Anda di halaman 1dari 81

Makalah kelompok 8....

MAKALAH HIDROLOGI

“AIR TANAH (GROUND WATER)”

DI SUSUN OLEH

 Faizal Mandalay Putra (M1A120093)


 Marsana (M1A120108)
 WaodeNur Islamiyah Wolio (M1A120126)

JURUSAN KEHUTANAN
FAKULTAS KEHUTANAN DAN ILMU LINGKUNGAN
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2021
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum wr.wb
Puji syukur kami panjatkan kahadirat Allah SWT karena atas rahmat dan karunia-Nya
sehingga kami dapatb menyelesaikan makalah ini sebagai mana mestinya. Shalawat dan
Salam tak lupa pula kami kirimkan kepada baginda Nabi Muhammad SAW.
Ucapan terima kasih kami hanturkan kepada Bapa Umar Ode Hasani,SP.,M.Si selaku dosen
pengajar mata kuliah Hidrologi dan teman-teman.
Kami sadari makalah ini jauh dari kesempurnaan, masih banyak terdapat kekuarangan-
kekurangan didalamnya, baik dalam hal penyajian materi ataupun tampilannya, sehingga
kritik dan saran dari pembaca makalah sangat diharapkandan kami berharap semoga makalah
ini dapat bermamfaat bagi semua pihak.
Wassalamu’alaikum wr.wb
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................................................2
DAFTAR ISI..............................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................................4
1.1 Latar Belakang..................................................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah............................................................................................................6
1.3 Tujuan...............................................................................................................................6
BAB II PEMBAHASAN...........................................................................................................7
2.1 Pengertian Air Tanah.......................................................................................................7
2.2 Faktor yang mempengaruhi potensi air...........................................................................9
2.3 Proses Terbentuknya Air Tanah.....................................................................................17
2.4 Mekanisme Infiltrasi Dan Perkolasi..............................................................................22
2.5 Permasalahan Air Tanah.................................................................................................27
2.6 Wadah Air Tanah...........................................................................................................33
2.7 Mutu Air Tanah..............................................................................................................35
2.8 Munculan Air Tanah.......................................................................................................36
2.9 Pengaliran dan Imbuhan Air Tanah................................................................................39
2.10 Gerakan Air Tanah.......................................................................................................42
2.11 Cekungan Air Tanah.....................................................................................................43
2.12 Manfaat Air Tanah.......................................................................................................45
2.13 Sistem Pengaturan Air Tanah.......................................................................................46
2.14 Pengukuran air tanah....................................................................................................49
2.14 Siklus Air Tanah........................................................................................................58
BAB III PENUTUP..................................................................................................................71
Kesimpulan...........................................................................................................................71
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................72
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Masalah air selalu menarik untuk dibahas lebih lanjut, dikarenakan air merupakan
salahsatu kebutuhan pokok yang utama bagi manusia, pada umumnya kelangkaan air di bumi
inimerupakan akibat dari kecerobohan manusia sendiri. Sebenarnya air di bumi tidak
langka,tetapi sering dirancukan dengan tidak dapatnya air untuk dikonsumsi, dikarenakan
airtersebut kotor ataupun dapat berubah wujudnya, seperti udara juga banyak mengandung
air,tetapi air yang ada di udara ini tidak dapat dikonsumsi secara langsung.Jumlah air di
sekitar bumi ini selalu tetap, tetapi kwantitas wujudnya yang selaluberubah. Adapun wujud
air seperti kita ketahui adalah gas, cair, dan padat yang kita kenaldengan es. Perubahan wujud
air di sekitar bumi selalu berubah dan berputar, hal demikiankita kenal dengan nama Siklus
Hidrologi.Air di bumi yang meliputi air laut, air di udara, dan air di darat.

Air di darat meliputi : airdanau, air rawa, air selokan, dan air sungai, semua air ini akan
mengalami penguapan yangdisebabkan oleh pemanasan sinar matahari. Dalam hidrologi,
penguapan dari badan air secaralangsung disebut Evaporasi.Penguapan air juga terjadi pada
tumbuhan disebut Transpirasi. Jika penguapan daripermukaan air bersama-sama dengan
penguapan dari tumbuh-tumbuhan disebutEvapotranspirasi. Penguapan air dari dedaunan dan
batang pohon yang basah disebutIntersepsi. Hujan dalam istilah hidrologi disebut Presipitasi
yakni tetes air dari awan yangjatuh kepermukaan tanah.Hujan yang turun ke permukaan bumi
jatuh pada permukaan tanah, permukaan airdanau, sungai, laut, hutan, ladang, persawahan
atau perkebunan.

Air yang meresap ke tanahakan terus sampai kedalaman tertentu dan mencapai
permukaan air tanah (groundwater) yangdisebut perkolasi. Jika aliran tanah muncul atau
keluar akan menjadi mata air (spring). Mataair yang keluar dengan cara rembesan disebut
seepage.Air menutupi hampir 71% permukaan bumi. Terdapat 1,4 triliun kilometer kubik
atausekitar 330 juta mil³ tersedia di bumi. Seperti kita ketahui, sebagian besar air terdapat di
lautyaitu air asin dan yang berada di kutub serta puncak gunung yang tinggi kita kenal
dengannama es, akan tetapi air dapat hadir sebagai awan, hujan, sungai, muka air tawar,
danau, uap1air, dan lautan es.

Air dalam obyek-obyek tersebut bergerak mengikuti suatu siklus air, yaitumelalui
penguapan, hujan, dan aliran air di atas permukaan tanah (run off) yang meliputimata air,
sungai, muara menuju laut.Pengelolaan sumber daya air yang kurang baik dapat
menyebabkan kekurangan air,monopolisasi serta privatisasi dan bahkan dapat menimbulkan
konflik. Indonesia telahmemiliki undang-undang yang mengatur sumber daya air sejak tahun
2004, yakni UndangUndang nomor 7 tahun 2004 tentang Sumber Daya Air.

Air tanah (ground water) adalah salah satu sumber air yang baik untuk air minum,
karena adanya berbagai keuntungan dibanding dengan sumber air lainnya. Terdapat beberapa
tipe geologi air tanah dan salah satu yang terpenting adalah akuifer, yaitu formasi batuan
yang dapat menyimpan dan meloloskan air dalam jumlah yang cukup (Todd, 1980; Fetter,
1994). Perlapisan akuifer tidak dapat dilihat dari permukaan namun dapat dilakukan dengan
pendugaan geofisika. Metode geofisika merupakan suatu metode yang digunakan untuk
mempelajari tentang bumi yang berada pada permukaan atau di atas permukaan bumi dengan
menggunakan parameter-parameter fisika (Dobrin dan Savit, 1988). Salah satu metode
geofisika tersebut adalah geolistrik. Metode geolistrik memanfaatkan arus listrik yang
dihantarkan ke dalam tanah. Berdasarkan hasil geolistrik maka akan 5 diperoleh nilai
hambatan jenis (resistivity) dari tiap material yang dialiri oleh arus listrik. Nilai hambatan
jenis batuan dapat diartikan sebagai suatu hambatan dalam satuan ohm-meter (Todd, 1980).

Prinsip dalam metode geolistrik yaitu, arus listrik diinjeksikan ke dalam bumi melalui
dua elektroda arus, sedangkan potensial yang terjadi diukur melalui dua elektroda potensial.
Metode ini memiliki banyak konfigurasi elektroda, di antaranya yang sering digunakan
adalah: konfigurasi Wenner, konfigurasi Schlumberger, konfigurasi Wenner-Schlumberger,
konfigurasi Dipole-dipole, Rectangle Line Source dan sistem gradien 3 titik (Hendrajaya dan
Idham, 1990). Berdasarkan nilai hambatan jenis batuannya, dapat ditentukan material
tersebut dapat menyimpan air atau tidak. Berdasarkan stratigrafi dari batuan maka dapat
diperoleh informasi mengenai susunan akuifer. Berdasarkan pendugaan geolistrik dengan
metode Schlumberger maka akan diperoleh suatu model hidrostratigrafi. Model
hidrostratigrafi akan memuat karakteristik akuifer yang ada di suatu daerah. Contoh-contoh
dari akuifer adalah pasir tak termampatkan (unconsiladated), kerikil (gravel), batu pasir, batu
gamping, dan dolomit berongga-rongga (porous), aliran basalt, batuan malihan dan plutonik
dengan banyak retakan (Fetter, 1994).

Penelitian-penelitian yang berkaitan dengan akuifer telah banyak dilakukan seperti


yang dilakukan oleh Ferry Tanjung pada tahun 2009 yaitu dengan judul penelitian survei
geolistrik resistivitas sounding untuk pemetaan air tanah di Pulau Bala, Kepulauan Banyak,
Kabupaten Aceh Singkil, Nangroe Aceh Darussalam. Umar Iskandar pada tahun 2011
tentang pemetaan akuifer di Dusun Banjarharjo 1 6 dan Tangkil Desa Muntuk Kecamatan
Dlingo Kabupaten Bantul dengan menggunakan metode geolistrik konfigurasi dipole-dipole.
Pada tahun 2011 Waridad Atmaja telah melakukan penelitian tentang identifiksi air tanah
dengan menggunakan metode geolistrik konfigurasi Schlumberger. Pada tahun 2012 Nohan
Muntaqo melakukan penelitian dengan judul pemetaan air tanah dan penentuan pelapisan
batuan dengan metode resistivitas di daerah Tegaldowo dan sekitarnya, Rembang Jawa
Tengah. Dari penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa penelitian tentang
identifikasi akuifer di zona patahan Opak belum pernah dilakukan sebelumnya.
1.2 Rumusan Masalah

1. Apa Yang dimaksud dengan Air Tanah …?


2. Bagaimana Proses terjadinya pergerakan Air Tanah ….?
3. Apa sajakah Jenis dari Air Tanah …?
4. Darimana Sumber Air Tanah…?
5. Apa saja Faktor yang mempengaruhi Kualitas dan Kuantitas Air Tanah…?

1.3 Tujuan

            Untuk Mengetahui Apa yang dimaksud dengan


 a. Air Tanah.
 b. Proses Pergerakannya
 c. Jenis Air Tanah
 d. darimana asal usul air tanah
 e. Faktor yang mempengaruhi Kualitas dan Kuantitas Air Tanah.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Air Tanah

Secara umum air tanah diartikan sebagai air yang berada dan berasal dari lapisan tanah,
baik air yang berada pada lapisan tanah tak jenuh maupun air yang berada pada lapisan tanah
jenuh. Air yang berada pada lapisan tanah tak jenuh (soil water), akan menunjang kehidupan
vegetasi di permukaan.Sedangkan air yang berada pada lapisan tanah jenuh (groundwater),
menjadi deposit air di dalam lapisan tanah, yang bisa keluar melalui mata air (artesis), atau
tinggal dalam lapisan tanah sebagai air fosil (fossil water). Disebabkan oleh pesatnya
pertumbuhan penduduk dunia, telah membuat kebutuhan manusia terhadap air terus
meningkat, baik untuk memenuhi kebutuhan air bersih, air industri, maupun untuk memenuhi
kebutuhan air pertanian. Hal inilahyang membuat manusia terus berambisi, mengambil air
fosil dengan menggunakan berbagai teknologi untuk memenuhi semua kebutuhannya.

Air tanah adalah air yang berada di bawah permukaan tanah pada wilayah jenuh atau
semua pori-pori dan ruang antar partikel tanah jenuh berisi air, yang terdapat pada bagian atas
disebut water table dan bagian bawah disebut ground water (Winter et al., 2005; Asdak,
1995). Selain itu, ada terminologi lain, bahwa ground water adalah aquifer yang
menggambarkan water-bearing formations yang dapat menghasilkan air yang cukup banyak
untuk keperluan manusia (Winter et al., 2005). Konsep lain mengatakan, bahwa air tanah
terdiri atas dua zona, yaitu zona tidak jenuh (unsaturated zone) dan zona jenuh (saturated
zone) atau ground water (Gambar 1).

Pada zona tidak jenuh terdapat air tanah (soilwater) dimana tanaman dapat
memanfaatkannya, tetapi bisa hilang karena evaporasi. Di atas zona jenuh terdapat water
table, dan air yang berada pada zona tidak jenuh tidak dapat diambil (dipompa) karena
ditahan oleh gaya kapiler (Winter et al., 2005) Gambar 1. Gambaran air tanah menurut
Winter et al., 2005 Dalam suatu daur hidrologi, air tanah merupakan salah satu komponen
yang dapat terbarukan (renewable) walaupun memerlukan 92 Sutrisno et al. waktu yang
lama. Pengisian kembali (recharge) air tanah berasal dari air yang ada di permukaan tanah
seperti air hujan, air sungai, air danau dan sebagainya, selanjutnya meresap ke dalam tanah
secara vertikal dan masuk ke water table dan akhirnya masuk ke ground water. Berdasarkan
ground-water system, pergerakan vertikal tergantung kepada sebaran energi potensial yang
berada di bawah water table, dan penyebaran energi yang dapat digunakan untuk menentukan
komponen-komponen aliran yang dekat dengan permukaan air.

Air dalam ground water akan bergerak atau mengalir secara vertikal dan lateral (Winter
et al., 2005). Potensi air tanah di dalam suatu cekungan (aquifer) sangat tergantung kepada
porositas dan kemampuan tanah untuk meloloskan (permeability) dan meneruskan
(transmissivity) air. Di Indonesia, telah terindentifikasi 263 cekungan air tanah dengan total
kandungan 522,2 milyar m³ air tahun-1, 72 cekungan air tanah terletak di Pulau Jawa dan
Madura dengan kandungan 43,314 milyar m³ air tahun-1. Adanya pengambilan air tanah
yang banyak dan melampaui jumlah rata-rata tambahan akibat persaingan berbagai
kepentingan dapat menyebabkan penurunan permukaan air tanah secara kontinu dan
pengurangan potensi air tanah di dalam akuifer.

Hal ini akan memicu terjadinya dampak negatif, seperti instrusi air laut, penurunan
kualitas air tanah, dan penurunan permukaan tanah (Rejekiningrum, 2005; Winter et al.,
2005). Berdasarkan kondisi yang demikian, maka diperlukan upaya untuk mengetahui
ketersediaan air tanah yang akan digunakan untuk berbagai kepentingan, baik untuk pertanian
maupun industri. Untuk itu, perlu diketahui potensi sumber daya air yang ada di suatu
wilayah, baik air permukaan maupun air tanah berupa sebaran, volume maupun
kedalamannya. Untuk mengetahui potensi sumber daya air suatu wilayah dapat dilakukan
dengan identifikasi dan karakterisasi potensi air tanahnya dengan berbagai cara dan alat yang
tersedia, seperti (1) tensiometer; (2) piezometer; dan (3) terrameter.

Pengertian air tanah telah banyak dikemukakan oleh para

ahli, dan mereka mendefinisikan sesuai dengan pandangan dan bidang ilmunya masing-
masing. Beberapa pengertian tentang air tanah, antara lain :

1) Menurut Bouwer (2002) ; air tanah adalah air yang terdapat di bawah permukaan
bumi dalam ruang pori tanah dan di rekahan formasi batuan.
2) Scanlon (2002) ; air tanah adalah air yang tersimpan/terperangkap di dalam
lapisan batuan yang mengalami pengisian/penambahan secara terus menerus oleh
alam.
3) Llamas & Santos (2005) ;air tanah adalah air yang ditemukan di ruang antara
partikel tanah dan retakan pada batuan bawah tanah yang terletak di zona jenuh.
4) Herlambang (2005) ; air tanah adalah air yang bergerak di dalam tanah yang
terdapat dalam ruang antar butir-butir tanah yang meresap ke dalam tanah dan
bergabung membentuk lapisan tanah yang disebut akuifer.
5) Danaryanto et al. (2007) ; air tanah adalah semua air yang terdapat dalam lapisan
tanah atau batuan di bawah permukaan tanah, termasuk mata air (artesis).
6) Kumar (2007) ;air tanah adalah air di bawah permukaan tanah yang sebagian
besar berasal dari air permukaan yang telah merembes ke bawah.

Semua terminologi di atas dirumuskan sesuai dengan latar belakang dan lingkup kajian
yang dilakukan oleh pihak yang mendefinisikannya, dan tidak perlu dipertentangkan satu
dengan yang lainnya.

Selain definisi di atas, secara yuridis formal pemerintah juga telah mendefinisikan
istilah air tanah, dalam berbagai regulasi yang pernah diberlakukan dan/atau masih berlaku di
wilayah NKRI. Terminologi yuridis tentang air tanah, adalah “air yang terdapat dalam lapisan
tanah atau batuan di bawah permukaan tanah”. Definisi air tanah seperti ini telah dimuat
dalam UU No. 7 tahun 2004 tentang Sumber Daya Air, dan di dalam PP N0.43 tahun 2008
tentang Air Tanah. Namun kedua regulasi tersebut telah dibatalkan oleh Keputusan
Mahkamah Konstitusi RI No. 85/PUU-XII/2013, tentang Pembatalan UU No. 7 tahun 2004
tentang Sumber Daya Air. Akan tetapi definisi yuridis di atas, masih dapat menjadi rujukan
karena termonologi yang sama juga termuat di dalam regulasi yang masih berlaku, yakni
dalam Permen ESDM No.15/2012 tentang Penghematan Penggunaan Air Tanah.

Merujuk pada pengertian air tanah yang secara yuridis telah dirumuskan dalam
berbagai regulasi di Indonesia, terlihat tidak ada pemisahan makna antara soil water dengan
groundwater. Kedua istilahitu diterjemahkan sebagai “air tanah”, karena keduanya berada di
bawah permukaan tanah (sesuai termonologi regulasi). Pelingkupan yang global semacam ini,
dapat menimbulkan masalah dalam implementasi regulasi di kemudian hari. Ketika teknologi
eksploitasi air tanah telah berkembang pesat, dan ekstraksi air tanah (soil water) yang berada
pada lapisan vadose zone dapat diisap dari permukaan, maka konflik kepentingan akan
terjadi, antara yang butuh air tanaman dengan butuh air minum. Yang mengekstraksi soil
water menjadi air minum dibolehkan, dan dijamin regulasi. Di sisi lain, tanaman atau
tumbuhan secara sunnatullah, mempunyai hak hidup dengan menggunakan air dalam pori
tanah yang berada pada lapisan vadose zone tersebut, yang bisa diisap dengan tekanan kapiler
yang dimiliki tanaman. Konflik semacam ini sangat besar kemungkinan terjadi pada wilayah
yang tidak memiliki lapisan tanah jenuh air (groundwater).

Untuk menghindarkan potensi konflik kepentingan pada masa mendatang, serta


bermaksud untuk membuat terminologi yang tegas, maka penulis mengemukakan terminologi
atas kedua istilah tersebut sebagai berikut :

 Air tanah (soil water) ; adalah air di bawah permukaan tanah yang terdapat
dalam pori-pori dan partikel tanah dan atau batuan, yang berada pada lapisan
tanah tidak jenuh (vadose zone).
 Air tanah dasar (groundwater) ; adalah air yang terdapat pada ruang antara
partikel tanah dan rekahan batuan di bawah
 permukaan tanah, yang terletak pada lapisan tanah jenuh (saturated zone).
 Air tanah dasar merupakan kandungan air di dalam lapisan tanah jenuh, baik
berupa air tanah dangkal maupun air tanah dalam.

2.2 Faktor yang mempengaruhi potensi air

Kualitas air tanah dan Faktor kualitas air tanah

Air tanah merupakan air yang berada di bawah permukaan tanah yang menenempati
ruang antar butir (pori) batuan atau tanah yang terletak pada zona jenuh. Air tanah ditemukan
pada akifer dibawah tanah yang terisi air atau juga disebut daerah saturasi (zone of
saturation), pada daerah tersebut setiap pori tanah dan batuan terdapat air, yang merupakan
air tanah (Groundwater). Lapisan tanah yang bersifat porous (mudah menahan air) dan
permeabel (mampu melalukan atau memindahkan air disebut akifer, akifer terbagi menjadi
dua yaitu akifer dalam dan akifer dangkal. Air merupakan salah satu senyawa kimia di alam
ini secara berlimpah-limpah. Namun, ketersediaan air yang memenuhi syarat bagi keperluan
manusia relatif sedikit karena dibatasi oleh beberapa faktor. Air yang benar-benar tersedia
bagi keperluan manusia hanya 0,62 %, meliputi air yang terdapat di danau, sungai dan air
tanah. (Hefni Effendi : 2003)
Kualitas air, yaitu sifat air dan kandungan makhluk hidup, zat energi, atau komponen
lain di dalam air. Kualitas air dinyatakan dengan beberapa parameter, yaitu parameter fisika
(suhu, kekeruhan, padatan terlarut, dan sebagainya), parameter kimia (pH, oksigen terlarut,
BOD, kadar logam, dan sebagainya), dan parameter biologi (keberadaan plangton, bakteri
dan sebaginya.

Kualitas air tanah maupun air permukaan, dipengaruhi oleh faktor-faktor alami maupun
non alami (aktivitas manusia). Faktor alami yang berpengaruh terhadap kualitas air adalah
kondisi geologi, iklim dan vegetasi, sementara beberapa faktor non alami yang berpengaruh
antara lain adalah pupuk dan limbah pertanian, insektisida, limbah domestik dan limbah
industri. Kualitas air akan bervariasi menurut ruang dan waktu, antara lain karena faktor-
faktor tersebut diatas (Arundhati, 2005).

Kondisi kualitas air di suatu tempat berbeda dengan kondisi kualitas air di tempat lain.
Menurut Suyono (2004), faktor-faktor yang mempengaruhi

kualitas air tanah secara umum dapat dikelompokan menjadi faktor alami dan non
alami (manusia), secara rinci dapat diuraikan sebagai berikut :

1. Iklim

Curah hujan dan kualitasnya yang jatuh ke permukaan bumi dan merupakan bagian dari
siklus hidrologi sangat berpengaruh terhadap kualitas air di suatu wilayah. Sebagai contoh,
kualitas air hujan yang jatuh di sekitar daerah pantai akan berbeda dengan kualitas air hujan
yang berada pada daerah pegunungan.

2. Batuan/geologi

Komposisi kimia air, terutama air tanah merupakan kombinasi dari air hujan yang jatuh
ke dalam tanah dan terjadinya reaksi-reaksi kimia antara air dan mineral batuan penyusun
akuifer tempat air berbeda. Beberapa proses kimia antara air sebagai media pelarut dan
mineral batuan dapat membuat komposisi kimia air berubah dari satu tempat ke tempat lain.
Misalkan daerah karst memiliki unsur yang berbeda dibanding dengan airtanah yang berada
di daerah pegunungan/vulkan.

3. Waktu

Komposisi kimia air juga tergantung dari waktu tinggal air di dalam media untuk
bereaksi dengan mineral batuan. Semakin lama air berada dalam tanah, maka semakin lama
air akan bereaksi dengan mineral batuan. Sehingga mengakibatkan jumlah unsur yang terlarut
dalam air akan semakin banyak dan mempengaruhi komposisi kimia air. Waktu diakbatkan
oleh kecepatan aliran air baik di atas permukaan ataupun di bawah permukaan dan kecepatan
di atas permukaan lebih cepat dibanding kecepatan aliran air tanah.

4. Vegetasi

Tumbuhan mempunyai pengaruh yang baik terhadap kualitas air tanah di suatu
wilayah.Pepohonan memiliki fungsi menyerap air hujan yang turun, untuk kemudian
disimpan di dalam tanah. Semakin banyak pepohonan, maka semakin banyak air yang diserap
dan tersimpan di dalam tanah.

5. Manusia

Faktor non alami ini pengaruhnya sangat besar terhadap kualitas air tanah, terutama
dalam hal pembuangan limbah.

Pengaruh permukiman terhadap kualitas air tanah

Air merupakan kebutuhan pokok bagi mahluk hidup baik manusia, hewan, maupun
tumbuhan. Pencemaran air merupakan masukan atau dimasukannya makhluk hidup, zat,
energi atau komponen lain ke dalam air dan atau perubahan tataan air oleh kegiatan manusia
atau proses alam, fenomena ini akan berakibat penurunan kualitas air sampai ke tingkat
tertentu yang menyebabkan air menjadi berkurang atau tidak banyak berfungsi lagi sesuai
dengan permukaannya.

Proses pencemaran air tanah salah satunya disebabkan oleh aktifitas manusia sehari-
hari, komponen pencemar air tersebut meliputi limbah industri, limbah rumah tangga
(permukiman) dan limbah pertanian. Hasil limbah tersebut akan mengalir dan masuk kedalam
lapiasan tanah dan menempati lapisan kedap air, hal ini mengakibatkan kualitas air secara
alami berubah dengan masuknya limbah cair ke dalam akuifer.

Air limbah rumah tangga bersumber dari permukiman dan daerah perdagangan.
Adapun sumber lainnya yang tidak kalah pentingnya adalah daerah perkantoran dan lembaga
serta daerah fasilitas rekreasi (Sugiarto : 1987). Adapun limbah rumah tangga dapat dibagi
berdasarkan sumber pencemar, yaitu :

1. Daerah perumahan untuk daerah perumahan hasil limbah biasannya


diperhitungkan melalui kepadatan penduduk dan rata-rata per orang dalam
membuang air limbah.
2. Daerah perdagangan air limbah yang berasal dari daerah perdagangan secara
umum dihitung dalam meter kubik per liter/hari di dasarkan pada data
perbandingan. Data aliran ini dapat bervariasai dari 4 - 1.500 liter/hari.
3. Daerah kelembagaan, sepertihalnya sumber air limbah lainnya, maka daerah yang
terdiri dari lembaga-lembaga pemerintahan mempunyai sifat yang juga agak
berlimbah.
4. Daerah rekreasi daerah ini air limbah yang dihasilkan oleh tempat rekreasi
berkaitan dengan jumlah pengunjung dan pengolahan limbah baik cair ataupun
padat.

Adapun cara penyebaran bahan pencemaran masuk ke dalam air tanah akan sama
dengan sistem aliran air tanahnya. Dengan demikian kadar pencemaran akan semakin
berkurang dengan semakin bertambahnya jarak antar sumber pencemar dengan sumur, proses
pencemaran tidak terlepas dari adanya proses masuknya air ke dalam tanah.
Infiltrasi adalah proses meresapnya air atau proses meresapnya air dari atas permukaan
tanah melalui pori-pori tanah. Infiltrasi berkaitan erat dengan perkolasi yaitu peristiwa
bergeraknya air ke bawah dalam profil tanah. Infiltrasi menyediakan air untuk perkolasi, laju
infiltrasi tanah yang basah tidak dapat melebihi laju perkolasi (Arsyad 1989).

