Anda di halaman 1dari 5

BAB VII KONTROL

1. KONTROL

Kontrol adalah Suatu sistem atau cara pengaturan secara otomatis yang langsung atau dari jarak jauh
atau bisa juga merupakan kombinasi dari kedua cara tersebut.

2.PENGENALAN
Komponen sistem kontrol pada kontrol bagian akhir adalah tranduser. Ada beberapa jenis trnduser
yang dapat digunakan pada proses kontrol. Dalam pemilihan tranduser harus dipertimbangkan di
lingkungan yang bagaimana tranduser tersebut akan diguanakan.

3.OPERASI KONTROL AKHIR


Operasi Elemen kontrol akhir melibatkan langkah-langkah yang diperlukan untuk mengkonversi sinyal
kontrol (yang dihasilkan oleh suatu kontroler proses) ke dalam tindakan proporsional pada proses itu
sendiri. Jadi, untuk menggunakan suatu sinyal kontrol tertentu 4-20 mA untuk mengubah suatu laju alir
besar 10.0 m3/min sampai 50.0 m3/min, tentu memerlukan beberapa operasi perantara (intermediate).
Operasi Intermediate yang spesifik sangat tergantung pada disain kontrol proses, tetapi penyamarataan
tertentu dapat dibuat mengenai langkah-langkah yang membawa sinyal kontrol kepada elemen kontrol
akhir.

3.1 Konversi Sinyal

Langkah ini mengacu pada modifikasi yang harus dibuat pada sinyal kontrol untuk terhubung dengan
baik dengan langkah kontrol berikutnya, yaitu aktuator. Sehngga, jika suatu elemen kontrol valve
dioperasikan oleh suatu aktuator motor listrik, maka sinyal kontrol 4-20 mA dc harus dimadifikasi untuk
mengoperasikan motor itu. Jika suatu motor dc digunakan, modifikasi boleh jadi adalah konversi arus ke
tegangan dan penguatan.

3.2 Aktuator

Aktuator adalah suatu terjemahan sinyal kontrol (yang dikonversi) ke dalam tindakan pada elemen
kontrol. Jadi, jika suatu valve dioperasikan, maka aktuator adalah suatu alat yang mengkonversi sinyal
kontrol ke dalam tindakan fisik membuka atau menutup valve.

3.3 Elemen Kontrol

Jadi, jika aliran dikontrol, maka elemen kontrol, suatu valve, harus dibangun secara langsung pada
sistem aliran. Dengan cara yang sama, jika temperatur dikontrol, maka beberapa mekanisme atau
elemen kontrol yang mempunyai suatu pengaruh langsung pada temperatur harus dilibatkan pada
proses itu. Ini bisa jadilah kombinasi suatu heater/cooler yang secara elektris digerakkan oleh rele atau
suatu valve pnematik untuk mengendalikan influks reaktan. Disebabkan aplikasi teknik kontrol proses
di dalam industri adalah bervariasi seperti industri itu sendiri, [adalah tidak praktis untuk
mempertimbangkan lebih dari beberapa teknik pengendalian akhir. Dengan mempelajari beberapa
contoh, pembaca seharusnya disiapkan untuk meneliti dan memahami banyak teknik lain yang muncul
di industri.

4.KONVERSI SINYAL

Sasaran konversi sinyal yang prinsip adalah untuk mengkonversi sinyal kontrol lowenergy kepada
suatu sinyal energi tinggi untuk men-drive aktuator. Sinyal Keluaran Kontroler secara khusus adalah
salah satu dari tiga bentuk: (1) arus listrik, pada umumnya 4-20 mA; (2) tekanan pnematik, pada
umumnya 3-15 psi atau 20-100 kPa; dan (3) sinyal digital, pada umumnya tegangan LEVEL TTL dalam
bentuk paralel atau serial. Ada banyak pola yang berbeda untuk konversi sinyal ini kepada bentuk lain,
tergantung pada bentuk akhir yang diinginkan dan tergantung pada teknologi untuk menghasilkan
konversi seperti ini.

