JURUSAN KEHUTANAN C
FAKULTAS KEHUTANAN DAN ILMU LINGKUNGAN
UNIVERSITAS HALU OLEO
2021
RESUME KEGIATAN SEMINAR HARI PERTAMA
TEMA SEMINAR
Moderator :
Dr. Ir. Sitti Marwah, M.Si. selaku ketua panitia mengatakan, tujuan seminar ini agar
tersusun rekomendasi pengelolaan hutan kepada pemerintah, asosiasi pengusaha
hutan Indonesia (APHI) yang dapat menciptakan iklim positif untuk kesejahteraan
masyarakat, sehingga kita dapat membentuk manajemen kolaborasi dalam
pengelolaan hutan Indonesia pasca undang-undang cipta kerja yang dapat
memperkuat Komhindo di kancah nasional, dam serta juga meningkatkan peran FHIL
UHO pada level nasional dalam dunia ilmuwan dan pembangunan di bidang
kehutanan dan lingkungan. Ujarnya melalui siaran pers yang di kirim ke redaksi
Inilahsultra.com
Kegiatan ini di buka langsung oleh Dekan FHIL UHO Bapak Prof. Dr. Ir Aminuddin
Mane Kendari. M.Si. Harapan Bapak Aminuddin Mane Kendari, semoga di dalam
UU Cipta kerja ini tidak membawa dampak negative terhadap pengelolaan hutan.
Prof. Dr. Muh. Zamrun F., S.Si., M.Si., M.Sc. (Rektor UHO)
Kebijakan Merdeka Belajar Kampus Merdeka, diambil untuk merespon secara cepat
tantangan disrupsi agar kita bisa melompat ke masa depan. Pada saat yang bersamaan
telah dibuat kebijakan nasional dalam bidang hukum yaitu simplikasi dan harmonisasi
peraturan perundang-undangan, dikenal dengan sebutan Undang-undang Cipta Kerja
yang selanjutnya dijabarkan dalam berbagai peraturan pemerintah.
Menurut saya, perguruan tinggi seharusnya memandang UUCK ini secara komprehensif
menggunakan kesadaran ekosistem bukan kesadaran keakuan, sehingga dalam merespon
suatu permasalahan kita tidak bereaksi berdasarkan hal-hal yang tampak saja, tetapi
sebagai akademis kita harus merespon berdasarkan akar masalahnya, sehingga solusi
yang dibuat dapat menuntaskan permasalahan yang ada.
1. Pemetaan potensi sdh di dalam areal kerja sebagai dasar permohonan perizinan berusaha.
5. Diversifikasi produk/komoditas yang berasal dari pemanfaatan hasil hutan kayu, hasil
hutan bukan kayu dan jasa lingkungan.
6. Membangun konfigurasi bisnis baru yang menjamin kekuatan sektor hulu, hilir, dan
pasar.
8. Kegiatan penyimpanan dan penyerapan karbon merupakan salah satu kegiatan multi
usaha kehutanan yang berperan penting dalam mendukung mitigasi dan adaptasi
perubahan iklim dalam mencapai target ndc sektor kehutanan. Untuk implementasi
kebijakan perdagangan karbon menunggu terbitnya peraturan presiden.
DISKUSI I
Invited speakers 1
(1)Inventarisasi Hutan; (2) Perancangan tata hutan; (3) Penataan batas dalam unit
pengelolaan; (4) Penataan tata hutan; dan (5) Partisipasi para pihak melalui konsultasi
publik.