Dengan adanya siklus hidrologi air hujan yang turun dipermukaan bumi terbagi
menjadi aliran permukaan dan aliran dalam tanah, air hujan yang jatuh di atas permukiaman
berbeda dengan air hujan yang jatuh di ruang terbuka, air hujan yang tekena oleh limbah dari
aktivitas manusia mengakibatkan tercampurnya zat-zat kimia dari limbah tersebut, limbah
tersebut yang nantinya akan mempengaruhi kualitas air. Air yang terkena oleh zat-zat limbah
tersebut selanjutnya mengalir dan meresap kedalam tanah, hal tersebut dapat mencemari air
tanah.

Gambar 1.1 Proses Infiltrasi

Kepadatan penduduk atau “Population Density” merupakan salah satu fenomena atau
gejala geografis. Akumulasi atau aglomerasi penduduk banyak dipengaruhi oleh unsur-unsur
geografis seperti : topografi, iklim, lokasi, tanah, tata air dan masih banyak lagi. Kepadatan
penduduk adalah perbandingan antara jumlah orang dengan tanah yang didiami dalam satuan
luas (biasanya satuan kilometer atau hektar) (Bintarto, 1968).

Kualitas air tanah di daerah kota cenderung bertambah buruk. Hal ini disebabkan oleh
pengaruh limbah industri maupun limbah domestik, pertambahan penduduk yang cepat akan
meningkatkan pertambahnya penggunaan air yang selanjutnya akan menghasilkan limbah
yang besar pula sehingga akan berpengaruh pada kualitas air di daerah kota (Sudarmaji,
1981).

Salah satu bahan pencemar kualitas air tanah adalah masuknya zat-zat sisa hasil
domestik yang dihasilkan oleh limbah rumah tangga, pencemaran dari limbah rumah tangga
berhubungan dengan tingkat kepadatan penduduk di suatu wilayah, kepadatan penduduk
mengakibatkan bahan pencemar domestik lebih banyak dihasilkan.

Limbah yang dihasilkan dari industri dapat mempengaruhi keadaan air tanah pada
wilayah disekitarnya khususnya limbah cair industri. Terjadinya pencemaran air erat
kaitannya dengan pencemaran tanah di mana air itu mengalir. Limbah cair mengakibatkan
tanah menjadi kotor dan senyawa-senyawa pencemar yang terkandung dapat membahayakan
lingkungan. Disamping perubahan air menjadi kotor, perubahan air dilapisi bahan-bahan
berminyak atau bahan padatan lain yang menyebabkan terjadinya penutupan permukaan air.
Senyawa-senyawa yang terkandung dalam limbah bila melebihi kadar yang ditentukan
menyebabkan air tidak dapat dipergunakan untuk keperluan sebagaimana mestinya (Ginting,
1992).

Persyaratan air minum

Kualitas air adalah karakteristik mutu yang dibutuhkan untuk pemanfaatan tertentu dari
sumber - sumber air. Dengan adanya standar kualitas air, orang dapat mengukur kualitas
berbagai macam air. Setiap jenis air dapat diukur

konsentrasi kandungan unsur yang tercantum di dalam standar kualitas, dengan


demikian dapat diketahui syarat kualitasnya, dengan kata lain standar kualitas dapat
digunakan sebagai tolak ukur untuk menetukan nilai-nilai yang terkandung di dalam air untuk
air minum dan untuk keperluan lain.

Ada beberapa persayaratan air untuk air minum mulai dari faktor fisik, kimia, radioaktif
dan biologis beberapa faktor tersebut harus memiliki kriteria yang harus ditetapkan oleh
pihak yang terkait. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 492 / MENKES / Per / IV / 2010
tentang “Persyaratan Kualitas Air Minum yang biasanya dituangkan dalam bentuk pernyataan
atau angka yang menunjukkan persyaratan–persyaratan yang harus dipenuhi agar air tersebut
tidak menimbulkan gangguan kesehatan, penyakit, gangguan teknis, serta gangguan dalam
segi estetika.

Persyaratan air minum layak dikonsumsi secara umum ada beberapa persyaratan mulai
dari persyaratan fisik, persyaratan kimia dan persyaratan mikrobiologis. Persyaratan
pemerintah mengenai standar baku mutu air minum yang tertuang dalam keputusan Menteri
Kesehatan Nomor 492 tahun 2010, parameter wajib di bagi menjadi dua bagian yang
berhubungan langsung dengan kesehatan dan parameter wajib yang tidak langsung
berhubungan dengan kesehatan. Adapun parameter yang langsung berhubungan dengan
kesehatan manusia sudah ditetapkan melalui keputusan Menteri Kesehatan Nomor 492 tahun
2010 mengenai standar baku mutu air untuk air minum. Tabel 1.2 Standar Baku Mutu Air
Minum.

1. Curah Hujan

Curah hujan merupakan faktor utama yang mempengaruhi potensi air tanah, maka
semakin banyak curah hujan, semakin banyak pula cadangan air tanah. Namun sebaliknya,
bila curah hujan sedikit, begitupun dengan cadangan air tanah yang juga akan sedikit.

2. Material Bebatuan

Bebatuan sifatnya tidak menyerap air, namun biasanya air hujan akan sampai ke tanah
untuk diserap melalui celah celah bebatuan. Walau tidak bersifat menyerap, namun bebatuan
dapat membantu mengunci keberadaan air tanah di dalam permukaan tanah.
3. Geomorfologi / Lereng

Faktor kemiringan lahan juga menjadi unsur yang mempengaruhi potensi air tanah.
Semakin datar sebuah permukaan tanah, maka air akan semakin mudah disimpan di
dalamnya. Namun sebaliknya, bila tingkat kemiringan semakin besar, maka air bukan
tersimpan, tapi justru mengalir ke tempat yg lebih rendah.

Air tanah merupakan salah satu sumber daya air yang volume dan eksistensinya
terbatas, serta kerusakannya dapat mengakibatkan dampak yang luas, dan upaya
pemulihannya sulit dan mahal untuk dilakukan. Untuk itu maka sebelum dilakukan
eksploitasi terhadap cadangan air tanah, harus dipahami terlebih dahulu jenis dan
karakteristik dari pada air tanah yang akan dieksploitasi.

Ada beberapa jenis air tanah, yang pengklasifikasiannya berdasarkan letak dan
kondisinya di dalam lapisan tanah. Jenis- jenis air tanah (Herlambang, 2005) dapat dibedakan
atas :

1) Air Tanah Freatis, merupakan air tanah dangkal, yang terletak di antara air
permukaan dan lapisan kedap air (impermeable layer).
2) Air Tanah Artesis, merupakan air tanah dalam, yang terletak di antara lapisan
akuifer dengan lapisan batuan kedap air (akuifer terkekang).
3) Air Tanah Meteorit, merupakan air tanah yang berasal dari proses presipitasi
(hujan) dari awan, yang mengalami kondensasi bercampur debu meteorit.
4) Air Tanah Baru (Juvenil), merupakan air tanah yang terbentuk dari dalam bumi
karena intrusi magma. Air tanah juvenil biasanya ditemukan dalam bentuk air
panas (geyser).
5) Air Konat, merupakan air tanah yang terjebak pada lapisan batuan purba sehingga
sering disebut fossil water.

Sedangkan penggolongan air tanah berdasarkan asal mulanya menurut Told & Dam
(1977) dalam Devie (2008), dapat dibagi menjadi empat tipe, yaitu:

1) Air Meteorik, yakni air yang berasal dari atmosfir dan mencapai zona kejenuhan,
baik secara langsung (infiltrasi permukaan tanah & kondensasi uap air), maupun
tidak langsung (perembesan).
2) Air Juvenil, merupakan air baru yang ditambahkan pada zona kejenuhan dari
kerak bumi yang dalam, seperti ; air magmatik, air gunung api dan air kosmik).
3) Air Diremajakan (rejuvenated), yaitu air yang untuk sementara waktu telah
dikeluarkan dari daur hidrologi oleh pelapukan, dan sebab-sebab lain, kembali ke
daur lagi dengan proses-proses meta-morfisisme, pemadatan atau proses-proses
yang serupa.
4) Air Konat, adalah air yang dijebak pada beberapa batuan sedimen atau gunung
pada saat asal mulanya. Air tersebut biasanya sangat termineralisasi dan
mempunyai salinitas yang lebih tinggi daripada air laut.
Menurut Sosrodarsono (2006), bila ditinjau dari aspek pengembangan sumber daya air,
maka air tanah dapat diklasifikasikan dalam lima jenis sesuai dengan keadaan dan kondisi
masing-masing air tanah, yakni :

a) Air tanah dataran alluvial ;Volume air tanah dalam dataran alluvial ditentukan
oleh tebal, penyebaran dan permeabilitas dari akuifer yang terbentuk dalam
alluvium dan dilluvium yang mengendap dalam dataran. Air tanah dataran
alluvialterbagi atas air susupan (influent water), air tanah di lapisan yang dalam,
dan air tanah sepanjang pantai.
b) Air tanah di dalam kipas detrital ; Endapan kipas detrital terbagi atas endapan di
atas kipas, dan di bagian ujung bawah kipas. Endapan di atas kipas terdiri atas
lapisan pasir dan kerikil yang tidak terpilih, sedangkan endapan yang menuju ke
arah ujung bawah kipas cendrung di dominasi oleh lempung.
c) Air tanah di dalam terras dilluvial ;Air tanah dalam terras dilluvial yang tertutup
dengan endapan terras yang agak tebal ditentukan oleh keadaan bahan dasar dan
daerah pengaliran dari terras. Kondisinya pada lembah terdapat akuifer yang
tebal dan biasanya terdapat mata air pada batuan dasar yang dangkal, sedangkan
jika terras dilluvial bersambung dengan gunung api dan endapannya juga
bersambung dengan endapan kasar gunung api, maka pengisian air tanah akan
menjadi besar.
d) Air tanah di kaki gunung api ;Kaki gunung api memiliki topografi dan geografi
yang khas maka air tanahnya mempunyai karakteristik tersendiri. Kaki gunung
api yang tinggi mengakibatkan curah hujan tinggi, fragmen-fragmen gunung api
memiliki ruang-ruang yang banyak sehingga mudah menyalurkan air tanah serta
memiliki mata air di ujung terras, dan pada dasar aliran lava banyak retakan dan
ruang, maka air tanah dengan mudah melalui dasar sepanjang lembah tersebut.
e) Air tanah di zone retakan ;Lapisan-lapisan tanah tersier mempunyai kepadatan
yang tinggi, porositas efektif antar butir tanah adalah kecil. Koefisien
permeabilitasnya adalah berkisar 10-4 sampai 10-6 cm/detik dan tidak
berbentuk

akuifer. Akan tetapi jika terdapat zone retakan yang memotong lapisan-lapisan ini,
maka di dalamnya terisi air celah.

Eksistensi air tanah sebagai salah satu elemen di dalam siklus hidrologi sangat penting,
dan tidak kalah penting peranan air tanah di dalam kehidupan makhluk di muka bumi.
Sebagai gambaran peranan dan fungsi air tanah baik sebagai elemen dalam siklus hidrologi,
maupun sebagai penyanggah kehidupan makhluk di planet bumi ini, dapat di ilustrasikan
dengan diagram berikut :
Gambar 1.2. Komposisi Sumberdaya Air di Bumi (Sumber :Groundwater Faundation,
2017)

Groundwater Foundation (2017) mendiskripsikan bahwa walaupun planet bumi 70 %


permukaannya tertutup oleh air, namun hanya 1% dari air tersebut yang merupakan air layak
dikonsumsi oleh manusia, dan selebihnya 99% dalam bentuk air laut yang tidak
layakkonsumsi (unusable water). Bagian yang layak konsumsi (usable water) sebanyak 1 %
tersebut, hanya 1 % yang berada di permukaan bumi dalam wujud air danau sebanyak 0,86

%, air sungai sebanyak 0,02 %, dan air permukaan lainnya sebanyak 0,02 %. Gambaran
ini memperlihatkan betapa pentingnya peranan air tanah di dalam siklus hidrologi sebagai
akuifer, dan betapa strategisnya fungsi air tanah bagi kehidupan makhluk hidup (manusia,
flora dan fauna) sebagai penopang kehidupan. Jadi kita semua semestinya dalam
mengandalkan air tanah dalam menopang kehidupan kita, sehingga sangat penting bagi kita
untuk memahami, memelihara dan menggunakan sumber daya vital ini secara benar.Kita
dapat menggambarkan, ketika air tanah terkontaminasi dengan bahan-bahan beracun, maka
air tanah pun akan berubah fungsi menjadi penyebar racun ke mana-mana.

Eksistensi penyebaran air tanah di Bumi tidak merata dan volumenya sangat terbatas.
Menurut Shiklomanov dan Sokolov (1983) dalam Davie (2008), bahwa 1,385,984.000 km3
air di bumi sebanyak 23.400.000 km3 (1.69%) adalah merupakan air tanah. Secara terinci
prakiraan volume air yang ada di planet bumi ini diuraikan pada tabel berikut ini :

Table 1.1 Prakiraan volume air yang ada di Bumi

Volume
Komponen Air (x103 Persen dari
Total
km3)
Air 1.338.000,00 96,54
Laut
Gle 24.064,00 1,74
ster
Air Tanah 23.400,00 1,69
Lapis Es 300,00 0.022
(Permafrost)
Air Danau 176,00 0.013
Lengas Tanah 16,50 0.001
Air Angkasa 12,90 0,0009
Air Rawa (wetlands) 11,50 0,0008
Air Sungai 2,12 0,00015
Biota/Makhluk 1,12 0,00008
Hidup
Tot 1.385.984,00 100
al

2.3 Proses Terbentuknya Air Tanah

Air laut karena panas matahari berubah menjadi uap air. Oleh angin uap air tersebut
ditiup ke atas daratan, pada tempat yang berelevasi tinggi uap tersebut akan mengalami
pemampatan, dan setelah titik jenuhnya terlampaui akan jatuh kembali ke bumi sebagai air
hujan. Air hujan sebagian besar akan mengalir di permukaan sebagai air permukaan seperti
sungai, danau, atau rawa. Sebagian kecil akan meresap ke dalam tanah, yang bila meresap
terus hingga zona jenuh akan menjadi air tanah. Bagian yang meresap dekat permukaan akan
diuapkan kembali lewat tanaman yang kita kenal dengan evapotranspiration. Penguapan
evaporation terjadi langsung pada tubuh air yang terbuka. Sedangkan aliran permukaan akan
bermuara kembali ke laut, dan proses hidrogeologi di atas akan berlangsung lagi, demikian
seterusnya. Selain air sungai dan air hujan, air tanah juga mempunyai peranan yang sangat
penting terutama dalam menjaga keseimbangan dan ketersediaan bahan baku air untuk
kepentingan rumah tangga maupun untuk kepentingan industri.

Dibeberapa daerah, ketergantungan pasokan air bersih dan air tanah telah mencapai ±
70%. Sebenarnya di bawah permukaan tanah terdapat kumpulan air yang mempersatukan
kumpulan air yang ada di permukaan. Kumpulan air inilah yang disebut air tanah. Air bawah
tanah atau sering disangka dengan air tanah, adalah air yang terdapat pada ruang antar butir
batuan atau celah-celah batuan. Letak air tanah dapat mencapai beberapa puluh bahkan
beberapa ratus meter di bawah permukaan bumi. Lapisan batuan ada yang lolos air atau biasa
disebut permeable dan ada pula yang tidak lolos atau kedap air yang biasa disebut
impermeable. Lapisan lolos air misalnya terdiri dari kerikil, pasir, batuapung, dan batuan
yang retak-retak, sedangkan lapisan kedap air antara lain terdiri dari napal dan tanah liat atau
tanah lempung. Sebetulnya tanah lempung dapat menyerap air, namun setelah jenuh air,
tanah jenis ini tidak dapat lagi menyerap air.

Air tanah terbentuk berasal dari air hujan dan air permukan , yang meresap (infiltrate)
mula-mula ke zona tak jenuh (zone of aeration) dan kemudian meresap makin dalam
(percolate) hingga mencapai zona jenuh air dan menjadi air tanah. Air tanah adalah salah satu
faset dalam daur hidrologi , yakni suatu peristiwa yang selalu berulang dari urutan tahap yang
dilalui air dari atmosfer ke bumi dan kembali ke atmosfer; penguapan dari darat atau laut atau
air pedalaman, pengembunan membentuk awan, pencurahan, pelonggokan dalam tanih atau
badan air dan penguapan kembali (Kamus Hidrologi, 1987). Dari daur hidrologi tersebut
dapat dipahami bahwa air tanah berinteraksi dengan air permukaan serta komponen-
komponen lain yang terlibat dalam daur hidrologi termasuk bentuk topografi, jenis batuan
penutup, penggunaan lahan, tetumbuhan penutup, serta manusia yang berada di permiukaan.
Air tanah dan air permukaan saling berkaitan dan berinteraksi. Setiap aksi pemompaan,
pencemaran terhadap air tanah akan memberikan reaksi terhadap air permukaan, demikian
sebaliknya.

Secara umum air tanah diartikan sebagai air yang berada dan berasal dari lapisan tanah,
baik air yang berada pada lapisan tanah tak jenuh maupun air yang berada pada lapisan tanah
jenuh. Air yang berada pada lapisan tanah tak jenuh akan menunjang kehidupan vegetasi di
permukaan, sedangkan air yang berada pada lapisan tanah jenuh menjadi deposit air di dalam
lapisan tanah, yang bisa keluar melalui mata air (artesis), atau tinggal dalam lapisan tanah
sebagai air fosil (fossil water). Oleh karena pesatnya pertumbuhan penduduk dunia, membuat
kebutuhan manusia akan air terus meningkat, baik untuk memenuhi kebutuhan air bersih, air
industri, maupun untuk memenuhi kebutuhan air pertanian. Hal ini membuat manusia
berinovasi, mengambil air fosil dengan memanfaatkan teknologi pompa, untuk memenuhi
kebutuhan tersebut. Pengertian air tanah telah banyak dikemukakan oleh para ahli, dan
mereka mendefinisikan sesuai dengan pandangan dan bidang ilmunya masing-masing.
Beberapa pengertian tentang air tanah yang dikemukakan para ahli, antara lain :

a) Menurut Bouwer (1978) ;air tanah adalah sejumlah air di bawah permukaan bumi
yang dapat dikumpulkan dengan sumur-sumur, terowongan atau sistem drainase atau
dengan pemompaan. Dapat juga disebut aliran yang secara alami mengalir ke
permukaan tanah melalui pancaran atau rembesan.
b) Sumarto (1989) ; air tanah adalah air yang menempati rongga-rongga dalam lapisan
geologi. Lapisan tanah yang terletak di bawah permukaan tanah dinamakan lajur
jenuh (saturated zone), dan lajur tidak jenuh terletak di atas lajur jenuh sampai ke
permukaan tanah, yang rongga-rongganya berisi air dan udara.
c) Fetter (1994) ; air tanah adalah air yang tersimpan pada lajur jenuh, yang kemudian
bergerak sebagai aliran melalui batuan dan lapisan-lapisan tanah yang ada di bumi
sampai air tersebut keluar sebagai mata air, atau terkumpul masuk ke kolam, danau,
sungai, dan laut. Batas atas lajur jenuh air disebut dengan muka air tanah
(groundwater table).
d) Asdak (2002) ; air tanah adalah segala bentuk aliran air hujan yang mengalir di bawah
permukaan tanah sebagai akibat struktur perlapisan geologi, beda potensi kelembaban
tanah, dan gaya gravitasi bumi. 11) Scanlon (2002) ; air tanah adalah air yang
tersimpan atau terperangkap di dalam lapisan batuan yang mengalami
pengisian/penambahan secara terus menerus oleh alam.
e) 12) Llamas & Santos (2005) ;air tanah adalah air yang ditemukan di ruang antara
partikel tanah dan retakan pada batuan bawah tanah yang terletak di zona jenuh.
f) 13) Herlambang (2005) ; air tanah adalah air yang bergerak di dalam tanah yang
terdapat dalam ruang antar butir-butir tanah yang meresap ke dalam tanah dan
bergabung membentuk lapisan tanah yang disebut akuifer.
g) 14) Danaryanto et al. (2007) ; air tanah adalah semua air yang terdapat dalam lapisan
tanah atau batuan di bawah permukaan tanah, termasuk mata air (artesis). 15) Kumar
(2007) ;air tanah adalah air di bawah permukaan tanah yang sebagian besar berasal
dari air permukaan yang telah merembes ke bawah.
h) 16) Permen ESDM No.15/2012 ; air tanah adalah air yang terdapat dalam lapisan
tanah atau batuan di bawah permukaan tanah.
i) 17) Darwis (2016), air tanah adalah air yang terdapat pada ruang antara partikel tanah
dan rekahan batuan yang berada di bawah permukaan tanah, dan terletak pada zona
jenuh.

Terminologi yang dikemukakan di atas semuanya tidak terlepas dari latar belakang dan
lingkup kajian yang dilakukan oleh pihak atau orang yang mendefinisikannya. Air tanah
merupakan salah satu sumber daya air yang volume dan eksistensinya terbatas, serta
kerusakannya dapat mengakibatkan dampak yang luas dan pemulihannya sulit dilakukan.
Untuk itu maka sebelum melakukan eksploitasi terhadap cadangan air tanah, harus dipahami
terlebih dahulu jenis dan karakteristik dari pada air tanah tersebut. Ada beberapa jenis air
tanah, yang pengklasifikasiannya berdasarkan letak dan kondisinya di dalam lapisan tanah.
Jenis-jenis air tanah (Herlambang, 2005) dapat dibedakan atas : 6) Air Tanah Freatis,
merupakan air tanah dangkal, yang terletak di antara air permukaan dan lapisan kedap air
(impermeable layer). 7) Air Tanah Artesis, merupakan air tanah dalam, yang terletak di
antara lapisan akuifer dengan lapisan batuan kedap air (akuifer terkekang).

 Air Tanah Meteorit, merupakan air tanah yang berasal dari proses presipitasi (hujan)
dari awan, yang mengalami kondensasi bercampur debu meteorit. 9) Air Tanah Baru
(Juvenil), merupakan air tanah yang terbentuk dari dalam bumi karena intrusi magma.
Air tanah juvenil biasanya ditemukan dalam bentuk air panas (geyser). 10) Air Konat,
merupakan air tanah yang terjebak pada lapisan batuan purba sehingga sering disebut
fossil water.

Sedangkan penggolongan air tanah berdasarkan asal mulanya menurut Told & Dam
(1977) dalam Devie (2008), dapat dibagi menjadi empat tipe, yaitu:

a) Air Meteorit, yakni air yang berasal dari atmosfir dan mencapai zona kejenuhan, baik
secara langsung (infiltrasi permukaan tanah & kondensasi uap air), maupun tidak
langsung (perembesan).
b) Air Juvenil, merupakan air baru yang ditambahkan pada zona kejenuhan dari kerak
bumi yang dalam, seperti ; air magmatik, air gunung api dan air kosmik).
c) Air Diremajakan (rejuvenated), yaitu air yang untuk sementara waktu telah
dikeluarkan dari daur hidrologi oleh pelapukan, dan sebab-sebab lain, kembali ke daur
lagi dengan proses-proses meta-morfisisme, pemadatan atau proses-proses yang
serupa.
d) Air Konat, adalah air yang dijebak pada beberapa batuan sedimen atau gunung pada
saat asal mulanya. Air tersebut biasanya sangat termineralisasi dan mempunyai
salinitas yang lebih tinggi daripada air laut.

Menurut Sosrodarsono (2006), bila ditinjau dari aspek pengembangan sumber daya air,
maka air tanah dapat diklasifikasikan dalam lima jenis sesuai dengan keadaan dan kondisi
masing-masing air tanah, yakni :

a) Air tanah dataran alluvial ;Volume air tanah dalam dataran alluvial ditentukan oleh
tebal, penyebaran dan permeabilitas dari akuifer yang terbentuk dalam alluvium dan
dilluvium yang mengendap dalam dataran. Air tanah dataran alluvial terbagi atas air
susupan (influent water), air tanah di lapisan yang dalam, dan air tanah sepanjang
pantai.
b) Air tanah di dalam kipas detrital ;Endapan kipas detrital terbagi atas endapan di atas
kipas, dan di bagian ujung bawah kipas. Endapan di atas kipas terdiri atas lapisan
pasir dan kerikil yang tidak terpilih, sedangkan endapan yang menuju ke arah ujung
bawah kipas cendrung di dominasi oleh lempung.
c) Air tanah di dalam terras dilluvial ;Air tanah dalam terras dilluvial yang tertutup
dengan endapan terras yang agak tebal ditentukan oleh keadaan bahan dasar dan
daerah pengaliran dari terras. Kondisinya pada lembah terdapat akuifer yang tebal dan
biasanya terdapat mata air pada batuan dasar yang dangkal, sedangkan jika terras
dilluvial bersambung dengan gunung api dan endapannya juga bersambung dengan
endapan kasar gunung api, maka pengisian air tanah akan menjadi besar.
d) Air tanah di kaki gunung api ;Kaki gunung api memiliki topografi dan geografi yang
khas maka air tanahnya mempunyai karakteristik tersendiri. Kaki gunung api yang
tinggi mengakibatkan curah hujan tinggi, fragmen-fragmen gunung api memiliki
ruang-ruang yang banyak sehingga mudah menyalurkan air tanah serta memiliki mata
air di ujung terras, dan pada dasar aliran lava banyak retakan dan ruang, maka air
tanah dengan mudah melalui dasar sepanjang lembah tersebut.
e) Air tanah di zone retakan ;Lapisan-lapisan tanah tersier mempunyai kepadatan yang
tinggi, porositas efektif antar

butir tanah adalah kecil. Koeffisien permeabilitasnya adalah berkisar 10-4 sampai 10-6
cm/detik dan tidak berbentuk akuifer. Akan tetapi jika terdapat zone retakan yang memotong
lapisan-lapisan ini, maka di dalamnya terisi air celah.

