Anda di halaman 1dari 7

MAKALAH

SEJARAH dan KEPEMIMPINAN PADA MASA


DINASTI UMAYYAH

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Sejarah Peradaban Islam

Dosen Pengampu : Ust. Zainal Arifin, M. Ag.

Disusun oleh :
ASHFA DHIYA’UDDIN (200104110106)
NAILUN NAJAH (200104110109)
NAYATA PADAROBBI (200104110170)

JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA ARAB


FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG 2021
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Berakhirnya kekuasaan khalifah Ali bin Abi Thalib / Khulafaur rasyidin mengakibatkan
lahirnya kekuasan baru yang berpola dinasti atau kerajaan. Pola kepemimpinan sebelumnya
(khalifah Ali) yang masih menerapkan pola keteladanan Nabi Muhammad, yaitu pemilihan
khalifah dengan proses musyawarah akan terasa berbeda ketika memasuki pola
kepemimpinan dinasti-dinasti yang berkembang sesudahnya.
Di dalam makalah ini akan membahas secara rinci mengenai Dinasti Bani Umayah diulai dari
latar belakang berdirinya Dinasti Bani Umayah, para pemimpin dinasti umayyah, masa
kemajuan dinasti umayyah, dan kemunduran serta kehancuran dinasti Umayah.
1.2Rumusan masalah
1. Bagaimana asal mula berdirinya dinasti umayyah ?
2. Siapa saja khalifah dinasti umayyah ?
3. Bagaimana masa kemajuan pada dinasti umayyah ?
4. Bagaimana masa kemunduran dan kehancuran dinasti umayyah ?
1.3 Tujuan Pembahasan
1. Untuk mengetahui asal mula berdirinya dinasti umayyah.
2. Untuk mengetahui nama para khalifah dinasti umayyah.
3. Untuk mengetahui masa kemajuan pada dinasti umayyah.
4. Untuk mengetahui masa kemunduran dan kehancuran dinasti umayyah.
BAB II
PEMBAHASAN
1. Asal Mula Berdirinya Dinasti Umayyah.

Nama Dinasti Umayyah dinisbatkan kepada Umayyah bin Abd Syams bin Abdu Manaf.
Ia adalah salah seorang tokoh penting ditengah Quraisy pada masa Jahiliah. Ia dan
pamannya Hasyim bin Abd Manaf selalu bertarung dalam merebutkan kekuasaan dan
kedudukan.

Dinasti Umayyah didirikan oleh Muawiyah bin Abu Sufyan bin Harb. Muawiyah di
samping sebagai pendiri daulah Bani Abbasiyah juga sekaligus menjadi khalifah
pertama. Ia memindahkan ibu kota kekuasaan islam dari Kufah ke Damaskus.

Hampir semua sejarawan membagi Dinasti umayyah (Umawiyah) menjadi dua yaitu
pertama, Dinasti umayyah yang dirintis dan didirikan oleh Muawiyyah Ibn Abi Sufyan
yang berpusat di Damaskus (Siria). Fase ini berlangsung sekitar satu abad dan mengubah
sistem pemerintahan dari sistem khilafah pada sistem kerajaan atau monarki, dan kedua,
Dinasti umayyah di Andalusia (Siberia) yang pada awalnya merupakan wilayah taklukan
Umayah di bawah pimpinan seorang gubernur pada zaman Walid Ibn Abd Al-Maliki
kemudian diubaha menjadi kerajaan yang terpisah dari kekuasaan Dinasti Bani Abbas
setelah berhasil menaklukkan Dinasti Umayyah di Damaskus.

Muawiyah dipandang sebagai pembangunan dinasti yang oleh sebagian besar sejarawan
awalnya dipandang negatif. Keberhasilannya memperoleh legalitas atas kekuasaanya
dalam perang saudara di Siffin dicapai melalui cara yang curang. Lebih dari itu,
Muawiyah juga dituduh sebagai pengkhianat prinsip-prinsip demokrasi yang diajarkan
Islam, karena dialah yang mula-mula mengubah pimpinan negara dari seorang yang
dipilih oleh rakyat menjadi kekuasaaan raja yang diwariskan turun-temurun (monarchy
heredity).

Diatas segala-galanya jika dilihat dari sikap dan prestasi politiknya yang menakjubkan,
sesungguhnya Muawiyah adalah seorang pribadi yang sempurna dan pemimpin besar
yang berbakat. Di dalam dirinya terkumpul sifat-sifat seorang penguasa, politikus, dan
administrator.

Gambaran dari sifat mulia tersebut dalam diri Muawiyah setidak-tidaknya tampak dalam
keputusannya yang berani memaklumkan jabatan khalifah secara turun-temurun. Situasi
ketika Muawiyah naik ke kursi kekhalifahan mengundang banyak kesulitan. Anarkisme
tidak dapat lagi dikendalikan oelh ikatan agama dan moral, sehingga hilanglah persatuan
umat.

