Anda di halaman 1dari 14

MATERI MIKROBIOLOGI DARI IBU SITI SAB’ATUL HABIBAH

A. SEJARAH MIKROBIOLOGI
a. Penemuan Mikroba
Definisi mikrobiologi adalah sebagai ilmu yang mempelajari tentang
organisme mikroskopis. Mikrobiologi berasal dari bahasa Yunani, mikros =
kecil, bios = hidup dan logos = ilmu.
Ilmuwan menyimpulkan bahwa mikroorganisme sudah dikenal lebih kurang
4 juta tahun yang lalu dari senyawa organik kompleks yang terdapat di laut,
atau mungkin dari gumpalan awan yang sangat besar yang mengelilingi bumi.
Sebagai makhluk hidup pertama di bumi, mikroorganisme diduga merupakan
nenek moyang dari semua makhluk hidup.
Awal perkembangan ilmu mikrobiologi pada pertengahan abad 19 oleh
beberapa ilmuwan dan telah membuktikan bahwa mikroorganisme berasal
dari mikroorganisme.
Selanjutnya ilmuwan membuktikan bahwa mikroorganisme bukan berasal
dari proses fermentasi tetapi merupakan penyebab proses fermentasi,
misalnya buah anggur menjadi minuman yang mengandung alkohol.
Ilmuwan juga menemukan bahwa mikroba tertentu menyebabkan penyakit
tertentu.
Awal abad 20 ahli mikrobiologi telah meneliti bahwa mikroorganisme
mampu menyebabkan berbagai macam perubahan kimia baik melalui
penguraian maupun sintesis senyawa organik yang baru
Bukti yang lebih baru menunjukkan bahwa informasi genetik pada semua
organisme dari mikroba hingga manusia adalah DNA
Mikroorganisme juga mempunyai potensi yang cukup besar untuk
membersihkan lingkungan, misalnya: dari tumpukan minyak di lautan
dipergunakan sebagai herbisida dan insektisida di bidang pertanian. Hal ini
karena mikroorganisme mempunyai kemampuan untuk
mendekomposisi/menguraikan senyawa kimia komplek.
b. Leeuwenhoek dan Mikroskopnya
Antony van Leeuwenhoek (1632–1723) sebenarnya bukan ilmuwan yang
profesional, juga bukan orang pertama dalam penggunaan mikroskop, tetapi
rasa ingin tahunya yang besar terhadap alam semesta menjadikannya
termasuk salah seorang penemu mikrobiologi.
Leeuwenhoek menggunakan mikroskopnya yang sangat sederhana untuk
mengamati air sungai, air hujan, saliva, feses dan lain sebagainya. Ia tertarik
dengan banyaknya benda-benda bergerak tidak terlihat dengan mata biasa. Ia
menyebut benda-benda bergerak tadi dengan animalcule yang menurutnya
merupakan hewan-hewan yang sangat kecil.
Penemuan ini membuatnya lebih antusias dalam mengamati benda-benda tadi
dengan lebih meningkatkan fungsi mikroskopnya.
Akhirnya Leeuwenhoek membuat 250 mikroskop yang mampu memperbesar
200–300 kali. Leeuwenhoek mencatat dengan teliti hasil pengamatan
tersebut, diantaranya adalah bentuk batang, kokus maupun spiral yang
sekarang dikenal dengan bakteri.
Penemuan-penemuan tersebut membuat dunia sadar akan adanya bentuk
kehidupan yang sangat kecil dan akhirnya melahirkan ilmu mikrobiologi.
c. Kriteria postulat Koch :
1. Mikroorganisme tertentu selalu ditemukan berasosiasi dengan
penyakit yang ditimbulkan.
2. Mikroorganisme dapat diisolasi dan ditumbuhkan sebagai biakan
murni di laboratorium
3. Biakan murni tersebut bila diinjeksikan pada hewan yang sesuai
dapat menimbulkan penyakit
4. Mikroorganisme tersebut dapat diisolasi kembali dari hewan yang
telah terinfeksi tersebut

