Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

ASUHAN KEPERAWATAN PERIOPERATIF PADA PENYAKIT


APENDISITIS

DI SUSUN OLEH :
SULASTRI
(P00620219058)

KELAS II B

POLITEKNIK KESEHATAN MATARAM


TAHUN AJARAN 2020/2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada tuhan yang maha kuasa yang telah memberikan kesehatan
dan kesempatan sehingga makalah ”Asuhan Keperawatan Perioperatif Pada Penyakit
Apendisitis” ini dapat di selesaikan.
Makalah ini bertujuan untuk memberikan laporan kepada dosen atau mahasiswa yang
bersangkutan. Dalam makalah ini disajikan informasi mengenai hasil rangkuman materi yang
kami lalukan mengenai topik ” Asuhan Keperawatan Perioperatif Pada Penyakit Apendisitis”.
Tentunya,tidak ada gading yang tidak retak,makalah ini tentu masih banyak kekurangan.
Oleh karena itu,kritik dan saran selalu penulis diharapkan agar menjadi pedoman dimasa yang
akan datang akhir kata kami ucapkan banyak terima kasih.

Kota Bima, 26 April 2021

Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..........................................................................................................
DAFTAR ISI........................................................................................................................
BAB 1
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG.....................................................................................................
B. RUMUSAN MASALAH.................................................................................................
C. TUJUAN..........................................................................................................................

BAB 2
PEMBAHASAN
1. PENGERTIAN PERIOPERATIF DAN APENDISITIS..............................................
2. BAGAIMANA TAHAPAN DALAM PERAWATAN PERIOPERATIF PADA
APENDISITIS...............................................................................................................
3. BAGAIMANA AKTIFITAS KEPERAWATAN DALAM PERAN PERAWAT PERIOPERATIF
PADA APENDISITIS...............................................................................................................
BAB 3
PENUTUP
A. KESIMPULAN.................................................................................................................
B. SARAN.............................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................
BAB 1
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Tindakan operasi atau pembedahan merupakan pengalaman yang sulit bagi hampir semua
pasien. Berbagai kemungkinan buruk bisa saja terjadi yang akan membahayakan bagi pasien.
Maka tak heran jika sering kali pasien dan keluarganya menunjukkan sikap yang agak berlebihan
dengan kecemasan yang mereka alami. Kecemasan yang mereka alami biasanya terkait dengan
segala macam prosedur asing yang harus dijalani pasien dan juga ancaman terhadap keselamatan
jiwa akibat segala macam prosedur pembedahan dan tindakan pembiusan. Perawat mempunyai
peranan yang sangat penting dalam setiap tindakan pembedahan baik pada masa sebelum, selama
maupun setelah operasi.Intervensi keperawatan yang tepat diperlukan untuk mempersiapkan
klien baik secara fisik maupun psikis. Tingkat keberhasilan pembedahan sangat tergantung pada
setiap tahapan yang dialami dan saling ketergantungan antara tim kesehatan yang terkait (dokter
bedah, dokter anstesi dan perawat) di samping peranan pasienyang kooperatif selama proses
perioperatif.
Tindakan operasi adalah sebuah tindakan yang bagi sebagian besar klien adalah sesuatu
yang menakutkan dan mengancamkan jiwa klien. Hal ini dimungkinkan karena belum adanya
pengalaman dan dikarenakan juga adanya tindakan anestesi yang membuat klien tidak sadar dan
membuat klien merasa terancam takut apabila tidak bias bangun lagi dari efek anestesi.
Tindakan operasi membutuhkan persiapan yang matang dan benar-benar teliti karena hal ini
menyangkut berbagai organ, terutama jantung, paru, pernafasan. Untuk itu diperlukan tindakan
keperawatan yang komprehensif dan menyeluruh guna mempersiapkan tindakan operasi sampai
dengan benar-benar aman dan tidak merugikan klien maupun petugas.
B. RUMUSAN MASALAH
Dari permasalahan yang telah diuraikan pada latar belakang maka permasalahan materi ini
adalah
1. Bagaimana pengertian perioperatif dan apendisitis
2. Bagaimana tahapan dalam perawatan perioperatif pada apendisitis
3. Bagaimana aktifitas keperawatan dalam peran perawat perioperatif pada apendisitis
C. TUJUAN
Adapun tujuan makalah ini adalah:
1. Untuk mengatahui pengertian perioperatif
2. Untuk mengetahui tahapan dalam perawatan perioperatif
3. Untuk mengetahui aktifitas keperawatan dalam peran perawat perioperatif
BAB II
PEMBAHASAN
1. PENGERTIAN PERIOPERATIF DAN APENDISITIS
Keperawatan perioperative merupakan istilah yang digunakan untuk menggambarkan
keragaman fungsi keperawatan yang berkaitan dengan pengalaman pembedahan pasien.
Termasuk pada penyakit Apendisitis, apendisitis atau biasa juga dikenal masyarakat luas dengan
usus buntu. Apendisitis merupakan kasus gawat bedah abdomen yang paling sering terjadi.
Apendisitis adalah salah satu penyakit saluran percernaan yang paling umum ditemukan dan
yang paling sering memberikan keluhan abdomen yang akut (Black & Hawks, 2014). Istilah
perioperatif adalah suatu istilah gabungan yang mencakup tiga fase pengalaman pembedahan,
yaitu :
 Fase preoperatif,
 Fase intraoperatif,
 Fase pascaoperatif.
Masing-masing fase di mulai pada waktu tertentu dan berakhir pada waktu tertentu pula dengan
urutan peristiwa yang membentuk pengalaman bedah dan masing-masing mencakup rentang
perilaku dan aktivitas keperawatan yang luas yan dilakukan oleh perawat dengan
menggunakan proses keperawatan dan standar praktik keperawatan. Disamping perawat kegiatan
perioperatif ini juga memerlukan dukungan dari tim kesehatan lain yang berkompeten dalam
perawatan pasien sehingga kepuasan pasien dapat tercapai sebagai suatu bentuk pelayanan
prima.