Sebagaimana yang telah diungkapkan sebelumnya pada Bab Pertama, bahwa eksistensi
penyebaran air tanah tidak merata dan volumenya sangat terbatas. Menurut Shiklomanov dan
Sokolov (1983) dalam Davie (2008), bahwa 1,385,984.000 km3 air di bumi sebanyak
23.400.000 km3 (1.69%) adalah merupakan air tanah. Air tanah terbentuk dari beberapa
rangkaian dalam proses hidrologi, yang dimulai dari turunnya hujan (presipitasi), lalu terjadi
proses infiltrasi baik dari aliran air genangan permukaan maupun yang berinfiltrasi dari air
danau, sungai, maupun air laut. Sebagian air yang berinfiltrasi kembali menguap (evaporasi
dan transpirasi), dan sebagian lagi akan berperkolasi lebih jauh ke dalam lapisan tanah dan
akhirnya mencapai muka air tanah (groundwater table). Air yang berperkolasi inilah yang
kemudian berkumpul dan membentuk air di dalam lapisan yang disebut air tanah.

Air tanah merupakan salah satu sumber dayaair yang keberadaannya terbatas dan
kerusakannya dapat mengakibatkan dampak yang luas serta pemulihannya sulit
dilakukan.Jadi air tanah adalah nama untuk menggambarkan air yang tersimpan di bawah
tanah dalam batuan yang meloloskan air (permeable). Periode penyimpanan air tanah dapat
berbeda waktunya bergantung dari kondisi geologi di sekitarnya (dapat beberapa minggu
sampaipuluhan bahkan ratusan tahun). Pergerakan air tanah dapat muncul ke permukaan
dalam bentuk sebagai mata air (springs), sungai, danau, atau bahkan dapat langsung muncul
di dasar laut.

Air tanah bergerak di dalam tanah melalui pori tanah, yaitu rongga atau ruang antar
butir-butir tanah yang meresapkan air ke dalam lapisan tanah, dan bergabung membentuk
lapisan yang dapat menangkap dan meloloskan air dalam lapisan tanah yang disebut akuifer
(aquifer). Lapisan tanah yang mudah dilalui oleh air disebut lapisan permeable, seperti
lapisan yang terdiri atastanah pasir atau kerikil, sedangkan lapisan yang sulit dilalui air tanah
disebut lapisan impermeable, seperti lapisan lempung atau geluh.

Hal yang mutlak bagi semua pihak yang terkait dengan pengelolaan sumberdaya air
tanah, adalah memahami asal-usul (origin) dan sifat-sifat (nature) air tanah, agar tidak terjadi
salah pemahaman tentang sumberdaya air tanah yang dikelolanya. Kesalahan dalam
mengelola air tanah dapat berakibat tidak tercapainya sasaran pengelolaan untuk
kemaslahatan semua orang, terutama bagi kaum marjinal/miskin. Justru kadang pengelolaan
air tanah akan menimbulkan dampak yang merugikan kaum miskin tersebut, bahkan lebih
luas lagi bahwa tidak jarang menimbulkan kerusakan lingkungan hidup yang dampaknya
lebih lama. Hal-hal pokok yang perlu dipahami tentang asal-usul dan sifat-sifat air tanah
antara lain tentang ;asal air tanah, pembentukan air tanah, wadah air tanah, pengaliran dan
imbuhan air tanah, serta sifat-sifat fisik dan kimia daripada air tanah.

1) Asal Air Tanah

Air tanah berasal dari permukaan tanah, antara lain dari hujan, sungai, danau.Selain itu
dari dalam perut bumi dapat pula terbentuk air bersamaan dengan terbentuknya batuan,seperti
pada proses terjadinya batuan endapan, juga akan terbentuk air yang terjebak oleh batuan
endapan tersebut. Contohnya: air fosil yang rasanya asin, atau air vulkanis yang biasanya
panas dan berbau akibat kandungan sulfur.

2) Pembentukan Air Tanah

Air tanah terbentuk dan berasal dari air hujan dan air permukan yang meresap
(infiltrate) mula-mula ke zona tak jenuh (zone of aeration) dan kemudian meresap makin
dalam (percolate) hingga mencapai zona jenuh air (zone of saturation) dan menjadi air tanah.
Fase air tanah adalah salah satu bagian dalam daur hidrologi, yaitu peristiwa yang selalu
berulang dari urutan tahap; penguapan dari darat atau laut, pengembunan membentuk awan,
pencurahan, peresapan ke dalam tanah, atau pengaliran ke badan air, dan penguapan kembali.
Dari daur hidrologi tersebut dapat dipahami bahwa air tanah berinteraksi dengan air
permukaan, serta komponen-komponen lain yang terlibat dalam daur hidrologi termasuk
bentuk topografi, jenis batuan penutup, penggunaan lahan, tumbuhan penutup, serta manusia
yang berada di permukiman.Air tanah dan air permukaan saling berkaitan dan berinteraksi.
Setiap aksi (pemompaan, pencemaran, dll) terhadap air tanah akan memberikan reaksi
terhadap air permukaan, demikian pula sebaliknya.

4) Pengaliran Dan Imbuhan Air Tanah

Beberapa kota di Indonesia yang pemanfaatan air tanah dalam dengan sangat intensif,
seperti Jakarta, Bandung, Surabaya, Semarang, Denpasar, Makassar, dan Medan, sehingga
membuat muka air tanah dalam (piezometic head) umumnya sudah berada di bawah muka air
tanah dangkal (phreatic head). Akibatnya terjadi perubahan pola imbuhan, yang sebelumnya
air tanah dalam yang memasok air tanah dangkal, karena piezometic head lebih tinggi dari
phreatic head, namun saat ini justru terjadi sebaliknya, yaitu air tanah dangkal yang memasok
air tanah dalam.Jika jumlah total pengambilan air tanah dari suatu sistem akuifer melampaui
jumlah rata-rata imbuhan, maka akan terjadi penurunan muka air tanah secara menerus serta
pengurangan cadangan air tanah dalam akuifer. Jika ini hal ini terjadi, maka kondisi demikian
disebut pengambilan berlebih (over exploitation), dan penambangan air tanah terjadi.

5) Sifat Fisis dan Sifat Kimia Air Tanah

Sifat-sifat fisik dan komposisi kimia pada air tanah, sangat menentukan mutu air
tanah.Sehingga secara alami mutu air tanah sangat dipengaruhi oleh jenis litologi penyusun
akuifer, jenis tanah/batuan yang dilalui air tanah, serta jenis air asal air tanah. Mutu tersebut
akan berubah manakala terjadi intervensi manusia terhadap air tanah, seperti pengambilan air
tanah yang berlebihan, pembuangan libah, dll.Air tanah dangkal rawan (vulnerable) terhadap
pencemaran dari zat-zat pencemar dari permukaan. Namun karena tanah/batuan bersifat
melemahkan zat-zat pencemar, maka tingkat pencemaran terhadap air tanah dangkal sangat
tergantung dari kedudukan akuifer, besaran dan jenis zat pencemar, serta jenis tanah/batuan
di zona takjenuh, serta batuan penyusun akuifer itu sendiri. Mengingat perubahan pola
imbuhan, maka air tanah dalam di daerah-daerah perkotaan yang telah intensif pemanfaatan
air tanahnya, menjadi sangat rawan pencemaran, apabila air tanah dangkalnya di daerah-
daerah tersebut sudah tercemar. Air tanah yang tercemar adalah pembawa bibit-bibit penyakit
yang berasal dari air (water born diseases).

2.4 Mekanisme Infiltrasi Dan Perkolasi

Tidak semua air hujan yang jatuh wilayah daratan akan langsung ke permukaan tanah.
Hujan yang jatuh di atas hutan sebagian yang dapat jatuh langsung di lantai hutan (tanah)
melalui sela-sela tajuk, dan bagian hujan semacam ini disebut throughfall TF). Air hujan
yang jatuh di dedaunan sebagian langsung bertranspirasi sebagian lagi menetes tanah, dan
tetesan ini disebut crown drip (CD). Bagian air hujan yang mengalir ke permukaan tanah
melewati batang disebut steamflow, yang mana kecilnya stemflow dipengaruhi oleh struktur
batang dan kekasaran kulit batang pohon.
Infiltrasi(infiltration) dimaksudkan sebagai proses masuknya air kepermukaan tanah.
Proses ini merupakan bagian yang sangat penting dalam daur hidrologi maupun dalam proses
pengalihragaman hujan menjadi aliran disungai, danau, waduk, dan pengimbuhan air tanah.
Dalam kaitan ini terdapat tiga pengertian tentang kuantitas infiltrasi, yaitu kapasitas infiltrasi
(Infiltration capacity) dan laju infiltrasi (Infiltration rate) serta Infiltrasi komulatif
(Comulative Infiltration) .

Kapasitas infiltrasi adalah laju infiltrasi maksimum pada suatu jenis tanah tertentu,
sedangkan laju infiltrasi adalah kecepatan proses infiltrasi nyata yang berlangsung pada suatu
jenis tanah tertentu, dan infiltrasi komulatif adalah volume infiltrasi total yang terjadi dalam
luas areal tertentu pada suatu rangkaian hujan yang terjadi. Pengertian infiltrasi (infiltration)
sering dikacaukan orang dengan pengertian perkolasi. Perkolasi (percolation) adalah gerakan
air kebawah dari zona tidak jenuh, yang terletak diantara permukaan tanah sampai
kepermukaan air tanah (zona jenuh).Jadi infiltrasi adalah proses masuknya air ke dalam
lapisan tanah permukaan, sedang perkolasi adalah proses bergeraknya air melalui lapisan
tanah yang disebabkan oleh gaya gravitasi.

Proses terjadinya infiltrasi dan perkolasi, merupakan suatu rangkaian proses yang
berlangsung ketika air hujan menyentuh permukaan tanah, sebagian atau seluruh air hujan
tersebut masuk ke dalam tanah melalui pori-pori di lapisan permukaan tanah. Proses
masuknya air hujan ke dalam tanah ini disebabkan oleh tarikan gaya grafitasi dan kapiler
tanah. Laju infiltrasi dipengaruhi oleh gaya gravitasi yang dipengaruhi oleh besarnya
diameter pori-pori tanah. Di bawah pengaruh gaya gravitasi, air hujan mengalir tegak lurus ke
dalam tanah melalui profil tanah. Pada sisi yang lain, gaya kapiler bersifat mengelirkan air
tersebut tegak lurus ke atas, ke bawah, dan ke arah horizontal. Gaya kapiler tanah ini bekerja
nyata pada tanah dengan pori-pori yang relatif kecil.

Padatanah dengan pori-pori besar, gaya kapiler dapat diabaikan pengaruhnya, dan air
akan mengalir ke lapisan tanah yang lebih dalam akibat pengaruh gaya gravitasi. Dalam
perjalanannya tersebut, air juga mengalami penyebaran ke arah lateral akibat tarikan gaya
kapiler tanah, terutama ke arah tanah dengan pori-pori yang berukuran kecil (sempit).
Infiltrasi (peresapan) merupakan perjalanan air melalui permukaan tanah dan menembus
masuk ke dalam lapisan tanah.

Tanah dapat ditembusi air karena adanya celah yang tak kapilar melalui mana aliran air
grafitasi mengalir ke bawah menuju zona air tanah, dengan mengikuti suatu jalur yang
berhambatan paling lemah. Gaya-gaya kapilar mengalihkan air grafitas secara terus menerus
ke dalam rongga-rongga pori kapilar, sehingga jumlah air grafitas yang melalui horizon-
horizon yang lebih rendah secara berangsur-angsur berkurang. Hal ini menyebabkan
bertambahnya tahanan pada aliran grafitas di lapisan permukaan dan berkurangnya laju
infiltrasi pada saat hujan meningkat. Air hujan yang jatuh ke tanah akan masuk ke dalam
lapisan tanah yang lebih dalam dengan adanya gaya grafitasi, viskositas dan gaya kapilar dan
disebut juga sebagai proses infiltrasi.

Laju infiltrasi aktual tergantung dari karakteristik tanah dan jumlah air yang tersedia di
permukaan tanah untuk membuat tanah lembab. Eksistensi air di dalam tanah tidak bersifat
tetap. Air tanah sebagai bagian penting dari siklus hidrologi akan selalu bergerak, yang secara
garis besarnya meliputi tiga tahap proses pergerakan yang saling tergantung, yakni ;

1. Proses perjalanan masuknya air hujan melalui pori-pori permukaan tanah, lalu
bergerak ke bawah akibat gaya gravitasi, sampai air tersebut mencapai kedalaman
dimana air tanah berkumpul (infiltration & percolation)
2. Proses tertampungnya air hujan tersebut di dalam tanah (groundwater deposit).
3. Proses mengalirnya air yang ada di dalam tanah ke tempat lain, baik pergerakan ke
arah atas, samping, dan bawah akibat gaya kapiler (seepage).

Proses infiltrasi maupun perkolasi dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain :

1. Waktu dari saat hujan atau biasa disebut irigasi.


2. Tekstur dan stuktur tanah.
3. Persediaan air awal (kelembaban awal) atau jumlah air yang tersedia di
permukaan tanah.
4. Kemampuan tanah untuk mengosongkan air di atas permukaan tanah, yang
terkait dengan kemiringan lahan.
5. Penghantar hidrolik.
6. Kegiatan biologi dan unsur organik di dalam dan di permukaan tanah.
7. Tumbuhan bawah atau tajuk penutup tanah lainnya.

Jika menurut Triatmodjo (2010), bahwa Laju infiltrasi dipengaruhi oleh beberapa
faktor, yaitu ; kedalaman genangan dan tebal lapis jenuh, kelembaban tanah, pemadatan oleh
hujan, tanaman penutup, intensitas hujan, dan sifat-sifat fisik tanah. Kedalaman genangan dan
tebal lapis jenuh, keduanya akan mempengaruhi tekanan hidrolik pada aliran air dari
permukaan ke dalam lapisan tanah. Hal ini dapat dilihat pada gambar berikut.

Gambar 1.3 Pola Genangan Air Permukaan (Triatmodjo, 2010)

Air yang tergenang di atas permukaan tanah terinfiltrasi ke dalam tanah, yang
menyebabkan suatu lapisan di bawah permukaan tanah menjadi jenuh air. Apabila tebal dari
lapisan jenuh air adalah L, dapat dianggap bahwa air mengalir ke bawah melalui sejumlah
tabung kecil. ALiran melalui lapisan tersebut serupa dengan aliran melalui pipa. Kedalaman
genangan di atas permukaan tanah (D) memberikan tinggi tekanan pada ujung atas tabung,
sehingga tinggi tekanan total yang menyebabkan aliran adalah D+L.Tahanan terhadap aliran
yang diberikan oleh tanah adalah sebanding dengan tebal lapis jenuh air L. Pada awal hujan,
dimana L adalah kecil dibanding D, tinggi tekanan adalah besar dibanding tahanan terhadap
aliran, sehingga air masuk ke dalam tanah dengan cepat. Sejalan dengan waktu, L bertambah
panjang sampai melebihi D, sehingga tahanan terhadap aliran semakin besar. Pada kondisi
tersebut kecepatan infiltrasi berkurang. Apabila L sangat lebih besar daripada D, perubahan L
mempunyai pengaruh yang hampir sama dengan gaya tekanan dan hambatan, sehingga laju
infiltrasi hampir konstan.

Kelembaban tanah, akanmempengaruhi kapasitas infiltrasi. Ketika air jatuh pada tanah
kering, permukaan atas dari tanah tersebut menjadi basah, sedang bagian bawahnya relatif
masih kering. Dengan demikian terdapat perbedaan yang besar dari gaya kapiler antara
permukaan atas tanah dan yang ada di bawahnya. Karena adanya perbedaan tersebut, maka
terjadi gaya kapiler yang bekerja sama dengan gaya berat, sehingga air bergerak ke bawah
(infiltrasi) dengan cepat. Dengan bertambahnya waktu, permukaan bawah tanah menjadi
basah, sehingga perbedaan daya kapiler berkurang, sehingga infiltrasi berkurang. Selain itu,
ketika tanah menjadi basah koloid yang terdapat dalam tanah akan mengembang dan
menutupi pori-pori tanah, sehingga mengurangi kapasitas infiltrasi pada periode awal hujan.

Pemampatan oleh hujan, akibat pukulan tetesan hujan yang jatuh di atas tanah,
sehingga butir tanah mengalami pemadatan oleh butiran air hujan. Pemadatan tersebut
mengurangi pori-pori tanah yang berbutir halus (seperti lempung), sehingga dapat
mengurangi kapasitas infiltrasi. Untuk tanah pasir, pengaruh tersebut sangat kecil.
Penyumbatan oleh butir halus, karena pada tanah yang sangat kering, permukaannya sering
terdapat butiran halus. Ketika hujan turun dan infiltrasi terjadi, butiran halus tersebut terbawa
masuk ke dalam tanah, dan mengisi pori-pori tanah, sehingga mengurangi kapasitas infiltrasi.
Tanaman penutup, tumbuhnya tanaman yang menutupi permukaan tanah, seperti rumput atau
hutan, dapat meningkatkanlaju infiltrasi pada tanah. Dengan adanya tanaman penutup, air
hujan tidak dapat memampatkan tanah, dan juga akan terbentuk lapisan humus yang dapat
menjadi sarang/tempat hidup serangga. Apabila terjadi hujan lapisan humus mengembang
dan lobang-lobang (sarang) yang dibuat serangga akan menjadi sangat permeabel. Kapasitas
infiltrasi bisa jauh lebih besar daripada tanah yang tanpa penutup tanaman. Topografi, juga
mempengaruhi infiltrasi. Pada lahan dengan kemiringan besar, aliran permukaan mempunyai
kecepatan besar sehingga air kekurangan waktu infiltrasi. Akibatnya sebagian besar air hujan
menjadi aliran permukaan. Sebaliknya, pada lahan yang datar air menggenang sehingga
mempunyai waktu cukup banyak untuk infiltrasi. Intensitas hujan,juga berpengaruh terhadap
kapasitas infiltrasi. Jika intensitas hujan I lebih kecil dari kapasitas infiltrasi, maka laju
infiltrasi aktual adalah sama dengan intensitas hujan. Apabila intensitas hujan lebih besar dari
kapasitas infiltrasi, maka laju infiltrasi aktual sama dengan kapasitas infiltrasi.

Kedalaman air yang masuk ke dalam tanah tergantung dari beberapa faktor, yaitu :
jumlah air hujan, porositas tanah, jumlah tumbuh-tumbuhan, serta lapisan yang tidak dapat
ditembusi oleh air. Air yang tertahan oleh lapisan kedap air (impermeable layers), akan
membentuk batasan air tanah. Pengaruh tumbuh-tumbuhan terhadap daya serap sukar
ditentukan, karena tumbuh-tumbuhan juga mempengaruhi intersepsi. Meskipun demikian,
lahan dengan tumbuh-tumbuhan penutup memiliki laju dan kapasitas infiltrasi yang lebih
tinggi, jika dibandingkan dengan tanah yang terbuka. Hal ini disebabkan oleh empat hal,
yaitu :

1. Tumbuhan penutup akan menghambat aliran permukaan, sehingga memberikan waktu


tambahan pada air untuk memasuki tanah.
2. Sistem akar tumbuhan membuat bukaan pada lapisan tanah, sehingga lebih mudah
dimasuki oleh air dari permukaan.
3. Daun tumbuhan melindungi permukaan tanah dari tumbukan tetes air hujan yang jatuh,
sehingga akan mengurangi muatan air hujan dan erosi di permukaan tanah.
4. Rimbunan tumbuhan akan menaungi permukaan tanah dari panasnya matahari,
sehingga akan mengurangi evaporasi dari permukaan tanah.

Gerak air di dalam tanah melalui pori-pori tanah dipengaruhi oleh gaya gravitasi dan
gaya kapiler. Gaya gravitasi menyebabkan aliran selalu menuju ke tempat yang lebih rendah,
sementara gaya kapiler menyebabkan air bergerak ke segala arah (vertikal dan horisontal).
Gaya kapiler membuat air selalu bergerak dari daerah basah menuju ke daerah yang lebih
kering. Oleh karena itu tanah yang kering mempunyai gaya kapiler lebih besar daripada tanah
basah. Gaya tersebut akanberkurang dengan bertambahnya kelembaban tanah. Selain itu,
gaya kapiler bekerja lebih kuat pada

tanah dengan butiran halus seperti lempung daripada tanah berbutir kasar pasir. Apabila
tanah kering, air terinfiltrasi melalui permukaan tanah karena pengaruh gaya gravitasi dan
gaya kapiler pada seluruh permukaan. Setelah tanah menjadi basah, gerak kapiler
akanberkurang karena berkurangnya gaya kapiler.Hal ini menyebabkan penurunan laju
infiltrasi. Sementara aliran kapiler pada lapis permukaan berkurang, aliran di dalam lapisan
tanah akan terus berlanjut karena pengaruh gravitasi untuk mengisi pori-pori ke bawah
lapisan tanah. Dengan terisinya pori-pori tanah, laju infiltrasi berkurang secara berangsung-
angsur sampai dicapai kondisi konstan, yang ditunjukkan oleh kondisi laju infiltrasi
samabesar dengan laju perkolasi. Menurut Soemarto (1995), bahwa laju infiltrasi dapat
diukur dengan beberapa cara, antara lain :

1. Dengan menggunakan Testplot (Infiltrometer) ; Pengukuran daya infiltrasi dengan


menggunakan infiltrometer hanya dapat dilakukan terhadap luasan yang kecil saja,
sehingga sukar untuk mengambil kesimpulan terhadap besarnya daya infiltrasi bagi
daerah yang lebih luas. Untuk mengatasi hal ini dipilih tanah datar yang dikelilingi
tanggul dan digenangi air, laju infiltrasi didapat dari banyaknya air yang
ditambahkan agar permukaan airnya konstan.
2. Dengan menggunakan Lysimeter; Alat ini berupa tangki beton yang ditanam di
dalam tanah, yang di isi tanah dan tanaman yang sama dengan sekelilingnya,
dilengkapi dengan fasilitas drainase dan pemberian air.
3. Test Penyiraman (Sprinkling Test) ; Di atas sebidang tanah dengan luas beberapa
puluh meter persegi, diberikan hujan tiruan dengan intensitas yang diketahui dan
konstan. permukaan tanahnya dibuat agak miring, sehingga limpasan permukaan
dapat dihitung.

Tanah yang dalam kondisi kering ketika proses infiltrasi terjadi, akan memiliki
kapasitas infiltrasi yang tinggi karena gaya kapiler dan gaya gravitasi, bekerja bersama-sama
menarik air ke dalam lapisan tanah. Ketika tanah menjadi basah, gaya kapiler berkurang yang
menyebabkan laju infiltrasi menurun. Akhirnya kapasitas infiltrasi mencapai suatu nilai
konstan, yang dipengaruhi terutama oleh gayagravitasi dan laju perkolasi. Kurva yang
digambarkan berikut ini, menunjukkan bahwa kapasitas infiltrasi (fp), merupakan fungsi dari
waktu.

2.5 Permasalahan Air Tanah

Permasalahan pada air tanah banyak diakibatkan oleh kegiatan manusia, yang biasanya
dilakukan kurang cermat sehingga mengakibatkan permasalahan langsung maupun tidak
langsung terhadap eksistensi air tanah. Disamping itu juga terdapat beberapa kasus yang
penyebabnya adalah merupakan

fenomena alam, seperti gempa yang mengakibatkan terjadinya bukaan lapisan tanah,
atau perubahan iklim (climate change) yang menimbulkan kenaikan muka air laut, dan lain
sebagainya. Secara umum beberapa permasalahan penting yang terjadi pada air tanah, antara
lain :

1) Degradasi air tanah (degradation of groundwater). Degrdasi air tanah dapat berupa
menurunkan elevasi muka air tanah atau juga dapat berupa berkurangnya debit aliran
mata air yang terdapat pada zona pelepasan (dischange) suatu akuifer yang tertekan
(confining aquifer).
2) Hilangnya air tanah (loose of groundwater). Kehilangan air tanah dapat terjadi pada
akuifer bebas (unconfining aquifer) maupun pada akuifer tertekan (confining
aqiufer). Namun yang paling sering terjadi adalah kehilangan air pada akuifer
tertekan, akibat kerusakan daerah pengimbuhan (rechange area) yang disebabkan
oleh berbagai bentuk kegiatan manusia. Hal ini ditandai dengan hilangnya mata air
(springs) yang terdapat pada daerah pelepasan air (dischange area).
3) Peningkatan salinitas air tanah akibat intrusi air laut. Kadar garam di dalam air tanah
dapat meningkat akibat berbagai pemicunya, yang menyebabkan air tanah tidak
dapat dimanfaatkan, terutama untuk kebutuhan manusia, tumbuhan maupun binatang
tertentu.

4) Pencemaran air tanah akibat infiltrasi limbah cair industri, maupun imbah padat
yang terlarutkan oleh air permukaan. Air tanah yang terkontaminasi oleh limbah
buangan industri yang tidak mampu dinetralisir oleh alam, akan menjadi air tercemar
yang tidak dapat dimanfaatkan untuk kebutuhan manusia dan makhluk hidup
lainnya. Bahkan tidak jarang
dari akibat air tanah yang tercemar akan menimbulkan permasalahan pada lingkungan
alam secara umum, baik terhadap kemanfaatan air tanah itu sendiri, kelangsungan makhluk
hidup di atasnya, maupun terhadap kestabilan tanah. Walaupun alam memiliki kemampuan
memulihkan dirinya (self purification), namun memiliki keterbatasan. Oleh karena itu limbah
dari semua jenis industri harus dinetralisir sampai kadar bahan beracun berbahaya (B3)
memiliki nilai di bawah ambang batas yang ditentukan.

Menurut Putranto & Indra Kusuma (2009) bahwa penyebab utama timbulnya
permasalahan pada air tanah di wilayah perkotaan (urban region), antara lain:

1) Pengambilan dan pemanfaatan air tanah yang berlebihan.


2) Reklamasi pantai banyak dilakukan untuk perluasan area kota.
3) Pertumbuhan penduduk yang tinggi.
4) Perkembangan Industri yang pesat.