d. Mikroskop
Mikroskop cahaya, mikroskop yang biasa digunakan untuk melihat
bakteri umumnya memiliki lensa objektif dengan pembesaran 10 kali , 40
kali, 100 kali
Mikroskop Elektron :
1. TEM (Transmission Electron Microscope) dapat digunakan
untuk melihat partikel sebesar 0,001 μm, virus yang
berdiameter 0,01 μm dapat dilihat, struktur sel bisa dilihat
sampai dengan inti selnya
2. SEM ( Scanning Electron Microscope) umumnya memiliki
daya lihat yang lebih rendah dari TEM, yang bisa dilihat hanya
bagian2 sel yang besar mis, dinding sel
B. PRESENTASI BAKTEOROLOGI DASAR
a. Bakteriologi
Bakteriologi merupakan ilmu yang mempelajari kehidupan dan
klasifikasi bakteri. Bakteriologi dapat dikatakan juga sebagai biologi
bakteri. Di dalamnya dipelajari struktur anatomi sel bakteri, klasifikasi,
cara kerja sel bakteri, interaksi antarsel bakteri, dan juga tanggapan
bakteri terhadap perubahan pada lingkungan hidupnya.
Bakteriologi merupakan satu bagian penting dalam mikrobiologi.Bakteri
memiliki nilai ekonomi penting dalam kehidupan manusia . Pengetahuan
dalam cabang ilmu ini bermanfaat dalam pengobatan, higiene, ilmu
pangan dan gizi, pertanian, dan industri (terutama industri fermentasi).
b. Bakteri
Bakteri berasal dari kata “bacterion” = “small road” = batang kecil,
merupakan organisme mikroskopis yang tersusun atas satu sel. Bakteri
sebagai mikroorganisme memiliki kemampuan adaptasi hidup di
berbagai habitat (cosmopolitan). Berkembang biak dengan membelah
diri. Bersifat parasite,simbiont, atau hidup bebas.
Morfologi bakteri :
1. Bentuk dan ukuran sel bakteri berkisar 0,4-2,0 µm. Bentuk umum
sel : kokus(bulat), basil(batang), dan uliran(spiral).
2. Bentuk kokus : sel tunggal monokokkus,
berpasangan(diplokokkus), berantai(strepkokkus), seperti buah
anggur(stafilokokkus).
3. Bentuk sel berupa batang : batang pendek-panjang, sel tunggal
atau berangkai.
4. Bentuk sel spiral : bentuk spiral pendel(koma) atau sedikit uliran
seperti vibrio cholera, bentuk spiroket panjang dengan banyak
uliran, seperti borrelia, treponema, dan leptospira

Rangkaian sel bakteri


1. Coccus berpasangan (diplococcus) : Neisseria sp
2. Coccus bentuk rantai (streptococcus) : streptococcus sp
3. Batang bentuk rantai : lactobacillus sp
4. Coccus seperti buah anggur : staphylococcus sp
c. Struktur bakteri

Bagian-bagian dari struktur bakteri ini meliputi:

1. Dinding sel : Tersusun atas peptidoglikan.


2. Kapsul : selaput licin dari polisakarida atau polipeptida
terletak diluar dinding sel, bakteri yang patogen memiliki
kapsul berfungsi mempertahankan diri dari antitoksin yang
dihasilkan sel inang.
3. Flagella : Berfungsi untuk bergerak (kemotaksis) ,melekat
pada luar membran di dinding sel. Berdasarkan letak dan
jumlah flagel maka bakteri dapat dibedakan. Struktur flagella
terdiri dari protein flagelin.
4. Membran sel. Tersusun atas lemak dan protein,bersifat
semipermeable, berfungsi untuk mengatur keluar masuknya
zat kedalam sel.
5. Mesosom. Berfungsi sebagai regenerasi energi bagi sel
bakteri (respirasi) dan berperan juga dalam pembentukan
dinding sel baru sel bakteri.
6. Sitoplasma merupakan tempat berlangsungnya reaksi
metabolik.
7. DNA(nukleoid) untuk mengontrol sintesis protein dan
pembawaan sifat.
8. Ribosom tersusun atas protein dan RNA, sebagai tempat
sintesis protein .
9. Plasmid: materi genetik ekstra kromosomal , yang dapat
melakukan replikasi sendiri.
10. inclution : berbagai macam substansi kimiawi yg menumpuk
yg berbentuk granul