Dengan menegakkan wibawa pemerintahan serta menjamin integritas kekuasaan di


masa-masa yang akan datang, Muawiyah dengan tegas menyelenggarakan suksesi yang
damai, dengan pembaiatan putranya, Yazid, beberapa tahun sebelum khlaifah meninggal
dunia.
2. Para Khalifah Dinasti Umayyah.

Masa kekuasaan Dinasti umayyah hammpir satu abad, tepatnya selama 90 tahun, dengan
14 orang khalifah. Khalifah yang pertama adalah Muawiyah bin Abi Sufyan, sedangkan
khalifah yang terakhir adalah Marwan bin Muhammad. Di antara mereka ada pemimpin-
pemimpin besar yang berjasa di berbagai bidang sesuai dengan kehendak zamannya,
sebaliknya ada pula khalifah yang tidak patut dan lemah. Adapun urutan khalifah
Umayyah adalah sebagai berikut :

1. Muawiyah I bin Abi Sufyan ( 41-60H/661-679M )


2. Yazid I bin Muawiyah ( 60-64H/679-683M )
3. Muawiyah II bin Yazid ( 64H/683M )
4. Marwan I bin Hakam ( 64-65H/683-684M )
5. Abdul Malik bin Marwan ( 65-86H/684-705M )
6. Al-Walid I bin Abdul Malik ( 86-96H/705-714M )
7. Sulaiman bin Abdul Malik ( 96-99H/714-717M )
8. Umar bin Abdul Aziz ( 99-101H/717-719M )
9. Yazid II bin Abdul Malik ( 101-105H/719-723M )
10. Hisyam bin Abdul Malik 105-125H/723-742M
11. Al-Walid II bin Yazid II 125-126H/742-743M
12. Yazid bin Walid bin Malik 126H/743M
13. Ibrahim bin Al-Walid II 126-127H/743-744M
14. Marwan II bin Muhammad 127-132H/744-750M
Para sejarawan umumnya sependapat bahwa para khalifah terbesar dari daulah Bani
Umayyah ialah Muawiyah, Abdul Malik, dan Sayyidina Umar bin Abdul Aziz.
3. Masa Kemajuan pada Dinasti Umayyah

Mu’awiyah bin Abi Sufyan merupakan khalifah terbesar dari daulah Bani Umayyah.
Beliau juga yang mendirikan dinasti Umayyah dan menjadi salah satu kekhalifahan yang
membawa Islam dalam beberapa kemajuan yang tercatat dalam sejarah Islam. Kemajuan
tersebut meliputi bidang militer, pemerintahan, ilmu pengetahuan, dan pendidikan.

Dalam bidang militer, dinasti Umayyah berhasil menguasai beberapa wilayah yang
sebelumnya dikuasai oleh Romawi dan Byzantium sehingga Islam meluas ke daratan
lainnya seperti Afrika dan Asia. Selain itu, dinasti Umayyah berhasil menciptakan
suasana yang aman dan terkendali di dalam negerinya sehingga seluruh masyarakat
Islam dapat hidup rukun dan damai tanpa peperangan.

Dalam bidang pemerintahan, dinasti Umayyah membentuk 4 departemen atau diwan


yang bertugas membantu tugas-tugas pemerintahan. Keempat diwan tersebut adalah :

1. Diwan Rasail, yang bertugas mengurusi surat-surat negara yang ditujukan kepada
para gubernur.
2. Diwan Kharaj, yang bertugas mengurusi perpajakan.
3. Diwan Jund, yang bertugas mengurusi keperluan militer negara (ketentaraan).
4. Diwan Khatam, yang bertugas mengurusi pencatatan.
Dalam bidang ilmu pengetahuan dan pendidikan, dinasti Umayyah mendirikan banyak
Kuttab (lembaga pendidikan dasar dan menengah). Selain itu, dinasti Umayyah juga
membangun masjid untuk dijadikan pusat pembelajaran Islam yang kemudian berhasil
melahirkan banyak ulama dan ilmuwan-ilmuwan besar Islam.

4. Masa Kemunduran dan Kehancuran Dinasti Umayyah

Dinasti Umayyah mengalami keruntuhan oleh banyak hal, di antaranya adalah terbaginya
kekuasaan daulah Bani Umayyah ke dalam 2 wilayah. Khalifah Marwan bin Muhammad
berkuasa di wilayah Semenanjung Tanah Arab, dan Khalifah Yazid bin Umar berkuasa
di wilayah Wasit. Namun yang paling kuat di antara kedua wilayah tersebut adalah yang
berpusat di Semenanjung Tanah Arab. Sehingga para pendiri kerajaan daulah Bani
Abbasiyah terus menerus mengatur strateginya untuk menumbangkan Khalifah Marwan
dengan cara apapun, termasuk menghabisi nyawanya. Dan di antara factor kemunduran
dinasti Bani Umayyah adalah :