(1)lakukan evaluasi kinerja IUPHHK-HA dan IUPHHK-HT yang sudah berizin oleh
lembaga penilai independen; (2) (2) Bagi izin usaha yang sudah lebih dari 10 tahun
berkinerja buruk maka di cabut izinnya.; (3) bagi izin usaha yang kurang dari 10 tahun
dengan kinerja buruk diberi kesempatan untuk memperbaiki kekurangannya; (4) bagi
pemegang izin yang kinerjanya baik maka diberi sertifikat pengelolaan hutan lestari dan
difasilitasi pinjaman dana pengembangan dari dana pengelolaan lingkungan dan di
dukung oleh menteri LHK; (5) Areal yang dicabut izinnya karena berkinerja buruk dapat
diusulkan untuk dilelang kepada perusahaan yang baru sesuai peraturan No.8/2021
(1)Pemerintah memberi bantuan permodalan melalui APBN atau APBD. Jika skema
permodalannya adalah pinjaman, maka harus seringan mungkin sistem pengembalian
dananya; (2) Komoditi tanaman hutan lebih didorong ke tanaman kayu yang cepat
menghasilkan dan HHBK yang dapat dijadikan sumber penghidupan jangka pendek dan
menengah; (3) Pembentukan KUPS jangan dipaksakan maunya pemerintah. (4)
Membangun hutan melalui PPS ini harus sesuai dengan pengetahuan lokal , dan
ekosistem berbasis budaya tempatan (5) Pemerintah membangun pusat pelatihan
teknologi agroforestry untuk mendukung PPS; (6) Pemerintah membantu sepenuhnya
pemasaran hasil produksi yang bernilai tinggi; (7) Dalam kaitannya dengan kelola
kawasan maka terpenting adalah membuat perencanaan KPS yang logis, sederhana dan
dapat dipahami dan dilaksanakan oleh pemegang persetujuan KPS. Selama ini rencana
yng dibuat hanya formalitas dan tidak dapat dilaksanakan oleh masyarakat. (8) Berkaitan
dengan penandaan batas. Ini kegiatan yang rumit dan memberatkan petani. Buatlah batas
batas lokasi dan batas penguasaan per keluarga dengan cara yang sederhana. Pemerintah
harus mendorong yang melakukan penandaan adalah petani dan pendamping saja. Buat
pelatihan pemetaan partisipatif kepada kelompok tani.
Invited Speaker 2
Kph sebagai organisasi pengelola hutan di lapang mampu melaksanakan, antara lain :
1. Memperbaiki dan menjaga kualitas potensi hutan 2. Mempertahankan/meningkatkan
tutupan hutan sebagai sumber tata air dan penyangga kehidupan 3.
Menyelesaikan/meminimalkan konflik tenurial pengelolaan hutan 4. Menumbuhkan berbagai
usaha dan industri kehutanan (hhk dan hhbk, jaslink) 5. Berkontribusi terhadap pendapatan
dan kesejahteraan masyarakat 6. Mendukung adanya sumber pendapatan baru bagi daerah /
pemprov 7. Melaksanakan penertiban dan penegakan hukum tindak pidana kehutanan
Unit kph adalah organisasi perangkat daerah propinsi (uptd) yang melaksanakan kegiatan
teknis operasional dan/atau kegiatan teknis penunjang tertentu pada dinas dan bertanggung
jawab kepada kepala dinas provinsi.
Invited Speaker 3 :
2. Dalam rangka pemandirian KPH, perlu rekonstruksi KPH sebagai suatu Badan usaha
dengan penyertaan modal dari pemerintah (pusat, provinsi, kabupaten, dan desa),
bersama swasta dan masyarakat, dengan memberi peran dan tanggung jawab, serta
mengakomodir kepentingan semua pihak.
4. KPH Model perlu dihidupkan lagi ; diawali dengan pengem- bangan Model dalam
perwujudan sinerjitas antar pihak. Untuk itu, perlu disiapkan data & hasil kajian
tentang potensi-potensi pengembangan setiap KPH yang ada (Profil Investasi).
5. Untuk jangka panjang, pada saat KPH-KPH sudah terbangun, perlu dipikirkan
pendirian Badan Pengelola Kehutanan pada setiap pulau besar, yang
mengintegrasikan dan mensinergikan potensi dari KPH-KPH pada setiap wilayah.
Invited Speaker 4 :
Tema : "Transformasi Pengelolaan Hutan Indonesia Pasca UUCK dari Prespektif Sektor
Usaha Kehutanan"
KONFIGURASI BISNIS BARU KEHUTANAN MELALUI MULTIUSAHA
KEHUTANAN
c. Agroforestry/ pangan,
Invited Speaker 5 :
Ir. Sahid
Tema : "Kebijakan dan Strategi Pengelolaan Hutan Tingkat Tapak Pasca UUCK"
2. Peranan KPH bergeser dari sebelumnya sebagai pelaksana pengelolaan hutan menjadi
administrator/fasilitator seperti Dinas Kehutanan;
3. Diperlukan (1) penjabaran NSPK pengelolaan hutan tingkat tapak yang mempertegas
peran, tugas dan fungsi KPH, (2) dukungan kewenangan dan anggaran dari
pemerintah pusat dan daerah, (3) pengalihan peran, tugas dan fungsi terkait
pengelolaan hutan dari UPT kementerian terkait ke KPH.
Invited Speaker 6 :
Kebakaran Hutan.
Kekeringan air
Longsor
TEMA SEMINAR
5. Penutup