Berbagaiakibat fatal yang ditimbulkan oleh permasalahan yang terjadi pada air
tanah, diantaranya adalah :

1) Krisis sumberdaya air ; sehingga dapat menganggu dan menyulitkan


kelangsungan hidup dan aktivitas manusia yang berada pada wilayah krisis.
Berbagai keperluan makhluk hidup yang biasanya disuplai dari air tanah, seperti
penyediaan air bersih, kebutuhan air tanaman dan budidaya ternak, dan lain
sebagainya. Jika terjadi krisis air sumberdaya air, maka pemenuhan kebutuhan
tersebut akan terganggu da menurunkan tingkat kesejahteraan penduduknya.
2) Kemelaratan dan kemiskinan ; yang mana krisis sumberdaya air secara langsung
akan menurunkan kualitas hidup

1) manusia, menurunkan produktivitas manusia, dan sekaligus mengakibatkan


tingginya biaya hidup. Dengan demikian kemiskinan akan meningkat, dan
lemelaratan hidup akan membelenggu kehidupan manusia.
2) Bencana kehidupan makhluk ; terutama pada kasus pencemaran air tanah dengan
bahan beracun berbahaya (B3), dan hal ini secara langsung mengancam eksistensi
dan kelangsungan makhluk hidup, baik manusia maupun tumbuhan dan berbagai
jenis binatang.
3) Perubahan keseimbangan alam ; sehingga dapat merusak eksistensi lingkungan,
seperti terjadi amblesan, bukaan lubang besar (sinkholes), dan lain sebagainya.

Beberapa istilah yang terkait dengan permasalahan air tanah ini yang perlu diuraikan
lebih lanjut, seperti :

A. Pencemaran air tanah ; adalah berubahnya tatanan air di bawah permukaan


tanah oleh kegiatan manusia atau proses alam yang mengakibatkan mutu air turun sampai ke
tingkat tertentu sehingga tidak lagi sesuai dengan pemanfaatannya (Putranto & Indra
Kusuma, 2009). Dalam dokumen Pusat Studi Ilmu Geografi Indonesia dikatakan bahwa
“pencemaran air tanah merupakan sebuah kondisi yang mana tanah sebagai tempat
berkumpulnya air tercemar oleh polutan (zat pencemar) sehingga air yang berada di
dalamnya juga ikut tercemar”.

B. Pencemaran air tanah pada saat ini merupakan suatu masalah yang tidak hanya
terbatas pada negara industri saja, tetapi juga meluas pada negara berkembang, dimana
industri tumbuh pesat bersamaan dengan meningkatnya jumlah penduduk dan urbanisasi ke
beberapa kota besar (Soekardi, 1990 dalam Putranto, 2000). Pencemaran air tanah itu sendiri
terjadi ketika air yang telah tercemar bercampur dengan air tanah. Pada awalnya masalah
pencemaran air tanah disebabkan terutama

oleh mikroorganisme patogenik, virus dan logam berat dari pertambangan. Namun
sekarang sumber pencemaran air tanah juga meliputi bahan pelarut yang mengandung klor,
pestisida dan bahan pencemar radioaktif (Shibasaki, 1995 dalam Putranto, 2000).
Pencemaran airtanah tidak lepas dari kualitas airtanah yang semakin lama semakin tercemar
oleh berbagai polutan akibat pertumbuhan jumlah penduduk. Pengertian tentang kualitas air
(baku mutu air) sangatlah penting, karena merupakan dasar dan pedoman untuk mencapai
tujuan pengelolaan air sesuai dengan peruntukannya. Untuk itu, perlu suatu baku mutu air
yakni keadaan ideal yang ingin dicapai, yaitu keadaan minimum yang harus dicapai serta
keadaan maksimum yang boleh ditoleransi sesuai dengan peruntukannya. Sehingga baku
mutu air dapat diartikan sebagai batas atau kadar makhluk hidup, zat energi, atau komponen
lain yang ada dan harus ada dan atau unsur pencemar yang ditenggang adanya dalam air pada
sumber air tertentu sesuai dengan peruntukannnya (Suratmo, 1995 dalam Putranto, T. T.,
2000). Kualitas air adalah sifat air dan kandugan makhluk hidup, zat, atau energi atau
komponen lain dalam air. Kualitas air dinyatakan sebagai parameter kualitas air, misalnya
pH, warna temperatur, hantaran listrik, konsentrasi zat kimia, konsentrasi bakteri, dan
sebagainya (Suratmo,1995 dalam Putranto, 2000).

C. Amblesan adalah salah satu akibat dari eksploitasi airtanah secara besar-
besaran adalah penurunan muka airtanah. Amblesan tanah (Land Subsidence) tersebut
merupakan fenomena alami karena adanya konsolidasi tanah atau penurunan permukaan
tanah akibat pematangan lapisan tanah yang umurnya masih muda. Namun, amblesan itu
dipercepat oleh adanya pengambilan air bawah tanah (ABT) yang juga menyebabkan intrusi
air laut, pengerukan pelabuhan dan reklamasi pantai, serta akibat pembebanan

tanah oleh bangunan-bangunan yang ada di atasnya. Pada tahun 2004 penurunan muka
airtanah di daerah Pantai Kapuk, DKI Jakarta, telah mencapai 60 m dan di Rancaekek,
Kabupaten Bandung, 70 m di bawah permukaan tanah. Penurunan permukaan airtanah akan
menyebabkan tekanan dari airtanah berkurang sehingga terjadi pemampatan lapisan batuan di
atasnya. Dampak penurunan tanah akan lebih terlihat pada daerah yang memiliki beban berat
di permukaannya. Di Semarang, penurunan tanah dijumpai di Di Semarang, penurunan tanah
dijumpai di sekitar Genuk, stasiun kereta api Tawang, sampai ke Simpang Lima, seperti yang
digambarkan berikut (Putranto & Indra Kusuma (2009).

Gambar 1.4. Peta Penurunan Muka Tanah Daerah Semarang

D. Intrusi air laut adalah masuk atau menyusupnya air laut ke dalam pori-pori batuan
dan mencemari air tanah yang terkandung di dalamnya. Intrusi ini dapat disebabkan oleh

pengambilan air tanah yang berlebihan sehingga pori batuan yang semula diisi oleh air
tawar dapat terganti oleh masuknya air laut yang menyebabkan air tanah berubah menjadi air
payau atau bahkan air asin. Daerah kritis pengambilan air tanah penyebarannya menempati
daerah sekitar pantai yang sebagian besar merupakan kawasan industri dan membutuhkan
suplai air tanah yang cukup besar kawasan tersebut meliputi daerah kawasan industri atau
kawasan pesisir yang padat penduduk. Pengambilan air bawah tanah (ABT) yang melebihi
kapasitas menyebabkan hilangnya air di pori-pori tanah dan berkurangnya tekanan hidraulik.

Akibatnya terjadi kerusakan tata air tanah. Hal tersebut ditunjukkan adanya penurunan
muka air tanah dan semakin meluasnya sebaran zona air tanah payau/asin (intrusi air laut),
dan amblesan tanah disekitar kawasan pesisir pantai yang merupakan kawasan padat industri
atau padat pemukiman yang menggunakan air tanah dengan frekuensi yang cukup besar.
Pengambilan air bawah tanah yang dilakukan dengan cara membuat sumur bor yang melebihi
kapasitas menyebabkan hilangnya air di pori-pori tanah dan berkurangnya tekanan hidraulik.
Akibatnya terjadi kerusakan tata air tanah, kerusakan yang terjadi meliputi kwalitas air tanah
itu sendiri. Air tanah bisa terasa payau bahkan asin. Hal ini dikarenakan air laut masuk
melalui pori pori batuan yang air tanahnya dieksploitasi secara besar-besaran (lihat gambar
berikut).
Gambar. 1.5. Proses Terjadinya Intrusi Air Laut

E. Sink-hole atau biasa disebut dengan beberapa istila lain sepertishakehole,


swallet, swallow hole, doline, adalah sebuah depresi permukaan tanah atau munculnya lubang
secara tiba-tiba di permukaan tanah disebabkan oleh beberapa bentuk keruntuhan lapisan
permukaan. Sebagian besar disebabkan oleh proses karst, pelarutan kimia batuan karbonat,
atau proses suffosion. Sinkholes bervariasi dalam ukuran dari 1 sampai 600 m (3,3 sampai
2.000 kaki) dengan diameter dan kedalaman yang bervariasi, dalam beragam bentuk dari
model mangkuk berlapis (lined bowls) sampai yang berbentuk anyaman sudut (edged
chasms). Sinkholes dapat terbentuk secara bertahap atau tiba-tiba, dan ditemukan di seluruh
dunia (Palmer, 1991).

Sinkhole dapat terjadi akibat proses alami maupun proses artificial. Proses alami
terbentuknya sinkhole yakni ketika sub-permukaan batuan/tanah larut dan membuat rongga
bawah tanah. Peristiwa ini sering terjadi di mana batuan dibawah permukaan tanah adalah
batu gamping, dolomit, batuan karbonat, atau jenis batuan yang dapat secara alami
dihanyutkan oleh aliran air tanah. Secara alami sinkholes dapat menangkap drainase
permukaan dari air yang mengalir atau mungkin juga yang terbentuk di tempat yang tinggi
dan kering di lokasi tertentu. Sinkholes yang menangkap drainase bisa menahannya di gua
batu kapur besar. Gua ini bisa mengalir ke anak sungai yang lebih besar (Palmer, 1991).

Pembentukan sinkholes melibatkan proses erosi alami atau pelepasan batuan dasar yang
sedikit larut (seperti batu gamping) dengan mengairi air, jatuhnya atap gua, atau penurunan
permukaan air. Sinkhole sering terbentuk melalui proses suffosion,misalnya air tanah dapat
melarutkan semen karbonat yang memegang partikel pasir bersama-sama dan kemudian
melepaskan partikel yang kendor, secara bertahap membentuk kekosongan (Sandra, 2002).

Terkadang lubang pembuangan bisa menunjukkan bukaan yang terlihat ke dalam gua di
bawah ini. Dalam kasus lubang pembuangan yang sangat besar, seperti lubang pembuangan
Minyé di Papua Nugini atau Cedar Sink di Taman Nasional Gua Mammoth di Kentucky,
sungai bawah tanah atau sungai dapat terlihat di bagian dasarnya yang mengalir dari satu sisi
ke sisi lainnya.Sinkholes umum terjadi dimana batuan di bawah permukaan tanah adalah batu
gamping atau batuan karbonat lainnya, tempat tidur garam, atau batuan terlarut lainnya,
seperti gypsum, yang dapat larut secara alami oleh air tanah yang bersirkulasi.
Secara umum proses terbentuknyasinkhole dapat diuraikan sebagai berikut:

Stadia 1: Awalnya terbentuk retakan kecil karena sesar dan kekar kemudian
membentuk lubang akibat masuknya air. Daerah ini biasanya terjadi pada daerah yg tersusun
oleh batu gamping, karena sifat batugamping yang mudah terlarutkan oleh air, dan proses
pelarutan ini berjalan dalam puluhan ribu tahun bahkan jutaan tahun.

Stadia 2:Adanya aliran bawah tanah, maka akan muncul rongga di dalam tanah karena
bagian bawah lapisan tanah/batuan terjadi erosi oleh aliran sungai bawah tanah.

Stadia 3-4-5-6: Proses erosi yang berlangsung terus menerus yang menimbulkan
kikisan serta jatuhan dari batuan diatasnya. Hingga akhirnya terbentuklah ruang kosong di
kedalaman tanah yang cukup lebar, sehingga lapisan tanah/batuan di atas ruang kosong
tersebut berfungsi sebagai “jembatan”,yang pada suatu saat runtuh akibat tidak kuat menahan
beban di atasnya.

Gambar 1.6. Proses pembentukan Sinkhole

Stadia 7: Lapisan tanah yang berfungsi sebagai jembatan ketika menerima beban alami
dari berbagai fenomena alam (seperti, gempa, hujan, dan sebagainya), atau beban artificial
dari berbagai aktivitas manusia, akhirnya tidak mampu memikul beban, dan runtuk ke dalam
ruan kosong di bawahnya dan terbentuklah sinkhole. Kedalaman lubang sinkhole bisa dari
beberapa meter hingga berukuran besar sedalam 100 meter seperti yang terjadi di Guatemala.

Stadia 8:Setelah lubang sinkhole terbentuk, selanjutnya proses alami juga berlanjut
dengan pengendapan yang terjadi diatas cekungan tersebut yang akhirnya menutup kembali
lubang sinkhole, yang tidak menutup kemungkinan dalam proses geologis, kembali akan
runtuh dan kembali membentuk sinkhole. Proses siklus semacam ini berjalan ribuan tahun
bahkan dalam juta tahun, yang dalam skala geologi bisa saja hanya disebut proses yang
sekejap. Sehingga manusia yang memanfaatkan lahan di atas jembatan tersebut tidak
menyadari proses siklus geologi tersebut.
2.6 Wadah Air Tanah

Suatu formasi geologi yang mempunyai kemampuan untuk menyimpan dan melalukan
air tanah dalam jumlah berarti ke sumur-sumur atau mata air – mata air disebut aquifer.
Lapisan pasir atau kerikil adalah salah satu formasi geologi yang dapat bertindak sebagai .
Wadah air tanah yang disebut tersebut dialasi oleh lapisan lapisan batuan dengan daya
meluluskan air yang rendah, misalnya lempung, dikenal sebagai aquitard.

Lapisan yang sama dapat juga menutupi, yang menjadikan air tanah dalam tersebut di
bawah tekanan. Di beberapa daerah yang sesuai, pengeboran yang menyadap air tanah
tertekan tersebut menjadikan air tanah muncul ke permukaan tanpa membutuhkan
pemompaan. Sementara tanpa lapisan penutup di atasnya, air tanah di dalamnya tanpa
tekanan, sama dengan tekanan udara luar. Semua aquifer mempunyai dua sifat yang
mendasar yaitu :

 Kapasitas menyimpan air tanah


 Kapasitas mengalirkan air tanah.

Namun demikian sebagai hasil dari keragaman geologinya, sangat beragam dalam sifat-
sifat hidroliknya dan volume tandoannya. Berdasarkan sifat-sifat tersebut aquifer dapat
mengandung air tanah dalam jumlah yang sangat besar dengan sebaran yang luas hingga
ribuan kilometer persegiatau sebaliknya.

Ditinjau dari kedudukannya terhadap permukaan, air tanah dapat disebut:

 Air Tanah Dangkal, umumnya berasosiasi dengan tak tertekan, yakni yang
tersimpan dalam aquifer dekat permukaan hingga kedalaman sampai 40 m (tergantung
Air Tanah 5 kesepakatan). Air tanah dangkal umumnya dimanfaatkan oleh sebagian
besar masyarakat pada umumnya dengan membuat sumur gali.
 Air Tanah Dalam, umumnya berasosiasi dengan tertekan, yakni tersimpan
dalam pada kedalaman lebih dari 40 m (apabila kesepakatan air tanah dangkal hingga
kedalaman 40 m). Sementara air tanah dalam dimanfaatkan oleh kalangan industri dan
masyarakat golongan menengah keatas. Sebaran aquifer serta pengaliran air tanah
tidak mengenal batas-batas kewenangan administratif pemerintahan.

Suatu wilayah yang dibatasi oleh batasan-batasan geologis yang mengandung satu
aquifer atau lebih dengan penyebaran luas, disebut cekungan air tanah. 2.5 Daerah Air Tanah
Secara vertikal, di dalam bumi terdapat berbagai wilayah air tanah, yaitu:
Gambar1.7 : Lapisan Air Tanah

a) Daerah yang masih dipengaruhi oleh udara luar. Pada bagian atas daerah ini
terdapat lapisan tanah yang mengandung air, yang dimanfaatkan oleh tanaman. Bila
lapisan atau zona ini telah jenuh maka disebut tanah jenuh air atau Field Capacity.
Karena adanya gaya berat, maka air di zona ini akan mengalir vertikal. Air yang
bergerak bebas karena gravitasi ini disebut air bebas, yang satuannya dinyatakan
dalam prosen terhadap volume tanah. Air tanah yang tidak bebas akan ditahan oleh
butir-butir batuan. Jumlah air yang ditahan oleh butir-butir batuan tersebut juga
dinyatakan dengan persen terhadap volume tanah dan disebut kemampuan menahan
air atau disebut holding capacity.
b) Daerah jenuh air ini mengacu kepada kedalaman muka air tanah, yang dapat diamati
dari beberapa sumur. Kedalaman daerah jenuh air sangat ditentukan oleh kondisi
topografi dan jenis batuannya.
c) Daerah kapiler air merupakan peralihan antara daerah terpengaruh udara dengan
daerah jenuh air. Air tanahnya diperoleh dari proses kapilarisasi.
d) Daerah air dalam ini terdapat di dalam batuan, dan biasanya terletak di antara dua
lapisan kedap air.

Sungai dan air tanah mempunyai hubungan yang sangat erat. Misalnya, sebagian air
sungai berasal dari air tanah, sebaliknya ada air tanah yang berasal dari rembesan air sungai.
Air sungai yang berasal dari air tanah dapat terjadi apabila permukaan air tanah lebih tinggi
dari pada muka air sungai. Namun apabila permukaan air tanah lebih rendah dari pada muka
air sungai, maka air tanah mendapat rembesan dari air sungai.

Telah dijelaskan sebelumnya bahwa formasi geologi yang mempunyai kemampuan


untuk menyimpan dan mengalirkan air tanah dalam jumlah signifikan ke sumur-sumur atau
mata air disebut akuifer. Lapisan pasir atau kerikil adalah salah satu formasi geologi yang
dapat bertindak sebagai akuifer. Wadah air tanah yang disebut akuifer tersebut dibatasi oleh
lapisan-lapisan batuan dengan daya meluluskan air yang rendah, misalnya lempung yang
dikenal sebagai akuitard, dan hal ini akan diuraikan lebih luas pada pembahasan selanjutnya.
Semua akuifer mempunyai dua sifat yang mendasar:

(i) kapasitas menyimpan air tanah dan


(ii) kapasitas mengalirkan air tanah. Namun demikian sebagai hasil dari
kondisi geologinya, akuifer
sangat beragam dalam sifat-sifat hidroliknya, kelulusan air dan volume simpanan air
tanah. Berdasarkan sifat-sifat tersebut akuifer dapat mengandung air tanah dalam jumlah
yang sangat besar dengan sebaran yang luas hingga ribuan km2, atau sebaliknya akuifer
memiliki volume simpanan yang kecil akibat kecilnya sebaran air di dalam tanah.Sebaran
akuifer serta pengaliran air tanah tidak mengenal batas-batas kewenangan administratif
pemerintahan. Suatu wilayah yang dibatasi oleh batasan-batasan geologis yang mengandung
satu akuifer atau lebih dengan penyebaran luas, disebut cekungan air tanah. Uraian tentang
hal ini dibahas lebih jauh pada bagian lain dalam buku ini.

2.7 Mutu Air Tanah

Air tanah sejak terbentuk di daerah imbuh dan mengalir ke daerah luahnya, melalui
ruang antara dari batuan penyusun akuifer. Dalam perjalanan tersebut air tanah banayk
melarutkan mineral batuan serta dipengaruhi oleh kondisi lingkungannya. Oleh sebab itu,
mutu air tanah dari satu tempat ke tempat lain sangat beragam tergantung dari jenis batuan, di
mana air tanah tersebut meresap, mengalir, dan berakumulasi, serta kondisi lingkungan.

Mutu air tanah dinyatakan menurut sifat fisik, kandungan unsur kimia, ataupun
bakteriologi. Persyaratan mutu air tanah telah dibakukan berdasarkan penggunaannya, seperti
mutu air untuk air minum, air irigasi, maupun industri. Beberapa unsur utama kandungan air
tanah - 1,0 hingga 1000 mg/l - adalah sodium, kalsium, magnesium, bikarbonat, sulfat, dan
khlorida. Kandungan khlorida yang tinggi merupakan indikasi adanya pencemaran bersumber
dari air limbah sampai kepada interusi air laut.

Sementara kandungan nitrat sebagai unsur sekunder - 0,01 hingga 10 mg/l - bersumber
dari limbah manusia, tanaman, maupun pupuk buatan.

Gambar1.8 : Diagram Segitiga Piper Kimia Pada Mutu Air Tanah

Untuk penyajian hasil analisis kimia air tanah, umumnya dipakai diagram segitiga
Piper. Dengan diagram ini dapat diketahui unsur apa yang paling dominan yang terkandung
dalam airtanah.
Gambar1.9 : Diagram SAR Untuk Klasifikasi Air Irigasi

Sifat fisika dan komposisi kimia air tanah yang menentukan mutu air tanah secara alami
sangat dipengaruhi oleh jenis litologi penyusun akuifer, jenis tanah/batuan yang dilalui air
tanah, serta jenis air asal air tanah. Mutu tersebut akan berubah manakala terjadi intervensi
manusia terhadap air tanah, seperti pengambilan air tanah yang berlebihan, pembuangan
libah.

Air tanah dangkal rawan (vulnerable) terhadap pencemaran dari zat-zat pencemar dari
permukaan. Namun karena tanah/batuan bersifat melemahkan zat-zat pencemar, maka tingkat
pencemaran terhadap air tanah dangkal sangat tergantung dari kedudukan akuifer, besaran
dan jenis zat pencemar, serta jenis tanah/batuan di zona takjenuh, serta batuan penyusun
akuifer itu sendiri. Mengingat perubahan pola imbuhan, maka air tanah dalam di
daerahdaerah perkotaan yang telah intensif pemanfaatan air tanahnya, menjadi sangat rawan
pencemaran, apabila air tanah dangkalnya di daerah-daerah tersebut sudah tercemar. Air
tanah yang tercemar adalah pembawa bibit-bibit penyakit yang berasal dari air.

2.8Munculan Air Tanah

Air tanah dapat muncul ke permukaan secara alami, seperti mata air, maupun karena
perbuatan manusia, lewat sumur bor. Mata air adalah keluaran terpusat dari airtanah yang
muncul di permukaan sebagai suatu aliran air dan keluar secara alamiah/dengan sendirinya.
Mata air ditilik dari penyebab pemunculan dapat digolongkan menjadi dua, yakni:

 Akibat dari kekuatan non gravitasi.


 Akibat kekuatan-kekuatan gravitasi.

Termasuk golongan yang pertama adalah mata air yang berhubungan dengan rekahan
yang meluas hingga jauh ke dalam kerak bumi. Mata air jenis ini biasanya berupa mata air
panas seperti yang dapat kita lihat pada gambar di bawah ini:
Gambar 2.0 : Sistem Termal Musim Semi

Mata air gravitasi adalah hasil dari aliran air di bawah tekanan hidrostatik. Secara
umum jenis-jenisnya dikenal sebagai berikut:

Gambar 2.1 : Jenis Sistem Gravitasi

 Mata air depresi (depression springs) terbentuk karena permukaan tanah memotong
muka airtanah.
 Mata air sentuh (contact springs) terbentuk karena lapisan yang lulus air yang dialasi
oleh lapisan yang relatif kedap air teriris oleh muka tanah.
 Mata air artesis (artesian spring) terbentuk oleh pelepasan air di bawah tekanan dari
akuifer tertekan pada singkapan akuifer atau melalui bukaan dari lapisan penutup
 Mata air pipaan atau rekahan (tubular or fracture springs) muncul dari saluran, seperti
lubang pada lava atau saluran pelarutan, atau muncul dari rekahan-rekahan batuan
padu yang berhubungan dengan air tanah.

Munculan air tanah ke permukaan karena perbuatan manusia lewat sumur bor dapat
dilakukan dengan menembus seluruh tebal akuifer atau hanya menembus sebagian saja dari
tebal akuifer.
Sumur Bor

Konstruksi sumur bor sangat tergantung dari kondisi akuifer serta kualitas air
tanah.Oleh sebab itu ada bermacam-macam jenis konstruksi sumur bor.

Gambar 2.2 : Contoh Konstruksi Sumur

Untuk mengetahui besarnya debit yang dapat dihasilkan oleh suatu sumur
dilakukandengan cara uji pemompaan. Prinsipnya adalah memompa air tanah dari sumur
dengan debitkonstan tertentu dan mengamati surutan muka air tanah selama pemompaan
berlangsung.Dari situ dapat dilihat berapa besar kapasitas jenis sumur, yakni jumlah air yang
dapatdihasilkan dalam satuan volume tertentu apabila muka air di dalam sumur diturunkan
dalamsatu satuan panjang. Di samping itu dari uji pemompaan dapat diketahui juga
parameterakuifer, seperti angka kelulusan.

Gambar 2.3 : Pengaruh dari Uji Pemompaan

Penurunan muka air tanah pada sumur tunggal berbeda dengan penurunan muka
airtanah pada sumur banyak. Pada sumur banyak penurunan tersebut akan
salingmempengaruhi, tergantung dari jarak antar sumur.
Gambar 2.4 : Efek Penarikan Pada Beberapa Sumur Pompa

Di suatu daerah, di mana banyak sumur menyadap air tanah, pemompaan


akanmembentuk suatu kerucut penurunan. Apabila ini terjadi di daerah pantai akan
memicuintrusi air laut , yakni aliran air payau atau asin ke arah darat. Sementara itu, kondisi
yangdemikian bila terjadi pada akuifer tertekan dengan lapisan pengurung lempung, akan
sangatpotensial terjadinya amblesan tanah.

2.9Pengaliran dan Imbuhan Air Tanah

Air tanah dapat terbentuk atau mengalir terutama secara horisontal, dari titik ataudaerah
imbuh atau pengisian, seketika itu juga pada saat hujan turun, hingga membutuhkanwaktu
harian, mingguan, bulanan, tahunan, puluhan tahun, ratusan tahun, bahkan ribuantahun
tinggal di dalam aquifer sebelum muncul kembali secara alami di titik atau
daerahpengeluaran, tergantung dari kedudukan zona jenuh air, topografi, kondisi iklim dan
sifatsifat hidrolika aquifer.

Oleh sebab itu, kalau dibandingkan dalam kerangka waktu umur rata-rata manusia,
airtanah sesungguhnya adalah salah satu sumber daya alam yang tak terbarukan. Saat ini
didaerah-daerah perkotaan yang pemanfaatan air tanah dalamnya sudah sangat intensif,
sepertidi Jakarta, Bandung, Semarang, Denpasar, dan Medan, muka air tanah dalam
umumnyasudah berada di bawah muka air tanah dangkal.