2. TAHAP DALAM KEPERAWATAN PERIOPERATIF PADA APENDISITIS


1) Fase Preoperatif
Fase preoperatif dimulai ketika ada keputusan untuk dilakukan intervensi bedah dan diakhiri
ketika pasien dikirim ke meja operasi dimana pasien apendisitis dinyatakan perlu penanganan ke
meja operasi. Lingkup aktivitas keperawatan selama waktu tersebut dapat mencakup penetapan
pengkajian dasar pasien di tatanan klinik ataupun rumah, wawancara pra operatif dan
menyiapkan pasien untuk anstesi yang diberikan dan pembedahan. Pengkajian Keperawatan
Preoperatif:
a. Resiko pembedahan
Umur, status nutrisi, status cairan dan elektrolit, kondisi kesehatan umum, obat-obat yang
digunakan dan kesehatan mental serta sikap pasien terhadap penyakitnya.
b. Riwayat keperawatan
Hal ini akan membantu perawat dalam merencanakan asuhan keperawatan preoperative
dan asuhan postoperative pada pasien apendisitis.

Riwayat keperawatan preoperatif pada pasien apendisitis meliputi :


 Kondisi fisik (warna kulit, BB, status cairan dan tingkat energi)
 Sikap mental (Kecemasan ringan merupakan respon normal terhadap pembedahan, akan
tetapi kecemasan berat dapat meningkatkan risiko pembedahan).
 Pemahaman terhadap prosedur pembedahan (Pasien yang berpengetahuan luas
mengetahui apa yang diharapkan secara umum dengan penanggulangannya lebih efektif
dalam proses pembedahan dan masa penyembuhan).
 Pengalaman sebelumnya (mungkin berpengaruh terhadap respon fisik dan psikis dengan
pembedahan yang di rencanakan)
 Hasil yang diharapkan (mungkin berpengaruh terhadap body image dan gaya hidup serta
tingkat kecemasan yang bervariasi)
 Pengobatan (buat daftar obat yang digunakan terakhir, obat tertentu seperti anti konfulsan
dan insulin harus tetap diberikan walau operasi sedang berjalan untuk mencegah akibat
yang merugikan). Kebiasaan merokok (Jaringan paru perokok mengalami iritasi kronik,
general anasthesi menyebabkan akan menambah iritasi lebih banyak lagi).
 Kebiasaan mengkonsumsi alcohol (penguna alcohol berat, terus menerus dapat
menyebabkan masalah selama anesthesia, pembedaan dan pemulihan).
 Sumber koping, penggunaan mekanisme koping efektif sebelumnya atau
mengembangkan strategi baru (seperti divisional aktifitas sebagai contoh membaca dan
relaksasi) dapat menolong.
 Konsep diri, latar belakang konsep diri pasien yang positif dalam
pengalaman pembedahan dengan kepercayaan bahwa mereka dapat menanganinya
dengan sukses.
 Bodi image, kemungkinan mengalami kerusakan atau perubahan dalam identitas fisik
menjadi perhatian sebelum pembedahan. (Pemberian informasi yang akurat
dapat menghilangkan rasa takut yang disebabkan konsep yang salah).

Ukur tanda – tanda vital


 Cek data fisik termasuk penyakit pernafaan.
