Anda di halaman 1dari 2

Coronavirus adalah sekelompok virus dari subfamili coronavirus dan Nidovirales dari

keluarga Coronavirus. Kelompok virus ini dapat menyebabkan penyakit pada burung dan
mamalia (termasuk manusia). Pada manusia, virus corona dapat menyebabkan infeksi
pernapasan ringan, seperti flu biasa, tetapi bentuk penyakit tertentu seperti SARS, MERS,
dan COVID-19 lebih mematikan. Dilihat dari gejalanya, orang awam akan mengira itu hanya
flu biasa, namun dari analisis medis, virus ini sangat berbahaya dan mematikan. Saat ini di
tahun 2020 perkembangan penyebaran virus ini sangat penting karena sudah menyebar ke
seluruh dunia dan semua negara sudah merasakan dampaknya.

Termasuk Indonesia. Seluruh wilayah Indonesia memprediksi dan mengurangi jumlah pasien
virus corona. Diantaranya dengan memberikan kebijakan yang membatasi kegiatan di luar
rumah, kegiatan sekolah diliburkan, bekerja dari rumah (work from home), bahkan kegiatan
ibadah diberhentikan. Ini sudah menjadi kebijakan pemerintah berdasarkan analisis dan
pertimbangan Tentu saja yang terbesar. Untuk kegiatan yang diberhentikan sudah menjadi
kebijakan yang harus dilaksanakan dalam keadaan khusus. Kebijakan ini diharapkan dapat
mengatasi permasalahan yang muncul di masyarakat. Kebijakan ini dirumuskan oleh banyak
pihak, terutama pemerintah, untuk memenuhi kebutuhan dan kepentingan masyarakat. Yang
dimaksud dengan implementasi kebijakan publik adalah hubungan yang memungkinkan
terwujudnya tujuan atau sasaran sebagai hasil akhir dari kegiatan pemerintah, atau akan
ditemukan kesalahan kebijakan publik setelah implementasi kebijakan.

Berbagai negara melakukan kebijakan locked (dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia
diterjemahkan sebagai karantina wilayah) untuk membatasi penyebaran virus ini secara total.
Namun, mengubah perilaku sosial masyarakat bukanlah pekerjaan mudah. Berbagai negara
dengan segala keterbatasan mengalami kendala yang tidak sederhana, bahkan di negara-
negara maju di Eropa dan Amerika Serikat sangat kewalahan. Kebijakan umum yang
mengharuskan masyarakat untuk melakukan Social and physical distance (menjaga jarak
aman antar individu dan menghindari kerumunan) ternyata bukan sesuatu yang muah bagi
umat manusia di bumi yang sudah terbiasa Kebijakan lockdown kemudian dimodifikasi
sedemikian rupa oleh berbagai negara. Ada yang menerapkan secara penuh, sebagian, atau
lokal dan seminimal mungkin. Indonesia sendiri memodifikasinya dengan nama Pembatasan
Sosial Berskala Besar (PSBB) juga diatur dalam Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 11
Tahun 2020 Tentang Penetapan Kedaruratan Kesehatan Masyarakat. PP dan Keppres tersebut
ditandatangani Presiden Joko Widodo pada 31 Maret 2020.Dalam PP dan Keppres itu diatur
mengenai strategi pemerintah dalam menangani penyebaran virus Covid-19 di Indonesia.
Pada prinsipnya pembatasan tersebut hanya berlaku untuk aktivitas tertentu saja di suatu
wilayah yang terduga terinfeksi COVID-19. Tujuannya untuk mencegah kemungkinan
penyebaran Covid-19. Masyarakat masih dapat laksanakan kegiatan sehari-hari dengan
pembatasan-pembatasan tertentu. Secara teknis jenis kegiatan masyarakat yang diatur dalam
Peraturan Menteri Kesehatan (PMK) No.9 Tahun 2020 tentang Pedoman PSBB sebagai
Percepatan Penanganan COVID-19 antara lain meliputi meliburkan sekolah,transportasi
umum.Dan pembatasan lainnya PSBB diterapkan pertama kali di Provinsi Daerah Khusus
Ibukota (DKI) Jakarta pada tanggal April 10, 2020, dimana Jakarta merupakan episentrum
wabah Covid-19 di Indonesia. Jakarta sendiri Bersama beberapa kabupaten dan kota di
Indonesia sudah melakukan kebijakan darurat wabah Covid-19 secara lokal dengan
memberlakukan libur sekolah untuk sekolah negeri dan Himbauan untuk sekolah sekupolah
untuk sekolah sekupolah sekama yang masih merupakan lingkup kewenangan pemerintah
daerah. PSBB diberlakukan tidak seragam di Indonesia, salah satu yang berbeda dengan
karantina wilayah. Modifikasi kebijakan Ini diharapkan dapat tetap menghidupkan
perekonomian tetapi dapat best dalam memutus rantai penyebaran virus corona.

Anda mungkin juga menyukai