Akibatnya terjadi perubahan pola imbuhan, yang sebelumnya air tanah dalammemasok
air tanah dangkal, saat ini justru sebaliknya air tanah dangkal memasok air tanahdalam.

Jika jumlah total pengambilan air tanah dari suatu sistem aquifer melampaui
jumlahrata-rata imbuhan, maka akan terjadi penurunan muka air tanah secara menerus
sertapengurangan cadangan air tanah dalam aquifer. Seperti halnya aliran uang tunai ke
dalamtabungan, kalau pengeluaran melebihi pemasukan, maka saldo tabungan akan
terusberkurang. Jika ini hal ini terjadi, maka kondisi demikian disebut pengambilan berlebih,
danpenambangan air tanah terjadi.

Daerah imbuhan air tanah adalah daerah resapan air yang mampu menambah air
tanahsecara alamiah pada cekungan air tanah
Gambar 2.5 : Proses pengisian daerah imbuhan

Daerah imbuhan atau recharge area adalah suatu kawasan pokok yang
menyediakankecukupan air tanah. Daerah imbuhan alami yang baik adalah daerah dimana
proses perkolasi air permukaan berlangsung secara baik sehingga sampai menjadi air tanah
tanpa halangan.Apabila fungsi daerah imbuhan tidak berfungsi dengan layak, maka boleh jadi
tidak akan adaair tanah yang dapat disimpan atau digunakan.

Perlindungan terhadap daerah imbuhan ini diperlukan beberapa langkah agar


tetapberfungsi dengan baik dengan cara sebagai berikut:

 Memastikan bahwa daerah yang cocok atau sesuai sebagai daerah


imbuhandipertahankan fungsinya daripada mengubahnya sebagai prasarana umum
sepertibangunan atau jalan.
 Mencegah polutan masuk kedalam air tanah.

Teknologi artificial recharge perlu diterapkan di berbagai gedung bertingkat


diIndonesia untuk mengatasi permasalahan ketersediaan air tanah, sekaligus pengendalian
airlimpasan penyebab banjir. Dengan teknologi ini air limpasan hujan di perkotaan
secaragravitasi dimasukkan ke dalam air tanah dalam. Sehingga sangat disarankan gedung-
gedungbertingkat untuk membuat metode ini. Hanya dengan paralon sedalam 60 meter lebih
dengandiameter 10 cm yang ditanam di halaman gedung bertingkat, maka air limpasan
yangmengalir berlimpah di kala hujan akan langsung masuk ke air tanah dalam.

Selama ini di kota-kota besar di Indonesia,85 % air hujan menjadi limpasan dan
hanya10 % yang masuk ke tanah dan menjadi air tanah. Air limpasan inilah penyebab
Jakartadigenangi air dimana-mana di kala hujan, sementara air tanah terus disedot
sehinggapersediannya semakin minim bahkan mengancam Jakarta menjadi tenggelam.
Jika diterapkan di setiap gedung bertingkat, maka teknologi artificial recharge
yangsederhana ini, akan menyelamatkan Jakarta dari kekurangan persediaan air tanah
dengancepat, tanpa harus menunggu bertahun-tahun, sekaligus mengurangi banjir. Teknologi
yangmasih terus diriset ini sebenarnya tidak banyak berbeda dengan teknologi yang
telahdiperkenalkan sebelumnya seperti biopori, bioretensi dan sumur resapan.

Jika biopori memasukkan air limpasan ke air tanah dangkal, maka artificial
rechargememasukkan air limpasan ke air tanah dalam. Sedangkan sumur resapan diletakkan
di bawahtalang air rumah dan bioretensi merupakan kolam konservasi air dengan fungsi
serupa.Teknologi artificial recharge perlu diterapkan di berbagai gedung bertingkat di
Indonesiauntuk mengatasi permasalahan ketersediaan air tanah, sekaligus pengendalian air
limpasanpenyebab banjir. Dengan teknologi ini air limpasan hujan di perkotaan secara
gravitasidimasukkan ke dalam air tanah dalam.

Gambar 2.6 :Proses Teknologi artificial recharge

Daerah lepasan adalah daerah keluaran air tanah yang berlangsung secara alamiah
padacekungan air tanah.

Gambar 2:8 Proses pengisian daerah lepasan


2.10Gerakan Air Tanah

Pergerakan air di bawah tanah dengan sumber airnya adalah air hujan
dapatdigambarkan dalam beberapa tahapan berikut:

 Sebidang tanah alami yang permukaannya ditumbuhi rerumputan dan sebatang


pohonbesar
 Ketika turun hujan, air hujan mulai membasahi permukaan tanah
 Tanah yang alami dengan tetumbuhan di atasnya menyediakan pori-pori, rongga-
ronggadan celah tanah bagi air hujan sehingga air hujan bisa leluasa merembes atau
meresap kedalam tanah. Air itu akan turun hingga kedalaman beberapa puluh meter.
 Air yang berhasil meresap ke bawah tanah akan terus bergerak ke bawah sampai
diamencapai lapisan tanah atau batuan yang jarak antar butirannya sangat-sangat
sempityang tidak memungkinkan bagi air untuk melewatinya. Ini adalah lapisan yang
bersifatimpermeabel. Lapisan seperti ini disebut lapisan aquitard (gambar sebelah
kanan bersifatimpermeabel yang sulit diisi air, sementara yang kiri bersifat permeabel
yang berisi air).
 Karena air tak bisa lagi turun ke bawah, maka air tadi hanya bisa mengisi ruang di
antarabutiran batuan di atas lapisan aquitard.
 Air yang datang kemudian akan menambah volume air yang mengisi rongga-rongga
antarbutiran dan akan tersimpan disana. Penambahan volume air akan berhenti seiring
denganberhentinya hujan.
 Air yang tersimpan di bawah tanah itu disebut air tanah. Sementara air yang tidak
bisadiserap dan berada di permukaan tanah disebut air permukaan

Permukaan air tanah disebut water table, sementara lapisan tanah yang terisi air
tanahdisebut zona saturasi air.

Gambar 2.9 : Zona Saturasi

Permukaan zona saturasi yang tak lain adalah water table tersebut selalu
mengikutibentuk topografi atau lekuk-lekuk permukaan bumi.
Gambar 2.10 : Irisan Permukaan Bumi

Disamping air tanah bergerak dari atas ke bawah, air tanah juga bergerak dari bawahke
atas atau yang biasa disebut gaya kapiler. Air bergerak horisontal pada dasarnya
mengikutihukum hidrolika, air bergerak horisontal karena adanya perbedaan gradien hidrolik.
Gerakanair tanah mengikuti Hukum Darcy yang berbunyi “volume air tanah yang melalui
batuanberbanding lurus dengan tekanan dan berbanding terbalik dengan tebal lapisan.”

2.11Cekungan Air Tanah

Adanya krisis air akibat kerusakan lingkungan, perlu suatu upaya untuk
menjagakeberadaan dan ketersediaan sumber daya air tanah salah satunya dengan memiliki
suatusystem monitoring penggunaan air tanah yang dapat divisualisasikan dalam data spasial
danatributnya. Dalam Undang-undang Sumber Daya Air, daerah aliran air tanah disebut
Cekungan Air Tanah yang didefinisikan sebagai suatu wilayah yang dibatasi oleh
batashidrogeologis, tempat semua kejadian hidrogeologis seperti proses pengimbunan,
pengalirandan pelepasan air tanah berlangsung. Menurut Danaryanto, dkk. (2004), Cekungan
Air Tanahdi Indonesia secara umum dibedakan menjadi dua, yaitu :

i. Cekungan Air Tanah Bebas (unconfined aquifer).


ii. Cekungan Air Tanah Tertekan (confined aquifer ).

Cekungan Air Tanah ini tersebar diseluruh wilayah Indonesia dengan total besarnya
potensimasing-masing Cekungan Air Tanah adalah :

i. Cekungan Air Tanah Bebas : Potensi 1.165.971 juta m³/tahun


ii. Cekungan Air Tanah Tertekan : Potensi 35.325 juta m³/tahun

Elemen Cekungan Air Tanah adalah semua air yang terdapat di bawah
permukaantanah, jadi seakan-akan merupakan kebalikan dari air permukaan. Dalam UU
Sumber DayaAir, daerah aliran air tanah disebut Cekungan Air Tanah (groundwater basin).

Cekungan Air Tanah didefinisikan sebagai suatu wilayah yang dibatasi oleh
batashidrogeologis, tempat semua kejadian hidrogeologis seperti proses pengimbuhan,
pengaliran,dan pelepasan air tanah berlangsung. Daerah Cekungan Air Tanah sering juga
disebut sebagaidaerah aluvial.Beberapa criteria tentang CAT berdasar PP No. 43 Tahun 2008
antara lain:
a. Mempunyai batas hidrogeologis yang dikontrol oleh kondisi geologis dan atau
kondisihidraulik air tanah. Batas hidrogeologis adalah batas fisik wilayah pengelolaan
airtanah. Batas hidrogeologis dapat berupa batas antara batuan lulus dan tidak lulus air,batas
pemisah air tanah, dan batas yang terbentuk oleh struktur geologi yang meliputi,antara lain,
kemiringan lapisan batuan, lipatan, dan patahan.

b. Mempunyai daerah imbuhan dan daerah lepasan air tanah dalam satu
sistempembentukan air tanah. Daerah imbuhan air tanah merupakan kawasan lindung
airtanah, di daerah tersebut air tanah tidak untuk didayagunakan, sedangkan daerahlepasan air
tanah secara umum dapat didayagunakan, dapat dikatakan sebagaikawasan budidaya air
tanah. Memiliki satu kesatuan sistem akuifer: yaitu kesatuansusunan akuifer, termasuk
lapisan batuan kedap air yang berada di dalamnya. Akuiferdapat berada pada kondisi tidak
tertekan atau bebas dan tertekan.

c.

Gambar 2. 11 : Daerah Cekungan Air Tanah

Cekungan Air Tanah di Indonesia terdiri atas akuifer bebas atau biasa
disebutunconfined aquifer dan akuifer tertekan atau confined aquifer. Akuifer bebas
merupakanakuifer jenuh air. Lapisan pembatasnya, yang merupakan aquitard, hanya pada
bagianbawahnya dan tidak ada pembatas aquitard di lapisan atasnya, batas di lapisan atas
berupamuka air tanah. Sedangkan akuifer tertekan atau confined aquifer merupakan akuifer
yangjenuh air yang dibatasi oleh lapisan atas dan lapisan bawah yang kedap air atau
aquiclude dantekanan airnya lebih besar dari tekanan atmosfer.

Gambar 2.12 : Potongan Cekungan Air Tanah yang terdiri dari Akuifer Bebas dan
AkuiferTertekan
2.12Manfaat Air Tanah

Banyak manfaat air tanah bagi kehidupan makhluk hidup. Bukan hanya manusia
yangmemanfaatkan air tanah, tetapi juga tumbuhan dan hewan. Bagi manusia air tanah
biasadigunakan untuk memenuhi kebutuhan sehari- hari, misalnya untuk mandi, air minum,
dansebagainya. Air tanah merupakan sumber air minum utama bagi masyarakat
Indonesia.Tumbuhan juga sangat memerlukan air tanah, karena air tinggal di dalam tanah,
dantumbuhan sangat bergantung pada air tanah.

Hewan tertentu juga tergantung pada air tanah. Tak sedikit hewan yang hidup
dalamtanah, yang hidupnya juga tak lepas dari peran air tanah. Jika kita kekurangan air tanah,
kitaakan menderita. Berkurangnya air tanah menyebabkan banyak tanah kekeringan,
sehinggatanamantidak dapat tumbuh, dan banyak hewan yang hidup di dalam tanah akan
mati.Selainitu manusia juga kesulitan mencari air untuk kebutuhan hidupnya, terutama untuk
minum,memasak, mandi, dan mencuci. Oleh karena itu kita harus menjaga air tanah agar
tetap lestaridan tidaktercemar oleh bahan-bahan kimia seperti minyak, bensin, oli, dan lain
sebagainya.Manfaat air tanah antara lain sebagai berikut :

 Kebutuhan rumah tangga, yaitu untuk mandi, mencuci, memasak, dan air minum.
 Irigasi, yaitu sumber air bagi pertanian, misalnya sumur bor di daerah Indramayu,
JawaBarat.
 Perindustrian, yaitu dimanfaatkan sebagai sumber air industri, misalnya industri
tekstildimanfaatkan untuk pencelupan, industri kulit untuk membersihkan kulit, dan
lainlain.
 Merupakan bagian yang penting dalam siklus hidrologi.
 Menyediakan kebutuhatan air bagi hewan dan tumbuh-tumbuhan.
 Merupakan persediaan air bersih secara alami.9Untuk pemanfaan wisata sebagai
sumber devisa.
 Di salah satu pedukuhan kecil kawasan karst Gombong Selatan, sungai bawah
tanahdigunakan sebagai sumber pembangkit listrik dengan distribusi pembagian
jumlahdaya yang mereka kelola sendiri. Meskipun di Kecamatannya sendiri belum
teralirilistrik dari PLN.
 Sebagai laboratorium alam, sungai bawah tanah memiliki biota, sistem hidrologi
danunsur lain yang spesifik. Berbagai ilmu yang menyangkut biota, gua
besertalingkungannya, genesa gua dan lain sebagainya terdapat satu unifikasi ilmu
yaituspeleologi.
 Untuk wisata umum, di Kalimantan Selatan ada dua buah gua yang dapat dilayari
yangmulai dikembangkan sebagai objek wisata.
 Wisata minat khusus, untuk penggemar kegiatan alam bebas (caving, cave diving,
blackwater rafting). Berbagai macam kondisi yang multi komplek cukup menantang
untukpenggemar kegiatan alam bebas. Saat ini perkembangan kegiatan caving dan
kegiatanalam lain yang berhubungan banyak dilakukan di Indonesia maupun di luar
negeri.
Pada umumnya pengelolaan sumberdaya air (khususnya air tanah) berangkat hanya dari
satu sisi saja yakni bagaimana memanfaatkan dan mendapatkan keuntungan dari adanya air.
Motivasi pemanfaatan air tanah dengan pola pikir semacam itu merupakan wujud dari etika
antroposentrisme, yang merupakan paham yang selalu mengutamakan kepentingan manusia
sebagai kepentingan utama. Jadi dalam antroposentrisme, manusia dan kepentingan manusia
memiliki nilai tertinggi. Tidak mempedulikan kepentingan lingkungan dan makhluk hidup
yang lain, seperti

Pandangan manusia yang selalu mementingkan diri dan kelompoknya semacam ini,
sangat potensial mengakibatkan kerusakan sumberdaya alam karena cenderung melakukan
eksploitasi tanpa memperhatikankebutuhan pihak lain, apalagi untuk mempertimbangkan
keberlanjutan dan kelestarian potensi sumberdaya alam yang dieksploitasinya. Mereka hanya
mementingkan keuntungan material semata, namun untuk tidak dilupakan bahwa jika adanya
keuntungan pasti ada kerugian.

Tiga aspek dalam pengelolaan air bawah tanah yang tidak boleh dilupakan yakni ; (i)
aspek pemanfaatan, (ii) aspek pelestarian, dan (iii) aspek pengendalian.

(1) Aspek Pemanfaatan ;Hal ini biasanya terlintas dalam pikiran manusia jika
berhubungan dengan air. Baru setelah terjadi ketidakseimbangan antara kebutuhan dengan air
yang tersedia, maka manusia mulai sadar atas aspek yang lain.

(2) Aspek Pelestarian ;Agar pemanfaatan tersebut bisa berkelanjutan, maka air
perlu dijaga kelestariannya baik dari segi jumlah maupun mutunya. Menjaga daerah
tangkapan hujan dihulu maupun daerah pengambilan, merupakan bagian terpadu di dalam
pengelolaan. Sehingga perbedaan debit air musim kemarau dan musim hujan tidak besar.
Demikian pula halnya dalam hal menjaga air dari pencemaran limbah.

(3) Aspek Pengendalian ;Perlu disadari bahwa selain memberi manfaat, air juga
memiliki daya rusak fisik maupun kimiawi akibat ulah manusia. Oleh karena itu dalam
pengelolaan air tanah tidak boleh dilupakan adalah pengendalian terhadap daya rusak yang
berupa pencemaran air tanah.

Dalam pengelolaan air tanah, ketiga aspek penting tersebut, harus menjadi satu
kesatuan, tidak dapat dipisahkan satu dengan yang lainnya. Salah satu aspek saja terlupakan
akan mengakibatkan tidak lestarinya pemanfaatan air dan bahkan akan membawa akibat
buruk. Jika semua pihak kurang benar dalam

2.13Sistem Pengaturan Air Tanah

Menyadari dampak negatif yang akan ditimbulkan dari pemenuhan kebutuhan


airmelalui pengambilan air bawah tanah secara berlebihan, misalnya meluasnya intrusi air
lautke daratan dan kerusakan lingkungan lainnya, telah dikeluarkan Peraturan
MenteriPertambangan dan Energi Nomor:02.P/101/M.PE/1994 tentang Pengurusan
AdministrasiAir Bawah Tanah

Air bawah tanah yang dimaksud dalam peraturan ini adalah semua air yang
terdapatdalam lapisan mengandung air dibawah permukaan tanah, termasuk mata air yang
munculsecara alamiah diatas permukaan tanah. Dalam peraturan ini disebutkan bahwa
pengambilanair bawah tanah hanya dapat dilakukan setelah memperoleh izin dan setiap
pengambilan airbawah tanah dikenakan pungutan. Izin pengeboran dan pengambilan air
bawah tanah untukusaha pertambangan dan energi diatur tersendiri oleh menteri, sedang di
luar usaha tersebutizin diberikan oleh Gubernur Kepala Daerah Tingkat I setelah mendapat
saran teknik dariDirektur Jendral Geologi dan Sumberdaya Mineral.

Cara Mendeteksi

Air Tanah DalamAir tanah dalam dapat dideteksi dengan menggunakan alat resistivity
meter/terametermelalui survei geolistrik. Terameter bekerja dengan cara menembakkan arus
listrik ke dalamtanah dengan memakai elektrode kemudian mengukur nilai hambatannya.
Alat ini dapatmenunjukkan material di bawah permukaan bumi pada kedalaman lebih dari
100 m tanpamelalui pengeboran. Survei geolistrik merupakan salah satu metode geofisika
untuk mendugakondisi geologi di bawah permukaan tanah, terutama jenis dan sifat batuan
berdasarkan sifatsifat kelistrikan batuan.

Data sifat kelistrikan batuan atau tahanan jenis dikelompokkan dan ditafsirkan
denganmempertimbangkan data kondisi geologi setempat. Sifat kelistrikan batuan dapat
berbedaantara lain karena perbedaan mineral penyusunnya, porositas dan permeabilitasAir
Tanah 26batuan, kandungan air, dan suhu. Dengan mempertimbangkan beberapa faktor
tersebut,kondisi air tanah dalam di suatu daerah dapat diinterpretasi dengan melokalisir
lapisan batuanyang berpotensi air tanah.

Pengukuran besarnya tahanan jenis batuan di bawah permukaan tanah dilakukanuntuk


mengetahui susunan lapisan batuan bawah tanah secara vertikal, yaitu dengan
caramemberikan arus listrik ke dalam tanah dan mencatat perbedaan potensial terukur.
Nilaitahanan jenis batuan yang diukur langsung di lapangan merupakan nilai tahanan jenis
semu.Dengan demikian nilai tahanan jenis di lapangan harus dihitung dan dianalisis
untukmendapatkan nilai tahanan jenis sebenarnya. Pengolahan dan penghitungan data
lapanganuntuk mendapatkan nilai tahanan jenis yang sebenarnya, serta interpretasi
kedalaman danketebalannya dilakukan menggunakan perangkat lunak komputer.

Berdasarkan nilai tahanan jenis sebenarnya, dapat diinterpretasi jenis


batuan,kedalaman, ketebalan, dan kemungkinan kandungan air bawah tanahnya. Dengan
demikiandapat diperoleh gambaran daerah-daerah yang berpotensi mengandung air tanah
serta dapatditentukan titik-titik pemboran.

Untuk membatasi zona yang berpotensi mengandung air tanah, dilakukan


analisisspasial dengan memadukan peta ketebalan akuifer dan overburden, peta kemiringan
lereng(slope), peta kelurusan (lineament), dan peta drainase sehingga menghasilkan peta
potensi airtanah.

Pemetaan potensi air tanah di 10 kecamatan di Kabupaten Jeneponto, SulawesiSelatan


menunjukkan potensi air tanah umumnya tergolong sedang hingga sangat buruk.Potensi air
tanah yang baik hanya terdapat di Kecamatan Batang dan Kelara. Debit airtanah didominasi
oleh potensi air tanah sedang dengan debit air tanah antara.Potensi air tanah yang disarankan
untuk pengeboran yaitu yang mempunyai ketebalanakuifer atau kedalaman lebih dari 40 m
dari permukaan tanah. Pada kedalaman tersebut,umumnya air tanah tidak
dipengaruhi/mempengaruhi kondisi air permukaan. Untukmengurangi kompetisi dalam
pemanfaatan air, untuk keperluan irigasi suplemen disarankanmemanfaatkan air tanah dalam
pada kedalaman lebih dari 40 m.

Validasi potensi air tanah di Kabupaten Jeneponto dilakukan dengan membangunsumur


bor di tiga lokasi, yaitu Kelurahan Pabiri’nga Kecamatan Binamu, Desa
AlutaroangKecamatan Batang, dan Kelurahan Tolo Selatan Kecamatan Kelara. Hasil
validasimenunjukkan korelasi yang sangat nyata dengan kondisi air tanah aktual. MelaluiAir
Tanah 27pompanisasi, air tanah dapat dimanfaatkan untuk pengembangan irigasi suplemen
sehinggadapat mensubstitusi kekurangan air permukaan.Pemetaan air tanah dapat membatasi
zona yang memiliki potensi air tanah yangberbeda-beda. Dengan demikian, informasi
mengenai potensi air tanah lebih realistis, sebagaiacuan dalam pengembangan dan
pengelolaan air tanah. Hasil pengamatan air tanah dengansurvei geolistrik perlu divalidasi di
lapang melalui pengeboran dengan membuat sumur airdalam.

Eksplorasi air tanah harus memperhatikan kelestarian dan perlindungan sumber


dayaair tanah serta pengendalian dan pemulihan kerusakan lingkungan, sebagaimana diatur
dalamKeputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral No. 1451K/10/MEM/2000
tentangPedoman Teknis Penentuan Debit dan Pengambilan Air

Gambar. 2.13. Kurva Kapasitas Infiltrasi (Triatmotjo, 2010).

2.13Kualitas Air

Tanah Kualitas air tanah sangat ditentukan sifat fisik dan sifat kimianya. Sifat fisik air
tanah meliputi ;warna, bau, rasa, kekentalan, kekeruhan, dan suhu. Warna pada air tanah
disebabkan oleh zat yang terkandung di dalamnya, baik berupa suspensi maupun zat yang
terlarut. Bau air tanah dapat disebabkan oleh zat atau gas yang mempunyai aroma yang
terkandung dalam air.Rasa air tanah ditentukan oleh adanya garam atau zat yang terkandung
dalam air tersebut, baik yang

tersuspensi maupun yang terlarut. Kekentalan air dipengaruhi oleh partikel yang
terkandung di dalamnya, dimanasemakin banyak kandungan partikelnya akan semakin kental
air tanah. Di samping itu apabila suhunya semakin tinggi maka kekentalannya akan semakin
kecil (encer). Kekeruhan air tanah disebabkan oleh ada tidaknya zat yang terlarut di
dalamnya. Sebagai contoh adalah adanya partikel lempung, lanau, juga zat organik ataupun
mikroorganisme. Suhu air juga merupakan sifat fisik dari air. Sedangkan suhu air tanah
dipengaruhi oleh keadaan sekeliling, seperti musim, cuaca, siang-malam, tempat ataupun
lokasinya. Sifat kimia air tanah adalah kesadahan, zat padat terlarut (Total Disolve Solid
/TDS), daya hantar listrik (DHL) atauElectric Conductance(EC), keasaman, dan kandungan
ion. Sifat-sifat kimia air tanah dapat dijelaskan secara runtun sebagai berikut : Kesadahan Air
Kesadahan atau kekerasan (total hardness) air tanah pada umumnya terjadi karena adanya
kandungan unsur Ca dan Mg dalam air tanah.

Air tanah pada umumnya mengandung bahan-bahan metal terlarut, seperti Na, Mg, Ca
dan Fe. Air yang mengandung komponen-komponen tersebut dalam jumlah tinggi disebut air
sadah (Philip Kristanto, 2004).Kesadahan (hardness) adalah gambaran kation logam divalen
(valen dua). Kation-kation ini dapat bereaksi dengan zat-zatsoap, dan membentuk endapan
(presipitasi) maupun dengan anion-anion yang terdapat di dalam air membentuk endapan atau
karat pada peralatan logam. Pada air tawar, kation divalen yang paling berlimpah adalah
kalsium dan magnesium, sehingga kesadahan pada dasarnya ditentukan oleh jumlah kalsium
dan magnesium. Kalsium dan magnesium berikatan dengan anion penyusun alkalinitas, yaitu
bikarbonat dan karbonat (Hefni Effendi, 2003).

Zat Padat Terlarut (Total Disolve Solid /TDS) Zat padat terlarut adalah jumlah zat
padat yang terlarut dalam air/ semua zat yang tertinggal setelah diuapkan pada suhu 103–105
C (Saeni, 1989). Padatan terlarut meliputi garam garam anorganik dan sejumlah kecil zat
organik serta gas. Berdasarkan kriteria baku mutu air kelas I, yaitu air yang dapat digunakan
sebagai air baku untuk diolah sebagai air minum dan keperluan rumah tangga, batas
maksimum yang diperbolehkan adalah 1000 mg/l. Daya Hantar Listrik (Electric
Conductance/DHL) Daya hantar listrik (DHL) menunjukkan kemampuan air untuk
menghantarkan listrik. Air yang banyak mengandung garam akan mempunyai DHL tinggi.
Konduktivitas air tergantung dari konsentrasi ion klorida, suhu air dan zat padat terlarut. Oleh
karena itu kenaikan padatan terlarut akan mempengaruhi kenaikan DHL. Semakin tinggi
temperatur dan ion klorida maka nilai DHL juga semakin tinggi dan sebaliknya semakin
rendah nilai DHL maka suhu maupun ion klorida akan rendah pula. Keasaman Air (PH)
Keasaman air dinyatakan dengan pH, mempunyai besaran mulai dari 1 sampai 14.