 Observasi pemakaian intubasi
 Monitor kelancaran jalan nafas.
 Pertahankan keseimbangan cairan.
 Kaji tanda – tanda syok secara dini.
 Kolaborasi dengan operator persiapan darah jumlah? Jenis?
 Bersihkan daerah yang akan dioprasi dengan hibiscrub, nacl, alkohol.
 Cek kadaluarsa alat yang dipakai
 Pertahankan sterilitas selama operasi.
 Cuci tangan secara steril
 Tutup luka operasi dengan kassa steril.
 Pastikan posisi pasien sesuai
 Cek daerah penekanan selama operasi
 Pasang sabuk atau tali pengaman.
 Hitung jumlah kassa, jarum, bisturi, depper, sebelum dan sesudah operasi.

3) Fase Pascaoperatif
Fase pascaoperatif dimulai dengan masuknya pasien ke ruang pemulihan (recovery room) dan
berakhir dengan evaluasi tindak lanjut pada tatanan klinik atau di rumah. Lingkup aktivitas
keperawatan mecakup rentang aktivitas yang luas selama periode ini. Pada fase ini focus
pengkajian meliputi efek agen anestesi dan memantau fungsi vital serta mencegah komplikasi.
Aktivitas keperawatan kemudian berfokus pada peningkatan penyembuhan pasien dan
melakukan penyuluhan, perawatan tindak lanjut dan rujukan yang penting untuk penyembuhan
dan rehabilitasi serta pemulangan.
Pengkajian postoperatif:
 Fungsi pernafasan
 Fungsi cardiovaskuler
 Keseimbangan cairan dan elektrolit
 Dressing, tubes dan drains
 Neurologik status
 Pain Safety
Diagnosa Keperawatan Postoperatif
 Resiko tinggi tidak efektif jalan nafas b.d penumpukan secret
 Resiko gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit b.d output berlebihan dan
Pembatasan intake output
 Hipotensi b.d Lingkungan OK dan Efek anasthesi
 Resiko cedera b.d pasien belum sadar penuh
 Gangguan rasa nyaman nyeri b.d adanya luka operasi.
Tindakan Keperawatan postoperative
 Monitor TTV tiap 5 menit
 Monitor kelancaran pernafasan pasien
 Berikan posisi nyaman bagi pasien
 Pasang guedel / mayo sesuai indikasi
 Kolaborasi pemberian O2 …… lt / mnt
 Monitor tanda dehidrasi
 Ukur intake output
 Kaji tanda-tanda syok
 Kolaborasi pemberian cairan IV
 Beri selimut tebal
 Pasang pemanas
 Pasang pagar pengaman tempat tidur
 Tidak meninggalkan pasien sewaktu gelisah
 Anjurkan pasien untuk tarik nafas dalam
e. Pilihan
Keputusan tentang dilakukan pembedahan diserahkan sepenuhnya pada pasien. Indikasi
Pembedahan apendisitis merupakan pilihan pribadi dan biasanya terkait dengan estetika
Sedangkan menurut faktor resikonya, tindakan pembedahan dibagi menjadi:
a. Minor
Menimbulkan trauma fisik yang minimal dengan resiko kerusakan yang minim.
Contoh : incisi dan drainage kandung kemih, sirkumsisi.
b Mayor
Menimbulkan trauma fisik yang luas, resiko kematian sangat serius.
Contoh : Total abdominal histerektomi, reseksi colon, dan lain-lain.

