OLEH :
M1A120093
JURUSAN KEHUTANA
KENDARI
2021
BAB I
PENDAHULUAN
Indonesia merupakan Negara yang agraris yang kaya. Baik kekayaan flora
maupun fauna. Kekayaan alam ini tidak disia-siakan oleh rakyat Indonesia. Dimana
untuk mengetahui bahan-bahan alam apa saja yang mengandung khasiat obat
sehingga dapat menjadi suatu obat yang dapat bermanfaat bagi kepentingan manusia,
Asam jawa bukan lagi Komoditi yang asing ditengah-tengah masyarakat dunia
masyarakat baik, para pegusaha kuliner, pengusaha makanan ringan masyarakat atas,
masyarakat menengah kebawah bahkan apalagi ibu-ibu rumah tangga yang sudah
familiar dengan asam jawa yang umumya banyak digunakan sebagai bumbu
masakan.
Asam jawa, asam atau asem adalah sejenis buah yang masam rasanya biasa
digunakan sebagai bumbu dalam banyak masakan Indonesia sebagai perasa atau
penambah rasa asam dalam makanan, misalnya pada sayur asam atau kadang-kadang
kuah pempek. Asam jawa dihasilkan oleh pohon yang bernama ilmiah Tamarindus
indica, termasuk ke dalam suku Fabaceae (Leguminosae). Spesies ini adalah satu-
satunya anggota marga Tamarindus. Nama lain asam jawa adalah asam (Mly.), asem
(Jw., Sd.), acem (Md.), asang jawa, asang jawi (berbagai bahasa di Sulawesi) dan
khaam (Laos), khoua me (Kamboja), me, trai me (Vietnam), dan tamarind (Inggris).
Buah yang telah tua, sangat masak dan dikeringkan biasa disebut asem
kawak. Asam" adalah nama umum yang dipakai untuk semua bumbu dapur pemberi
rasa masam pada masakan, termasuk juga asam kandis dan asam gelugur. Nama
"asam jawa" dipakai oleh orang Melayu karena dipakai dalam masakan Jawa.
Tumbuhan ini sendiri didatangkan oleh orang-orang dari India. Pohon asam
berperawakan besar, selalu hijau (tidak mengalami masa gugur daun), tinggi sampai
keabu-abuan, kasar dan memecah, beralur-alur vertikal. Tajuknya rindang dan lebat
berdaun, melebar dan membulat. Daun majemuk menyirip genap, panjang 5-13 cm,
terletak berseling, dengan daun penumpu seperti pita meruncing, merah jambu
0,5-1 × 1-3,5 cm, bertepi rata, pangkalnya miring dan membundar, ujung membundar
Buah polong yang menggelembung, hampir silindris, bengkok atau lurus, berbiji
sampai 10 butir, sering dengan penyempitan di antara dua biji, kulit buah (eksokarp)
mengeras berwarna kecoklatan atau kelabu bersisik, dengan urat-urat yang mengeras
dan liat serupa benang. Daging buah (mesokarp) putih kehijauan ketika muda,
menjadi merah kecoklatan sampai kehitaman ketika sangat masak, asam manis dan
Hampir semua bagian tanaman asam dapat digunakan untuk berbagai keperluan.
Daging buah asam jawa sangat populer, biasa dipergunakan dalam aneka bahan
masakan atau bumbu di berbagai belahan dunia. Buah yang muda sangat masam
rasanya, dan biasa digunakan sebagai bumbu sayur asam atau campuran rujak. Selain
sebagai bumbu, asam kawak dapat dipergunakan untuk memberikan rasa asam atau
untuk menghilangkan bau amis ikan, selain itu biasa digunakan sebagai bahan sirup,
struktur dan sifat yang sederhana sampai yang rumit dan unik. Beragam jenis dan
senyawa kimia yang terkandung dalam tumbuhan akan berkorelasi positif dengan
Upaya pencarian tumbuhan berkhasiat obat telah lama dilakukan, baik untuk
mencari senyawa baru ataupun menambah keanekaragaman senyawa yang telah ada.
dilanjutkan dengan upaya pengisolasian senyawa murni dan turunnya sebagai bahan
Dewasa ini penelitian dan pengembangan tumbuhan obat baik didalam maupun diluar
tumbuhan obat yang telah digunakan oleh sebagian masyarakat dengan khasiat yang
teruji empiris. Hasil penelitian tersebut lebih memantapkan pada tumbuhan obat
yang akan khasiat maupun kegunaannya, contohnya tanaman obat penurun Kolestrol.
kolesterol dan trigliserida tinggi, seperti makanan yang mengandung lemak jenuh dan
merokok, kurang berolah raga dan stress. Kolesterol tinggi juga dipengaruhi olah
faktor genetik dan usia, kecuali kedua faktor tersebut, faktor lainnya dapat
Apa saja Potensi asam jawa yang dapat dikembangkan sebagai sumber usaha
yang menjanjikan?