4.1 Sinyal Listrik Analog


Berbagai metoda pengkondisi sinyal analog yang dibahas pada Bab 2 digunakan dalam konversi yang
penting bagi kontrol akhir. Paragrap berikut meringkas sebagian dari pendekatan yang lebih umum.

a. RELAY

Suatu konversi umum untuk digunakan sinyal kontroler [itu] untuk mengaktipkan suatu relay ketika
suatu ON/OFF sederhana atau kontrol dua-position adalah cukup.Dalam beberapa hal, sinyal arus
rendah adalah tidak cukup untuk men-drive suatu relay industri berat, dan suatu amplifier digunakan
untuk menaikkan tegangan sinyal kontrol tersebut kepada suatu level yang cukup untuk melakukan
pekerjaan itu.

b. AMPLIFIER
amplifier ac atau dc daya tinggi sering dapat menyediakan konversi yang perlu dari sinyal kontrol daya
rendah bagi suatu bentuk energi tinggi. amplifier seperti itu bisa melayani kontrol motor, kontrol panas,
kontrol level cahaya, dan sejumlah besar lain kebutuhan industri.

c. KONTROL MOTOR

Banyak rangkaian kontrol motor dirancang sebagai unit yang dikemas yang menerima suatu sinyal dc
level rendah secara langsung untuk mengendalikan kecepatan motor. Jika sistim yang demikian tidak
tersedia, [itu] adalah mungkin untuk membangun rangkaian yang menggunakan amplifier bersama
dengan SCR atau TRIAC untuk melaksanakan kontrol ini.

4.2 Sinyal Listrik Digital


Konversi sinyal digital ke bentuk yang diperlukan oleh operasi kontrol akhir secara umum dilaksanakan
menggunakan sistem yang telah dibahas Bab 3. Bagaimanapun kiita menyebutkan lagi, elemen-elemen
dasar interface keluaran antara komputer dan kontrol akhir.

a. KONTROL ON/OFF
Ada banyak kasusdalam kontrol proses dimana algoritma kontrol terpenuhi oleh perintah sederhana ke
peralatan luar untuk mengubah kecepatan, menyalakan (atau mematikan), bergerak naik, dan
seterusnya. Dalam kasus yang demikian, komputer dapat dengan mudah memuat/men-load suatu garis
keluaran dengan suatu l atau 0 yang sesuai

b.DAC
Ketika keluaran digital harus menyediakan suatu kontrol yang lembut, seperti terjadi dalam
memposisikan valve, komputer harus menyediakan suatu masukan bagi suatu DAC yang kemudian
menentukan suatu keluaran analog yang sesuai. Ketika suatu komputer harus menyediakan keluaran
bagi banyak elemen kontrol akhir, suatu modul keluaran data atau sistem seperti yang uraikan Bab 3
dapat dipakai. Modul yang terintegrasi ini berisi saluran pengalamatan, DAC, dan elemen-elemen yang
diperlukan lainnya dari sistem interface output yang terisi sendir/selfcontained.

c. DIRECT ACTING
Karena penggunaan digital dan teknik komputer dalam kontrol proses menjadi semakin tersebar luas
metoda baru dari kontrol akhir telah dikembangkan dimana dapat digerakkan secara langsung oleh
komputer. Sehingga, suatu motor stepper, untuk dibahas kemudian, dengan mudah berhubungan
dengan sinyal digital yang merupakan keluaran komputer.

4.3 Sinyal Pneumatik


Bidang pnematik yang umum meliputi suatu spektrum yang lebar dari aplikasi tekanan fluida ke
kebutuhan industri. Salah satu aplikasi yang paling umum adalah untuk menyediakan suatu gaya oleh
tekanan gas yang bertintak pada suatu piston atau diafragma. Kemudian dalam bab ini, kita akan
berhadapan dengan aplikasi ini dalam kontrol proses. Akan tetapi, di dalam bagian ini, kita tertarik akan
pnematik sebagai alat perambatan.

a.PRINSIP- PRINSIP
Di dalam suatu sistem pnematik, informasi dibawa oleh tekanan gas dalam suatu pipa. Jika kita
mempunyai suatu pipa dengan panjang berapa saja dan menaikkan tekanan gas pada satuujungnya,
peningkatkan tekanan ini akan menyebarn sepanjang pipa sampai tekanan sepanjang/seluruhnya
dinaikkan kepada nilai yang baru. Sinyal Tekanan menjalar sepanjang pipa pada suatu kecepatan di
sekitar kelajuan bunyi di (dalam) gas (udara), sekitar 330 m/s(1082 ft/s). jadi, jika suatu transduser
memvariasi tekanan gas pada satu ujung 330-meter pipa (sekitar 360 yard), sebagai jawaban atas
beberapa variabel terkontrol, maka tekanan yang sama terjadi di ujung pipa lain setelah suatu
penundaan kira-kira l detik.

b.AMPLIFIKASI (PENGUATAN)