a. Sistem pergantian khalifah melalui garis keturunan adalah sesuatu yang baru bagi
tradisi Arab yang lebih menekankan aspek senioritas. Pengaturannya tidak jelas.
Ketidakjelasan system pergantian khalifah ini menyebabkan terjadinya persaingan
yang tidak sehat di kalangan anggota keluarga istana.
b. Latar belakang terbentuknya dinasti Bani Umayyah tidak bisa dipisahkan dari
konflik-konflik yang terjadi di masa Ali bin Abi Tholib. Sisa-sisa syi’ah (para
pengikut Ali) dan Khawarij terus menjadi gerakan oposisi, baik secara terbuka seperti
di masa awal dan akhir maupun secara tersembunyi seperti di masa pertengahan
kekuasaan Bani Umayyah. Penumpasan terhadap gerakan-gerakan ini banyak
menyedot kekuatan pemerintah.
c. Pada masa kekuasaan Bani Umayyah, pertentangan etnis antara suku Arabia Utara
(Bani Qays) dan Arabia Selatan (Bani Kalb) yang sudah ada sejak zaman sebelum
Islam makin meruncing. Perselisihan ini mengakibatkan para penguasa Bani
Umayyah mendapat kesulitan untuk menggalang persatuan dan kesatuan. Disamping
itu, sebagian besar golongan Mawali (non Arab), terutama di Irak dan wilayah bagian
timur lainnya merasa tidak puas karena status mawali itu menggambarkan suatu
inferioritas, ditambah dengan keangkuhan bansa Arab yang diperlihatkan pada masa
Bani Umayyah.
d. Lemahnya pemerintahan daulah Bani Umayyah juga disebabkansikap hidup mewah
di lingkunagn istana sehingga anak-anak khalifah tidak sanggup memikul beban berat
kenegaraan tatkala mereka mewarisi kekuasaan. Disamping itu, golongan agama
banyak yang kecewa karena perhatian penguasa terhadap perkembangan agama
sangat kurang.
e. Penyebab langsung tergulingnya kekuasaan dinasti Bani Umayyah adalah munculnya
kekuatan baru yang dipelopori oleh keturunan Al-Abbas bin Abdul Muthalib.
Gerakan ini mendapat dukungan penuh dari Bani Hasyim dan golongan syi’ah, dan
kaum Mawali yang merasa dinomorduakan.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Dinasti Umayyah didirikan oleh Muawiyah bin Abu Sufyan bin Harb yang berpusat di
Damaskus (Siria). Fase ini berlangsung sekitar satu abad dan mengubah sistem
pemerintahan dari sistem khilafah pada sistem kerajaan atau monarki, dan kedua, Dinasti
umayyah di Andalusia (Siberia) yang pada awalnya merupakan wilayah taklukan
Umayah di bawah pimpinan seorang gubernur pada zaman Walid Ibn Abd Al-Maliki
kemudian diubaha menjadi kerajaan yang terpisah dari kekuasaan Dinasti Bani Abbas
setelah berhasil menaklukkan Dinasti Umayyah di Damaskus.

Masa kekuasaan Dinasti umayyah hammpir satu abad, tepatnya selama 90 tahun, dengan
14 orang khalifah. Khalifah yang pertama adalah Muawiyah bin Abi Sufyan, sedangkan
khalifah yang terakhir adalah Marwan bin Muhammad. Adapun para khalifah terbesar
dari daulah Bani Umayyah ialah Muawiyah, Abdul Malik, dan Sayyidina Umar bin Abdul
Aziz.
Mu’awiyah bin Abi Sufyan merupakan khalifah terbesar dari daulah Bani Umayyah.
Beliau juga yang mendirikan dinasti Umayyah dan menjadi salah satu kekhalifahan yang
membawa Islam dalam beberapa kemajuan yang tercatat dalam sejarah Islam. Kemajuan
tersebut meliputi bidang militer, pemerintahan, ilmu pengetahuan, dan pendidikan.

Dinasti Umayyah mengalami keruntuhan oleh banyak hal, di antaranya adalah terbaginya
kekuasaan daulah Bani Umayyah ke dalam 2 wilayah. Khalifah Marwan bin Muhammad
berkuasa di wilayah Semenanjung Tanah Arab, dan Khalifah Yazid bin Umar berkuasa
di wilayah Wasit. Namun yang paling kuat di antara kedua wilayah tersebut adalah yang
berpusat di Semenanjung Tanah Arab. Sehingga para pendiri kerajaan daulah Bani
Abbasiyah terus menerus mengatur strateginya untuk menumbangkan Khalifah Marwan
dengan cara apapun, termasuk menghabisi nyawanya.
DAFTAR PUSTAKA

Amin, Samsul Munir. 2009 Sejarah Peradaban Islam. Jakarta : AMZAH

Supriyadi, Dedi. 2008 Sejarah Peradaban Islam. Bandung : CV. PUSTAKA SETIA

https://brainly.co.id/tugas/1049169#:~:text=Kemajuan%20yang%20dicapai%20pada
%20masa,melahirkan%20ilmuwan%2Dilmuwan%20Islam%20besar.

http://walpaperhd99.blogspot.com/2019/09/kemajuan-dan-kemunduran-bani-umayyah.html?
m=1

Anda mungkin juga menyukai