Apa saja Produk yang telah dikembangkan dari komoditas Tanaman Asam
Jawa?
Untuk mengetahui Potensi Asam jawa sebagai Tanaman MPTS (Multi Purpose
ISI
A. BAHAN BAKU
Asam jawa merupakan komoditas tanaman yang memiliki potensi yang sangat
melimpah, Menurut dinas Kehutanan, asam jawa dapat menghasilkan 3000 Ton biji
asam jawa di daerah Nusa Tenggar Timur yang notabene merupakan provinsi yang
terkenal sebagai penghasil komoditas asam jawa terbesar di Indonesia. Selain itu
Asam jawa juga memiliki manfaat-manfaat positif bagi masyarakat baik dibidang
kuliner maupun kesehatan dan lainnya. Berikut ini merupakan potensi asam jawa
Saat ini tepung biji asam sangat berperan dalam industri tekstil Indonesia,
yaitu sebagai pengental cetak tekstil. Untuk itu Indonesia masih mengimpor tepung
biji asam dari India lantaran ketiadaan tepung ini di tanah air. Dengan tepung biji
asam sebagai pengental, mendapatkan hasil kekakuan kain dan kekuatan warna yang
lebih baik daripada pengental komersial yang beredar dipasaran, adapun kelebihan
lainnya dari tepung ini adalah tidak bereaksi dengan serat kain maupun zat warna.
Dari potensi asam jawa yang begitu melimpah, seharusnya Indonesia tidak perlu lagi
mengimpor tepung asam jawa yang banyak berasal dari India. Usaha Tepung Asam
jawa ini terlihat begitu menjanjikan jika berhasil dikembangkan di Indonesia yang
Di samping daging buah, banyak bagian pohon asam yang dapat dijadikan
bahan obat tradisional. Daun mudanya digunakan dengan kunyit dan bahan ramuan
lain untuk membuat jamu jawa tradisional yaitu jamu sinom untuk minuman
kesegaran, jamu gepyok diminum untuk melancarkan dan memperbanyak air susu ibu
dan juga bisa digunakan sebagai tapal (dioleskan pada atau ditempelkan di
permukaan kulit) untuk mengurangi radang dan rasa sakit di persendian, di atas luka
Daun muda yang direbus untuk mengobati batuk dan demam. Kulit kayunya
yang ditumbuk digunakan untuk menyembuhkan luka, borok, bisul dan ruam. Kulit
kayu asam juga digunakan sebagai obat kuat. Tepung bijinya untuk mengobati
disentri dan diare. Daun asam jawa bersifat penurun panas, analgesik, dan antiseptik.
Kulit kayunya ini bersifat astringen dan tonik. Kemudian, buahnya bersifat pencahar,
banyak khasiat dan manfaat nya bagi kesehatan bukan tidak mungkin jika dikemas
dengan tampilan obat-obatan herbal menarik seperti jamu dan lainnya, potensi asam
jawa sebagai sumber obat herbal dapat menyaingi kedudukan kulit manggis yang saat
Industri kayu pertukangan yang kian hari semakin membutuhkan bahan baku
yang begitu banyak, sangat menanti kehadiran kayu yang kuat dan kokoh selain
komoditas kayu yang pada umumnya digunakan sebagai bahan kayu pertukangan.
Kayu asam jawa dapat menjadi bahan baku pengganti selanjutnya yang pastinya
memiliki kualitas dan kuantitas yang menjanjikan. Kayu teras asam jawa berwarna
coklat kemerahan, berat, keras, padat, awet dan bertekstur halus, sehingga kerap
digunakan untuk membuat mebel, kerajinan, ukir-ukiran dan patung. Bagi anak-anak
di Jawa Tengah, kayu asam merupakan kayu pilihan untuk membuat gasing. Biji
2.2 Produk berbahan dasar Asam jawa yang bernilai Ekonomi Tinggi
dapur sudah ada dan telah berkembang menjadi produk yang menghasilkan
keuntungan besar bagi perusahaan yang menjalankan pemasaran produk tersebut. Hal
ini juga tidak terlepas Pengertian simplisia menurut Farmakope Indonesia Edisi III,
adalah bahan alam yang digunakan sebagai obat yang belum mengalami pengolahan
apapaun juga kecuali dinyataka lain berupa bahan yang telah dikeringkan.