d. Jenis-jenis bakteri
Kriteria pengelompokkan :
1. Berdasarkan cara memperoleh makanan, bakteri
dikelompokan menjadi 2kelompok yaitu: Bakteri heterotrof,
dan Bakteri Autotrof
2. Berdasarkan sumber oksigen yang diperlukan dalam proses
respirasi, Bakteri itu dikelompokan sebagai berikut:
Bakteri Aerob, dan Bakteri Anaerob
e. Klasifikasi Bakteri
1. Bakteri memiliki dinding sel Gram positif
2. Bakteri memiliki dinding sel Gram negative
f. Perbandingan bakteri gram positif fan gram negatif

g. Asam teiktoat
1. Komponen tambahan yang ditemukan pada dinding sel bakteri
Gram positif
2. Tersusun atas glycerol, fosfat, dan ribitol(gula alkohol)
3. Polymer ini berfungsi :
 Attachment site untuk bacteriophages.
 Lalu lintas perpindahan ion dari dan keluar sel.

h. Bakteri heterotrof : bakteri yg membutuhkan molekul2 organik mis


protein, karbohidrat, lemak dari organisme lain sbg nutrisi agar dia
bertahan hidup. Biasanya ada pd organisme yg sdh mati, mereka
mendapatkan energi dg menguraikan senyawa organik
i. Bakteri Autotrotrof: Bakteri yg mampu menghasilkan makanan sendiri
dg CO2, sbg nutrisi makro, serta bantuan dari sinar matahari
j. Peptidoglican adalah rantai2 peptida yg ada pd dinding sel
C. PRESENTASI BAKTEOROLOGI KLINIK
a. Macam-macam teknik pewarnaan bakteri
Mikroorganisme yang ada di alam ini mempunyai morfologi, struktur dan
sifat-sifat yang khas, begitu pula dengan bakteri. Bakteri yang hidup
hampir tidak berwarna dan kontras dengan air, dimana sel-sel bakteri
tersebut disuspensikan.
Salah satu cara untuk mengamati bentuk sel bakteri sehingga mudah
untuk diidentifikasi ialah dengan metode pengecatan atau pewarnaan. Hal
tersebut juga berfungsi untuk mengetahui sifat fisiologisnya yaitu
mengetahui reaksi dinding sel bakteri melalui serangkaian pengecatan
(Jimmo, 2008).
Berbagai macam tipe morfologi bakteri (kokus, basil, spirilum, dan
sebagainya) dapat dibedakan dengan menggunakan pewarna sederhana.
Istilah ”pewarna sederhana” dapat diartikan dalam mewarnai sel-sel
bakteri hanya digunakan satu macam zat warna saja (Gupte, 1990).
Kebanyakan bakteri mudah bereaksi dengan pewarna-pewarna sederhana
karena sitoplasmanya bersifat basofilik (suka dg basa) sedangkan zat-zat
warna yang digunakan untuk pewarnaan sederhana umumnya bersifat
alkalin (komponen kromoforiknya bermuatan positif).
b. Faktor-faktor yang mempengaruhi pewarnaan bakteri
Yaitu fiksasi, peluntur warna , substrat, intensifikasi pewarnaan dan
penggunaan zat warna penutup. Suatu preparat yang sudah meresap suatu
zat warna, kemudian dicuci dengan asam encer maka semua zat warna
terhapus, sebaliknya terdapat juga preparat yang tahan terhadap asam
encer. Bakteri-bakteri seperti ini dinamakan bakteri tahan asam, dan hal
ini merupakan ciri yang khas bagi suatu spesies (Dwidjoseputro, 1994).
