perdarahan.
Pada klien yang akan bersalin, pernafasannya agak pendek karena
kelelahan, kesakitan dan karena membesarnya perut. Pernafasan normal
antara 80 ± 100 X /menit, kadang meningkat dan menjadi normal
kembali setelah persalinan. Semuanya diperiksa setiap 4 jam.

20

http://slide pdf.c om/re a de r/full/ma ka la h-ma te r nita s-55a 754a b9c d03 20/25
 

5/13/2018 Ma ka la h Ma te r nita s - slide pdf.c om

2.  Pemeriksaan khusus


1.  Inspeksi
a.  K epala

Meliputi keadaan rambut, warna pada sclera mata, warna konjungtiva.

 b.  Leher 
Apakah ada pembesaran kelenjar tiroid bila ibu menderita
hypertiroidisme maka dapat mempengaruhi kehamilan yaitu berakhir 
dengan keguguran, persalinan premature dapat terjadi kompensasio
kordir, terutama kala pengusiran.
c.  Dada
-  Payudara menjadi lebih besar 
-  Apakah air susu pada ibu sudah keluar?
-  Apakah puting sudah menonjol?
d.  Perut
-  Menentukan tinggi fundus uteri
-  Memantau kontraksi uterus
-  Memantau denyut jantung janin
-  Menentukan presentasi

-  Menentukan penurunan bagian terbawah janin


e.  Genitalia
Dilakukan vagina toucher meliputi :
-  Pengeluaran pada vulva
-  Pembukaan
-  Effecement
-  Apakah ketuban sudah pecah atau belum
-  Bagian terkecil janin
-  Bagian terdahulu
-  Hodge
2.  Palpasi
a.  Leher 
Apakah ada pembesaran kelenjar tiroid atau vena jugularis
 b.  Payudara
Apakah ada benjolan abnormal, colostrums keluar atau tidak 
c.  Abdomen

21

http://slide pdf.c om/re a de r/full/ma ka la h-ma te r nita s-55a 754a b9c d03 21/25
 

5/13/2018 Ma ka la h Ma te r nita s - slide pdf.c om

Raba kontraksi uterus dan frekuensinya dalam 10 menit


-  Leopolt I : untuk menentukan TFU dan bagian janin dalam fundus
-  Leopolt II : untuk menentukan batas samping rahim kanan/kiri,
letak punggung janin.

-  Leopolt III : untuk menentukan bagian terbawah janin apakah


sudah masuk PAP
-  Leopolt IV : untuk menentukan bagian terbawah janin seberapa
 jauh sudah masuk PAP.
3.  Pemeriksaan penunjang
Meliputi :
-  Pemeriksaan darah
-  Urine
-  Feses
-  K adang pemeriksaan serologi

22 

http://slide pdf.c om/re a de r/full/ma ka la h-ma te r nita s-55a 754a b9c d03 22/25
 

5/13/2018 Ma ka la h Ma te r nita s - slide pdf.c om

3.3  Diagnosa dan Intervensi Keperawatan

1.   Nyeri b/d kontraksi uterus


Intervensi :

-  K aji sifat dan derajat ketidaknyamanan


-  Beri informasi yang tepat tentang perawatan selama periode pasca partum
-  Inspeksi perbaikan episotomi atau luka
-  Lakukan tindakan kenyamanan serta penggunaan teknik relaksasi
-  Beri analgesic sesuai kebutuhan
2.  Resiko tinggi terhadap infeksi maternal b/d kontaminasi fekal 
Intervensi :
-  Tekankan pada klien tentang pentingnya mencuci tangan 

-  Gunakan teknik aseptic saat pemeriksaan vagina  


-  Lakukan perawatan perineal setelah eliminasi  
-  K aji sekresi vagina  
3.  Perubahan eliminasi urine b/d perubahan masukan dan kompresi mekanik kandung
kemih 
Intervensi :
-  Palpasi diatas simpisis pubis 
-  Catat dan bandingkan masukan dan pengeluaran  
-  Anjurkan berkemih, sedikitnya 1-2 jam 
-  K aji kekeringan kulit dan membrane mukosa  
4.  K eletihan b/d ketidaknyamanan atau nyeri ditandai dengan pengungkapan
kemampuan berkonsentrasi terganggu, emosi labil, perubahan kemampuan koping.  
Intervensi :
-  K aji derajat keletihan
-  Sediakan lingkungan yang redup dan tidak membingungkan klien
-  Pertahankan informasi tentang kemajuan persalian
5.  Perubahan ikatan proses keluarga b/d transisi / peningkatan anggota keluarga
Intervensi :
-  Anjurkan klien untuk menggendong, menyentuh bayi
-  Anjukan ayah untuk menggendong bayi
-  Observasi dan catat interaksi bayi
-  Anjurkan dan bantupemberian asi, tergantung pada pilihan klien

23 

http://slide pdf.c om/re a de r/full/ma ka la h-ma te r nita s-55a 754a b9c d03 23/25
 

5/13/2018 Ma ka la h Ma te r nita s - slide pdf.c om

BAB III
PENUTUP

3.1  Saran 
Bagi ibu hamil
Sebaiknya ibu hamil dalam proses kelahirannya dibantu dengan tenaga medis agar 
dalam persalinannya dapat berjalan normal.
Bagi penyusun
Diharapkan penyusun lebih mendalami proses kelahiran dalam bidangnya.

3.2  Kesimpulan  
Berdasarkan hasil analisa dan pembahasan yang telah dilakukan dapat diambil
kesimpulan sebagai berikut :
³ tenaga medis harus mengetahui proses kelahiran agar bisa menolong persalinan
dengan baik dan benar. ³

24 

http://slide pdf.c om/re a de r/full/ma ka la h-ma te r nita s-55a 754a b9c d03 24/25
 

5/13/2018 Ma ka la h Ma te r nita s - slide pdf.c om

DAFTAR PUSTAKA

1.  Bagian Obstetri dan Ginekologi, Unpad Pimpinan Persalinan Biasa. Obstetri
Fisiologi. 1980
2.  Asuhan Persalinan Normal, Jakarta : JNPKK R 
3.  Asuhan Bayi Baru Lahir, Jakarta : Pusdiknakes ± WHO ± JHPIEGO. 2001
4.  Saifudin AB, Adrian SZG, Wikhjosastro GH, Waspodo D.  Buk u Acuan Nasional 
 Pelayanan Kesehatan Maternal Neonatal.
5.  T  jokronegoro, Arjatmo.   Persalinan Normal 
. Fakultas K edokteran Universitas
Indonesia, cetakan keenam. 2005 

25 

http://slide pdf.c om/re a de r/full/ma ka la h-ma te r nita s-55a 754a b9c d03 25/25

Anda mungkin juga menyukai