adalah Daun dari Asam Jawa (Tamarindus indica L). Simplisia ini dapat digunakan
sebagai obat penurun kadar kolesterol tinggi dengan kandungan kimia saponin,
flavonoid dan tanin. Senyawa aktif flavonoid dan tanin pada tanaman Asam Jawa
dapat meningkatkan degradasi/ peluruhan lemak, melalui seuatu peningkatan
Selain itu peluruhan lemak oleh senyawa aktif flavonoid dan tanin melaui
pendekatan pemecahan lemak dikatalisis oleh enzim lipase. Ekstrak yang bersifat
Kerajaan : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Fabales
Famili : Fabaceae
Upafamili : Caesalpinioideae
Bangsa : Detarieae
Genus : Tamarindus
Spesies : T. indica
(Perancis),; Asam Jawa (Indonesia), Celangi, Tangkal asem (Sunda); di Sumatra: Bak
Jawa disebut sebagai Tangakal asem (Sunda), Acem (Madura); di Kalimantan disebut
sebagai Asam Jawa; di Sulawesi disebut dengan Asang Jawi (Gorontalo), Camba
Parameter Spesifik
Adapun beberapa parameter yang dilakukan sebagai standar mutu Daun Asam
mengamati bentuk fisik dari simplisia yakni ukuran, warna dan bentuk simplisia dan
tanaman yang sama belum tentu mempunyai bentuk morfologi yang sama pula. Dari
pemeriksaan diperoleh tanaman daun asam jawa termasuk dalam daun majemuk,
yang lebih spesifik lagi merupakan daun majemuk menyirip genap karena saling
berhadapan,memiliki tangkai daun yang bulat dan kecil,unjung daun yang tumpul
diuji berupa sayatan melintang, membujur, dan serbuk dari simplisia. Dari
pemeriksaan diperoleh pada anatomi daunnya terdiri dari 4 lapisan penyususn utama
yaitu, epidermis atas, mesofil, berkas pengangkut (xylem dan floem) yaitu kolateral
terbuka atau tipe stelenya adalah eustele dimana banyak berkas pengangkut dan
tersusun melingkar, dan lapisan epidermis bawah serta termasuk ke dalam jenis
Daun Asam Jawa (Terminalia Folium) dapat digunakan sebagai obat penurun
kadar kolesterol tinggi dengan kandungan kimia alkaloid, saponin, flavonoid dan
tanin. Senyawa aktif flavonoid dan tanin pada tanaman Asam Jawa dapat
Selain itu peluruhan lemak oleh senyawa aktif flavonoid dan tanin melaui
pendekatan pemecahan lemak dikatalisis oleh enzim lipase. Ekstrak yang bersifat
Metode ini berdasarkan pada penelitian Doughari (2006). Sampel yang sudah
secara maserasi dengan air, lalu disaring dan filtratnya dipekatkan dengan rotary
evaporator sampai diperoleh residu kering (ekstrak air) (Lampiran 2). Ekstrak kering
Metode ini berdasarkan pada penelitian Doughari (2006). Sampel yang sudah
secara maserasi dengan etanol 70%, lalu disaring dan dipekatkan dengan rotary
evaporator sampai diperoleh residu kering (ekstrak etanol). Ekstrak ditimbang dan
Ekstrak yang telah diperoleh kemudian dilakukan uji kualitatif kandungan senyawa
(uji fitokimia), seperti alkaloid, flavonoid, saponin, steroid, triterpenoid, dan tanin
a) Uji Alkaloid .
Ekstrak kloroform dalam tabung reaksi dikocok dengan 6 ml H2SO4 2 M dan lapisan
asamnya dipisahkan ke dalam tabung reaksi yang lain. Lapisan asam ini diteteskan
pada lempeng (spot) tetes dan ditambahkan pereaksi Mayer, Wagner, dan
Sampel dimasukkan ke dalam gelas piala besar. Setelah itu, ke dalam gelas
piala ditambahkan 100 ml air panas dan dididihkan selama 5 menit, kemudian
ditambahkan 0.5 g serbuk Mg, 2 ml HCl pekat, dan 20 ml amil alkohol, kemudian
dikocok. Apabila pada lapisan amil alkohol tersebut berwarna merah, kuning, dan
jingga, maka menunjukkan adanya flavonoid dalam sampel. Uji saponin, 10 ml filtrat
dimasukkan ke dalam tabung reaksi bertutup, kemudian dikocok selama 10 detik dan
c) Uji Tanin.