c. Teknik pewarnaan warna pada bakteri dapat dibedakan menjadi
empat macam
Yaitu pengecatan sederhana, pengecatan negatif, pengecatan diferensial
dan pengecatan struktural. Pemberian warna pada bakteri atau jasad-
jasad renik lain dengan menggunakan larutan tunggal suatu pewarna pada
lapisan tipis, atau olesan, yang sudah difiksasi, dinamakan pewarnaan
sederhana. Prosedur pewarnaan yang menampilkan perbedaan di antara
sel-sel microbe atau bagian-bagian sel microbe disebut teknik pewarnaan
diferensial.
Sedangkan pengecatan struktural hanya mewarnai satu bagian dari sel
sehingga dapat membedakan bagian-bagian dari sel. Termasuk dalam
pengecatan ini adalah pengecatan endospora, flagella dan pengecatan
kapsul.(waluyo,2010).
Mikroba sulit dilihat dengan cahaya karena tidak mengadsorbsi atau
membiaskan cahaya. Alasan inilah yang menyebabkan zat warna
digunakan untuk mewarnai mikroorganisme.
Penggunaan zat warna memungkinkan pengamatan strukur seperti spora,
flagela, dan bahan inklusi yang mengandung zat pati dan granula fosfat
(Entjang, 2003).
d. Pewarnaan
Tujuan pewarnaan terhadap mikroorganisme ialah untuk :
1. Mempermudah melihat bentuk jasad, baik bakteri, ragi, maupun
fungi.
2. Memperjelas ukuran dan bentuk jasad
3. Melihat struktur luar dan kalau memungkinkan struktur dalam
jasad.
4. Melihat reaksi jasad terhadap pewarna yang diberikan sehingga
sifat-sifat fisik dan kimia dapat diketahui.
e. Langkah-langkah utama teknik pewarnaan
1. Pembuatan olesan bakteri, olesan bakteri tidak boleh terlalu tebal
atau tipis
2. Fiksasi, dapat dilakukan secara pemanasan
3. Aplikasi zat warna : tunggal, atau lebih dari 1 zat warna
4. Untuk melihat struktur digunakan pewarnaan flagela, pewarnaan
kapsul, pewarnaan spora, dan pewarnaan nukleus. (Pelezar,2008).
f. Secara garis besar teknik pewarnaan bakteri dapat dikategorikan
sebagai berikut :
1. Pewarnaan sederhana
Menggunakan satu macam zat warna (biru metilen (30-60 detik),
air fukhsin (5 detik), kristal violet 10 detik) tujuan hanya untuk
melihat bentuk sel. Pewarnaan sederhana, merupakan pewarna
yang paling umum digunakan. Berbagai macam tipe morfologi
bakteri (kokus, basil, spirilum, dan sebagainya).
Prosedur Pewarnaan Sederhana
1. Lakukan fiksasi dari koloni atau langsung diambil dari plak
gigi dengan oase
2. Beri zat warna cristal violet/ air fuksin selama 30-60 detik
3. Cuci dgn air
4. Keringkan diudara
5. Sediaan siap utk dilihat dgn mikroskop
2. Pewarnaan differensial dibagi pewarnaan gram dan
pewarnaan tahan asam
 Pewarnaan Gram
Pewarnaan Gram atau metode Gram adalah suatu metode untuk
membedakan spesies bakteri menjadi dua kelompok besar, yakni
gram-positif dan gram-negatif, berdasarkan sifat kimia dan fisik
dinding sel mereka. Metode ini diberi nama berdasarkan
penemunya, ilmuwan Denmark Hans Christian Gram (1853–1938)