2.14 Pengukuran air tanah

1. TENSIOMETER
Tensiometer adalah suatu alat praktis untuk mengukur kandungan air tanah, tinggi
hidrolik, dan gradien hidrolik. Alat ini terdiri atas cawan sarang, secara umum terbuat dari
keramik yang dihubungkan melalui tabung ke manometer, dengan seluruh bagian diisi air.
Saat cawan diletakkan di dalam tanah pada waktu pengukuran hisapan dilaksanakan, air total
di dalam cawan melakukan kontak hidrolik, dan Pengukuran Potensi Air Tanah 93 cenderung
untuk seimbang dengan air tanah melalui pori-pori pada dinding keramik.

Pada saat tensiometer diletakkan di permukaan tanah, air yang terdapat dalam
tensiometer umumnya berada pada tekanan atmosfer, sedangkan air tanah secara umum
mempunyai tekanan lebih kecil dari tekanan atmosfer, sehingga terjadi hisapan dari alat
tensiometer karena perbedaan tekanan, dan air dari alat tersebut keluar, serta tekanan dalam
alat turun yang ditunjukkan oleh manometer.

Matriks potensial air tanah

Tensiometer adalah alat yang dapat mengukur matriks potensial air tanah, yang
merupakan variabel penting dari lingkungan tanah yang dapat berpengaruh terhadap
pertumbuhan tanaman, produksi/hasil tanaman, recharge akuifer, dan pembuangan serta
penimbunan buangan/menghilangkan buangan (buried waste disposal). Total potensial air
tanah adalah jumlah dari komponen-komponen yang tergantung dari gaya/kekuatan yang
menahannya. Komponen-komponen tersebut adalah,

1. Potensial gravitasi (φg) yang proporsional dengan perbedaan elevasi/ketinggian dari


pemilihan pustaka yang berubah-ubah.

2. Potensial matriks (φm), termasuk pengaruh adsorpsi dan kapiler dari fase padat
(solid).

3. Pneumatik tekanan (pressure) potensial (φa) hasil dari tekanan gas luar yang
digunakan terhadap air.

4. Potensial osmotik (φo) yang disebabkan oleh solute dalam air.

5. Overburden potensial (φf) yang dipengaruhi oleh berat dari batuan diatasnya, di atas
air pada kondisi nonrigir porous material (Papendick and Campbell, 1981).

Prinsip dasar

Tensiometer ditempatkan dalam tanah untuk jangka waktu yang lama, sehingga
perubahan-perubahan hisapan matriks air tanah dapat dipantau. Air tanah akan berkurang
karena drainase, pengambilan oleh tanaman, evaporasi, atau sebaliknya bertambah karena air
hujan, pemberian air irigasi. Perubahan tekanan air tersebut dapat dipantau setiap waktu
secara berkala dengan pembacaan manometer yang ada 94 Sutrisno et al. pada tensiometer.
Karena tahanan hidrolik cawan dan tanah sekeliling, yaitu daerah kontak antara cawan dan
tanah, respon tensiometer bisa lambat. Oleh karena dinding cawan bersifat sarang dan
permeabel terhadap air dan zat terlarut, maka air di dalam alat cenderung sama dengan
komposisi dan konsentrasi zat terlarut.
Tensiometer bisa digunakan terbatas pada nilai matriks di bawah hisapan satu atmosfer
atau yang terbaik sekitar 0,8 bar pada kisaran maksimum. Oleh karena keramik umumnya
dibuat dari bahan yang permeabel dan sarang, maka hisapan yang terlalu besar dapat
menyebabkan masuknya udara ke dalam cawan yang membuat tekanan bagian dalam sama
dengan tekanan atmosfer. Pada kondisi seperti ini, hisapan tanah akan terus meningkat,
meskipun tensiometer tidak mampu merekamnya.

Penggunaan beberapa buah tensiometer pada berbagai kedalaman tanah, dapat


menunjukkan jumlah air yang diperlukan untuk irigasi, dan juga dapat dibuat gradien hidrolik
pada penampang tanah, jika U1, U2, U3, Un adalah hisapan matriks dalam suatu cairan cm
tinggi kolom air (= milibar), pada kedalaman d1, d2, d3,... , dn yang diukur dalam satuan cm,
di bawah permukaan tanah. Rata-rata gradien hidrolik antara kedalaman dn dan dn+1 adalah:
i=

{(Un+1 + dn+1) – (Un+ dn)}/(dn+1 – dn) (1)

Tensiometer adalah alat untuk mengukur status energi dari air tanah berdasarkan
potensial matriks air tanah/soil water matric potential menurut Soil Science Society of
America (SSSA), 1997 dalam Winter et al., 2005; dan Boonstra, 1989. Potensial matriks juga
didasarkan pada tegangan air tanah, tetapi cara ini tidak lama digunakan oleh SSSA. Semua
tensiometer merupakan hubungan dari elemen-elemen: porous cup, tempat air, dan pengukur
ukuran.

Keseimbangan energi antara tensiometer dan tanah di sekelilingnya tercapai melalui


bergeraknya air menyilang atau melewati porous material tensiometer, yang dikenal sebagai
cup. Air bergerak dengan arah yang menunjukkan penurunan tekanan. Ketika potensial
matriks di dalam tanah lebih rendah dari potensial matriks di dalam tensiometer, air akan
begerak ke dalam tanah di sekelilingnya melalui pori-pori cup. Sebaliknya, bila potensial
matriks di luar lebih besar, maka air akan bergerak dari luar ke dalam tensiometer melalui
pori-pori cup. Pengukuran Potensi Air Tanah 95 Pergerakan air akan terus berlanjut bila
potensial matriks berbeda, dan akan berhenti setelah tercapai keseimbangan.

Kekuatan gravitasi

Energi potensial gravitasi pada massa adalah jumlah kekuatan yang diperlukan untuk
menggerakkan satu unit massa air dari suatu ketinggian ke titik atau tempat yang diukur.
Daya tarik dari beberapa massa adalah mengarah ke pusat bumi, merupakan fungsi dari
massa, percepatan gravitasi konstan, dan beberapa ketinggian di atas dengan unitan yang
berubah-ubah: φg = gz, dimana g = percepatan gravitasi konstan (m.s-2), z = tinggi di atas
datum yang berubah-ubah.

Kelemahan dan kemudahan

Selain beberapa kelemahan yang ada, tensiometer merupakan alat yang praktis, dan
tersedia secara komersial, maka jika dirawat dengan baik oleh operator yang terlatih mampu
menyediakan data yang cukup akurat. Penggunaan tensiometer adalah dengan meletakan alat
pada suatu kedalaman tanah atau lebih, untuk menggambarkan kondisi air pada zona
perakaran, dan untuk menentukan kapan lahan memerlukan air sesuai dengan kebutuhan
tanaman. Alat tersebut biasanya ditempatkan di bawah zona perakaran, karena arah dan
pergerakan air tidak mudah ditentukan. Pada waktu menempatkan tensiometer, yang perlu
diperhatikan adalah saat memasang alat, yaitu harus ada kontak antara cawan dan tanah,
sehingga kalibrasi tidak terganggu oleh gangguan zona kontak terhadap aliran.

2. PIEZOMETER

Piezometer adalah suatu alat yang berguna untuk mengukur beberapa parameter
penting di dalam sistem aliran hidrolik tanah. Salah satu parameter tersebut adalah tinggi
hidrolik (hydraulic head), digunakan sebagai konsep mekanika fluida yang mengandung
pengertian status energi air di dalam sistem pergerakan aliran air. Hal ini sangat berguna
untuk menggambarkan aliran, tidak saja dalam saluran-saluran atau dalam bentuk struktur
hidrolik lainnya, tetapi juga di dalam tanah atau media berpori lainnya.

Tinggi hidrolik dalam sistem aliran air dianalogikan sama dengan potensial atau voltase
dalam masalah-masalah aliran listrik, dan suhu 96 Sutrisno et al. bilamana aliran panas
termasuk didalamnya. Pengukuran tinggi hidrolik secara spesifik berguna untuk menentukan
arah aliran air dari dalam tanah (ground water).

Cara pengukuran yang diuraikan dalam tulisan ini, khususnya yang berhubungan
dengan tinggi hidrolika di dalam tanah, yaitu cara mengukur tinggi hidrolik, baik di atas
maupun di bawah permukaan air tanah. Meskipun interpretasi pembacaan tinggi hidrolik
kedua kasus tersebut hampir sama, tetapi peralatan dan prosedur kerjanya sangat berbeda.
Umumnya, pengukuran tinggi hidrolik berada di atas permukaan air tanah, dimana tekanan
air yang diukur sama (ekuivalen) atau kurang dari tekanan udara (atmosfer). Hal yang tersulit
adalah bila pengukuran berada di bawah permukaan air tanah, karena tekanan hidrolik air
tanah ikut berperan.

Berhubung piezometer sangat erat hubungannya dengan tensiometer, maka keduanya


membahas pula cara pengukuran hisapan matrik tanah (soil suction), dan tinggi hidrolik
tanah, namun pengukuran tinggi hidrolik di sini akan diuraikan lebih rinci. Pemasangan
piezometer sama dengan tensiometer, baik untuk mengukur hisapan matriks tanah atau tinggi
hidrolik. Perbedaan yang jelas dari keduanya adalah pada skala pengukuran (standar ukuran).
Gambar 2.14 Skema tinggi hidrolik (hydraulic head) pada piezometer h ZA w pA A
Garis referensi Permukaan tanah Pengukuran

Metode pembilasan (flushing) dan pengujian piezometer

(a) Peralatan:

- Tabung pipa karet

- Pompa air dan sumber air

(b) Prosedur:

Setelah piezometer terpasang, baik dengan cara driving maupun jetting; sisa-sisa tanah
yang menutupi lubang-lubang atau rongga piezometer (cavity) sepanjang 7-10 cm harus
dibersihkan. Untuk melakukan hal ini, sumbat besi (paku keling) di bagian atas pipa dibuka
dahulu menggunakan magnet. Masukkan tabung pipa karet ke dalam pipa piezometer dan
tekan sampai ke bawah. Pompa keluar air yang ada di dalam piezometer melalui pipa karet
ini. Sewaktu pembilasan dilakukan, gerakan pipa karet ini ke atas dan ke bawah untuk
membersihkan sisasisa tanah yang masih menempel di dalam piezometer. Sisa-sisa tanah dan
air dikeluarkan melalui ujung atas pipa melalui ruang sempit di selasela antara pipa karet dan
pipa piezometer.

Jika lubang-lubang di bagian bawah pipa (cavity) sudah bersih, selanjutnya dilakukan
pengujian piezometer, agar diketahui responnya, yaitu dengan cara diisi air dan diperhatikan
laju penurunan permukaan air di dalam pipa piezometer. Pada tanah pasir dan berkerikil, laju
pemasukan air akan besar dan cepat serta tidak diketemukan air yang tumpah selama
pembilasan berlangsung. Sebaliknya, bila tanahnya liat (clay), laju penurunan air sangat
lambat, sehingga sangat sulit diamati.

Bila permukaan air di dalam pipa piezometer tidak turun, maka pekerjaan pembilasan
diulangi lagi sampai laju penurunan permukaan air di dalam pipa dapat layak dilihat, tentunya
setelah dilakukan pengisian air kembali (atur pipa karet ini tidak turun menutupi lubang-
lubang di ujung bawah pipa). Biarkan tinggi muka air di dalam pipa piezometer mencapai
keseimbangan dengan air tanah di sekelilingnya.

Ujung atas piezometer harus ditutup untuk menghindari serangga masuk ke dalam
piezometer, dan menghindari kerusakan dari anak-anak yang iseng atau tindakan tidak baik
lainnya dari orang dewasa. Di bagian atas pipa dapat juga dipasang pipa sambungan sebagai
tempat dudukan sumbat besi (seperti paku keling), dan sumbat ini diambil menggunakan
magnet bila akan dilakukan pembacaan tinggi muka air (water level). Perlu diingat, bahwa
penyumbatan piezometer sering terjadi setiap saat, maka seyogianya pembilasan dan
pengujian piezometer dilakukan secara periodik

Metode pengukuran tinggi muka air (water level) piezometer

(a) Peralatan:
- Bel (lonceng)

- Meteran besi (ukuran dalam metrik/SI) – Magnet

(b) Prosedur:

Buka tutup atas piezometer, kemudian ambil sumbat besi (paku keling) dengan
magnet, dan masukkan meteran perlahan-lahan ke dalam pipa. Pada ujung meteran terdapat
sensor yang berhubungan dengan bel. Bila sensor mengenai permukaan air, maka bel akan
berbunyi. Pastikan dahulu atau beri tanda ujung atas pipa piezometer saat bel berbunyi ketika
sensor menyentuh permukaan air. Bacalah dengan seksama angka pada meteran dengan
mencobanya beberapa kali, yaitu turunkan meteran perlahan-lahan, dan baca saat bel
berbunyi, ulangi sampai tiga kali. Tinggi muka air dalam piezometer adalah nilai pembacaan
dikurangi tinggi piezometer di atas permukaan tanah (30 cm).

3. TERRAMETER

Pada dasarnya, penetapan atau pengukuran air tanah dapat dilakukan dengan dua cara,
yaitu (1) pengukuran secara langsung dari permukaan tanah menggunakan terrameter SAS
1000 dan (2) penetapan secara tidak langsung, yaitu membuat lubang terlebih dahulu sampai
mencapai air tanah menggunakan electric contact gauge. Pengukuran air tanah dengan
terrameter menghasilkan potensi air tanah secara keseluruhan berdasarkan interpretasi dari
kondisi batuan, khususnya akuifer di dalam tanah, baik volume maupun posisi atau
kedalamnya. Pengukuran air tanah dengan electric contact gauge dapat menentukan volume
atau debit air yang tersedia secara langsung, demikian juga pengisian kembali (recharge).
Secara prinsip, ke dua alat tersebut mempunyai kelebihan dan kekurangan. Akan lebih baik
bila pengukuran air tanah dilakukan langsung menggunakan terrameter dan electric contact
gauge setelah dibuat sumur (lubangnya), karena kedua alat ini saling melengkapi.

Pengukuran potensi air tanah dengan

terrameter SAS 1000 Terrameter SAS 1000 (Gambar 3) adalah alat yang dapat
dimanfaatkan untuk berbagai kegunaan yang berhubungan dengan estimasi atau pendugaan
potensi suatu sumber daya air, antara lain kandungan air tanah permukaan (surface water) dan
air tanah dalam (ground water). SAS adalah singkatan dari signal averaging system, yang
berarti alat ini menggunakan metode dengan pembacaan terus-menerus secara otomatis, dan
hasilnya dirata-ratakan (Manual Terrameter SAS 4000/SAS 1000, 1999). Estimasi atau
pendugaan potensi air tanah dengan terrameter SAS 1000 lebih dikenal dengan survei
geolistrik. Survei geolistrik merupakan salah satu metode geofisika yang dapat memprediksi
kondisi geologi di bawah permukaan tanah.
Gambar 2.15. Prototipe terrameter tipe ABEM terrameter SAS 1000

Dalam pelaksanaannya, penetapan air tanah dengan terrameter SAS 1000 dapat
dilakukan dengan tiga cara (Manual Terrameter SAS 4000/SAS 1000, 1999):

a. Mode survei resistivitas: Dalam mode ini, alat SAS 1000 mengukur respons voltase
yang dibuat oleh transmiter arus sementara menghapus arus DC dan noise. Rasio
voltase/kuat arus (V/I) yang otomatis dihitung dan ditampilkan dalam kiloohms
[kΩ], ohms [Ω] atau milliohms [mΩ]. Dalam manual ini, hanya dipakai mode
resistivitas saja.
b. Mode survei induced polarization: Mengukur perubahan menurun dari voltase dalam
interval waktu tertentu. 102 Sutrisno et al.
c. Mode survei pengukuran DC voltase: Alat ini dapat mengukur rata-rata, nilai tengah,
dan standar deviasi voltase DC sampai 3 – 4 digit di belakang koma.

. Teori resistivitas dalam batuan

Resistivitas elektrik berbeda-beda antara material bumi dalam tanah, tergantung variasi
didalamnya, apakah berisi air dan ion yang terlarut dalam air. Survei resistivitas dapat
seterusnya digunakan untuk mengidentifikasi zona dengan properti elektrik yang berbeda,
yang mana dapat menentukan tingkat geologi yang berbeda. Resistivitas juga dinamakan
daya hambat tertentu, yang merupakan kebalikan dari konduktivitas.

Secara umum, mineral yang membentuk tanah dan batuan mempunyai resistivitas
tinggi dalam kondisi kering, dan resistivitas tanah dan batuan secara normal merupakan
fungsi dari jumlah dan kualitas air dalam ruang pori-pori dan retakan tanah. Selain itu,
hubungan antar lubang juga penting. Oleh karena itu, resistivitas tipe tanah atau batuan
sangat bervariasi (Gambar 4). Akan tetapi, variasi dapat disempitkan dalam batas area
geologi dan variasi resistivitas dalam tanah dan batuan akan merefleksikan variasi dalam
properti fisik, seperti contoh resistivitas paling rendah ada di sandstone dan limestones yang
berarti ruang poripori dalam batuan tersebut jenuh dengan air (Manual Terrameter SAS
4000/SAS 1000, 1999).

Jumlah air dalam material tergantung dari dua macam porositas, yaitu porositas primer
dan porositas sekunder. Porositas primer terdiri atas ruang pori-pori antara partikel mineral
dan ada di dalam tanah dan batuan sedimen (sedimentary). Porositas sekunder terdiri atas
retakan dan zona yang rusak, dan porositas ini yang paling penting dalam batuan kristalin
(crystalline), seperti granit dan gneiss. Resistivitas air dalam poripori ditentukan oleh
konsentrasi ion dalam larutan, tipe ion dan tingkat suhu, interval dari beberapa tipe 4.3.
Tahapan penetapan

Secara umum, pelaksanaan penetapan potensi air tanah dimulai dari penentuan titik-
titik pengamatan berdasarkan jenis atau macam tanah, 104 Sutrisno et al. keadaan geologi,
dan kondisi hidrogeologinya. Dalam menentukan titiktitik pengamatan agar posisinya tepat,
tidak berubah-ubah dan mudah menelusurinya, maka posisi titik-titik pengamatan ditetapkan
menggunakan GPS (geo positioning system). Tahap berikutnya adalah melakukan
pengamatan untuk menentukan ketahanan jenis semu (apparent resistivity), dan kedalaman
overburden serta akuifer di lapangan. Titik yang diamati harus memenuhi kriteria-kriteria
yang telah ditentukan, yaitu: (1) titik pengamatan harus terletak pada hamparan 600 m
dengan topografi datar; (2) harus jauh dari kawat berduri dan besi dalam tanah; dan (3) harus
jauh dari listrik tegangan tinggi. Bila kondisi lapangan tempat titik pengamatan ditentukan
tidak terletak pada topografi datar, misalnya berombak atau bergelombang, harus dilakukan
pendekatan-pendekatan tertentu dengan menggunakan persamaanpersamaan yang telah
dimodifikasi.

Survei geolistrik pada dasarnya ditujukan untuk menduga kondisi geologi bawah
permukaan, terutama kondisi macam dan sifat batuan berdasarkan sifat-sifat kelistrikan
batuan. Selanjutnya, masing-masing dikelompokkan dan ditafsirkan dengan
mempertimbangkan data kondisi geologi setempat. Perbedaan sifat kelistrikan batuan, antara
lain disebabkan oleh perbedaan macam mineral penyusun, porositas dan permeabilitas
batuan, kandungan air, suhu, dan sebagainya. Dengan mempertimbangkan beberapa faktor di
atas, dapat diintepretasikan kondisi air bawah tanah di suatu daerah, yaitu dengan melokalisir
lapisan batuan berpotensi air bawah tanah.

Pengukuran besarnya tahanan jenis batuan di bawah permukaan tanah dengan


menggunakan metode vertical electrical sounding (VES) dilakukan untuk mengetahui
susunan lapisan batuan bawah tanah secara vertikal, yaitu dengan cara memberikan arus
listrik ke dalam tanah dan mencatat perbedaan potensial terukur. Nilai tahanan jenis batuan
yang diukur langsung di lapangan adalah nilai tahanan jenis semu (apparent resistivity).
Dengan demikian nilai tahanan jenis di lapangan harus dihitung dan dianalisis untuk
mendapatkan nilai tahanan jenis sebenarnya (true resistivity) dengan metode Schlumberger.

Pengukuran resistivitas dengan metode Schlumberger

Penetapan potensi air tanah secara langsung dilakukan dengan cara mengukur
resistivitas, yang pada pelaksanaannya dilakukan dengan menembakkan arus listrik yang
mempunyai kuat arus di kabel AB dan Pengukuran Potensi Air Tanah 105 kabel MN
(Gambar 5) yang nantinya akan mengukur voltase. Hasil dari proses tersebut akan didapat
tahanan yang sama dengan tegangan (V) dibagi I (kuat arus), dan resistivitas = konstanta
geometri dikalikan dengan tahanan tersebut.
Gambar 2.15. Ilustrasi pengukuran resistivitas secara umum Sumber: Manual
Terrameter (1999)

Tahap selanjutnya, digambarkan dalam kurva log – log, panjang AB/2 dengan hasil
pengukuran resistivitas di atas (Gambar 6). Untuk metode Schlumberger menggunakan
konstanta geometri dengan catatan panjang a harus lebih kecil dari 2s/5 sebagai berikut
(Gambar 7).

Hasil pengukuran resistivitas biasanya merupakan komposit/gabungan dari macam-


macam lapisan, maka dinamakan resistivitas semu atau apparent resistivitas. Kurva
resistivitas semu ini akan dianalisis menggunakan metode INVERSE untuk mendapatkan
ketebalan lapisan dan nilai resistivitasnya. Untuk pengolahan dan perhitungan data lapangan
dalam perhitungan nilai tahanan jenis yang sebenarnya, serta intepretasi kedalaman dan
ketebalan akuifer digunakan 106 Sutrisno et al. perangkat lunak komputer. Berdasarkan nilai
tahanan jenis sebenarnya, dapat dilakukan interpretasi macam batuan, kedalaman, ketebalan,
dan kemungkinan kandungan air bawah tanah, sehingga diperoleh gambaran daerah-daerah
yang berpotensi mengandung air bawah tanah serta dapat ditentukan rencana titik-titik
pemboran air bawah tanah.

Gambar 2.16. Kurva hasil pengukuran


Gambar 2.17. Ilustrasi dan rumus konstanta geometri metode Schlumberger
Pengukuran

Penentuan ketebalan akuifer dan overburden

Analisis penentuan air bawah tanah dilakukan dengan langkahlangkah sebagai berikut
(Manual Terrameter SAS 4000/SAS 1000, 1999):

A. Mengubah data pengamatan menjadi data digital. Data Rho pengamatan dimasukkan di
aplikasi IPI2WIN untuk mencari resistivitas lapisan bawah tanah yang nyata dengan
metode INVERSE. Sebagai contoh, hasil analisis resistivitas nyata menggunakan
software IPI2WIN pada areal di Desa Suka Makmur, Kecamatan Suka Makmur,
Kabupaten Bogor (Sutrisno et al., 2005) disajikan pada Gambar 8. Contoh lainnya, pada
pengembangan tanaman kapas di Jeneponto, Sulawesi Selatan (Rejekiningrum, 2005),
disajikan pada Gambar 9.

B. Pemilihan lapisan overburden dilakukan dengan stratigrafi, lapisan akuifer dan lapisan
bedrock, ditentukan sebagai berikut: Lapisan overburden (lapisan di atas akuifer dan
bersifat kurang dan tidak lolos air), karena lapisan ini didominasi jenis batuan liat (clay)
dengan resistivitas sekitar 350 ohm-meter. C. Lapisan akuifer sama dengan lapisan yang
dapat meloloskan air atau dapat disebut sumber air bawah tanah.

C. Lapisan akuifer sama dengan lapisan yang dapat meloloskan air atau dapat disebut
sumber air bawah tanah.

2.15 Siklus Air Tanah

Keseimbangan planet bumi dapat terjadi karena adanya proses sirkulasi dari beberapa
komponen pembentuknya, yang disebut dengan “siklus biogeokimia”. Allah Swt telah
mengatur proses sirkulasi alamiah tersebut sedemikian rupa, sehingga kehidupan di planet
bumi ini dapat berlangsung dan keberlanjutan. Oleh karena itu para ilmuwan yang memahami
secara mendalam proses-proses alam yang terjadi, semakin meyakini adanya yang mengatur
alam semesta ini, sehingga akan menambah derajat ketaqwaannya kepada Sang Pencipta
sekaligus Pemelihara yang Maha Sempurna yakni Allah Azza Wajalla. Manusia belum
sepenuhnya mengetahui berapa banyak siklus biogeokimia yang terjadi di alam semesta.Para
ilmuwan (sementara ini), telah menemu-kenali adanya enam siklus biogeokimia yang terjadi
di planet bumi ini, yakni :

(1) Siklus Karbon, yaitu siklus biogeokimia di mana karbon bergerak dan
bertukardiantara biosfer, geosfer, hidrosfer, dan atmosfer bumi. Siklus karbon terjadi dalam
empat reservoir karbon utama yang dihubungkan satu sama lain oleh jalur pertukaran, yang
mana keempat reservoir tersebut adalah:

a) Biosfer Teresterial, yang meliputi air tawar(freshwater), dan material non-


hayati organik seperti karbon tanah (soil carbon)

b) Geosfer, yang meliputi sedimen-sedimen yang berwujud dalam berbagai jenis


bahan bakar fosil.

c) Hidrosfer, yang meliputi lautan yang mengandung karbon anorganik terlarut


dan biota laut hayati atau non- hayati.

d) Atmosfer, yang meliputi angkasa yang banyak mengandung karbon yang ikut
membentuk berbagai

komposisi senyawa gas, yang eksistensinya dibutuhkan oleh tumbuhan, namun akan
menjadi racun bagi manusia dan binatang bila kadarnya melebihi ambang batas.