Sampel ditambahkan air panas sebanyak 100 ml dan dididihkan selama 5 menit.
Setelah itu disaring, sebagian filtrat yang diperoleh ditambah larutan FeCl3 1%.
Cawan porselin dikeringkan di oven pada suhu 105ºC selama 1 jam. Setelah itu,
cawan porselin didinginkan dalam eksikator selama 30 menit dan cawan tersebut
suhu 105°C selama 3 jam di dalam oven. Setelah didinginkan dalam eksikator selama
30 menit, cawan beserta isinya ditimbang. Sampel dikeringkan lagi selama satu jam
Dengan mengetahui kadar air suatu sampel, maka dapat diperkirakan cara
penyimpanan terbaik bagi sampel dan menghindari pengaruh aktivitas mikrob. Suatu
bahan relatif stabil dari serangan mikrob jika kandungan air sampel tersebut kurang
dari 10%. Kadar air daun asam jawa sebesar 9.2%. Kadar air daun asam jawa
diperoleh kurang dari 10% sehingga dapat terhindar dari serangan mikrob selama
penyimpanan. Jumlah air yang terkandung dalam daun asam jawa tentunya tidak
Metode ekstraksi yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu maserasi dengan
air deionisasi dan etanol 70% sebagai larutan pengekstrak. Metode ini berdasarkan
pada penelitian Doughari (2006). Rendemen yang diperoleh dari ekstrak air dan
etanol daun asam jawa berturut-turut sebesar 20.5 dan 12.2%. Metode maserasi ini
menggunakan banyak pelarut dan waktu yang lama dalam prosesnya, tetapi memiliki
keuntungan, yaitu dapat menjaga agar kandungan senyawa dalam sampel yang tidak
tahan panas, tidak rusak, dan sampel yang diekstraksi bisa langsung dalam jumlah
yang banyak. Rendemen dipengaruhi oleh kadar air. Semakin tinggi kadar air
Air dan etanol digunakan sebagai larutan pengekstrak karena kedua pelarut
ini biasa digunakan untuk analisis pendahuluan obat dan aman untuk dikonsumsi
lebih lanjut. Selain itu, alkohol merupakan pelarut serba guna yang sangat baik untuk
(Harborne 1987). Penggunaan air sebagai larutan pengekstrak juga disebabkan oleh
air dapat mengekstraksi senyawa-senyawa yang bersifat polar karena air bersifat
polar, sedangkan etanol mem-punyai dua gugus yang berbeda kepolarannya, yaitu
gugus hidroksil yang bersifat polar dan gugus alkil yang bersifat nonpolar. Adanya
b) Uji Fitokimia
Uji kualitatif fitokimia terhadap daun asam jawa kering, ekstrak kasar air, dan
etanol yang diperoleh digunakan untuk mengetahui jenis senyawa metabolit sekunder
yang terkandung dalam sampel dan golongan senyawa bioaktif yang terkandung di
dalam setiap ekstrak sampel. Golongan senyawa dalam ekstrak kasar dapat
ekstrak air dan etanol daun asam jawa hampir semua mengandung senyawa metabolit
Hasil fitokimia ini sesuai dengan Doughari (2006), tanaman asam jawa mengandung
uji fitokimia. Senyawa metabolit sekunder yang terekstrak dengan etanol lebih
banyak daripada yang terekstrak dengan air. Hal ini dapat disebabkan oleh sifat
PENUTUP
KESIMPULAN
Tumbuhan Obat Asam Jawa (Tamrindus indica Linn) berpotensi sebagai obat
penurun kadar kolesterol tinggi dengan kandungan kimia alkaloid, saponin, flavonoid
dan tanin. Senyawa aktif flavonoid dan tanin pada tanaman Asam Jawa dapat
dalam tubuh sehingga terjadi proses pembakaran timbunan lemak. Selain itu
peluruhan lemak oleh senyawa aktif flavonoid dan tanin melaui pendekatan
pemecahan lemak dikatalisis oleh enzim lipase. Ekstrak yang bersifat aktivator enzim
pelangsing alami.
SARAN
yang menjanjikan para pengusaha harus bekerja secara kreatif dan inovatif serta
sesuai dengan kebutuhan masyarakat supaya produk yang dihasilkan di terima baik
DAFTAR PUSTAKA