Dalam pewarnaan gram diperlukan empat reagen yaitu :
1. Zat warna utama (violet kristal)
2. Mordan (larutan Iodin) yaitu senyawa yang digunakan untuk
mengintensifkan warna utama.
3. Pencuci / peluntur zat warna (alcohol / aseton) yaitu solven
organic yang digunakan untuk melunturkan zat warna utama.
4. Zat warna kedua / cat penutup (safranin) digunakan untuk
mewarnai kembali sel-sel yang telah kehilangan cat utama
setelah perlakuan dengan alcohol.
Pengecatan gram dilakukan dalam 4 tahap yaitu :
1. Pemberian cat warna utama (cairan kristal violet) berwarna
ungu.
2. Pengintesifan cat utama dengan penambahan larutan mordan.
3. Pencucian (dekolarisasi) dengan larutan alkohol asam.
4. Pemberian cat lawan yaitu cat warna safranin
Tehnik pengecatan gram :
1. Sediaan diambil menggunakan objek glass
2. Fiksasi. Sediaan apusan pada objek glass difiksasi dengan api
bunsen (3-4x), dinginkan.
3. Stain pertama: objek glass posisi horizontal dituangi karbol
gentian violet 0,5% atau kristal violet 2%. Biarkan tergenang
1 – 5 menit.
4. Cuci dgn air 5-10 detik
5. Beri lugol /iodin 1% biarkan 0,5 sampai 1 menit.
6. Buang larutan, cuci dengan air mengalir, posisi ditegakkan 5-
10 detik.
7. Sediaan diberi alkohol 96% (aseton) sampai air yang mengalir
tidak berwarna lagi 1 menit
8. Cuci lagi dengan air mengalir 5-10 detil
9. Sediaan diberi air fuchsin 0,35% , larutan safranine 1%.
Biarkan 1 sampai 2 menit.
10. Buang dan cuci dengan air mengalir.
11. Keringkan dalam posisi tegak.
12. Periksa dengan mikroskop.
3. Pewarnaan khusus untuk melihat struktur tertentu :
pewarnaan flagel, pewarnaan spora, pewarnaan kapsul.
 Pewarnaan Spora
Spora bakteri (endospora) tidak dapat diwarnai dengan pewarnaan
biasa, diperlukan teknik pewarnaan khusus. Pewarnaan Klein
adalah pewarnaan spora yang paling banyak digunakan.
Prinsip kerja:
Spora kuman mempunyai dinding yang tebal sehingga diperlukan
pemanasan agar pori-pori membesar zat warna fuchsin dapat
masuk, dengan pencucian pori-pori kembali mengecil
menyebabkan zat warna fuchsin tidak dapat dilepas walaupun
dilunturkan dengan asam alkohol, sedangkan pada badan bakteri
warna fuchsin dilepaskan dan mengambil warna biru dari
methylen blue.
Cara Kerja :
1. Dibuat suspensi kuman, ditambah dengan carbol fuchsin sama
banyak.
2. Dipanaskan selama 6 menit pada api kecil atau pada penangas
air 80◦c selama 10 menit.
3. Dibuat sediaan dan dikeringkan.
4. Dimasukkan kedalam H2SO4 1% selama 2 detik
5. Dimasukkan kedalam alkohol sehingga tidak ada lagi warna
merah mengalir.
6. Sediaan dicuci dengan air.
7. Diwarnai dengan methylen blue selama 1 menit kemudian
dicuci dan dikeringkan.
8. Diperiksa dibawah mikroskop.
 Pewarnaan flagel
Pewarnaan flagel dengan memberi suspense koloid garam asam
tanat yang tidak stabil, sehingga terbentuk presipitat tebal pada
dinding sel dan flagel.