Suatu amplifier pnematik, juga disebut suatu booster atau relay, menaikkan tekanan dan/atau
volume arus udara oleh beberapa jumlah proporsional secara linier dari sinyal masukan. Jadi, jika
pendorong mempunyai suatu gain tekanan 10, keluaran akan 30-150 psi untuk suatu masukan 3-15 psi.
Ini terpenuhi via suatu regulator yang diaktipkan oleh sinyal kontrol. Jika gerakan adalah ke bawah,
kebocoran gas dikurangi dan tekanan di luar garis akan meningkat. Alat yang ditunjukkan adalah
bertindak reverse/kebalikan, sebab suatu tekanan high-signal akan menyebabkan tekanan keluaran
berkurang. Banyak disain lainnya juga digunakan

c.SISTEM NOZZLE/FLAPPER
Suatu konversi sinyal yang sangat penting adalah dari tekanan ke gerakan mekanis dan sebaliknya.
Konversi ini dapat disajikan oleh suatu sistem nozzle/flapper (kadang-kadang disebut suatu sistem
nozzle/baffle). menyediakan suatu sumber udara melalui restriksi/pembatasan. Alat pemercik (nozzle)
terbuka pada ujung di mana gap ada antara nozzle dan flapper, dan udara lepas dalam daerah ini. Jika
flapper bergerak menurun dan menutup flapper yang terbuka sehingga tidak ada udara bocor, tekanan
sinyal akan naik kepada tekanan supply/persediaan. Ketika flappere pindah, tekanan sinyal akan turun
oleh karena kebocoran gas. Akhirnya, ketika flapper adalah jauh sekali (terbuka), tekanan akan stabil
pada beberapa nilai yang ditentukan oleh kebocoran yang maksimum melalui nozzle itu. Gambar 7.5b
menunjukkan hubungan antara tekanan sinyal dan jarak gap. Perhatikan sesitivitas yang besar dalam
daerah pusat . Suatu nozzle/flapper dirancang untuk beroperasi dalam daerah pusat, di mana keniringan
garis adalah terbesar.

d. KONVERTER0 ARUS KE TEKANAN (CURRENT-TO-PRESSURE CONVERTER)

Current-To-Pressure Converter, atau disingkat l/P converter, adalah suatu elemen penting dalam kontrol
proses. Sering, ketika kita ingin menggunakan sinyal arus listrik level rendah untuk bekerja, adalah lebih
mudah untuk dibiarkan pekerjaan dilaksanakan oleh suatu sinyal pnematik. I/P Converter memberi kita
suatu cara yang linier menterjemahkan arus 4-20 mA ke dalam suatu sinyal 3-15 psig. Ada banyak disain
untuk konverter ini, tetapi prinsip dasar dasar hampir selalu melibatkan penggunaan suatu sistem
nozzle/flapper.

4.4 AKTUATOR
Jika suatu valve digunakan untuk kontrol aliran fluida, beberapa mekanisme harus secara fisik membuka
atau menutup valve itu. Jika suatu heater adalah menghangatkan suatu sistem, beberapa alat harus
membuat heater itu ON atau OFF beberapa eksitasinya. Ini adalah contoh-contoh yang dibutuhkan
untuk suatu keduaaktuator dalam loop kontrol proses. Perhatikan perbedaan alat ini dari masukan
sinyal kontrol dan elemen kontrol sendiri.

4.4.1 Aktuator Listrik


Paragrap berikut memberi suatu uraian pendek beberapa jenis aktuator listrik yang umum. Tujuannya
adalah untuk menyajikan hanya corak yang penting dari alat dan bukan suatu studi yang mendalam
tenteng prinsip dan karakteristik operasional. Di dalam suatu aplikasi spesifik, orang akan diharapkan
untuk mengkonsultasikan spesifikasi produk terperinci dan buku yang berhubungan dengan masing-
masing jenis aktuator.

a.SOLENOID
Suatu solenoid adalah suatu alat dasar yang mengkonversi suatu sinyal listrik ke dalam gerakan mekanis,
pada umumnya seperti garis. Spesifikasi Solenoid meliputi rating listrik dan gaya pengisap menarik atau
mendorong ketika yang diberi tegangan tertentu. Gaya ini mungkin dinyatakan dalam newton atau
kilogram di dalam sistem SI, dan dalam pound atau ons dalam Sistem Inggris.

b.MOTOR LISTRIK

Motor listrik adalah alat yang menerima masukan listrik dan menghasilkan suatu perputaran kontinu
sebagai hasilnya. Jenis motor dan ukurannya bermacammacam tergantung pada hal kecepatan putaran
(jumlah putaran tiap menit, atau rpm), tenaga awal putaran (torsi), tenaga putaran, dan macam-macam
spesifikasi lainnya. Motor listrik banyak dipakai sebagai aktuator dalam kontrol proses. Mungkin situasi
kontrol yang paling umum adalah di mana kecepatan motor men-drive beberapa bagian suatu proses,
dankecepatan tersebut

Anda mungkin juga menyukai