Pertukaran karbon antara reservoir terjadi karena proseskimia, fisika, geologi, dan
biologi yang bermacam- macam.Siklus karbon ditampilkan pada gambar di bawah ini.

Sumber : https://id.wikipedia.org/wiki/siklus_karbon

Gambar 2.18. Siklus Karbon

(2) Siklus Nitrogen,yaitu proses pembentukan dan penguraian nitrogen sebagai


sumber protein utama di alam. Nitrogen menjadi penyusun utama protein dan sangat
diperlukan oleh tumbuhan dan hewan dalam jumlah besar. Nitrogen diperlukan tumbuhan
dalam bentuk terikat (ikatan suatu senyawa dengan unsur lain). Nitrogen bebas dapat diikat
(fixation) di dalam tanah oleh bakteri yang bersifat simbiotik, dan dapat mengikat protein
dengan bantuan akar, terutama akar yang berbintil seperti tumbuhan polong (kacang-

kacangan, dll), rumpun tropik, dan beberapa jenis ganggang.Tumbuhan memperoleh


nitrogen di dalam tanah berupa amonia (NH3), ion nitrit (NO2-), dan ion nitrat (NO3-).
Dalam tanah nitrogen terdapat dalam organik tanah yang dihasilkan dari berbagai tahap
proses pembusukan, namun belum dapat dimanfaatkan langsung oleh tumbuhan. Nitrogen
yang dimanfaatkan tumbuhan biasanya terikat dalam bentuk amonia (NH4+) dan ion nitrat
(NO3-).Amonia diperoleh dari hasil penguraian oleh bakteri terhadap jaringan yang mati.
Amonia ini dapat dinitrifikasi oleh bakteri nitrit, yaitu bakteri nitrosomonas dan bakteri
nitrosococcus menjadi ion nitrit (NO2-). Selanjutnya oleh bakteri denitrifikasi, yaitu bakteri
pseudomonas, nitrat diubah kembali menjadi amonia dan amonia diubah kembali menjadi
nitrogen yang dilepas bebas ke udara. Dengan cara ini siklus nitrogen akan berulang atau
bersirkulasi di dalam ekosistem. Siklus nitrogen ditampilkan pada gambar di bawah ini.

Gambar 2.19. Siklus Nitrogen

(3) Siklus Fosfor, yaituproses perubahan fosfat dari fosfat anorganik menjadi
fosfat organik dan kembali menjadi fosfat anorganik secara kesinambungan dan bersirkulasi.
Fosfor merupakan salah satu komponen dari senyawa-senyawa yang sangat toksik (beracun)
terutama insektisida organofosfat, namun sangat dibutuhkan oleh tumbuhan sebagai sumber
hara. Fosfor merupakan bahan makanan utama yang digunakan oleh semua organisme untuk
pertumbuhan dan sumber energi. Fosfor adalah komponen penting pada membran sel, asam
nukleat dan tranfer energi pada respirasi sel. Fosfor juga ditemukan sebagai komponen utama
dalam pembentukan gigi dan tulang vertebrata. Fosfor banyak dikandung oleh asam nukleat,
yaitu bahan yang menyimpan dan mentranslasikan sandi genetik. Atom fosfor juga
merupakan dasar bagi ATP (Adenosine Tri Phospat) berenergi tinggi yang digunakan
untuk respirasi seluler dan fotosintesis. Selain itu merupakan salah satu mineral penyusun
tulang dan gigi. Siklus fosfor, bersifat kritis karena fosfor secara umum merupakan hara yang
terbatas dalam ekosistem. Tidak ada bentuk gas dari fosfor yang stabil, oleh karena itu siklus
fosfor adalah “endogenik”. Dalam geosfer, fosfor terdapat dalam jumlah besar dalam
mineral-mineral yang sedikit sekali larut seperti hidroksiapilit, garam kalsium. Fosfor terlarut
dari mineral- mineral fosfat dan sumber-sumber lainnya, seperti pupuk fosfat, diserap oleh
tanaman dan tergabung dalam asam nukleat yang menyusun material genetic dalam
organisme. Mineralisasi dari biomassa oleh pembusukan atau penguraian mikroba
mengembalikan fosfor kepada larutan garamnya yang kemudian dapat mengendap sebagai
bahan mineral. Sejumlah besar dari mineral-mineral fosfat

digunakan sebagai bahan pupuk, industry kimia, dan “food additives”. Di alam, fosfor
terdapat dalam dua bentuk, yaitu senyawa fosfat organik (pada tumbuhan dan hewan) dan
senyawa fosfat anorganik (pada air dan tanah). Fosfat organik dari hewan dan tumbuhan yang
mati diuraikan oleh dekomposer (pengurai) menjadi fosfat anorganik. Fosfat anorganik yang
terlarut di air tanah atau air laut akan terkikis dan mengendap di sedimen laut. Oleh karena
itu, fosfat banyak terdapat di batu karang dan fosil. Fosfat dari batu dan fosil terkikis dan
membentuk fosfat anorganik terlarut di air tanah dan laut. Fosfat anorganik ini kemudian
akan diserap oleh akar tumbuhan lagi. Siklus ini berulang terus menerus.

(4) Siklus Sulfur, adalah perubahan sulfur (belerang) dari hidrogen sulfida
menjadi sulfur dioksida lalu menjadi sulfat dan kembali menjadi hidrogen sulfida lagi.
Peranan sulfur dalam kehidupan makhluk di bumi cukup banyak, terutama bagi manusia,
diantaranya ; untuk menstabilkan struktur protein, mengaktivasi enzim, metabolisme enersi,
peredam racun, pembentukan klorofil pada tumbuhan, menambah kadungan protein dan
vitamin pada biji-bijian dan sayuran, meningkatkan daya tahan tumbuhan terhadap hama
terutama dari serangan jamur (fungi), dan lain sebagainya. Siklus belerang cukup kompleks
dimana melibatkan berbagai macam gas, mineral-mineral yang sukar larut dan beberapa
spesis lainnya di dalam larutan. Siklus belerang berkaitan dengan siklus oksigen dimana
belerang bergabung dengan oksigen membentuk gas belerang oksida (SO2), sebagai bahan
pencemar air. Diantara spesi-spesi yang secara siknifikan terlihat dalam siklus belerang
adalah gas hydrogen sulfide(H2S), mineral-mineral sulfide seperti belerang timbal(PbS),
asam sulfat (H2SO4),dan belerang oksida(SO2),dan belerang yang terikat dalam protein,
yang menjadi komponen utama pada hujan asam. Hujan asam didefinisikan sebagai segala
macam hujan dengan pH di bawah 5,6. Hujan secara alami bersifat asam (pH sedikit di
bawah 6), karena adanya karbondioksida (CO2) di udara, yang larut dengan air hujan dalam
bentuk asam lemah. Jenis asam dalam hujan ini sangat bermanfaat karena membantu
melarutkan mineral dalam tanah yang dibutuhkan oleh tumbuhan dan binatang.

Hujan asam disebabkan oleh belerang (sulfur) yang merupakan pengotor dalam bahan
bakar fosil serta nitrogen di udara yang bereaksi dengan oksigen membentuk sulfur dioksida
dan nitrogen oksida. Zat- zat ini berdifusi ke atmosfer dan bereaksi dengan air untuk
membentuk asam sulfat dan asam nitrat yang mudah larut sehingga jatuh bersama air hujan.
Air hujan yang asam tersebut akan meningkatkan kadar keasaman tanah dan air permukaan
yang terbukti berbahaya bagi kehidupan ikan dan tanaman.Belerang dari daratan cenderung
terbawa air ke laut,namun belerang di daratan tak tampak habis setelah jutaan tahun.

Keunikan ini menimbulkan pertanyaan bagi segenap ilmuwan, tentang bagaimana


belerang bersirkulasi sehingga dari laut dapat kembali ke darat. Sebagian ilmuwan
menganggap bahwa belerang bersirkulasi dari laut ke darat melalui proses penguapan.
Namun tidak ada pembuktian ilmiah kalau hidrogen sulfide (H2S) yang berbau menyengat itu
(tapi laut selalu berhawa segar), dapat menguap dari laut ke angkasa. Pertanyaan ini baru
dapat terjawab beberapa tahun yang lalu. Tumbuhan laut, yang memiliki sel-sel sederhana
(alga). Tumbuhan ini berusaha hidup dengan menahan masuknya garam (NaCl) ke dalam
selnya. Ini dilakukan dengan membentuk senyawa penahan yang berbahan baku belerang,
karena pasok belerang di lautbanyak sekali, datang dari daratan. Pada saat sel tumbuhan laut
ini terurai, senyawa penahan ini pecah dan menghasilkan gas dimetil sulfida (DMS), yang
lepas ke atmosferdengan bau yang segar(mirip ikan segar yang baru diangkat dari laut).

Setiap saat, sejumlah besar senyawa ini dilepas ke atmosfer, dan senyawa ini
akanmenjadi inti kondensasi uap air di angkasa. Pada saat hujan jatuh di darat, senyawa
belerang ini dikembalikan ke daratan untuk dimanfaatkan makhluk daratan. Lalu ampasnya,
dalam dibuang lagi mengalir ke laut, untuk diolah oleh tumbuhan alga-alga yang ada di laut.
Komponen penting di dalam siklus belerang adalah gas SO2 sebagai bahan pencemar, dan
H2SO4 yang ada di dalam atmosfer. Gas SO2 dikeluarkan dari pembakaran bahan bakar fosil
yang mengandung belerang. Efek utama dari belerang dioksida dalam atmosfer adalah
kecenderungan untuk teroksidasi menghasilkan asam sulfat, yang pada gilirannya
menyebabkan terjadinya hujan asam. (Rukaesih, 2004). Siklus sulfur ditampilkan pada
gambar di bawah ini.

Gambar. 2.20. Siklus Sulfur

(5) Siklus Oksigen, adalah proses pertukaran oksigen di bumi ini yang
berlangsung secaraterus menerus tidak ada habisnya. Selama evolusi awal bumi, oksigen
yang dibebaskan dariH2O uap oleh radiasi UV. Ini terakumulasi di atmosfer sebagai hidrogen
melarikan diri keatmosfer bumi. Dengan munculnya kehidupan tanaman, fotosintesis
juga menjadi sumberoksigen.Molekul oksigen (dioksigen, O2 )dapat bereaksi
dengan semua unsur, kecuali halogen, beberapa logam mulia, dan gas-gas mulia baik dalam
suhu ruangan atau pada pemanasan. Oksigen merupakan unsur yang vital bagi kehidupan di
bumi ini. Oksigen adalah unsur ketigaterbanyak yang ditemukan berlimpah di matahari, dan
memainkan peranan dalam sikluskarbon-nitrogen, yakni proses yang diduga menjadi sumber
energi di matahari dan bintang-bintang. Oksigen dalam kondisi tereksitasi memberikan warna
merah terang dan kuning- hijau pada Aurora Borealis.Oksigen merupakan unsur gas,
menyusun 21% volume atmosfer dan diperoleh denganpencairan dan penyulingan bertingkat.
Atmosfer Mars mengandung oksigen sekitar 0.15%, dalam bentuk unsur dan senyawa,
oksigen mencapai kandungan 49.2% berat pada lapisankerak bumi. Sekitar dua pertiga tubuh
manusia dan sembilan persepuluh air adalah oksigen.Siklus Oksigen penting untuk kesehatan
kita dan lingkungan kita. Kita membutuhkan oksigenuntuk respirasi. Oksigen pada nafas kita
merupakan oxidises gula dalam makanan untukmenghasilkan energi. Selama proses ini
karbon dioksida dilepaskan dalam atmosfer.Manusia membutuhkan oksigen untuk bernapas,
Oksigen diperlukan untuk dekomposisilimbah organik. Air dapat melarutkan oksigen dan
inilah oksigen terlarut perairan yangmendukung kehidupan. Siklus oksigen ditampilkan pada
gambar di bawah ini.

Gambar 2.21. Siklus Oksigen

(6) Siklus air atau siklus hidrologi adalah sirkulasi air yang tidak pernah berhenti
dari atmosfer ke bumi dan kembali lagi ke atmosfer melalui proses kondensasi, prespitasi,
evaporasi, dan transpirasi.Pemanasan air samudera oleh sinar matahari merupakan kunci
proses siklus hidrologi dapat berjalan secara kontinu. Air berevaporasi kemudian jatuh
sebagai prespitasi dalam bentuk hujan, salju, hujan es, hujan salju bercampur es (sleet), hujan
gerimis, atau kabut. Uraian mengenai hal ini yang akan diuraikan lebih jauh dalam bagian
selanjutnya.

Pengertian Siklus Hidrologi

Sebagaimana yang telah diungkapkan sebelumnya bahwa eksistensi air tanah


merupakan salah satu komponen penting di dalam suatu mekanisme alam yang disebut
“siklus hidrologi”. Telah dijelaskan pula bahwa siklus hidrologi adalah salah satu dari enam
siklus biogeokimia yang berlangsung di bumi, yang maka siklus hidrologi selalu berproses
membentuk keseimbangan air yang ada di planet bumi.

Istilah hidrologi berasal dari bahasa Yunani “Hydrologia” yang mempunyai arti harfiah
"ilmu air". Lalu istilah ini dipergunakan untuk nama cabang ilmu yang mempelajari tentang
air yang ada di bumi yakni proses kejadiannya, sirkulasinya, serta pembagiannya.
Terminologi hidrologi diberikan pula oleh beberapa ahli, diantaranya :
1) Marta dan Adidarma (1983), menyatakan bahwa hidrologi ialah suatu ilmu
yang mempelajari tentang terjadinya suatu pergerakan dan distribusi air di bumi baik di atas
ataupun di bawah permukaan bumi, tentang sifat kimia dan fisika air dengan suatu reaksi
terhadap lingkungan dan hubungannya dengan kehidupan.

2) Ray K. Linsley (1986), menyatakan bahwa hidrologi ialah suatu ilmu yang
mengkaji tentang air yang ada dibumi, yakni mengenai tentang kejadian, perputaran dan
pembagiannya, sifat fisika dan kimia serta reaksinya terhadap suatu lingkungan sekitarnya,
termasuk hubungan air dengan kehidupan.

3) Singh (1992), menyatakan bahwa hidrologi ialah suatu ilmu yang membahas
tentang karakteristik, kuantitas dan kualitas air dibumi menurut waktu dan ruang. Proses
hidrologi tersebut mencakup pergerakan, penyebaran, sirkulasi, penyebaran, tampungan,
eksplorasi, sampai pada tahap pengembangan dan manajemen.

4) Menurut Ahli Geografi, bahwaHidrologi ialah cabang ilmu Geografi


yang mempelajari tentang pergerakan, distribusi, serta kualitas air di seluruh Bumi, termasuk
juga siklus hidrologi dan sumber daya air.

Berangkat dari istilah hidrologi, kemudian muncul istilah “siklus hidrologi” yang secara
umum orang mengartikan siklus hidrologi merupakan sirkulasi air yang tidak pernah berhenti
dari atmosferke bumi dan kembali ke atmosfer, dan proses ini berlangsung terus
menerus.Siklus hidrologi memegang peran penting bagi kelangsungan hidup organisme di
bumi. Melalui siklus hidrologi, ketersediaan air di daratan bumi dapat tetap terjaga, sehingga
keteraturan suhu lingkungan, cuaca, hujan, dan keseimbangan ekosistem bumi dapat
tercipta karena adanya proses siklus hidrologi ini.

Dalam The American Heritage (2002), dituliskan bahwa siklus hidrologi adalah proses
kontinyu dimana air disirkulasikan ke seluruh Bumi dan atmosfernya. Air bumi memasuki
atmosfer melalui penguapan dari badan air dan dari permukaan tanah. Tanaman dan hewan
juga menambahkan uap air ke udara melalui transpirasi. Saat naik ke atmosfer, uap air
mengembun membentuk awan. Hujan dan bentuk curah hujan lainnya mengembalikannya ke
Bumi, di mana ia mengalir ke badan air dan masuk ke dalam tanah, dan memulai siklus lagi.
Siklus hidrologi juga disebut siklus air.

Gambar 2.22. Siklus Hidrologi


Dalam Kernermen Webster's College Dictionary (2010), dituliskan bahwa siklus
hidrologi adalah urutan alami melalui mana air masuk ke atmosfer sebagai uap air, turun ke
bumi, dan kembali ke atmosfer melalui penguapan. Kemudian dalam English Collins
Dictionary, dituliskan bahwa siklus hidrologi adalah peredaran air bumi, dimana air menguap
dari laut ke atmosfer, di mana ia mengembun dan jatuh seperti hujan atau salju, kembali ke
laut melalui sungai atau kembali ke atmosfer melalui proses evapotranspirasi.

Siklus hidrologi menurutSuyono dan Takeda (1983), adalah air yang menguap ke udara
dari permukaan tanah dan laut, berubah menjadi awan sesudah melalui beberapa proses dan
kemudian jatuh sebagai hujan atau salju ke permukaan laut atau daratan. Sedangkan siklus
hidrologi menurut Soemarto (1987) adalah gerakan air laut ke udara, yang kemudian jatuh ke
permukaan tanah lagi sebagai hujan atau bentuk presipitasi lain, dan akhirnya mengalir ke
laut kembali.

Menurut Handoko (1995) siklus hidrologi adalah siklus/daur air dalam berbagai bentuk,
meliputi proses evaporasi dari lautan dan badan-badan berair di daratan (misalnya: sungai,
danau, vegetasi, dan tanah lembab) ke udara sebagai reservoir uap air, proses kondensasi ke
dalam bentuk awan atau bentuk-bentuk pengembunan lain (embun,kabut), kemudian kembali
lagi ke daratan dan lautan dalam bentuk presipitasi.

Menurut Asdak (2004) daur hidrologi secara alamiah menunjukkan gerakan air di
permukaan bumi, yaitu perjalanan air dari permukaan laut ke atmosfer kemudian ke
permukaan tanah dan kembali lagi ke laut yang tidak pernah berhenti, air tersebut akan
tertahan (sementara) di sungai, danau/waduk, dan dalam tanah sehingga dapat dimanfaatkan
oleh manusia atau makhluk hidup lainnya.

Tahapan Siklus Hidrologi

Sebagimana yang telah diuraikan bahwa di dalam siklus hidrologi terjadi beberapa
tahapan proses perpindahan tempatdan wujud dari air, yang berjalan secara terus menerus
(sirkulasi). Proses sirkulasi tersebut dapat terjadi dari penguapan air baik di laut (water
evaporation), di permukaan tanah (soil evaporation), dan pada tanaman (evapotranspiration)
akibat pengaruh panas dari matahari. Uap air tersebut akan naik dan terkondensasi di udara,
hal ini dikarenakan udara di atas permukaan bumi lebih rendah dari titik embun uap air.
Proses kondensasi inilah yang menyebabkan terjadinya awan. Terbentuk awan pembawa
hujan (cumulonimbus),dari adanya angin yang mendorong berkumpulnya beberapa awan
kecil (cumulus). Setelah awan tersebut jenuh air, maka akan terjadi hujan (precipitation).
Presipitasi tersebut ada yang kembali berevaporasi ke angkasa, ada yang langsung jatuh ke
bawah, sebagian ada diintersepsi oleh tanaman, dan sebagian yang jatuh mencapai tanah.

Air yang mencapai tanah, ada yangmasuk mengisi lubang-lubang atau cekungan pada
permukaan tanah (surface detention) di danau dan sungai-sungai, kemudian ada yang
langsung mengalir di permukaan (surface run-off), dan sebagian lagi yang diserap ke dalam
tanah (infiltration). Air yang mengalami infiltrasi akan menjadi aliran yang selanjutnya
disebut sub-surface run-off dan sebagian akan mengalir menuju sumber-sumber air
permukaan terdekat misal sungai atau danau. Air yang melewati aliran sub- surface run-off,
sebagian meresap jauh ke dalam tanah (percolation) akan menjadi aliran bawah tanah (ground
water flow) dan selanjutnya mengalir di dalam akuifer, dan ada yang keluar menjadi mata air
(springs), dan sebagian lainnya akan bermuara di danau, sungai, dan laut.

Dari uraian diketahui adanya beberapa istilah yang penting dalam proses sirkulasi air
atau siklus hidrologi, diantaranya :

1. Evaporasi, yang dapat diartikan sebagai proses penguapan daripada cairan (liquid)
dengan penambahan panas (Robert B. Long, 1995). Evaporasi juga dapat
didefinisikan sebagai prosesperpindahan kalor ke dalam zat cair mendidih (Warren
L. Mc Cabe, 1999).

2. Transpirasi, yaitu penguapan yang berasal dari jaringan makhluk hidup (tumbuhan
dan hewan). Sama halnya dengan evaporasi, transpirasi ini juga mengubah air yang
berwujud cair dari jaringan makhluk hidup tersebut menjadi uap air. Uap air ini juga
akan terbawa ke atas, yakni ke atmosfer. Namun, biasanya penguapan yang terjadi
karena transpirasi ini jumlahnya lebih sedikit atau lebih kecil daripada penguapan
yang terjadi karena evaporasi.

3. Evapotranspirasi, adalah gabungan dari evaporasi dan transpirasi. Sehingga dapat


dikatakan bahwa evapotranspirasi merupakan total penguapan air atau penguapan air
secara keseluruhan, baik yang ada di permukaan bumi (tanah dan air), maupun
penguapan dari jaringan makhluk hidup. Dalam siklus hidrologi, evapotranspirasi ini
sangatlah mempengaruhi jumlah uap air yang terangkut ke angkasa atau ke atmosfer
bumi.

4. Sublimasi, merupakan proses perubahan es di kutub atau di puncak gunung menjadi


uap air, tanpa harus melalui proses cair terlebih dahulu. Jadi selain melalui proses
evaporasi dan transpirasi, naiknya uap air ke atmosfer ini juga terjadi melalui proses
sublimasi. Sublimasi ini juga tidak sebanyak penguapan (evaporasi maupun
transpirasi), meskipun sedikit akan tetapi proses sublimasi tetap berkontribusi
terhadap jumlah uap air yang terangkat ke atmosfer. Dibandingkan dengan evaporasi
maupun transpirasi, proses sublimasi ini berjalan lebih lambat dari pada keduanya.
Proses sublimasi terjadi pada tahap siklus hidrologi panjang.

5. Kondensasi (pengembunan), adalah proses perubahan wujud zat dari zat gas,
menjadi zat cair lalu menjadi padat (partikel es).Ketika uap air dari proses evaporasi,
transpirasi, evapotranspirasi, dan sublimasi sudah mencapai ketinggian

tertentu, uap air tersebut akan berubah menjadi partikel- partikel es yang berukuran sangat
kecil melalui proses konsendasi. Perubahan wujud ini terjadi karena pengaruh suhu
udara yang sangat rendah saat berada di ketinggian tersebut. Partikel- partikel es
yang terbentuk tersebut akan saling mendekati satu sama lain dan bersatu hingga
membentuk sebuah awan. Semakin banyak partikel es yang bersatu, maka akan
semakin tebal dan juga hitam awan yang terbentuk. Inilah hasil dari proses
kondensasi.Uap air yang naik ke atmosferakibat sinar matahari dapat terkondensasi
di angkasa, dikarenakan suhu udara di atas permukaan bumi lebih rendah dari titik
embun uap air.

6. Adveksi, merupakan perpidahan awan secara horisontal dari satu titik ke titik
lainnya akibat dorongan angin, atau karena adanya perbedaan tekanan udara di
atmosfer. Proses adveksi memungkinkan awan akan menyebar dan berpindah dari
atmosfer yang berada di lautan menuju atmosfer yang ada di daratan. Namun perlu
diketahui bahwa tahapan adveksi ini tidak selalu terjadi pada semua proses
hidrologi, tahapan ini tidak terjadi dalam siklus hidrologi pendek.

7. Presipitasi, adalah peristiwa klimatik yang bersifat alamiah yaitu perubahan bentuk
uap air di atmosfer menjadi curah hujan sebagai akibat proses kondensasi. Jadi
presipitasi merupakan proses mencairnya awan hitam (uap air) akibat adanya
pengaruh suhu udara yang tinggi. Apabila presipitasi terjadi di daerah yang
mempunyai suhu atmosfer yang terlalu rendah atau kurang dari 0ᵒ Celcius, maka
prepitisasi akan menghasilkan hujan salju. Awan yang banyak mengandung air
tersebut akan turun ke litosfer dalam bentuk butiran-butiran salju tipis. Hal ini dapat
ditemukan di daerah yang mempunyai iklim sub tropis, dimana suhu yang dimiliki
tidak terlalu panas untuk mencairkan partikel-partikel es yang ada di atmosfer.
Sedangkan di daerahyang mempunyai iklim tropis, memiliki suhu atmosfer yang
mampu mencairkan partikel-partikel es sebelum jatuh ke permukaan bumi dalam
bentuk air hujan.

8. Intersepsi, adalah proses tertahannya air hujan pada permukaan tumbuhan/vegetasi,


sebelum kembali menguap ke atmosfer.

9. Limpasan (Run off), merupakan proses pergerakan air dari permukaan bumi yang
tinggi menuju ke permukaan yang lebih rendah. Pergerakan air tersebut dapat terjadi
melalui saluran- saluran, danau, sungai, muara sungai, sampai ke laut. Proses ini
menyebabkan air yang telah melalui siklus hidrologi akan kembali menuju ke
lapisan hidrosfer (lautan).

10. Infiltrasi, adalah proses meresapnya air dari permukaan tanah ke dalam lapisan tanah
melalui pori-pori tanah. Air yang sudah berada di permukaan bumi akibat proses
presipitasi, tidak semuanya mengalir di permukaan bumi dan mengalami run off.
Sebagian dari air tersebut akan bergerak menuju ke pori- pori tanah atau bukaan-
bukaan yang terdapat di lapisan tanah, dan merembes ke dalam lapisan tanah.