 Pewarnaan kapsul
Pewarnaan ini menggunakan larutan Kristal violet panas,
kemudian larutan tembaga sulfat sebagai pembilasan
menghasilkan warna biru pucat pada kapsul, karena jika
pembilasan dengan air dapat melarutkan kapsul. Garam tembaga
juga memberi warna pada latar belakang. Yang berwana biru
gelap.

4. Pewarnaan khusus untuk melihat komponen lain dan bakteri


 pewarnaan Neisser (granula volutin),
 pewarnaan yodium (granula glikogen).
5. Pewarnaan negatif
 Tujuan
Mempelajari penggunaan prosedur pewarnaan negatif untuk
mengamati morfologi organisme yang sukar diwarnai oleh
pewarna sederhana. Bakteri tidak diwarnai, tapi mewarnai latar
belakang. Ditujukan untuk bakteri yang sulit diwarnai, seperti
spirochaeta
 Cara pewarnaan negatif
Pewarnaan negatif, metode ini bukan untuk mewarnai bakteri
tetapi mewarnai latar belakangnya menjadi hitam gelap. Pada
pewarnaan ini mikroorganisme kelihatan transparan (tembus
pandang). Teknik ini berguna untuk menentukan morfologi dan
ukuran sel. Pada pewarnaan ini olesan tidak mengalami
pemanasan atau perlakuan yang keras dengan bahan-bahan kimia,
maka terjadinya penyusutan dan salah satu bentuk agar kurang
sehingga penentuan sel dapat diperoleh dengan lebih tepat.
Metode ini menggunakan cat nigrosin atau tinta cina.
Pewarnaan negatif memerlukan pewarna asam seperti eosin atau
negrosin.pewarna asam memiliki negatif charge kromogen,tidak
akan menembus atau berpenetrasi ke dalam sel karena negative
charge pada permukaan bakteri. oleh karena itu, sel tidak
berwarna mudah dilihat dengan latar belakang berwarna.
D. BAKTERI MENGUNTUNGKAN DAN BAKTERI YANG
MERUGIKAN
a. Bakteri menguntungkan
1. Bakteri pengurai
Sebagai contoh, bakteri saprofit menguraikan tumbuhan atau
hewan yang telah mati dan sisa-sisa atau kotoran organisme.
Bakteri tersebut menguraikan protein, karbohidrat dan senyawa
organik lain menjadi CO2, gas amoniak, dan senyawa-senyawa
lain yang lebih sederhana. Contoh bakteri saprofit antara lain
Proteus dan Clostridium.
Oleh karena itu keberadaan bakteri ini sangat berperan dalam
mineralisasi di alam dan dengan cara ini bakteri membersihkan
dunia dari sampah-sampah organik.
2. Bakteri nitrifikasi
Dalam bidang pertanian, nitrifikasi sangat menguntungkan karena
menghasilkan senyawa yang diperlukan oleh tanaman yaitu nitrat.
Penyubur tanah contohnya Nitrococcus dan Nitrosomonas yang
berperan dalam proses nitrifikasi menghasilkan ion nitrat yang
dibutuhkan tanaman.
Tetapi sebaliknya di dalam air yang disediakan untuk sumber air
minum, nitrat yang berlebihan tidak baik karena akan
menyebabkan pertumbuhan ganggang di permukaan air menjadi
berlimpah.
3. Bakteri nitrogen
Bakteri nitrogen adalah bakteri yang mampu mengikat nitrogen
bebas dari udara dan mengubahnya menjadi suatu senyawa yang
dapat diserap oleh tumbuhan. Karena kemampuannya mengikat
nitrogen di udara, bakteri-bakteri tersebut berpengaruh terhadap
nilai ekonomi tanah pertanian. Kelompok bakteri ini ada yang
hidup bebas maupun simbiosis.
Bakteri nitrogen yang hidup bebas yaitu Azotobacter
chroococcum, Clostridium pasteurianum, dan Rhodospirillum
rubrum. Bakteri nitrogen yang hidup bersimbiosis dengan
tanaman polong-polongan yaitu Rhizobium leguminosarum, yang
hidup dalam akar membentuk nodul atau bintil-bintil akar.
Tumbuhan yang bersimbiosis dengan Rhizobium banyak
digunakan sebagai pupuk hijau seperti Crotalaria, Tephrosia, dan
Indigofera. Akar tanaman polong-polongan tersebut menyediakan
karbohidrat dan senyawa lain bagi bakteri melalui kemampuannya
mengikat nitrogen bagi akar
4. Bakteri usus
Bakteri Eschereria coli hidup di kolon (usus besar) manusia,
berfungsi membantu membusukkan sisa pencernaan juga
menghasilkan vitamin B12, dan vitamin K yang penting dalam
proses pembekuan darah.
Dalam organ pencernaan berbagai hewan ternak salahsatunya
kuda, bakteri anaerobik pada usus membantu mencernakan
selusosa rumput menjadi zat yang lebih sederhana sehingga dapat
diserap oleh dinding usus
5. Bakteri fermentasi