D. AKTIVITAS KEPERAWATAN DALAM PERAN PERAWAT PERIOPERATIF


PENGKAJIAN
Rumah/Klinik:
1) Melakukan pengkajian perioperatif awal
2) Merencanakan metode penyuluhan yang sesuai dengan kebutuhan pasien
3) Melibatkan keluarga dalam wawancara.
4) Memastikan kelengkapan pemeriksaan pra operatif
5) Mengkaji kebutuhan klien terhadap transportasi dan perawatan pasca operatif
Unit Bedah :
1) Melengkapi pengkajian praoperatif
2) Koordianasi penyuluhan terhadap pasien dengan staf keperawatan lain.
3) Menjelaskan fase-fase dalam periode perioperatif dan hal-hal yang diperkirakan terjadi.
4) Membuat rencana asuhan keperawatan
Ruang operasi :
1) Mengkaji tingkat kesadaran klien.

2) Menelaah ulang lembar observasi pasien (rekam medis)


3) Mengidentifikasi pasien
4) Memastikan daerah pembedahan
Perencanaan :
1) Menentukan rencana asuhan
2) Mengkoordinasi pelayanan dan sumber-sumber yang sesuai (contoh: Tim Operasi).
Dukungan Psikologis :
1) Memberitahukan pada klien apa yang terjadi
2) Menentukan status psikologis
3) Memberikan isyarat sebelumnya tentang rangsangan yang merugikan, seperti : nyeri.
4) Mengkomunikasikan status emosional pasien pada anggota tim kesehatan yang lain yang
berkaitan.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Keperawatan perioperatif merupakan istilah yang digunakan untuk
menggambarkan keragaman fungsi keperawatan yang berkaitan dengan pengalaman
pembedahan pasien. Termasuk pada penyakit Apendisitis, apendisitis atau biasa juga dikenal
masyarakat luas dengan usus buntu. Apendisitis merupakan kasus gawat bedah abdomen
yang paling sering terjadi. Apendisitis adalah salah satu penyakit saluran percernaan yang
paling umum ditemukan dan yang paling sering memberikan keluhan abdomen yang akut
(Black & Hawks, 2014). Istilah perioperatif adalah suatu istilah gabungan yang mencakup
tiga fase pengalaman pembedahan, yaitu :
 Fase preoperatif,
 Fase intraoperatif,
 Fase pascaoperatif.

B. Saran
Untuk mempelajari sesuatu tidaklah cukup hanya dengan melihat saja,penyaji
menyarankan kepada semuanya agar lebih banyak membaca guna memahami tentang
konsep dasar dari makalah ini. Semua apa yang di sampaikan dalam makalah memberi
manfaat untuk kita semua.
DAFTAR PUSTAKA
Boedihartono. 1994. Proses Keperawatan di Rumah Sakit. Jakarta.
http://makalah-kesehatan-online.blogspot.com/2009/01/konsep-dasar-keperawatan-
perioperatif.html, di akses 16 Mei 2011

Anda mungkin juga menyukai