11. Perkolasi, adalah proses bergeraknya air melalui lapisan tanah karena gaya gravitasi.
Air bergerak ke dalam tanah melalui celah-celah dan pori-pori tanah dan batuan
menuju muka air tanah, lalu membentuk cadangan air tanah (ground water
resources).
12. Aliran air tanah, yaitu proses pergerakan air dari tempat yang tinggi ke tempat yang
rendah, dalam hal mana prosesnya terjadi di bawah permukaan bumi pada lapisan
tanah porous yang disebut akuifer (aquifer), dimana terjadi aliran air bawah tanah
yang disebut aliran akuifer (aquifer flow). Air di dalam tanah dapat bergerak vertikal
akibat aksi kapiler dan gravitasi yang saling berlawanan, dandapat pula bergerak
secara horizontal di bawah permukaan tanah hingga air tersebutkeluar dari lapisan
tanah dan memasuki kembali sistem air permukaan.

Demikianlah proses sirkulasi air terjadi secara berulang dan berkelanjutan, sehingga
keseimbangan air di planet bumi akan terjadi. Namun keseimbangan air tersebut akan
mengalami perubahan ataupun pergeseran apabila terjadi kerusakan atau gangguan pada
komponen dan prosesnya.

Jenis-jenis Siklus Hidrologi

Sebagaimana yang telah diuraikan sebelumnya bahwa proses siklus hidrologi


berlangsung terus-menerus,yang membuat air menjadi sumberdaya alam yang terbaharui
(reneweble resources), melalui pergerakan dari satu tempat ke tempat lain, dengan proses
perubahan wujud dari cair – uap – padat – dan kembali cair, dalam lintasan sirkulasi yang
berulang-ulang. Berdasarkan bentuklintasan pergerakan dan perubahan wujud yang dialami
dalam prosesnya, maka siklus hidrologi dapat diklasifikasikan dalam 3 (tiga) macam, yaitu
sebagai berikut:

1. Siklus hidrologi pendek (short cycle), yaitu peristiwa dimana air laut yang
menguap karena pemanasan yang tinggi. Uap air ini menguap ke angkasa, menjadi awan dan
kemudian turun sebagai hujan pada permukaan air laut tersebut. Skema peristiwa siklus
hidrologi pendek dapat dilihat pada gambar berikut.

Gambar 2.23. Siklus Hidrologi Pendek (Short Cycle)

2. Siklus hidrologi sedang (medium cycle), adalah peristiwa air permukaan yang
menguap dan menjadi awan. Karena adanya angin yang bertiup, maka awan yang terjadi di
atas laut terdorong hingga ke atas daratan dan turun sebagai hujan di daratan. Hujan yang
jatuh di daratan mengalir melalui sungai dan masuk kembali ke laut.Peristiwa siklus hidrologi
sedang dapat diperlihatkan dalam skema seperti yang tergambar berikut.
Gambar 2.24. Siklus Hidrologi Sedang (Medium Cycle)

3. Siklus hidrologi panjang (long cycle), yaitu menguapnya air laut menjadi uap
gas karena adanya panas dari matahari, lalu uap air tersebut mengalami sublimasi dan
membentuk awan yang mengandung kristal es, dan pada akhirnya jatuh dalam bentuk salju
yang kemudian akan membentuk gletser yang mencair membentuk aliran sungai dan kembali
kelaut. Jadi siklus hidrologi panjang sebenarnya hampir sama peristiwanya dengan siklus
hidrologi sedang. Perbedaannya adalah siklus hidrologi panjang meliputi daerah yang sangat
luas hingga ke daerah subtropis. Angin mendorong awan hingga jauh ke daratan,sehingga
mengalami sublimasi dan berubah menjadi hujan salju dan mengalir melalui sungai
dankembali menuju laut. Skema peristiwa siklus hidrologi pendek dapat dilihat pada gambar
berikut.

Gambar 2.25. Siklus Hidrologi Panjang (Long Cycle)

Faktor Yang Mempengaruhi Siklus Hidrologi

Gangguan dalam siklus hidrologi dapat menimbulkan banjir ketika musim hujan, dan
mengakibatkan kekeringan pada musim kemarau. Hal ini antara lain disebabkan karena air
hujan yang seharusnya meresap ke dalam tanah, tetapi justru menjadi air larian (run off),
sehingga jalur pelarian air akan penuh, dan air meluap keluar dan menggenangi wilayah
permukiman dan/atau lahan pertanian yang banyak menimbulkan kerugian. Disamping itu
berkurangnya air yang meresap ke dalam tanah, menyebabkan simpanan air di dalam tanah
akan mengalami degradasi, sehingga aliran air ke titik-titik mata air (springs) akan mengecil
bahkan menghilang, sehingga sungai-sungai yang banyak menerima suplai air dari
springstersebut, juga akan akan menurun bahkan sungai dapat mengering.Faktor yang paling
dominan berpengaruh terhadap proses siklus hidrologi adalah matahari. Panas yang
dipancarkan oleh matahari yang dapat menunjang proses evaporasi, transpirasi,
evapotranspirasi, dan sublimasi sehingga air yang ada di permukaan bumi dapat menguap ke
atmosfer.

Aktivitas manusia, karena berpotensi untuk secara langsung atau tidak langsung
mempengaruhi kuantitas air dan aliran alami dari sistem sungai. Dampak tidak langsung
terhadap siklus hidrologi dapat terjadi akibat perubahan penggunaan lahan. Dampak langsung
dapat terjadi akibat adanya pengalihan, penarikan dan pelepasan air, atau adanya bendungan
sebagai bangunan pengatur aliran sungai dan penyimpanan air. Menurut Kuchment (2012),
bahwa berbagai aktivitas manusia seperti pembangunan irigasi, pengolahan lahan,
penggundulan hutan, dan aktivitas lainnya, mempengaruhi siklus hidrologi di bumi.
Kerusakan pada berbagai cekungan air tanah (basin) dan daerah aliran sungai (watershed)
sudah banyak terjadi, namun karakterisitik lingkungannya sangat kurang yang terukur.

Siklus hidrologi global adalah komponen kunci dari sistem iklim bumi,karena sejumlah
besar energi yang diterima bumi dari matahari didistribusikan kembali ke seluruh dunia
melalui siklus hidrologi dalam bentuk aliran panas (Trenberth et al., 2009)). Perubahan siklus
hidrologi berdampak langsung pada kekeringan, banjir, sumber daya air dan keseimbangan
ekosistem. Pengamatan terhadap curah hujan dan debit sungai secara global, tidak
menunjukkan kecenderungan yang meningkat seperti yang diperkirakan di dunia yang
memanas (Morice et al., 2012). Kasus ini menunjukkan bahwa anomalidi atas dapat
dijelaskan bila dampak dari aerosol troposfer dipertimbangkan. Dengan menganalisis
simulasi model terhadap iklim bumi terakhir, maka pertama kali ditemukan bahwa ada siklus
pelepasan hidrologi yang dapat dideteksi terjadi antara tahun 1950an sanpai 1980an, yang
diakibatkan oleh peningkatan aerosol antropogenik (Peili Wu et al., 2013).
BAB IIIPENUTUP

Kesimpulan

A.    Definisi Air Tanah


Air tanah adalah air yang terdapat dalam lapisan tanah atau bebatuan di bawah permukaan
tanah.
B.     Jenis Air Tanah
        Air Tanah Freatik
           Air Tanah Dalam (Artesis)
           Air Tanah Meteorit (Vados)
           Air Tanah Baru (Juvenil)
           Air Konat

C.    Sumber Air Tanah


Air tanah terbentuk berasal dari air hujan dan air permukan , yang meresap (infiltrate) mula-
mula ke zona tak jenuh (zone of aeration) dan kemudian meresap makin dalam (percolate)
hingga mencapai zona jenuh air dan menjadi air tanah.
D.    Faktor Yang Mempengaruhi Kualitas Air Tanah
Sifat fisika dan komposisi kimia air tanah yang menentukan mutu air tanah secara alami
sangat dipengaruhi oleh jenis litologi penyusun akuifer, jenis tanah/batuan yang dilalui air
tanah, serta jenis air asal air tanah. Mutu tersebut akan berubah manakala terjadi intervensi
manusia terhadap air tanah, seperti pengambilan air tanah yang berlebihan, pembuangan
libah, dll.

Faktor alami
Faktor alami yang laian adalah keadaan lingkungan terbentuknya akuifer, misalnya pada
dearah lingkungan pantai cenderung akan menghasilkan kandungan ion klorida yang lebih
besar dibandingkan di daerah yang jauh dari pantai.
Faktor lain adalah masuknya unsur-unsur kimia sejak awal ketika berupa air hujan. Air hujan
banyak meangkap terutama unsur oksigen, karbon, hydrogen, nitrogen klorida, menjadi air
tanah bereaksi dengan batuan permukaan membentuk terutama unsure kalsium, natrium,
magnesium, bikarbonat, sulfat dan klorit.
Faktor non alami
karena ada kaitannya demgan kegiatan manusia, misalnya pada daerah-daerah pertanian yang
sering  menggunakan pupuk atau pestisida dengan kadar tinggi kemungkinan dapat
mencemari air tanahnya. Disamping kegiatan untuk pertanian, kegiatan industry dan rumah
tangga dapat memperburuk kualitas air tanah. Limbah industri umumnya menghasilkan
logam-logam berat yang sangat berbahaya bagi manusia walaupun dalam jumlah yang
sedikit.
F.     Faktor Yang Mempengaruhi Kuantitas Air Tanah

         Struktur tanah
         Komposisi tanah
         Tekstur Tanah
         Bahan organic.
         Lapisan cadas (Hardpans)
         Kandungan
DAFTAR PUSTAKA

 http://lingkunganhijau08007.blogspot.com/2010/01/asal-usul-dan-sifat-
sifat-air- tanah.html

 http://afghanaus.com/air-tanah/

 http://st290934.sitekno.com/article/43058/pengertian-dasar-tentang-
airtanah.html

 http://acehpedia.org/Asal_Usul_Air_Tanah

 http://fakultasteknik.narotama.ac.id/index.php/berita/325/detail

 http://jejakkakismadani.blogspot.com/2010/04/kearifan-pengelolaan-sumur-
artesis.html

 http://baitullah.unsri.ac.id/2010/10/perancangan-sumur-resapan-untuk-
konservasi-air-tanah/

 http://air-bersih-keluarga.blogspot.com/p/penampang-air-tanah.html

 http://hasyimmah.wordpress.com/2010/08/10/kembalikan-air-tanah-ke-tanah/

 http://tasdabppt.wordpress.com/2011/01/31/inventarisasi-dan-valuasi-
ekonomi- sumberdaya-airtanah/

 http://poenyalom-s.blogspot.com/2011/12/makalh-geografi-perairan-darat-
air.html
LAMPIRAN

SOAL DAN JAWABAN


NAMA: FAIZAL MANDALAY PUTRA
NIM: M1A120093
KELAS C

1. Sebutkan jenis-jenis pencemaran lingkungan!

Jawaban dan pembahasan:

1. Pencemaran Air

2. Pencemaran Udara

3. Pencemaran Tanah

2. Apa yang dimaksud dengan pencemaran tanah?

Jawaban dan pembahasan:

Pencemaran tanah berarti adanya bahan kimia beracun dengan konsentrasi cukup tinggi
dalam tanah.

Bahan kimia tersebut cukup tinggi hingga berpotensi membunuh makhluk hidup yang tinggal
di dalamnya dan juga menimbulkan dampak gangguan kesehatan pada manusia serta
ekosistem secara luas.

3. Sebutkan apa dampak dari pencemaran air pada lingkungan!

Jawaban dan pembahasan:

1. Kematian pada hewan-hewan

2. Hilangnya kesuburan tanah sebagai media tumbuhan

3. Rusaknya pemandangan alam

4. Air yang sudah tidak dapat dimanfaatkan lagi untuk keperluan sehari-hari.

4. Apa saja yang dapat dikategorikan sebagai limbah yang menyebabkan pencemaran
tanah?

Jawaban dan pembahasan:

Pencemaran tanah bisa berupa pengendapan bahan limbah padat atau cair di permukaan atau
bawah tanah.
Pencemaran tanah di area permukaan bisa berupa tumpukan sampah yang tidak dikendalikan.

Pencemaran tanah ini juga dapat disebabkan oleh limbah rumah tangga dan juga kegiatan
pertanian.

Limbah rumah tangga yang dapat mencemari tanah merupakan senyawa anorganik yang
tidak bisa diurai oleh mikroorganisme.

Sedangkan, limbah pertanian berasal dari zat pemberantas hama dan tumbuhan pengganggu,
serta penggunaan pupuk buatan.

5. Sebutkan apa dampak dari pencemaran udara pada lingkungan!

Jawaban dan pembahasan:

 Kualitas udara yang menurun mengakibatkan berbagai penyakit, terutama penyakit


pernafasan.

 Letusan gunung berapi yang menimbulkan abu vulkanik juga membuat udara
tercemar dan mengakibatkan hujan asam.Hujan asam ini mengandung sulfur yang
mengganggu pertumbuhan tanaman.

 Timbulnya efek rumah kaca yaitu meningkatnya suhu bumi karena konsentrasi


karbon dioksida dan karbon monoksida yang tinggi di atmosfer.

 Penggunaan produk pendingin ruangan yang mengandung CFC seperti freezer dan


AC dapat merusak lapisan ozon.

6. sebutkan 2 contoh sumber pencemaran tanah

(jawab: plastik dan sterofoam).

7. apakah plastik dapat terurai di tanah

(jawab: plastik bisa terurai namun membutuhkabn waktu sangat lama)

8. mengapa kita dibatasi dalam penggunaan sterofoam untuk bungkus makanan

(jawab: karena sterofoam dapat melakukan reaksi kimia pada makanan panas serta limbah
sterofoam tidak dapat diuraikan oleh bakteri tanah sehingga akan membuat tanah menjadi
tercemar dan tidak subur)

9. apa yang terjadi jika tanah telah tercemar

(jawab: tanah menjadi tidak subur dan berpotensi menimbulkan gangguan pada kesehatan
manusia)
apa yang akan terjadi jika para petani melakukan pemupukan dengan pupuk kimia
dengan dosis yang berlebihan

(jawab: tanah akan menjadi terlalu asam dan tidak subur sehingga hasil panen akan
menurun)

10. bagaimana cara mengembalikan tanah yang terlalu asam akibat pemupukan
dengan bahan kimia dengan dosis yang berlebihan

(jawab: dengan memberikan bubuk kapur pada tanah yang dideteksi memiliki tingkat
keasaman tinggi)

apa yang dapat kita lakukan untuk menanggulangi terjadinya pencemaran tanah akibat plastik
(jawab: mengurangi penggunaan plastik, melakukan daur ulang plastik dan memakai kembali
plastik untuk keperluan berbeda)
Nama : Marsana

Stambuk : M1A120108

Kelas : Kehutanan C

Tugas:

Membuat soal 10 nomor beserta jawabannya!

1. Jelaskan pengertian air tanah secara umum!


Jawab: Air tanah adalah semua air yang berada di dalam ruang batuan dasar yang
mengalir secara alami ke permukaan tanah melalui pancaran atau rembesan. Sumber
utama dari air tanah yaitu air hujan yang meresap ke dalam tanah. Peresapan air hujan
ini terjadi selama pengaliran air hujan ke laut atau ke aliran sungai.

2. Jelaskan pngertian Air Tanah menurut UUD!


Jawab: Berdasarkan Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2004 mengenai Sumber Daya
Air yang mendefinisikan air tanah sebagai air yang terdapat di lapisan batuan di
bawah permukaan tanah.

3. Jelaskan pngertian air tanah menurut para ahli !


Jawab: Menurut Bouwer pada 1978, Air tanah merupakan sejumlah air di bawah
permukaan bumi yang kemudian dapat dikumpulkan dengan sumur-sumur,
terowongan, atau sistem drainase dengan pemompaan. Dapat juga disebut aliran yang
secara alami akan mengalir ke permukaan tanah melalui rembesan atau suatu
pancaran.
Menurut Fetter pada 1994, Air tanah merupakan air yang tersimpan pada lajur jenuh
hingga kemudian bergerak ke berbagai lapisan dan batuan tanah di bumi sampai air
tersebut keluar sebagai mata air, atau terkumpul dalam satu danau, kolam, sungai, dan
laut (Fetter, 1994). Batas atas lajur jenuh air disebut dengan muka air tanah
(watertable).
Menurut Soemarto, 1989 Air tanah merupakan air yang menempati rongga-rongga
dalam lapisan geologi. Lapisan tanah yang terletak di bawah permukaan tanah
dinamakan juga sebagai lajur jenuh (saturatedzone), dengan lajur tidak jenuh yang
berada di atas lajur jenuh sampai ke permukaan tanah, dengan rongga-rongganya yang
berisi udara dan air.

4. Jelaskan manfaat dari air tanah!


Jawab: secara umum air memiliki berbagai manfaat penting bagi kehidupan, tak
hanya bagi manusia, tapi juga beragam mahluk hidup di Bumi seperti hewan dan
tumbuhan. Karenanya kelangkaan air tentu saja akan menyebabkan bencana
kelaparan, kekeringan, bahkan kepunahan spesies.
Air tanah sebagai bagian dari siklus hidrologi atau daur air yang terus berjalan
berulang, Air juga berfungsi sebagai sumber pembangkit listrik, contohnya adalah
pada sungai bawah tanah di daerah karst Gombong Selatan yang memanfaatkan aliran
air bawah tanah untuk listrik mandiri, Air juga berfungsi sebagai sumber pembangkit
listrik, contohnya adalah pada sungai bawah tanah di daerah karst Gombong Selatan
yang memanfaatkan aliran air bawah tanah untuk listrik mandiri, Air Tanah berfungsi
Memenuhi berbagai keperluan rumah tangga, seperti mandi, memasak, minum, dan
mencuci, Irigasi pertanian, pada sawah petani yang letaknya jauh dari sumber air
seperti pada sungai umumnya kemudian akan membuat sumur bor untuk mencukupi
berbagai kebutuhan air tanaman pertanian, Memenuhi berbagai kebutuhan industri
yang memerlukan air dalam proses produksi, misalnya pada pabrik tekstil yang
memerlukan air dalam pencelupan, industri kulit untuk membersihkan kulit, dan
sebagainya, Air tanah berwujud sungai bawah tanah dapat menjadi lokasi penelitian
alami mengenai sistem hidrologi, biota, dan lainnya.

5. Sebutkan dan jelaskan jenis2 air tanah (tipe air tanah)!


Jawab: Air Tanah Freatik sebagai air tanah pada permukaan yang dangkal dimana
letaknya tidak jauh dari permukaan tanah dan berada diatas lapisan kedap air
contohnya ada pada air sumur.
Air Tanah Dalam atau disebut juga sebagai Artesis merupakan air tanah yang terletak
di antara lapisan akuifer dan batuan kedap air, contohnya ada pada pada sumur artesis.
Air Artesis juga disebut dengan air tanah dalam, karena dapat ditemukan pada
kedalaman 30 -80 meter dari permukaan tanah. Air tanah ini juga dapat diminum atau
dikonsumsi secara langsung karena sudah mengalami penyaringan secara sempurna
dan terbebas dari kuman ataupun bakteri.

6. Jelaskan faktor faktor penentu air tanah !


Jawab: Kualitas air tanah ditentukan oleh berbagai sifat fisik dan sifat kimia yang
terkandung. Berdasarkan sifat fisik, kualitas air dapat diketahui mulai dari warna, bau,
rasa, kekeruhan, kekentalan dan suhu air. Rasa air tanah juga dipengaruhi oleh unsur-
unsur garam yang terlarut atau tersuspensi dalam air. Kekentalan air disebabkan oleh
partikel yang terkandung dalam air, dimana semakin banyak kandungan yang ada
maka akan semakin kental airnya. Selain itu, keberadaan suhu air yang tinggi akan
membuat air kemudian semakin ecer. Kekeruhan air ini juga turut dipengaruhi oleh
kandungan zat yang tidak larut oleh air.

7. Jelaskan penyebab dari rusaknya sumber air tanah !


Jawab: Kerusakan sumber daya air tidak umumnya tak dapat dipisahkan dari
kerusakan di sekitarnya misalnya saja tekanan penduduk, kerusakan lahan, dan
vegetasi. Ketiga hal ini kemudian saling terkait dan mempengaruhi ketersediaan
sumber air. Kondisi ini tentunya juga perlu dicermati agar tidak menimbulkan
kerusakan air tanah di kawasan sekitarnya. Beberapa faktor yang menyebabkan
permasalahan diantaranya Pertumbuhan industri yang demikian pesat di suatu
kawasan yang disertai juga oleh pertumbuhan pemukiman penduduk akan
menimbulkan kecenderungan kenaikan permintaan air tanah. Pemakaian air sendiri
cukup beragam sehingga tentu saja akan berbeda dalam hal kepentingan, maksud serta
cara memperoleh sumber airnya. Diperlukan perubahan sikap sebagian besar
masyarakat yang saat ini cenderung boros dalam penggunaan air serta melalaikan
pentingnya unsur konservasi.

8. Bagaimana cara kita mengukur kedalaman suatu sumber air tanah ?


Jawab: Secara teori, air tanah dengan mudah ditemukan di wilayah luahan atau
dischargezone. Wilayah luahan ialah daerah tempat tertampungnya air, dan air
tersebut relatif terus berdiam di tempat tersebut.Pada daerah itu, biasanya terdapat
mata air, namun pada daerah resap an air tidak ditemukan air tanah.Menurut Rachmat
Fajar Lubis, peneliti dari Pusat Penelitian Geoteknologi Lembaga Ilmu Pengetahuan
Indonesia (LIPI), secara umum peresapan air tanah dimulai ketika air hujan jatuh ke
tanah yang memiliki kemampuan menyerap.

9. Apa perbedaan antara air tanah dengan air permukaan ?


Jawab: Air tanah adalah air yang terdapat dalam lapisan tanah atau batuan di bawah
permukaan tanah, contohnya air sumur. Air permukaan adalah semua air yang
terdapat pada permukaan tanah, contohnya air sungai, air waduk, air danau, dan air
kolam. Sumber utama fluor adalah air.
9. Mengapa air permukaan biasanya lebih kotor dibandingkan dengan air tanah
Jelaskan ?
Jawab: air permukaan biasanya lebih kotor dibandingkan dengan air tanah karena air
permukaan tidak terserap oleh tanah dan mengalir di atas permukaan tanah sehingga
mengandung lumpur dan membawa berbagai macam material dari proses erosi.

10. Bagaimana terbentuknya proses air tanah?


Jawab: Air tanah terbentuk berasal dari air hujan dan air permukan , yang meresap
(infiltrate) mula-mula ke zona tak jenuh (zoneofaeration) dan kemudian meresap
makin dalam (percolate) hingga mencapai zona jenuh air dan menjadi air tanah.
NAMA : WAODE NUR ISLAMIYAH

NIM : M1A120125

KELAS : C

1.Sebutkan faktor yang mempengaruhi potensi air tanah!

Jawab:

 Curah Hujan.

 Material Bebatuan

 Geomorfologi / Lereng

 Vegetasi.

2. Apa yang di maksud dengan air tanah

Jawab:

Air Tanah atau disebut juga sebagai Artesis merupakan air tanah yang terletak di antara
lapisan akuifer dan batuan kedap air, contohnya ada pada pada sumur artesis. Air Artesis juga
disebut dengan air tanah dalam, karena dapat ditemukan pada kedalaman 30 -80 meter dari
permukaan tanah.

3. Sebutkan ciri ciri air tanah!

Jawab:

 Jernih

 Tak Berwarna

 Rasanya Tawar

 Derajat Keasaman (pH) Netral

 Bebas Zat Kimia Berbahaya

 Tingkat Kesedahan Rendah

 Tak Mengandung Bakteri Berbahaya

4. Bagaimana proses air tanah?


Jawab:

Air hujan turun membasahi tanah. Tanah dengan banyak tumbuhan di atasnya memiliki pori-
pori, rongga, atau celah bagi air hujan. Air hujan meresap hingga kedalaman beberapa puluh
meter. Air yang terserap ke tanah akan terus bergerak hingga mencapai lapisan tertentu.

5. Jelaskan Kandungan Unsur Air Tanah!

Jawab:

Menurut Kodatie pada tahun 2002 mengungkapkan air dengan kandungan unsur kimia sesuai
dengan sistem aliran air tanahnya. Sistem aliran air tanah ini kemudian dibagi lagi menjadi
tiga, yakni sistem lokal, sistem antara dan sistem regional. Unsur kimia yang mendominasi
sistem lokal diantaranya HCO3, Ca, dan Mg. Kemudian pada sistem antara sebagian besar
terdiri dari HCO3, Ca, dan Mg. Sedangkan air tanah sistem regional mengandung Na, Cl,
serta hilangnya unsur Co2 dan O2. Air hujan kemudian meresap ke bawah permukaan tanah
dalam bentuk peresapan dan penelusan, ia membawa berbagai unsur-unsur kimia.

6. Mengapa air tanah banyak dimanfaatkan dalam kehidupan sehari-hari manusia?

Jawab:

Karena air tanah di gunakan untuk memenuhi kebutuhan sehari hari, dan merupakan bagian

Yang penting dalam siklus hidrologi.

7. Sumber air tanah dapat dibagi menjadi 2 jenis sumber, Tuliskan!

Jawab:

1. Air hujan yang meresap ke dalam tanah melalui pori-pori atau retakan dalam
formasi batuan

2. Air permukaan yang dapat berasal dari sungai, danau, dan reservoir yang
meresap melalui tanah dan batuan ke dalam tanah

8. Apa perbedaan air tanah dan air permukaan?

Jawab:

Air tanah adalah air yang terdapat dalam lapisan tanah atau batuan di bawah permukaan
tanah, contohnya air sumur.

Air permukaan adalah semua air yang terdapat pada permukaan tanah, contohnya air sungai,
air waduk, air danau, dan air kolam. Sumber utama fluor adalah air.

9. Dimana letak air tanah?

Jawab:
Air tanah berada di bawah permukaan tanah dalam lapisan akuifer

10. Berapa kedalaman air tanah?

Jawab:

Sedangkan kedalaman air tanah dari permukaan tanah berkisar 1,7 – 12 meter dengan
kedalaman rata-rata air tanah dari permukaan tanah adalah 5,518 meter.

Anda mungkin juga menyukai