No Nama produk Bahan baku Bakteri yang berperan


atau makanan
1 Youghurt Susu Lactobacillus bulgaricus dan
Streptococcus thermophiles
2 Mentega Susu Streptoccus lactis
3 Terasi Ikan Lactobacillus sp
4 Asinan buah- Buah-buahan Lactobacillus sp
buahan
5 Sosis Daging Pediococcus cerevisiae
6 Kefir Susu Lactobacillus bulgaricus dan
Streptococcus lactis
6. Bakteri penghasil antibiotik
Antibiotik merupakan zat yang dihasilkan oleh mikroorganisme
dan mempunyai daya hambat terhadap kegiatan mikroorganisme
lain. Beberapa bakteri yang menghasilkan antibiotik adalah:
1. Bacillus brevis, menghasilkan terotrisin
2. Bacillus subtilis, menghasilkan basitrasin
3. Bacillus polymyxa, menghasilkan polimixin
b. Bakteri merugikan
1. Bakteri perusak makanan
Beberapa spesies pengurai tumbuh di dalam makanan. Mereka
mengubah makanan dan mengeluarkan hasil metabolisme yang
berupa toksin (racun). Racun tersebut berbahaya bagi kesehatan
manusia. Contohnya:
1. Clostridium botulinum, menghasilkan racun botulinin,
seringkali terdapat pada makanan kalengan
2. Pseudomonas cocovenenans, menghasilkan asam
bongkrek, terdapat pada tempe bongkrek
3. Leuconostoc mesenteroides, penyebab pelendiran
makanan
2. Bakteri denitrifikasi
Jika oksigen dalam tanah kurang maka akan berlangsung
denitrifikasi, yaitu nitrat direduksi sehingga terbentuk nitrit dan
akhirnya menjadi amoniak yang tidak dapat dimanfaatkan oleh
tumbuhan. Contoh bakteri yang menyebabkan denitrifikasi adalah
Micrococcus denitrificans dan Pseudomonas denitrificans
3. Bakteri pathogen

N Nama bakteri Penyakit yang ditimbulkan


o
1 Salmonella typhosa Tifus
2 Shigella dysenteriae Disentri basiler
3 Vibrio comma Kolera
4 Haemophilus influenza Influenza
5 Diplococcus pneumoniae Pneumonia (radang paru-
paru)
6 Mycobacterium tuberculosis TBC paru-paru
7 Clostridium tetani Tetanus
8 Neiseria meningitis Meningitis(radang selpaut
otak)
9 Neiseria gonorrhoeae Gonorrhaeae (kencing
nanah)
10 Treponema pallidum Sifilis atau leus atau raja
singa
11 Mycobacterium leprae Lepra(kusta)
12 Treponema partenue Puru atau patek

4. Bakteri penyebab penyakit pada hewan

N Nama bakteri Penyakit yang ditimbulkan


o
1 Brucella abortus Brucellosis pada sapi
2 Strepcoccus agalactia Mastitis pada sapi (radang
payudara)
3 Bacillus anthracis Antraks
4 Actinomyces bovis Bengkak rahang pada sapi
5 Cytophaga columnaris Penyakit pada ikan
5. Bakteri penyebab penyakit pada tumbuhan

No Nama bakteri Penyakit yang ditimbulkan


1 Xanthomonas oryzae Menyerang pucuk batang padi
2 Xanthomonas campestris Menyerang tanaman kubis
3 Pseudomonas solanacaerum Penyakit layu pada family
terong-terongan
4 Erwinia amylovora Penyakit bonyok pada buah-
buahan

Anda mungkin juga menyukai